You are on page 1of 62

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

TINJAUAN UMUM
MANAJEMEN KEUANGAN  

Drs. Lukas Setia Atmaja

Manajemen Keuangan

Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

1. Apakah Keuangan itu ?  

 Dua hal pokok Ilmu Keuangan :


a. Penilaian
b. Pengambilan Keputusan
Kedua hal ini saling berkaitan, karena keputusan
keuangan tergantung pada penilaian. Misal : keputusan
untuk membeli aktiva diambil hanya jika nilai aktiva
tersebut lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan  

 Perbedaan Keuangan dan Akuntansi


a. Akuntansi
Penekanannya pada aspek tinjauan (review), pada
umumnya memiliki wawasan historis (apa yang telah
terjadi) di masa lalu
b. Keuangan
Penekanannya pada pembuatan keputusan lebih
memfokus pandangan akuntansi ttg kondisi keuangan
perusahaan di masa lalu Dan saat ini. Keuangan
mengkonsentrasi diri pada pertanyaan
“ What do we do now ?” Dan “Where do we go from
here ?”
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

2. Tiga Bidang Keuangan  

A. Keuangan Perusahaan (Corporate Finance)

Adalah bidang keuangan yg berhubungan dg operasi suatu perusahaan


dari sudut pandang perusahaan tsb.

Dapat dibagi menjadi dua sisi :

 Sisi Aktiva (Assests), meliputi apa yg disebut dengan keputusan


investasi (investment decision)
 Sisi Pasiva (Liabilities and Equity), meliputi keputusan pendanaan
(financing decision)

Keputusan investasi adalah keputusan keuangan (financial decision)


ttg aktiva mana yang harus dibeli perusahaan. Aktiva tsb berbentuk
Aktiva Riil (Real Assests), yang berupa :
- Aktiva Nyata (Tangible Assets), spt mesin, gedung, perlengkapan

- Aktiva Tidak Nyata (Intangible Assets), spt paten, hak cipta, merk

Keputusan Investasi dapat dibagi menjadi dua :

 Jangka Panjang, yakni melibatkan pembelian aktiva tetap


 Jangka Pendek, yg melibatkan investasi pada aktiva lancar
(kas,piutang, persediaan/modal kerja) guna mendukung operasi
perusahaan

Keputusan Pendanaan adalah keputusan keuangan tentang dari


mana dana untuk membeli aktiva tsb berasal.

Dua macam dana atau modal :

 Modal Asing, spt hutang bank, obligasi


 Modal Sendiri, Spt laba ditahan, saham

Dua macam Keputusan Pendanaan :

 Jangka Panjang, akan membawa dampak pada struktur modal (capital


structure) perusahaan

Struktur Modal adalah perbandingan antara modal sendiri dengan


hutang (biasanya hutang jangka panjang) perusahaan

 Jangka Pendek, meliputi hutang jangka pendek, seperti surat wesel


Dan hutang dagang

Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

B. Investasi (Investment)
Adalah bidang keuangan yg jg berhubungan dg
keputusan pendanaan perusahaan, tetapi dilihat dari
sudut pandang yg lain, bukan dari pihak perusahaan ttp
dari pihak pemberi modal (investor).
Ada dua alternatif investasi bagi seorang investor :
 Melalui pasar modal, yaitu dengan membeli saham
Dan obligasi perusahaan
 Melalui Intermediary, misalnya mendepositokan uang
di bank
 

C. Pasar Keuangan Dan Perantara (Financial Market


and Intermediaries)
Jg berhubungan dg keputusan pendanaan perusahaan,
ta pi dari sudut pandang pihak ketiga.
Financial Market adalah pasar untuk aktiva keuangan
(financial assets) spt sekuritas ( surat berharga). Terdiri
atas :
 Pasar Modal (Capital Market), yakni pasar untuk
sekuritas jangka panjang
 Pasar Uang (Money Market), yakni pasar untuk
sekuritas jangka pendek
Intermediary Institusion (misal : bank) adalah perantara
keuangan antara pihak perusahaan (yg membutuhkan
dana) dengan pihak investor (yg menyediakan dana).
Fungsi Financial Market maupun intermediaries adalah
memperlancar sirkulasi dana dari pihak pemilik modal ke
pihak perusahaan yang membutuhkan modal.
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

3. Karir di Bidang Keuangan  

 Bendahara (Treasurer)
Adalah orang yang bertanggung-jawab untuk
memperoleh dana, mengelola rekening kas,
berhubungan dengan bank Dan institusi keuangan
lainnya, serta menjamin bahwa perusahaan dapat
melunasi kewajibannya kepada investor yang
memegang sekuritas (obligasi) perusahaan.
Tanggung-jawab treasurer : hubungan perbankan,
manajemen kas, pendanaan, manajemen kredit,
pembayaran deviden, asuransi, manajemen dana
pensiun. 
B. Pengawas (Controller)
Tugasnya memeriksa apakah dana telah digunakan
secara efisien.
Tanggung-jawab controller : penyusunan laporan
keuangan, internal auditing, akuntansi, penggajian,
pencatatan, penyusunan anggaran, pembayaran
pajak. 
C. Chief Financial Officer (CFO)
Tugasnya mengawasi pekerjaan treasurer Dan
controller.CFO terlibat mendalam dalam pembuatan
kebijakan keuangan serta perencanaan korporasi.
Seorang CFO tidak jarang memiliki tanggung-jawab
sebagai general manager yg tanggung-jawabnya
tidak hanya dibidang keuangan Dan ia bisa juga
merupakan salah seorang anggota dewan direksi
(board of directiors)
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

D. Funds Manager
 Mempunyai penguasaan teori investasi
modern, yg dapat membekali menjadi
seorang investor di pasar modal.
 Tugas utamanya mengelola dana
investor klien anda.
 Karena dana investor sebagian besar
diinvestasikan pada sekuritas (saham
Dan obligasi), anda harus memiliki
kualifikasi yg memadai pada analisis
sekuritas Dan portofolio.
 
