You are on page 1of 3

Arti dan makna UUD 1945

Bab I

PENDAHULUAN

Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ) yang beranggotakan 21
orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang
terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatera dan masing-masing 1 wakil dari
Kalimantan, Maluku, dan Sunda Kecil.

Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia
merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang 1945 ( UUD ‘45 ). Para tokoh
perumus itu adalah : dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata,
Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetardjo Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo,
Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir ( Sumatera ), Mr. Abdul Abbas
( Sumatera ), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang ( keduanya dari Sulawesi ), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (
Bali ), A H. Hamidan ( Kalimantan ), R.P. Soeroso, Abdul Wachid Hasyim dan Mr. Mohammad
Hassan ( Sumatera ).

Latar belakang terbentuknya UUD 1945 bermula dari janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan
bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tinggalah janji, setelah Jepang berhasil memukul mundur
tentara Belanda, malah mereka sendiri yang menindas kembali bangsa Indonesia, bahkan lebih sadis
dari sebelumnya.

Dan pada zaman sekarang kita hanya menikmati kemerdekaan, unutk itu apa yang seharusnya mesti
kita lakukan untuk menyukuri anugerahakemerdekaan ini ? salah satunya adalah dengan pengamalan
nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945.

MAKNA ALINEA KE1,2,3 DAN 4 PEMBUKAAN UUD 45

Alinea ke 1

Alinea pertama merupakan asas dalam mendirikan negara, yang terdiri dari dua hal :

pertama : kemerdekaan adalah hak segala bangsa. kedua : penjajahan harus dihapuskan dari muka
bumi, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dengan demikian jelas bahwa
negara yang didirikan oleh bangsa Indonesia adalah sebuah negara bangsa (nation state) yang berdiri
di atas hak yang dimilikinya, yaitu hak untuk merdeka. Hal ini dipertegas dalam alinea ke empat yang
menyebutkan “Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia”. Atas dasar asas tersebut, nasionalisme yang
dibangun Indonesia pasti bukan nasionalisme yang chauvinistik, bukan pula jingo nasionalism,
melainkan nasionalisme yang berperikemusiaan dan berperikeadilan. Nasionalisme yang akan
dibangun adalah nasionalisme yang menjunjung tinggi hak kemerdekaan semua bangsa, untuk
menjalin hubungan saling hormat menghormati dengan kewajiban untuk melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Atas dasar kesadaran itu,
maka penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Berdasarkan prinsip tersebut, maka dapat diketahui bahwa nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme yang dijiwai perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme yang anti penindasan, baik penindasan bangsa atas bangsa
(exploitation de nation par nation) maupun penindasan manusia atas manusia (exploitation de
l’homme par l’homme).

Alinea ke 2

Visi bangsa Indonesia dalam mendirikan negara bangsa yang merdeka dengan jelas diungkapkan
dalam alinea ke dua, yaitu : negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Negara yang
merdeka, bersatu dan berdaulat bermakna sebagai negara bangsa (nation state) yang bebas dari
penjajahan maupun penindasan negara lain, serta berhak menentukan segala kebijakannya
berdasarkan kedaulatan yang dimilikinya. Disadari sepenuhnya bahwa kekuatan Indonesia untuk
mencapai cita-cita kemerdekaaanya adalah tumbuh dan berkembangnya kesadaran dan semangat
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Pluralisme yang ada bukanlah untuk mengedepankan
kepentingannya sendiri, melainkan untuk saling mendukung guna membangun kekuatan bersama.
Kesadaran akan adanya saling ketergantungan antar wilayah yang beragam itulah yang merupakan
sumber kekuatan Indonesia, sehingga Indonesia akan menjadi negara yang tidak akan tergantung pada
dan didikte oleh negara atau kekuatan lain.

Seperti halnya dengan bangsa-bangsa lain, untuk menegakkan kemerdekaan dan kedaulatannya
bangsa Indonesia berpegang pada tiga prinsip kemerdekaan yang oleh Bung Karno disebut “Trisakti”,
yaitu :

• berdaulat di bidang politik.

