You are on page 1of 8

2.

Kelas Osteichthyes

A. PENGANTAR
Osteichtyes merupakan kelompok ikan bertulang sejati atau bertulang keras.
Anggotanya sangat beragam dan dapat ditemukan di perairan tawar, payau, maupun
laut. Untuk mempelajari taksonomi ikan, terdapat beberapa karakter yang penting
untuk diketahui. Karakter atau ciri morfologi yang penting untuk identifikasi ikan,
antara lain adalah karakter sirip, linea lateralis, sisik dan tulang-tulang insang, serta
morfometri.
Sirip (pinna; fin)
Sirip ikan sangat beragam baik bentuk, susunan maupun jumlahnya. Selain
dinyatakan secara deskriptif dalam deskripsi spesies, karakter sirip suatu ikan dapat
dinyatakan dalam bentuk rumus sirip. Rumus sirip adalah suatu rumus yang
menggambarkan bentuk dan jumlah sirip serta jumlah dan macam jari-jari sirip.
a. Jenis jari-jari sirip
Jari-jari sirip dapat dibedakan menjadi 2 macam:
1) Jari-jari keras
Jari-jari keras tidak beruas-ruas, pejal (tidak berlubang), keras dan tidak
dapat dibengkokkan. Biasanya jari-jari keras ini berupa duri atau patil dan
merupakan alat untuk mempertahankan diri bagi ikan. Jumlah jari-jari
keras dinotasikan dengan huruf Romawi (I, II, III,).
2) Jari-jari lemah
Jari-jari lemah biasanya bening, seperti tulang rawan, mudah
dibengkokkan dan beruas-ruas. Bentuknya berbeda-beda tergantung
pada jenis ikan, jari-jari lemah ini mungkin sebagian mengeras, salah satu
bergerigi, bercabang atau satu sama lain berhimpitan. Jumlah jari-jari
lemah dinotasikan dengan angka biasa (1,2, 3, ).
Notasi yang biasanya digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah
sebagai berikut:
- sirip punggung (pinna dorsalis= dorsal fin)= D
- sirip punggung pertama (di muka, first dorsal fin)= D1
- sirip punggung kedua (di belakang, second dorsal fin) = D2
- sirip ekor (pinna caudalis= caudal fin)= C
- sirip dubur (pinna analis= anal fin)= A

Panduan Praktikum Vertebrata 1


- sirip perut (pinnae ventralis= pelvic fins)= V
- sirip dada (pinnae pectoralis= pectoral fins)= P
b. Menghitung jari-jari sirip
Untuk memberikan rumus suatu sirip tertentu, pertama dicantumkan
dahulu notasi yang menentukan sirip mana yang dimaksud, misal suatu
jenis ikan mempunyai jari-jari sirip punggung 6 jari-jari lemah, sirip ekor 12
serta jari-jari sirip dubur 6 dan 2 di antaranya keras, maka hal ini dapat ditulis:
D.2; C.12; A.II.4. Menghitung jari-jari sirip yang berpasangan, dilakukan pada
sirip yang terletak pada sebelah kiri, terkecuali jika ada ketentuan yang lain.
Pada pengamatan, ikan diletakkan dengan posisi perut (bagian ventral)
menghadap pengamat dan kepala di sebelah kiri.
Pada ikan yang jari-jari ekornya bercabang, jumlah jari-jari ini ditetapkan
sebanyak jumlah jari-jari bercabang ditambah dua.
Morfometri
Morfometri merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian tertentu yang
dapat menjadi karakter taksonomi. Karena ukuran satu jenis ikan berbeda-beda
akibat pengaruh umur dan lingkungannya, maka tidak mungkin memberikan
ukuran untuk identifikasi secara mutlak. Pada umumnya, yang digunakan untuk
identifikasi adalah ukuran perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran secara
langsung. Beberapa parameter morfometri adalah sebagai berikut.
• Panjang total (total length): Jarak garis lurus antara ujung kepala paling
depan dengan ujung sirip paling belakang.
• Panjang baku (standard length): Jarak garis lurus antara ujung
kepala paling depan (biasanya ujung salah satu rahang) dengan pelipatan
pangkal sirip ekor.
• Tinggi badan (deep of body): Jarak antara pangkal sirip punggung
sampai pangkal sirip perut.
• Tinggi batang ekor (deep of caudal peduncle): Jarak terendah dari
kelipatan atau pangkal ekor.
• Panjang batang ekor (length of caudal peduncle): Jarak miring
antara tepi caudal dari sirip dubur sampai dengan pangkal jari-jari tengah
sirip ekor.
• Panjang dasar sirip punggung (dorsal-fin base): Jarak antara pangkal
jari-jari pertama sampai dengan selaput sirip di belakang jari-jari terakhir.

