You are on page 1of 35

KATA PENGANTAR

Publikasi ini berisi informasi yang dapat membantu para pendamping UMKM dalam
melaksanakan aktifitasnya. Di dalamnya berisi informasi pokok tentang kebijakan pengembangan
KUMKM, pendampingan KUMKM dan model-model pendampingan (pendampingan, perencanaan
usaha, pendampingan pengenalan perbankan, pendampingan kredit bermasalah, pendampingan
penyusunan studi kelayakan, pendampingan aspek pasar dan pemasaran, pendampingan aspek teknis
dan produksi pendampiingan aspek manajemen dan organisasi, pendampingan HKI, pendampingan
internet untuk pengembangan bisnis UMKM).

Berdasarkan data BPS pada tahun 2008, jumlah UMKM berkembanga menjadi 51,26 juta unit,
yang didominir oleh usaha mikro (98,90%) dan mampu memberikan kontribusi pada PDB nasional
sebesar 55,56%. Sector KUMM juga mampu menyerap tenaka kerja 90,9 juta orang atau 97,04% dari
total tenaga kerja nasional.

Upaya pemberdayaan UMKM selalu dihadapkan pada berbagai kendala yang cukup pelik,
seperti : pengelolaan usaha yang masih tradisional, kualitas sumberdaya manudia yang belum memadai,
skala dan teknik produksi yang rendah, kemampuan pemasaran yang terbatas, akses informasi yang
rendah, legal formal yang belum jelas, serta masih terbatasnya akses kepada lembaga keuangan,
khususnya perbankan.

Secara garis besar, terdapat empat langkah strategis yang dibutuhkan dalam pemberdayaan dan
pengembangan UMKM. Pertama, menciptakan iklim usaha yang kondusif, sekaligus menyediakan
lingkungan yang mampu mendorong pengembangan usaha mikro secara sistemik, amndiri dan
berkelanjutan. Strategi pertama ini pada dasarnya merupakan penerjaemahan dari fungsi pemerintah
sebagai regulator dalam kegiatan ekonomi di masyarakat sekaligus memberikan pemihakan yang tepat
kepada segenap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dalam menjalankan dan mengembangkan
usahanya.

Kedua, meningkatkan akses ke sumberdaya produktif. Pemerintah bertugas untuk memfasilitasi


peningkatan aksesibilitas usaha ekonomi produktif skala mikro terhadap sumber-sumber pembiayaan
baik dari lembaga keuangan/bank maupun lembaga keuangan bukan bank. Peran pemerintah lebih banya
sebagai fasilitator, sedangkan lembaga keuangan berperan sebagai penyedia dala dan lembaga swadaya
masyarakat / kalangan professional bertindak sebagai pendamping bagi upaya pengembangan usaha
ekonomi produktif masyarakat miskin.

Ketiga, meningkatkan semangat dan mentalitas wirausaha, meskipun kewirausahaan adalah


karakter atau sifat-sifat atau seni yang melekat pada jiwa seorang pengusaha yang dapat dibina dan
dikembangakan sendiri namun dapat pula dibina oleh orang lain melalui pendampingan berupa fasilitasi,
mediasi dan advikasi, pendidikan dan pelatihan serta melalui pemahaman pengalaman terbaik yang
dinilai berhasil dalam usahanya. Peran pemerintah lebih bersifat sebagai fasilitator guna melakukan
penciptakan kondisi yang kondusif.

Keempat, mengembangkan pemasaran dan jaringan usaha, dengan membuka akses pasar
kemudahan untuk mengakses informasi usaha, malaksanakan promosi dan pameran, pengembangan
jaringan kemitraan dan perlindungan dari persaingan yang tidak sehat.

Semoga bermanfaat.

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA

CHOIRUL DJAMHARI

Berkatalah pada diri sendiri saya pasti jadi pemenang. Kalaupun tidak menjadi nomor satu, saya pasti
dapat juara dua. Jika kesempatan itu tidak ada, setidaknya juara buat diri sendiri karena telah
melakukan yang terbaik semampu saya.

(Ken Doherty)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KUMKM

Dasar Hukum

1. Definisi Koperasi Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 1, adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.

2. Definisi Usaha mikro, kecil dan menengah menurut UU No. 20 tahun 2008 pasal 1:

• Usaha Mikro, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuh tanah dan bagunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

• Usaha Kecil, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
sampai paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta
rupiah).

• Usaha Menengah, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
sampai paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,-
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,- (lima
puluh milyar rupiah).

Kebijakan pengembangan UMKM

UU No. 20 tahun 2008 pasal 5, tentang UMKM secara tegas menyatakan tujuan pemberdayaan UMKM
adalah untuk :

• Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang berkembang dan berkeadilan

• Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri
• Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, pencipta lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, penumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Bila anda mendengar dari salah satu pihak saja, maka anda berada dalam gelap. Tetapi bila anda
mendengar dari kedua belah pihak, maka segalanya akan menjadi terang.

(Haliberton)

PENDAMPINGAN KUMKM

Pengertian Pendampingan

Pendampingan adalah pemberian layangan untuk pengembangan bisnis dalam rangka meningkatkan
kinerja KUKM. Lembaga pendamping dapat memperoleh fee dari jasa layanannya.

Standar Kulaifikasi Pendamping KUKM

Seorang pendamping paling tidak mempunyai 3 kualifikasi di bawah ini:

• Memahami pengetahuan perbankan/lembaga keuangan bank dan non bank lainnya mengenai
perkreditan secara cukup mendalam.

• Memahami persyaratan feasibility dan bankability UMKM yang dituntut oleh bank, sehingga
dapat menyusun rencana bisnis (business plan), studi kelayakan dan proposal kredit.

• Memahami karakteristik UMKM dan kendala yang dihadapai dalam berhubungan dengan
perbankan/lembaga keuangan bank dan non bank lainnya.

• Memahami aspek-aspek yang mendukung kelayakan suatu usaha (aspek legalitas, pemasaran,
produksi, permodalan, keuangan, dll)

• Memahami etika bisnis

• Memahami manajemen dan analisis keuangan suatu usaha

• Memiliki kemampuan melihat potensi peluang usaha

• Memahami masalah lingkungan dalam hubungannya dengan suatu usaha


• Memiliki pengetahuan dan jiwa kewirausahaan pada level sedang sampai tinggi

Hal yang Tidak Patut Dilakukan oleh Seorang Pendamping

• Menuntut balas jasa (fee) yang tidak wajar sehingga dianggap dapat merugikan UMKM dan
bank.

• Mewakili atau mengatasnamakan UMKM dalam menerima kucuran kredit dari bank.

• Memperlambat proses penyusunan proposal kredit dan pengajuan permohonan kredit

• Melakukan pendampingan kepada UMKM yang lebih dahulu/sedang ditangani oleh


konsultan/pendamping yang lain.

• Memanipulasi data UMKM dengan tujuan agar mudah memperoleh persetujuan dan kucuran
dana dari bank.

• Dengan maksud tertentu menyarakan/menganjurkan kepada UMKM agar memberi sesuatu


(terutama uang) kepada pejabat tertentu dalam upaya mendapatkan pekerjaan tertentu.

• Mengharapkan/menerima pelayanan khusus atau pemberian sesuatu (terutama uang) pada


kunjungan ke KUKM dalam rangka pembinaan/pendampingan di luar balas jasa yang telah
ditentukan.

