You are on page 1of 22

« SILABUS KEPERAWATAN ANAK I

ASUHAN KEPERAWATAN HIDROSEFALUS »

TUMBUH KEMBANG ANAK


Ditulis oleh joe di/pada 18/03/2010

A. Pengertian

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur. Seangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian
seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkunsumsi
makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh
karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan
anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya
diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya.

B. Mengapa Tumbuh Kembang Anak Harus Dipelajari?.


1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2. diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka mendeteksi defiasi dari normal
3. memepelajari tumbuh krmbang memberikan guide line untuk menilai rata-rata atau perubahan
fisik, intelektual, soaial dan emosional yang normal
4. mengetuhi perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional merupakan penuntun bagi
perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap penyakit dan
dirawat di rumah sakit.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak


Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan.
Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi
yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap
proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut
adalah sebagai berikut:
faktor keturunan (herediter)
a. seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-
laki
b. ras
anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa
Asia.
faktor lingkungan
a. lingkungan eksternal
1. kebudayaan
kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku
dalam merawat dan mendidik anak.
2. status sosial ekonomi keluarga
keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya
orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk
pemberian asuhan terhadap anak
3. nutrisi
untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang
bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik
kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang
menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4. penyimpangan dari keadaan normal
disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
5. olahraga
olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan otot-otot.
6. urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi
baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
b. lingkungan internal
1. intelegensi
pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika
dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2. hormon
ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa
pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,
mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon
gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan
memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder
wanitadan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3. emosi
hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru
akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat
anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila
kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi

3. Pelayanan Kesehatan Yang ada di sekitar Lingkungan


Dengan adanya pelayanan kesehatan disekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi tunbuh
kembang anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol perkembangannya dan jika ada
masalah dapat segera diketahui sedini mungkin serta dapat dipecahkan / dicari jalan keluarnya
dengan cepat.

D. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan


Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat merupakan
dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak
ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan
pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1. directional trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau
gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-
prinsip ini meliputi:
a. cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas
bagian bawah.
b. proximadistal atau near to far direction
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang
lebih jauh dari pusat
misalnya: bahu dulu baru jari-jari
c. mass to specific atau simple to complex
(menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
2. sequential trends
semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh kembang tersebut
dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal
melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya.
Misal: tengkurap – merangkak – berdiri – berjalan.
3. masa sensitif
pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak berinteraksi
terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik.
Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
a. masa kritis
yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan dapat digantikan
pada masa berikutnya.
b. masa sensitif
mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat perkembangan otak,
ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/encepalitis.
c. masa optimal
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya. Misalnya: anak
usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka
anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan
secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
· ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
· ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
· dan sebagainya.

Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel, mereka membagi dan menyatu dengan
protein, bertambahnya ukuran dan berat badan secara keseluruhan atau sebagian ( Donna L.
Wong, 1999)

Perkembangan fisik berpengaruh secara :


Langsung
Akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak
Tidak langsung
Akan berpengaruh terhadap cara pandang dirinya terhadap keadaan dirinya sendiri dan orang lain
akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak
Daur pertumbuhan utama
Ada empat periode :
Periode pra lahir s.d 6 bulan adalah periode cepat
Akhir tahun pertama pasca lahir : melambat s. d stabil yaitu antara usia 8 – 12 tahun
Usia 12 – 18 tahun : periode cepat kembali s. d usia dewasa (ledakan pubertas)
Tahap tenang : dewasa s.d lansia walau berat badan kadang berubah-ubah.

Proporsi tubuh
Masa bayi : ukuran kepala lebih besar dari badan
Masa kanak – remaja pertumbuhan kaki dan tangan lebih cepat daripada kepala
Masa dewasa : kepela lebih kecil dari badan, ukuran kepala 2 x lahir, badan 3 x ukuran lahir,
lengan dan kaki 5 kali lahir, otot, tulang, paru – paru dan alat kelamin ± 20 kali lahir
Otak sempurna 10 tahun pertama, bola mata sempurna 5 tahun pertama, jantung dan anggota
tubuh lainnya mencapai 20 tahun untuk mencapai kesempurnaan.
Bentuk bangun tubuh :
Endomorf : gemuk dan berat
Mesomorf : anak kekar, berat bentuk badan segitiga
Ektomorf : kurus dan bertulang panjang

Otot dan lemak


Ada tiga periode kritis pembentukan sel lemak :
3 bulan terakhir kehidupan pra lahir
2 – 3 tahun pasca lahir
antara usia 11 – 12 tahun (usia remaja)

Bila setiap periode ini terlalu banyak makan mengandung karbohidrat akan merangsang
pertumbuhan sel – sel lemak yang lebih padat dan jika lemak itu sudah terbentuk akan menetap
seumur hidup.

