You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Banyak cara yang dilakukan orang untuk menjaga kondisi tubuhnya agar
tetap prima dan bugar. Salah satunya adalah dengan berolahraga, karena olahraga
sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, selain itu rekreasi, olahraga juga bisa
untuk mengembangkan prestasi. Orang yang rajin melakukan olahraga maka
tubuhnya akan sehat sehingga dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa
kelelahan yang berarti. Olahraga pada masa muda pada umunya diketahui
mempunyai dua keuntungan besar, yaitu dapat membina bakat olahraga untuk
menjadi juara, serta memanfaatkan waktunya dengan baik daripada menganggur
yang dapat menimbulkan hal yang negatif bagi dirinya maupun masyarakat
(Olahraga sumber kesehatan, Dr. Jonathan Kuntaraf ).
Olahraga dilakukan tidak hanya semata-mata mengisi waktu senggang atau
hanya memanfaatkan fasilitas yang tersedia namun lebih dari itu seperti yang
dikemukakan oleh M. Sajoto (1988 : 10) bahwa ada empat dasar tujuan manusia
melakukan kegiatan olahraga sekarang ini yaitu : (a) mereka melakukan olahraga
untuk rekreasi, (b) tujuan pendidikan, (c) mencapai tingkat kesegaran jasmani
tertentu, (d) mencapai sasaran atau prestasi tertentu.
Futsal merupakan salah satu jenis olah raga yang ada dari sekian banyaknya
macam olah raga. Futsal adalah olah raga yang hampir sama dengan sepak bola.
Di Malang sendiri, olah raga futsal sedang maraknya. Tidak hanya anak remaja,
namun orang tuapun suka. Hal ini terbukti dengan diadakannya pertandingan
futsal di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai
salahsatu rangkaian acara dalam perayaan Diesnatalis yang ke-6. Pesertanya tidak
hanya berasal dari kalangan mahasiswa, tapi juga dari beberapa dosen. Pemikiran
inilah yang membuat penulis memilih judul Minat Mahasiswa terhadap
Pertandingan Futsal untuk mengamati minat mahasiswa terhadap pertandingan
futsal.
Bila minat disepakati sebagai salah satu factor yang sangat berperan dalam
olahraga futsal maka penulis ingin melakukan pengamatan pada para mahasiswa
UIN Maliki Malang dalam hubunganya dalam olahraga futsal, oleh sebab itu

1
peneliti ingin mengetahui seberapa besar minat dari mahasiswa terhadap
pertandingan futsal tersebut.
B. Tujuan
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa futsal adalah olah raga yang
hampir sama dengan sepak bola. Perbedaan futsal dengan sepak bola, futsal
dilaksanakan dengan bentuk lapangan yang lebih kecil. Peraturan keduanya
hamper sama, hanya saja waktu pertandingan berbeda, jika sepak bola standarnya
dua kali 45 menit, futsal dua kali 30 menit. Jumlah pemain sepak bola ada 11,
futsal berjumlah standar 5 orang saja.
Melihat antusiasme segenap civitas akademika UIN Maliki Malang terhadap
pertandingan futsal yang diadakan dalam rangka peringatan Diesnatalis ke-6,
membuat penulis berpikir untuk mengamati Minat mahasiswa Uin Maliki
terhadap pertandingan futsal tersebut.
Adapun tujuan yang mendasari pengamatan tentang minat mahasiswa
terhadap pertandingan futsal adalah :
1. peneliti ingin mengetahui bagaimana minat para mahasiswa UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang terhadap pertandingan futsal perayaan Diesnatalis VI
UIN Maliki Malang.
2. masalah minat berolahraga secara umum masih merupakan masalah yang
menarik untuk dikaji.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Minat
Minat adalah kecendrungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang
tertentu. (J.T. Lobby loekman 1994 : 20). Minat dalam kamus bahasa Indonesia
diartikan sebagai perhatian, kesukaan (kecendrungan hati) kepada sesuatu yang
diinginkan. (W.J.S. Poerwadarminta 1976 : 225)
Menurut Slameto (1995:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Menurut Abu Ahmadi (1998:151) minat adalah sikap jiwa orang seseorang
termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi) yang tertuju pada sesuatu,
dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1994:61) minat merupakan suatu kesukaan,
gambaran atau kesenangan akan sesuatu. Didalam suatu inventori minat akan
mengidentifikasikan preferensi anda terhadap orang, benda, atau aktivitas lainnya.
Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu.
Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika
aktivitas kerja anda adalah menarik hati anda.
Menurut M. Dalyono (1998:56). Minat dapat timbul karena daya tarik dari
luar dan juga datang dari hati sanubari.
Lester D. Crow dan Alice Crow (1984:35) minat adalah kemampuan untuk
menurut memberikan stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang,
suatu kegiatan, suatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah
distimulus oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab oleh
suatu kegiatan dan hasil dari keikut sertaanya dalam kegiatan itu.

Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat
besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu.
Hilgrad memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut :
“interest is persisting iendency to pay attention to and enjoy some activity or
content”. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan
terus-menerus yang di sertai rasa senang. (Slameto 1995 : 97)
Minat erat hubunganya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam
menetukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan
itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong. Dengan adanya cita-cita dan
dukungan motivasi yang kuat dalam diri seseorang maka akan dapat
membesarkan minat orang itu terhadap suatu obyek Minat pribadi timbul karena
remaja menyadari bahwa penerimaan sosial sangat dipengaruhi oleh keseluruhan
yang dikeluarkan oleh remaja itu kepada sekitarnya. Penyebab lain, karena adanya
kesadaran remaja bahwa lingkungan sosial menilai dirinya dengan melihat
miliknya, sekolahan, kenangan, benda-benda lain yang dimilikinya, teman-teman
sepergaulan. Apa-apa yang dimilikinya itu dapat mengangkat dan memerosotkan
pandangan teman-teman sebaya terhadap dirinya ( Andi Mappier 1982 : 63).
Dari pengertian tetang minat dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi
kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik berupa benda atau hal lain, rasa
tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan suatu ketertarikan dari subyek yang
disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada obyek minat, dengan kata lain
minat merupakan sambutan yang sadar yang didasari oleh perasaan positif yang
nantinya menimbulkan perasaan yang positif juga.

Salah satu unsure penting dalam memelihara minat seseorang adalah


penyalahgunaan dampak dan variasi sebagai pendorong, pengembangan antisipasi
atau harapan atas stimulus, menghubungkan harapan tersebut dengan sumber
tindakan khusus dan nyata serta memperbesar ketajaman pengertian terhadap
permasalahan melalui pengambilalihan terhadap tanggapan tersebut (muhaimin,
1994:9).
Bentuk-Bentuk Minat
Bentuk-bentuk minat yang dipunyai remaja sangat beragam bentuknya.
Beberapa bentuk minat yang penting dan menonjol dapat dikelompokan dalam :
minat pribadi dan sosial, minat terhadap rekreasi, minat terhadap agama, dan
minat pendidikan dan jabatan. ( Andi Mappier 1982 : 63)
Ada 3 macam untuk menentukan minat seseorang, yaitu :
1. Minat yang diekspresikan (ekspressid interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihanya dengan kata-kata
tertentu.
2. Minat yang diwujudkan (manifested interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata, tetapi
melalui tindakan atau perbuatan ikut serta aktif dalam aktifitas tertentu.
3. Minat yang diinvestasikan (investated interest)
Seseorang menilai minat dapat diukur dengan menjawab sejumlah
pertannyaan tertentu atau urutan pilihan kelompok aktivitas tertentu, rangkaian
pertanyaan semacam itu disebut investasi minat (dewa Ketut, 1998:64).
B. Pengertian Futsal
Futsal
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-
masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke
gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain
utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti
permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis,
bukan net atau papan. Kata Futsal berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol
(sepak bola) dan Sala (ruangan), yang jika digabung artinya menjadi “Sepak Bola
dalam Ruangan”.