E. Intermediary Institution
 Bank
 Perusahaan Asuransi
 Institusi Pengelola dana pensiun
(pension funds)
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

4. Tujuan Manajemen
Keuangan Perusahaan  

 Teori keuangan pada keuangan perusahaan adalah


bagaimana memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of
the shareholders). Tujuan normatif ini dpt diwujudkan
dg memaksimumkan nilai perusahaan (market value
of the firm) dengan asumsi bahwa pemegang saham
akan makmur jk kantongnya bertambah tebal.
 Memaksimumkan nilai pasar perusahaan =
memaksimumkan harga pasar saham
 Nilai perusahaan (Value/V) = hutang (debt/D) + modal
sendiri (equity/E)
Jika D diasumsikan tetap, V naik Dan E akan naik.
Naiknya E akan meningkatkan harga per lembar saham
perusahaan. Jika harga per lembar saham naik,
pemegang saham akan senang karena bertambah
makmur.
 Memaksimumkan harga saham tdk sama dg
memaksimumkan keuntungan (profit) perusahaan.
Jika ingin meningkatkan keuntungan perusahaan, dpt
menerbitkan saham baru u/ mempero/ tambahan
dana yg diinvestasikan u/ mendapatkan keuntungan
 Memaksimumkan harga saham jg tdk sama dg
memaksimumkan penghasilan per lembar saham
(earnings per share / EPS). Tujuan memaksimumkan
EPS pada tahun tertentu dapat mengorbankan EPS
di masa mendatang.
 Last but not least, tujuan memaksimumkan
keuntungan akan mendorong manajemen
perusahaan memilih proyek-proyek yg menjanjikan
keuntungan besar. Proyek semacam ini biasanya
mengandung resiko yang besar pula.
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

5.Prinsip-prinsip Keuangan  

 Prinsip keuangan terdiri atas himpunan


pendapat-pendapat yang fundamental
yg membentuk dasar untuk teori
keuangan Dan pembuatan keputusan
keuangan, yaitu :
 Prinsip ‘Self Interest Behavior’
 Prinsip ‘Risk aversion’
 Prinsip ‘Diversification’
 Prinsip ‘Two Sided Transactions’
 Prinsip ‘Incremental Benefit’
 Prinsip ‘Signating’
 Prinsip ‘Capital Market Efficiency’
 Prinsip ‘ Risk-Return Trade-off’
 Prinsip ‘Option’
 Prinsip ‘Time Value of Money’
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

 Prinsip ‘Self Interest Behavior’


Prinsip ini mengatakan ‘People act in their own
financial self interest’. Inti prinsip ini adalah orang
akan memilih tindakan yg memberikan keuntungan
(secara keuangan) yg terbaik bg dirinya. 
B. Prinsip ‘Risk aversion’
Prinsip ini mengatakan ‘When all else is equal, people
prefer higher return and lower risk’.
Inti prinsip ini adalah orang akan memilih alternatif dg
rasio keuntungan (return) Dan risiko (risk) terbesar. 
C. Prinsip ‘Diversification’
Prinsip ini mengatakan ‘Diversification is beneficial’.
Prinsip ini mengajarkan bahwa tindakan diversifikasi
adalah menguntungkan karena dapat meningkatkan
rasio antara keuntungan Dan risiko 
D. Prinsip ‘Two Sided Transactions’
Prinsip ini mengatakan ‘Each financial transaction has
at least two sides’
Prinsip ini mengingatkan kita bahwa dalam
mempelajari Dan membuat keputusan keuangan kita
tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba
melihat dari sisi lawan transaksi kita
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

10  

E. Prinsip ‘Incremental Benefit’


Prinsip ini mengatakan ‘Financial decisions are based
on incremental benefit’.
Prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan
harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan
suatu alternatif Dan nilai tanpa alternatif tersebut.
Incremental benefit adalah keuntungan tambahan yg
harus dibandingkan dg incremental cost atau biaya
tambahan. 
F. Prinsip ‘Signating’
Prinsip ini mengatakan ‘Action convey information’
Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap tindakan
mengandung informasi 
G. Prinsip ‘Capital Market Efficiency’
Prinsip ini mengatakan ‘Capital market are efficient’
Capital market atau pasar modal yang efisien adalah
pasar modal dimana harga aktiva finansial yg
diperjual belikan mencerminkan seluruh informasi yg
ada Dan dapat menyesuaikan diri secara cepat thdp
informasi baru.
Agar pasar modal dpt efisien secara informasi, pasar
modal tsb harus efisien secara operasi (operational
efficiency),misal kemudahan dalam berjual-beli
sekuritas. 
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

11  
H. Prinsip ‘ Risk-Return Trade-off’
Prinsip ini mengatakan ‘There is a trade-off between
risk and return’. Orang menyukai keuntungan tinggi
dengan resiko rendah (prinsip risk aversion). Kondisi
‘hig return, low risk’ ini tdk akan tercapai karena
semua orang menginginkannya (prinsip self-interest
behavior). Prinsip ini mengatakan ‘jika anda
menginginkan keuntungan besar, bersiaplah untuk
menanggung risiko yg besar pula atau ‘high risk, high
return’ 
 Prinsip ‘Option’
Prinsip ini mentakan ‘Option is valuable’.
Option atau opsi adalah suatu hak tanpa kewajiban
untuk melalukan sesuatu.
Prinsip option ini menjadi dasar pengembangan
sekuritas turunan (derivative security) option yg
berguna untuk melakukan hedging (tindakan
pengurangan resiko). Disamping itu prinsip option
banyak membantu dalam menganalisis Dan
memahami pengambilan keputusan keuangan. 
J. Prinsip ‘Time Value of Money’
Prinsip ini mengatakan ‘Time has a time value’.
Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp. 1000 yg kita
terima hari ini tidak sama nilainya dengan uang Rp
1000 yg kita terima bulan depan. Banyak orang tidak
menyadari implikasi dari pertumbuhan majemuk
(compound growth) atau bunga berbunga pada
keputusan keuangan. 
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