Bentuk Lembaga Pendamping KUMKM diantaranya :

• Kementerian Koperasi dan UKM – Business Development Service (BDS)

• Swasta – Konsultan seperti yang tergabung dalam linkindo, Iwapi, Kadin, Asosiasi BDS, Swiss
Contract, dll.

• Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

• Lembaga yang dibentuk oleh Perguruan Tinggi

• Inkubator Bisnis
Mengatakan sesuatu yang benar di saat yang tepat lebih mudah ketimbang menahan untuk tidak bicara
tentang sesuatu yang tidak benar di saat kesempatan itu terbuka lebar.

(Benyamin Franklin)

MODEL-MODEL PENDAMPINGAN

A. PENDAMPINGAN PERENCANAAN USAHA

Pentingnya Perencanaan Usaha

Selain untu meminimalkan terjadinya kegagalan, juga bermanfaat dalam hal-hal sebagai berikut :

• Menentukan system manajemen dan susunan organisasi yang lengkap atau sederhana

• Mengharapkan suatu petunjuk atau pengarahan dan pedoman sesuai dengan tujuan usaha yaitu
untuk memperoleh manfaat (keuntungan) yang optimal

• Mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan dalam masa
pelaksanaan usaha, perkembangan maupun hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang
mungkin dihadapi dan dapat meminimalkan ketidakpastian

• Menentukan pilihan yang terbaik dari berbagai pilihan (alternative) yang ada

• Dapat melakukan penentuan skala prioritas dalam memilih urutan-urutan kegiatan penting sesuai
tujuan dan sasaran maupun kegiatan usahanya

• Sebagai tolok ukur untuk mengadakan pengawasan/evaluasi (control & evaluation)

• Dapat merencanakan perluasan produksi dan perluasan pemasaran produk secara meyakinkan.

• Sebagai bahan pertimbangan bagi para pemodal apabila berminat untuk menanamkan modalnya
pada usaha tersebut

• Sebagai bahan pertimbangan kemungkinan kerjasama usaha dalam bentuk kemitraan atau bentuk
lainnya, dll.
Strategi Perencanaan Usaha

Strategi perencanaan adala sebuah proses yang melibat pembahasan konsisi pasar, kebutuhan pelanggan,
kekuatan dan kelemahan pesaing, kondisi sosiopolitik, hukum dan ekonomi, perkembangan teknologi
dan tersedianya berbagai sumberdaya yang dapat menjadi peluang atau hambatan bagi perusahaan.

Perencanaan stategis akan memberikan arah bagi pelaksanaan visi dan misi untuk mencapai tujuan
sebuah organisasi perusahaan. Hal ini akan memudahkan pengembangan rencana strategis menuntun
masing-masing bidang untuk mengembangkan bermacam strategi dan progam untuk mencapai tujuan
tersebut.

• Perusahaan perlu memposisikan diri dalam suatu lingkungan yang tidak hanya mampu bersaing
akan tetapi harus mampu pula bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain, bahkan mungkin
dengan perusahaan yang dalam hal tertentu bisa menjadi pesaing.

• Organisasi-organisasi perusahaan tidak lagi dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan nasional


tetapi juga mempertimbangkan pengaruh-pengaruh nasional maupun global

• Kedua pengeruh terse4but pada skala usaha tertentu mutlak harus menjadi perhatian dalam
rangka membuat rencana usaha. Kalaupun perencanaannya hanya mempertimbangkan atau
hanya berorientasi nasional namun dala era globalisasi seperti sekarang ini berbagai produk
kemungkinan akan masuk ke dalam negeri tanpa hambatan sehingga menjadi pesaing. Atau
sebaliknya produk yang hanya untuk pasar nasional tapi ternyata diminati secara global sehingga
pasar akan melua

Model Uji Perencanaan

Pada umumnya perencanaan suatu usaha dirancang untuk usaha juga memiliki umur ekonomis di atas 5
tahun. Suatu usaha yang mempunya umur ekonomis di atas lima tahun atau bahkan puluhan tahun, perlu
untuk melakukan perhitungan-perhitungan, terutama dalam meramalkan perkembangan ekonomi di
masa-masa sepuluh tahun mendatang.

Terdapat beberapa model uji perencanaan namun semuanya bertumpu pada dua ukuran atau kriteria
namun semuanya bertumpu pada dua ukuran atau kriteria yang dapat digunakan yaitu:

1. Ukuran /kriteria tanpa diskonto (Undiscounted)


Ukuran/kriteria ini tidak mempersoalkan apa yang akan diperoleh kelak dikemudian hari dan nilai
sekarang (present value) diukur dengan nilai uang sekarang. Kriteria seperti ini dapat dipergunakan
untuk menganalisis usaha-usaha yang mempunyai jangka waktu :

• Umur ekonomis di bawah atau maksimum lima tahun

• Turn-over capital yang cepat

Alat-alat untuk melakukan analisis ini, antara lain :

• Membandingkan antara keuntungan (K) yang diharapkan diperoleh yaitu modal yang efisien
(Marginal Effisiency of Capital) dengan tingkat bunga yang berlaku (interest rate = i). Hasil
analisis atau perhitungan, ada tiga kemungkinannya :

a. Bila K lebih kecil dari i, (K<i) rencana investasi ditolak;

b. Bila K lebih besar dari i, (K>i) rencana investasi dapat diteruskan;

c. Bila K sama dengan i, (K=i) tercapai break even, dalam hal ini tergantung pada investor, apakah
akan diteruskan atau ditolak/ditunda.

• Urutan berdasarkan hasil inspeksi (ranking by inspection). Analisis ini menitikberatkan pada
selisih antara keuntungan kotor (gross benefit) dengan biaya operasi dan pemeliharaan (operation
anda maintenance costs).

• Periode pulang pokok (Payback period). Analisis investasi didasarkan pada pelunasan biaya
investasi oleh keuntungan bersih (net benefit)

2. Ukuran/kriteria dikonto (Discounted

Kuran atau kriteria ini mempersoalkan apa yang akan diperoleh di kemudian hari, berapa nilainya
sekarang (present value); dengan perkataan lain, semua aliran biaya (costs = C) dan manfaat (benefit =
B) selama umur ekonomis, diukur dengan nilai uang sekarang, artinya didiscount nilai dikemudian hari
dengan suatu discount factor, misalnya dengan ukuran tingkat Bungan (interest rate) yang berlaku saat
ini/sekarang, sebagai discount factor. Hasil daripada perhitungan, ada tiga kemungkinannya :
(1) Bila B/C lebih besar daripada 1, rencana investasi dapat dilaksanakan;

(2) Bila B/C lebih kecil daripada 1, rencana investasi disarankan untuk ditolak/batal;

(3) Bila B/C sama dengan 1, tercapai break-event, dalam hal ini tergantung pada pemilik
modal/perencana, apakah rencana investasi diteruskan atau dibatalkan/ditunda.

Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Agar dapat memastikan keberhasilan usaha mikro, kecil dan menegan (UMKM) perlu memahami
perencanaan pelaksanaan kegiatan usaha yang bersangkutan, antara lain :

• Kesiapan organisasi dan manajemen

• Pendamping perlu mengkaji sejauh mana kesiapan UMKM dengan organisasi, personil dan
manajemennya, dalam mengawali usahanya.