Menurut FIFA, asal mula Futsal ini mulai pada tahun 1930 di Montevideo,
Uruguay. Pertama Futsal ini diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani, seorang
pelatih sepak bola asal Argentina. Hujan yang sering mengguyur Montevideo
membuatnya kesal, karena rencana yang Ia susun jadi berantakan karena lapangan
yang tergenang air. Lalu Ceriani memindahkan latihan ke dalam ruangan. Pertama
Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11 orang, namun karena lapangan yang
sempit, Ia memutuskan untuk mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap
tim, termasuk penjaga gawang.
Ternyata latihan didalam ruangan itu sangatlah efektif dan atraktif.
Sehingga mampu menarik minat banyak masyarakat Montevideo. Lalu banyak
penggemar bola di kota itu yang mencoba permainan baru ini, dan jadilah Futsal
olahraga yang digandrungi masyarakat luas.

Sejarah Futsal versi FIFA ini tidak bisa diterima begitu saja, ada beberapa
negara yang mengklaim bahwa Futsal berasal dari negara mereka masing-masing.

Kanada dan Brazil termasuk negara yang mengklaim bahwa Futsal berasal
dari negara mereka. Mereka menentang keras sejarah Futsal versi FIFA ini. Brazil
mengklaim bahwa saat yang bersamaan dengan munculnya cerita Ceriani, pemain
bola di Brazil sudah melakukan hal yang sama, namun di Brazil tidak
menggunakan aturan baku, artinya aturan tiap daerah berbeda-beda.

Futsal berkembang sangat pesat di Brazil, lalu pada tahun 1936 dibuatlah
kesepakatan dan penetapan aturan main futsal. Pada masa itu, peraturan futsal
juga tidak banyak bedanya dengan peraturan futsal saat ini. Dengan adanya
peraturan ini, futsal semakin berkembang dan digemari di Amerika Latin, bahkan
ke seluruh dunia.

Di Italia, futsal mulai dikenal pada tahun 1950an. Futsal di Italia


diperkenalkan oleh pemain-pemain sepak bola impor dari Amerika latin yang
bermain di Seri A (Liga Italia). Di saat senggang, pemain-pemain itu bermain
futsal. Dan futsal semakin dekenal dan digemari di Italia.

Beda halnya dengan di Inggris. Di Inggris pemain-pemain sepak bola


sering melakukan latih tanding enam lawan enam di lapangan rumput. Futsal juga
terkenal di Inggris, hingga suatu saat diselenggarakan turnamen futsal yang
disponsori oleh London Express, salah satu harian terkemuka di London.

Sedangkan di Spanyol, perkembangan futsal jauh lebih cepat. Hal ini bisa
terjadi karena budaya dan gaya bermain bola di Spanyol sangat mirip dengan
budaya Amerika Latin.

Pada 1965 kompetisi internasional Futsal digelar untuk pertama kalinya,


dengan Paraguay menjadi juara pertama. Lalu pada tahun-tahun berikutnya hingga
tahun 1979 Brazil merajai kompetisi ini. Brazil juga memenangi piala Pan
Amerika untuk kali pertama di tahun 1980 dan 1984.

Di tahun 1974 diadakan pertemuan perwakilan futsal dari berbagai negara.


Pertemuan di Sao Paulo itu menggagas dibentuknya FIFUSA (The Federacao
Internationale de Futebol de Salao / Federasi Futsal AS)sebagai organisasi resmi
yang mewadahi futsal. FIFUSA saat itu menunjuk Joao Havelange sebagai ketua
umum. Setelah eksisnya FIFUSA ini futsal semakin cepat menyebar ke seluruh
penjuru dunia.

Kejuaraan dunia futsal pertama diselenggarakan oleh FIFUSA pada 1982


di Sao Paulo Brazil. Pada even edisi perdana ini Brazil keluar sebagai juara.

