Professional Documents
Culture Documents
oleh
Andi Septiono
NIM 6124980888
ii
SARI
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Belajar Tenis Meja dengan Latihan Pegangan
Shakehand grip dengan Frekuensi Cepat dan Lambat terhadap keterampilan bermain
tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara belajar
tenis meja dengan latihan pcgangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat
terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Kabupaten Wonosobo, dan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara
belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan
lambat terhadap keterampilan bernain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM)
Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental yang
menggunakan pola match by subject dengan atau disingkat pola M-S. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Club Tcnis Meja (PTM) Hotel Merdeka
Kabupaten Wonosobo berjumlah 75 orang. Sedangkan pengambilan sampel dengan
menggunakan random sampling dengan jumlah 40 siswa. Berdasarkan hasil test awal
yang menggunakan ordinal pairing dengan test ketepatan lemparan atas yang kemudian
sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Perlakuan dalam penelitian ini adalah belajar tenis meja dengan latihan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat untuk kelompok eksperimen dan belajar tenis
meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat untuk
kelompok kontrol yang dilakukan selama 6 minggu atau selama 18 pertemuan, seteIah
diberi perlakuan selama 6 minggu diadakan test akhir dengan test yang sama dengan
test awal.
Hasil test akhir kedua kelompok diujikan dengan analisis statistik yaitu test-test
untuk sampel. Sampel yang berkorelasi dengan db=19 dan taraf signifikansi= 5%. Dari
perhitungan tersebut diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,751>2093 maka
hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan hasil metode antara belajar tenis
meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat
terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Kabupaten Wonosobo “ditolak”. Berarti ada perbedaan metode antara belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat
terhadap ketetampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Kabupaten Wonosobo “diterima”. Selanjutnya untuk mengetahui yang lebih
baik, maka digunakan perbandingan nilai mean kelompok eksperimen dan mean
kelompok kontrol dari nilai mean kelompok yaitu 21,65>21,15. Dengan demikian
antara metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat lebih baik dari pada dengan metode belajar tenis meja dengan latihan
pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan bermain tenis
meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo.
Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa ada pengaruh yang berbeda
pada metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan
Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo. Dan antara metode belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat lebih baik
dari pada dengan metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip
dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan
Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
Ketua Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Dewan Penguji
2. Drs. Sutardji, MS
NIP. 130 523 506
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
2. Kegagalan bukanlah hal yang paling buruk, tetapi yang paling buruk adalah tidak
mencoba.
3. Tak ada sukses yang terulang kembali, tanpa kerja keras lagi.
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidavah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, kesulitan itu dapat teratasi untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
1. Bapak Drs. Sutardji, MS., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang.
2. Bapak Drs. Harry Pramono, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan jasmani Kesehatan
3. Bapak Drs. Sutardji, MS, dosen pembimbing I dan Drs. Bambang BR M.Si., selaku
4. Bapak ibu dan karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang,
5. Bapak Edy Pramono, pelatih dan instruktur Club Persatuan Tenis Meja Hotel
Merdeka Wonosobo.
pelaksanaan penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. yang telah membantu
vii
Kemudian atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga
mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang.........Januari 2006
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halamanjudul ………………………………………………………………… i .
