Professional Documents
Culture Documents
1
TINJAUAN UMUM
MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen Keuangan
2
3
- Aktiva Tidak Nyata (Intangible Assets), spt paten, hak cipta, merk
4
B. Investasi (Investment)
Adalah bidang keuangan yg jg berhubungan dg
keputusan pendanaan perusahaan, tetapi dilihat dari
sudut pandang yg lain, bukan dari pihak perusahaan ttp
dari pihak pemberi modal (investor).
Ada dua alternatif investasi bagi seorang investor :
Melalui pasar modal, yaitu dengan membeli saham
Dan obligasi perusahaan
Melalui Intermediary, misalnya mendepositokan uang
di bank
5
Bendahara (Treasurer)
Adalah orang yang bertanggung-jawab untuk
memperoleh dana, mengelola rekening kas,
berhubungan dengan bank Dan institusi keuangan
lainnya, serta menjamin bahwa perusahaan dapat
melunasi kewajibannya kepada investor yang
memegang sekuritas (obligasi) perusahaan.
Tanggung-jawab treasurer : hubungan perbankan,
manajemen kas, pendanaan, manajemen kredit,
pembayaran deviden, asuransi, manajemen dana
pensiun.
B. Pengawas (Controller)
Tugasnya memeriksa apakah dana telah digunakan
secara efisien.
Tanggung-jawab controller : penyusunan laporan
keuangan, internal auditing, akuntansi, penggajian,
pencatatan, penyusunan anggaran, pembayaran
pajak.
C. Chief Financial Officer (CFO)
Tugasnya mengawasi pekerjaan treasurer Dan
controller.CFO terlibat mendalam dalam pembuatan
kebijakan keuangan serta perencanaan korporasi.
Seorang CFO tidak jarang memiliki tanggung-jawab
sebagai general manager yg tanggung-jawabnya
tidak hanya dibidang keuangan Dan ia bisa juga
merupakan salah seorang anggota dewan direksi
(board of directiors)
Kapita Selekta Keuangan
6
D. Funds Manager
Mempunyai penguasaan teori investasi
modern, yg dapat membekali menjadi
seorang investor di pasar modal.
Tugas utamanya mengelola dana
investor klien anda.
Karena dana investor sebagian besar
diinvestasikan pada sekuritas (saham
Dan obligasi), anda harus memiliki
kualifikasi yg memadai pada analisis
sekuritas Dan portofolio.
E. Intermediary Institution
Bank
Perusahaan Asuransi
Institusi Pengelola dana pensiun
(pension funds)
Kapita Selekta Keuangan
7
4. Tujuan Manajemen
Keuangan Perusahaan
8
5.Prinsip-prinsip Keuangan
9
10
11
H. Prinsip ‘ Risk-Return Trade-off’
Prinsip ini mengatakan ‘There is a trade-off between
risk and return’. Orang menyukai keuntungan tinggi
dengan resiko rendah (prinsip risk aversion). Kondisi
‘hig return, low risk’ ini tdk akan tercapai karena
semua orang menginginkannya (prinsip self-interest
behavior). Prinsip ini mengatakan ‘jika anda
menginginkan keuntungan besar, bersiaplah untuk
menanggung risiko yg besar pula atau ‘high risk, high
return’
Prinsip ‘Option’
Prinsip ini mentakan ‘Option is valuable’.
Option atau opsi adalah suatu hak tanpa kewajiban
untuk melalukan sesuatu.
Prinsip option ini menjadi dasar pengembangan
sekuritas turunan (derivative security) option yg
berguna untuk melakukan hedging (tindakan
pengurangan resiko). Disamping itu prinsip option
banyak membantu dalam menganalisis Dan
memahami pengambilan keputusan keuangan.
J. Prinsip ‘Time Value of Money’
Prinsip ini mengatakan ‘Time has a time value’.
Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp. 1000 yg kita
terima hari ini tidak sama nilainya dengan uang Rp
1000 yg kita terima bulan depan. Banyak orang tidak
menyadari implikasi dari pertumbuhan majemuk
(compound growth) atau bunga berbunga pada
keputusan keuangan.
Kapita Selekta Keuangan
12
13
14
15
Capital Asset Pricing Model (William Sharpe, John Lintner Dan Jan
Moissin), menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yg disyaratkan pada
suatu aktiva berisiko nerupakan fungsi dari tiga faktor, yaitu :
16
Teori ini menawarkan suatu model penilaian harga atau premi call Dan
put option. Implikasi dari teori ini adalah berkembang pasar untuk
option, terutama option pada aktiva finansial. Teori ini juga membantu
memahami penilaian sekuritas yg memiliki sifat option seperti warrant
Dan obligasi konversi
Tidak ada biaya untuk informasi Dan informasi tersedia untuk semua
peserta pasar pada waktu yang sama
Tidak ada biaya transaksi, pajak Dan kendala perdagangan lainnya
Seorang pemodal atau institusi tidak dapat mempengaruhi harga
Semua peserta pasar adalah rasional
Keempat kondisi ini tdk terdapat pada dunia nyata. Oleh sebab itu perlu
dibedakan antara pasar yg (1) perfectly informationally efficient Dan (2)
economically informationally efficient.
