You are on page 1of 4

MEWASPADAI KRISTENISASI DAN FITNAH TERHADAP UMAT ISLA

Beberapa minggu yang lalu media massa ramai memberitakan aksi 'penutupan' sebuah
'tempat ibadah' di bilangan Kampung Sukabirus, Dayeuh Kolot, Bandung oleh beberapa
ormas Islam yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Anti-Pemurtadan (AGAP) dan
Barisan Anti-Pemurtadan (BAP). Aksi serupa konon terjadi juga di Tangerang Banten.
Warga RW 11 Kelurahan Larangan Utara ramai-ramai mendatangi sebuah fasilitas
umum (fasum) yang difungsikan sebagai tempat ibadah umat Kristiani.

Dengan cepat kabar ini tersebar luas, bukan hanya menjadi bahan pemberitaan media
nasional, tetapi juga media internasional. Berita yang muncul ke permukaan: umat
Muslim merusak tempat ibadah umat Kristen dengan kekerasan.

Namun, pemberitaan tersebut ternyata bertolak belakang dengan kenyataan di


lapangan. Pihak AGAP menegaskan, tidak ada kekerasan maupun intimidasi sedikit pun
dalam aksi tersebut. Aksi juga telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.

Sebelum aksi, AGAP telah melakukan koordinasi dengan tokoh setempat, RT, RW, dan
unsur muspika lainnya. "Makanya saat penertiban pun muspika dan kepolisian ikut,"
kata Muhammad Mu'min, Koordinator AGAP.

Aksi berlangsung dengan damai dan saling terbuka melalui pertemuan antara warga,
AGAP, dan pengelola gereja. Semua berjalan melalui proses kesepakatan yang tidak
diwarnai dengan perdebatan panas. Setelah berdiskusi, pengelola gereja pun bersedia
untuk menandatangani surat perjanjian penutupan gereja itu. Bahkan, di akhir diskusi,
semua pihak saling berjabat tangan tanda tidak ada permasalahan lagi.

Aksi penutupan rumah ibadah umat Kristen dengan kekerasan juga dibantah oleh
Kapolri. Menurut Kapolri, sebagaimana juga diberitakan sejumlah media, yang ada
adalah penutupan rumah-rumah warga yang dijadikan sebagai rumah ibadah (baca:
gereja).

Dari fakta tersebut, tampak bahwa ada upaya untuk melemparkan tuduhan negatif
terhadap umat Islam. Kejadian ini bukan hanya terjadi pada masa sekarang saja. Umat
Islam diopinikan seolah-olah sebagai pihak yang mempunyai sifat barbar dan keras,
tidak adil, selalu main hakim sendiri, dan bertindak brutal. Tampak bahwa pihak-pihak
yang tidak suka pada Islam, khususnya dari kalangan Kristiani, berkeinginan untuk
mencitrakan Islam seburuk-buruknya dan 'membunuh' karakter mulia Islam sebagai
ideologi rahmatan lil 'âlamîn. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:

Orang-orang Yahudi dan Nasrani (Kristiani) tidak akan pernah ridha


kepadamu (Muhammad) hingga kamu mengikuti jalan hidup mereka. (QS al-
Baqarah [2]: 120).

Kristenisasi Terselubung
Sejak awal, umat Kristen sesungguhnya menolak Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri-Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri-bernomor 01/BER/MDN-MAG/1969 tetang Pelaksanaan Tugas Aparatur
Pemerintahan dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama
oleh Pemeluk-Pemeluknya. Alasan yang sering dipakai adalah bahwa SKB tersebut bertentangan dengan Hak
Asasi Manusia (HAM), meskipun alasan sebenarnya tentu karena SKB tersebut telah membatasi ruang gerak
kristenisasi. Karena itulah, demi tetap memuluskan agenda kristenisasi, mereka terus-menerus berusaha
mendirikan gereja-gereja liar tanpa izin atau mengalihfungsikan rumah-rumah warga menjadi gereja di
tengah-tengah lingkungan masyarakat Muslim.

Sebetulnya, pendirian gereja-gereja liar hanyalah salah satu modus kristenisasi. Beberapa modus lain telah
lama digunakan kalangan Kristiani untuk melakukan kristenisasi atas umat Islam, di antaranya:

1. Pendidikan.

Bagi para misionaris, pendidikan merupakan jalan terbaik untuk mempengaruhi masyarakat. John Moot,
misionaris Amerika, pernah mengatakan, "Kami harus mengajarkan ajaran agama kepada anak-anak.