• Kesiapan sumberdaya

• Kemudian diikuti dengan penggalian informasi mengenai kesiapan pengusaha kecil terhadap
sumberdaya yang dimilikinya yang akan digunakan dalam berusaha.

• Proses produk dan enanganan hasil produksi (barang dan jasa)

• Tahapan kegiatan selanjutnya adalah menggali informasi sejauh mana UMKM mampu
melaksanakan proses produksi dan menangani proses penanganan hasil produksi, sehingga
produk ini siap jual.

• Proses distribusi dan pemasaran

• Informasi mengenai sejauh mana UMKM mampu melaksanakan proses distribusi dan
pemasaran, perlu dijadikan perhatian Pendamping dalam rangka menunjang penyusunan kajian
kelayakan usaha/proyek UMKM yang bersangkutan.

• Pengolahan dana hasil penjualan

Tahapan Kegiatan
Bilamana rangkaian kegiatan yang runtun seperti tersebut dapat terlaksana secara berkesinambungan,
maka kondisi dari kegiatan KUKM seperti ini dapat dikatakan sebagai tahapan usaha yang berhasil.

Penialaian Terhadap PerencanaanUsaha

Pada umumnya usaha mikro dan kecil sangat lemah dalam bidang administrasi. Sementara usaha
menengah lebih baik, mereka jarang mendasarkan diri pada rencana yang sistematis karena mereka
kurang mampu dalam menuangkan pikiran-pikiran mereka dan juga belum sadar akan arti pentingnya
rencana. Selain itu para pengusaha pribumi jarang berpengalaman dalam tata cara pengajuan dan
mendapatkan kredit. Mengingat hal-hal tersebut di atas, beberapa lembaga keuangan lainnya
mempersyaratkan agar pemohon bantuan keuangan melengkapi permohonannya dengan proposal
rencana usaha dan atau studi kelayakan yang disusun oleh konsultan yang tentunya memerlukan biaya
meskipun belum tentu proposal yang diajukan disetujui.

Kelemahan-kelemahan pengusaha pribumi tersebut dalam mengambil prakarsa, harus diatasi dengan
cara bersama-sama dengan pengusaha menengah dan besar mengadakan interaksi secara sistematis pada
setiap tahap pemrosesan rencana usaha dan melaksanakan penilaian bersama terhadap rencana usaha
yang diajukan pengusaha, sehingga persetujuan kredit, juga akan merupakan komitmen pengusaha
dalam mengelola usahanya.

B. PENDAMPINGAN PENGENALAN PERBANKAN

Faktor eksternal yang paling sering dipermasalahkan dalam melakukan kegiatan usaha adalah soal
pendanaan atau fasilitas maupun pinjaman modal atau permodalan, baik yang dihadapi dalam
memperoleh pinjaman modal tersebut. Masalah pendanaan atau pinjaman permodalan tersebut hanya
dapat diantisipasi oleh peningkatan peranan lembaga keuangan. Lembaga keuangan pada prinsipnya ada
dua yaitu Perbankan atau Bank dan Non Bank. Lembaga keuangan Bank terntunya merupakan lembaga
keuangan yang dianggap terlengkap dalam hal produk-produk penghimpunan dan penyaluran kredit
dana untuk permodalan usaha.

BAGAN

Gambar 1. Lembaga Keuangan


Lembaga Keuangan Bank (Perbankan)

Bank Indonesia / Bank Sentral

Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Negara Republik Indonesia yang merupakan “Lembaga
Negara” yang independen, bebas dari campur tangan pemerintahan dan ataupihak-pihak lainnya serta
berkedudukan di luar pemerintahan dan lembaga lain.

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan demokrasi ekoknomi dan menggunakan
prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, kea rah peningkatan taraf hidup rakyat
banyak.

Bank Umum

Bank umum adalah bangk yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang
diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula
dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bangk umum sering disebut bank
komersil (commercial bank).

Usaha perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan
istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding, yaitu dana dalam bentuk simanan dari masyarakat
tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan istilah kredit. Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima
kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.

Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya simpanan, maka semakin besar pula bunga
pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Disamping bunga simpanan pengaruh besar kecil Bungan
pinjaman dan keuntungan yang diambil, biaya operasional yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit
macet, apjak serta pengaruh lainnya.

Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani usaha mikro di kecamatan dan
pedesaan. BPR berasal dari Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai yang kemudian
dilebur menjadi BPR. Jenis produk yang ditawarkan oleh BPR relative sempit dibandingkan dengan
bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh BPR, seperti
pembukuan rekening giro dan kliring.

Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Bank Umum Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah adalah BPR yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpanan dana dan atau pembayaran kegiatan usaha atau kegiatan lain yang dinyatakan
sesuai dengan syriah. Berdasarkan bentuk hukumnya bank dapat berupa perseroan terbatas, perusahaan
daerah atau koperasi.

Lembaga Keuangan Lainnya.

Perbedaan usaha masing-masing lembaga keuangan lainnya secara sepintas diuraikan sebagai berikut :

Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana (emiten)
dengan para penanam modal (investor). Dlam pasar modal yang diperjual-belikan adalah efek-efek
seperti saham dan obligasi dimana jika diukur dari waktunya modal yang diperjual-belikan merupakan
modal jangka panjang.

Pasar Uang

Pasar uang (Money Market) sama seperti halnya pasar modal, yaitu pasar tempat memperoleh dana dan
investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan di pasar uang adalah berjangka waktu pendek
dan di pasar modal berjangka waktu panjang. Dalam pasar uang transakti lebih banyak dilakukan
dengan media elektronik, sehingga nasabah tidak perlu datang langsung.

Pegadaian

Perusahaan perum pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman
dengan jaminan tertentu. Jaminan nasabah tersebut digadaikan, kemudian ditaksir oleh pihak pegadaian
untuk menilai besarnya nilai jaminan. Besarnya nilai jaminan akan mempengaruhi jumlah pinjaman.
Sementara ini usaha pegadaian secara resmi masih dilakukan pemerintah.

Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing)

Perusahaan sewa guna usaha (leasing) bidang usahanya lebih ditekankan kepada pembiayaan barang-
barang modal yang diinginkan oleh nasabahnya. Sebagai contoh jika seseorang ingin memperoleh
barang-barang modal secara kredit, maka kebutuhan ini pembayarannya dapat ditutup oleh perusahaan
leasing. Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Jadi dalam hal
ini perusahaan leasing lebih banyak bergerak dalam bidang pembiayaan barang-barang kebutuhan
modal.

Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan. Setiap nasabah
dikenakan premi asuransi yang harus dibaya sesuai dengan perjanjian dan perusahaan asuransi akan
menanggung kerugian dengan menggantikannya apabila nasabahnya terkena musibah atau terkena
resiko seperti yang telah diperjanjikan. Besarnya premi akan mempengaruhi klaim yang akan diterima.
Perusahaan asuransi dibagi ke dalam beberapa jenis seperti asuransi kredit, asuransi jiwa, asuransi
kebakaran, asuransi beasiswa, asuransi hari tua, asuransi kecelakaan, asuransi kehilangan dan jenis
lainnya.