Tiga tahun berikutnya, even yang sama digelar di Spanyol. Ini adalah kali
pertama even tiga tahunan ini dihelat di benua Eropa, dan lagi-lagi Brazil keluar
sebagai juara. Dan pada 1988 Brazil berhasil dikalahkan oleh Paraguay di
Australia.

Setelah beberapa tahun eksis, Futsal semakin terorganisir, dan FIFA pun
tertarik. Karena bagaimanapun juga futsal turut memajukan industri sepakbola
internasional. Pada 1989 FIFA secara resmi memasukkan futsal sebagai salah satu
bagian dari sepakbola, dan FIFA juga mengambil alih penyelenggaraan kejuaraan
dunia futsal.

Piala dunia futsal edisi FIFA yang pertama digelar di Belanda pada 1989
dan yang kedua digelar di Hong Kong di tahun 1992, dengan Brazil sebagai juara
di kedua edisi ini.

Dengan adanya beberapa pertimbangan, akhirnya FIFA mengubah jadwal


piala dunia Futsal ini menjadi empat tahun sekali.

Futsal dan Sepak Bola

Saat ini Futsal menjelma menjadi salah satu olah raga yang paling
digemari masyarakat Indonesia. Jika kita coba lihat fakta di Google Trends,
Indonesia ada di peringkat ke 3 dalam pencarian topik tentang futsal. Dimana
urutan pertama dan kedua diduduki oleh Portugal dan Brazil, yang kedua negara
ini memang terkenal kuat tradisi sepak bolanya.

Baik dengan kita sadari atau tidak, dari fakta itu kita bisa simpulkan,
bahwa animo masyarakat tentang futsal ini sungguh luar biasa. Hanya prestasi
futsal Indonesia yang masih kalah jauh dari kedua negara tersebut.

Keberadaan Futsal saat ini tidak bisa dipisahkan begitu saja, karena
memang Futsal sendiri memang pengembangan dari Sepak Bola. Futsal
ditemukan secara tidak sengaja, oleh seorang pelatih sepak bola yang kesal karena
latihan menjadi tidak efektif karena guyuran hujan yang terus menerus. Lalu
pelatih memindahkan latihan di tempat indoor / tertutup, jadi aman akan guyuran
hujan. Lama-kelamaan, sepak bola indoor ini berkembang menjadi Futsal

Peraturan futsal antara lain:

Lapangan permainan
1. Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m
2. Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di
ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah;
tak ada tembok penghalang atau papan
3. Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos
4. Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang
5. Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang
6. Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan)
pada sisi tribun dari pelemparan
7. Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m
8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif
Bola
1. Ukuran: 4 cm
2. Keliling: 62-64 cm
3. Berat: 390-430 gram
4. Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
5. Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahay
Jumlah pemain (per tim)
1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya
penjaga gawang
2. Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2
3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
4. Jumlah wasit: 1
5. Jumlah hakim garis: 2
6. Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
7. Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain kecuali
penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja;
pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang
dimainkan dan dengan persetujuan wasit)
Perlengkapan pemain
1. Kaos bernomor
2. Celana pendek
3. Kaos kaki
4. Pelindung lutut
5. Alas kaki bersolkan karet
Lama permainan
1. Lama normal: 2×20 menit
2. Lama istiharat: 10 menit
3. Lama perpanjangan waktu: 2×10 menit
4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu
selesai
5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
6. Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit
Olahraga futsal yang sekarang sedang digemari ternyata memiliki manfaat
yang cukup bagus. Diantara manfaat tersebut sangat berguna sekali untuk
mengembangkan skill sepak bola. Adapun manfaat dari permainan futsal adalah :

1. Intelegensi

Sepak bola adalah suatu permainan yang kompleks. Jika kita menganalisis
setiap pertandingan dari keseluruhan yang terekam dalam sejarahnya, kita tidak
akan menemukan situasi yang identik dengan futsal. Futsal merupakan suatu
permainan yang mengalir begitu saja tanpa adanya persiapan khusus. Artinya,
seorang pemain harus melakukan improvisasi untuk menghadapi situasi yang
bakal berubah dalam pertandingan. Futsal merupakan medium ideal untuk
mengembangkan inteligensi sepak bola.