Sari …………………………………………………………………………….. ii
Halaman Persetujuan …………………………………………………………. iii
Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. iv
Halaman Persembahan ………………………………………………………… v
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. vi
Daftar Isi ………………………………………………………………………. viii
Daftar Tabel ... ………………………………………………………………… ix
Daftar Gambar …………………………………………………………………. xi
Daftar Lampiran ……………………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
1.1. Alasan Pemilihan Judul ……………………………………………. 1
1.2. Permasalahan ……………………………………………………… 3
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………. 4
1.4. Penegasan Istilah …………………………………………………. 4
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ……………………………... 7
2.1 Landasan Teori …………………………………………………. 7
2.2 Hipotesis ………………………………………………………… 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… 29
3.1 Populasi ………………………………………………………….. 29
3.2 Sampel dan Teknik sampling ……………………………………. 30
3.3 Variabel Penelitian ……………………………………………… 32
3.4 Rancangan Penelitian …………………………………………..... 33
3.5 Teknik Pengambilan Data ……………………………………….. 33
3.6 Prosedur Penelitian ....……………………………………………. 36
3.7 Instrumen Penelitian .................…………………………………... 37
3.8 Faktor-faklor yang Mempengaruhi dan Usaha Mengatasinya …….. 38
3.9 Analisis Data ………………………………………………………. 39
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………. 43
4.1 Hasil Penelitian …………………………………………………….. 43
4.2 Pembahasan ………………………………………………………… 44
BAR V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… 46
5.1 Simpulan ……………………………………………………………. 46
5.2 Saran ……………………………………………………………….... 46
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………… 48
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
dan orang lebih tahu akan arti pentingnya olahraga bagi kesehatan. Pada
Pertama, mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan rekreasi. Kedua,
fungsi olahraga yang telah disebutkan masih terdapat bebrapa hal lain yang dapat
utama jika ditinjau dari sasarannya, yaitu kegiatan prestasi dan non prestasi. Baik
memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil dan dapat menggunakan metode atau
Olahraga tenis meja di Indonesia merupakan bagian dari salah satu cabang
olahraga permainan yang belum dapat mengimbangi prestasi dunia, baik di tingkat
1
2
hasil belajar (keterampilan bermain) tenis meja adalah sangat penting baik di
tingkat sekolah, club atau perkumpulan- perkumpulan tenis meja yang lainnya.
dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Hal tersebut tidak
paedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis. Melalui olahraga ini juga dapat
mendidik siswa untuk rajin, tekun, ulet, disiplin, dan bertanggung jawab. Belajar
dengan tekun dan rajin akan memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam belajar
ataupun pertandingan tanpa adanya disiplin yang dari siswa tidak akan mencapai
Salah satu cara meningkatkan hasil belajar tenis meja dalam permainan
tenis meja dalam permainan tenis meja adalah dengan cara memilih dan
menggunakan metode yang tepat di dalam mengajar tenis meja. Dalam hal ini
penulis memilih hasil belajar tenis meja dengan pemberian latihan pukulan
menggunakan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat sebagai pilihan
yang tepat untuk meningkatkan keterampilan bermain tenis meja, karena cara
memukul bola akan menentukan teknik permainan kita, pukulan dan dan cara
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat. Agar dapat membedakan
maka dalam proses belajar akan diberikan latihan dengan jumlah ulangan dan
3
waktu pelaksanaan yang sama. lni bukan berarti bahwa kemampuan dalam tenis
meja tidak hanya ditentukan oleh metode belajar saja, tetapi masih banyak faktor
Dari uraian di atas, salah satu metode belajar untuk dapat terampil bermain
tenis meja adalah harus menguasai pegangan baik dengan frekuensi cepat dan
lambat. Karena pegangan dalam tenis meja adalah salah satu faktor yang
Perbedaan belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di club
1.2 Permasalahan
penulis sampaikan permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut: “Apakah ada
perbedaan belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara perbedaan belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat
dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis
2. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara belajar tenis meja dengan
latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap
keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo.
sebagai berikut:
1. Perbedaan
sebagai hal yang menjadikan berlainan (berbeda) antara benda yang satu dengan
2. Belajar
Jadi yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah berlatih tenis meja
(Depdikbud, 1988:13).
3. Latihan
5
Dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia kata latihan berarti proses,
Yaitu pegangan yang menyerupai orang yang sedang bejabat tangan (Lany
Hodges, 2002:15).
1994). Yang dimaksud disini adalah ulangan melakukan pukulan dengan cepat
dan lambat.
bermain tenis meja dapat membuat efektivitas belajar bagi pemain pada
umumnya dan siswa Club Persatuan Tenis Meja Hotel Merdekan Wonosobo
pada khususnya.