12  

6. Evolusi Teori Keuangan  

 Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect


Capital Markets)
 Analisis Arus Kas Yang Didiskonto
(Discounted Flow Analysis)
 Teori Struktur Modal dari Modigliani Dan
Miller (Capital Structure Theory)
 Teori Dividen dari Modigliani Dan Miller
(Divident Theory)
 Teori Portfolio Dan Capital Asset Pricing
Model (CAPM)
 Teori Penentuan Harga Option (Option
Pricing Theory)
 Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market
Hypothesis)
 Teori Keagenan (agency Theory)
 Teori Informasi Tidak Simetris
(Asymmetric Information Theory)
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

13  

 
 

a. Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect Capital


Markets) 
Secara umum, pasar modal sempurna memiliki
karakteristik :
 Tidak ada biaya transaksi
 Tidak ada pajak
 Ada cukup banyak pembeli Dan penjual
 Baik individu maupun perusahaan memiliki
kemampuan yang sama dalam akses ke pasar
 Tidak ada biaya informasi sehingga setiap orang
memiliki informasi yang sama
 Setiap orang memiliki harapan yang sama
 Tidak ada biaya yang berhubungan dengan hal
kesulitan keuangan
 

Jelas bahwa tidak semua asumsi tsb berlaku pada dunia


nyata. Namun demikian suatu teori hendaknya tidak dinilai
dari realitas atau tidak asumsinya, tetapi dinilai dari
seberapa besar konsisten teori tsb dg perilaku yg aktual. 

b. Analisis Arus Kas Yang Didiskonto


(Discounted Flow Analysis)
Proses menilai arus kas dimasa mendatang disebut
Analisis discounted cash flow (DFC).
Konsep dasar DCF ada pada nilai waktu uang (time value
of money) 
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

14  

 
 
 

c. Teori Struktur Modal dari Modigliani


Dan Miller (Capital Structure Theory)
- Teori Keuangan Modern (1958), MM
menyimpulkan bahwa nilai suatu perusahaan semata-
mata tergantung pada arus penghasilan dimasa
mendatang (future earnings stream) Dan oleh karena
itu nilainya tidak tergantung pada struktur modal
(perbandingan hutang Dan modal sendiri)
perusahaan.
Pada paper ini MM menggunakan asumsi yg sangat
ketat, termasuk asumsi pasar modal sempurna.
Karena salah satu asumsi penting adalah tidak
adanya pajak, model ini disebut Model MM-tanpa
pajak
 Teori Struktur Modal (1963), MM menghilangkan
asumsi tentang ketiadaan pajak. Dg adanya pajak
penghasilan perusahaan, hutang dapat menghemat
pajak yg dibayar (krn hutang menimbulkan
pembayaran bunga yg mengurangi jumlah
penghasilan yg terkena pajak). Model ini disebut
Model MM-Dengan Pajak.
 Tax savings-financial costs trade-off theory
(perbaikan model MM-dengan pajak), karena hutang
menghasilkan penghematan pajak namun jg
menimbulkan biaya kesulitan keuangan. Secara
umum model MM yg dimodifikasi ini mengajarkan :
* berhutang sejumlah tertentu itu baik
* berhutang terlalu banyak tidak baik
* ada jumlah hutang yang optimal untuk setiap
perusahaan
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

15  

d. Teori Dividen dari Modigliani Dan Miller


(Divident Theory)
MM juga menganalisis dampak kebijakan dividen thdp nilai perusahaan.
Selain asumsi pasar modal sempurna, dimasukkan pula asumsi :

 Kebijakan penganggaran modal perusahaan tidak dipengaruhi oleh


kebijakan dividen
 Semua investor berperilaku rasional.

Berdasarkan asumsi tsb mereka menyimpulkan bahwa kebijakan


dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. 

e. Teori Portfolio Dan Capital Asset Pricing Model


(CAPM)
Pelajaran utama dari teori portfolio adalah secara umum, risiko dapat
dikurangi dengan cara mengkombinasi beberapa jenis aktiva berisiko
daripada hanya memegang salah satu jenis aktiva saja.

Implikasi dari teori ini adalah :

 Investor harus membentuk portfolio (melakukan diversifikasi) untuk


mengurangi risiko
 Risiko dari suatu aktiva individu harus diukur berdasarkan kontribusinya
kepada risiko suatu portofolio yg terdiversifikasi dengan baik

Meskipun teori portfolio mengajarkan kepada investor bagaimana


mengukur risiko, teori ini tidak menunjukkan hubungan antara risiko
dengan tingkat keuntungan yg disyaratkan.

Capital Asset Pricing Model (William Sharpe, John Lintner Dan Jan
Moissin), menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yg disyaratkan pada
suatu aktiva berisiko nerupakan fungsi dari tiga faktor, yaitu :

 Tingkat keuntungan bebas risiko


 Tingkat keuntungan yg disyaratkan pada portfolio dengan risiko rata-
rata (market portfolio)
 Volatilitas tingkat keuntungan aktiva berisiko tsb thdp tingkat
keuntungan market portfolio.

CAPM didasarkan pada asumsi pasar modal sempurna ditambah


beberapa asumsi lainnya. CAPM memberikan implikasi nyata pada
penentuan biaya modal perusahaan serta penentuan tingkat
keuntungan yang disyaratkan pada suatu proyek individu dalam
perusahaan. 

Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

16  

f. Teori Penentuan Harga Option (Option Pricing


Theory)
Suatu opsion (opsi) adalah hak untuk membeli (menjual) suatu aktiva
pada harga yg telah ditentukan sepanjang periode waktu yg telah
ditentukan.

