Professional Documents
Culture Documents
4 - 2009
PEDOMAN TEKNIS
v
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
KATA PENGANTAR
Pengembangan Irigasi Pompa Hidram merupakan salah satu
alternatif teknologi aplikasi irigasi, yang secara teoritis mempunyai
keunggulan dalam efektifitas dan ekonomis dalam pengoperasian
dan pemeliharaannya. Teknologi irigasi pompa hidram lebih tepat
diterapkan pada daerah‐daerah yang spesifik kondisi lahan dan
sumber airnya, misalnya kawasan/wilayah yang memiliki ketinggian
areal pertaniannya di atas sumber‐sumber air yang tersedia
sehingga sulit untuk mengaliri air ke areal pertanian dengan sistim
irigasi konvensional (gravitasi) biasa. Selain itu, sistim irigasi
pompa hidram juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena tidak
memer‐lukan bahan bakar atau listrik dalam pengoperasiannya.
Jakarta, Januari 2009
Direktur Pengelolaan Air,
Ad Interim,
Dr. Ir. Agus Sofyan, MS.
NIP. 080 063 222
ii
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ...................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran ............................................ 4
1. Tujuan .............................................................. 4
2. Sasaran ............................................................ 4
C. Istilah ...................................................................... 5
II. PELAKSANAAN ....................................................... 7
A. Lokasi ..................................................................... 7
A1. Lokasi Pengembangan .............................. 7
A2. Persyaratan Lokasi ..................................... 7
A3. Persyaratan Petani dan Kelompok
Tani ……………………………………......... 8
B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani .9
C. Pelaksanaan Desain Sederhana .................... 10
D. Pelaksanaan Konstruksi ..................................... 11
E. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pompa Hidram .................................................... 12
F. Pembinaan ............................................................ 12
G. Pelatihan ............................................................... 12
H. Pembiayaan ........................................................... 13
iii
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
III. INDIKATOR KINERJA ........................................... 14
A. Output .................................................................. 14
B. Outcome ................................................................. 14
C. Benefit .....................................................................14
D. Impact .................................................................. .15
IV. MONITORING DAN EVALUASI ......................... 16
A. Monitoring ........................................................... 16
B. Evaluasi ................................................................ 17
C. Laporan Akhir ..................................................... 17
V. DAFTAR PUSTAKA ................................................. 20
LAMPIRAN
iv
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan
dibutuhkan dalam kehidupan mahluk hidup. Selain untuk
kebutuhan perkembangan fisiologis mahluk hidup, air juga
menjadi input bagi beragam upaya atau kegiatan mahluk hidup
dalam rangka mempertahankan dan atau menghasilkan
sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, air
harus tersedia kapanpun dan dimanapun dalam jumlah, waktu,
dan mutu yang memadai. Dengan jumlah air yang tersedia
relatif tetap, sementara kebutuhan air semakin meningkat,
maka air dari sisi ketersediaan dan permintaannya perlu
dikelola atau diatur sedemikan rupa, sehingga air dapat
disimpan jika berlebihan dan selanjutnya dimanfaatkan dan
didistribusikan jika pada waktunya diperlukan.
Munculnya permasalahan menyangkut air yang
disebabkan oleh peningkatan beragam kebutuhan dan
kepentingan kehidupan mahluk hidup, pada gilirannya
berdampak terhadap terganggunya kon‐disi permintaan dan
penyediaan air. Peningkatan jumlah penduduk yang harus
dibarengi oleh peningkatan kebutuhan permukiman dan
pangan (pertanian), pembangunan industri serta sarana dan
1
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
prasarana sosial ekonomi lainnya menyebabkan permintaan
akan air semakin tinggi. Untuk memenuhi permintaan
tersebut, beragam teknologi pemanfaatan air telah banyak
dikembangkan sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi dalam
jumlah yang memadai.
Sektor pertanian yang membutuhkan air dalam jumlah
yang besar, baik yang berasal dari sumber air permukaan
maupun air tanah, memanfaatkan beragam teknologi yang
mampu mengangkat dan mengalirkan air dari sumbernya ke
lahan‐lahan pertanian. Penggunaan pompa air yang
digerakkan dengan tenaga listrik menjadi pilihan utama saat
ini. Namun jika dilihat dari sisi pembiayaan, baik dalam tahap
pengembangan (pembangunan) maupun pe‐ngelolaan
(pemeliharaan), teknologi irigasi tersebut memunculkan
persoalan di tingkat lapangan, khu‐susnya bagi petani dan
kelompoknya yaitu ketidak‐mampuan petani dalam
mengoperasionalkan dan memelihara sarana dan prasarana
irigasi yang dimiliki. Akibatnya, banyak sarana dan prasarana
irigasi yang sudah dibangun menjadi rusak yang secara
langsung berdampak pada penurunan tingkat produktivitas
dan produksi pertanian.
