You are on page 1of 4

GADUH GELISAH

Posted on June 5, 2008 by diyoyen.


Categories: Psikiatri.
Ditulis oleh Dr. Galih Endradita M.
Ketika pertama kali melihat keadaan gaduh gelisah oleh sebab apapun, tindakan pe
rtama yang harus dilakukan adalah
menguasai keadaan lingkungan terutama keadaan pasien yang biasanya menggunakan i
katan pada anggota tubuh
yang aktif (fiksasi)
TATA LAKSANA GADUH GELISAH Dr. GALIH ENDRADITA M.
I. DIAGNOSA BANDING Ketika pertama kali melihat keadaan gaduh gelisah oleh sebab
apapun, tindakan pertama
yang harus dilakukan adalah menguasai keadaan lingkungan terutama keadaan pasien
yang biasanya menggunakan
ikatan pada anggota tubuh yang aktif (fiksasi). Tindakan ini amat diperlukan kar
ena pasien dengan gaduh gelisah dapat
melukai orang lain disekitar dan dapat melukai dirinya sendiri. Tindakan untuk m
enenangkan pasien diperlukan agar
dokter dapat melakukan pengamatan atau observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriks
aan status mental. Dokter juga
perlu untuk memeriksaan pasien secara serial sehingga keadaan tenang pasien adal
ah tuntutan mutlak. A. Etiologi
Organik Keadaan organik adalah keadaan medis tertentu yang menyebabkan kelainan
psikiatri, khusus gejala yang
mungkin penyebab organik dari gaduh gelisah adalah : 1. Penyakit gangguan fungsi
sistem saraf pusat terutama pada
usia lanjut. 2. Penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pus
at. 3. Riwayat ketergantungan obatobatan.
4. Tidak riwayat gaduh gelisah sebelumnya. 5. Onset mendadak. 6. Disorientasi 7.
Adanya variabel perhatian
dan kesiagaan. 8. Gangguan memori 9. Adanya halusinasi visual 10. Insight terhad
ap halusinasi masih ada ( Pasien
kadang mengatakan aku tahu ini tidak masuk akal tapi ) Diagnosa Banding faktor Or
ganik
penyebab Gaduh Gelisah Infeksi HIV, Meningitis, Sipilis, dan Encephalitis Withdr
awal Alkohol,
Benzodiazepine, Opioids Penyakit Metabolik Gagal hati, Gagal ginjal, gangguan Ca
lsium dan Natrium,
porphyria Trauma Trauma kepala, heat stroke, luka bakar, keadaan post operasi Pe
nyakit CNS
Stroke, Tumor, Perdarahan, Multiple sklerosis, seizure dementia-alzheimer s, Multi
-infark, Normal pressure
Hydrocephalus, Hipotyroid, Parkinson s disease, Wilson s disease Hipoxia Anemia,
intoksikasi carbon monooksida, gagal jantung/paru Defisiensi B12, Asam folat, Th
iamin, Niacin
Endokrin Hyper dan hypo adrenalism, Hipo dan Hiperthyroid, hiper dan hipoglikemi
, hiper dan hipoparathyroid.
Vaskuler Encepalopati hipertensi, Vaskulitis dan syok Toxin Pestisida, medicatio
ns, solven
Logam berat Arsen, Mangan, Mercuri, Besi, dan Thallium Penyalah gunaan obat Koka
in,
amphetamin, PCP, LSD dan inhalan B. Etiologi Psikiatrik Etiologi organik menyeba
bkan keadaan yang akan
psikiatri seperti delirium, demensia, dan penyakit mental organi. Keadaan psikia
trik murni juga dapat menyebabkan
keadaan gaduh gelisah. Gejala yang mungkin causa psikiatrik murni adalah : 1. Ri
wayat gangguan mental sebelumnya.
2. Riwayat gaduh gelisah sebelumnya 3. Riwayat pengobatan psikiatri yang tidak a
dekuat 4. Tanda-tanda keadaan
psikotik antara lain : Halusinasi auditorik, delusi paranoid, insigt yang rendah
. Diagnosa Banding Gaduh Gelisah pada
psikiatri 1. Skizofrenia katatonik, paranoid dan tak terinci 2. Skizoafektif 3.
Psykosis reaktif 4. Gangguan afektif bipolar
tipe manik dan campuran 5. Aitisme pada orang dewasa 6. Stress akut 7. Post Trau
matic Distress Syndrom 8.