17
18
Konsep EMH berhubungan langsung
dengan konsep Risk-return tradeoff. Jika
pasar efisien dlm bentuk setengah kuat,
harga merefleksikan seluruh informasi
publik sehingga sekuritas telah dihargai
secara benar (sesuai dg risikonya) shg tdk
akan ada excess return (keuntungan di
atas seharusnya). Dg kata lain jk ada
sekuritas yg berbeda tk keuntungannya, hal
tsb semat-mata disebabkan o/ tingkat risiko
yg berbeda.
Konsep EMH Dan Risk-return tradeoff
memberikan implikasi penting pada investor
maupun manajer keuangan. Bagi investor,
EMH menyarankan bahwa strategi yg
optimal adalah :
Menentukan tingkat risiko yg sesuai
Menciptakan suatu portfolio (himpunan
aktiva) yg terdiversifikasi dg baik yg
memiliki tingkat risiko sebesar yg telah
dipilih
Meminimumkan biaya transaksi dg
strategi beli simpan (buy and hold)
Kapita Selekta Keuangan
19
h. Teori Keagenan
(Agency Theory)
20
21
i. Teori Informasi Tidak Simetris
(Asymmetric Information Theory)
Home
Bahan Kuliah
Bahan Skripsi
Blog Tutorial
Tulisan
Apa Itu Buabuazone?
Kontak
Senin, 29 Juni 2009
Contoh Proposal Skripsi Manajemen Keuangan "Analisis Rasio Likuiditas,
Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai...
PROPOSAL SKRIPSI
METODOLOGI PENELITIAN
FAKULTAS EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba
merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode
tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam
menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan.
Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri.
Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai
keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek
non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat
kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat
kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan
karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sosisal sekitarnya.
Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena
penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian
kinerja kebanyakan perusahaan menggunakan aspek keuangan.
Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah
analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas,
tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu
perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat likuiditas ini sangat berguna bagi
perusahaan khususnya kreditur yang memberikan kredit jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas,
akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan
jaminan harta yang dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk
memberikan kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas,
maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal
yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu perusahaan,
maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah perusahaan tersebut
baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan hidup perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan
hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk
data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya,
penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan
mengintretasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan
terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam
rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah
alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara
konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki
banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen, kecuali kerelaan
pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi
yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan
franchiser.
Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC,
Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995.
Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima franchise di Indonesia
tapi usaha franchise ini mengalami kemerosotan ketika terjadi krisis moneter. Para penerima
franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam.
Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu
disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit
politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat
pesat (www.majalahfranchise.com).
Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan ekonomi
yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah peluang
pengadaan kesempatan bisnis kepada khalayak luas.
Krisis ekonomi global membuat bisnis waralaba sedikit mengalami penurunan. Dari data
yang ada, tahun 2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun. Pada tahun 2008
omzet naik signifikan mencapai 10 - 15 %. Untuk tahun ini hanya diprediksi meningkat 5 %, ini
dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Hingga saat ini total bisnis waralaba di
Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun asing. Selama beberapa tahun franchise
terus mengevaluasi diri dengan menempatkan posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang
berbekal semangat kewirausahaan, Serta menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan
perekonomian rakyat (www.Detailnews.com).
Dalam kondisi ekonomi yang tak terduga dan ketidakadanya kepastian yang dipengaruhi
oleh krisis global yang berkepanjangan, peningkatan inflasi dan penurunan GDP, PT. Fast Food
Indonesia tetap memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan yang konsisten. Berdasarkan
laporan keuangan KFC tahun 2008, penjualan naik sebesar 27,3% menjadi Rp. 2,023 triliun,
pembukaan restoran baru bertambah 31 outlet di hamper 90 kota diseluruh Indonesia. Laba
ditingkat restoran naik menjadi 32,6% dan laba Perseroan secara keseluruhan sebelum pajak naik
menjadi 16,5%.