Teori ini menawarkan suatu model penilaian harga atau premi call Dan
put option. Implikasi dari teori ini adalah berkembang pasar untuk
option, terutama option pada aktiva finansial. Teori ini juga membantu
memahami penilaian sekuritas yg memiliki sifat option seperti warrant
Dan obligasi konversi 

g. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market


Hypothesis/EMH),
dikemukakan oleh Eugeme F. Fama
Terminologi efisiensi disini merujuk pada efisiensi secara informasi
(informationally efficient)

Teori ini mengatakan jika pasar efisien maka harga merefleksikan


seluruh informasi yang ada. Ironisnya pasar dpt efisien hanya jika
sejumlah besar orang percaya bahwa pasar tdk efisien shg mendorong
mereka untuk mencari keuntungan di atas selayaknya (excess return
atau abnormal return)

Empat kondisi yg diperhatikan agar suatu pasar efisien secara


informasional, yaitu :

 Tidak ada biaya untuk informasi Dan informasi tersedia untuk semua
peserta pasar pada waktu yang sama
 Tidak ada biaya transaksi, pajak Dan kendala perdagangan lainnya
 Seorang pemodal atau institusi tidak dapat mempengaruhi harga
 Semua peserta pasar adalah rasional

Keempat kondisi ini tdk terdapat pada dunia nyata. Oleh sebab itu perlu
dibedakan antara pasar yg (1) perfectly informationally efficient Dan (2)
economically informationally efficient.

Pasar yg perfectly efficient, yakni yg memenuhi keempat kondisi diatas,


harga selalu merefleksikan semua informasi yg diketahui, harga akan
menyesuaikan diri dg informasi baru secara cepat Dan excess return
hanya bisa diperoleh karena keberuntungan.

Pasar yg economically efficient, harga tdk menyesuaikan diri dg


informasi baru secara cepat namun excess profit tetap tdk dapat
diperoleh setelah keuntungan dikurangi dengan biaya informasi Dan
transaksi 

Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

17  

Menurut EMH, pasar efisien dibagi menjadi tiga bentuk :  


 Kuat (strong-form)
    terjadi
jika harga sekuritas mengekspresikan seluruh
informasi yg ada, baik harga sekuritas di masa lalu,
informasi yg tersedia bagi publik, maupun informasi yg
bersifat private.
    Misal
persh X direncanakan akan diakuisisi (merger)
oleh persh Y yg terkenal kinerjanya bagus. Jk berita
kepastian merger tsb tersiar, pasti harga saham persh X
akan melonjak, orang/isntitusi (persh investasi) yg terlibat
dlm merger tsb dpt melakukan insider trading dg
membeli saham persh X sebelum berita merger tersebar.
Dalam hal ini dikatakan pasar belum efisien dalam bentuk
kuat krn harga persh X belum mencerminkan adanya
kepastian merger.
    Moral
dari teori ini adalah jika pasar relatif efisien,
sekuritas telah dihargai secara benar (fairly valued), tdk
akan tdpt sekuritas undervalued atau overvalued. Investor
tdk dpt meperoleh keuntungan di atas yg seharusnya
(abnormal return). 
 Setengah kuat (semi-strong form)
 terjadi jk harga sekuritas mencerminkan informasi harga
historis plus informasi yg tersedia bagi publik (misal :
laporan keuangan, berita keuangan Dan bisnis di media
masa dsb).
    Event
Studies adalah penelitian empiris mengenai
reaksi harga thdp pengumuman  
 Lemah (weak form)
 dikatakan efisien bentuk lemah jika harga sekuritas
mengekspresikan seluruh informasi harga di masa lalu,
shg upaya investor untuk memperoleh excess return dg
memanfaatkan data harga di masa lalu adalah sia-sia. 
 

Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

18  
Konsep EMH berhubungan langsung
dengan konsep Risk-return tradeoff. Jika
pasar efisien dlm bentuk setengah kuat,
harga merefleksikan seluruh informasi
publik sehingga sekuritas telah dihargai
secara benar (sesuai dg risikonya) shg tdk
akan ada excess return (keuntungan di
atas seharusnya). Dg kata lain jk ada
sekuritas yg berbeda tk keuntungannya, hal
tsb semat-mata disebabkan o/ tingkat risiko
yg berbeda. 
Konsep EMH Dan Risk-return tradeoff
memberikan implikasi penting pada investor
maupun manajer keuangan. Bagi investor,
EMH menyarankan bahwa strategi yg
optimal adalah :
 Menentukan tingkat risiko yg sesuai
 Menciptakan suatu portfolio (himpunan
aktiva) yg terdiversifikasi dg baik yg
memiliki tingkat risiko sebesar yg telah
dipilih
 Meminimumkan biaya transaksi dg
strategi beli simpan (buy and hold)
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

19  

h. Teori Keagenan
(Agency Theory) 
 

 Dalam konteks manajemen keuangan, hubungan


keagenan (agency relationship) muncul antara :
 - pemegang saham (shareholders) dg para manajer
 - shareholders dg kreditor (bondholders atau pemegang
saham obligasi) 
 Problem keagenan (agency problem) antara
pemegang saham (pemilik perusahaan) dg manajer
potensial terjadi bila manajemen tdk memiliki saham
mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu
menginginkan manajer bekerja dg tujuan
memaksimumkan pemegang saham. Sebaliknya
manajer perusahaan bisa saja bertindak tdk u/
memakmurkan kemakmuran pemegang saham, ttp
memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri.
Terjadilah Conflict of Interest. U/ menyakinkan
bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh u/
kepentingan pemegang saham, pemegang saham
harus mengeluarkan biaya yg disebut Agency Cost yg
meliputi a.l : pengeluaran u/ memonitor kegiatan
manajer, pengeluaran u/ membuat suatu struktur
organisasi yg meminimalkan tindakan manajer yg tdk
diinginkan, serta opportunity cost yg timbul akibat
kondisi dimana manajer tdk dpt segera mengambil
keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
 

    Pengawasansecara total thdp kegiatan para manajer


akan memecahkan masalah keagenan, ttp dibutuhkan
biaya yg mahal Dan krg efisien. Solusi yg lbh baik adalah
memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap
ditambah bonus kepemilikan perusahaan (saham
perusahaan) jk kinerja mereka bagus. 
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