Gangguan dissosiatif 9. Intermitten explosive 10. Adjustmen with emotional featu
res Etiologi Kepribadian
Kepribadian tertentu dapat dapat menjadi keadaan gaduh gelisah ketika dalam kond
isi stress. Tipe kepribadian tersebut
antara lain : 1. Anti sosial 2. Borderline 3. Narsisitik 4. Histrionik 5. Parano
id II. ALTERNATIF TATALAKSANA
Terapi terhadap Underlying disease merupakan tatalaksana saat ini yang menentuka
pendekatan apa yang kita
gunakan. Perawatan terhadap keadaan gaduh gelisah termasuk delirium dan gangguan
h mental organik. Obat-obatan
dijelaskan pada bab berikutnya. Fiksasi pada tempat tidur dan dibuat ruangan ter
sendiri adalah tindakan yang sangat
membantu. Lampu yang cukup terang, orientasi dipertahankan dengan adanya jam dan
kalender, serta didampingi oleh
kerabat terdekat merupakan lingkungan yang mempercepat perbaikan. Pada keadaan p
rimer psikitri, anti psikotik dan
atau anti anxietas mempunyai dampak yang sangat baik. Kemudian ditunjang lingkun
gan yang tidak merangsang, serta
psikoterapi dasar dan psikoeducation diperlukan untuk mengurangi keadaan gaduh g
elisah. Pada gangguan kepribadian
membutuhkan kombinasi dari supportive and basic cognitive psykotherapies and fir
m limit setting. Keterlibatan penegak
hukum dalam hal ini kepolisian akan sangat membantu pasien untuk tidak melawan d
okter. Sedangkan penggunaan
obat-obat sedapat mungkin tidka digunakan. III. PENDEKATAN UMUM PASIEN DENGAN GA
DUH GELISAH
- Selalu dalam keadaan rendah hati dan tenang.
- Usahakan tidak menentang pasien, jika hal ini tidak dilakukan maka pasien akan
marah dan cenderung tetap dalam
kondisi gaduh gelisah.
- Sampaikan pada pasien tentang siapa dan apa tugas kita sebagai dokter.
- Bicara dengan jelas, dan hindari kontak mata yang lama.
- Selalu menjaga jarak
- Bersikap empati terutama pada pasien yang merasa kecewa atau putus asa
- Hati-hati karena wawancara yang dilakukan dapat memicu perilaku kekerasan
- Disarankan mendapatkan informa sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang singkat
.
- Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan yang inefisien untuk mendapatkan info
rmasi pada keadaan ini.
- Bangun kepercayaan dengan pasien. Menawarkan makanan ataupun minuman akan memp
ercepat pasien kooperatif.
- Jika mungkin perkenankan pasien untuk memilih perawatan seperti apa yang diing
inkan.
- Gunakan waktu secara efisien, jika pasien bersedia untuk diambil darah maka la
kukan pemeriksaan pemeriksaan
sesuai indikasi. Selalulah berfikir bahwa ini adalah kesempatan satu-satunya. IV
. PREDIKSI TINDAK
KEKERASAN Dokter jiwa diharapkan mampu melakukan prediksi tindak kekerasan yang
mungkin akan dilakukanpasien. Tidak ada prediksi yang jelas dan mutlak seseorang
akan melakukan tindak kekerasan atau tidak tetapi studi
literatur kami menunjukkan faktor resiko yang mungkin adalah : 1. Riwayat kekera
san dan impulsif sebelumnya 2.
Penggunaan alkohol dan obat terlarang 3. Gangguan mental organik, delirium, para
noid delusi 4. Kepribadian anti
sosial 5. Kepribadian borderline 6. Secara demografi : usia muda, laki-laki, keh
idupan miskin, hidup dalam kondisi
kontrol sosial yang rendah (hidup ditempat-tempat dimana kekerasan adalah hal ya
ng biasa) 7. Pengetahuan tentang
senjata, keterampilan dan akses untuk mendapatkannya. 8. Perasaan diperlakukan t
idak adil 9. Perasaan dihinakan
karena kejadian tertentu. Prediksi adanya perilaku kekerasan pada suatu saat kel
ak : 1. Adanya even dimana pasien
diperlakukan tidak adil. 2. Ancaman tertentu sehingga pasien melakukan pembelaan
dengan perilaku kekerasan. 3.
Bukti adanya perencanaan untuk melakukan kekerasan. 4. Mimik wajah menakutkan da
n berbicara yang keras 5.
Hypervigilance 6. Memandang dengan mata melotot 7. Perilaku gaduh gelisah sepert
i tremor, berkeringat dingin, sikap
kuda-kuda, gigi yang menggigit keras. V. KEAMANAN DALAM MELAKUKAN INTERVENSI Lev
el I Intervensi tanpa
kekerasan
- Memisahkan pasien dari pasien lain (jika mungkin)
- Pindahkan semua benda yang berpotensi untuk digunakan
- Pastikan kita mempersiapkan segala sesuatu jika keadaan mengkhawatirkan.
