You are on page 1of 49

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Assallamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillahirabil ‘alamin, puji dan syukur pada Allah Subhanahu Waa


Ta’ala, serta pada junjunan kita Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam,
dimana atas berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini, yang merupakan tugas akhir menjelang Ujian Akhir Semester (UAS)
dan sebagai kelengkapan tugas Mata perkuliahan Pendidikan Agama Islam.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Serta penulis
mengharapkan pembaca dapat memaklumi kesalahan dalam penyusunan dan
keterbatasan dalam makalah ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pendidikan
Agama Islam atas bimbingan dan pengarahan ilmu pengetahuan Agama yang
sangat bermanfaat dalam penyususnan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, November 2001,

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM ISI BUKU

Isi makalah ini disususun berdasarkan buku Pendidikan Agama Islam


untuk pergururan Tinggi yang dijadikan paduan dalam proses belajar mengajar di
semester awal ini.
Pada buku Pendidikan Agama Islam ini sebagian besar menerangkan dan
menjelaskantentang kehidupan manusia yang berisi tentang pedoman, panduan,
tata cara dan tata tertib kita sebagai umat Allah SWT dan kewajiban serta hak kita
sebagai seorang muslim. Selain itu juga buku ini memberikan penerangan akan
seluk beluk kehidupan manusia, alam semesta dan ajaran Agama Islam.
Semua ini dibahas dalam sub-bab yang lebih terperinci dan berkelompok
sehingga mempermudah untuk dimengerti.

B. PERMASALAHAN INTI

Pada umumnya, permasalahan ini terdapat pada pembahasan akan


kehidupan manusia, alam semesta dan ajaran Agama Islam. Latar belakan
manusia, latar belakang Islam, norma-norma dalam Islam, hukuman tindak
kesalahan dalam Islam, tentang keberadaan Al-Quran, dan lain-lain. Selain itu
juga membahas tentang pedoman, panduan, aturan, tata cara dan tata tertib dalam
beragama Islam.
Susunan pembahasan yang diterangkan didalam makalah ini,
diantaranya:
A. Manusia, alam Semesta dan Agama
B. Agama Islam
C. Sumber Ajaran Islam
D. Kerangka Dasar Agama Islam
E. Akidah Islam
F. Syari’ah
G. Munakahat
H. Sistem Kewarisan Islam
I. Tindak Pidana atau Jinayat
J. Kerjasama Umat Beragama
K. Akhlak
L. Takwa
M. Akal dan Wahyu

Semua sub-bahasan ini terdiri dari pengertian, fungsi, klasifikasi isi, serta
bagian-bagian yang terdapat didalamnya.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. MANUSIA, ALAM SEMESTA DAN AGAMA

1. Manusia dan Alam Semesta

Para ahli filsafat mencoba mencari jawaban asal mula alam semesta
berdasarkan dugaan-dugaan (filsafat berfikir tentang kebenaran secara spekulatif).
Pada saat itu lahirlah beberapa pemikir yang satu dengan yang lain berbeda
pendapatnya. Misalnya Thales (625-546 SM), seorang filosof Yunani kuno yang
menduga bahwa alam ini berasal dari air. Anaximandros, filosof murid Thales
(610-547 SM), Ia menyatakan pendapat yang bertentangan dengan gurunya, Ia
menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sesuatu yang bernam “apeiron”,
yaitu sesuatu yang tidak dapat dirupakan dengan apapun. Anaximenes (585-528
SM) mengembangkan pendapat Anaximandros banhwa asal mulany alam
semestaini adalah “udara”. Semen tara Heraklitos (540-480 SM) menyayakan
bahwa unsur asal alam ini adalah api yang memiliki sifat dinamis. Empedokles
(490-430 SM) menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari empat unsur yang
tidak dapat terpisahkan , yakni, udara, api, air dan tanah.
Mahluk hidup yang mrnghuni bumi menurut ilmu pengetahuan terdiri
dari tiga hal, yaitu:
1. Mahluk hidup meruoakan produk langsung dari proses yang
terjadi di muka bumi, karena itu ia memiliki sifat dasar kimiawi yang sama.
2. Kehidupan merupakan urutan atau tahapan reaksi kimia, ketika
atom-atom bergabung dan membentuk senyawa sederhana. Kemidian antar
senyawa yang sederhana terjadi penggabungan membentuk senyawa yang
lebih kompleks
3. Kehidupan mahgluk yang sederhana, seperti virus, bakteri, dan
mikro organisme primitif lainnya diduga merupakan permulaan bentuk
kehidupan.
Evolusi manusia menurut ahli paleontologi berdasarkan tingkat
evolusinya dapat dibagi menjadi empat kelompok
Pertama, tingkat pramanusia. Fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika
Selatan pada tahun 1924 dan dinamai fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera. Fosilnya ditemukan di Solo pada tahun
1891 yang disebut Pithekanropus Erektus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia
modern yang sudah digolongkan kepada genus yang sama.
Keempat, manusia modern yaitu homo sapiens yang telah pandai berfikir
menggunakan otak nalarnya.

B. Pandangan Islam Tentang Alam

Dan dialah yang telah mencitakan langit dan bumi dalm enam hari, adapun
arasy-nya yang tegak pada air untuk menguji siapa diantara kalian yang lebih
tinggi amalnya. (QS.Hud,11:7)

Pada abad ke-20 para pakar muslim muklai memahami ayat-ayat yang
berkaitan dengan alam semesta ini dengan menggunakan latar belakang ilmu yang
mereka miliki. Menurut mereka, Algoritma-Quran ternyata memberi konsep-
konsep mendasar bagi pengetahuan manusia tentang alam raya ini.
Firman Allah:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam
dan siang, terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali-
Imron: 190)
Dan langit (sama) itu Kami bangun dengan kekuatan dan sesungguhnya Kamilah
yang meluaskannya. (QS. Adz-Dzariyat:47)

Pada masa lalu “sama” diartikan langit, digambarkan sebagai halny a


bola besar yang berputar pada sumbunya dan apda dindingnya menempel bintang-
bintang. “Ardh” atau bumi adalah tempat datar yang dikurung oleh bola langit itu.
Alam dalam pandangan Islam adalah mahluk Allah yang diperutukkan
bagi manusia dan menjadikannya sebagai pendorong untuk menyelidiki fenoena
yang terjadi di dalamnya. Penyalidikan terhadap alam raya ini merupakan bagian
dari tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi (khalifah fil ardh).
Proses-proses alamiah ini dalam Islam disebut “Sunnatullah”(ilmuwan
barat menyebutnya naturallaw) yang ditakdirkan oleh Allah secra pasti.
Sunnatullah itu sendiri adalah hukum-hukum dan perturan-perturan yang
telah ditetapkan Allah untuk alam semesta agar diikutinya dengan penuh ketaatan,
seperti diungkapkan dalam firman Allah:

Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan bumi itu masih merupakan
asap lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu kedunanya
menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa, keduannya menjawab: kami
datang denagn suka hati. (QS. Fushilat,41:11)

C. Manusia Menurut Agama Islam


1) Asal Kejadian dan Potensi Manusia
Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi
dengan segala karakter kemanusiannya.
Pencipta manusia secara fisik pada kejadian selanjutnya melalui proses
pencampuran bahan dari laki-laki dan perempuan. Jika masuk ke dalam rahim
menjadi proses kreatif, tahap demi tahap membentuk wujud manusia, seperti
firmannya:
Dan sesungguhnya Kami telah mencipakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. (QS. Al-Mukminun, 23:12)

Tahap pertama manusia terbuat dari saripati tanah melalui makanan yang
dimakan oleh laki0laki dan perempuan. Sebagian dari inti zat yang dimakan
menjadi bahan sperma (air murni), bahan awal tercipta manusia. Allah berfirman
yang artinya “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim)”. (QS. Al-Mukminun , 23:13)

Nutfah adalah tetesan cairan yang mengandung gamet pria dan gamet
wanita, kemudian tersimpan didalam rahim (qararin makin) atau uterus, yaitu
suatu wadah yang ideal untuk perkembangan rembrio.
‘Alqalah adalah embrio yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah
menjadi stadium mudgah (26-27 hari). Selanjutnya masuk ke stadium tulang
(Idzam), yaitu cikal rangka yang berbentuk dalam stadium mudzghah (25-40 hari)
berubah menjdi tulang rawan. Setelah itu embrio berada dalam stadium tulang
(idzam). Dalam stadium ini berbagai organ benda dalam posisi baru yang
berhubungan dengan pertumbuhan tulang/ rangka.
Seteah itu embrio masuk ke dalam stadium dibungkus daging (fakasaunal
idzama lahma), artinya setelah tulang dibentuk lalu diikuti oleh pembentukan
daging yang meliputi pembentukan tulang-tulang tersebut. Pada minggu ke 8
embrio menjadi fetus membentuk otot-otot. Dalam minggu ke 12 terjadi assifikasi
pada pusat-pusat pertulangan. Anggota badan berdiferensiasi dan terbentuk kuku
dan tangan. Disamping pertumbuhan macam-macam struktur organ, masing-
masing organ juga mengalami pertumbuhan bersama sama dengan pertumbuhan
badan.