6
positif bagi para pelatih dan pembina tenis meja, guru pendidikan jasmani,
maupun para atlit tenis meja agar dalam memberi pembinaan, pelajaran atau
agar tujuan dari penelitian dapat tercapai seperti apa yang dinginkan.
meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain
dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net atau jaring yang dipasang
di tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati net ini harus memantul
pada meja pihak lawan, baru bola tersebut dapat dikembalikan. 0leh pihak lawan
ke tempat semula dan juga harus melewati atas net. Dengan demikian bola
berjalan bolak-balik melewati atas net atau jaring yang dipukul seorang bergantian
dan memukulnya harus memantul pada permukaan meja, jadi bola tidak boleh di
Permainan tenis meja adalah permainan yang menggunakan bet atau alat
pemukul, meja, bola, dan net. Dengan demikian agar seorang pemain
menggunakan alat tersebut untuk berlatih setiap saat. Namun bukan berarti unsur
lain atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan,
dengan olahraga lainnya. Salah satu daya tarik yang dapat ditemui dalam
6
7
permainan tenis meja adalah terletak pada pukulan. Dilihat dari manfaat atau
fungsi pukulan yang begitu besar dalam permainan tenis meja, maka perlu
dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan merupakan suatu usaha berlatih untuk
mencapai kemahiran, kecakapan untuk mencapai prestasi yang baik dengan tujuan
semaksimal mungkin.
Prestasi maksimal tidak mungkin dicapai dalam kurun waktu yang singkat.
Pembinaan fisik, keterampilan, dan mental hanya dapat dicapai melalui program
latihan yang cukup waktunya. Program latihan adalah suatu petunjuk atau
pedoman yang mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang akan ditempuh untuk
Program latihan tersebut harus dibuat secara sistematis dan strategis yang
tentunya berkaitan dengan waktu, jumlah latihan, jenis kegiatan, dan fasilitas
lainnya serta harus disesuaikan dengan karakteristik atlit dan cabang olahraganya.
dengan beberapa repetisi dari suatu bentuk latihan, disusul dengan istirahat,
jumlah repetisi bertambah dan jumlah set tetap, yaitu dengan jumlah antara 12
sampai 16 repetisi sedangkan jumlah setnya tetap yaitu tiga kali. Hal ini
kemampuan teknik dasar dan akan lebih dikuasai dan dimiliki bagi setiap pemain
tenis meja.
menurut Achmad Damiri dan Nurlan Kusmeidi (1992:56) adalah sebagai berikut:
b. Pukulan serang dari posisi dekat meja, dari posisi jarak menengah dan dari
atas meja.
c. Drive, yaitu jenis stroke yang keras disertai gerakan tangan yang bebas
d. Loop stroke, merupakan drive stroke yang dikembangkan lebih lanjut. Pada
waktu kita memainkan loop stroke maka bola itu akan melaju dengan spin
permainan tenis meja. Pukulan dalam permainan ini banyak ragamnya, tetapi
Indiarti A, dkk (1980 45) mengelompokkan jenis pukulan tenis meja ini
dalam dua kelompok yaitu teknik pukulan yang paling dasar di antaranya:
1. Push
pukulan push itu sendiri dan pukulan chop. Putaran bola pada pukulan push sangat
sedikit (little spin) atau bahkan tidak ada dengan arah putaran backspin.
smash anda kembangkan anda harus menjinakkan semua bola lawan dengan
teknik push ataupun block. Teknik pengembalian bola tergantung pada jenis spin
atau bola lambat, ataupun bola-bola yang mengandung backspin. Ia tidak sesuai
untuk menahan bola-bola cepat maupun yang mengandung topspin karena akan
a. Forehand Push
- Sikap Permulaan
Bahu kiri diputar dekat dengan net, sudut terbuka, tinggi bet hampir sejajar
dengan bahu, kaki kiri di depan dan berat badan diletakkan pada kaki kanan
- Sikap Perkenaan
Perkenaan terjadi pada saat pantulan bila tertinggi (peak) dengan sudut bet
tetap terbuka. Pada saat perkenaan terjadi bahu kanan diturunkan bersamaan
- Sikap Akhir
Sikap akhir atau gerak lanjutan dari forehand push adalah dari lengan sampai
lurus dan bahu pada posisi rendah dan pada saat ini berat badan telah benar-
A B C
Gambar 1
Rangkaian Gerakan Forehand Push
(Peter Simpson, 1981:35)
11
b. Backhand Push
- Sikap permulaan
Teknik pukulan backhand push adalah lengan yang memegang bet ditarik
mendekati tubuh, sedikit dibawah bahu kiri, sudut bet terbuka, kaki kanan
berada di depan dengan berat badan pada kiri (lihat gambar 2a).