2. Keahlian Teknik

Futsal lebih menekankan pada kemampuan (skill) dibandingkan dengan


fisik. Bola yang lebih kecil dan ringan menjadi instrumen yang bagus dalam
membantu mengembangkan teknik individu. Pemain bisa lebih matang dan
melakukan penguasaan bola dibandingkan dengan sepak bola konvensional. Itu
memudahkan pemain untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan kedua kaki
saat melakukan gerakan dengan atau tanpa bola (foot work) secara matang.
Penguasaan bola saat menerima dan mengoper serta perubahan gerkan tubuh akan
sangat berguna saat bermain bola di luar lapangan.

3. Total Soccer

Jumlah pemain yang sedikit dalam sebuah tim futsal menjadi sangat
krusial bagi seluruh pemain dalam bertahan dan menyerang. Tidak ada pembagian
posisi, tapi seluruh pemain saling membantu dan harus memiliki mental serta
karakter bertahan dan menyerang. Ini membantu pemain untuk menyesuaikan
dengan segala posisi sesuai tuntunan sepakbola modern dan mengatasi berbagai
masalah taktik dan strategi permainan. Pemain sadar, mereka tidak boleh santai,
tapi harus aktif karena permainan futsal butuh peran aktif dari seluruh pemain.
4. Permainan Cepat

Sepakbola modern memiliki ciri khas yang spesifik lewat permainan cepat.
Dalam futsal, karena ruang gerak yang sempit, bola akan bergulir dengan cepat
diantara kaki pemain. Ini akan membantu pemain untuk mengembangkan
permainan cepat secara individu dan tim. Dengan cara ini, pemain bisa
memutuskan teknik dan taktik permainan secara cepat. Dan, tentu akan sangat
bermanfaat untuk diterapkan dalam permainan diluar ruangan.

5. Hiburan

Futsal adalah permainan cepat dan exciting, ketika pemain terus bergerak
ketimbang menunggu datangnya bola. Dengan kondisi lapangan yang kecil, maka
sering gol dalam jumlah banyak yang dicetak dan dihasilkan oleh pemain berbeda.
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Batasan
Minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri
atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman A. M,1988;76)
Minat terhadap Rekreasi
Pada masa remaja pada umumnya sangat kuat. Namun bagi beberapa
remaja disebabkan karena keterbatasan waktu, tugas rumah, dan keterbatasan
yang lainya menjadikan si remaja itu lebih selektif dalam memilih apa yang
disenangi dan merupakan hobi. Antara dua jenis kelamin terdapat perbedaan yang
mencolok dalam memilih kegiatan rekreasi, biasanya kegiatan yang membutuhkan
banyak energi seperti sepakbola, basket lebih disenangi oleh remaja pria. Baik
pria maupun wanita olahraga lebih merupakan kegiatan rekreatif dibanding
menganggapnya sebagai kegiatan olahraga ( Andi Mappier 1982 : 64).

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-
masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke
gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain
utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti
permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis,
bukan net atau papan. Kata Futsal berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol
(sepak bola) dan Sala (ruangan), yang jika digabung artinya menjadi “Sepak Bola
dalam Ruangan”( http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal)

B. Setting dan Objek Observasi


Dalam observasi ini digunakan teknik partisipan fungsional, dimana
peneliti ikut berpartisipasi namun hanya sebatas sebagai pengamat. Sedangkan
alat yang digunakan adalah catatan berkala yaitu dengan pencatatan hanya pada
waktu-waktu tertentu. Observasi dilakukan di lapangan futsal UIN Maliki
Malang. Yaitu mulai tanggal 5-8 Juni, observasi dilakukan sore hari yakni pukul
16.00-17.00.
Observee adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang yang mengikuti pertandingan futsal. Baik sebagai suporter
maupun pemain.
C. Hasil Observasi