- Tetap tenang, dan supportif
- Berbicara jelas
- Menunjukkan rasa hormat dan berperilaku tidak menghakimi
- Selalu memberi jarak
- Tanyakan kenapa kecewa, putus asa dan rencana berikutnya apa. Level II Jika pe
rilaku kekerasan muncul
Jika intervensi verbal gagal dan kita perlu melakukan intervensi lebih lanjut pa
da level berikutnya dengan tindakan yang
Show of Force :
- Membutuhkan minimum 5 orang. Dua orang mengontrol kedua tangan, dua orang meng
ontrol kedua kaki dan
seorang mengontrol kepala.
- Satu orang sebagai pemimpin tindakan dan 5 orang lain sebagai pengikut.
- Untuk memulai ke-5 orang berkumpul dan menunjukkan sikap percaya diri.
- Pemimpin dengan tenang mengatakan keperluannya
- Pemimpin menegaskan pasien untuk kembali detang. Level III Tindakan cepat
- Pada saan pemimpin memberikan signal untuk memegang ekstremitas maka yang lain
melakukan tindakan secara
bersamaan untuk kepala dan ekstremitas yang lain.
- Pasien langsung ditengkurapkan ke lantai dengan tangan dipunggung
- Ikat pasien pada daerah tertentu yang efektif untuk mengendalikan pasien. VI.
MANAJEMEN FARMAKOLOGIS
Pasien gaduh gelisah membahayakan bagi pasien sendiri dan orang-orang disekitar
oleh karena cara pengambilan
keputusan oleh pasien yang lemah. Tujuan utama perawatan adalah membuat pasien t
enang dan tidak gaduh gelisah
lagi. Terapi utama keadaan ini adalah Haloperidol dan Lorazepam. Lorazepam secar
a umum lebih baik daripada
Diazepam karena tidak cukup besar pengaruh negatif pada hati, half life yang sin
gkat, secara cepat diserap IM dan tidak
menyebabkan sklerosis pada vena. Kedua obat-obatan diatas tersedia dalam bentuk
per oral, konsentrat, IM dan IV.
Perlu diingat bahwa sediaan konsentrat onset kerja sama dengan IM. ICU (Intensiv
e Care Unit) Sedasi penting pada
pasien sehingga kita dapat melindungi pasien, tindakan observasi ketat pada kead
aan pasin dapat dilakukan dengan
mudah. Sedasi IV hendaknya dilakukan pada ICU dengan tujuan untuk menyetabilkan
ketersediaan obat dalam darah.
Bila kita menggunakan tindakan IM setiap saat maka akan menciptakan trauma terte
ntu pada pasien. Pilihan sedian IV
yang ada : Haloperidol
- FDA tidak menyetujui sediaan IV
- Gunakan bersama Salin untuk mencegah presipitasi dengan Heparin dan Phenytoin
- Gaduh gelisah ringan dengan 0,5 mg-2mg
- Gaduh gelisah sedang dimulai dengan 5-10 mg
- Gaduh gelisah berat memerlukan permulaan 10mg
- Jika pasien masih gaduh gelisah dapat diberikan kembali tiap 20-30 menit dan d
apat ditingkatkan pemberian bolus 75
mg
- Haloperidol dapat diberikan secara IV dengan drip dengan dosis rata-rata 10-12
mg/jam
- Dosis 400-500 mg/hari telah digunakan
- Dosis awal rendah pada pasien usia tua dan pada pasien dengan penyakit tertent
u.
- Penggunaan IV lebih jarang terjadi EPS, reaksi distonik, dan akathisia serta h
ipotensi. Droperidol
- Telah disetujui FDA untuk penggunaan IV pada anestesi
- Insiden Hipotensi lebih besar.
- Dosis 2,5-5 mg diikuti dosis lanjutan 1,25 mg sampai 5 mg sampai gaduh gelisah
tertangani. Pada Ruangan
Gawat Darurat
- Pemberian IV biasanya sulit pada keadaan gaduh gelisah, sehingga pasien harus
ditenangkan menggunakan sediaan
IM ataupun konsentrat · Pilihan I :
- Haloperidol 5 mg IM/konsentrat dan diulangi 40 menit sampai pasien tenang
- Congentin 2 mg IM/po diberikan tiap 4 jam bila perlu.
- Penggunaan berikutnya sampai dengan 24 jam · Pilihan 2 :
- Kombinasi antipsikotik dan Benzodiazepine mempunyai efek yang lebih rendah.
- Haloperidol 5 mg IM/konsentrat tiap 30 menit jika perlu sampai dengan pasien t
enang. Sebagai alternatif Lorazepam 2
mg IM/konsentrat diulangi 30 menit bila perlu sampai pasien tenang. · Pilihan 3 :
- Chlorpromasin 25 mg IM, jangan pernah memberikan lebih dari 50 mg. Dapat menye
babkan Hipotensi dan hindarkan
penggunaan pada pasien dengan usia tua.

You might also like