Perusahaan Anjak Piutang

Perusahaan anjak piutang (factoring), dimana usahanya adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu
perusahaan dengan cara memberi kredit bermasalah perusahaan lain atau dapat pula mengelola
penjualan kredit perusahaan yang membutuhkannya. Usaha ini relative baru di Indonesia dan
perusahaan anjak piutang kegiatan utamanya adalah membantu perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan dalam melakukan penagihan atau pengelolaan utangnya. Keuntungan yang diperoleh dari
usaha ini merupakan fee yang telah disepakati bersama atau keuntungan dari harga jual dengan hasil
penagihan yang dilakukan.

Perusahaan Modal Ventura


Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-perusahaan yang usahanya
mengandung resiko tinggi. Usahanya lebih banyak memberikan pembiayaan dalam bentuk kredit tanpa
jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan lainnya. Selama ini kredit dengan
jaminan sangat menyulitkan, memberatkan dan menghambat nasabah untuk memperoleh modal,
walaupun dewasa ini pihak perbankan telah melunakkan persyaratan untuk memperoleh kredit.

Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam membuka usaha bagi para anggotanya untuk menyimpan uang dan
meminjamkannya kembali kepada para anggotanya yang membutuhkan, termasuk pada masyarakat
umum / calon anggota yang membutuhkan jika memungkinkan

Kriteria Penialaian Bank Terhadap Pengajuan Kredit

Proses penilaian (appraisal) suatu permohonan kredit dengan mempertimbangkan aspek kelayakan
usaha, aspek 5C, aspek 7P, aspek 3R dan analisis keuangan seperti nilai Internal Rate of Return (IRR),
Benefit Cost Ratio (B/C), Return on Invesment (ROI) dan Net Present Value (NPV). Biasanya
pertimbangan penilaian proyek (project appraisal process) terutama bagi usaha menengah dan besar.

5C tersebut adalah :

1. Character, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat
dipercaya

2. Capacity, kemampuan nasabah dalam mengembalikan kredit yang disalurkan

3. Capital, calon pengusaha yang akan menjadi calon debitur dipersyaratkan memiliki sejumlah
modal tertentu sebelum mengajukan sejumlah kredit tertentu untuk menambah modal, minimal
35% dari total modal usaha.

4. Collateral, merupakan angunan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
non fisik

5. Condition, adalah menggambarkan kondisi ekonomi Negara pada saat permohonan kredit
apabila kondisi sangat kondusif yaitu kondisi makro ekonomi dan mikro ekonomi cukup baik
maka biasanya perbankan lebih mudah mempertimbangkannya.
7P tersebut adalah :

1. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun
masa lalunya.

2. Party, mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu


berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

3. Purpose, mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.

4. Prospect, menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau
dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil
atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability, menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

7. Protection, menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.

3R tersebut adalah :

1. Return (kembali) modal dan keuntungannya dapat kembali kepada pengusaha yang mendapatkan
modal dari kucuran kredit perbankan.

2. Repayment (pembayaran) memiliki kemampuan dan kesanggupan serta keinginan untuk


membayar kembalisemua pinjaman kredit yang didapatkan dari perbankan.

3. Risk (resiko) kemungkinan terjadinya resiko telah dan dapat diketahui dan diantisipasi dengan
baik oleh pengusaha sehingga resiko gagal akan semakin kecil.

Proses Pengajuan Kredit

Calon debitur mengajukan surat permohonan kredit/mengisi formulir aplikasi permohonan kredit berikut
kelengkapannya data yuridis, ekonomis dan data jaminan yang ditujukan kepada bank dengan lampiran
sebagai berikut :
• Foto kopi identitas pemohon (KTP, KK)

• Foto kopi izin usaha (SIUP, TDP, NPWP, HO)

• Akta pendirian perusahaan (awal dan perubahannya)

• Foto kopi agunan (SHM, SHU, SHGB, SHP, BPKB, FAKTUR)

• Bilyet Deposito

• Foto kopi IMB dan pajak terakhir (PBB)

Bank

• Menerima surat permohonan calon debitur kemudian dilakukan register dalam file surat
permohonan kredit.

• Melakukan checklist kelengkapan dokumen yang diserahkan oleh calon debitur.

• Melakukan pemeriksaan black list BI. Bila calon debitur terdapat dalam daftar black list BI,
maka segera dibuatkan surat penolakan oleh bank. Jika tidak terdapat dalam daftar tersebut maka
kredit akan diproses oleh bank.

• Bank melakukan wawancara serta megnunjungi lokasi usaha nasabah sebagai bahan untuk
membuat laporan awal dan hasilnya ditujukan kepada pejabat pemutus kredit.

• Membuat surat penolakan apabila tanggapan pejabat pemutus kredit menyatakan permohonan
tidak layak.

• Bila usaha calon debitur fesiable, maka bank akan melakukan proses selanjutnya.

• Melakukan analisis ekonomi, termasuk melakukan pengumpulan dan pengecekan data yang
diterima meliputi konfirmasi lisan dan tertulis, berikut pelaksanaan pengecekan perdangangan
(trade checking) dan pengecekan personalia (personal checking).

• Membuat memorandum analisis yuridis yang mengungkapkan masalah teputasi hukum,


kewenangan hukum nasabah dan legalitas serta kesempurnaan jaminan/surat-suratnya.
Selanjutnya bank melakukan penilaian jaminan untuk melihat kemungkinan pemasaran (marketable)
atas jaminan tersebut.

Untuk Mewujudka mimpi, jangan dulu membayangkan sukses besar yang mungkin diraih. Tapi jauh
lebih penting menyusun rencana secara detail untuk membuat sukses-sukses kecil.

(Oprah Winfrey)

C. PENDAMPINGAN KREDIT BERMASALAH

Penyebab kredit bermasalah / kredit macet ada 2 unsur, yaitu :

1. Dari pihak perbankan, artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti,
sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.

2. Dati pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu :

a. Adanya unsur kesengajan

b. Adanya unsur ketidaksengajaan

Penyelesaian kredit bermasalah / kredit macet dilakukan dengan cara antara lain :

Rescheduling

a. Memperpanjang jangka waktu kredit

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran

Reconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok

b. Penundaan pembayaran bunga

c. Penurunan suku bunga

d. Pembebasan bunga
Restrukturing

a. Dengan menambah jumlah kredit

b. Dengan menambah equity, dengan menyetor uang tunai tambahan dari pemilik

Kombinasi, merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang di atas.

Penyitaan jaminan, merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik
atau pun sudah tidak mampu lagi untu membayar semua utang-utangnya.

Anda tidak mampu mengetahui semuanya, sepintar apapun anda dan seluas apapun pengalaman anda.

(Donald Trump)

D. PENDAMPINGAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN

Tujuan Penyusunan Suatu Studi Kelayakan

• Agar pengusaha dapat mengetahui dan menyakini kemungkinan kelayakan rencana usahanya
(ditinjau dari berbagai aspek yang terkait, khususnya aspek pemasaran dan financial), sebelum
dimulai pelaksanaannya.

• Agar perusahaan mempunyai pedoman/acuan dalam menjalankan roda usahanya terutama dalam
mengalokasikan dana yang ditanamkan dari bank serta dapat menentukan jadwal pengembalian

• Agar perusahaan dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan merugikan atau mengganggu
jalannya perusahaan sehingga akan dapat mempersiapkan alternative pemecahannya.

