Professional Documents
Culture Documents
BAHAN bakar air untuk menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan
bermotor temuan Djoko Sutrisno (51), makin diminati. Bahkan, masyarakat yang ingin
belajar tak hanya dari Yogyakarta dan sekitarnya tetapi seluruh Indonesia. Setiap harinya
tak terhitung berapa banyak yang tertarik ingin mencoba teknologi sederhana ini.
Keprihatinannya akan nasib rakyat kecil yang terkena dampak kenaikan BBM,
membuat warga Jl HOS Cokroaminoto 76 Yogyakarta ini tidak segan-segan untuk
berbagi ilmu. Bahkan, ia tidak mematok tarif khusus bagi yang ingin menerapkan bahan
bakar air temuannya itu.
Saya ingin membantu masyarakat yang saat ini dibuat pusing oleh kenaikan BBM.
Dengan teknologi ini mereka bisa menghemat BBM, ucapnya kepada KR, Selasa (27/5)
di sela kesibukannya melayani masyarakat yang ingin tahu bagaimana cara memasang
alat tersebut.
Bahan bakar air ini bisa dipasang di mobil maupun sepeda motor tanpa harus mengganti
komponennya. Alatnya sangat sederhana, hanya berupa tabung plastik, stainless steel
yang berfungsi sebagai elektrolizer serta zat kimia Kalium Hidroksida sebagai katalisator.
Di dalam elektrolizer ini air akan diubah menjadi Hidrogen. Unsur Hidrogen ini yang
nantinya akan diambil sebagai sumber tenaga untuk menjalankan mesin.
Dari hasil eksperimennya itu kini banyak yang melirik apalagi saat harga BBM
melambung tinggi. Banyak ˜murid-muridnya yang sudah mempraktikkan temuannya itu.
Ia terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar tanpa ditarik biaya alias gratis. Hanya
mengganti bahan baku alat ini yang cukup murah untuk motor Rp 50.000 sedang mobil
Rp 100.000. Monggo ilmu ini disebarkan biar semua orang tahu. Selain motor dan mobil
kemarin dari pihak PT KAI juga tertarik ingin memasang alat ini untuk menghemat BBM
kereta api, imbuh Djoko yang mulai memasang alat ini sejak tahun 2000.
Untuk perawatannya, menurut Djoko, tidak sulit seperti merawat mesin kendaraan
pada umumnya. Bahkan, setelah digunakan dalam waktu cukup lama kualitas mesinnya
masih bagus dan lebih bersih.
Sampai saat ini, system ini hanya divalidasi dalam laboratorium dengan skala kecil.
Sebuah prototipe mesin yang dibuat secara manual telah berhasil diuji musim gugur ini.
"Ini adalah prototype pertama yang sudah kami evaluasi," kata Rich Diver, salah seorang
peneliti di Sandia yang juga penemu perangkat ini.
"Dalam jangka pendek kami melihat ini sebagai sebuah alternatif untuk
diprioritaskan," kata James Miller, seorang insinyur kimia di Sandia laboratorium. Miller
mengatakan, energi matahari yang berlimpah dapat digunakan untuk mencapai proses
"reverse combustion" (proses balik pembakaran) yang pada dasarnya mengubah karbon
dioksida kembali menjadi bahan bakar.
Mesin yang terdiri dari silinder logam yang disebut Counter-Rotating-Ring Receiver
Reactor Recuperator (CR5) ini bergantung pada panas konsentrasi sinar matahari untuk
memicu reaksi termo-kimia dalam material komposit yang kaya kandungan besi. Bahan
ini dirancang untuk membebaskan molekul oksigen pada suhu yang sangat tinggi, dan
kemudian mengambil molekul oksigen setelah suhu mereda.
Miller mengatakan proses yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan hydrogen.
Perbedaannya, bahwa air, bukan karbon dioksida, yang dipompa ke dalam ruangan
mesin. Gas hidrogen dan karbon monoksida diambil secara terpisah, lalu kemudian
dicampur untuk membuat syngas yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar
konvensional.
Pada awalnya mesin ini (CR5) dirancang dengan dasar fikiran guna menghasilkan
hydrogen dengan proses yang ekonomis. Ide ini digunakan untuk menghindari ketidak-
efisiensien-an dari proses elektrolisis. Diharapkan dapat dibuat mesin yang bisa
memanfaatkan panas dari sinar matahari untuk menjalankan proses yang dapat
menghasilkan hidrogen dan oksigen secara langsung, tanpa perlu lagi menggunakan
energi arus listrik sebagai perantara seperti halnya pada proses elektrolisa. Pendekatan ini
juga yang sedang dipelajari oleh para peneliti di Jepang, Perancis, dan Jerman. Tapi para
peneliti di Sandia National Laboratories segera menyadari bahwa proses yang sama dapat
digunakan untuk mengubah CO2 menjadi karbon oksigen.
kali ne akan jelasin cara buat biogas dari sekam (kulit padi) yang sudah tidak
terpakai,, bahan bakar altenatif yang mudah didapat dan mudah di buatnya silahkan di
simak gan .....
Dengan 6 kg sekam, kompor menyala hingga 3 jam tanpa henti,,nyala api warna.
Nyala api biru murni membuat irit bahan bakar.
Nyala api lebih besar sehingga energi panas yang dihasilkan lebih besar.
Nyala api merata,sehingga untuk memasak dapat hasil yang lebih baik.
Tidak menimbulkan jelaga, tidak mencemari lingkungan.
Harga bahan baku lebih murah di bandingkan dengan minyak tanah.
semakin banyak bahan bakar semakin lama pula nyala api