2) Manusia sebagai Khalifah dan ‘Abdullah


Khalifah berarti wakila atau pengganti yang memegang kekuasaan. Allah
berfirman:
Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapaynag
kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya. Dan kekafiran orang-orang
yang kafir itu tidak lain hanyalah menambah kemurkaan pada sisi tuhannya dan
kekafiran ornag-orang yang kjafir itu tidak lain hanyalah akan manambah
kerugian mereka belaka. (QS. Fathir, 35:39)

Manusia sebagai mahluk yang memiliki fitrah kemudian berproses


denagn menggunakan kapasitas dan kemampuan akalnya, dapat menunjukkan
derajat kemanusiaannya yang sejati sebagainkhalifah Allah di muka bumi.
Kekhalifahan manusia pada dasarnya diterapkan pad akontek individu dan sosial
yang berporos pada Allah.

D. Agama: Arti dan Ruang Lingkupnya


Agama merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, dalam
perkembangan pemikiran manusia telah muncul berbagai pandangan antara lain
dinamisme, animisme, politheisme, dan monotheisme. Dinamisme adalah
kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang dimiliki oleh benda-benda
tertentu. Animisme adalah kepercayaan masyarakan primitif lain sebagai
perkembangan dari ajaran animisme, kepercayaan ini berpendapat bahwa semua
benda, baik yang bernyawa atau tidak mempunyai roh yang tersusun dari zat atau
materi yang halus. Politheisme yaitu roh-roh atau yang dipercayainya dalm
animisme lebih mempunyai bentuk dan sifat yang jelas.
Agama memiliki peranan dan fungsi tertentu dalam memenuhi hajat
hidup manusia. Dua macam fungsi agama, yaitu: fungsi maknawi dan fungsi
identitas. Fungsi Maknawi adalah dasar bagi semua agama yang menyajikan
wawasan dunia atau cosmos; karenanya segala ketidak adilan, penderitaan dan
kematian dapat dipandang sebagai sesuatu yang penuh makna. Ruang lingkup
agama sebagai suatu sistem nilai meliputi tiga persoalan pokok:
Pertama, tata keyakinan atau credial, yaitu bagian dari agama yang
paling.
Kedua, tata peribadatan atau dasar berupa keyakinan akan adanya suatu
kekuatan yang supranatural, dzat yang maha mutlak diluar kehidupan manusia
ritual, yaitu tingkah laku dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan dzat
yang diyakini sebagai konsekuensi dari keyakinan akan adanya Tuhan.
Ketiga, tata aturan, kaidah-kaidah atau norma yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia, atau manusia dengan alam lainnya sesuai dengan
keyakinan dan peribadatan tersebut.

E. Hubungan Manusia dengan Agama


Agama memasuki pikiran manusia dimulai dalam bidang mistik, yaitu
kebutuhan manusia dalam hubungannya dengan hal-hal yang bersifat gaib yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini manusia meyakini adanya
dewa-dewa yang mempengaruhi kehidupannya. Tahapan terakhir pergulatan
manusia dengan agama ketika manusia berusah mencari ukuran dan kriteria segala
sesuatu termasuk di dalamnya tentang Tuhan. Kefitrian agama bagi manusia
menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama karena
agama merupakan kebutuhan hidupnya.

A. AGAMA ISLAM

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Agaam Islam

Kata Islam menurut bahasa berasal dari kata “aslama” yang berarti
tunduk, patuh dan berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu yang
diturunkan oleh Allah Swt. Kepada rosul-rosulnya untuk disampaikan pada
manusia. Agama Islam berisi ajaran-ajaran Allah yanfg mengatur hubungan
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
Islam dalam pengertian ini adalah agama yang dibawa oleh para rasul Allah, sejak
Nabi adam sampai Nabi Muhammad Saw.
Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah wahyu Allah
terakhir untuk manusia. Al-Quran menjelaskan tentang para Nabi Allah yang
membawa yang membawa Agama Islam bagi umatnya:

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): kami beriman kepada allah dan kepada
apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, ismail,
Ishak, yakub, serta anak cucunya dan kepada apa yang telah ditureunkan kepada
Musa, Isa serta serta para Nabi Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk dan patuh kepada- Nya.
(QS. Al-Baqarah:136)

Ajaran agama Islam ynag turun kepada Nabi Muhammad merupakan


wahyu terakhir yang diturunkan secara sempurna. Ketetapan ini dinyatakan dalam
firman Allah:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai islam menjadi agamamu. (QS. Al-
Maidah, 5:3)

Agama Islam merupakan satu-satunya agama yang paling sesuai untuk


manusia. Islam datang dari Allah pencipta manusia. Pencipta lebih tahu tentang
kemampuan dan karakter yang diciptakan. Oleh karena itu, Agama Islam akan
sesuai dengan karakter manusia dengan segala dimensi kemanusiaannya.

B. Klasifikasi Agama dan Agama Islam


Dilihat dari sumber, sifat dan tempatnya, agama dapat diklasifikasikan
atas tiga kartegori, yaitu:
1. Agama wahyu dan bukan wahyu
2. Agama misionari dan bukan misionari
3. Agama ras geografis dan agama universal
Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman pada Tuhan
Pemberi wahyu, kepada rasul penerima wahyu dan kitab kumpulan wahyu serta
pesannya disebarkan kepada seluruh umat manusia. Sedangakan agama bukan
wahyu tidak memandang penyerahan kepada Tuhan dan mentaati aturan-Nya
sebagai suatu hal yang esensial.
Agama misionari adalah agaam yang menurut ajarannya harus
disebarkan kepada manusia, sedangkan agama bukan misioanari tidak ada
kewajiban dalam ajarannya untuk menyebarkan kepada seluruh umat.

C. Agama Islam dan IPTEK


Agama Islam bersumber dari wahyu Allah, sedangkan IPTEK bersumber
dari pikiran manusia yang disususn berdasarkan hasil penyelidikan alam. Ilmu
pengetahuan bertujuan mencari kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang sesuai
dengan kaidah ilmiah. Agama Islam adalah agama universal yang berlaku
sepanjang zaman, karena itu dalam tingkatan kemajuan manpun Islam akan dapat
menjadi dasar pijakan manusia.

C. SUMBER NILAI ISLAM

A. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER NILAI


1. Pengertian dan nama Al-quran
a. Pengertian
Al-Quran berasal dari kata qaraa yang berarti bacaan atau sesuatu yang
dibaca. Secara terminologis al-quran adalah Kamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw, melalui Malaikat Jibril. Al-Quran ditulis dalam mushaf
dan sampai kepada manusia secara mutawatir. Membacanya bernilai ibadah
diawali dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, Al-Quran adalah Kalamullah, bukan ucapan nabi atau manusia.
Kedua, Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad, yaitu Muhammad bin
Abdullah yang dilahirkan di Makkah pada tahun 571M.
Ketiga, Al-Quran diturunkan Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril secara
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Keempat, Al-Quran
dikimpulkan dalam mushaf yang sejak masa turunnya dihafal dan ditulis oleh para
sahabat kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf yang seluruhnya berisi 6.666
ayat dan 114 surat.
Kelima, Al-Quran sampai kepada umat Islam secara mutawatir, dan dalm keadaan
tetap terjaga baik huruf maupaun kalimat yang ada di dalamnya, sehingga
keasliannya tetap terjamin sepanjang masa.
Keenam, membaca Al-Quan bernilai ibadah bagi pembaca maupun
pendengarnya.
Ketujuh, Al-Quran dinilai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-
Nas.

b. Nama-Nama Al-Quran:
a) Al-Quran, kata al-Quran sebagai nama kitab ini.
b) Al-Furqan artinya pembeda atau pemisah, yaitu pembeda antara yang hak
dan batil.
c) Azzikra artinya peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah
kepada manusia.
d) Al-Kitab artinya tulisan atau yang ditulis, yaitu kitab yang ditulis dalam
mushaf.

2. Fungsi dan Peran Al-Quran


a. Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia
Al-Quran memberikan petunjuk ke arah pencapaian kebahagiaan yang
hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kebahagiaan yang hendak dicapai
bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia, melainkan
kebahagiaan yang abadi. Bagaimana kebahagiaan abadi itu dicapai, Al-Quran
memberikan petunnjuk yang jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek kehidupan
dalam kerangka ibadah kepada Allah.
b. Al-Quran Memberiakan Penjelasan Terhadap Segala Sesuatu
Al-Quran diturunkan Allah kebumi untuk memberikan penjelasan
tentang segala sesuatu, sehingga manusia memiliki pedoman dan arah yang jelas
dalam melaksanakan tugas hidupnya sebagai makhluk Allah.
c. Al-Quran Sebagai Penawar Jiwa yang Haus (Syifa)
Syifa artinya obat, penawar atau penyembuh. Sasaran dari penyembuhan
ini adalah hati yaitu memberikan penyembuhan terhadap segala penyakit hati
yang membuat manusia menderita penyakit rohaniah.

3. Kondifikasi Al-Quran

a. Kodifikasi Pada Masa Rosulullah


Pada setiap kali Al-Quran turun, nabi memberikan petunjuk kepada para
sahabat dan para sekretarisnya dalam menyimpan ayat dan surat dalam susunan
ayat-ayat Al-Quran. Dalam riwayat Ali bin Ibrahim yang diterima dari Abu Bakar
Al-hadhrami dari Abu Abdullah Ja-Far bin Muhammad, katanya: bahwa
Rosulullah Saw, bersabda kepada Ali: “wahai Al, sesungguhnya Al-Quran
terdapat di belakang tempat tidurku yang etrtulis dalam suhuf (lembaran) sutra
kertas. Ambilah dan kumpulkanlah, dan jangan sampai hilang, sebagaimana kaum
Yahudi menghilangkan taurat”.

b. Kodifikasi pada Masa Para Khalifah


Pada masa Kekhalifahan abu Bakar RA, Umar Bin Khatab menyarankan
agar Al-Quran ditulis dan dikumpulkan dalam satu mushaf. Abu Bakar menolak
dengan alasan Rasul pun tidak melakukannya. Setelah keperluan itu dirasakan
mendesak apalagi setelah perang melawan orang muhtad banyak menewaskan
penghafal Al-Quran, Abu Bakar memerintahkan Ali Bin Abi Tholib, Zaid Bin
Tsabit dan Umayah Bin Kaab, Utsman Bin Afan untuk menulis dan
membukukannya. Setelh disusun mushaf disimpan oleh Abu Bakar hingga wafat
kemudian dipegang Umar Bin Khatab, dan setelah Umar wafat disimpan oleh
Hapsah binti Umar.