No Waktu Tempat Hasil Observasi

1 5 Juni 2010 Lapangan Futsal Suporter yang hadir hampir memenuhi


16.00-17.00 UIN Maliki Malang pinggiran lapangan, para suporter tidak
hanya dari mahasiswa namun juga
beberapa dosen. Dan banyak sekali
mahasiswa semester dua yang ikut
menjadi suporter tim mereka. Dari
pemain sendiri tim yang mengundurkan
diri, sehingga pertandingan berlangsung
dengan sportif. Hampir dari seluruh
suporter meneriaki tim mereka dari
pinggir lapangan, apalagi saat salah satu
tim berhasil mencetak goal. Para pemain
terlihat sangat antusias mengikuti
permainan. Namun beberapa kata-kata
kasar sempat terlontar ketika salah satu
teman mereka terjatuh karena lawan. Dari
pinggir lapangan para suporter juga
terlihat antusias mendukung tim masing-
masing. Teriakan semangat seperti “ ayo”
dan “kalahkan mereka” selalu terdengar
selama permainan berlangsung.
2 6 Juni 2010 Lapangan Futsal Para pemain tampak begitu bersemangat
16.00-16.45 UIN Maliki Malang saat dalam permainan, namun saat ada
pemain yang terjatuh beberapa dari
mereka mengekspresikan kemarahan. Hal
tersebut tentu saja tidak berlangsung
lama, karena mereka harus kembali
berkonsentrasi pada permainan. Sempat
terjadi perdebatan ketika terjadi
pergantian pemain. Hal tersebut
dikarenakan pemain pengganti tidak
berkostum seperti yang telah ditentukan,
kemudian setelah berganti pakaian
dengan pemain sebelumnya pemain
pengganti masuk lapangan. Suporter yang
sudah sejak awal memenuhi pngiir
lapangan selalu meneriakkan semangat,
mereka juga bersorak kegirangan ketika
pemain idola mereka mencetak gol.
Beberapa dari suporter juga berasal dari
kalangan dosen.
4 8 Juni 2010 Lapangan Futsal semula hanya sedikit mahasiswa yang
16.00-17.15 UIN Maliki Malang ikut menonton pertandingan, namun
menjelang pukul 16.30 banyak yang
berdatangan suasana yang semula kurang
antusias menjadi lebih ramai dengan
kedatangan para mahasiswa ini. Namun
hal ini tidak terlalu berpengaruh pada
pemain yang telah memasuki setengah
permainan, para pemain memang sudah
sejak awal bersemangat, hal ini
dikarenakan siapapun pemenang
pertandingan hari ini akan maju ke babak
semifinal. Para suporterpun semakin
memanas saat detik-detik menjelang
permainan berakhir. Teriakan-teriakan
semangat semakin sering dilontarkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong
untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek,
cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar
kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan rasa
senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut. Crow and Crow
berpendapat bahwa minat erat hubungannya dengan daya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau bisa juga
sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan
kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegiatan
itu.
Selanjutnya skinner juga berpendapat bahwa minat sebagai motif yang
menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau
menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan obyek tersebut.
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar
sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Nasution dan kawan-kawan menjelaskan bahwa
minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan
kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat
mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong orang untuk
melakukan suatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan
merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan
Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai ke taraf ini antara lain
adalah: mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan sesuatu secara
tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai
dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri
Dari pengertian tetang minat dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi
kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik berupa benda atau hal lain, rasa
tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan suatu ketertarikan dari subyek yang
disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada obyek minat, dengan kata lain
minat merupakan sambutan yang sadar yang didasari oleh perasaan positif yang
nantinya menimbulkan perasaan yang positif juga.
Bentuk-Bentuk Minat
Menurut (M. Buchori, 1991:136) minat dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
1. Minat Primitif
Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan,
minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi
kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk
mempertahankan organisme.
2. Minat kultural
Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari
proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat
primitif.
Jika seorang menaruh minat terhadap sesuatu, minatnya tersebut menjadi
motif yang kuat baginya untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
yang diminatinya. Dalam hal ini jika seseorang berminat untuk menekuni bidang
olahraga, dia akan selalu mempelajari dan berlatih pada bidang olahraga tersebut.
Salah satu untuk memperkuat minatnya adalah jika olahraga tersebut menjadi
alat baginya untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu masalah tujuan sangat
penting dalam memahami tingkah laku seseorang dalam minat terhadap suatu
olahraga.
Dengan mengetahui tujuan, seseorang akan dapat mengarahkan minatnya
dengan sebaik-baiknya. Selain karena tujuan tertentu, minat berolahraga dapat
muncul karena bertambah luasnya lingkungan seseorang dan semakin banyaknya
dia berhubungan dengan orang-orang di luar lingkungannya untuk menambah
wawasan dari minat tersebut.
Dalam pengembangan minat, hubungan antara pribadi jauh lebih penting dari
pada proses latihan yang khusus. Misalnya seseorang tidak menyukai pelatihnya