Berat Tubuh
Usia 4 bulan : 2 x BBL
Usia 1 tahun : 3 x BBL
Usia 2 – 3 tahun bertambah 2,5 kg setiap tahunnya (Perkembangan Anak : Elizabeth Hurlock)
Usia 5 tahun : 5 x BBL
Usia remaja 40 – 45 kg
Antara usia 10 – 12 tahun mendekati tahap remaja periode lemak berlangsung selama 2 tahun
tapi tidak merata terutama wanita.

Gigi
Mulai erupsi usia 6 – 8 bulan
Usia 9 bulan baru 3 buah gigi
Usia 2 – 2,5 tahun : 20 gigi susu
Urutan Erupsi : gigi depan bawah
Usia 6 tahun : 1 – 2 gigi tetap
Usia 10 tahun : 14 – 16 gigi tetap
Usia 13 tahun 27 – 28 gigi tetap
Usia 17 – 25 tahun : bertambah 4 buah gigi bungsu

Makna gigi
Pengaruhnya terhadap emosi, usia 1 – 3 tahun secar emosional terganggu
Gangguan terhadap keseimbangan tubuh, akibat rasa nyeri dan tidak nyaman
Isyarat kedewasaan, munculnya gigi tetap pertanda masa kanak berganti menuju tahap dewasa
Penampilan : mencabut gigi susu yang goyang lebih cepat kan membuat gigi baru tonggos
Pengucapan kata- kata
Perkembangan susunan saraf
Masa kandungan – 4 tahun sangat pesat (jumlah dan ukuran), setelah itu pengembangan sel saraf
dalam fungsi.

Perubahan pada masa remaja


Periode pubertas : usia kedewasaan berlangsung 3 – 4 tahun
Gadis berusi 12 – 14 tahun
Laki-laki berusia 13 – 15 tahun
Ada perubahan hormonal (gonadotropin dan pertumbuhan) dan organ reproduksi

Perubahan tubuh masa pubertas


1. Ukuran tubuh, pertumbuhan cepat 2 tahun sebelum kematangan organ reproduksi,
penambahan tinggi 10 – 15 cm dan berat 5 – 10 kg , wanita mencapai tubuh dewasa usia 18
tahun sementara pria usia 19 – 20 tahun
2. Perubahan proporsi tubuh.
Ada yang proporsional ada yang tidak
3. Ciri kelamin utama dan sekunder

Prilaku masa puber : cenderung sulit diduga dan agak melawan norma (tahap negatif), mudah
tersinggung, tidak dapat diikuti jalan fikirannya, sangat kritis, ingin mandiri, cenderung
menyendiri.

Perasaan tidak nyaman, sangat memperhatikan pandangan orang lain sehingga berpengaruh
terhadap jangka panjangnya dalam sikap, prilaku sosial, minat dan kepribadian.

Bahaya perkembangan fisik :


Kematian, 2 mg pertama kehidupan : masa kritis, 1 tahun pertama kehidupan akibat penyakit, 2
tahun pertama kehidupan akibat kecelakaan.
Sakit ; saluran pencernaan dan pernafasan pada bayi, usia 3 – 8 tahun rawan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.

Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dari kemajuan yang sederhana ke keterampilan yang lebih kompleks melalui
proses belajar

Prinsip – prinsip pertumbuhan dan perkembangan :


1. Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan dan
berurutan.
2. Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau proximodistal
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas
perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan keahlian baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang mempengaruhi
selama masa kritis

TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN :

A. SIGMEUN FREUD (PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL)


1. Fase oral (0 – 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat
ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda – benda
sekitarnya.

2. Fase anal (2 – 3 tahun)


Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB, waktu yang
tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi
persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta
yang disebut oedipus compleks.

4. fase latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )


Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut
juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta
mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.

5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa cinta
dengan berbeda jenis kelamin.

B. PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)


Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan
berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan
masalah kompleks menjadi simple dan
memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi
dengan kemampuan yang dimiliki anak.

a. Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun)


Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis
(berfikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan
berfikir.

b. Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun)


v Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya,
pola pikir egosentris.
Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa
tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri – ciri objek tertentu (truk
dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu
mengubah – ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula – mula ia mengelompokan truk, sedan dan
bus sendiri – sendiri, tapi kemudia mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu
berdasarkan besar – kecilnya dst.
v Tahap intuitif ( 4 – 7 tahun)
Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu dari objek
dan semata –mata didasarkan atas penampakan objek

c. Tahap operasional konkrit ( 7 – 12 tahun)


Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya,
bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap.
Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya
seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
d. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek yang ia fikirkan.
Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.

C. ERIKSON (PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL)


Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas
perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri
individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya.
Perkembangan psikososial :

1. Trust vs. missstrust ( 0 – 1 tahun)


Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan mistrust,
bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri
terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.

2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)


Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat
anak bertindak dan berfikir ragu – ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.

3. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)


Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan sesuatu atas
kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia
kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.

4. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)


Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi
orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila
lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila
sebaliknya, anak akan rendah diri.

5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)


Anak mulai dihadapkan pada harapan – harapan kelompoknya dan dorongan yang makin kuat
untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari
identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung
menghadapi perannya

6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )


Individu sudah mulai mencari pasangan
hidup. Kesiapan membina hubungan dengan
orang lain, perasaan kasih sayang dan
keintiman, sedang yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan
terkucil atau tersaing.

7. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)


Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan
manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat
banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap – tahap silam, ia
memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan
persoalannya sendiri.

8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)


Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-
tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap
atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.

D. KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)


1. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap prilaku
anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh prilaku.
Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan – harapan lingkungan
untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.

2. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut
anak baik atau anak manis

3. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai
peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas
penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.

E. HUROLCK (PERKEMBANGAN EMOSI)

Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi


yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran,
malu, gembira, marah dan takut.
Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh
individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman
belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya
perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.

menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera. Kemampuan intelektual lain yang
ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat mengantisipasi kegiatan rutin dari
lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap sewaktu menyiapkan makanannya.
Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan diberi makan, ia akan dengan sabar dan tidak
menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual tidak dapat berkembang sebelum pola
pikir terbentuk, stimuli sensoris dan motoris diperlukan sebelum untuk memberikan
“pengetahuan”. Pengetahuan ini didapat dari pengalaman bergerak, meraba, suara, penglihatan
dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi. Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak
tidak dikenalkan dengan semua hal baru, memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut Pulaski
menjelaskan teorinya dengan membagi tahapan perkembangan intelektual menjadi :

Tahap I : Sensorimotorik (lahir – 2 tahun)


Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda-benda untuk
mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan berupa pasif tetapi juga
memberi jawaban terhadap rangsangan . tersebut. Jawaban ini berupa refleks-refleks. Refleks ini
diperlukan unutk mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin. Dengan
refleks dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan
lingkungannya.

Tahap II : Pre Operasional ( 2 – 7 tahun)


Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre operasional.
Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu menggunakan kata-kata,
mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi segera. Tingkah laku anak berubah menjadi
egosentrik.

Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)


Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah, mengelompokkan fakta-fakta
serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat berpikir secara abstarak,
dan mengatasi persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh : anak dapat menghitung walaupun
susunan benda diubah serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
Tahap IV : Format Operation (11 – dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis.
Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi. Perkembangan
lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk berpikir sistematis dan memecahkan suatu
persoalan.

Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu,perkembangan intelektual juga dapat


diukur dengan kemampuan anak menggunakan kata-kata. Interaksi orang tua, anak dan dengan
lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anaka. Dengan kata lain apabila
interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat sedangkan apabila
interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk mulai bicara.

Perkembangan Emosi dan Sosial


Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang dicerminkan dalam
tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai kepribadian yang sehat apabila ia mampu
untuk memberi kasih sayang, mencapai sesuatu yang ia inginkan dan menjadi interdependent
pada fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses dalam kehidupan.
Sejak ia lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia selesaikan sebelum ia
melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.

4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai aktifitas
yang menyenangkan.
Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkemabngan kepribadian.

Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fasenya
mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.

TEORI PERKEMBANGAN OLEH SIGMUND FREUD


Fase Oral ( 0 – 8 ½ tahun)
(+) yang memberikan kepuasan / kebahagiaan → mulut→ menghisap
menelan
memainkan bibir
makan, kenyang, tidur

(-) menggigit, mengeluarkan air liur, marah / menangis → jika tidak terpenuhi.
Tugas Ibu → penuhi fase oral dengan sabar.

Fase Anal ( 1 – 3 tahun )


Fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar sekitar anus.
(+) BAB / BAK → senang melakukannya sendiri.
( – ) Jika tidak dapat melalui dengan baik → akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkan.
→ Belajar mengontrol pengeluaran.
Konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri.

Fase Phallic ( 3 – 6 tahun)


Memegang-megang genitalia
Dekat dengan orang tua lawan jenis
· Oedipus Complex → mencintai ibu
· Electra Complex → cemburu karena tidak punya penis

Bersaing dengan orang tua yang sama jenis seksnya


(+) egosentris, sosial interaksi
( – ) mempertahankan keinginan
Fase Laten
Orientasi sosial keluar rumah → senang bermain
Pertumbuhan intelektual dan sosial
Banyak teman → gang
Impuls agresivitas lebih terkontrol.

Fase Genital
Fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
Pemusatan seksual pada genital
Penentuan identitas
Belajar tidak tergantung pada orang lain
Bertanggung jawab pada diri sendiri
Intim dengan lawan jenis
(-) konflik diri, ambivalen
(+) peer group

Tanggung jawab perawat → membantu anak menyelesaikan tahap-tahap perkembangan dan


antisipasi terhadap orang taua tentang fase-fase yang akan dilaluinya.

Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-
ciri tersendiri, yaitu :

1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa,
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan
organ-organ.

3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara
anak satu dengan lainnya.

4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.

5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.

6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda,
maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangnnya juga berbeda, tetapi tetap akan
menuruti patokan umum.
Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan
dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak akan
melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan
sebagai berikut :

1. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )

a. masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang
telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat,
terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.

b. masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari 2 periode
yaitu :

a. masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin, terjadi
percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk
dan mulai berfungsi.

b. Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya
perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui
plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega
6(Arachidonic Acid) pada otak dari retina.

2. Masa bayi : usia 0 – 1 tahun

a. masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.

1. masa neonatal dini : 0-7 hari

2. masa neonatal lanjut : 8-28 hari

b. masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinu
terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari – 1 tahun).

3. masa prasekolah

Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan aktifitas
jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.

4. masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan,
dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang
sama ( usia 6 – 18/20 tahun).
a. masa pra remaja : usia 6-10 tahun

b. masa remaja :

1. masa remaja dini

a. wanita : usia 8-13 tahun

b. pria : usia 10-15 tahun

2. masa remaja lanjut

a. wanita : usia 13 –18 tahun

b. pria : usia 15-20 tahun

Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing masa
mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.

Tumbuh Kembang Neonatus

1. Penampilan Fisis

Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin,
balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar,
mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih
membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.

Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak
perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.

Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan
panjang badan sekitar 45 –55 cm.

Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.

1. Pertumbuhan janin intrauterin

Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami
seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan yaitu
sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang
telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis
seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8
minggu.

2. Pertumbuhan setelah lahir


a. Berat badan

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat
badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan
lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa
prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai
berakhir dan dimulai

“ pre adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat
nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “ adolescent growth spurt”
( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , “growth spurt” ( pacu tumbuh )
anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru
pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada
anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan anak laki-
laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama
kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :

700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I

500 – 600 gram/bulan pada triwulan II

350 – 450 gram/bulan pada triwulan III

250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV

Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan berat badan
adalah sebagai berikut :

Perkiraan Berat badan dalam kilogram :

1. Lahir : 3,25 kg

2. 3-12 bulan : umur(bulan) + 9

3.1-6 tahun : umur(bulan) x 2 + 8

4. 6-12 tahun : umur(bulan) x 7 – 5

Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat badan
waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini !

2004 – 11 – 30 ( Lahir )

2005 – 03 – 31 ( Saat penimbangan )

Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.

b. Tinggi badan

Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak
dapat diperkirakan, sebagai berikut :

1 tahun 1,5 x TB lahir

4 tahun 2 x TB lahir

6 tahun 1,5 x TB setahun

13 tahun 3 x TB lahir

Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )

Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :

a. Lahir : 50 cm

b. Umur 1 tahun : 75 cm

c. 2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi badan
orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah
sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm

TB anak laki-laki = ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm

Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri datang ke poliklinik Tumbang untuk
dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data senagai berikut TB
suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB optimal anak perempuannya ?

TB anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm

( 165 cm – 13 cm ) + 160 cm ± 8,5 cm

312 cm / 2 ± 8,5 cm

156 cm ± 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan
yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :

- pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran
panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat
pendek.

- Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada
masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah
tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.

- Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga
sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.

Perkembangan Anak Balita

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam perkembangan anak
terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi
berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver
Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai
dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :

1. Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).

2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )

3. Langauge ( bahasa )

4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )

Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti pada
buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :

1. Tingkah laku sosial

2. Menolong diri sendiri

3. Intelektual

4. Gerakan motorik halus

5. Komunikasi pasif

6. Komunikasi aktif

7. Gerakan motorik kasar


Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada
umur tertentu, misalnya :

4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian

12-16 minggu : - menegakkan kepala, tengkurap sendiri

- menoleh kearah suara

- memegang beneda yang ditaruh ditangannya

20 minggu : meraih benda yang didekatkan padanya

26 minggu : – dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke tangan lainnya

- duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan

- makan biskuit sendiri

9-10 bulan : – menunjuk dengan jari telunjuk

- memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk

- merangkak

- bersuara da.. da…

13 bulan : – berjalan tanpa bantuan

- mengucapkan kata-kata tunggal

Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan anak dalam
batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan
intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.

Denver Development Stress Test (DDST)

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk
metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan
menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata
DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyta 89%
dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankerburg melakukan revisi
dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahassa ditambah,
yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.

a. Aspek perkembangan yang dinilai

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yag meliputi :

- Personal Social ( perilaku sosial )

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.

- Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.

- Language ( bahasa )

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah ddan berbicara
spontan.

- Gross Motor ( gerakan motorik kasar )

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang
berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu
diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak
memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.

b. Alat yang digunakan

- Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning, hijau-biru,
permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,kertas dan pensil.

- Lembar formulir DDST.

- Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :


Tahap I : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :

- 3-6 bulan

- 9-12 bulan

- 18-24 bulan

- 3 tahun

- 4 tahun

- 5 tahun

Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap I.
Kemudian dilanjutkan pad eveluasi diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian apakah lulus
(Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas
(No.Opportunity = N.O). Kemudian digaris berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F, elanjutnya berdassarkan pedoman, hasil tes
diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
( Untestable ).

Abnormal

- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.

- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih
dengan 1 keterlambatan dan apad 1 sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Meragukan

- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis verikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.

Dalam pelaksanaan skrining degan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu,
dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam
perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari 15
hari dibulatkan keatas.

Perhitungan umur adalah sebagai berikut ;

Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut ;

1994 – 10 – 5 ( saat tes dilakukan )

1992 – 5 – 23 ( tangga lahir Budi )

Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bukan 12 hari, karena 12 hari lebih kecil dari 15 hari, maka
dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.

Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas
perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugasyang terletak di sebelah kiri garis itu, pada
umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi(2 tahun 4 bulan). Apabila Budi
gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut.(F), maka berarti suatu keterlambatan poda
tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh
garis vertikal umur, maka ini bukanlah suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut
masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak sebelah kanan garis
umur.

Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka
tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor
maka tugas perkembangan doites sesuai petunujuk dibaliknya formulir.

Agar lebih cepat dalamelaksanakan skrining, maka dapat digunakan thp praskrining dengan
menggunakan :

- DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas 8 hingga seluruhnya
ada 12 tugas ) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka
dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg
didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan
DDST lengkap.

- PDQ ( Pra-Screening Development Questionnaire )


Bentuk kuesioner ini digunakan orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi orang
tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang
sesuai dengan umur anak. Kemungkinan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan
pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.

Referensi :

1. Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 :
6 – 18.

2. Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.

3. Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.

4. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.

5. Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC.
Jakarta. 2000 : 37 – 45.

6. Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional


Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandu

You might also like