Perkenaan dilakukan pada saat bola mencapai pantulan tertinggi. Pada saat ini
berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke kaki depan (lihat gambar 2b).
Setelah perkenaan bola dengan bet, gerakan dilanjutkan sampai lengan lurus.
Pada tahap ini sikap bet terbuka makin nampak. Berat badan sepenuhnya
Gambar 2
Rangkaian Gerakan Backhand Push
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:60)
2. Block
tindakan membendung bola dengan sikap bet menutup. Block dapat dibedakan
12
a. Defflektive Block
b. Reflektive Block
Block yang hanya ditujukan untuk merefleksikan bola dari bet ke arah lawan.
3. Chop
Chop adalah teknik memukul bola yang dilakukan dengan gerakan seperti
4. Service
permainan, dengan cara memantulkan bola terlebih dahulu bola tersebut ke meja
service. Ketentuan lain tentang service ada dalam peraturan tenis meja. Seperti
service.
A B C
Gambar 3
Rangkaian Gambar Forehand Service
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:76)
13
A B C
Gambar 4
Rangkaian Gambar Backhand Service
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:62)
5. Flat Hit
Flat hit adalah pukulan yang dilakukan mirip dengan gerakan drive, tetapi
6. Top Spin
Top spin adalah teknik memukul lanjutan dan drive yang dibantu dengan
pergelangan tangan, sehingga putaran bola lebih banyak dari drive biasa. Bola top
spin berputar ke depan, karena bola dipukul tepat pada atas belakang bola.
Sehingga arah bola berputar ke depan. Top spin sering digunakan dalam
permainan tenis meja yang berfungsi pemain lebih mudah mengarahkan bola ke
meja lawan sehingga membuat lawan akan lebih terkecoh oleh hasil pukulan ini.
7. Drive
A B C
Gambar 5
Rangkaian Gerakan Backhand Drive
(Peter Simpson,1981:23)
8. Loop
Loop adalah pukulan topspin yang keras, biasanya dianggap pukulan yang
Stance disini berarti posisi kaki, badan dan tangan pada saat menunggu
bola atau pada saat memukul bola. Ada beberapa stance yang biasa dipergunakan
a. Square Stance
seluruh kondisi lapangan tanpa kesulitan. Posisi ini sangat cocok untuk permainan
tenis meja dengan berbagai jenis pukulan dan arah diseluruh permukaan meja.
maupun diagonal diharapkan anak coba akan dapat mengembalikan bola dengan
15
baik. Gambar 6a dan 6b adalah square stance dilihat dari depan dan samping.
A B
Gambar 6
Square Stance dilihat dari Depan dan Samping
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:40)
Pada waktu melakukan square stance, berat badan seimbang, berada pada
kedua telapak kaki, kedua lutut bengkok, kedua lengan bawah posisinya
horizontal dan lengan atas vertikal. Badan sedikit dicondongkan ke arah depan.
Stance seperti ini biasanya digunakan ketika akan menerima service atau
Dari stance ini diharapkan dapat memungkinkan anak coba bergerak cepat
ke segala arah, kemudian bisa mengembalikan bola dengan baik, dengan forehand
b. Side Stance
Side stance berarti posisi badan menyamping baik ke samping kiri maupun
kanan. Pada posisi side stance jarak antara salah satu bahu ke meja (net) harus ada
yang lebih dekat misalnya: Stance untuk forehand tenis meja (stroke), bahu kiri
harus lebih dekat ke net, sebaiknya stance untuk bahu backhand tenis meja, bahu
16
kanan harus lebih dekat dengan net. Posisi ini digunakan dalam hampir semua
gerakan memukul bola. Gambar 7 adalah menerangkan side stance dilihat untuk
A B
Gambar 7
Side Stance dilihat dari Depan dan Samping
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:41)
9. Open Stance
Open stance adalah modifikasi dari side stance, stance ini hanya
digunakan untuk backhand, block, kaki kiri agak terbuka keluar dan agak ke
depan (untuk pemain tangan kanan). Sedangkan untuk penain tangan kiri gerakan
Setelah menguasai betul teknik tersebut baru akan bisa bermain Tenis Meja
shakehand grip yang mana merupakan teknik grip dalam permainan Tenis Meja.