4. Kandungan Al-Quran
Al-Quran terdiri atas 114 surat, 6.666 ayat, 74.437 kalimat dan 325.345
huruf mengandung pokok-pokok berbagi hal di dalamnya. Secara umum isi Al-
Quran terdiri atas:
a) Pokok-pokok keyakinan atau keimanan yang melahirkan teologi
b) Pokok-pokok aturan atau hukum yang melahirkan ilmu hukum syariat
atau ilmu fiqih
c) Pokok-pokok pengabdian kepada Allah.
d) Pokok-pokok aturan tingkah laku
e) Petunnjuk tentang tanda-tanda alam yang menunnjukkan adanya Tuhan
f) Petunnjuk mengenai hubungan golongan kaya dan miskin
g) Sejarah para nabi dan umat terdahulu

5. Keistimewaan Al-Quran
Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah pada nabi
Muhammad. Ini merupakan sumber yang tidak pernah kering bagi para pencari
kebenaran menjadi rujukan para ahli bahasa, sumber kajian para ahli kuqoha dan
sumber argumen para ahli hukum. Keistimewaan Al-Quran secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Keistmewaan Bahasa Al-quran
Al-Quran diturunkan denganbahasa Arab yang fasih. Al-Quran berisi
77.439 kata 323.015 huruf yang seimbang jumlah kata-katanya baik antara kata
dengan padanannya maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya
b. Al-Quran menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran
Mukizat al-Quran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Al-Quran
berbicara tentang manusia secara keseluruhan tanpa membedakan suku bangsa
dan bahasa. Firmannya:

Hai manusia sesungguhnya aku adalahutusan Allah kepadamu semua….(QS. Al-


A’raf:158)

c. Al-Quran Sumber Informasi Tentang Tuhan, Rasul dan Alam Gaib


Al-Quran merupakan sumber informasi utama bagi manusia tentang
Tuhan dan hal-hal gaib yang tidak bisa diungklapkan oleh manusia. Di dalam al-
Quran Tuhan memperkenalkan dirinya sehingga kebenaran Tuhan bersifat mutlak
dari Tuhan. Al-Quran memberikan informasi pula tentangadanya hal-hal bersifat
gaib, adanya mahluk yang tidak tampak, seperti jin dan malaikat, hari kiamat, hari
akhirat, surga dan neraka.

d. Naskah Asli yang Terjaga


Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang terjaga keasliannya sejak
masa yang diturunkannya sampai kini bahkan hingga akhir zaman. Keaslian ini
disebabkan Al-Quran diturunkan, ditulis dan disampaikan kepada umatnya setiap
zaman secara mutawatir atau terus menerus, baik melalui tulisan (mushaf) yang
sampai sekarang aslinya masih ada.

6. Penafsiran Al-Quran
a. Pengertian Tafsir
Tafsir menurut bahasa artinya penjelasan atau keterangan, yakni
menerangkan atau mengungakapkan sesuatu yang tidak jelas. Tafsir Al-Quran
adalah kejelasan atau keterangan tentang firman Allah yang memberukan
penjelasan tentang susunan kalimat yang terdapat dalam Al-quran.
b. Sejarah Tafsir
1) Masa Sahabat
Sahabat yang pertama kali menyusun tafsir Al-Quran adalah Ibnu Abbas
(wafat tahun 68 H), tafsir ini dicetak dengan judul Tanwirul Mikyas Min Tafsir
Ibni Abbas yang disususn oleh Majduddin Al Fariruzabadi.. dan ada beberapa
sahabat yang tergolong ahli tafsir yakni, Ali Bin Abi Thalib, Abdullah Bin Masud,
Zaid Bin Tsabit, dsb.
2) Masa Tabiin
Generasi Tabiin melahirkan ulama-ulama Tafsir yakni, Adh-dhahak bin
Muzahim Al-Hilali (wafat 120 H), Athiyah bin saad Al-aufi (wafat 111 H),
Muhammad bin As-Saih Al-kalbi (wafat 146 H).

c. Metode-Metode Dalam Penafsiran Al-Quran


1) Tafsir bil ma’tsur
Metode Tafsir bil ma’tsur adalah menafsirkan ayat berdasarkan ayat-ayat al-
Quran dan riwayat, baik hadits Nabi maupaun atsar sahabat.
2) Tafsir bil ma’qul
Metode tafsir bil ma’qul atau disebut juga tafsir bir ra’yi adalah menafsirkan
ayat berdasarkan akal pikiran (akal) atau dengan cara ijtihad.
3) Tafsir ijtiwaj
Ijtiwaj artinya campuran. Metode Tafsir ijtiwaj adalah menafsirkan Al-Quran
dengan memadukan atau mencampurkan tafsir bil ma’tsur dengan tafsir bil
ma’qul.
4) Tafsir Muqranin
Metode tasir muqranin adalah menafsirkan dengan cara menganalisis
persamaan dan perbedaan hasil penafsiran, yaitu tafsir-tafsir yang terkumpul
dengan cara ma’tsur maupun ma’qul.
5) Tafsir Tahlili
Metoda ini adalah menafsirkan Al-Quran dengan cara berurutan dari surat
pertama, ayat pertama sampai surat terakhir, ayat yang terakhir.
6) Tafsir Maudhui
Metida Maudhui adalah menafsirkan Al-Quran denagn tema yang telah
ditetapkan. Tafsir ini disebut pula tafsir tematik atau tafsir tauhidi.
7) Tafsir bil Ilmi
Ilmu dijadikan sudut pandang dalam menafsirkan Al-Quran. Biasanya
menafsirkan ayat dengan ilmu pengetahuan ini bersifat tematik (maudhui).

B. AL-SUNNAH

1. Pengertian
Sunnah menurut bahasa adalah perjalanan, pekerjaan atau cara. Menurut
istilah, sunnah berarti perkataan Nabi Saw.,perbuatan dan keterangannya (taqdir),
yaitu sesuatu yang dikatakan atau diperbuat sahabat dan ditetapkan oleh Nabi.
Sunnah dibagi tiga, yakni:
a) Sunnah Qauliyah adalah sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan
Rosulullah Saw, yang menerangkan hukum-hukum dan maksud Al-
Quran.
b) Sunnah fi’liyah, yaitu sunnah dalm bentuk perbuatan, yang menerangkan
cara melaksanakan ibadat.
c) Sunnah Taqririyah adalah ketetapan Nabi, yaitu diamnya nadi atas
perkataan atau perbuatan sahabat, tidak ditegur atau dilarangnya.

2. Hubungan Antara Al-Quran dan Al-Sunnah


a) As-Sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Quran
b) As-Sunnah memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Quran yan g
bersifat global.
c) As-Sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh Al-Quran.
d) As-Sunnah memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Quran
yang bersifat umum.
e) As-Sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Al-
Quran. Al-Quran bersifat global, banyak hal yang hukumnya tidak
ditetapkan secara pasti.
3. Perbedaan Al-Quran dan Al-Sunnah
a. Kebenaran Al-Quran bersifat mutlak (qath’I) dan hadits yang bersifat
dzanni.
Al-Quran adalah wahyu ayng datang dari Allah, kebenarannya bersifat mutlak
(qath’I), sedangkan As-Sunnah adalah sabna nabi yang diriwayatkan oleh para
perawi melalui perjalanan tertentu, kebenarannya bersifat dzanniyah.
b. Semua ayat Al-Quran dijadikan pedoman hidup, sedangkan hadits tidak
demikian.
Seluruh ayat Al-Quran adalah pedoman hidup yang harus dilakukan oleh
setiap muslim, sedangkan hadits tidak semuanya dijadikan pedoman hidup.
c. Al-Quran autentik sedangkan hadits tidak
Seluruh ayat Al-Quran autentik, baik lafadz maupun maknanya. Al-Quran
diturunkan Allah melalui Jibril dan selamanya diawasi oleh Allah sehingga
tidak mungkin Al-Quran yang diterima oleh rasul berbeda dengan Al-Quran di
Lauhil Mahfudz.

4. Macam-Macam Hadits
a. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan sejumalh orang yang secara terus menerus
tanpa putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin berbohong.
b. Hadits Masyhur
Hadits Masyur adalah hadits yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi tidak
mencapai derajat mutawatir.
c. Hadits Ahad
Adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang, dua atau lebih, tetapi tidak
mencapai syarat masyhur, dan mutawatir.
d. Hadits sahih
Hadits sahih adalah hadits yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh
orang-orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat,
dan tidak bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat.
e. Hadits hasan
Hadits hasan adalah hadits yang memenuhi syarat hadits sahih, tetapi orang
yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya.

f. Hadits daif
Yaitu hadits yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki syarat yang
terdapat dalam hadits sahih dan hadits hasan.