Oleh karena itu, perlu dicari dan dikembangkan suatu
model teknologi irigasi yang menggunakan pompa air yang
lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis sehingga dalam
2
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
pengelolaannya tidak tergantung pada tenaga listrik atau
bahan bakar lainnya, membutuhkan biaya operasi dan peme‐
liharaan (OP) yang lebih sedikit, dan bahkan tidak membebani
petani dan kelompoknya dalam melakukan kegiatan
usahataninya. Salah satu jenis teknologi irigasi yang mulai
dikembangkan adalah pompa hidram misalnya pompa air
tanpa motor. Meskipun pada pengembangannya
membutuhkan investasi yang relatif tinggi, namun dengan
perhi‐tungan dan penentuan desain yang akurat dan
operasional dan pemeliharaan yang tepat maka keuntungan
dan keberlanjutan usaha dari lahan pertanian dapat dicapai.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. meningkatkan ketersediaan air irigasi dalam jumlah,
waktu, dan luasan/sebaran yang memadai.
b. Mengembangkan pengelolaan/penyediaan air irigasi
yang ekonomis, efisien, dan efektif melalui pemanfaatan
teknologi pompa hidram pada daerah yang memiliki
sumber air permukaan.
c. memperkenalkan dan atau menyebarluaskan
penggunaan teknologi pompa hidram sebagai teknologi
3
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
alternatif yang lebih ekonomis, efektif, dan efisien untuk
pengembangan irigasi pertanian.
2. Sasaran
a. Pengembangan irigasi pompa hidram seba‐nyak 4 unit
di Kab. Subang, Prop. Jawa Barat (1 unit), Kab. Bone,
Prop. Sulawesi Selatan (2 unit), dan Kab. Majene, Prop.
Sulawesi Barat (1 unit), yang akan mengairi lahan
pertanian seluas kira‐kira 300 ha.
b. meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam jumlah,
waktu, dan sebaran/luasan yang memadai pada lahan
pertanian.
c. berkembangnya pemanfaatan teknologi pompa
hidram untuk irigasi.
d. meningkatnya pengetahuan, kemampuan, dan
wawasan petani dalam pemanfaatan teknologi pompa
hidram.
C. Istilah
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Buku Pedoman
Umum ini mempunyai pengertian sebagai berikut :
4
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
1. Pompa hidram adalah suatu alat yang digunakan untuk
memompa dengan cara menaikkan air dari tempat yang
lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan hasil guna
tinggi dimana mampu mengalirkan air secara terus
menerus selama 1 (satu) hari.
2. Prinsip/cara kerja pompa hidram : bekerja dengan sistim
pemanfaatan tekanan dinamik atau gaya air yang timbul
karena adanya aliran air dari sumber air ke pompa, gaya
tersebut dipergunakan untuk menggerakan katup yang
bekerja dengan frekwensi tinggi, sehingga diperoleh gaya
besar untuk mendorong air ke atas.
3. Air Permukaan adalah air yang berasal dari sumber air
permukaan, seperti sungai, danau, situ/waduk, dan lain‐
lain.
4. Bendung : Bangunan air yang berfungsi menaikan muka air
untuk kebutuhan irigasi.
5. Evapotranspirasi tanaman adalah proses penguapan
melalui mulut daun tanaman.
6. Suction lift adalah perbedaan antara elevasi sumber air dan
elevasi pompa.
5
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
II. PELAKSANAAN
A. Lokasi
A1. Lokasi Pengembangan
Lokasi pengembangan pompa hidram harus didelinasi
dengan menunjukkan posisi koordinatnya (LU/LS dan
BT/BB).
A2. Persyaratan Lokasi
Secara umum, persyaratan lokasi tersebut meliputi :
persyaratan penentuan lokasi serta persyaratan petani
dan kelompok tani. Uraian ringkasnya disajikan sebagai
berikut :
Persyaratan penentuan lokasi mempertim‐bangkan:
6
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
4. Lokasi merupakan lahan milik petani dan sekaligus
penggarap.
5. Penentuan/penetapan lokasi berdasarkan
kesepakatan kelompok dan tidak menuntut ganti rugi
atas pemanfaatan lahan yang digunakan untuk lokasi
kegiatan.
A3. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani
Persyaratan petani dan kelompok tani yang diperlukan
dalam pengembangan pompa hidram adalah :
1. Membutuhkan teknologi pompa hidram dan bersedia
menerapkan teknologi ikutannya.
2. Relatif maju dalam penguasaan teknologi,
pengusahaan yang berorientasi pasar dan bisnis.
3. Bersedia mengoperasikan dan memelihara sarana dan
prasarana irigasi secara berkelompok dan
menanggung seluruh biaya operasional dan
pemeliharaan (OP).
