Professional Documents
Culture Documents
1
Staff Divisi PUSGERAK Greenforce BEM UNJ 2010
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 1
IDEOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA: KONSERVATISME SOSIAL REVISIONIS DAN
LIBERALISME KOMPROMISTIS
O’Neill memetakan ideologi pendidikan ke dalam dua paradigma utama
pendekatan konservatif dan liberal. Paradigma konservatif, melihat adanya
ketidaksejajaran dalam masyarakat, namun hal itu dianggap wajar dan merupakan
hukum alamiah, tak bisa dihindari karena sudah digariskan oleh Tuhan. Oleh
karena itu, bagi kaum konservatif, keadaan sosial bukanlah sesuatu yang harus
diperjuangkan. O'neil dalam buku ini, memerikan ideologi konservatif dalam tiga
tradisi utama; fundamentalisme pendidikan, intelektualisme pendidikan, dan
konservatisme pendidikan. (O’Neill, 2001).
Sama seperti paradigma konservatif, paradigma liberal pun meyakini bahwa
ada masalah dalam masyarakat. Akan tetapi, bagi kaum liberal, pendidikan tak ada
kaitannya dengan persoalan politik dan ekonomi. Sungguh pun demikian, adanya
usaha untuk menyesuaikan tetaplah dilakukan. Hal itu dicirikhaskan dalam tiga
tradisi pokok paradigma liberal. (O’Neill, 2001).
Berdasarkan interpretasi Elite Pendidikan Indonesia terhadap komponen
landasan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional, dan manajemen
pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berdasarkan perspektif ideologi
pendidikan O’Neill dengan menggunakan pendekatan Nelson, ideologi pendidikan
Indonesia bisa disebut sebagai ideologi pendidikan konservatisme sosial revisionis
dan sekaligus bisa disebut pula ideologi liberalisme kompromistik (Soeharto,
2009)2.
Disebut demikian karena ideologi pendidikan Indonesia dapat memasuki di
kedua rumpun ideologi pendidikan sebagaimana yang diklasifikasi oleh O’Neill,
dengan revisi dan kompromi. Disebut Ideologi Pendidikan Indonesia termasuk
konservatisme sosial revisionis, berangkat dari interpretasi elit pendidikan
Indonesia terhadap komponen landasan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan
nasional, dan manajemen pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
berdasarkan perspektif ideologi pendidikan O’Neill, mengandung ciri-ciri ideologi
2
Karti suharto. Perdebatan ideologi pendidikan. Cakrawala Pendidikan, Juni 2010, Th. XXIX, No. 2
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 2
pendidikan konservatif sosial, dengan melakukan revisi berupa penambahan ciri-
ciri ideologi pendidikan liberal.
Disebut Ideologi Pendidikan Indonesia termasuk liberal kompromistis,
berangkat dari interpretasi Elite Pendidikan Indonesia terhadap komponen
landasan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional, dan manajemen
pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berdasarkan perspektif ideologi
pendidikan O’Neill, mengandung ciri-ciri ideologi pendidikan liberal, dengan
melakukan kompromi berupa penambahan ciri-ciri ideologi pendidikan konservatif,
atau pengurangan “kadar” model liberalisme.
Berikut ini Aspek-Aspek dalam Komponen Pendidikan menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
Komponen Landasan Komponen Kurikulum Komponen Manajemen
Dasar-Dasar Pendidikan Penetapan Standar Nasional Pengembangan tenaga
Nasional dan UUD 1945 Pendidikan oleh Pemerintah pendidik diatur
dengan undang-undang
Fungsi dan Tujuan Pengembangan Kurikulum Penyediaan sarana dan
Pendidikan Mangacu prasarana
Nasional SNP oleh satuan pendidikan
Prinsip-Prinsip Pendidikan Diversitas Kurikulum Sesuai Pendanaan pendidikan
Nasional: Pembudayaan Jenjang menjadi tanggungjawab
dan Keteladanan Pendidikan bersama antara
pemerintah,pemerintah
daerah, dan masyarakat
Prinsip-Prinsip Pendidikan Penyusunan Kurikulum Evaluasi pendidikan
Nasional: Demokratis dan dalam Kerangka Negara dilakukan melalui
Pemberdayaan Partisipasi Kesatuan Republik akreditasi dan sertifikasi
Masyarakat Indonesia
Hak dan Kewajiban: Muatan Wajib Kurikulum Badan hukum pendirian
Warga Negara Pendidikan Dasar dan satuan Pendidikan
Menengah
Hak dan Kewajiban: a. Muatan Wajib Pengawasan dan
Negara Kurikulum penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dilakukan dengan prinsip
b. Penetapan Kerangka transparansi
Dasar dan Struktur dan akuntabilitas diatur
Kurikulum oleh pemerintah
Pendidikan Dasar dan Sanksi atau ketentuan
Menengah oleh pidana atas
Pemerintah pelanggaran diatur
c. Diversitas pemerintah
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 3
Pengembangan
Kurikulum
Pendidikan Dasar dan
Menengah di bawah
Koordinasi dan
Supervisi Negara
d. Pengembangan
Pendidikan Tinggi
Mengacu Standar
Nasional Pendidikan
e. Pengembangan
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Pendidikan Tinggi
Mengacu Standar
Nasional Pendidikan
f. Evaluasi Hasil Belajar
Dilakukan oleh
pendidik
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 4
Sisdiknas3. Hingga saat ini, masih belum ada kejelasan mana yang akan
diimplementasikan sebagai payung hukum pendidikan di perguruan tinggi.