C. IJTIHAD

1. Pengertian Ijtihad
Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan berfikir untuk
menetapkan hukum syara dengan jalan mengeluarkan hukum dari kitab dan
sunnah. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid, yaitu ahli fikih yang
menghabiskan seluruh kesanggupannya untuk memperoleh persangkaan kuat
(dzan) terhadap sesuatu hukum agama dengan jalan istinbat dari Al-Quran dan
As-Sunnah.

2. Masalah yang diijtihadkan


Masalah yang diijtihadkan adalah hukum-hukum syara yang tidak
mempunyai dalil qath’I (pasti), bukan hukum-hukum akal dan masalah-masalah
yang behubungan dengan ilmu kalam (aqidah). Ini juga dapat ditemukan dalam
bidang kedokteran, dalm ilmu ini ditemukan teknologi bayi tabung, alt-alat
kontrasepsi, dsb.

3. Macam-macam dan cara-cara ijtihad


a. Macam-macam Ijtihad
1). Qiyas.
Qiyas menurut bahasa adalah mengukur sesuatu dengan yang lainnya dan
mempersamakannya. Menurut istilah adalah menetapkan sesuatu perbuatan yang
belum ada ketentuan hukumnya, berdsarkan sesuatu hukum yang sudah
ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya persamaan diantara keduannya.
2). Ijma
Ijma menurut bahasa adalah sepakat, tetuju atau sependapat. Sedangkan
menurut istilah adalah kebulatan pendapat atau kesepakatan semua ahli ijtihad
ummat setelah wafatnya nabi pada suatu masa tentang suatu hukum.
3). Istihsan
Adalah menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan ijtihadiyah
atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berkaitan dengan kebaikan,
keadilan, kasih sayang,dan sebagainya dari Al-Quran dan Al-hadits.
4). Mashalihul Mursalah
Mastalihul Mursalah adalah menetapkan hukum terhadap suatu persoalan
ijtihadiyah atas dasar pertimbangan kegunaan dan pemanfaatan yang sesuai
dengan tujuan syariat Islam.

b. Cara-cara Ijtihad
Mujtahid berijtihad dengan memperhatikan dalil-dalil yang tinggi
tingkatannya kemudian berurut pada tingkatan berikutnya. Urutan tersebut
sebagai berikut: 1). Nash Al-Quran, 2). Khabar (hadits), 3).Khabar Ahad, 4).
Zahir Quran dan 5). Zahir hadits.

4. Syarat-syarat Mujtahid
Untuk seorang mujtahid seyogyanya memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1). Mengetahui isi Al-Quran dan hadits yang bersangkutan dengan hukum,
meskipun tidak hafal diluar kepala,
2). Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai ilmu kebahasaannya, seperti
nahwu, sharaf, maani, bayan, badi, agar dapt menafsirakn ayat-ayat Al-
Quran atau sunnah dengan cara yang benar.
3). Mengetahui kaidah-kaidah ilmu ushul yang seluas-luasny , karena ilmu
ini menjadi dasar ijtihad.
4). Mengetahui soal-soal ijma, supaya tidak timbul pendapat yang
bertentangn dengan hasil ijma.
5). Mengetahui Nasikh-Mansukh dalam Al-Quran.
6). Mengetahui ilmu riwayah dan dapat membedakan mana hadits yang
sahih dan hasan, mana yang daif, maqbul dan mardud.

D. KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM

A. Aqidah, Syariah, dan Akhlak


Tiga unsur utama yang terdapat dalm ajaran agama Islam, yakni ajaran
yang berkaitan dengan keyakinan, norma atau aturan dan prilaku atau dengan
istilah yang lain aqidah, syari’ah dan akhlak.
a. Aqidah atau keimanan, yailtu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan
ataun aspek credial atau credo.
b. Syari’ah atau aspek norma atau hukum, yaotu ajaran yang mengatur
perilaku seorang pemeluk agama Islam.
c. Akhlak atau aspek behavioral, tingkah laku, yaitu gambarab tentang
perilaku yang seyogyanya dimiliki seorang muslim.

Idiolagi

Ibadah Politik

Islam Aqidah Muamalah Ekonomi

Akhlak Sosial

Budaya

Dari bagan-bagan diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek


kehidupan tidak dapat dipisahkan dari aqidah. Integralistis aqidah sebagi landasan
hidup seorang muslim harus meletakkan hidupnya dalam Islam. Seperti dalam
firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu
adalh musuh yang nyata bagimu.(QS.Al-Baqarah, 2:208)

B. Agama Islam dan Ilmu-ilmu Ke-Islaman


Agama dilihat dari fungsinya sebagai way of the life yang berarti tidak
kacau. Sumber Din al-Islam adalah Al-Quran, Dilihat dari segi dialalahnya, ayat
Al-Quran ada qat’h al-dilalah (jelas dan absolut petunjuknya), dan zanni al-
dilalah artinya tidak jelas dan boleh mengandung arti lebih dari satu.
Dalam hubungan manusia dengan Allah ada empat mazhab yang populer
yaitu: Maliki, Hanafi, Syafii, dan Hambali. Dalm tauhid atau teoligi terdapatlima
aliran, yaitu Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariyah, dan Maturidiah. Dalam
mendekatkan diri kepada Allah, yaitu ilmu tasawuf atau mistisisme Islam,
terdapat dua aliran, sunni dan syi’ah.

C. Tasawuf, Filsafat, Politik Pembaharuan


1. Tasawuf
a. Asal Usul Tasawuf
Taswuf berasal dari kata suf atau kaum sufi yang berhati suci dan mulia.
Tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan
Tuhan. Landasan filsafat tasawuf adalah bahwa Tuhan bersifat immateri dan
mahasuci. Intisari dari sufisme adalah kesadaran adanya komunikasi dan dialog
antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan
kontemplasi.
b. Tasawuf dalam Al-Quran dan Hadits
Al-Quran menyatakan bahwa manusia sangat dekat sekali sama Tuhan:
Jika hmba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka aku dekat dan
mengabulkan seruan yang memanggil jika aku dipanggil. (Qs. Al-Baqarah,
2:187)

Dialah Allah beserta kamu dimana saja kamu berada (Al-hadid:4)

Dan engkau beribadah kepada Allah seperti halnyaengkau melihat Allah. HR.
Muslim

Istilah-Istilah dalam Tasawuf


1). Tobat 5). Sabar 9). Makrifah
2). Zuhud 6). Tawakal 10). Al-Fana Wal baqa
3). Wara 7). Kerelaan Wal baqa
4).Kefakir 8). Mahabah 11). Al-Ittihad

c. Tarekat
Multazamat adzikr, yaitu terus menerus dalam dzikir atau ingat terus
menertus kepada Allah dengan anggita dengan lisan dan dengan hati. Sedangkan
Al-Mukhalafah atau dawamul nisyan (tetap lupa kepada yang lain), yaitu terus
menerus menghindarkan diri dari segala sesuatu dapat melupakan Tuhan.
d. Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Dalm kehidupan modern dimana teknologi manusia mencapai
puncaknya, maka cara-cara pemeliharaan kesehatan tubuh telah dibuat dengan
teknologi yang canggih, tetapi pemeliharaan kesehatan jiwa tidak ditemukan
teknologinya. Maka dengan adanya itu kita patut bersyukur. Syukur adalah
menerima apa yang kita peroleh sebagai anugerah Alah kepada kita yang patut
kita terima dengan hatiynag lapang yang diarahkan kepada jalan yang dikehendaki
oleh Allah.
2. Filsafat
a. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata philo dan sophia. Philo artinya cinta atau
ingin, sedang kan sophia artinya bijaksana yang artinya pandai. Jadi secara
etimologis filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak.
b. Filsafat Islam
Hakikat filsafat Islam adalah akal dan al-Quran. Filsafat Islam tidak
mungkin tanpa akal dan Al-Quran.Akal yang memungkinkan aktifitas kefilsafatan
dan Al-Quran yang menjadi ciri ke-Islamannya.
c. Objek Kajian Filsafat Islam
Objek kajian Filsafat islam adalah objek kajian filsafat secara umum.
Yakni segala sesuatu yang ada dan mungkuin ada. Perbedaan terletak pada subjek
yang mempunyai komitmen Qur’anik. Dalam tema besar objek kajian-kajian
filsafat Islam adalah Tuhan, alam, manusia, dan kebudayaan.

E. AQIDAH ISLAM

A. Pengertian Aqidah
Aqidah berasal dari kata “Aqada” artinya ikatan dua utas tali dalam satu
buhul sehingga tersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan antara dua orang yang
mengadakan perjanjian. Aqidah menurut terminologi adalah sesuatu yang
mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi
kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

B. Fungsi dan Peranan Aqidah


1). Menuntun dan mengembangkan dasar Ketuhanan yang dimiliki manusia
sejak lahir.
2). Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa.
3). Memberikan pedoman hidup yang pasti.
C. Tingkatan Aqidah
a). Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang
yang diikutinya tanpa dipikirkan
b). Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti, dalil yang
jelas tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara objek
keyakinan dengan dalil yang diperolehnya
c). ‘Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-
dalilnasional, ilmiah, dan mendalam, sehingga mampu membuktikan
hubungan antara objek keyakinan dengan dalil serta mampu memberikan
argumentasi yang rasional terhadap sanggahan yang datang.
d). Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang mampu membuktikan
hubungan antara objek keyakinan dengan dalil serta mampu memberikan
argumantasi yang rasional.

D. Keesaan Allah
Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, maha melihat, maha
mendengar, maka dalam prilaku akan lahir sikap di hati dan waspada, ia tidak
akan merasa sendirian sebab ia yakin bahwa Allah bersamanya.