Selain itu hasil penjualan pada 2008 naik menjadi 2,023% menjadi Rp. 2,023 triliun,
lebih tinggi dari Rp. 1,590 triliun pada tahun 2007. peningkatan tersebut berasal dari kenaikan
rata-rata harga jual yang terjadi pada tahun 2008 sebesar 17%, penjualan restoran baru, dan
pertumbuhan dari restoran dan fasilitas yang sudah hadir. Peningkatan pun terlihat pada sejumlah
indicator lain, laba bersih sebelum pajak tahun 2008 naik menjadi Rp. 167,90 milyar atau naik
16,5% dari Rp.144,16 milyar pada tahun 2007.
Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan sedikit turun dari 38,8% pada tahun
2007 menjadi 38,6% pada 2008, sedikit menaikan margin laba kotor. Beben usaha meningkat
menjadi Rp. 1,100 triliun dari Rp. 838,81 milyar pada 2007 atau sekitar 31,2% disebabkan oleh
tekanan harga dari inflasi dan ketentuan upah minimum yang baru dari pemerintah.
Aktiva meningkat menjadi Rp.784,76 milyar pada tahun 2008 dari Rp. 629,49 milyar
pada tahun 2007 atau kenaikan 24,7% hasil dari investasi secara terus-menerus untuk melakukan
ekspansi jaringan restoran perseroan. Aktiva tak lancar meningkat Rp. 81, 57 milyar atau 21%
pada tahun 2008, sementara aktiva lancar meningkat Rp. 73,69 milyar atau 30,6% pada tahun
2008. arus kas masuk bersihtahun 2008 Rp. 37,45 milyarhanya setengah dari kenaikan Rp. 76,48
milyar yang dihasilakn pada tahun 2007.
Kewajiban meningkat Rp. 50,08 milyar atau 19,9% dari Rp. 252,13 milyar pada tahun
2007 menjadi Rp. 302,21 milyar pada tahun 2008. kewajiban lancar naik sebesar Rp. 40,25
milyar atau 21,4%, tetapi peningkatan luar biasa pada aktiva lacar secara dramatis mingkatkan
current ratio dari 128% menjadi 137,9 % di tahun 2008. perbandingan hutang jangka panjang
denagn ekuitas turun dari 17% menjai 15,4% di tahun 2008.
Beban pokok penjualan meningkat 26,7% dari Rp. 617,10% menjadi Rp. 781,63 milyar
di tahun 2008. beban uasah meningkat hamper 31,2% dari Rp. 838,81 milyar menjadi Rp. 1,100
triliun pada tahun 2008
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio
Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT.
Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ) “
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan ditas maka peneliti merumuskan
permasalahan dalam peneliti adalah :
“Bagaimana kinerja PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) berdasarkan analisis
likuiditas dan rentabilitas ?”.
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang menjadi
tujuan dari penelitian adalah :
“Untuk mengetahui kenerja PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dilihat dari rasio
likuiditas dan rasio rentabilitasnya.”
4. Manfaat Penelitian
Adapin manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang.
2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan perusahaan pada periode-periode
selanjutnya.
3. Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada
penelitian yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari
faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data
yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk
membuktikan keabsahan transaksi.
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para ahli
yaitu :
1. Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland,
1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari
proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu.
2. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan
perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan
laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.: 2).
3. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca,
perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta
catatan atas laporan keuangan, (Harnanto, 1987:9).
4. Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang
berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut, (2000: 2) .
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan
tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan
bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya
ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan
dari setiap perusahaan tertentu.
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum
digunakan adalah :
1. Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu
laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu
perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan
untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang
tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".
Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :
1. Single Step (Langkah Tunggal)
2. Multiple Step (Langkah Ganda)
Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi :
1. Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya didalam perusahaan.
Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam :
i. Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex : Biaya Penjualan,
Biaya Adm. Umum
ii. Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha ex : Biaya Bank,
Selisih Kurs.
2. Laporan Laba - Rugi disajikan secara komparatif
2. Neraca
Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva,
hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk
menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk
dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim
digunakan adaiah sebagai berikut:
1. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang
serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
2. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang
selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan
2. Trend
3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisa sumber dan penggunaan kas
6. Analisa rasio
7. Analisa perubahan laba kotor
8. Analisa Break-even
Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan bahwa
pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal.
Laporan kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan manajemen untuk
mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan bagaimana perusahaan
akan dilakujkan dimasan akan datang.
Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan
dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk
menilai perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio mengungkapkan hubungan
matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos
dengan pos lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54).
Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang
harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995). Dua
faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang
lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak
managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas
mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah
perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah
Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
1. Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau
100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
Aktiva Lancar
Current Rasio =
Hutang Lancar
Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
tidak baik bagi industri manufaktur.
Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan
aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini
menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
2. Perputaran Piutang.
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
J
adi Turn Over Receivable menunjukan posisi piutang serta taksiran umur / waktu
pengumpulanya.