Kedua, walaupun pada November 2009 MK telah memutuskan untuk
menghapus sistem Ujian Nasional, mekanisme evaluasi pendidikan yang diterapkan
saat ini masih belum mengalami perubaan, yakni melalui Ujian Nasional (UN), yang
nampaknya sudah rutin setiap tahun menjadi kontroversi. Padahal dalam pasal 57-
59 UU sisdiknas, hanya mengatur tentang evaluasi pendidikan yang
implementasinya tidak harus melalui Ujian nasional, walaupun pemerintah
mencantumkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 yang mengamanatkan Ujian
Nasional dari tingkat SD hingga SMTA.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan nasional dapat ditentukan oleh
sistem evaluasi yang dipakai. Jika sistem evaluasi semacam UN yang digunakan,
tidak dapat berdampak besar pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hasil penelitian Benjamin Bloom, hal ini karena tingkah laku belajar
peserta didik akan dipengaruhi oleh perkiraan mereka tentang hal apa yang akan
diujikan. Dampak buruk dari hal tersebut ialah peserta didik akan mengabaikan
berbagai kegiatan belajar yang tidak akan diujikan, seperti meneliti, belajar
menulis makalah, belajar mengapresiasikan karya sastra, belajar berdemokrasi dan
berbagai proses belajar lain yang bermakna transformasi budaya4.
Jika melihat tingkat kelulusan UN 2010 di tingkat SMA yang mengalami
penurunan daripada UN 2009, jika pada tahun 2009 mencapai 95,05% maka pada
tahun 2010 hanya mencapai 89,61%. Hal ini memberikan dampak yang
mengejutkan bagi siswa-siswi yang tidak lulus dalam UN. Tujuan utama dari UN
adalah mengadakan evaluasi sejauh mana siswa mendalami materi yang diberikan
selama rentang waktu masa pendidikan, akantetapi alih-alih memberikan evaluasi
UN malah menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa.
Hasil UN memang bisa menjadi malapetaka tersendiri bagi siswa yang tidak
lulus, tercatat ada banyak kasus percobaan bunuh diri karena malu dan putus asa.
Diantaranya Sri wahyuni, siswi SMK III kabupaten muarojambi,nekat menenggak
racun serangga setelah mengetahui dirinya tidak lulus UN. Sri ditemukan meregang
3
Pengganti UU BHP segera diserahkan. Koran Tempo, 29 April 2010 h.7
4
Fadli Ar-ridjal. Pendidikan Indonesia Nasibnya Kini. Makalah Departemen Pendidikan BEM UNJ dalam kajian BEM
SI
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 5
nyawa di kamarnya, ia sempat dilarikan ke rumah sakit namun sayangnya
nyawanya tidak bisa diselamatkan.
5
http://www.harianglobal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=29172:biaya-un-2010-rp542-
m&catid=29:nasional&Itemid=54 diakses : 18 september 2010
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 6
program R/SBI justru mendorong kecemburuan sosial yang lebih tinggi dan
memperparah prasangka antar-kelas sosial6.
Selain masalah-masalah krusial yang ditimbulkan oleh ketidaksesuaian
implementasi undang-undang sisdiknas ada kebijakan lain yang diterapkan seperti
BLU atau BHMN yang diterapkan di Perguruan Tinggi Negeri memberikan luka yang
cukup mendalam pada pendidikan. Sistem pengelolaan tata keuangan yang malah
menyulap institusi pendidikan menjadi “perusahaan” yang mengedepankan
keuntungan secara materil.
Secara definisi menurut undang-undang No. 1 Tahun 2004, Pengelolaan
Keuangan-Badan Layanan Umum atau yang biasa disebut PK-BLU merupakan
Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLU memiliki sejumlah kriteria, diantaranya dikelola secara otonom dengan
prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi. Untuk menjadi BLU diperlukan
beberapa syarat, diantaranya adalah syarat administratrif, yang mengharuskan
untuk membuat Rencana strategis Bisnis. Peluang ini disediakan untuk satuan kerja
Pemerintah yang melaksanakan tugas operasional Pelayanan Publik. jika dilihat
dari konsep dasarnya, sistem ini lebih cocok diterapkan di institusi pemeritah
seperi Rumah sakit, atau Jasa angkutan Umum. Sejauh ini, ada 42 Perguruan Tinggi
Negeri di Indonesia yang telah bertransformasi menjadi BLU.
