You are on page 1of 2

Peternakan Babi di Manokwari:

Mempertahankan Tradisi & Meningkatkan Taraf Hidup


oleh: Freddy Pattiselanno dan Deny A. Iyai

Usaha peternakan babi ini diawali dengan


memelihara satu atau dua ekor babi yang
merupakan pemberian atau peninggalan orang
tua. Terkadang ternak ini diperoleh dari
pemberian sebagai “mas kawin” (pemberian
pada saat pernikahan) yang kemudian
berkembang biak. Usaha yang dimulai dari
sepasang ternak kemudian berkembang dengan
baik, apalagi nilai ekonomi ternak babi cukup
tinggi. Karena itu, tidaklah heran sekalipun
memiliki pekerjaan utama yang beragam
(pegawai negeri, swasta, buruh dan tukang),
mengusahakan ternak babi sebagai tambahan
sumber pendapatan menjadi alternatif guna
meningkatkan taraf hidup keluarga.
Hal ini diakui pula oleh Melkisedek Ap,
seorang pemuda peternak yang bermukim di
sekitar pesisir pantai. Beternak babi dalam
lingkungan keluarganya sudah dilakukannya
Peternak yang sedang memberi makan ternak babinya. sejak kecil. Pada tahun 1998, ia dibelikan sepasang
Foto: Freddy Pattiselanno. babi oleh orangtuanya. Sejak saat itu ia aktif beternak
babi secara mandiri. Menurut pengalamannya, secara

M
elihat perkampungan nelayan di daerah pesisir ekonomis memelihara ternak babi menguntungkan
adalah hal yang wajar, dan kesibukan nelayan karena kebutuhan akan ternak hidup maupun dalam
sepanjang hari sebelum dan sesudah melaut bentuk daging babi di Papua relatif tinggi dan harganya
benar-benar mencerminkan irama kehidupannya sehari- pun relatif mahal. Dari usaha beternak babi pula
hari. Tapi perkampungan peternak di daerah pesisir Melkisedek bisa membiayai studinya di Jurusan
mungkin bukan hal yang umum ditemukan. Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Perikanan dan
Memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Papua. Sehingga tidak
untuk usaha peternakan adalah hal yang dilakukan oleh mengherankan jika kemudian ia bercita-cita untuk
sekelompok masyarakat yang mendiami daerah pesisir menjalankan usaha peternakan babi secara intensif
sepanjang Teluk Doreri di Kota Manokwari, Papua. setelah ia menuntaskan studinya kelak.
Kelompok masyarakat yang sudah menyatu dengan
lingkungannya ini tetap memegang tradisi Aplikasi Pola Peternakan Intensif dan Pemanfaatan
mengembangkan usaha peternakan babi secara Potensi Setempat
tradisional sebagai penopang kehidupan sekaligus
mewarisi budaya masyarakat Papua umumnya. Oleh Agak berbeda dengan masyarakat di dataran tinggi
karena hampir sebagian besar masyarakat yang Manokwari yang masih menerapkan pola peternakan semi-
mendiami daerah ini adalah masyarakat asli Papua intensif bahkan cenderung ke ekstensif, kelompok peternak
yang berasal dari campuran berbagai suku, maka di pesisir pantai sudah mulai menerapkan pola peternakan
kebiasaan yang dipraktekkan secara turun temurun ini intensif. Mereka memanfaatkan lahan yang ada dengan
tetap berlangsung di manapun mereka tinggal menetap. membangun kandang di atas laut-pinggir pantai (kandang
berlabuh). Seumur hidupnya babi dipelihara di dalam
Mengapa Ternak Babi? kandang dan sebagai konsekuensinya kebutuhan pakan
untuk hidup dan pemeliharaannya disiapkan peternak.
Di Papua, nilai sosial ternak babi sangat tinggi Dengan kata lain, campur tangan peternak pemeliharanya
karena budaya masyarakat memelihara hewan ini erat sangat tinggi. Kondisi ini memang wajar, karena lokasi
Desember 2005

kaitannya dengan praktek adat istiadat dan upacara pemeliharaan ada di sekitar kota, sehingga kalau ternak
ritual budaya setempat. Binatang yang dianggap sakral dilepas bebas akan memicu lahirnya faktor sosial lain.
ini sering digunakan dalam berbagai kegiatan ritual Bahan kandang mudah diperoleh di sekitarnya,
budaya, termasuk untuk mas kawin dan alat tukar. tidak dibeli dan relatif kuat untuk konstruksi kandang.
Selain itu, jumlah babi yang dimiliki biasanya dijadikan Peternak umumnya memanfaatkan kayu buah
sebagai ukuran kekayaan seseorang (status sosial). (Macaranga sp) untuk membangun kandang semi
SALAM #13

Semakin banyak babi yang dimiliki, berarti semakin permanen dengan sistem terbuka. Sistem kandang
tinggi pula status sosialnya. seperti ini penting sekali, karena pada siang hari