E. Malaikat dan Makhluk Gaib lainnya


Seorang muslim wajib mengimani adanya malaikat sebagi makhluk
Allah disamping manusia, jin dan iblis.

F. Al-Quran dan Kitab Suci lainnya


Al-Quran diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab terdahulu
seperti Zabur, Taurat dan Injil. Aturan-aturan dalam kitab Allah itu dikemukakan
dalam ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka.
G. Tugas Rasul dan Muhammad
Rasul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk menerangkan
segala sesuatu yang datangnya dari Allah. Nabi Muhammad Saw adalah nabi
terakhir sebagai penyempurna dari nabi-nabi sebelumnya.

H. Hukum Alam dan Hari Kiamat


Alam ciptaan Allah terikat oleh ruang, waktu serta hukum yang
ditetapkan-Nya. Pada suatu saat dunia akan berakhir yang disebut hari kiamat.
Pada hari itu alam akan mengalami kehancuran total, karena bagaimanapun
sesuatu yang dibuat akan mengalami kemusnahan.

I. Qadha dan Qadar


Takdir berasal dari kata qadara yang berarti mengukur, memberi kadar
atau ukuran. Allah menetapkan suatu mala petaka berdasarkan hukum-hukumnya
dan manusia dapat memilih untuk menghindarinya kemampuan ini pun
merupakan takdir yang dianugerahkan Allah kepada manusia.

J. Keterkaitan Iman kepada Allah dan Rasul dalam Syahadat


Kalimat Syahadat merupakan persaksia kepada Allah dan rasulnya,
merupakan rangkaian keyakinan yang tidak bisa dipisahkan. Firman Allah:

Katakanlah: ”Bahwasannya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu


diwahyukan kepadaku bahwasannya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.
(QS. Fushshilat, 41:6).
F. SYARIAH

A. Pengertian dan Ruang Linkup syariah


Syariah menurut istilah berarti jalan, sedangkan menurut istilah adalah
sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam.
Syariah Islam mengatur perbuatan seorang muslim, dudalanya terdapat
hukum-hukum yang terdiri atas:
1. Wajib, yaitu perbuatan yang apabila dilakukan mendapatkan pahala
apabila ditingalkan berdosa
2. Sunnat, yaitu perbuatan yang apbila dilakukan mendapat pahala, apabila
ditinggalkan tidak berdosa
3. Mubah, taitu perbuatan yang boleh dikerjakan atau ditinggalkan, karena
tidak diberi pahala dan tidak berdosa
4. Makruh, yaitu perbuatan yang apabila ditinggalkan mendapat pahala dan
apabila dilakukan tidak berdosa
5. Haram, yaitu perduatan yang aoabila dikerjakan berdosa dan apabila
ditinggalkan diberi pahala.

B. Fungsi Syariah
1. Menunjukkan dan mengarahkan pada pencapaian tujuan manusia sebagai
hamba Allah.
2. Menunjukkan dan mengarahkan manusia pada pencapaian tujuan sebagai
khalifah Allah.
3. Membawa manusia pada kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.

F. Syariah dan Fikih


Hukum syariah dari Al-Quran dikodifikasikan dalam bentuk aturan-
aturan yang lebih jelas, rinci dan perasional melalui ijtihad para ulama. Fikih
berisi peraturan-peraturan pelaksanaan yang memberi pegangan dan pedoman
dalam berperilaku, jadi fikih merupakan opersionalisi hukum syariat berdasarkan
Al-Quran dan As-Sunnah.

C. Ibadah
Ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai
pelaksanaan tugas hidup selaku mahluk. Ibadah Khusus adalah ibadah langsung
kepada Allah yang telah ditentukan macam, tata cara dan syariat rukunnya oleh
Allah.Ibadah umum atau ibadah ghair mahdhah adalah ibadah yang jenis dan
macamnya tidak ditentukan, baik dalam Al-Quran maupun sunnah Rasul.

D. Ibadah Khusus
1. Thaharah dan Hikmahnya
Bersuci dari hadas adalah menghilangkan hadas kecil dan hadas besar.
Bersuci adri najis adalah menghilangkan najis dari badan pakaian, dan tempat
dengan bahan atau alat penghilang najis.hadas kecil dihilangkan engan wudlu dan
hadas besar dihilangkan dengan mandi janabat.
Hikamah Thaharah
1. Membiasakan hidup bersih yang menjadi syarat hidup sehat
2. Wudlu yang didalamnya terkandung kewajiban membasuh anggota wudlu
mengisyaratkan kewajiban untuk mensucikan diri setiap saat dari dosa
3. Tayamum menggunakan tanah mengisyaratkan manusia untuk rendah hati,
tidak sombong dan takabur.

2. Shalat dan Hukmahnya


Shalat adalah ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yang dimulai dari
takbiratul ikhram dan diakhiri salam dengan syarat-syarat tertentu.

Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat. (HR. Bukhari)

Amal pertama ynag ditanya pada Hari Kiamat adalah shalat. (HR. Al-Iraq)
Shalat wajib terdiri dari shalat yang lima waktu, yaitu Shalat Zuhur,
Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh, Selain itu shalat Jum’atan yang dilaksanakan
pada waktu Zuhur setiap ahri Jum’at adalah wajib bagi laku-laki yang etlah
mencukupi syarat untuk Shalat.

Macam-macam Shalat Sunnat:


1). Shalat sunnat yang mengiringi waktu shalat fardlu, yaitu shalat rawatib
(Shalat sunnat yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardlu) baik
yang sunnat muakad maupun yang nukan muakkad.
2). Shalat sunnat malam hari, yaitu shalat tahajud, shalat istikharah, shalat
witir dan sebagainya.
3). Shalat sunnat yang dilakukan pada hari-hari tertentu, yaitu shalat Idul
Fitri dan Idul Adha.
4). Sahalat sunnat yang hanya dilakukan pada Bulan Ramadhan saja, yaitu
Shalat Tarawih.
5). Shalat sunnat yang dilakukan pada peristiwa-peristiwa teretntu saja,
seperti Shalat Gerhana (Bulan maupun Matahari) dan Shalat Istisqa
(meminta hujan).

Firman Allah:

Sesunguhnya Shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar dan
sesungguhnya mengingat Allah itu paling besar. (QS. Al-Ankabut, 29:45)

3. Puasa dan Hikmahnya


Puasa adalah menahan makan dan minum serta segala sesuatu yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa Wajib
adalah puasa selama sebulan penuh selama Bulan Ramadhan dan Puasa nadzar.
Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga kamu bertaqwa. (QS.
Al-baqarah, 21:183)

Tujuan puasa adalah mencapai derajat taqwa, yaitu keadaan dimana


seorang muslim tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Fungsi Puasa adalah mengendalikan hawa nafsu pada diri setiap
orang sehingga dapat terkendali dan terarah pada hal-hal yang positif. Hikmah
Puasa adalah mendidik orang menjadi disiplin terhadap waktu, melatih
mengaendalikan diri.

4. Zakat dan Hikmahnya


Zakat adalah memberikan harta apabila telah mencapai nisab dan haul
kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Nisab adalah
ukuran tetentu dari harta ynag dimiliki yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.

Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan harta mereka, dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagiMmaha Mengetahui. (QS. At-Taubah, 9:103)
Harta yang dikumpulkan dari para muzakki diberikan kepada orang-
orang yang berhak menerima zakat (mustahik). Mereka ini adalah:
1). Fakir 4). Mualaf 7). Fi Sabilillah
2). Miskin 5). Hamba sahaya 8). Ibnu sabil
3). Amilin 6). Gharim

Hikmah Ibadah zakat adalah mendidik manusia dari sifat kikir,


sombong dan angkuh, menghilangkan sifat iri hati, dengki dan suudzan, dapat
mengindari jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
5. Haji dan Hikmahnya
Haji adalah ibadah ritual, mengunjungi baitullah pada Bulan Zulhijjah
dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah Haji adalah bentuk ibadah yang memiliki
aspek-aspek keimanan, ritual dan fisik yang ditungjang oleh aspek ekonomi dan
politik. Haji mabrur merupakan amaliyah utama yang kadarnya disejajarkan
dengan iman dan jihad. Hikmah Ibadah haji adalah meningkatkan kualitas hidup
dan penghidupannya secara lebih bermakna untuk mrncari kemuliaan yang hakiki,
meningkatkan segala niat dan perilaku yang buruk dan menggantikannyadengan
niat dan perilaku yang bersih dan suci.

E. Muammalah
Muammalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial atau Hablu
minannas. Ruang lingkup muammalah tidak terbatas. Isyarat Al-Quran banyak
menyangkut muammalah dibandungkan dengan ibadah ritual. Hal ini
mengisyaratkan bahwa Al-quran merupakan pedoman hidup bagi manusia.

F. MUNAKAHAT

A. Pengertian, Hukum, dan Tujuan Pernikahan

1. Pengertian
Nikah menurut bahasa berarti menghimpun, sedangkan menurut
terminologis adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban
diantara keduanya. Pernikahan dalam arti luas adalah suatu ikatan lahir batin
antara laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga.
Pernikahan dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang dilangsungkan menurut
ketentuan-ketentuan syariat Islam.
2. Hukum Pernikahan
Nikah hukumnya wajib, apabila telah cukup sandang pangan dan
dihawatirkan terjerumus pada perzinahan. Nikah hukumnya sunnat adalah bagi
orang yang berkeinginan menikah serta cukup sandang pangan. Nikah ynag
makruh adalah bagi orang yang tidak mampu. Nikah yang hukumnya haram
adalahbagi orng yang berkehendak menyakiti orang yang dinikahinya.