Damiri dan Nurlan Kusmaedi (1992:31), cara memegang bet adalah sebagai
berikut:
a. Peganglah daun bet oleh tangan bebas tidak digunakan untuk memegang bet.
Lihat gambar 8.
Gambar 8
Pegangan Shakehand grip
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi, 1992:31)
b. Tempatkan tiga jari disekitar pegangan bet (jari tengah, jari manis dan jari
kelingking) dengan ibu jari diletakkan di sekitar sisi daun bet dekat pegangan.
Lihat gambar 9.
18
Gambar 9
Pegangan Shakeband Grip
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi, 1992:31)
c. Jari telunjuk diletakkan disekitar sisi daun bet dekat pegangan. Lihat gambar
10.
Gambar 10
Pegangan Shakehand grip
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi, 1992:31)
tangan dan juga tidak boleh memegang bet terlalu ke belakang, hingga terjadi
suatu gerakan yang memakai pergelangan tangan sehingga sulit untuk mengontrol
Dibawah ini gambar cara memegang bet dengan shakehand grip dari
Gambar 11
Shakehand grip dilihat dari belakang
(Achmad Damiri, 1992:47)
Gambar 12
Shakehand grip dilihat dari depan
(Achmad Damiri, 1992: 47)
20
berikut:
4. Tentang kecepatan shakehand grip kalah, sebab harus merubah permukaan bet
segala jurusan.
Agar supaya permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik lancar
para pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar permainan yaitu teknik dasar
tenis meja. Selain dasar dalam permainan tenis meja yang dimaksud di atas
kemampuan khusus atau teknik khusus, permainan tenis meja tidak mungkin
Kemampuan khusus atau teknik khusus permainan tenis meja tidak lain
adalah cara bermain tenis meja. Seperti permainan itu dimulai, setelah permainan
itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah permainan dikuasai tindakan apa
yang harus dilakukan untuk mendapaikan poin atau nilai buat regunya.
Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan tenis meja sangat erat
sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting. Kedua
21
teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin seorang pemain tennis
hanya mampu dan rnenguasai teknik dasar saja, sedangkan teknik khusus tidak
dikuasai.
Oleh sebab itu kemampuan menampilkan teknik ini secara baik, terlebih dalam
akurasi penempatan bola dapat dilakukan dengan pemberian pola latihan gerakan
berfrekuensi cepat.
Selain pemberian pola latihan gerakan berfrekuensi cepat seorang atlet juga
perlu berlatih taktik. Latihan taktik tertuju pada peningkatan keterampilan taktis.
Untuk itu atlet harus dapat memanfaatkan kondisi fisik, keterampilan dan kondisi
yang berisi program-program yang siap difungsikan menurut cara yang diinginkan
spesifik. Pembelajaran yang baik atas motor penggerak dari sistem syaraf yang
tertinggi yang terdapat pada pusat sistem syaraf melalui latihan terus-menerus
menampilkan gerakan yang efektif dan akurat. Motor memori luar sadar ini
tindakan yang efisien sebab telah tersimpan baik di dalam drum. Adanya kurang
gerakan dan mengarahkan bola secara akurat dan efektif tidak menetap pada kasus
Menurut teori Memori Drum Hendry, alasan untuk hal tersebut adalah
bahwa pengalaman masa lalu sangat penting dalam menentukan status penampilan
gerak saat ini, ketika seorang individu menampilkan sebuah keterampilan baru
dengan baik dengan sedikit berlatih dalam frekuensi dan rentang tertentu,
saat permainan. Menurut Henry, pengalaman masa lalu yang tersimpan dalam
2.2 Hipotesis
Agar dapat dipakai suatu pegangan dalam penelitian ini, ditemukan suatu
dibuktikan kebenarannya.