Panduan Praktikum Vertebrata 2


• Panjang dasar sirip dubur (anal-fin base): Jarak antara pangkal jari-jari
pertama sampai dengan selaput sirip di belakang jari-jari terakhir.
• Panjang kepala (head length): Jarak antara ujung hidung sampai dengan
tepi belakang keping tutup insang (operkulum).

Linea lateralis (lateral line)


Linea lateralis adalah garis pada bagian lateral ikan yang dibentuk oleh
barisan sisik yang berpori atau berlubang. Linea lateralis berfungsi sebagai
indra untuk mengetahui perubahan-perubahan hidrostatis dalam air. Garis ini
disebut juga garis rusuk. Pada ikan yang tidak mempunyai linea lateralis,
digunakan istilah garis sisi, yaitu suatu garis khayal yang ditarik dari
pertengahan belakang tutup insang secara lurus sampai pangkal ekor.
a. Bentuk garis rusuk (linea lateralis) dan sisik yang membentuk
linea lateralis tersebut.
Linea lateralis umumnya berjumlah satu, tetapi ada yang lebih.
Bentuknya bervariasi, yaitu lengkap, terputus, lurus, bengkok dan melengkung
ke bawah. Sisik membentuk linea lateralis berlubang atau berpori dan di
bawah sisik ini terdapat berkas saraf. Untuk menghitung jurnlah sisik pada
garis linea lateralis dirnulai dari sisik belakang lengkung bahu sampai sisik
pada permulaan pangkal ekor, atau pada ruas tulang belakang bagian ekor
yang terakhir.
b. Jumlah sisik pada linea lateralis serta jumlah sisik di atas dan di bawah linea
lateralis. Untuk menentukan jumlah sisik di atas linea lateralis, dimulai dari
permulaan sirip punggung dan dihitung miring ke arah ventral. Sisik
penyusun linea lateralis tidak ikut dihitung.

sisik di atas
linea lateralis

linea lateralis

sisik di bawah
linea lateralis

Panduan Praktikum Vertebrata 3


Sisik (scale)
Bentuk susunan dan tempat melekatnya sisik-sisik. Pada Pisces dikenal 4
tipe sisik, yaitu: siklloid, stenoid, ganoid, dan placoid.
• Sikloid: sisik tipe ini terbentuk dari corium/dermis. Bentuknya
sirkuler atau ovoid, secara mikroskopis tampak adanya garis-garis
konsentris, garis-garis radier, guanophore da sel-sel pigmen.
• Stenoid: bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih rigi-rigi
seperti duri-duri halus atau gigi-gigi sisir, sedangkan bagian tepi yang
melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga memperkuat
pelekatannya.
• Ganoid: bagian terbesar tipe ini terdiri atas lapisan-
lapisan tukang, dan permukaan luarnya diselubungi oleh ganion, yaitu suatu
material yang mempunyai email yang dibentuk oleh corium.
• Placoid: sisik ini paling primitif, berasal dari dermis. Squama ini
mempunyai suatu memipih, tertanam di dalam kulit, dengan suatu spina
yang meruncing atau membulat yang menonjol yang terdiri atas dentin
yang keras.

Panduan Praktikum Vertebrata 4


KEGIATAN 1
A. Tujuan:
Mempelajari perbedaan morfologi eksternal Osteichtyes dan Chondrichtyes
B. Cara Kerja:
1. Lengkapi sketsa ikan anggota Osteichtyes berikut

g)……….
i)………. h)……….

a)……….
j)……….

m)………. b)……….

c)……….

l)……….
n)……….
f)……….
k)……….
e)……….

d)……….

2. Bandingkan dengan ikan anggota Chondrichtyes yang telah Anda amati


pada kegiatan praktikum sebelumnya. Diskusikan dengan anggota
kelompok Anda, ciri-ciri morfologi eksternal yang dapat membedakan
anggota Osteichtyes dan Chondrichtyes.

a)__________________________________________________________

b)__________________________________________________________

c)__________________________________________________________

d)__________________________________________________________

Panduan Praktikum Vertebrata 5


KEGIATAN 2
A. Tujuan:
Mempelajari karakter pembeda beberapa ordo dalam Kelas Osteichtyes
B. Cara Kerja:
1. Perhatikan beberapa sketsa ikan yang mewakili beberapa ordo dalam Kelas
Osteichtyes di bawah ini.