3. Kedudukan dan tujua Pernikahan


Pernikahan di dalam ajaran Islam berada pada tempat yang tinggi dan
mulia. Kedudukan pernikahan yang tinggi tersebut dijelaskan oleh Rosulullah:

“Nikah itu sunnahku, barang siapa membeci pernikahan, maka ia bukanlah


tergolong umatku”

“Nikah itu adalah setengah iman”


Pernikahan menurut ajaran Islam bertujuan untuk menciptakan keluarga
ynag tentram, damai dan sejahtera lahir dan batin, sakinah yaitu keluarga ynag
tenang dan tentram, damai dan sejahtera dan mawadah warahmah yaitu terdapat
rasa kasih sayang.

B. Persiapan Nikah atau Khitbah


Perkawinan akan langgeng dan tentram apabila terdapat kesesuaian
pandangan hiduup antara suami dan istri. Dalam masa Pra-nikah sebaiknya
dihindarkan hubungan dengan orang yang berbeda agama. Dalam persiapan
pernikahan pihak laki-laki melamar kepada pihak perempuan yang disebut
khitbah, yaitu pihak laki-laki menyatakan keinginannya untuk menikahi seorang
perempuan.

C. Perempuan Yang Haram Dinikahi


Perempuan ynag haram dinikahi adalah muhrim atau mahram, yang
terdiri atas:
1. Diharamkan karena Keturunan, ibu, anak, saudar perempuan, bibi
2. Diharamkan karena susuan, ibu yang menyusui, saudara perempuan ynag
mempunyai hubungan susuan
3. Diharamkan karena suatu perkawinan, ibu istri, anak tiri, istri ayah
4. Diharamkan untuk sementara,
a). Pertalian nikah,
b). Talak ba’in kubra, yaitu perempuan ynag ditalak dengan talak tiga.
c). Mengimpun dua perempuan bersaudara
d). Menghimpun perempuan lebih dari empat
e). Berlainan agama

D. Pelaksanaan Pernikahan
Pernikahan dinyatakan syah apabila terkumpul rukun-rukunnya, rukun-
rukun nikah diantaranya:
1. Calon pasangan suami istri yang seagama
2. Wali, orang yang bertanggung jawab menikahkan pengantin perempuan
baik wali nasab maupun wali hakim
3. Saksi
4. Mahar, yaitu pemberian pihak laki-laki pada perempuan pada saat
pernikahan.
5. Ijab qabul. Ijab adalah ucapan penyerahan dari wali perempuan kepada
pihak laki-laki dan qabul adalah ucapan penerimaan dari pihak laki-laki
atas penyerahan perempuan dari walinya.

E. Pembinaan Keluarga
1. Membina kasih sayang, kasih sayang harus dipelihara, dapat berupaperhatian,
kepedulian dan kearifan yang diwujudkan dalam kata-kata dan perilaku,
maupun isyarat badaniah.
2. Merawat dan mendidik anak. Anak adalah titipan Allah ynag mesti dijaga.
Dalam merawat anak sejak didalam kandungan hingga ia dewasa, orang tua
selalu membina anaknya ke dalam jalan kebenaran. Andaikan orang tua
menjerumuskan anaknya, anak wajib mengingatkannya.

F. Thalak dan ‘Iddah


1. Pengertian dan Hukum talak
Talak adalah melepaskan ikatan nikah dari suami kepada istrinya dengan
lafaz tertentu. Talak hukumnya halal, kendatipun Allah mmbencinya, karena ini
merupakan jalan terakhir untuk mencapai kebaikan bersama.
2. Macam-Macam talak
a. Talak Sunni dan Talak Bidh’i
Talak sunni adalah talak yang dijatuhkan suami ketika istrinya sedang
suci. Talak Bidh’I talak yang dijatuhkan suami ketika istrinya sedang haid
b. Talak Sarih dan Talak Kinayah
Talak Sarih adalah talak ynag diucapkan suami denagn menggunakan kata
talak (cerai), firak (pisah) atau sarah (lepas). Sedangkan talak Kinayah
adalah ucapan yang tidak jelas namun mengarah pada talak.
c. Talak Raj’i dan talak Ba’in
Talak Raj’i adalah talak yang bisa dirujuk kembali oleh suaminya tanpa
memerlukan nikah kembali. Talak Bain adalah talak dimana suami tidak
boleh merujuk kembali bekas istrinya, kecuali denagn persyaratan tertentu.
Talak Bain Sugra adalah talak yang dijatuhi pada istri yang belum
dicampuri dan talak tembus, sedangkan talak bain kubra talak tiga, dimana
suami tidak boleh rujuk.
3. ‘Iddah
‘Iddah adalah masa menunggu bagi wanita yang di talak oleh suaminya
sampai ia dapat menikah kembali dengan laki-laki lain. Lamanya masa ‘Iddah
bagi seorang perempua adalah sebagai berikut:
a. Perempuan yang masih mengalami haid secara normal, ‘iddahnya tiga
kali suci
b. Perempuan yang tidak lagi mengalami haid, ‘iddahnya tiga bulan
c. Perempuan yang ditinggal suaminya, ‘iddahnya empat bulan sepuluh hari
d. Perempuan yang sedang hamil, ‘iddahnya sampai melahirkan

G. Hikmah Pernikahan
1. Memelihara Derajat Manusia
2. Menjaga garis keturunan
3. Mengembangkan kasih sayang

G. SISTEM KEWARISAN ISLAM

A. HUKUM WARIS
1. Pengertian dan Dasar Hukum Waris
Mewaris atau faraid adalah aturan yang berkaitan dengan pembagian
harta pusaka. Hukumnya adalah wajib.Keberlakuan Hukum Waris dalam Al-
Quran dan Sunnah rasul antara lain:

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan
ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah
ditetapkan. (QS. An-nisa, 4:7)

2. Berlakunya Hukum Waris


Apabila seorang muslim meninggal dunia dan meninggalkan harta benda,
maka setelah mayat dikuburkan, keluarganya wajib mengelola harta bendanya,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, membiayai perawatan jenazahnya. Kedua, membayar zakatnya. Ketiga,
membayar utang-utangnya. Keempat membayar wasiatnya. Kelima, menentukan
sisa harta peninggalan sipemiliksebagai harta pusaka yang dinamai tirkah atau
mauruts.
3. Sebab Pewarisan
Seseorang berhak pusaka mempusakai, karena:
a. Perkawinan, adanya ikatan suami istri
b. Kekerabatan, adanya hubungan nasab
c. Wala atau perwalian, adanya perjanjian tolong menolong.

4. Pembagian harta pusaka


a. Pusaka yang disebabkan perkawinan, yakni pusaka istri dan pusaka
suami
b. Pusaka yang disebabkan kekerabatan, yakni anak laki-laki dan
perempuan, serta cucu laki-laki dan perempuan
c. Leluhur mayit (Ushulul Mayyit), yakni pusaka ibu, pusaka ayah, pusaka
kakek
d. Kerabat menyamping (Al-hawasyi), yakni pusaka saudari sekandung,
pusaka saudari seayah,pusaka saudara saudari tunggal ibu, pusaka
saudara kandung.pusaka saudara seayah
e. Pusaka anak-anak saudara (kemenakan laki-laki), paman dan anak-anak
paman (saudara sepupu laki-laki).

B. HIBAH
Hibah adalah akad mengenai pemberian harta milik seseorang kepada
orang lain di waktu ia hidup tanpa adanya imbalan. Hibah merupakan pemberian
ynagtidak boleh ditolak. Disyaratkan ornag yang menghibahkan itu sebagai
pemilik barang, dan hendaknya orang yang telah dewasa.

C. WASIAT
Wasiat adalah pemberian seseorang kepada orang lain baik berupa
barang, piutang, atau manfaat untuk dimiliki oleh orang yang diberi wasiat,
sesudah orang yang berwasiat menungal dunia. Wasiat termasuk ke dalam
kategori sedekah, dan wasiat dinyatakan syah apabila yang berwasiat dewasa dan
terjadi ijab qabul. Wasiat dapat dinyatakan batal apabila terjadi salah satu
peristiwa sebagai berikut:
a. Orang yang mewasiatkan menderita penyakit gila,
b. Orang yang diberi wasiat meninggal sebelum orang yang memberi wasiat
c. Barang yangdiwasiatkan rusak sebelum diterima oleh orang yang dieri wasiat

D. WAKAF
Wakaf adalah menahan harta danmemberikan manfaatnya di jalan Allah.
Wakaf dinyatakan sah apabila terjadi ikrar wakaf berupa ucapan dari orang yang
mewakafkan (wakif) kepada orang yang menerima barang yang diwakafkan
(nadir). Barang ayng boleh diwakafkan adalah barang yang dapat diambil
manfaatnya, dan barang yang telah diwakafkan tidak boleh dijual, dihibahkan atau
diwariskan, sabda nadi dari Ibnu Umar:

Tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan. (HR. Ibnu Umar)

