Professional Documents
Culture Documents
Sumber : http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/proses-pembuatan-urea.html
Deskripsi Proses
Proses pembuatan urea diawali dengan untuk mensintesa dengan
mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat. Tekanan operasi
disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian
Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya
setelah dilakukan Stripping oleh CO2. Uap air yang menguap dan
terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah
kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di
Strpper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian
purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas.
Spesifikasi
Input: campuran hasil atas dari reaktor yang terdiri dari urea, air,
ammonium karbamat dan kelebihan ammonium pada tekanan 175
175 Kg/Cm2 G.
✔ DIFFERENTIAL DISITILLATION
Differential distilasi atau dengan nama lain distilasi batch. Batch distillation
adalah jenis distilasi tak tunak dimana umpan dan produk tidak secara terus
menerus masuk dan keluar. Campuran dimasukan ke dalam unit distilasi
saat proses akan dimulai. Komponen yang lebih volatil akan menguap lebih
awal kemudian dipisahkan dan dikondensasi. Setelah campuran terpisahkan,
maka untuk melakukan pemisahan berkutnya penyuling kembali diisi
campuran dan proses pemisahan berulang. Distilasi jenis ini umumnya
digunakan untuk produksi kapasitas rendah dengan tingkat kemurnian yang
tinggi, misalnya pada industry farmasi dan unit pengolahan wastewater.
Salah satu cpntoh distilasi batch yang mau dibahas yaitu proses pemurnian
Benzene. Berikut adalah process flow diagram dari proses pemurnian
benzene.
Gambar 2 : PFD Proses Pemurnian Benzene
Sumber : geosci.unc.edu
Deskripsi Proses
Seperti yang kita ketahui bahwa volatilitas benzene lebih tinggi ini
artinya benzene mempunyai titik didih yang lebih rendah dibanding dengan
toluene, sehingga ketika campuran dipanaskan mencapai atau mendekati
titik didih benzene, komponen yang banyak menguap adalah benzene.
Sementara itu toluene akan lebih banyak tetap bebentuk cair. Komposisi
campuran uap maupun cair pada differential distillation merupakan fungsi
dari waktu sehingga setiap saat komposisinya akan berubah.
SPESIFIKASI
Output:
Hasil keluaran dari hasil distilasi ini terdiri dari 2 jenis, yaitu distilat dan
Bottom.
a. Distilat terdiri dari campuran toluene dan benzene yang berbentuk uap
dimana komposisi benzene lebih banyak.
b. Bottom terdiri dari toluene dan benzene yang berada dalam bentuk
cairan, sehingga komposisi toluene lebih besar.
✔ Continous Distillation
Dalam distilasi jenis ini, proses pemisahan berlangsung secara
terus menerus. Umpan masuk dan produk keluar secara
bersamaan, terus menerus, dan tanpa jeda. Jenis distilasi ini
umunya digunakan dalam industri kimia berkapasitas besar
seperti industri petrokimia. Berikut ini akan dijelaskan proses
pembuatan alcohol.
Deskripsi Proses
Pada proses pembuatan alcohol, umpan masukan yang
dimasukan adalah alcohol cair yang telah dipanaskan
sebelumnya, dan tidak terdapat fasa padat. Hasil keluaran
(distilate) yang diinginkan adalah uap alcohol dengan
konsentrasi tinggi yang keluar dari bagian atas. Sedangkan
untuk keluaran (waste) terdiri dari campuran air yang
terkondensasi dan masih terdapat sisa alcohol.
Gambar 3. PFD Ethanol Distilation Process
Sumber :
http://bioweb.sungrant.org/Technical/Biofuels/Technologies/Ethanol+
Production/Ethanol+Dry+Grind+Process/Default.htm
Spesifikasi
Jawab :
Untuk dapat menyelesaikan persamaan ini, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan, yaitu dengan mencari nilai masing-masing tekanan daro n-heptana (P1)
dan n-oktana (P2). Persamaan untuk mencari tekanan masing-masing adalah
B (1)
log P = A −
C +T
A B C
n-heptana 6,89677 1264,9 216,54
n-oktana 6,9186 1351,9 209,15
Untuk menentukan suhu acuan, digunakan suhu n-heptana. Hal ini karena n-heptana
lebih volatile. Suhu yang digunakan adalah 98.4 0c, 105 0c, 110 0c, 115 0c,
120 0c, 125,6 0c.
• Menentukan P1, saat T = 98,4 0c
logP1=6,8967- 1246,9216,54+98,4
P1 = 759.3629977 mmHg
• Menentukan P2, saat T = 98,4 0c
logP2=6,9186- 1351,9209,15+98,4
P2 = 333.3434954 mmHg
Perhitungan terus dilakukan hingga mendapat nilai P1 dan P2pada suhu 125,6
0
c
Adapun data hasil perhitungan, dilampirkan pada data table berikut ini.
Suhu (T, P1 (mmHg) P 2(mmHg)
o
c)
98.4 759.3629977 333.3434954
x = (Pt-P2)/(P1-P2) (2)
y* = P1x/Pt (3)
Dengan Pt = P1 + P2 masing-masing komponen pada suhu yang sama. Setelah
dilakukan perhitungan, maka hasil nilai x dan y* masing-masing disajikan dalam tabel
dibawah ini
Suhu (T, X y*
0
C)
98,4 1.001495242 1.00066
3.