20  

Selain itu, agency problem antara


pemegang saham dg manajemen
perusahaan dpt dikurangi dg cara :
- kekhawatiran untuk di-PHK krn kinerja yg
    

dinilai krg memuaskan


- ketakutan mengalami hostile take-over
    

atau kondisi dimana perusahaan diambil


alih scr paksa oleh pihak lain.
 Agency problem jg muncul antara
kreditor, misal pemegang saham persh
(bondholders) dg pemegang saham
(stockholder) yg diwakili o/ manajemen
persh. Konflik muncul jika :
- manajemen mengambil proyek yg
    

risikonya lbh besar drpd perkiraan o/


kreditor
- persh meningkatkan jumlah hutang shg
    

mencapai tingkatan yg lbh tinggi drpd yg


diperkirakan kreditor.
kedua tindakan diatas akan meningkatkan
    

risiko finansial perusahaan, selanjutnya


akan menurunkan nilai pasar uang/obligasi
perusahaan yg belum jatuh tempo.
Kapita Selekta Keuangan 

Tinjauan Umum Manajemen Keuangan 

21  
 
i. Teori Informasi Tidak Simetris
(Asymmetric Information Theory) 
 

 Asymmetric Information adalah kondisi


dimana suatu pihak memiliki informasi
yg lbh banyak drpd pihak lain.
 Tingkat asymmetric information ini
bervariasi dari sangat tinggi ke sangat
rendah.
 Apa impilikasi asymmetric information
Dan signaling terhadap manajemen
keuangan ? Manajer pada umumnya
termotivasi untuk menhyampaikan
informasi yg baik mengenai
perusahaannya ke publik secepat
mungkin. Namun pihak di luar
perusahaantidak tahu kebenaran dari
informasi yg disampaikan tsb.
 Karena adanya kondisi asymmetric
information, pemnberian sinyal kepada
investor atau publik melalui keputusan-
keputusan manajemen menjadi sangat
penting.

 Home
 Bahan Kuliah
 Bahan Skripsi
 Blog Tutorial
 Tulisan
 Apa Itu Buabuazone?
 Kontak
Senin, 29 Juni 2009
Contoh Proposal Skripsi Manajemen Keuangan "Analisis Rasio Likuiditas,
Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai...
PROPOSAL SKRIPSI
METODOLOGI PENELITIAN

” Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan


Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT. Fastfood
Indonesia, Tbk. ( KFC )”
OLEH:
M.RIZKI WANAHDI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


TAHUN 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba
merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode
tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam
menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan.
Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri.
Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai
keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek
non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat
kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat
kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan
karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sosisal sekitarnya.
Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena
penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian
kinerja kebanyakan perusahaan menggunakan aspek keuangan.
Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah
analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas,
tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu
perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat likuiditas ini sangat berguna bagi
perusahaan khususnya kreditur yang memberikan kredit jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas,
akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan
jaminan harta yang dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk
memberikan kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas,
maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal
yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu perusahaan,
maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah perusahaan tersebut
baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan hidup perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan
hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk
data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya,
penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan
mengintretasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan
terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam
rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah
alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara
konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki
banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen, kecuali kerelaan
pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi
yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan
franchiser.
Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC,
Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995.
Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima franchise di Indonesia
tapi usaha franchise ini mengalami kemerosotan ketika terjadi krisis moneter. Para penerima
franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam.
Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu
disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit
politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat
pesat (www.majalahfranchise.com).
Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan ekonomi
yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah peluang
pengadaan kesempatan bisnis kepada khalayak luas.
Krisis ekonomi global membuat bisnis waralaba sedikit mengalami penurunan. Dari data
yang ada, tahun 2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun. Pada tahun 2008
omzet naik signifikan mencapai 10 - 15 %. Untuk tahun ini hanya diprediksi meningkat 5 %, ini
dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Hingga saat ini total bisnis waralaba di
Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun asing. Selama beberapa tahun franchise
terus mengevaluasi diri dengan menempatkan posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang
berbekal semangat kewirausahaan, Serta menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan
perekonomian rakyat (www.Detailnews.com).
Dalam kondisi ekonomi yang tak terduga dan ketidakadanya kepastian yang dipengaruhi
oleh krisis global yang berkepanjangan, peningkatan inflasi dan penurunan GDP, PT. Fast Food
Indonesia tetap memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan yang konsisten. Berdasarkan
laporan keuangan KFC tahun 2008, penjualan naik sebesar 27,3% menjadi Rp. 2,023 triliun,
pembukaan restoran baru bertambah 31 outlet di hamper 90 kota diseluruh Indonesia. Laba
ditingkat restoran naik menjadi 32,6% dan laba Perseroan secara keseluruhan sebelum pajak naik
menjadi 16,5%.
Selain itu hasil penjualan pada 2008 naik menjadi 2,023% menjadi Rp. 2,023 triliun,
lebih tinggi dari Rp. 1,590 triliun pada tahun 2007. peningkatan tersebut berasal dari kenaikan
rata-rata harga jual yang terjadi pada tahun 2008 sebesar 17%, penjualan restoran baru, dan
pertumbuhan dari restoran dan fasilitas yang sudah hadir. Peningkatan pun terlihat pada sejumlah
indicator lain, laba bersih sebelum pajak tahun 2008 naik menjadi Rp. 167,90 milyar atau naik
16,5% dari Rp.144,16 milyar pada tahun 2007.
Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan sedikit turun dari 38,8% pada tahun
2007 menjadi 38,6% pada 2008, sedikit menaikan margin laba kotor. Beben usaha meningkat
menjadi Rp. 1,100 triliun dari Rp. 838,81 milyar pada 2007 atau sekitar 31,2% disebabkan oleh
tekanan harga dari inflasi dan ketentuan upah minimum yang baru dari pemerintah.
Aktiva meningkat menjadi Rp.784,76 milyar pada tahun 2008 dari Rp. 629,49 milyar
pada tahun 2007 atau kenaikan 24,7% hasil dari investasi secara terus-menerus untuk melakukan
ekspansi jaringan restoran perseroan. Aktiva tak lancar meningkat Rp. 81, 57 milyar atau 21%
pada tahun 2008, sementara aktiva lancar meningkat Rp. 73,69 milyar atau 30,6% pada tahun
2008. arus kas masuk bersihtahun 2008 Rp. 37,45 milyarhanya setengah dari kenaikan Rp. 76,48
milyar yang dihasilakn pada tahun 2007.
Kewajiban meningkat Rp. 50,08 milyar atau 19,9% dari Rp. 252,13 milyar pada tahun
2007 menjadi Rp. 302,21 milyar pada tahun 2008. kewajiban lancar naik sebesar Rp. 40,25
milyar atau 21,4%, tetapi peningkatan luar biasa pada aktiva lacar secara dramatis mingkatkan
current ratio dari 128% menjadi 137,9 % di tahun 2008. perbandingan hutang jangka panjang
denagn ekuitas turun dari 17% menjai 15,4% di tahun 2008.
Beban pokok penjualan meningkat 26,7% dari Rp. 617,10% menjadi Rp. 781,63 milyar
di tahun 2008. beban uasah meningkat hamper 31,2% dari Rp. 838,81 milyar menjadi Rp. 1,100
triliun pada tahun 2008

Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio
Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT.
Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ) “
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan ditas maka peneliti merumuskan
permasalahan dalam peneliti adalah :
“Bagaimana kinerja PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) berdasarkan analisis
likuiditas dan rentabilitas ?”.

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang menjadi
tujuan dari penelitian adalah :
“Untuk mengetahui kenerja PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dilihat dari rasio
likuiditas dan rasio rentabilitasnya.”

4. Manfaat Penelitian
Adapin manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang.
2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan perusahaan pada periode-periode
selanjutnya.
3. Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada
penelitian yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari
faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data
yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk
membuktikan keabsahan transaksi.
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para ahli
yaitu :
1. Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland,
1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari
proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu.
2. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan
perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan
laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.: 2).
3. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca,
perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta
catatan atas laporan keuangan, (Harnanto, 1987:9).
4. Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang
berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut, (2000: 2) .

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan
tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan
bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya
ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan
dari setiap perusahaan tertentu.
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum
digunakan adalah :
1. Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu
laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu
perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan
untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang
tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".
Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :
1. Single Step (Langkah Tunggal)
2. Multiple Step (Langkah Ganda)
Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi :
1. Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya didalam perusahaan.
Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam :
i. Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex : Biaya Penjualan,
Biaya Adm. Umum
ii. Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha ex : Biaya Bank,
Selisih Kurs.
2. Laporan Laba - Rugi disajikan secara komparatif

2. Neraca
Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva,
hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk
menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk
dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim
digunakan adaiah sebagai berikut:
1. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang
serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
2. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang
selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.

2. Laporan Perubahan Laba Ditahan


Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan dan
dividen yang dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan perubahan laba ditahan.

2. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini
menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan financial
sehingga posisi/saldo kas berubah.
Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi
penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran
kas selama periode berjalan. Adapun bentuk penyajian Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi
empat, yakni :
1. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi seperti Penjualan Tunai, Pelunasan
Hutang, Pembayaran Biaya-biayanya.
2. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Investasi seperti menginvestasikan dana yang
tidak terpakai
3. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Pendanaan seperti dana pinjaman dari luar
perusahaan (Hutang Jangka panjang)
4. Disesuaikan dengan bisnis perusahaan

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship),atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini
menycakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam
perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.1.3 Sifat Laporan Keuangan


Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Laporan
keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang
bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu
kombinasi antara lain:
1. Fakta yang telah dicatat (recordedfact).
Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta
dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang
disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dan pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat
dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and
postulate).
Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan
pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk
keseragaman. Disamping itu di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-
anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain:
a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau
kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan
terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan
merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang
didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi
jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi
jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan
transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah
ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau
integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta
dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal,
diantaranya menggunakan metode untuk menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan
beban penyusutan serta penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada
pendapat pribadi menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.

4. Keterbatasan Laporan Keuangan


Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat
bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan
merupakan laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan
tercantum sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah.
Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian
sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang.
Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi transaksi
perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan ilaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-taksiran dan
berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu
pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang
paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari
pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya
diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 Nilai beli rupiah makin lemah.

2.1.5 Analisis Laporan Keuangan


Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa
laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli
adalah:
Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa laporan
keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil
dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan
yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan keputusan yung
tepat, (1998:3) ".
Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan
keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data
lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna
dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".
Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu
saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa
metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari
masing-masing pos tersebut.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:
1. Analisa Horisontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa
periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal (stalls)
Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan
keuangan pada saat itu saja.

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan
2. Trend
3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisa sumber dan penggunaan kas
6. Analisa rasio
7. Analisa perubahan laba kotor
8. Analisa Break-even

2.1.6 Analisa Rasio Keuangan


Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat
keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah
satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan
angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai
dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio
keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran
dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio
keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,
sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh
manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis
kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian
industri.
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari
perusahaan itu sendiri.
Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal :
1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.
3. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan


hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari
data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang
bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan
Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :
1. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara membandingkan
rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari
perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
2. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara membandingkan rasio-
rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan
yang sama, cara ini akan membrikan informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga dapat
diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan dating.

Rasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu:


1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
2. Rasio Leverage (hutang)
Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari
hutang
3. Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4. Rasio Profitabilitas
Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian
Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai
perusahaan.

Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan bahwa
pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal.
Laporan kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan manajemen untuk
mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan bagaimana perusahaan
akan dilakujkan dimasan akan datang.
Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan
dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk
menilai perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio mengungkapkan hubungan
matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos
dengan pos lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54).

Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas

2.1.7 Alat-alat Pengukur Kinerja


Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan financial suatu perusahaan,
perlu diadakan interpretasi atau analisis terhadap data financial dari perusahaan yang
bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangannya.

1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang
harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995). Dua
faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang
lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak
managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas
mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah
perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah
Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).

1. Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau
100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

Aktiva Lancar
Current Rasio =
Hutang Lancar

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
tidak baik bagi industri manufaktur.

2. Acid Test Rasio.


Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta
lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya
dengan kredit/tidak tunai). Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-
hutangnya tanpa memperhitungkan persediaan
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.
Acid Test Rasio =
( Aktiva Lancar – Persedian )
Hutang Lancar

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan
aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini
menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.