H. TINDA K PIDANA ATAU JINAYAT

A. Pengertian dan Dasar Hukum


Tindak pidana dlam ajaran Islam termasuk kategori jinayat, yaitu bentuk-
bentuk perbuatan jahat yang berkaitan dengan jiwa manusia atau anggota tubuh
(pembunuhan dan pelukaan). Tindak Pidana dibagi kedalam tiga aspek yakni:
1. Kejahatan yang dikenai hukuman Qishash (jaraimul qishsh)
2. Kejahatan yang dikenai hgad atau hudud (jaraimul hudud), misalnya zina,
menuduh zina, mabuk mencuri, memberontak, murtad, durhaka.
3. Tindakan kejahatan yang dapat dikenai takzir (jaraimul takzir)
Qishash adalah balasan yang sepadan, yaitu hukuman yang dijatuhkan
kepada pelaku seperti perbuatan yang telah diperlakukannya kepada korban.
Diyat adalah ganti rugi akibat dari suatuperbuatan pidana.
B. Macam-Macam Tindak Pidana
1. Tindak Pidana ynag dikenai Qishash, misalnya, pembunuhan yang
disengaja, pembunuhan yang tidak disengaja, pembunuhan seperti disengaja
2. Keadilan dalam melaksanakan Had, zina; tuduha zina; homoseksual,
lesbianisme dan bestialisme; pemabukan; pencurian.
C. Peradilan
Pesan islam dalam menegakkan keadilan seorang hakim antara lain sabda
Nabi:

Aku telah mendengar Rosulullah Saw. Bersabda: Janganlah sekali-sekali seorang


hakim mengadili urusan antara dua orang, sedang dia dalam keadaan marah.
HR. Jamaah
Ikrar adalah pengakuan terhadap apa yang didakwakan dan ini
merupakan dalil yang paling kuat untuk menetapkan dakwaan. Kesaksian adalah
pemberitahuan seseorang tentang sesuatu yang dia ketahui.
D. Pelaksanaan Hukuman atau Eksekusi
Apabila pengadilan telah menetapkan hukuman bagi para pelaku,
pelaksanaan hukuman dilakukan segera. Ketentuan hukuman itu dilaksanakan
secara terbuka, disaksikan ornag banyak setelah selesai Shalat Jum’at.
E. Hikmah Peradilan Dalam Islam
Hukuman mati (Qishash) bukanlah hukuman yang tanpa perikemanusiaan,
tetapi merupakan hukuman yang melindungi hak-hak asasi manusia. Perlindungan
terhadap anggota masyarakat yang berbuat baik harus dijaga dengan jaklan
menegakkan hukum yang berat bagi para pelaku kejahatan.

J. KERJASAMA UMAT BERAGAMA

A. Hubungan Intern Umat Islam


Rasul mengajarkan umatnya untuk saling memberikan perhatian dan
kepedulian terhadap sesama, sehingga terwujud ukhuwwah Islamiah.Ukhuwwah
atau persaudaraan lahir lahir karena adanya persamaan-persamaan. Ukhuwwah
Islamiah didasarkan kepada hal-hal yang paling mendasar di dalam hidup yaitu
Aqidah. Ukhuwwah Islamiah dapat membentuk kasih sayang antara manusia
hingga terbentuknya persaudaraan yang akhirnya akan terbentuk suatu masyarakat
“marhamah”. Seperti terdapat dalam Firman Allah:

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS. Al-Hujarat, 49:10)

Dalam menetapkan Ukhuwwah Islamiah berkaitan dengan perbedaan


pemahaman dan pengamalan ajaran Agama Islam, para
ulama menetapkan tiga konsep, yaitu:
1. Konsep Tanawwu Al Ibadah (keragaman cara beribadah) Konsep
ini mengakui adanya keragaman yang dipraktejam Nabi Muhammad Saw.
dalam bidang pengamalan agama.
2. Konsep Al Mukhtiu Fi Al Ijtihadi Lahu Arjun (Kesalahan dalam
berijtihad mendapat ganjaran)
Konsep ini berarti, bahwa selama seseorang mengikuti pendapat seorang
ulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi ganjaran, walaupun hasil
ijtihad yang diamalkan itu keliru.
3 Konsep La Hukma Lillahi Qabla Ijtihad Al Mujtahid (Allah belum
menetapkan suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang
mujtahid) Konsep ini
menetapkan bahwa persoalan-persoalan hukum yang belum ditetapkan secara
pasti, baik dalam Al-Quran maupun As-Sunnah Rasul, Allah belum
menetapkan hukumnya.

B. Hubungan Antar Umat Beragama


Dalam hubungan Umat Islam dengan Umat beragama lain, Al-Quran
mengajarkan prinsip-prinsip toleransi sebagai rujukan. Prinsip-prinsip tersebut
adalah:
1. Dilarang melakukan pemaksaan beragama baik secara halus apalagi kasar.
2. Manusia berhak memilih, memeluk agama, dan beribadat menurut
keyakinannya.
3. Tidak berguna memaksa seseorang gar menjadi seorang muslim.
4. Allah tidak melarang hidup bermasyarakat dengan orang yang tidak sepaham
atau tidak seagama, selama tidak memusuhi Islam. Firman Allah:

Tuhan tidak melarang kamu berbuat kebaikan dan bersikap jujur terhadap
orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak mengusir
kamu dari kampungmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang jujur.
(QS. Al-Mumtahanah, 60:8)

K. AKHLAK

A. Akhlak, Etika dan Moral


Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai atau tabiat.
Sedangakan menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik
buruk, mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
pekerjaannya. Selain itu Akhlak digunakan pula istilah etika dan moral. Etika
berasal dari kata yunani “ethes”, artinya adat kebiasaan, sedangkan moral berasal
dari kata “mores” yang berarti kebiasaan. Etika adalah ilmu yang menyelidiki bak
dan buruk denagn memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh
akal dan pikiran. Sedangkan moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan
ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan wajar.
B. Akhlak Islam
1. Akhlak Terhadap Allah
Berakhlak yang baik antara lain melalui:
a. Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan Allah serta meyakini apa-apa
yang difirmankan-Nya.
b. Taat, yaitu patuh pada segala perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-
Nya.
c. Ikhlas, melaksanakan perintah Allah denagn mencari keridhaan Allah.
d. Khusyuk, Melaksanakan perintah-Nya denagn sungguh-sungguh.
e. Husnudzan, yaitu berbaik sangka pada Allah.
f. Tawakal, Mempercayakan diri kepada Allah dalam berencana.
g. Syukur, Mengunkapkan rasa Syukur pada Allah atas nikmat-Nya.
h. Bertasbih, Mensucikan Allah dengan ucapan “Subhanallah”
i. Istighfar, Meminta ampun kepada Allah atas dosa yang telah diperbuat denga
mengucapkan “Astaghfirullah Al Adzim”.
j. Takbir, mengagungkan Allah degan mengucapkan “Allhu Akbar”
k. Do’a, Meminta dan memohon pada Allah dengan cara yang baik.

2. Akhlak Terhadap Manusia


a. Akhlak terhadap diri sendiri
1). Setia (Al-Amanah) 6). Keberanian (As-Syajaah)
2). Benar (As-Shidqatu) 7). Kakuatan (Al-Quwwah)
3). Adil (Al-‘Adlu) 8). Kesabaran (As-Shabru)
4). Jaga diri (Al-Ifafah) 9). Kasih Sayang (Ar-rahman)
5). Malu (Al-Haya) 10). Hemat (Al-Iqtishad)
b. Akhlak Terhadap Keluarga
1). Akhlak terhadap Orang Tua, prinsip akhlak mahmudah misalnya adalah
patuh, Ihsan (berbuat baik pada mereka), Lemah lembut dalam perkataan
dan tindakan, merendahkan diri dihadapannya, berterima kasih, berdo’a
dan meminta do’a kepada mereka.
2). Akhlak terhadap Suami-Istri, berkomunikasi dengan baik dan saling
menghargai serta menghormati.
3). Akhlak terhadap anak, memberi kasih sayang dan mendidik serta
merawat.

c. Akhlah TerhadapTetangga
Tetangga merupakan orang paling dekat secara sosial, dan kita harus
saling menjaga keharmonisan, dengan cara tolong menolong, saling menghormati,
menghargai dan saling membantu.

3. Akhlak terhadap Lingkungan


Berakhlak terhadap lingkungan adalah menyikapi dengan cara
memelihara kelangsungan hidup dan kelestariannya. Seorang muslim dituntut
untuk menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin), yaitu
memandang alam dan lingkungannya dengan rasa kasih sayang.

L. TAKWA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Takwa


Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan
larangannya. Ciri manusia yang telah mencapai takwa tercantum dalam Al-Quran
Surat Al-Baqarah ayat, 2:3-4:

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka
yang beriman kepada kitab (Al-Quran)yang telah diturunkan kepadamu dan
kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin adanya
(kehidupan) akhirat. (QS. Al-Baqarah, 2:3-4)

secara umum takwa merupakan akulturasi dari pelaksanaan aturan Allah


dalam hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan alam
lingkungannya.

B. Hubungan dengan Allah


Hubungan dengan Allh dilakukan seorang muslim dalam bentuk ketaatan
melaksanakan ibadah. Konsistensi dalam mendirikan shalat lima waktu menjadi
ciri utama seorang muslim. Taat kepada Allah dan taat kepada rasul merupakan
rangkaian yang tidak bisa dipisahkan, “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal,
apabila kalian bertegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan sesat”,
dua hal tersebuat adalah Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.