Sebelum dewasa, anak-anak itu harus kami tarik ke agama Kristen."

Karena itu, mereka mendirikan lembaga pendidikan Kristen dari tingkat taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi, tentu saja dengan kualitas pendidikan dan fasilitas yang canggih.

2. Kesehatan dan Pengobatan.

Di beberapa rumah sakit Kristen, pasien Muslim biasa mendapat brosur tentang penghiburan dan
penyembuhan Yesus Kristus; mereka juga ada yang diajak berdoa bersama oleh rohaniwan rumah sakit
dengan tatacara peribadatan Kristen.

Tahun 2003 lalu diselenggarakan Bandung Festival 2003 di GOR Saparua, Bandung. Dalam poster dan
selebaran tertera bahwa di sana akan ada pengobatan gratis oleh Peter Youngren.

Dari susunan acara yang mencantumkan doa bersama, dari sosok Peter Youngren yang mejeng di poster, dan
dari penyelenggara acara itu, mudah ditebak bahwa itu adalah ajang pemurtadan di tengah kota.

3. Perkawinan/Pemerkosaan.

Beberapa waktu lalu, kita dihebohkan oleh berita tentang Khairiyah Anniswah alias Wawah, siswi MAN
Padang, yang diculik dan dijebak oleh aktivis Kristen. Ia diberi minuman perangsang lalu diperkosa. Setelah
tak berdaya, ia dibaptis. Linda, siswi SPK Aisyah Padang, diculik, disekap, dan diteror secara kejiwaan
supaya murtad ke Kristen dan menyembah Yesus Kristus. Di Bekasi, seorang pemuda Kristen pura-pura
masuk Islam lalu menikahi seorang gadis Muslimah shalihah. Setelah menikah, mereka melakukan hubungan
suami-istri. Adegan ranjang yang telah direncanakan itu difoto oleh kawan pemuda Kristen itu. Setelah
dicetak, foto itu ditunjukkan kepada sang Muslimah dibarengi pertanyaan, "Tetap Islam atau pindah ke
Kristen?" Jika tidak pindah agama, foto-foto telanjang Muslimah itu akan disebarluaskan. Karena tidak kuat
mental, akhirnya sang Muslimah terpaksa dibaptis demi menghindari aib.

4. Narkoba.
Beberapa tahun lalu, di Desa Langensari, Lembang, Bandung, Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT)
Doulos menyebarkan Kristen dengan cara merusak moral calon korbannya terlebih dulu. Di sana, para
pemuda berusia 15 tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obatan terlarang sampai kecanduan berat.
Setelah kecanduan, para pemuda itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk disembuhkan sambil
dicekoki injil.

5. Penerbitan Buku.

Buku yang diterbitkan ada yang berwajah Islam dan ada yang langsung menghujat Islam. Contoh yang
berwajah Islam adalah Ayat-ayat al-Quran karya Drs. A. Poernarna Winangun, sementara Islamic Invasion:
Confronting the World's Fastest Growing Religion oleh Robert Morey adalah contoh yang menghujat. Masih
banyak lagi buku-buku sejenis.

Ada dua target yang ingin dicapai dengan menerbitkan buku-buku berwajah Islam. Pertama, target ke dalam,
yaitu memantapkan ajaran Kristen, seolah-olah ajaran Kristenlah yang benar. Kedua, target ke luar, yakni
mengelabui umat Islam yang masih dangkal pemahaman agamanya, agar mau membaca lalu meyakini
doktrin Kristen.

6. Mistik.

Para misionaris kini kerap menggunakan jurus-jurus alam gaib untuk memurtadkan orang Islam. Majalah
Sabili (Edisi 12/Desember/2003) dan Gatra (Edisi 51, 31/Oktober/2003), misalnya, pernah menurunkan
laporan mengenai maraknya aksi pemurtadan lewat jin, sihir, dan hipnotis di Sumatra Barat. Banyak
Muslimah di sana yang dibuat kesurupan lantas diajak masuk Kristen.