cenderung ia tidak semaksimal mungkin terhadap olahraga bahkan tidak suka
terhadap orang tersebut. Dengan demikian terlihat bahwa “suka” atau “tidak suka”
memainkan peranan penting dalam perkembangan minat.
Walaupun setiap orang mengembangkan minat olahraga tertentu yang sifatnya
individual, namun setiap orang dalam suatu lingkungan tertentu akan
mengembangkan minat-minat yang hampir umum dijumpai orang-orang dari
lingkungan tersebut.
Unsur-Unsur Minat
Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki
beberapa unsur antara lain:
1. Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu
kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Jadi
seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan
memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini perhatian ditujukan pada
obyek ekstrakurikuler olahraga.
2. Kesenangan
Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan
menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada
gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi
miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk
mempertahankan obyek tersebut.
3. Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang
dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu
perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan
minat individu yang bersangkutan.
Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Minat
Minat pada hakekatnya adalah merupakan sebab akibat dari pada
pengalaman, minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan dan akan
menjadi sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama L D Crow and Alice
Crow (dalam Tri Wahyudi,2002:10-11). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1. The factor Inner Urge: Rangsangan yang datang dari lingkungan atau
ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau datang dari lingkungan
atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang
akan mudah menimbulkan minat misal, cenderung terhadap belajar, dalam hal
ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
2. The factor of social motive : Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu
hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga
dipengaruhi oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi
agar dapat status sosial yang tinggi pula.
3. Emosional faktor : Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh
terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam sesuatu
kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat
menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.
Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang
berkembang. Sedangkan menurut Totok Santoso (dalam Tri Wahyudi, 2002:18)
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dan cita-cita
Adanya cita-cita dan dukungan oleh motivasi yang kuat dalam diri
seseorang maka akan dapat membesarkan minat orang itu terhadap suatu
objeknya. Sebaliknya apabila cita-cita dan motivasi tidak ada maka minat
sulit ditumbuhkan.
2. Sikap terhadap suatu objek
Sikap senang terhadap objek dapat membesarkan minat seseorang terhadap
objek tersebut. Sebaliknya jika sikap tidak senang akan memperkecil minat
seseorang.
3. Keluarga
Keadaan keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan pendidikan
keluarga dapat mempengaruhi minat seseoran terhadap objek tersebut.
4. Fasilitas
Tersedianya fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat seseorang
terhadap suatu objek lebih besar.
5. Teman pergaulan
Teman pergaulan yang mendukung misalnya diajak kompromi terhadap
suatu hal yang menarik perhatiannnya maka teman tersebut dapat lebih
meningkatkan minatnya, tetapi teman yang tidak mendukung mungkin
akan menurunkan minat seseorang.
Berdasarkan uraian di atas maka faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa terhadap pertandingan futsal adalah sebagai berikut :
1. Faktor Intrinsik
Minat intrinsik adalah minat yang berasal dari dalam diri seseorang. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendorong siswa mengikuti kegiatan
olahraga futsal adalah sebagai berikut :
a. Minat untuk berprestasi
Keinginan atau minat untuk berprestasi yang dimiliki oleh setiap orang
individu pasti ada, tapi keinginan itu cenderung mempuinyai presentasi yang
berbeda-beda. Kecenderungan itu timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu
karena sesuai dengan kebutuhan atu merasakan bahwa sesuatu akan dipelajari
bermakna dari dirinya.
b. Minat untuk mengisi waktu luang
Diketahui juga bahwa dalam mengisi waktu luang mereka juga didasari
karena adanya faktor kesenangan, mendapatkan teman, waktu luang, dan untuk
menjaga kesehatan. Tentunnya rasa senang atau tertarik yang dimiliki oleh setiap
individu akan timbul pada seseorang bilamana bidang-bidang yang ditawarkan
pada dirinya dirasa akan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang muncul dari luar individu.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan disini terkait dengan fasilitas yang ada di kampus.
Lapangan futsal yang telah disediakan menjadikan ketertarikan tersendiri untuk
bermain futsal. Bahkan kurang memadainya fasilitas lapangan futsal tidak
menyurutkan minat mahasiswa terhadap futsal. Terbukti saat penyelenggaraan
pertandingan hampir semua peserta mengikuti sehingga jarang sekali diketemukan
menang WO.
b. Penghargaan
Penghargaan dalam hubungannya dengan minat mahasiswa dalam
mengikuti olahraga futsal sangat menunjang. Seperti pertandingan dalam rangka
memeriahkan Diesnatlisnya yang ke-6 ini, pertandingan semacam ini akan
menarik perhatian sebagian pecinta futsal. Mereka akan berlomba untuk
mendapatkan penghargaan juga prestasi. Dalam suatu pertandingan perlu adanya
hadiah sebagai suatu penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:

 Mahasiswa UIN Maliki Malang masih mempunyai minat terhadap


pertandingan futsal, hal tersebut terbukti saat pelaksanaan pertandingan futsal
yang diadakan dalam rangka perayaan DiesNatalis ke-6 hampir semua tim
peserta hadir untuk bertanding. Dan dalam setiap pertandingan selalu
dimeriahkan oleh suporter yang bukan hanya dari mahasiswa namun juga
bebrapa dosen ikut serta menyemangati.
 Dengan adanya fasilitas lapangan futsal tersebut mampu mengembangkan
minat mahasiswa dalam bermain futsal. Meskipun dengan kondisi lapangan
yang masih belum memenuhi standar lapangan yang telah ditentukan. Namun
hal tersebut tidak mengurangi semangat bermain futsal.
 Dengan diadakan pertandingan futsal tersebut mahasiswa dapat
mengembangkan minat pada futsal, tidak sekedar pertandingan persahabatan,
mereka akan termotivasi untuk meraih prestasi dan berusaha menjadi yang
terbaik dari keseluruhan tim yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdul Rachman. 1986. Minat dan Motivasi. Malang : CV. Darma Ilmu.

Andi Mappier. 1982. Psikologi Remaja. Jakarta: Rieneka CiptaJ.T Lobby


Loekman, 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: PT.LPK Gunung Mulia
Sudibyo Setyobroto. 1989. Psikologi Olahraga. Jakarta : PT. Anem Kosong
Anem
Abu Ahmadi. 1991. PsikologiUmum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dewa Ketut Sukardi. 1994. Perkembangan Minat. Jakarta : Bumi Aksara.

Dewa Ketut Sukardi. 1988, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT Bina Aksara

W.J.S. Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/futsal
DOKUMENTASI

You might also like