2. Perputaran Piutang.
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
J

Total Penjualan Kredit

adi Turn Over Receivable menunjukan posisi piutang serta taksiran umur / waktu
pengumpulanya.
Perputaran Piutang =

Piutang Rata-rata

Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang
rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui berapa hari
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:

Days of Receivable = Piutang Rata-rata x 360 atau 360


Penjualan Kredit Perputaran Piutang

Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan kelemahan bagian penagihan


piutang.
Keterangan:1. Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak 3 kali
dalam satu tahun.2. Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang adalah selama 120 hari.3. Turn over 3 atau 300% berarti bahwa
penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-rata piutang.4. Ratio 300% juga menunjukan
bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun.

2. Perputaran Persediaan.
Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta
tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga
macam persediaan:

a. RAW MATERIAL TURNOVER = Cost of raw material used

( Barang mentah ) Average raw material inventory

b. GOODS IN PROCESS TURNOVER = Cost of good manufactured

(Barang dalam proses) Average work in process inventory

c. FINISHED GOODS TURNOVER = Cost Of Goods Sold

(Barang jadi ) Average finished goods inventory


5. Perputaran Modal Kerja.
Untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio lainnya,
misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva
lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang lancar
dan lain-lain. Maka perputararn modal kerja dapat diformulasikan sebagai berikut :

2. Rasio Rentabilitas
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen
perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah
astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan
efisiensi kerja perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba
diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan
beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang
rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas adalah menunjkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27) memberikan
pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan
kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode
tertentu.”
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan
merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan
keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya, maka cara mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran
efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.
Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya
selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.
Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi dalam
2 jenis, yaitu :
1. Perbandingan laba terhadap penjualan.
2. perbandingan laba terhdap aktiva.
Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan
perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets, sering juga disebut
dengan rentabilitas.

1. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power)


Protabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya. Modal yang
dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja dalam
perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi
hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan operating profit. Oleh karena itu, laba yang
diperoleh diluar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas
ekonomi, bagi perusahaan disamping laba profitabilitas merupakan masalah yang penting karena
laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara
efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal yang digunakan.
Jadi yang dimaksud dengan rentalitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut
yang dinyatakan dalam prosentase. Loek karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk
mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonimis dimaksudkan sebagai
kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada untuk menghasilkan laba.
”Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan
modal, baik modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba tersebut”, ( Basu
Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1998 : 255).
Laba yang besar bukanlah suatu ukuran bahwa perusahaan telah dapat bekerja dengan
efisien. Efisien baru dapat digunakan atau dengan menbandingakan laba yang diperoleh dengan
modal yang digunakan atau dengan menghitung rentabilitasnya.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 30), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis
ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu :
1. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
2. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.

Untuk dapat meningkatkan rentabilitas ekonomisatau earning power dari suatu


perusahaan, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earning power adalah sebagai
berikut :
1. Profit margin
Yang dimaksud dengan profit margin adalah perbandingan antara net operating income
dengan sales atau penjualan bersih dan dinyataka dalam persentase, yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :

2. Turnover operating asset ( Tingkat perputaran modal usaha )


Yaitu denagn cara membandingkan antara net sales atau penjualan bresih dengan
operating asset atau modal usaha, dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dengan dasar kedua faktor di atas, maka secara matematis dapat diketahui besarnya
rentabilitas ekonomi yaitu hasil kali profit margin dan turnover of operating assets.

Apabila ingin memoerbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar profit margin, ini
berarti hubungan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di bidang produksi, penjualan dan
pembenahan administrasi. Sedangkan untuk memperbesar rentabilitas ekonomi dengan
memperbesar turnover of operating assets, dan berhubungan dengan kebijaksanaan investasi
dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

2. Rentabiltas modal sendiri


Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah
laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri
adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba disini ada perbedaan dengan
rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan,
sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah
dikurangi dengan bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka
jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi
modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat
rentabilitas bagi suatu perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 28), rentabilitas juga di bedakan menjadi 2 macam,
yaitu :
1. Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan
modal asing yang digunakn untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
proses.
Rentabilitas ekonomis dapat pula di artikan sebagai perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas ekonomis sering pula
dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja
di dalamnya untuk menghasilkan laba.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang
berasal dari operasi perusahaan atau disebut dengan laba usaha. Sedangkan laba yang
berasal dari luar usaha tidaklah diperhitungkan. Begitu pula dengan modal, modal yang
digunakan hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan sedangkan modal yang
berasal dari luar perusahaan tidak diperhitungkan.
A

dapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:

2. Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba
tersedia bagi pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan.
Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut:
Maka rentabilitas modal sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut :

2.1.8 Kinerja
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara menganalisis
laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan, keadaan dan perkembangan
financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik di
waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi
perusahaan yang akan diterapkan.
A. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No. 740/KMK.00/1989
tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan efisiensi dan produktivitas badan usaha milik
negara, disebutkan bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.
Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam mengeelola
dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba
yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak
ukur dari kinerja bank adalah EVA (Economic Value Added) atau nilai tambahan ekonomis yang
diperoleh bank.

2. Tujuan Pengukuran Kinerja


Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Selain itu, penilaian kinerja dilakukan untuk
menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang
semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik
yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi.
Tujuan daripada pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
2. Tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
jangka pendek maupu jangka panjang.
3. Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba pada
periode tertentu.
4. Stabilitas usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar tingkat bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya
serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada pemegang
saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan (Munawir, 2000).
Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas bisnis telah dijalankan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis serta untuk
mencegah pemborosan.

2.2 Penelitian Sebelumnya.


Nama peneliti : Devi Indah Sari
Judul penelititan : Analisis Rasio Likuiditas dan RASIO rentabilitas untuk
Menilai Kinerja Perusahaan pada PT. Berlian Maju Motor
Objek penelitian : PT. Berlian Maju Motor
Hasil pernelitian : Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa PT Berlian Maju Motor
memilikiefisiensi yang semakin menurun. Hal tersebut tampak
dari meningkatnya beban usaha, namun tidak diikuti oleh
peningkatan penjualan. Keadaan yang demikian berakibat pada
menurunnya laba bersih perusahaan, selain itu berdasrkan
analisis rasio, kinerja PT Berlian Maju Motor cendrung menurun.