4. Berdedikasi dan memiliki semangat kerja yang tinggi.
5. Berkomitmen terhadap peraturan yang disepakati
bersama antar petani dan dinas yang berkompeten.
6. Penempatan lokasi tidak menyebabkan kecemburuan
sosial bagi petani sekitarnya.
7. Petani atau kelompok tani belum pernah mendapatkan
bantuan peralatan sejenis.
7
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL) merupakan
langkah awal dari kegiatan ini yang didasarkan pada
persyaratan lokasi yang diinginkan, dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Koordinasi dengan Dinas Pertanian terkait mengenai
penentuan prioritas lokasi pengembangan, termasuk jenis
tanaman prioritas yang akan dikembangkan di lokasi
tersebut.
2. Menentukan persyaratan CP/CL baik dari segi teknis,
ekonomis, sosial, dan lingkungan serta termasuk non‐
teknis dan hubungannya dengan kesiapan Dinas
Kabupaten/Kota membantu kegiatan.
C. Pelaksanaan Desain Sederhana
Desain Sederhana dilaksanakan dengan melakukan pemi‐lihan
lokasi sesuai kriteria ditinjau dari aspek teknis, sosial dan
budaya, ekonomis, dan lingkungan.
Laporan Desain Sederhana minimal melampirkan :
1. Letak lokasi ditentukan dengan koordinat LU/LS dan
BT/BB.
2. Keadaan Umum Lokasi Pengembangan Kegi‐atan.
8
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
3. Cakupan luasan (oncoran), desain dalam ben‐tuk peta
detail (skala 1: 5.000).
4. Perhitungan Anggaran (RAB) secara terinci/ detail. RAB
dihitung dari bangunan penangkap (bendung) sampai
pada jaringan distribusinya.
5. Permasalahan dan penanggulangannya serta rencana
pengembangan.
Hasil akhir desain sederhana dijadikan dasar untuk dokumen
pengadaan bahan, peralatan, dan pemasangan instalasi irigasi
pompa hidram, yang diikuti dengan sosialisasi Desain
Sederhana di lokasi dimana pompa hidram tersebut akan
dibangun/ dikembangkan.
D. Pelaksanaan Konstruksi
1. Kegiatan konstruksi irigasi pompa hidram dilaksanakan
secara kontraktual.
2. Penunjukan pelaksana pengembangan irigasi pompa
hidram berpedoman kepada Keppres No. 80 Tahun 2003
tentang Pengadaan Barang dan Jasa serta perubahan‐
perubahannya.
3. Hasil SID merupakan bagian dari dokumen pengadaan.
Konstruksi/pembangunan pompa hidram secara umum
dilakukan dengan tahapan :
9
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
a. Pembuatan bendung
b. Pembuatan dudukan pompa hidram
c. Pemasangan pipa pemasukan
d. Pemasangan pipa pengeluaran
e. Pembangunan jaringan distribusi irigasi pompa hidram
E. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Pompa Hidram
Ketentuan tentang operasional dan pemeliharaan irigasi
pompa hidram adalah sebagai berikut: :
1. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) pompa hidram
diserahkan kepada petani/ kelompok tani sebagai
penerima manfaat.
2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP) menjadi
beban/tanggung jawab petani/kelompok tani penerima
manfaat.
F. Pembinaan
Pembinaan terhadap penerima manfaat dilakukan oleh dinas
teknis terkait. Bentuk pembinaan yang dilakukan antara lain
terhadap teknik operasi pemeliharaan jaringan irigasi,
pemilihan komoditi, teknik budidaya, dan lain‐lain.
10
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
G. Pelatihan
Pelatihan dilakukan agar investasi pengembangan irigasi
pompa hidram yang biayanya relatif tinggi/ mahal dapat dijaga
keberlanjutannya. Pelatihan meliputi:
1. Sasaran pelatihan adalah petani/kelompoktani atau
penerima manfaat, terutama dalam bidang operasi dan
pemeliharaan.
2. Pelaksana pelatihan adalah pelaksana pengadaan dan
pemasangan jaringan irigasi bertekanan.
3. Materi pelatihan antara lain mencakup teknik pemeliharaan
sarana dan prasarana irigasi, teknik budidaya tanaman,
pengembangan dan pengelolaan organisasi/lembaga petani,
dan lain‐lain.
H. Pembiayaan
1. Dana Tugas Pembantuan
Dana TP digunakan untuk konstruksi/pemba‐ngunan
sistem irigasi pompa hidram.
2. Sharing dana APBD I / II.
Digunakan untuk kegiatan CP/CL, pembuatan/ penyusunan
Desain Sederhana, kegiatan pembi‐naan/pelatihan, dan
kegiatan monitoring dan evaluasi/pengawasan.