atas serta menurut pakar maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan yang berarti antara belajar tenis meja dengan latihan pegangan
hand dengan rentang waktu yang lebih sedikit dibandingkan frekuensi lambat)
lambat baik pukulan backhand maupun forehand dengan rentang waktu yang
2. Hasil belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo.
belajar tenis meja penulis juga melakukan wawancara (konsultasi) dengan Bapak
Edy Pramono selaku pelatih di Club Persatuan Tenis Meja Hotel Merdeka
Putera Cup, BNI Cup, dan beberapa prestasi lainnya di Kabupaten Wonosobo.
ketekunan dan kedisiplinan dalam berlatih juga dibutuhkan metode atau cara yang
tepat agar menghasilkan atlet atau pemain yang bagus. Salah satunya dengan
24
lambat.
Frekuensi cepat dalam tenis meja menurut beliau adalah jumlah atau intensitas
pukulan dengan waktu tertentu yang mengakibatkan laju bola berjalan secara
cepat. Sedangkan frekuensi lambat dalam tenis meja adalah jumlah atau intensitas
pukulan dengan waktu tertentu yang mengakibatkan laju bola berjalan secara
lambat.
melakukan sparing (latih tanding) dengan lawan main yang berbeda – beda agar
pemain ketika menghadapi lawan yang memiliki tipe permainan yang berlainan
bahwa ada kelemahan dan kelebihan dari masing – masing metode, baik
1. Frekuensi cepat
a. Kelebihan
- Pukulan sulit diantisipasi oleh lawan karena bola lebih cepat kembali
mengembalikan bola.
menyerang)
b. Kelemahan
- Membutuhkan waktu latihan yang lebih lama atau porsi latihan yang
2. Frekuensi lambat
a. Kelebihan
seimbang
b. Kelemahan
menyerang
METODOLOGI PENELITIAN
Hasil atau tujuan dalam suatu penelitian akan dapat diperoleh atau dicapai
dengan suatu strategi dan cara-cara serta langkah-langkah yang benar sesuai
dengan tujuan penelitian, untuk itu maka harus ditetapkan metodologi penelitian
mutlak dalam suatu penelitian. Metodologi dalam penelitian harus tetap dan sesuai
ilmiah.
eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang
atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan (Sudjana,
penelitian, yaitu:
3.1 Populasi
sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu
26
27
rnengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap yang
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
adalah keseluruhan individu yang akan dijadikan objek penelitian dan paling
sedikit memiliki sifat yang sama. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa club Peserta Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo berjumlah 40
orang.
adalah semua siswa club Peserta Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo yang
1. Mereka adalah siswa semua siswa club Peserta Tenis Meja Hotel Merdeka
Wonosobo.
disamping akan membutuhkan waktu yang lama juga akan memakan biaya yang
besar.
penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Lebih lanjut Sutrisno
Hadi menyatakan bahwa Sampel adalah sebagian besar individu dan populasi
yang terendah diselidiki atau diteliti (1988 : 70). Sedangkan Sampel menurut
Suharsimi Arikunto (2002:109) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dari pengertian di atas, yang dimaksud Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian individu yang memiliki satu sifat yang sama untuk diselidiki dan dapat
sampling yaitu semua individu dalam populasi ini diberi kesempatan yang sama
40 dijadikan sampel.
dua kelompok tersebut diadakan test yang digunakan sebagai dasar dalam
pembagian kelompok yaitu hasil tes lemparan atas. Data tersebut diusulkan dari
kertas yang berisi tulisan eksperimen yaitu belajar tenis meja dengan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan kontrol kontrol yaitu belajar tenis
Menurut Sutrisno Hadi (1994: 84) setiap penelitian mempunyai objek yang
dijadikan sasaran penelitian. Objek tersebut sering kali disebut gejala. Sedangkan
disebut variabel.
1. Variabel Bebas
cepatnya baik pukulan back hand maupun fore hand dengan rentang waktu
2. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah keterampilan bermain tenis meja.
