You are on page 1of 13

FILSAFAT AGAMA

ISLAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2009/2010

Dosen Pembimbing
Drs. H. Masroni Nasir, M.Pd.i

Semester 1 A

Semester IA
Disusun oleh:

Anis Rakhmawati (0902200001)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
2009/2010

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah


melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah-Nya sehingga makalah yang
berjudul ”Filsafat Agama Islam” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
 Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
 Bapak dosen Pendidikan Agama Islam, Bapak Drs. H. Masroni Nasir, M.Pd.I
 Seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungannya, dan
 Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua, amin.

Kediri, Oktober 2009

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Tujuan...........................................................................................1

1.3 Manfaat.........................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................2

2.1 Pengertian Filsafat........................................................................2

2.1.1 Pengertian umum...........................................................2

2.1.2 Pengertian Menurut Beberapa Tokoh.............................2

2.2 Sejarah Singkat Tentang Perkembangan filsafat...........................3

2.3 Hubungan Antara Agama dan filsafat...........................................3

ii
2.4 Tujuan, Fungsi dan Manfaat Filsafat............................................4

BAB 3 PENUTUP..........................................................................................5

3.1 Kesimpulan..................................................................................5

3.2 Saran............................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aqidah bagi setiap muslim merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang
wajib diyakini. Dalam Al qur'an, aqidah disebut al-iman (percaya) yang sering
digandengkan dengan al-amal shalih (perbuatan baik). Tampaknya kedua unsur ini
menggambarkan suatu integritas dalam ajaran islam. Dasar-dasar aqidah islam
telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW melalui pewahyuan Al Qur'an dan
kumpulan sabdanya untuk umat manusia. Generasi muslim awal binaan
Rasulullah SAW telah meyakini dan menghayati aqidah ini meski belum
diformulasikan sebagai ilmu lantaran rumusan tersebut belum diperlukan.
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang
kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu
memikirkan dengan logika tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan
jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafat.
Dasar-dasar aqidah yang termaktub dalam Al Qur'an dianalisa dan dibahas lebih
lanjut dengan filsafat untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh. Pembahasan
tentang filsafat, terutama tentang filsafat islam akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 TUJUAN

• Memahami prinsip aqidah agama islam


• Mengetahui tentang filsafat agama islam

1.3 MANFAAT

• Dapat menghayati dan mengamalkan prinsip aqidah yang ada dalam


kehidupan sehari-hari
• Dapat memiliki dasar untuk memperkuat bukti keagungan Allah SWT
• Menambah iman dan taqwa kepada Allah SWT
• Menjadi sumber pelajaran agar menjadi manusia yang bijak

ii
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat

2.1.1 Pengertian umum

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Arab ‫فلسة‬, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia
(Φιλοσοφία) Dalam bahasa ini, kata tersebut merupakan kata majemuk dan
berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia =
“kebijaksanaan”). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga
dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam
bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.
Dalam istilah Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari
kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut
sebagai cinta kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani
Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang
semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja,
melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan
intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan
kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).

2.1.2 Pengertian Menurut Beberapa Tokoh

• Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai


ilmu tentag bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja
dan bahkan tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut
pandang. Thinking about thinking.
• Ahmad Fu'ad al-Ahwani, filsafat islam adalah pembahasan tentang
alam dan manusia yang disinari oleh agama islam.
• Ibrahim Madkur, filsafat islam adalah pemikiran yang lahir di dunia

ii
islam untk menjawab tantangan zaman, yang membahas hubungan
antara Allah dan alam semesta. Pembahasan ini juga mencakup
hubungan antara wahyu, aqidah dan hikmah, filsafat, dan agama.
• Menurut Al Kindi, Kegiatan manusia yang memiliki tingkat
tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar
mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia .
Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu
pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala
kebenaran.
• Menurut Merriam-Webster (dalam Soeparmo, 1984), filsafat
merupakan pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling
umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam
segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori
pengetahuan.

2.2 Sejarah Singkat Tentang Perkembangan filsafat

Filsafat Islam muncul sebagai imbas dari gerakan penerjemahan besar-


besaran dari buku-buku peradapan Yunani dan peradaban-peradaban lainnya pada
masa kejayaan Daulah Abbasiah, dimana pemerintahan yang berkuasa waktu itu
memberikan sokongan penuh terhadap gerakan penerjemahan ini, sehingga para
ulama bersemangat untuk melakukan penerjemahan dari berbagai macam
keilmuan yang dimiliki peradaban Yunani kedalam bahasa Arab, dan prestasi yang
paling gemilang dari gerakan ini adalah ketika para ulama berhasil
menerjemahkan ilmu filsafat yang mejadi maskot dari peradaban Yunani waktu
itu, baik filsafat Plato, Aristoteles, maupun yang lainnya. Sebenarnya gerakan
penerjemahan ini dimulai semenjak masa Daulah Umawiyyah atas perintah dari
Khalid bin Yazid Al-Umawî untuk menerjemahkan buku-buku kedokteran, kimia
dan geometria dari Yunani, akan tetapi para Ahli Sejarah lebih condong bahwa
gerakan ini benar-benar dilaksanakan pada masa pemerintahan Daulah Abbasiah
saja, dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Al-Manshur (136-158 H)
hingga masa pamerintahan AL-Ma'mun (198-218 H) , dimana penerjemahan ini
tidak terbatas pada beberapa bidang keilmuan saja,akan tetapi meliputi berbagai
cabang keilmuan sehingga kita bisa melihat lahirnya para ilmuan besar pada masa
ini, contohnya Al-Kindi (155-256 H) seorang filosof besar yang menguasai
beraneka bidang keilmuan, seperti matematika, astronomi, musik, geometri,

ii
kedokteran dan politik, disamping nama-nama besar yang muncul setelahnya,
sebut saja Ar-Razi, Ibn Sina (370-428 H), Al-Farabi (359-438 H) dan yang lainnya
.2.3 Hubungan Antara Agama dan filsafat

