Professional Documents
Culture Documents
‘Alaihi Wasallam sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yg kekal abadi
sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran risalah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dimana ketika mu’jizat-mu’jizat sebelumnya
sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama wafatnya para
Rasul pembawanya tetapi Al-Qur’an tetap tegak memancarkan nur Ilahi keseluruh
persada bumi.
Perputaran dan pergantian waktu yg disertai dgn berubah dan beragamnya keadaan dan
watak manusia tak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi pengingkaran dan
penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Qur’an tidak membuatnya kabur
sedikitpun. Itulah Al-Qur’an kitab mulia yg kekal keberadaan nya langgeng hukumnya
iapun kenyal tetap sesuai dgn segala tempat bangsa dan sepanjang masa.
Betapa sempurnanya Al-Qur’an dgn hukum-hukum dan ajaran-ajaran Ilahi yg tetap aktual
dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sudut kehi-dupan tentang aqidah ibadah etika
pergaulan sesama manusia dan alam sekitarnya tentang politik ekonomi dan lain
sebagainya.
Al-Qur’an satu-satunya kitab yg banyak mengandung keajaiban robbani luar biasa baik
itu keindahan susunan kata dan kalimatnya ataupun gaya bahasanya tak ada yg mampu
menandinginya sekalipun bangsa arab yg ahli sastera dan retorika bahkan seandainya
semua manusia dan jin berkumpul dan saling menolong nicaya tidak akan mampu
membuatnya. Banyak kisah-kisah di dalamnya tentang hal-hal masa lalu yg terbukti nyata
pada saat sekarang ini.
Betapa agungnya Al-Qur’an dan betapa besarnya kasih sayang Allah Ta’ala kepada kita
semua maka diturunkanNya Kitab mulia yg menunjukkan manusia ke jalan yg akan
menyelamatkannya sekaligus menganugerahkan keutamaan-keutamaan yg tak terhingga
di dalam menelusuri jalan tersebut. Berikut adl berbagai macam keutamaan yg berkenaan
dgn membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya.
Keutamaan membaca Al-Qur’an Al-Karim
Membaca Al-Qur’an mendatangkan rahmat Allah Ta’ala ” Sesungguhnya orang-
orang yg selalu membaca Kitabullah dan mendirikan shalat serta menafkahkan
sebagian rizqinya yg telah kami anugerahkan kepadanya secara diam-diam dan
terang-terangan mereka mengharapkan suatu perniagaan yg tiada merugi agar
Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada
mereka dari karuniaNya Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha
mensyukuri“. . Sebagian ulama berpendapat bahwa membaca Al-Qur’an itu lbh
utama dari pada membaca tasbih tahlil dan dzikir-dzikir lainnya.
Perumpamaan mukmin yg membaca Al-Qur’an. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam “Perumpamaan seorang mukmin yg membaca Al-Qur’an ialah ibarat
buah utrujjah baunya harum dan enak rasanya sedangkan perumpamaan orang
mukmin yg tidak membaca Al-Qur’an adl ibarat buah kurma tidak berbau tapi
manis rasanya. Adapun perumpamaan orang munafik yg membaca Al-Qur’an
ialah bagaikan wewangian baunya harum tapi pahit rasanya sedangkan
perumpamaan orang munafik yg tidak membca Al-Qur’an adl bagaikan buah
hanzolah tidak berbau lagi pahit rasanya“.
Pahala membaca Al-Qur’an. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an dihitung untuknya satu
kebaikan dan pahala satu kebaikan adl sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan
“Aliif laam miim” itu satu huruf melainkan Aliif satu huruf Laam satu huruf dan
Miim adl satu huruf“.
Al-Qur’an menentukan tinggi atau rendahnya tempat di surga bagi pembacanya.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam “Nanti akan dikatakan kepada
pembaca Al-Qur’an “Bacalah dan naiklah bacalah ia dgn tartil seperti kamu
mentartilkan bacaannya sewaktu di dunia. Sesungguhnya tempatmu itu adl
berdasarkan ayat terakhir yg kamu baca“.
Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada pembacanya besok di akherat Rasul
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Bacalah selalu Al-Qur’an sesungguhnya
ia akan datang pada hari kiamat nanti utk memberi syafa’at kepada para
pembacanya“.
Balasan di akherat bagi orang tua yg anaknya selalu membaca dan mengamalkan
Al-Qur’an Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Barangsiapa selalu
membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya niscaya Allah akan memakaikan
mahkota kepada kedua orang tuanya besok di hari kiamat yg mana cahaya
mahkota tersebut lbh indah dari cahaya matahari yg menyinari rumah-rumah
dunia. Maka apakah gerangan balasan pahala yg akan dianugerahkan kepada
orang yg membaca dan mengamalkan Al-Qur’an itu sendiri? ” .
Membaca Al-Qur’an secara kontinyu adl termasuk dambaan tiap muslim Oleh krn
itu mereka yg tidak sempat atau tidak mampu utk melakukannya akan merasa iri
dgn yg lainnya dan inilah iri hati yg dibenarkan agama. Dalam sebuah hadits
shahih Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Tidak diperbolehkan iri
hati kecuali terhadap dua hal yakni Kepada seseorang yg dianugerahi Allah Al-
Qur’an yg selalu ia lakukan siang dan malam dan kepada seseorang yg diberi
Allah harta kekayaan yg selalu menafkahkannya siang dan malam“.
Membaca Al-Qur’an akan men-datangkan ketenteraman ketenangan kedamaian
dan rahmat Allah akan selalu menyertainya Rasul Shalllalllahu ‘Alaihi Wasallam
telah bersabda “Jika ada sekelompok orang yg berkumpul di salah satu rumah
Allah utk membaca dan mempelajari kitabullah maka akan turun kepada mereka
ketentraman kedamaian dan dan mereka akan diliputi oleh rahmat serta
dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah selalu menyebut mereka di kalangan
penduduk langit“.
Perlunya mempelajari dan mendalami Al-Qur’an.
Al-Qur’an adl kitabullah yg suci wahyu Ilaahi yg telah diturunkan Allah kepada Nabi
pilihan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai rahmat dan petunjuk bagi
manusia yg mengandung cahaya robani guna menerangi jalan hidup mereka. Allah
berfirman “Sesungguhnya Al-Qur’an ini selalu memberi petunjuk kepada jalan yg lurus“.
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan
telah Kami turunkan cahaya yg terang benderang “. “Hai manusia sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-mu dan penyembuh bagi berbagai macam
penyakit dalam dada dan menjadi petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yg beriman“.
Untuk memperoleh hikmah dari turunnya Al-Qur’an kita perlu memahami nya sehingga
mengerti maksud dari tiap ayat yg dikandungnya dgn jalan mempelajarinya utk itu Allah
Ta’ala berfirman “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an utk pelajaran
maka adakah orang yg mengambil pelajaran?”
Ini adl suatu jaminan mutlak dari Allah Ta’ala yg tidak pernah diberikan kepada kitab-
kitab sebelumnya suatu jaminan yg maha tinggi dan sangat berharga tersirat di dalamnya
suatu bimbingan bagi mereka yg mengingin kan konsep hidup yg mapan demi meraih
kesejahteraan di dunia dan akherat. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selaku penerima
wahyu Ilahi ini yg telah mengetahui dgn pasti tentang kebenaran Al-Qur’an
memerintahkan ummatnya utk selalu mempelajarinya sebagaimana sabdaNya
“Bahwasanya Al-Qur’an ini adl hidangan Allah maka belajarlah dari hidanganNya
semampu kamu“.