30
(2002:20).
E Perlakuan F
S Pretest Posttest
K Perlakuan T
P : Populasi
S : Sampel
E : Ekspenimen
K : Kontrol
31
Test awal dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2003 pukul 13.00 bentuk
dari test awal dalam penelitian ini adalah tes belajar tenis meja dengan pegangan
shakehand grip berpedoman pada test dari Ketut Natera (1991:89). Sedangkan
tujuan dari test awal adalah untuk mengetahui keterampilan bermain tenis meja
dan dicatat hasil yang dicapai. Kemudian hasilnya diusulkan dari hasil yang
2. Pemberian perlakuan
Dalam pemberian waktu ini ditetapkan pengkhususannya dalam satu minggu tiga
Hal ini didasarkan pada pernyataan E. L. Fox yang dikutip oleh M. Sajoto
(1988:86) bahwa memakai frekuensi latihan 3 atau 7 kali seminggu, tetapi yang
Secara garis besar kegiatan latihan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Pemanasan dalam latihan ini adalah streacing atau penguluran pada semua bagian
Latihan ditujukan untuk materi atau masalah yang akan diteliti dan merupakan
dua cara yang akan dicari pengaruh hasilnya. Dalam hal ini latihan yang
diperlukan adalah
sebelum latihan, sehingga kekuatan dan ketegangan otot akibat latihan berat akan
berkurang jadi kemungkinan akan terjadi rasa sakit akibat latihan dapat diatasi.
33
Test akhir ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2003. Test yang digunakan
1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
5. Memilih pendekatan
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data”. Instrumen penelitian ini harus
dipilih sesuai dengan data yang akan diinginkan Instrumen yang akan digunakan
1. Siswa dipanggil satu per satu menurut data yang telah disusun.
2. Testee yang dipanggil berdiri di belakang atau lanjutan bagian meja yang
3. Setelah regu kerja atau yang menilai dan pencatat skor siap, pada aba-aba “ya’
dalam sisa waktu yang tersedia. Seorang pembantu mengambil bola yang tidak
4. Kepada testee diberikan kesempatan melakukan tes sebanyak tiga set. Masing-
5. Gambar lapangan tenis meja yang digunakan, untuk tes pukulan forehand.
Gambar 8
Meja untuk tes back-board
(Ketut Natera. 1991:89)
pengumpulan data, namun di luar penulis dapat teriadi hal-hal yang mungkin
mempengaruhi penelitian.
Untuk test awal, test akhir dan penelitian dilaksanakan di dalam gedung Persatuan
baik sebelum memberikan materi latihan, anak coba diberi penjelasan mengenai
gerak latihan tersehut agar anak coba dapat menirukan gerakannya. Koreksi
penjelasan penjelasan agar anak coba senantiasa menjaga kondisinya dengan baik,
Siswa dihimbau dan diarahkan agar tidak melakukan aktivitas fisik yang
berlebihan dan mengadakan latihan secara pribadi di luar penelitian agar data
kemampuan aslinya.
Pelaksanaan test awal dan test akhir kemampuan lemparan atas dilakukan
pada pukul yang sama, yaitu pukul 13.00— selesai WIB. Sedangkan perlakuan
atau. treatment dilakukan pada waktu yang sama yaitu 19.30-selesai WIB..
37
Bila pemberian perlakuan selesai maka di akhiri dengan test akhir dan
data dengan analis data yaitu dengan t test rumus pendek dengan taraf signfikansi
Tabel 1
Tabel Persiapan Perhitungan
Statistik dengan Menggunakan Pola MS
No Pasangan subjek Xe Xk D d d2
(Xe-Xk) (D-MD)
1 2 3 4 5 6 7
N Jumlah XK XE D d d2
Keterangan Tabel:
2. Nilai test akhir dari kelompok eksperimen dimasukkan dalam kolom Xe.
3. Nilai test akhir dari kelompok kontrol dimasukkan dalam kolom Xk.
5. Untuk mengisi kolom d berasal dari Nilai D-MD. MD diperoleh dari ΣD/N
harus dicetak ΣD: ΣXk-EXc dan d 0,0 perlu diperhatikan tanda-tanda (-) dan
t: = (MD)
Σd2
N(N-1)
Keterangan:
eksperimen.