Ibn Rusyd berpendapat bahwa agama dan filsafat (atau akal dan wahyu)
tidak bertentangan dan tidak mesti dipertentangkan karena pada hakekatnya
keduanya berhubungan erat. Kebenaran filosofis dapat diperoleh melalui rasio,
tetapi kebenaran religius haruslah diterima berdasar keimanan.
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Al Kindi bahwa ajaran filsafat
berdasar akal fikiran manusia, sedangkan agama berdasarkan wahyu. Dalil-dalil al
Qur’an lebih pasti dan lebih meyakinkan daripada dalil-dalil filosofis manusia.
Menurut Al Iraqi, meskipun jalan yang ditempuh agama dan filsafat berbeda,
namun tujannya sama yaitu mendapat kebenaran. Usaha untuk mempertemukan
agama dan filsafat ini tidak mungkin tercapai kecuali dengan menakwilkan nash
sebab Al Qur’an tidak menganjurkan untuk berpegang kepada nash saja. Bahkan
sebaliknya Al Qur’an menganjurkan untuk menggunakan akal.
Dengan demikian dapat kita pahami pada dasarnya filsafat dan agama itu
berbeda tapi saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lainnya. Hal ini
ditegaskan oleh franz Magnis-Suseno dalam bukunya Berfilsafat dari Konteks,
bahwa filsafat itu dapat membantu agama dengan alasan:
• filsafat dapat membantu agama dalam mengartikan (menginterpretasikan)
teks-teks suci
• filsafat menyediakan metode pemikiran untuk teologi. Teologi sebagai
pemikiran orang beriman tentang imannya memerlukan metode pemikiran
filsafat yang membantunya
• filsafat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru.
misalnya masalah bayi tabung, filsafat membantu dengan prinsip-prinsip
moralitasnya sendiri
• filsafat membantu agama dalam menghadapi tantangan idiologi dari dalam
ataupun luar.
Jadi filsafat tidak menyaingi agama dan agama tidak dapat digantikan oleh
filsafat. Franz Magnis Suseno(1992:19-20)

2.4 Tujuan, Fungsi dan Manfaat Filsafat

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam

ii
semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan
seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan
ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding
and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan,
dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan
manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat
memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi
maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran,
kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain.
Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah
tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya,
senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran.
Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan:
Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup,
melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai,
menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat
hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru,
mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan
berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia
kemanusiaan.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam
ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu
orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang
secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang,
asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang
usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah
harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan,
dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat
adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa

ii
filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup
sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya
dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus
mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar
manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan
bahagia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari
hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).

Falsafah Islam coba mencari hakikat manusia dan alam semesta ini.
Setelah berusaha mencari dan berfikir berdasarkan wahyu, maka dapat
dirumuskan bahawa manusia dijadikan oleh Allah untuk hidup di alam ini sebagai
hamba dan khalifah, kemudian mereka akan mati dan akan dipersoalkan tentang
tanggungjawab dan amanah yang diberikan oleh Allah. Ini berdasarkan kepada
ayat-ayat :
 Az-Zariyat : 55
 Al-Baqarah: 30
 Al-Ahzab: 72
 Al-A`raf : 172

ii
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Filsafat merupakan suatu hal yang dipelajari untuk memperoleh suatu


kebenaran. Dasar-dasar aqidah yang termaktub dalam Al Qur'an juga dianalisa dan
dibahas lebih lanjut dengan filsafat untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh.
Ajaran filsafat berdasar akal fikiran manusia, sedangkan agama berdasarkan
wahyu. Meskipun jalan yang ditempuh agama dan filsafat berbeda, namun
tujannya sama yaitu mendapat kebenaran yang hakiki.

3.2 SARAN

Akal manusia itu nisbi. Tidak seluruh persoalan dapat diatasinya.


Hendaknya dalam berfikir dan berperilaku, Al Qur'an dijadikan tolak ukur utama
dalam menilai benar atau tidaknya keyakinan. Karena Al Qur'an pulalah yang
dapat membawa manusia pada kebenaran yang hakiki.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2006. Ibn Rusyd 7 Perdebatan Utama dalam Teologi Islam. Jakarta :
Gramedia
Kaelany. 2000. Islam dan Aspek-Aspek Kehidupan Kemasyarakatan. Jakarta :
Bumi Aksara
Razif, Muh. 2006. 50 Ilmuwan Muslim Populer. Depok : Qultum Media
Rahardian, H.F. 2007. Seri Ilmuwan Muslim 4. Jakarta : CV. Visindo Media
Persada

http://www.al-islam.org/al-tawhid/study-philosophy.htm

http://alkohol7.wordpress.com/2008/04/09/makalah-filsafat/

http://id.wikibooks.org/wiki/Filsafat_Islam_Pasca-
Ibn_Rusyd/Filsuf_Islam_Pasca-Ibn_Rusyd/Ibn_Taimiyyah

http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/tujuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat.html

http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Falsafah1.html

ii
ii

You might also like