24
penguapan air laut membuat temperatur lingkungan penambahan air laut pada pakannya juga
meningkat sehingga mempengaruhi kondisi ternak. Pada meningkatkatkan palatabilitas (tingkat kesukaan akan
malam hari bagian atas kandang diberi atap, misalnya pakan) karena ternak babi cenderung mengkonsumsi
seng, untuk memberi kenyamanan bagi ternak. pakan yang basah.
Biaya pakan merupakan biaya produksi tertinggi Air laut juga dimanfaatkan untuk membersihkan
dalam suatu usaha peternakan, karena itu tidak heran kandang sehingga lingkungan kandang selalu terjaga
jika peternak berupaya mencari bahan pakan yang dapat kebersihannya dan ikut menciptakan ternak yang sehat.
dijangkau harganya dan tersedia setiap saat. Berdasarkan pengamatan penulis terkait pengelolaan
Pemanfaatan limbah pasar, limbah rumah tangga dan limbah ternak babi, umumnya limbah padatnya
limbah rumah makan atau penjual gorengan di sekitar ditampung dan ditanam di darat. Sedangkan yang
kota merupakan jalan yang ditempuh peternak setempat dibuang ke laut adalah sisa makanan yang sekaligus
untuk menyediakan pakan bagi ternak babi menjadi sumber pakan bagi biota laut yang ada.
peliharaannya. Jenis pakan bervariasi mulai dari limbah
rumah makan, sisa sayur, kulit pisang, singkong, ampas Manfaat Ekonomis Beternak Babi
tahu, limbah pasar ikan dan sisa dapur yang dimasak
kemudian diberikan kepada ternak. Secara tidak Sebagai kawasan sentra produksi ternak di
langsung pemanfaatan limbah ini ikut menjaga dan daerah Kepala Burung Papua, populasi ternak babi di
memelihara kebersihan lingkungan karena mengurangi Manokwari merupakan potensi yang dapat dikembang-
volume limbah yang terus bertambah akibat kan guna memenuhi permintaan kebutuhan daging di
pengembangan kota. Selain itu, dari sisi efisiensi hal ini daerah sekitarnya. Pada tahun 2003, populasi ternak
menguntungkan peternak karena kebutuhan akan pakan babi di Manokwari adalah 19.381 ekor dan meningkat
ternak dapat disuplai dari limbah ini dengan biaya yang menjadi 20.257 ekor di tahun 2004. Ternyata
sangat rendah. Limbah dapat diambil setiap saat dalam perkembangan populasi ini tidak hanya mensuplai
jumlah yang banyak tanpa mengeluarkan biaya yang kebutuhan di Manokwari saja tapi juga melayani
tinggi. Seperti yang terlihat pada tabel 1. kebutuhan dari beberapa daerah lain di sekitar kawasan
Teluk Cenderawasih seperti Kab. Nabire, Serui, Biak
T a be l 1. J um la h lim ba h ya ng diha s ilk a n di M a no k wa ri bahkan sampai ke Jayapura. Hal ini dibuktikan dengan
( n = jumla h s a mpe l) informasi dari Balai Karantina Hewan, bahwa pada tahun
No. R e s po nde n S umbe r Kis a ra n P ro duk s i Lim ba h 2002 pengiriman ternak babi ke luar Manokwari
sebanyak 390 ekor dan jumlah ini cenderung meningkat
1 Rumah makan / n=10 18 - 30 kg per hari
dari tahun ke tahun. Sedangkan penghasilan rata-rata
2 P enjual go rengan / n=10 9 - 20 kg per hari para peternak babi di daerah pesisir kota Manokwari
3 P enjual sayuran / n=10 2 - 11kg per hari adalah sebesar sekitar Rp 1.2 juta per tahun (Warastuti,
4 P enjual ikan / n=10 20 - 50 kg per hari 2001). Tapi jika dilihat dari sumber mata pencaharian
Sumber: Kegiatan praktikum mata kuliah Ilmu Lingkungan Ternak, para peternak yang bervariasi serta kepemilikan ternak
P ro gram Studi P ro duksi Ternak, Fak. Peternakan, P ertanian & Ilmu yang berkisar antara 1-10 ekor, kemungkinan biaya
Kelutan, Univ. Negeri P apua (2004) produksi yang dikeluarkan oleh para peternak juga
beragam.
Sedangkan, tingkat pemanfaatan limbah oleh Dengan demikian, beternak babi sebagai tradisi
usaha peternakan babi yang dikelola secara tradisional masyarakat Papua tidak hanya memberikan manfaat
khususnya oleh para peternak di kawasan pesisir pantai sosial, namun juga manfaat ekonomis bagi peternak
Manokwari berkisar antara 25–75 kg tergantung pada sekaligus terciptanya lingkungan yang bersih bagi
jumlah ternak yang dipelihara (berdasarkan hasil kesehatan masyarakat.
pengamatan langsung dan wawancara yang dilakukan
terhadap 15 orang peternak sampel yang memanfaatkan
limbah pangan sebagai bahan pakan untuk babi
peliharaannya). Kisaran tersebut merupakan jumlah
limbah yang diambil oleh peternak sampel setiap kali
pengambilan. Biasanya jumlah tersebut bisa dihabiskan
oleh ternak peliharaan dalam waktu 2-3 hari. Tentunya
variasi ini berdasarkan jumlah dan fase umur (anak,
dewasa, pejantan atau induk betina) ternak babi yang
dipelihara.
Lokasi kandang yang dekat dengan pantai juga
memudahkan peternak untuk memanfaatkan air laut
SALAM #13

untuk konsumsi air minum ternak. Pengamatan


sementara menunjukkan bahwa konsumsi air laut akan
Kandang babi yang ditempatkan di sekitar pesisir pantai. Masyarakat
secara langsung memenuhi kebutuhan akan mineral setempat menyebutnya kandang berlabuh. Foto: Freddy Pattiselanno.
desember 2005

sehingga mengurangi agresifitas ternak untuk memakan


bahan kandang (bambu atau kayu) akibat kekurangan
mineral dalam pakannya. Hal ini juga memberikan Freddy Pattiselanno & Deny A. Iyai
PS Produksi Ternak, Fak. Peternakan Perikanan & Ilmu Kelautan
kontribusi terhadap jangka waktu penggunaan bahan Universitas Negeri Papua (UNIPA), Manokwari, Papua
kandang yang bisa bertahan lama. Selain itu, email: freddy_pattiselanno@unipa.ac.id, denyunipa@yahoo.com

25

You might also like