C. Hubungan dengan Sesama Manusia


1. Hubungan dengan Keluarga
a. Berbakti kepada Orang Tua
Hubungan anak dengan orang tua merupakan hubungan yang istimewa
yang terkait erat dengan sebab perkawinan dan pewarisan. Anak diwajibkan
berbuat baok kepada orang tua, Allah SWT berfirman:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan dan
kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu. (QS.
Lukman, 31:14)

b. Menyayangi Keluarga
Kasih sayang itu akan terbentuk apabila anggota dalam keluarga saling
menghargai dan menghormati. Islam mengajarkan umtnya untuk menjadikan
keluarga sebagai tempat yang penuh dengan kedamaian (sakinah) melalui
pemupukan perhatian dan kasih sayang, sehingga seluruh anggota keluarga, baik
suami isteri, maupun anak-anak tidak mencari perhatian dan kasih sayang di luar
rumah.

2. Hubungan dengan Masyarakat


a. Menegakkan Keadilan
b. Amar Makruf Nahyi Munkar, adalah keberpihakan seorang
muslim terhadap kebenaran, kendatipun kebenaran itu dapat merugikan
dirinya.
c. Menyebarrkan Rahmat dan Kasih sayang

D. Hubungan dengan Diri Sendiri


1. Memelihara Kehormatan Diri
2. Sabar, adalah sikap yang lahir dari penyerahan total terhadap Allah dan
berkaitan dengan keyakinan tentang kekuasaan Allah.
3. Syukur, adalah menggunakan nikmat dari Allah melalui perbuatan
4. Istiqamah, adalah tegak berdiri diatas prinsip kebenaran yang diyakininya.

E. Hubungan dengan Lingkungan Hidup


1. Mengelola dan Memelihara Alam,

Dia menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian pemakmurnya.


(QS. Hud 61)

2. Menjaga dan Melestarikan Alam,

.....dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,


dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (QS. Al-Qashshash,
28:77).
M. AKAL DAN WAHYU
A. Kedudukan Akal dan Wahyu
Akal dalam pengertian Islam adalah daya berpikir yang terdapat dalam
jiwa manusia; daya, yang memperolah pengetahuan dengan memperhatikan alam
sekitarnya. Wahyu berasal dari bahasa Arab Al-Wahy, artinya suara, api dan
kecepatan, bisikan , isyarat dan tulisan. Wahyu adalah penyampaian sabda Tuhan
kepada pilihan-Nya agar diteruskan kepada umat manusia sebagai
pegangan hidup.
Wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan tiga cara yaitu:
a). Dimasukkan kedalam hati dalam bentuk ilham,
b). Diamsukkan dari belakang tabir,
c). Melalui utusan melaui malaikat.

B. Klasifikasi Ilmu dalam Islam


Al-Ghazali mengklasifikasikan ilmu adlam empat sistem sebagai berikut:
1. Pemabgian Ilmu atas dasar teoritis dan praktris
Ilmu teoritis adalah ilmu yang diketahui sebagaimana adanya.Sedangkan ilmu
praktis adalah tindakan-tindakan manusia yang bertujuan mencari aktifitas
kondusif manusia untuk kesejahteraanya didunia dan di akhirat.
2. Pembagian atas dasar yang dihadirkan dan dicapai
Pengetahuan yang dihadirkan bersifat langsung, serta merata, supra rasional,
intuitif, dan kontemplatif. Inlu ini disebut pula ilmu ladunni (pengetahuan
dari yang tinggi) dan ilmu mukasyafah (pengetahuan menangkap misteri
ilahi).
3. Pembagian atas dasar religius dan intelektual
Ilmu religius adalah ilmu yang diperoleh nabi-nabi dan tidak hadir pada
mereka melalui akal. Sedangakan ilmu intelektual adalah ilmu yang diperoleh
melalui intelek manusia.
4. Pembagian atas dasar kewajiban individu (fardlu ‘ain), dan kewajiban umat
(fardlu kifayah).
Fardlu ‘ain adalah kewajiban yang mengikat setiap muslim. Sedangkan
fardlu kifayah adalah kewajiban yang mengikat komunitas muslim.

Ilmu religius terdiri atas:


1. Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul), yaitu:
a. Ilmu tentang keesaan Ilahi ( ilm al-tauhid)
b. Ilmu tentang kenabian, termasuk didalamnya ihwal para sahabat serta para
penerus spiritualnya
c. Ilmu tentang akhirat atau eskatologi
d. Ilmu tentang sumber pengetahuan religius, sumber primer, yaiyu Al-Quran
dan As-Sunnah (tradisi Nabi) serta sumber sekunder, yaitu ijma’
(konsensus) dan atsar al-sahabah (tradisi para sahabat).
Ilmu tentang sumber pengetahuan religius terbagi menjadi dua kategori:
1). Ilmu-ilmu pengantar atau ilmu-ilmu alat (muqaddimah) antara
lain ilmu tulis menulis dan ilmu kebahasaan
2). Ilmu pelengkap (mutammimat) yang terdiri atas:
a. Ilmu-ilmu Qur’an termasuk didalamnya ilmu tafsir
b. Ilmu-ilmu tentang tradisi nabi seperti ilmu penukilan
(periwayatan) hadits
c. Ilmu-ilmu tentang pokok yurisprudensi (ushul al fiqh)
d. Biografi yang berhubungan dengan kehidupan para nabi,
sahabat dan orang-orang terkenal

2. Ilmu tentang cabang-cabang (furu’) atau prinsip-prinsip turunan


a. Ilmu tentang kewajiban manusia kepada Tuhan, ilmu tentang
ibadah
b. Ilmu tentang kewajiban manusia pada masyarakat, terdiri atas:
1). Ilmu tentang transaksi, terutama transaksi bisnis, keuangan,
termasuk juga qishash atau pidana
2). Ilmu tentang kewajiban kontraktual, yaitu ilmu yang
berhubungan dengan hukum keluarga
c. Ilmu tentang kewajiban manusia kepada jiwanya sendiri, yaitu
ilmu yang membahas kualitas moral (akhlak)

Ilmu-ilmu intelektual
1. Matematika: aritmatika, geometri, astronomi dan astrologi, musik
2. Logika
3. Fisika: kedokteran, meteorologi, mineralogi, kimia
4. Ilmu-ilmu tenatng wujud diluar alam atau metafiska:
a. Ontologi
b. Pengetahuan tentang esensi, sifat dan aktivitas Ilahi
c. Pengetahuan tentang substansi sederhana, yaitu intelegensi-
intelegensi dan substansi-substansi malakut
d. Pengetahuan tentang dunia halus
e. Ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian
f. Ilmu tentang kekuatan-kekuatan bumi untuk menghailkan efek
tampak seperti supranatural (teurgi atau nairanjiyat).

Ilmu religius trebagi kedalam dua kategori, yaitu ilmu yang pencarianya
dinyatakan fardlu ‘ain dan fardlu kifayah. Yang termasuk fardlu ‘ain adalah ilmu-
ilmu tentang ibadah atau praktek kebaktian dan kewajiban manusia kepada
masyarakat. Ilmu-ilmu fardlu kifayah adalah ilmu-ilmu tentang sumber-sumber
pengetahuan relilgius, ilmu tentang yurisprudensi serta ilmu-ilmu intelektual.
BAB III
PENUTUP

A. KOMENTAR

Klasifikasi pembahasan materi dalam buku Pendidikan Agama Islam


untuk perguruan Tinggi ini sudah cukup lengkap, dan dapat dipahami oleh
pembaca. Dalam buku itu juga terdapat Garis-Garis Besar Program Pengajaran
(GBPP) yang dapat mempermudah proses pembelajaran.
Buku ini tergolong mudah diikuti untuk dipelajari, sehingga bagi mereka
yang kurang memiliki pengetahuan agama Islam ini sangatlah cocok untuk
dijadikan panduan dalam mempelajari Agama Islam. Selain itu dapat juga untuk
mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT,sehingga kita dapat
menginteropeksi diri kita dalam menjalani kehidupan.
Penulis sebagai mahasiswa mengharapkan adanya keterangan yang lebih
detail dari dosen pengajar atas pembahasan didalam buku Pendidikan Agama
Islam apabila didalam buku ini ada yang tidak lengkap.
Atas segala sesuatunya mohon maaf apabila kritik dan saran ini kurang
berkenan. Dan penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi tercapainya sesuatu yang lebih baik dalam pembuatan
makalah.

B. KESIMPULAN

1. Ajaran Agama Islam pada dasarnya adalah menuntun umat manusia untuk
dapat melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
2. Manusia menyadari kedudukannya sebagai mahluk yang merupakan bagian
dari alam semesta dan merasakan mutlaknya agama khususnya Islam bagi
kehidupan manusia sebagai penuntun menuju jalan yang diridhai Allh SWT.
3. Manusia menyadari kedudukannya sebagai makhluk yang merupakan bagian
dari alam semesta sebagai khalifah dimuka bumi yang mutlak membutuhkan
agama sebagai penuntun hidupnya.
4. Meyakini dan mengamini dengan sesungguh-sungguhnya bahwa Agama
Islam sebagai Agama Wahyu yang didalamnya terdapat petunjuk manusia
dalam menjalani hidupnya untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan
diakhirat nanti.
5. Nilai-nilai ajaran agama Islam yang terkandung di Al-Quran sebagai
pedoman dan kerangka umat Islam dan As-Sunnah sebagai otentiknya Al-
Quran (memberikan rincian dan penjelasan terhadap pernyataan Al-Quran
yang bersifat global) yang dijadikan petunjuk kehidupan yang harus ditaati.
6. Memahami kedudukan makna taqwa, akal dan wahu serrta mendalami Islam
dalam konteks disiplin ilmu.
7. Akidah, syari’ah, dan akhlak sebagai kerangka dasar ajaran Islam banyak
melahirkan Mahdzab dalam Islam yang merupakan pola pikir dan tingkah
laku umat Islam.

You might also like