11
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
III. INDIKATOR KINERJA
Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai
ukuran untuk menilai kinerja kegiatan pengembangan irigasi
pompa hidram adalah sebagai berikut :
A. Output :
Terbangunnya irigasi pompa hidram sejumlah 4 unit di 3
provinsi.
B. Outcome :
a. Meningkatnya jumlah, waktu, dan sebaran/ luasan
ketersediaan air irigasi.
b. Meningkatnya produktivitas lahan dan intensitas
pertanaman.
c. Meningkatnya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab
dari petani/kelompoktani dalam pengembangan dan
pengelolaan irigasi pompa hidram.
C. Benefit :
a. Meningkatnya produksi, produktivitas, dan
kontinuitas hasil pertanian
b. Meningkatnya luas lahan pertanian yang diairi dengan
sistem irigasi pompa hidram.
c. Meningkatnya pengetahuan dan kemam‐puan
petani/kelompoktani tentang peman‐faatan teknologi
12
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
pertanian, khususnya yang terkait dengan irigasi
pertanian.
D. Impact :
Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraaan petani.
Disadari sepenuhnya bahwa pencapaian indikator kinerja
ini merupakan sistim yang saling terkait dan ditentukan oleh
banyak faktor penentu lainnya, yang berjalan secara proses dan
membutuhkan waktu. Namun demikian, hendaknya indikator
ini dijadikan patokan dalam melakukan penilaian terhadap
hasil kinerja, sehingga seluruh proses kegiatan harus mengacu
pada sasaran indikator tersebut.
13
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
IV. MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
Pelaksanaan monitoring terhadap kegiatan Pengembangan
Irigasi Pompa Hidram adalah sebagai berikut :
1. Monitoring dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas
yang menangani kegiatan ini tingkat kabupaten/kota.
2. Monitoring terhadap pembangunan pompa hidram
dilaksanakan sejak tahap perencanaan, pengembangan,
sampai akhir kegiatan.
3. Hasil monitoring merupakan bahan laporan sebagaimana
format laporan pada lampiran 3 & 4. Laporan tersebut
disampaikan kepada Dinas Lingkup Pertanian Provinsi
dan tembusannya disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air c.q Direktur
Pengelolaan Air dengan alamat : Direktorat
Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan,
Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550.
B. Evaluasi
A. Evaluasi dilakukan secara swakelola oleh Dinas yang
menangani di tingkat Kabupaten/Kota.
14
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
B. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaku‐kan sejak
tahap perencanaan, tahap pemba‐ngunan, dan tahap
penyelesaian kegiatan.
C. Laporan Akhir
1. Setelah pelaksanaan pengembangan irigasi pompa hidram
selesai, Kepala Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten yang
bersangkutan sela‐ku Pelaksana Kegiatan wajib
menyusun dan menyampaikan Laporan Akhir
Pelaksanaan Pengembangan/Pembangunan Irigasi Pompa
Hidram, baik dari aspek fisik maupun keu‐angan.
2. Agar lebih informatif dan komunikatif, Laporan Akhir
dilengkapi dengan Laporan Hasil SID dan foto‐foto
dokumentasi pada kondisi awal pekerjaan, sedang dalam
pelaksanaan, dan setelah pekerjaan selesai 100%.
3. Laporan Akhir tersebut disampaikan kepada Dinas
Lingkup Pertanian Provinsi dan tem‐busannya
disampaikan kepada Direktur Jende‐ral Pengelolaan
Lahan dan Air c.q Direktur Pengelolaan Air dengan alamat
: Direktorat Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa
No. 3 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550.
4. Perkembangan Realisasi Kegiatan Fisik dan Keuangan
Dalam melakukan penilaian/pembobotan kemajuan
pelaksanaan fisik dan keuangan adalah sebagai berikut :
15
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
Jadwal Palang Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Irigasi Pompa Hidram T. A. 2009
16
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Undang‐undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya Air. Sekretariat Negara Republik
Indonesia. 2004. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal Bina Sarana
Pertanian, Departemen Pertanian. Pedoman Teknis
Pengembangan Irigasi Pompa. 2002. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal Bina Sarana
Pertanian, Departemen Pertanian. Penyusunan Database
Sarana Air Tanah Untuk Irigasi Pertanian. Laporan Akhir.
2004. PT. Gita Rencana Multiplan. Jakarta.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Nomor : 1451
K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember 2000 tentang
Prosedur Pemberian Izin Pengeboran dan Izin Pengambilan
Air Bawah Tanah (Lampiran V). Jakarta.
Manual Book Pompa Air Tanpa Motor ( PATM ) PT. Tirta Anugerah
Nusantara
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor). Hidrologi
Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
17
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa Hidram