Contohnya saja di Universitas Negeri Jakarta yang statusnya kini menjadi
BLU, telah mendapatkan bantuan dana pinjaman dari IDB sebesar 24,9 juta dolar
AS untuk membantu pengembangan kurikulum dan renstra bisnis nya. Dengan
adanya dana hutang kurikulum dirubah agar lulusannya dapat memenuhi standar
pasar kapitalistik, bukan memiliki kompetensi yang akan membangun bangsa
Negara. Lagi-lagi peraturan yang berlawanan dengan Undang-undang dasar 45
kembali dilegalkan.
6
Susi Fitri. Sekolah Bertaraf Internasional,Bertarif Internasional, atau Berharap Internasional?. Disampaikan pada
acara diskusi yang diselenggarakan oleh FIDE, Minggu, 18 Juli 2010 di Aula Perpustakaan UNJ.
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 7
Kebijakan Anggaran Pendidikan : Parodi Tikus Makan Sabun
Perdebatan mengenai kebijakan anggaran, telah ada sejak lama, hingga
akhirnya pada masa pemerintahan Abdurrahman wahid membuat sebuah gebrakan
dengan menaikan anggaran APBN untuk pendidikan hingga 22,5 %, walaupun
sempat mengalami penurunan pada tahun-tahun setelahnya, hingga pada saat
amandemen UUD 1945 pada pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa :
“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional”
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 8
Sumber pemasukan untuk pembiayaan pendidikan, berasl dari APBN,APBD
dan dana dari Kemendiknas, yang pada 2010 saja mencapai 221,40 triliun.
Asumsinya dengan kucuran dana yang mencapai 20% dari APBN saja seharusnya
sudah mampu menopang perbaikan mutu pendidikan di indonesia, baik itu dari
perbaikan mutu secara kurikulum,pemerataan, sampai ke sarana dan pra-sarana.
9
http://www1.kompas.com/read/xml/2010/08/03/18062452/anak.putus.sekolah.semakin.bertambah diakses : 18
September 2010
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 9
1. Model dekonsentrasi yang pengelolaannya dipercayakan kepada
pemerintah daerah
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 10
Tahun Kasus Kerugian Negara (Rp Miliar)
2005 6 1.8
2006 7 6.4
2007 15 21.5
2008 69 142.9
2009 45 67.7
Jumlah 142 240.3
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 11
Khusus. Menurut ICW, pelimpahan dana langsung ke daerah rawan akan korupsi,
terutama antara dinas pendidikan dengan sekolah10. Modus dugaan korupsi di pihak
sekolah antara lain berupa penggelapan dan anggaran dana.
10
Menjalankan dan Memusyawarahkan Dana BOS. Media Indonesia, 25 Agustus 2010
11
http://www.batampos.co.id/berita-utama/nasional/14026-smp-paling-banyak-
penyelewengan.html
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 12
berpartisipasi untuk pengawasan di tingkat satuan terkecil, yakni tingkat satuan
pendidikan (sekolah).
Penutup
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 13
Pendidikan adalah hak bagi semua warga Indonesia tidak memandang
apakah dia miskin, kaya, atau dari suku manapun. Pendidikan yag ideal dan merata
adalah impian bagi seluruh rakyat indonesia, namun pada faktanya masih banyak
kebijakan yang belum mendukung ataupun penyelewengan kebijakan yang akhirnya
merugikan banyak pihak. Dari pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
Memang perlu partisipasi dan kesadaran dari banyak pihak untuk mewujudkan
pendidikan yang ideal bagi rakyat indonesia, ditengah arus globalisasi yang
menimbulkan pergeseran paradigma mengenai pendidikan. Semoga para pemegang
kebijakan segera tersadar dari mentalitas korupsinya, agar pendidikan indonesia
terus maju, dan menciptakan tunas-tunas bangsa yang berkompeten.
Sumber :
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 14
- http://intl.feedfury.com/content/16330924-sistem-pendidikan-nasional.html
diakses 17 september 2010
- Perdebatan ideologi pendidikan. Cakrawala Pendidikan, Juni 2010, Th. XXIX, No.
2
- Depdiknas. 2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya. Bandung: Citra Umbara
- O’Neill, William. 2001. ideologi-Ideologi Pendidikan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
- Darmaningtyas. 2005. Pendidikan Rusak-Rusakan.Yogyakarta : PT. LKIS Printing
Cemerlang
- Yamin, Moh. 2009. Menggugat Pendidikan Indonesia. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
- Darmaningtyas. Mendesak Revisi UU Sisdiknas. Kompas, 16 Agustus 2010 h.6
- Fadli Ar-ridjal. Pendidikan Indonesia Nasibnya Kini. Makalah Departemen
Pendidikan BEM UNJ dalam kajian BEM SI.
- Dana RSBI akan dievaluasi. Kompas, 30 April 2010 h.1
- “Dana RSBI dan SBI Rawan Korupsi”. http://www.antikorupsi.org/antikorupsi/?
q=content/17438/dana-rsbi-dan-sbi-rawan-korupsi. Diakses 18 September 2010
Makalah Kajian Pendidikan Oleh Pusat Studi Kajian dan Gerakan GreenForce BEM
UNJ 2010 Page 15