Mempelajari Al-Qur’an tidak sebatas hanya belajar membaca saja tetapi ter masuk juga
memikirkan memahami mendalami dan sekaligus melaksanakan ajaran-ajarannya. Firman
Allah Ta’ala “Ini adl sebuah Kitab yg Kami turunkan kepadamu penuh dgn berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yg mempunyai pikiran”. “Maka apakah mereka tidak memper hatikan Al-Qur’an
ataukah hati mereka terkunci?”
Keutamaan mempelajari dan mendalami Al-Qur’an.
Orang yg paling baik adl yg mempelajari Al-Qur’an kemudian mengajarkannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Sebaik-baik kamu adl orang
yg mempelajari Al-Qur’an lantas mengajarkannya“.
Allah akan meninggikan atau merendahkan derajat suatu kaum lantaran Al-
Qur’an. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam “Bahwasanya lantaran
Al-Qur’an ini Allah mengangkat derajat suatu kaum dan merendahkan derajat yg
lainnya“.
Orang yg pandai membaca Al-Qur’an dan selalu membacanya akan bersama para
malaikat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Orang yg selalu
membaca Al-Qur’an dan ia pandai dalam hal itu akan bersama para malaikat yg
mulia. Sedangkan orang yg membaca Al-Qur’an dgn terbata-bata dan merasa
kesulitan dalam membacanya ia akan mendapatkan dua pahala“.
Oleh Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia - Al-Islam
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Bulan Ramadhan merupakan bulan Al-Qur`an. Pada bulan inilah Al-Qur`an diturunkan
oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana dalam firman-Nya :
)ه ر ر م ض ان ال ذ ي أ ن ز ل ف يه ال ق ر آ ن ه د ى ل لن اس
١٨٥ :و ب ي)ن ات' م ن ال ه د ى و ال ف ر ق ان )البقرة
“bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan
pembeda (antara yang haq dan yang bathil).” [Al-Baqarah : 185]
Di antara amal ibadah yang sangat ditekankan untuk diperbanyak pada bulan Ramadhan
adalah membaca (tilawah( Al-Qur`anul Karim. Banyak sekali hadits-hadits Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam yang menyebutkan tentang keutamaan membaca Al-Qur`an.
Di antaranya :
1. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« وا ال ق ر آن ف إ ن ه ي أ ت ى ي و م ال ق ي ام ة ش ف يع ا ل ص ح اب ه
»
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari
Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.”
[HR. Muslim 804]
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan
bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada
setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti
pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-
Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin
Allah kepada orang yang rajin membacanya.
Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :
1. Dorongan dan motivasi untuk memperbanyak membaca Al-Qur`an. Jangan sampai
terlupakan darinya karena aktivitas-aktivitas lainnya.
2. Allah jadikan Al-Qur`an memberikan syafa’at kepada orang-orang yang senantiasa
rajin membacanya dan mengamalkannya ketika di dunia.
2. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« … ة و س ور ة آل ع م ر ان ؛: اوبيقنر اق ر ء وا الز ه ر ال
ت أ ت ي ان ي و م ال ق ي ام ة ك أ ن ه م ا غ م ام ت ان أ و ك أ ن ه م ا
ت ان أ و ك أ ن ه م ا ف ر ق ان م ن ط ي ر' ص و اف ت ح اج ان ع ن
و ت ر ك ه اG اق ر ء وا س ور ة ال ب ق ر ة ف إ ن أ خ ذ ه ا ب ر ك ة،ه م ا
و ل ت س ت ط يع ه ا ال ب ط ل ةGة ». ح س ر
“Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali ‘Imran.
Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-akan keduanya dua awan
besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang
senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surat Al-Baqarah, karena
sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian,
dan sihir tidak akan mampu menghadapinya.” [HR. Muslim 804]
3. Dari shahabat An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata : saya
mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« ى ب ال ق ر آن ي و م ال ق ي ام ة و أ ه ل ه ال ذ ين ك ان وا ي ع م ل ون
ت ق د م ه س ور ة ال ب ق ر ة و آل ع م ر ان ت ح اج ان ع ن
» اح ب ه م ا.