• Agar pihak penyandang dana terutama perbankan mendapat petunjuk yang jelas untuk
mengevaluasi dan menentukan kebijakan dalam pemberian bantuan dana kredit yang diperlukan.

Studi kelayakan membahas semua aspek yang dapat menentukan kelayakan atau ketidaklayakan
gagasan usaha, sehingga dapat diputuskan untuk dilakasanakan atau tidak dilaksanakan usaha yang
direncanakan tersebut.

Aspek-aspek yang penting dan menentukan terhadap kelayakan suatu rencana usaha, adalah sebagai
berikut :
• Aspek Pasar dan Pemasaran

• Aspek Teknis dan Produksi

• Aspek Legitimasi / Hukum Perusahaan

• Aspek Manajemen dan Organisasi

• Aspek Ekonomi dan Keuangan

• Aspek Lingkungan dan Sosial Budaya

Hasil analisi semua aspek tersebut di atas, harus sampai kepada kesimpulan kelayakan yang
menyeluruh, yang pada pokoknya meliputi kelayakan, sebagai berikut :

• Kelayakan Ekonomis

• Kelayakan Teknis

• Kelayakan Sosial

• Kelayakan Lingkungan, dan

• Kelayakan Finansial / Keuangan

Hasil akhit dari suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu rencana usaha, harus ditempuh
melalui tahapan-tahapan kegiatan yang berkesinambungan, yaitu sebagai berikut :

• Tahapan persiapan

• Tahapan penelitian

• Tahapan pengumpulan data (primer dan sekunder)

• Tahapan pengolahan atau analisis data dan penyusunan laporan serta

• Tahapan pengujian / evaluasi studi kelayakan usaha


Proposal suatu usaha, pada dasarnya hampir sama dengan studi kelayakan, anamun pembahasannya
tidak mendalam dan tidak menyeluruh seperti pada studi kelayakan. Pada proposal, biasanya aspek yang
terutama ditonjolkan adalah aspek pemasaran dan analisis financial. Selain itu tergantung pula pada
skala atau tingkatan mikro atau kecil cukup dengan membuat proposal saja, tapi untuk usaha atau proyek
skala menengah ke atas harus menyusun suatu studi kelayakan lebih dahulu.

Gali potensi diri, baru melakukan imitasi

(Martha Burgess)

E. PENDAMPINGAN ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Setiap usaha berorientasi pasar atau pemasaran akan mampu membuat perusahaan menjadi lebih
menguntungkan dan berkesinambungan. Pemasaran itu relevan dengan sasaran bisnis yang paling
mendasar, yakni keuntungan dan hal ini sangat berharga untuk diperhatikan oleh manajer manapun yang
tertarik untuk memperbaiki prestasinya.

Kiat-kiat untuk mencapai sukses dalam proses pemasaran yang baik antara lain sebagai berikut :

• Mengandalkan orientasi pasar yang benar-benar murni, pengenalan dan pemenuhan kebutuhan
para konsumen.

• Meningkatkan kepekaan lingkungan sekitar, komitmen atau tanggung jawab untuk memantau,
meneliti dan menilai perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah pasar.

• Penyesuaian dan keluwesan organisai, keharusan untuk menghindari struktur yang terlalu kaku
di dalam perusahaan dan mekanisme untuk mengubah struktur ini sesuai dengan perubahan-
perubahan dalam lingkungannya.
• Meningkatkan profesionalisme dalam pemasaran dengan melakukan rekrutmen atau pendidikan
dan pelatihan untuk membentuk tim pemasaran yang professional yang dapat meningkatkan
keuntungan secara berkelanjutan.

Evaluasi dan perencanaan, yaitu melakukan evluasi kondisi pemasaran saat ini sebagai bahan untuk
melakukan perencanaan serta melakukan taktik dan strategi pemasaran selanjutnya.

1. Proses Pemasaran

Proses pemasaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa kegiatan utama , yaitu :

• Produk

Proses produksi yaitu suatu proses untuk menghasilkan produk berupa barang dan jasa yang seharusnya
berorientasi kepada kebutuhan konsumen (pasar) sehingga produksi harus senantiasa
berkembang/meningkat dalam hal mutu (kualitas) dan juga kuantitas sesuai dengan keperluan
konsumen. Hal ini penting untuk menjaga kontinuitas dan peningkatan daya saing produk dengan
produk yang sama dari perusahaan yang lain (pesaing).

Beberapa alas an mengapa suatu produk/ pengembangan produk baru mengalami kegagalan dalam
proses pemasaran yaitu ;

- Hasil produksi (produk) tidak memenuhi selera atau minat konsumen

- Hasil produksi (produk) tidak dapat bersaing dengan produk yang sama dari perusahaan lain.

- Perusahaan kurang/lemah dalam mempromosikan produknya

- Perusahaan kurang memiliki modal yang cukup untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam
produksinya

• Tempat

Faktor pemilihan tempat usaha dari pemasaran terkait dengan distribusi barang dari produsen ke
konsumen. Jarak tempat usaha dan tempat pemasaran sangat menuntukan tingkat harga, oleh karena itu
harus diupayakan tempat usaha yang memenuhi tingkat harga, oleh karena itu harus diupayakan tempat
usaha yang memenuhi persyaratan yaitu sebagai berikut :
- Jarak antara tempat usaha (pabrik) dengan pemasaran tidak terlalu jauh dan mudah dicapai
melalui berbagai alat transportasi.

- Perlu dipilih tempat usaha (pabrik) yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan kerja

- Tempat usaha terutama pabrik yang dengan dengan tempat bahan baku.

• Promosi

Promosi merupakan unsur penting di dalam pengenalan produk pada masyarakat, sehingga perlu
dipertimbangkan adanya biaya promosi yang cukp untuk tujuan tersebut. Kegiatan promosi yang cukup
untuk tujuan tersebut. Kegiatan promosi yang cukup untuk tujuan tersebut. Kegiatan promosi secara
umum terkait dengan kegiatan penjualan, yaitu penjualan tidak langsung. Pemilihan bentuk dan media
promosi pada kedua bentuk penjualan tersebut sangat menentukan efektivitas dan biaya promosi yang
dikeluarkan.

• Penjualan

Penjualan merupakan tahap terakhir dari proses pemasaran sehingga tingkat penjualan merupakan
tingkat keberhasilan dari strategi usaha pemasaran itu sendiri. Strategi pemasaran ditentukan oleh : (1)
tingkat penetrasi pasar (2) pengembangan pasar (3) pengembangan produk (4)segmentasi pasar, dan (5)
perilaku (keramahtamahan) penjual, serta (6) penetapan harga/keuntungan (profit margin).