Nama Peneliti : Yaumil Nikmat, M. Pd


Judul peneliti : Analisis Rentabilitas untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Perusahaan pada CV
Pandan Harum di Balikpapan.
Objek penelitian : CV Pandan Harum di Balikpapan
Hasil penelitian : Berdasarkan hasil analisa data yang telah diuraikan terdahulu dapatlah penulis
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. CV Pandan Harum Balikpapan, mulai berdiri tahun 1989 sampai sekarang sudah
mengalami perkembangan yang cukup baik, dari segi manajemen maupun dari produk
yang di hasilkan.
2. Dalam perkembangan usahanya pada tahun 1998,1999 sampai tahun 2000 telah terjadi
penurunan tingkat rentabilitas dikarenakan biaya operasional yang cukup tinggi
dibandingkan keuntungan yang dicapai.
3. Dari hasil analisis pembuktian hipotesis maka dapat diketahui bahwa setelah diadaka
perbaikan terhadap sistem manajemen keuangannya yakni melalui penekanan biaya
operasional diharapkan tingkat profitabilitas dapat tercapai

2.3 Kerangka Pikir


Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data yang
diperoleh dari PT.Fastfood Indonesia, Tbk(KFC),berupa laporan keuangan perusahaan yang
berupa laporan labarugi dan laporan neraca. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan
dengan menggunakn analisis rasio likuiditas dan analisis rasio rentabilitas. Dalam hal ini, analisis
rasio likiuditas mencakup current rasio, acid test rasio, perputaran piutang, perputaran
persediaan, dan mancakup rasio rentabilitas ekonomis (earning power) dan rasio rentabilitas
modal sendiri. Setelah diketahui masing-masing likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan
dilakukan intrepretasi hasil pengolahan data tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT.
Fastfood Indonesia, Tbk(KFC).

Berikut adalah bagan yang menggambarkan kerangka pikir :


Gambar 1
Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian
Adapun penelitian yang peneliti pilih adalah PT. Fastfood Indonesia Tbk . PT. Fastfood
Indonesia Tbk.Adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh Kelompok Gelael pada tahun
1978, dan dengan bergabungnya Kelompok Salim pada tahun 1990, terdaftar sebagai perusahaan
public pada tahun 1994. operasi restoran pertama pada bulan Oktober 1979 berawal dari
pembukuan restoran pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Suskses restoran QSR (Quick Service
Restaurant) asing pertam aini kemudian diikuti dengan penambahan ini kemudian diikuti dengan
penambahan restoran ke kota-kota besar lainya di Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba
tunggal pada saat ini, Perseroan terus membangun KFC brand, dan berbekal 26 tahun
kesuksesannya di bidang ini telah menjadikan KFC pemimpin pasar restoran cepat saji yang
dominant dan dikenal luas. Pada saat ini memiliki 270 restoran termasuk 1 unit mobile catering
yang terbesar di 60 kota di Indonesia, dan memperkerjakan 10.293 karyawan dengan total
penjualan lebih dari Rp. 1,276 triliun pada akhir 2006.
Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan saham
mayoritas sebesar 79,54% yang dimiliki oleh PT. Gelael Pratama (43,84%) dan PT Megah
Eraraharja (35,84%), dan sisa saham lainya sebesar 20,32% adalah milik Pershing Lic Main
Costody Accc (10,31%), dan lain-lain (10,01%). PT Gelael Pratama dimiliki oleh Kelompok
Gelael sebagai pendiri KFC di Indonesia, sementara PT Megah Eraraharja (35,84%) adalah anak
perusahaan Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan sebagai pemegang saham
mayoritas pada tahun 1990.

Berikut adalah Struktur kepemilikan dan Franchise Relationship PT. Fastfood Indonesia
Tbk :

MANAJEMEN

Komisaris : - Anthony Salim


- Elizabeth Gelael
- Benny S Santoso
- Rudy Tanudjaja Saputra
- Anton Aditya Subowo
- Ken Laksono

Direktur Utama : -Dick Gelael

Wakil Direktur Utama : -Fery Noviar Yosaputra


Direktur : - Ricardo Gelael
- Adhi Indrawan
- Leonny Elimin
-

Justinus J Juwono

2. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya
sesuatu,yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi ).
2. data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti sejarah
singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.

Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
yang diperoleh dari situs internet ( www.idx.co.id )

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan data
yang dilakukan dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan ataupun data-
data yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

4. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Penelitian ini menggunakan sampel PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ), yaitu perusahaan
yang telah terdaftar di BEJ.

5. Definisi Operasional
Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalh sebagai berikut :
1. current rasio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
2. Acid Test Rasio, yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah
harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual
biasanya dengan kredit/tidak tunai).
3. Perputaran Piutang, adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
4. Perputaran Persediaan, Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian
persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.
5. Perputaran Modal Kerja, yaitu untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka
beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio
antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total
hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.
6. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
7. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
8. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut
yang dinyatakan dalam prosentase.
9. Rentabiltas modal sendiri, perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di
pihak lain, atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
keuntungan.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dengan menggunakan rasio likuiditas terbaginatas, yaitu:
1. Current Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau
100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
tidak baik bagi industri manufaktur.

2. Acid Test Rasio


Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta
lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya
dengan kredit/tidak tunai).
R

asio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang
lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan
aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini
menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/FASTFOOD_INDONESIA_Tbk%2C_PT/
http://wordpress.com/
http://www.wikipedia.com
http://idx.co.id
Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan.Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan.Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo
Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan. 2001.
Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
Jumingan . 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta .
Kartadinata, Abbas. 1983. Pembelanjaan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi yang
Diperbaharui. Cetaka Kedua. PT. Bina Aksara. Jakarta .

You might also like