Ordo Anguiliformes Ordo Siluriformes

Ordo Gonorynchiformes Ordo Perciformes

Ordo Pleuronectiformes Ordo Tetraodontiformes


2. Rangkumlah karakter morfologi eksternal setiap kelas yang dapat digunakan
sebagai pembeda dalam tabel di bawah ini.
Karakter Anguiliformes Siluriformes Gonorynchi- Perciformes Pleuronecti- Tetraodontiformes
formes formes
Bentuk
tubuh
Bentuk
kepala
Sirip
punggung
Jari-jari
penyusun
sirip

Panduan Praktikum Vertebrata 6


KEGIATAN 3
A. Tujuan:
Setelah mengikuti kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal ciri-ciri anggota Osteichtyes yang penting untuk identifikasi
2. Melakukan morfometri pada ikan
3. Membuat deskripsi ikan anggota Osteichtyes
4. Mengidentifikasi ikan anggota Osteichtyes hingga tingkat famili

B. Alat dan Bahan:


Alat: penggaris mika, nampan plastik, pinset, lup, mikroskop
Bahan: Kelompok A: ikan lele, ikan patin, ikan sapu-sapu (pembersih kaca),
Kelompok B: ikan mujaer, ikan kembung, ikan gurami, ikan kakap

C. Cara Kerja:
1. Setiap kelompok akan mendapatkan dua spesies ikan, masing-masing dari
kelompok A dan B.
2. Ikan diletakkan di papan pengamatan (nampan plastik) dengan posisi kepala
berada di bagian kiri pengamat dan ventral tubuh menghadap ke pengamat.
3. Amati spesimen tersebut dengan teliti. Catatlah semua karakter morfologi
eksternal yang penting untuk identifikasi, antara lain sirip, linea lateralis, sisik,
dan morfometri setiap spesimen. Anda dapat menggunakan mikroskop untuk
mengamati tipe sisik.
4. Buatlah sketsa setiap spesimen ikan tersebut dan tunjukkan bagian-bagiannya.
Bagian khusus yang tidak terlihat pada sketsa umum dapat dijelas di bagian
terpisah, misalnya sketsa sisik, bentuk keping tutup insang (operkulum), dan
sebagainya.
5. Berdasarkan data hasil pengamatan, susunlah deskripsi setiap spesies.
Deskripsi ditulis secara singkat, namun terperinci dan jelas. Deskripsi juga
mencakup karakter pembeda suatu spesies.
6. Dengan menggunakan kunci identifikasi, tentukan ordo dan famili setiap
spesies.
7. Tuliskan hasil kerja Anda pada lembar pengamatan (lembar praktikum) yang
tersedia.

Panduan Praktikum Vertebrata 7


Ordo Siluriformes
Kunci Menuju Famili
1. a. Permukaan tubuh halus, tidak bersisik …………………… 2
b. Permukaan tubuh tertutup plat tulang (bony plates) …….. 4
2. a. Sirip dorsal pendek …………………………………………. 3
b. Sirip dorsal sangat panjang, terputus atau bersambung
dengan sirip ekor, memiliki empat pasang sungut (barbel) Clariidae
3 a. Tidak memiliki sirip adiposa ………………………………... Siluridae
b. Memiliki sirip adiposa yang terletak di antara sirip
punggung dan sirip ekor, sirip anal 26-46 jari-jari ………... Pangasidae

4. a. Mulut terletak di bagian ventral, dengan 1-2 pasang


sungut (barbel), mempunyai sirip adiposa yang berduri .. Callichthyidae
b. Mulut terletak di bagian ventral, umumnya tanpa sungut
(barbel), tidak mempunyai sirip adiposa berduri Loricariidae

Ordo Perciformes
Kunci Menuju Famili
1. a. Sisik berukuran sedang hingga besar, umumnya stenoid,
2
tersebar merata……………………………………………..
b. Sisik berukuran kecil, umumnya sikloid, sebagian besar
5
permukaan tubuh terbuka (tanpa sisik) ...…………………
2. a. Linea lateralis lengkap ……………………………………… 3

b. Linea lateralis terputus ……………………………………... Cichlidae

3 a. Mata berukuran kecil, kepala berukuran relatif lebih kecil


Osphronemidae
dibanding ukuran tubuh ………………………………..
b. Mata berukuran sedang-besar ……………………………. 4

4. a. Operkulum terdapat modifikasi berupa duri……………….. Serranidae

b. Operkulum tanpa tonjolan …………………………………. Lutjanidae

5. a. Ekor bercangak, tubuh sangat pipih, jari-jari pertama sirip


Menidae
perut sangat panjang ……………………………………….
b. Ekor sangat bercangak (forked), peduncula caudal
Carangidae
sempit ………………………………………………………...

Panduan Praktikum Vertebrata 8

You might also like