• Penentuan Harga

Pada umumnya para konsumen selain tertarik pada kualitas barang dan jasa juga mempertimbangkan
harga yang rendah atau terjangkau sehingga pengusaha dituntut untuk meningkatkan efisiensi, yang
pada gilirannya ongkos produksi menjadi rendah. Penetapan harga yang tepat memerlukan banyak
pertimbangan tidak hanya berdasarkan intuisi, tetapi harus dilakukan berdasarkan informasi pasar dan
analisis di lapangan serta faktor-faktor lainnya, yaitu :

- Biaya produksi barang dan jasa

- Permintaan dan penawaran pasar

- Pertimbangan harga-harga produk pesaing


- Lokasi usaha

- Kondisi ekonomi secara nasional

- Besarnya volume penjualan produk barang dan jasa

- Bunga kredit dan bentuk kredit

- Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan pasar)

- Transportasi dan komunikasi, dll

Penentuan harga barang dan atau jasa perlu dilakukan secara berhati-hati, tidak hanya sekedar berpikir
untuk memperoleh keuntungan sesaat tapi perlu dipertimbangkan untuk kelangsungan usaha. Tentu saja
penentuan harga jual berdasarkan formula yang umum di pasar, yaitu :

Harga Jual : biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja, penyusutan mesin/alat-alat + bahan bakar + sewa
tempat) + tenaga staf + promosi + sewa tempat) + biaya administrasi (perizinan, retribusi pajak +
asuransi) + keuntungan yang ingin diraih (profit margin).

Keuntungan yang ingin diraih (profit margin)

Sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor selain faktor-faktor :

a. Faktor Pesaing

Apabila produk barang atau jasa tersebut ternyata tidak ada saingan tetapi diperlukan oleh masyarakat,
keuntungan bisa jadi dibuat tinggi. Secara nasional untuk dapat mengantisipasi apabila ada pesaing
maka harga bisa diturunkan kalau perlu di bawah harga pesaing. Tapi kalau sudah ada pesaing produk
yang sama diupayakan sama atau di bawah harga pesaing.

b. Kondisi Produk

Kondisi produk baru atau lama seperti halnya dengan faktor pesaing.

c. Tingkat Kebutuhan Konsumen


Kalau produk barang atau jasa tersebut dinilai sebagai kebutuhan primer oleh konsumen pada umumnya
berarti penjualan akan banyak, sebaliknya keuntungan per unit tidak perlu tinggi sebab total penjualan
akan meraih keuntungan besar, begitu pula sebaliknya.

d. Segmentasi Konsumen

Apabila produk barang atau jasa merupakan kebutuhan segmen konsumen tingkat menengah ke atas
(elite) maka keuntungan (profit) bisa ditinggikan, tetapi kalau seluruh segmen konsumen yaitu dari
tingkat bawah sampai atas, maka keuntungan sebaiknya dibuat tidak tinggi.

e. Tingkat Penawaran

Kalau penawaran produk dilakukan di dalam negeri, maka tingkat keuntungan sedang-sedang saja, tetapi
apabila untuk ekspor maka tingkat keuntungan dapat dibuat tinggi karena utnuk dapat mengantisipasi
kalau terjadi resiko di dalam perjalanan atau klaim-klaim yang tidak diharapkan

f. Tingkat Efisiensi Produksi

Kalau tingkat efisiensi dalam produksi bisa ditekan rendah maka tingkat keuntungan bisa tingi, tetapi
kalau tingkat efisiensi tinggi, maka tingkat keuntungan tidak ditentukan tinggi

2. Strategi Pemasaran UMKM

Strategi penetrasi pasar, stratefi ini memusatkan pada perbaikan posisi produk perusahaan sekarang
dengan pelanggannya sekarang.

Sebagai contoh :

1) Sebuah perusahaan produk makanan kecil berkonsentrasi pada pelanggannya sekarang agar lebih
banyak produknya.

2) Sebuah bank berkonsentrasi pada pelanggan kartu kredit sekarang agar lebih sering
menggunakan kartunya.l

- Strategi tersebut melibatkan usaha penemuan sebuah rencana pemasaran untuk mendorong
pelanggan membeli lebih banyak untuk sebuah produk.
- Taktik yang digunakan untuk melaksanakan strategi itu meliputi penurunan harga, pengiklanan
macam-macam manfaat produk, pengemasan produk dala ukuran kemasan yang berbeda, atau
pengusahaan agar produk itu tersedia pada lebih banyak lokasi.

- Rencana produksi bisa dikembangkan agar cara memproduksi lebih efisien daripada cara
memproduksi sekarang.

- Implementasi rencana seperti itu bisa jadi meliputi usaha peningkatan komponen-komponen
praperakitan pada suku cadang proses yang sebelumnya dilaksanakan secara manual.

Strategi penetrasi pasar berkkonsentrasi pada perbaikan efisiensi dari macam-macam bidang fungsional
dalam organisasi itu.

Sebagai contoh :

1) Sebuah produsen produk-produk industry mungkin memutuskan untuk mengembangkan


berbagai produk untuk memasuki pasar konsumen.

2) Sebuah produsen mobil memutuskan untuk menjual berbagai mobil di Eropa Timur karena
adanya transisi ke system pasar bebas.

3) Sebuah perusahaan pakaian atletik dan kaos kaki memutuskan untuk mengembangkan pakainan
kebugaran bagi anak-anak.

Strategi pengembagan pasar melibatkan lebih banyak produk daripada hanya menyampaikan ke pasar
baru. Sebelum menetapkan berbagai teknik penjualan seperti pengemasan dan promosi, perusahaan
sering kali menemukan agar mereka pertama-tama menetapkan satu tempat berpijak.

Strategi pengembangan produk.

Produk baru yang dikembangkan akan ditujukan kepada pelanggan saat ini.

Sebagai contoh :

1) Sebuah produsen permen mungkin memutuskan untuk menawarkan permen bebas lemak.

2) Sebuah sekolah tinggi atau universitas mungkin menawarkan berbagai program bagi mahasiswa
non tradisional.
3) Sebuah produsen minuman ringan mungkin mengembangkan minuman bebas cola.

Strategi pemasaran disusun untuk mendukung pencapainan perkiraan penjualan serta untuk mengetasi
resiko-resiko yang timbul yang mempengaruhi kegagalan pemasaran.

Secara umum, strategi pemasaran mengikuti konsep marketing mix, yaitu kombinasi antara kebijakan
harga produk, tempat dan promosi. Penetapan strategi pemasaran akan berdampak pada biaya
pemasaran. Penambahan biaya pemasaran diharapkan jauh lebih rendah dibandingkan peningkatan
penerimaan, terutama dari penjualan.

Jangan memohon diberi kemudahan hidup tapi berdoalah atar diberi kekuatan menghadapi hidup.
Jangan pula memohon pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, tepi berharaplah agar diberi
kemampuan menjalankan segala pekerjaan.

(Philip Brooks)

F. PENDAMPINGAN ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI

Dalam perencanaa produksi berdasarkan spesifikasi produk yang hendak dibuat, jumlah dan kualitas
yang hendak dihasilkan harus direncanakan kebutuhan dan kapabilitas dari faktor-faktor produksi yang
tersedia, antara lain jumlah dan kualitas bahan baku yang diperlukan, keahlian dan jumlah tenaga kerja
yang diperlukan, kapasitas mesin yang tersedia, cara atau teknologi yang akan digunakan, jadwal waktu
produksi dan lain-lain.

Proses Produksi

Adalah rangkaian kegiatan yang memadukan faktor-faktor produksi yang terdiri dari cara atau metode
kerja, mesin dan peralatan produksi yang terdiri dari cara atau metode produksi bahan baku dan
penunjang , tenaga kerja, mesin dan peralatan untuk menghasilkan produk. Beberapa tahapan dalam
proses produksi diuraikan di bawah ini.