Beberapa modus kristenisasi di atas disinyalir masih tetap dilakukan kalangan Kristiani terhadap umat
Islam

Perhatian Pemerintah

Selama ini kristenisasi telah sering meresahkan umat Islam. Sayangnya, keresahan dan protes umat Islam
selama ini tidak serta-merta ditanggapi secara serius oleh Pemerintah. Padahal, tidak jarang, kasus-kasus
kristenisasi terselubung itulah yang justru sering memicu konflik antar umat beragama (Muslim-Kristen).
Berbagai konflik tersebut sebenarnya tidak selayaknya terjadi jika unsur-unsur yang mempunyai tanggung
jawab, dalam hal ini Pemerintah, cepat tanggap. Pemerintah seharusnya mengayomi dan menjaga akidah
setiap individu masyarakat. Pemerintah juga harus menjaga kehidupan yang harmonis antar umat beragama.

Islam Memperlakukan Non-Muslim dengan Adil

Islam adalah agama yang adil, termasuk terhadap non-Muslim. Tidak sebagaimana Kristen yang sering
menggunakan cara-cara 'kasar' sebagaimana dalam kasus-kasus kristenisasi di atas, Islam tidak pernah
memaksa umat non-Muslim masuk Islam. Islam juga tidak membenarkan pengrusakan rumah-rumah ibadah
non-Muslim. Akan tetapi, Islam pun jelas tidak akan mentoleransi upaya-upaya non-Muslim untuk melakukan
pemurtadan terhadap kaum Muslim. Islam membiarkan non-Muslim untuk hidup berdampingan dengan kaum
Muslim selama mereka tidak memusuhi dan memerangi kaum Muslim.

Lebih dari itu, dalam Daulah Khilafah Islamiyah, Muslim maupun non-Muslim akan mendapatkan perlakuan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat. Orang-orang non-Muslim yang hidup dalam Daulah Khilafah
Islamiyah, atau disebut dengan kafir dzimmi, juga mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dengan kaum
Muslim. Harta dan darah mereka terjaga sebagaimana terjaganya darah dan harta kaum Muslim. Bahkan
Rasulullah saw. pernah bersabda dalam sebuah hadis hasan, sebagaimana dituturkan al-Khathib dari Ibnu
Mas'ud:
Siapa saja menyakiti kafir dzimmi, maka aku berperkara dengannya. Siapa saja yang berperkara denganku,
maka aku akan memperkarakannya pada Hari Kiamat. (As-Suyuthi, Al-Jâmi' ash-Shaghîr).

Kafir dzimmi tidak akan pernah dipaksa meninggalkan agama mereka, tetapi mereka diwajibkan sekadar
membayar jizyah saja. Mereka tidak dipungut biaya-biaya lain, kecuali jika hal itu merupakan syarat yang
disebut dalam perjanjian. (An-Nabhani, Asy-Syakshiyyah al-Islâmiyyah, II/237).

Urwah bin Zubair berkata, bahwa Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Yaman (yang
artinya): Siapa saja yang tetap memeluk agama Nasrani dan Yahudi, mereka tidak akan dipaksa untuk keluar
dari agamanya; mereka hanya wajib membayar jizyah. (HR Ibnu Ubaid).

Khatimah

Kita sepakat bahwa kita harus membangun Indonesia agar lebih baik dari sekarang. Kita pun tidak
menginginkan terjadinya perselisihan bahkan pertengkaran yang menjurus pada bentrokan fisik antar umat
beragama. Kita pun berkeinginan hidup rukun. Persoalannya, pertengkaran dan konflik antar pemeluk agama
(khususnya antara Muslim dan Kristen), yang bahkan menjurus pada bentrok fisik selama ini, sebetulnya
bukan disebabkan oleh umat Islam yang selama ini dikenal toleran; tetapi justru lebih banyak dipicu oleh
orang-orang Kristen. Bukankah munculnya berbagai konflik sejak 1997 yang melibatkan pemeluk Islam dan
Kristen di Kalbar, Timtim, NTT, Ambon, Irian, Poso, dan Maluku, sebenarnya tidak lain adalah buah dari
aktivitas kristenisasi yang tak kunjung padam dan dipadamkan?

Karena itu, untuk menghindari konflik antar pemeluk agama dan agar tercipta kerukunan antar umat
beragama, tidak ada jalan lain kecuali dengan menerapkan syariat Islam dalam wadah Daulah Khilafah
Islamiyah. Sejarah telah membuktikan, bahwa selama berabad-abad, hanya dalam sistem Islamlah, yakni
dalam Daulah Khilafah Islamiyah, kerukunan antar umat beragama bisa terwujud dan konflik antar pemeluk
agama bisa dihindarkan. Wallâhu a'lam bi ash-shawâb. [HT]

Buletin al-Islam Edisi 272

You might also like