• berdikari di bidang ekonomi.

• berkepribadian di bidang kebudayaan.

Sedangkan adil dan makmur adalah kondisi kehidupan yang menjadi tujuan dalam mendirikan negara.
Kemakmuran yang akan dibangun adalah kemakmuran untuk semua, kemakmuran untuk bangsa
Indonesia secara keseluruhan yang terdistribusi secara adil. Oleh karena itu dasar pengelolaan
kesejahteraan tersebut harus berasaskan kekeluargaan yang bersumber pada prinsip kesederajadan dan
kebersamaan. Tidak bisa tidak, demokrasi ekonomi dan demokrasi politik harus ditegakkan. Kondisi
masyarakat yang sejahtera lahir dan batin itulah yang disebut sebagai Sosialisme Indonesia, yang tak
lain adalah masyarakat Gotong Royong.

Alinea ke 3

Berdasarkan asas kemerdekaan dan visi yang ingin diwujudkan, bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang religius, menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan yang telah dicanangkan, kemerdekaan
yang diperjuangkan dengan berbagai pengorbanan, hanya dapat terlaksana, sepenuhnya berkat rahmat
Tuhan Y.M.E. Hal ini terungkap dalam alinea ke tiga.

Alinea ke 4

Selanjutnya dalam alinea ke empat diungkapkan tentang prinsip-prinsip dibentuknya Pemerintah


sebagai instrumen politik dan tugasnya. Untuk memberikan landasan dan acuan bagi penyelenggaraan
pemerintahan dan kehidupan bernegara, disusunlah Undang-Undang Dasar. Sedangkan bentuk negara
ditetapkan sebagai Republik yang berkedaulatan rakyat, artinya Indonesia adalah sebuah republik
yang bersifat demokratis. Sedangkan sebagai dasar negara adalah Pancasila.
Untuk menjamin terwujudnya visi yang telah ditetapkan, Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan
kepada Pemerintah untuk melaksanakan dua tugas pokok ke dalam :

pertama, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

kedua, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

ke luar ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Dari tugas yang diamanatkan kepada Pemerintah tersebut dengan jelas termaktub bahwa Indonesia,
baik sebagai bangsa maupun sebagai wilayah adalah satu kesatuan yang utuh, sesuai dengan jiwa
yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. Kesadaran atas kesatuan yang utuh itulah yang merupakan
sumber bagi dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Amanat untuk memajukan kesejahteraan umum mempunyai makna untuk memajukan kesejahteraan
bagi rakyat secara keseluruhan, bukan hanya kesejahteraan orang per orang. Oleh karena itu perlu
disusun suatu sistem yang dapat menjamin terselenggaranya keadilan sosial. Dan kesejahteraan yang
harus diciptakan bukan hanya sekedar kesejahteraan ekonomis, bukan sekedar kesejahteraan material,
melainkan kesejahteraan lahir dan batin, kesejahteraan material dan spiritual. Artinya kesejahteraan
material itu harus terselenggara dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban masing-masing, masyarakat yang bebas dari rasa takut, masyarakat yang hidup dalam
kesederajadan dan kebersamaan, masyarakat yang bergotong-royong. Masyarakat adil, makmur dan
beradab itulah warna dari Sosialisme Indonesia.

Amanat tersebut terkait dengan amanat berikutnya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang
bermakna membangun peradaban bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan mampu hadir sebagai
bangsa yang memiliki kepribadian nasional yang bersumber kepada nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi nasional Indonesia, yaitu Pancasila. Dengan kepribadian nasional yang dimilikinya itu
bangsa Indonesia akan memiliki kepercayaan diri, akan memiliki national dignity. Untuk membangun
peradaban bangsa inilah diperlukan kecerdasan intelektual, emosional, afirmatif (dari affirmative
intelegents – kecerdasan untuk mengambil keputusan) dan spiritual, untuk memecahkan berbagai
persoalan kehidupan bangsa dan negara, sehingga mutlak perlu dilaksanakan nation and character
building.

You might also like