Jenis produk atau spesifikasi produk yang hendak diproduksi merupakan informasi yang harus sudah
ada sebelum perencanaan produksi dilakukan. Informasi ini penting tidak hanya bagi pengusaha lama
yang akan mengembangkan usahanya melalui diversifikasi produk atau membuka usaha baru. Untuk
memperoleh informasi tersebut pertimbangan utama yang mendasarinya adalah penelitian atau survey
pasar.
Agar peluang pasar dan atau potensi dari produk yang akan dikembangkan dapat direalisasikan,
beberapa faktor dari faktor produksi yang harus menjadi perhatian adalah :

- Pengetahuan, keahlian dan pengalaman, apakan pengusaha tersebut memiliki pengetahuan,


keahlian atau pengalaman tentang produk tersebut.

- Resiko dan kendala-kendala, perlu mengetahui resiko dan kendala-kendala yang mungkin terjadi
apabila produk yang ditetapkan tersebut dipenuhi, apakah pengusaha mempu mengatasinya?

- Modal yang dimiliki, perlu diperhitungkan secara benar apakan modal yang dimiliki, baik modal
sendiri atau modal pinjaman akan cukup menunjangn keperluan modal untuk usaha produk baru
yang dipilih.

- Sumber daya manusia, dalam hal ini apakah tenaga kerja sudah siap baik jumlah terutama
keahlian atau keterampilan dalam melakukan proses produksi untuk usaha yang baru tersebut.

Biaya produksi

Rincian biaya produksi, Biaya produksi tersebut dapat dirinci ke dalam :

• Biaya tetap yaitu biaya yang dalam periode tertentu jumlahya tetap dan tidak tergantung pada
tingkat produksi ang dihasilkan. Umpamanya, gaji pimpinan/pegawai tetap perusahaan, biaya
pemeliharaan alat-alat dan lain-lain.

• Biaya tidak tetap / berubah yaitu biaya yang dalam periode tertentu besarnya dapat berubah
tergantung pada tingkat produksi. Dalam hal in dan yang berubah adalah biaya totalnya
sedangkan biaya per satuan adalah tetap. Contoh : biaya untuk bahan baku, biaya buruh
borongan, biaya bahan pembantu.

• Biaya langsung ialah biaya bahan baku yang langsung dan merupakan bagian pokok dari barang
tersebut. Contoh pada perusahaan baju kemeja, antara lain biaya pembelian kain, benang, biaya
tenaga kerja, dll.

• Biaya tidak langsung ialah biaya yang secara tidak langsung digunakan untuk membuat barang,
dan bukan merupakan bagian pokok dari barang bersangkutan. Contoh biaya tenaga pengawasan,
tukang operator, dll.
• Biaya administrasi / umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi kantor
dan umum

• Biaya penjualan produk adalah baiya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan penjualan,
seperti gaji pimpinan bagian penjualan, iklan, biaya penyusutan alat penjualan, biaya transport,
dll.

• Biaya pada usaha jasa :

a. Komisi adalah biaya yang dikeluarkan untuk jasa memperlancar kegiatan usaha pelayanan.

b. Biaya usaha adalah biaya penjualan (gaji, iklan, promosi) dan administrasi dan umum (alat
tulis, biaya telepon, biaya listrik)

c. Biaya di luar usaha : biaya bunga

Perhitungan Titik Pulang Pokok (Break Event Point)

Break Event Point (Titik Pulang Pokok) berarti suatu titik di mana perusahaan tidak untung dan tidak
rugi, atau hasil jumlah penjualan sama dengan jumlah kegiatan produksi. Di bawah titik itu perusahaan
akan merugi dan bila di atas titik itu perusahaan akan memperoleh keuntungan.

Bila pengusaha dapat menentukan titik dimana perusahaan tidak laba dan tidak rugi, maka pengusaha
bisa mendapatkan jawaban yang benar dari pernyataan-pernyataan di bawah ini :

• Kalau harga penjualan per unit dirubah, apa yang akan terjadi terhadap laba perusahaan?

• Kalau biaya dan ongkos dikurangi, berapakah laba yang akan diperoleh perusahan?

• Pada tingkat penjualan tertentu, berapakan laba yang akan diperoleh perusahaan?

• Kalau perusahaan menginginkan sejumlah keuntungan tertentu, berapakah hasil produksi yang
harus dijual untuk mencapai laba tersebut?

• Apakah yang akan terjadi pada keuntungan jika perusahaan :


a. Mengangkat karyawan baru?

b. Menggunakan bahan baku yang lebih murah?

c. Membeli mesih-mesin yang lebih efisien?

d. Memberikan keanaikan gaji secara umum/masal?

e. Mengehentikan karyawan penting?

Perencanaa Produksi

Kajian terhadap aspek teknis bermula dari target penjualan yang direkomendasikan dalam perencanaan
sarana produksi dan proses produksi. Hasil kajian terhadap sarana produksi menyangkut kebutuhan
fasilitas produksi yang meliputi : lokasi usaha atau pabrik, lahan dan penyiapan lahan, mesin dan
peralatan, infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi, jalan), bangunan pabrik dan lain-lain akan dipakai
sebagai dasar atau asumsi dalam menentukan besarnya modal investasi.

Terkait dengan sarana produksi, yang perlu diperhatikan adalah jadwal konstruksi dan fasilitas produksi
tersebutl. Makin lama masa konstruksi dari fasilitas produksi tersebut, maka akan semakin besar pula
modal investasi yang diperlukan.

Kajian lebih lanjut dari aspek teknis adalah kajian terhadap proses produksi. Hasil dan kajian terhadap
proses produksi yang meliputi urutan proses, kebutuhan bahan baku dan pembantu, tenaga kerja, cara
atau teknologi yang akan dipergunakan sebagai asumsi di dalam menentukan besarnya modal kerja.

Jangan pernah menggapai sebuah kritik kecuali kritik itu benar adanya.

(Bernard M. Baruch)

G. PENDAMPINGAN ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Manajemen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


• Usaha Mikro, pada umumnya usaha mikro ini didominasi oleh usaha dengan level yang lebih
rendah sampai rendah sekali dari tingkatan tersebut. Usaha demikian pada umumnya atau hampir
seluruhnya dilaksanakan oleh perorangan dengan bantuan keluarganya, sehinga secara jelas
usaha ini tidak memerlukan atau tidak menuntut suatu manajeman dan organisasi.

• Usaha Kecil, status pengusahanya/kepemilikannya masih bervariasi dalam arti bahwa usaha
masih ada yang dikelola oleh keluarga atau berupa usaha family sehingga belum memiliki
bentuk usaha yang berbadan hukum, sebagian juga ada yang sudah berbadan hukum.

• Usaha Menengah, status pengusahanya/kepemilikanna sudah tidak ada yang dikelola oleh
keluarga atau usaha family sehingga pada umumnya sudah memiliki bentuk usaha yang berbadan
hukum.

Fungsi Manajemen dan Organisasi

Fungsi manajemen yang harus dijalankan oleh seorang manajer semula ada lima yaitu : merencanakan,
mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasikan dan mengendalikan, kemudian sekarang
disederhanakan menjadi empat fungsi saja yaitu : perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pimpinan atau pelaksanaan kepemimpinan terhada suatu aktivitas (actuating) dan
pengendalian (controlling).