MD = ΣD___
N
39
Keterangan:
N : Jumlah pasangan
1. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik sama atau lebih besar
2. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik lebih kecil dari t tabel,
(Match by Subject Designs) dimulai, maka hipotesis yang ada harus diubah dahulu
menjadi hipotesis nihil, yaitu ”Tidak ada perbedaan yang berarti antara belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan
lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja
Setelah hasil tes akhir keterampilan bermain tenis meja diketahui dari tiap-
taraf signifikansi 5% dan db 19 maka nilai t tabel 2,093. Ini berarti nilai t hitung
lebih besar dan t tabel, maka analisis data didapatkan nilai 2,751 > 2,093.
tidak ada perbedaan yang berarti antara belajar tenis meja dengan latihan tegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain
tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Wonosobo,
ditolak. Ini berarti yang menyatakan ada perbedaan yang berarti antara belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan
40
41
lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja
eksperimen 2 (lihat tabel 7 dan 8). Dan diketahui bahwa rata-rata atau mean dan
kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 adalah 21,65 > 21,15. Karena dalam
latihan ini melalui yang diperhitungkan adalah keterampilan bermain tenis meja,
maka yang menunjukkan angka tertinggi itulah yang lebih baik. Jadi latihan
pukulan dengan frekuensi cepat lebih baik daripada pukulan dengan frekuensi
lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja
4.2 Pembahasan
dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja itu harus memperhatikan
keluwesan gerak harus dipelajari dan dilatih dengan baik dan kontinyu. Setelah
pemain mengalami keluwesan gerak maka dalam menguasai bola dalam keadaan
grip dengan frekuensi cepat lebih baik daripada latihan pegangan shakehand grip
dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja, hal ini
1. Latihan pukulan dengan frekuensi cepat akan bisa cepat mengatasi bola dalam
lambat.
3. Kalau sudah terjadi keluwesan gerak akan sangat mudah untuk memastikan
memiliki kecenderungan pantulan bola yang relatif tetap, sehingga unsur pukulan
shakehand grip dengan frekuensi cepat akan lebih banyak hasilnya dibandingkan
5.1 Simpulan
1. Terdapat perbedaan yang berarti antara metode belajar tenis meja dengan
latihan pegangan shakehand grip dergan frekuensi cepat dan lambat terhadap
keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo.
2. Metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat lebih daripada metode belajar tenis meja dengan latihan
bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja di Club Persatuan Tenis
5.2 Saran-saran
sebagai berikut:
2. Bagi para peneliti yang ingin mengadakan penelitian dengan masalah yang
sama disarankan menggunakan sampel yang lebih besar dan hasil penelitian
43
47
DAFTAR PUSTAKA
HASIL
NO NO NAMA PUKULAN 30 HASIL
TES DETIK
1 2 3
1 8 Gigih Ahmad Nurhamid 34 33 31 34
2 15 Fadli Ibnu Hananto 29 28 36 36
3 14 Lilik S 21 26 27 27
4 34 Pipit Murdiyanto 29 29 26 29
5 7 Ahmad Nurhamid 20 19 21 21
6 19 Muchamad Azmi Rifai 20 20 22 22
7 12 Abdul Azis 22 17 23 23
8 25 Anfi Wahyu Hidayat 19 17 20 20
9 37 Rahmad Fabian 20 14 18 20
10 17 Mufid Cerian 19 13 20 20
11 36 Agus Sulistyo 16 16 12 16
12 6 Cholid Mawardi 11 18 17 18
13 33 Riswanto 15 22 14 22
14 21 Syaiful Anuwar 11 10 12 12
15 1 Anang Rifai 14 18 10 18
16 39 Surono 12 7 19 19
17 31 Rifai 6 8 10 10
18 2 Rage Diaslian Dala 20 17 23 23
19 27 Agus Susanto 13 11 8 13
20 20 Vega Ghifari Gifari 19 12 20 20
JUMLAH 423
RATA-RATA 12.15