ص
“Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin
membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah
surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang
rajin membacanya.” [HR. Muslim 805]
Pada hadits ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitakan bahwa surat Al-
Baqarah dan Ali ‘Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya. Namun
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mempersyaratkan dalam hadits ini dengan dua hal,
yaitu :
- Membaca Al-Qur`an, dan
- Beramal dengannya.
Karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua type :
- type orang yang membacanya namun tidak beramal dengannya, tidak mengimani
berita-berita Al-Qur`an, tidak mengamalkan hukum-hukumnya. Sehingga Al-Qur`an
menjadi hujjah yang membantah mereka.
- Type lainnya adalah orang-orang yang membacanya dan mengimani berita-berita
Al-Qur`an, membenarkannya, dan mengamalkan hukum-hukumnya, … sehingga Al-
Qur`an menjadi hujjah yang membela mereka.
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
القرآن حجة لك أو عليك
“Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah
yang membantahmu.” [HR. Muslim]
Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah
untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wata’ala :
(( م ن ت ع ل م ال ق ر آن و ع ل م ه (( رواه البخاري. خ ي ر ك م
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” [Al-
Bukhari 5027]
Orang yang terbaik adalah yang terkumpul padanya dua sifat tersebut, yaitu : mempelajari
Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ia mempelajari Al-Qur`an dari gurunya, kemudian ia
mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari dan mengajarkannya di
sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh Al-Qur`an; dan mencakup
juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an.
5. Dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
((
ب ه م ع الس ف ر ة الك ر امGي ي ق ر أ الق ر آن و ه و م اه ر
و ال ذ ي ي ق ر أ ال ق ر آن و ي ت ت ع ت ع ف يه و ه و ع ل ي ه ش اق، ة
(( ل ه أج ر ان
ع ل ي هGمتفق
“Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat
yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun dia tidak tepat dalam
membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” [Al-Bukhari
4937, Muslim 244]
Orang yang mahir membaca Al-Qur`an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya.
Adapun orang yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka
baginya dua pahala : pertama, pahala tilawah, dan kedua, pahala atas kecapaian dan
kesulitan yang ia alami.
6. Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
((
يح ه ا:ل ال م ؤ م ن ال ذ ي ي ق ر أ الق ر آن م ث ل ال ت ر ج ة ر
و م ث ل ال م ؤ م ن ال ذ ي ل ي ق ر أ، G و ط ع م ه ا ط ي)بGب
و م ثل، Gل ه ا و ط ع م ه ا ح ل و: يح
الق ر آن ك م ث ل التلمرر ة
ريح ه ا ط ي)ب: الم ن اف ق ال ذ ي يقرأ القرآن ك م ثل الر يحان ة
و م ث ل الم ن اف ق ال ذ ي ل ي ق ر أ الق ر آن ك م ثل، _ع م ه ا م ر
ع ل ي هGمتفق(( _ و ط ع م ه ا م رGل ه ا ر يح: س
الح ن لظي ل ة
.
“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-
Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang
tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya
namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti
buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan
seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah
Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427,
Muslim 797]
Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, yaitu
buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu jiwanya bagus,
qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk
bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an
adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-
Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat.
Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma.
Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu’min
yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Al-
Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana membaca Al-
Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah
Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya
jelek, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan dirinya
sebagai muslim namun hatinya kafir -wal’iyya dzubillah-. Kaum munafiq inilah yang
Allah nyatakan dalam firman-Nya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari
Akhir,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu
Allah tambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta.” [Al-Baqarah : 8 - 10]
Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang
bagus dan tartil. Namun mereka hakekatnya adalah para munafiq -wal’iyyadzubillah-
yang kondisi mereka ketika membaca Al-Qur`an adalah seperti yang digambarkan oleh
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam :
WallaahuA’lam