• Fungsi perencanaan, tentu saja menentukan tujuan dari organisasi tersebut, kemudian membuat
rencana tindak lanjut atau kegiatan begaimana untuk mencapai tujuan tersebut dengan
menetapkan suatu strategi secara menyeluruh, membuat suatu kronologis/ urutan pelaksanaan
rencana dengan memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

• Fungsi organisasi, merancang suatu organisai ahrus dilakukan oleh seorang manajer yang disebut
sebagai fungsi organisasi, yaitu menetapkan upaya melakukan tugas-tugas apa, pengelompokan
tugas, pelapotan dan penentuan keputusan.

• Fungsi kepemimpinan, dalam pelaksanaan kegiatan adalah tugas menajemen untuk


mengerahkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan orang-orang yang merupakan unsur
organisasi. Melakasanakan kepemimpinan tersebut berarti pula memotivasi bawahan untuk dapat
bekerja sesuai perencanaan, mengarahkan kegiatan orang lain untuk mencapai tujuan.
• Terakhir adalah upaya pengendalian, merupakan fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh
seseorang manajer. Fungsi pengendalian harus dilaksanakan karena meskipun tujuan-tujuan
sudah ditentukan sebelumnya, rencana pun sudah dirancang sebagaimana mestinya, gambaran
struktur pengaturan sudah diberikan, sendangkan orang-orang para pelaksana kegiatan sudah
dimotivasi, sudah dilatih kemungkinan masih ada kekeliruan. Sehubungan dengan hal ini perlu
dilakukan fungsi pengendalian berupa pemantauan, pengoreksian dan perbandingan-
perbandingan. Pengendalian merupakan fungsi terakhir dari seorang manajemen atau pemimpin.

Peran Manajemen dan Organisasi

• Peran informasi, dapat dilihat bahwa sampai tingkat tertentu, semua manajer berperan menerima
dan mengumpulkan informasi dari individu-individu organisasi maupun dari lembaga-lembaga
di luar organisasi mereka sendiri. Selain itu para manajer itu juga harus bertindak sebagai
penyalur informasi itu kepada para anggota untuk kemauan organisasi.

• Peran keputusan, seorang manajrmen ata manajer berperan sebagai wiraswasta (wirausaha) harus
mampu memprakarsai atau mengawali usaha-usaha baru yang akan menyempurnakan kinerja
organisasi. Sebagai penanganan terhadap hambatan, manajer harus dapat menentukan keputusan
atau mengambil tindakan yang bersifat korektif sebagai tanggapan atas masalah-masalah yang
terjadi tapi tidak diduga sebelumnya. Manajer ahrus berperan dalam mengoptimalkan sumber
daya manusia untuk melakukan kegiatan yang bersifat produktif dalam memberdayakan sumber
kekayaan alam menjadi yang langsung bermanfaat bagi manusia.

• Kegiatan manajemen dan organisasi ini akan berperan untuk membuat manusia lebih berperan
aktif produktif dalam menggali atau memberdayakan sumber daya alam yang dapat
menimbulkan berbagai kegiatan ekonomi lainnya yaitu berbagai jenis usaha sector riil dan jasa
lainnya.

Jangan abaikan impian anda. Bungkamla suara-suara yang mengatakan “tidak mungkin”. Dengarkanlah
suara-suara yang berkata, mengapa tidak?

(Paul Mc. Gee)


H. MODEL PENDAMPINGAN HKI

Pengertian HKI

Kekayaan ata asset berupa karya-karya yang dihasilakan dari pemikiran atau kecardasan manusia
mempunyai nilai atau manfaat ekonomi bagi kehidupan manusia sehingga data dianggap juga sebagai
asset komersial. Karya-karya yang dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia baik
melalui curahan tenaga, pikiran dan daya cipta, rasa dan karsanya sudah sewajarnya diamankan dengan
menumbuh kembangkan system perlindungan hokum atas kekayaan tersebut yang dikenal sebagai
system Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

HKI merupakan cara perlindungan kekayaan intelektual dengan menggunakan instrument-instrumen


hokum yang ada, yakni Hak Cipta, Paten, Merek dan Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, Desain
Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

HAK CIPTA

Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang
dituangkan dalam betuk yang khas dan diberikan pad aide, prosedur, metode atau konsep yang telah
dituangkan dalam wujud tetap. Untuk mendapatkan perlindungan melalui Hak Cipta, tidak ada
keharusan untuk mendaftarkan. Pendaftaran hanya semata-mata untuk keperluan pembuktian belakal.
Dengan demikian, begitu suatu ciptaan berwujud, maka secara otomatis Hak Cipta melekat pada ciptaan
tersebut.

Lingkup Hak Cipta

a. Ciptaan yang dilindungi

Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menetapkan secara rinci
ciptaan yang dapat dilindungi yaitu :

• Buku program komputer, pamphlet, perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua
hasil karya tulis lain.

• Cerama, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu

• Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
• Lagu atau music dengan atau tanpa teks

• Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan dan pantomime

• Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat,
seni patung, kolase dan seni terapan.

• Arsitektur

• Peta

• Seni batik

• Fotografi

• Sinematografi

• Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain dari hasil pengalihwujudan

b. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta

Sebagai pengecualian terhadap ketentuan di atas, tidak diberikan Hak Cipta untuk hal-hal berikut :

• Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara

• Peraturan perundang-undangan

• Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah

• Putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau

• Keputusan badan abitrase atau keputusa badan-badan sejenis lainnya

HAK PATEN

Paten Sederhana adalah invensi yang memliki nilai kegunaan lebih praktis daripada invensi sebelumnya
dan bersifat kasat mata atau berwujug (tangible). Adapun invensi yang sifatnya tidak kasat mata
(intangible), seperti metode atau proses, penggunaan, komposisi dan produk yang merupakan product by
process tidak dapat diberikan sebagai Paten Sederhana. Namun demikian, sifat baru dalam Paten
Sederhana sama dengan Paten Biasa yang bersifat universal.

Lingkup Paten

a. Invensi yang dapat dipatenkan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, invensi yang dapat dimintakan
perlindungan Paten adalah invensi yang :

• Baru (novelty), Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan, invensi tersebut tidak sama
dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya (prior art atau the state of art). Pengungkapan
bisa berupa uraian lisan, melalui peragaan atau dengan cara lain yang memungkinkan seorang
ahli untuk melaksanakan ivensi tersebut.

• Mengandung langkah inventif (inventif step), yaitu invensi yang bagi seseorang dengan keahlian
tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya dengan
memperhatikan keahlian yang ada pada saat permohonan diajukan.

• Dapat diterapkan dalam industry (industrial applicable), yaitu invensi dapat diterapkan dalam
industry sesuai dengan uraian dalam permohonan. Jika invensi tersebut dimaksudkan sebagai
produk, produk tersebut harus mampu dibuat secara berulang-ulang (secara massal) dengan
kualitas yang sama, sedangkan jika invensi berupa proses, proses tersebut harus mampu
dijalankan atau digunakan dalam praktik.

b. Invensi yang tidak dapat di-Paten-kan

Sebagai pengecualian, ada invensi-invensi yang tidak dapat dipatenkan, yakni :

• Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaanna bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan.

• Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang diterapkan terhadap
manusia dan atau hewan teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.

- Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik


- Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-
biologis atau proses mikro biologis.

MEREK

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hokum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya.

Merek Jasa, adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hokum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis

I. PENDAMPINGAN INTERNET UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS KUMKM

You might also like