Perputaran Piutang =
Piutang Rata-rata
Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang
rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui berapa hari
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:
2. Perputaran Persediaan.
Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta
tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga
macam persediaan:
2. Rasio Rentabilitas
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen
perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah
astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan
efisiensi kerja perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba
diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan
beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang
rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas adalah menunjkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27) memberikan
pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan
kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode
tertentu.”
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan
merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan
keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya, maka cara mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran
efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.
Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya
selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.
Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi dalam
2 jenis, yaitu :
1. Perbandingan laba terhadap penjualan.
2. perbandingan laba terhdap aktiva.
Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan
perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets, sering juga disebut
dengan rentabilitas.
Apabila ingin memoerbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar profit margin, ini
berarti hubungan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di bidang produksi, penjualan dan
pembenahan administrasi. Sedangkan untuk memperbesar rentabilitas ekonomi dengan
memperbesar turnover of operating assets, dan berhubungan dengan kebijaksanaan investasi
dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
2. Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba
tersedia bagi pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan.
Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut:
Maka rentabilitas modal sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut :
2.1.8 Kinerja
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara menganalisis
laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan, keadaan dan perkembangan
financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik di
waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi
perusahaan yang akan diterapkan.
A. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No. 740/KMK.00/1989
tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan efisiensi dan produktivitas badan usaha milik
negara, disebutkan bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.
Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam mengeelola
dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba
yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak
ukur dari kinerja bank adalah EVA (Economic Value Added) atau nilai tambahan ekonomis yang
diperoleh bank.
1. Objek Penelitian
Adapun penelitian yang peneliti pilih adalah PT. Fastfood Indonesia Tbk . PT. Fastfood
Indonesia Tbk.Adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh Kelompok Gelael pada tahun
1978, dan dengan bergabungnya Kelompok Salim pada tahun 1990, terdaftar sebagai perusahaan
public pada tahun 1994. operasi restoran pertama pada bulan Oktober 1979 berawal dari
pembukuan restoran pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Suskses restoran QSR (Quick Service
Restaurant) asing pertam aini kemudian diikuti dengan penambahan ini kemudian diikuti dengan
penambahan restoran ke kota-kota besar lainya di Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba
tunggal pada saat ini, Perseroan terus membangun KFC brand, dan berbekal 26 tahun
kesuksesannya di bidang ini telah menjadikan KFC pemimpin pasar restoran cepat saji yang
dominant dan dikenal luas. Pada saat ini memiliki 270 restoran termasuk 1 unit mobile catering
yang terbesar di 60 kota di Indonesia, dan memperkerjakan 10.293 karyawan dengan total
penjualan lebih dari Rp. 1,276 triliun pada akhir 2006.
Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan saham
mayoritas sebesar 79,54% yang dimiliki oleh PT. Gelael Pratama (43,84%) dan PT Megah
Eraraharja (35,84%), dan sisa saham lainya sebesar 20,32% adalah milik Pershing Lic Main
Costody Accc (10,31%), dan lain-lain (10,01%). PT Gelael Pratama dimiliki oleh Kelompok
Gelael sebagai pendiri KFC di Indonesia, sementara PT Megah Eraraharja (35,84%) adalah anak
perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan sebagai pemegang saham
mayoritas pada tahun 1990.
Berikut adalah Struktur kepemilikan dan Franchise Relationship PT. Fastfood Indonesia
Tbk :
MANAJEMEN
Justinus J Juwono
Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
yang diperoleh dari situs internet ( www.idx.co.id )
5. Definisi Operasional
Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalh sebagai berikut :
1. current rasio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
2. Acid Test Rasio, yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah
harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual
biasanya dengan kredit/tidak tunai).
3. Perputaran Piutang, adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
4. Perputaran Persediaan, Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian
persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.
5. Perputaran Modal Kerja, yaitu untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka
beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio
antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total
hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.
6. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
7. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
8. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut
yang dinyatakan dalam prosentase.
9. Rentabiltas modal sendiri, perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di
pihak lain, atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
keuntungan.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dengan menggunakan rasio likuiditas terbaginatas, yaitu:
1. Current Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau
100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
tidak baik bagi industri manufaktur.
asio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang
lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.
Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan
aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini
menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/FASTFOOD_INDONESIA_Tbk%2C_PT/
http://wordpress.com/
http://www.wikipedia.com
http://idx.co.id
Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan.Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan.Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo
Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan. 2001.
Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
Jumingan . 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta .
Kartadinata, Abbas. 1983. Pembelanjaan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi yang
Diperbaharui. Cetaka Kedua. PT. Bina Aksara. Jakarta .