You are on page 1of 23

LALU LINTAS DAN

PERMASALAHANNYA LALU LINTAS


DAN PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS DANMATERI
PERMASALAHANNYA
Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY
LALU LINTAS DAN
di MSTT Pasca Sarjana UGM
Yogyakarta
PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS DAN
PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS DAN
PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS
LALU DAN ANNYA
LINTAS DAN
LALU LINTAS DAN
PERMASALAHANNY
PERMASALAHANNYA A
LALU LINTAS DAN
PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS DANDrs. MUHAMAD IKHSAN, MH
PERMASALAHANNYA Yogyakarta, 10 Juli 2009

LALU LINTAS DAN


PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS DAN
PERMASALAHANNYA
LALU LINTAS DAN PERMASALAHANNYA
( Oleh: Drs MUHAMAD IKHSAN, MH )

1. PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


2005-2025 menggariskan delapan sasaran pokok sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang
maju, mandiri, dan adil. Salah satu sasaran pokok tersebut adalah terwujudnya Indonesia

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional yang
ditandai antara lain oleh terbangunnya jaringan sarana dan prasarana transportasi sebagai
perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia. Sementara itu salah satu dari delapan arah
pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 adalah terwujudnya bangsa Indonesia yang
berdaya saing tinggi yang antara lain hanya dapat direalisasikan melalui pembangunan
transportasi yang mampu mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.
Transportasi yang seperti itu hanya dapat diwujudkan melalui pembangunan jaringan
infrastruktur dan pelayanan multimoda dan antar moda dengan pendekatan pengembangan
wilayah sehingga tercapai pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Polri sebagai salah satu aparatur negara yang diberikan kewenangan dan tanggung jawab
dalam bidang transportasi menindak lanjutinya melalui perumusan Grand Strategi Polri ( 2005
– 2025 ) dalam tiga tahapan yang mencerminkan upaya Polri secara gradual untuk menncapai
hasil akhir berupa out put dari pekerjaan Polri secara utuh. Tahap I Trust Building ( 2005 –
2010 ) keberhasilan Polri dalam menjalankan tugasnya memerlukan dukungan dan kerjasama
masyarakat dengan landasan kepercayaan (trust), Tahap II Partnership Building (2011 – 2015)
merupakan kelanjutan dari tahap pertama, dimana perlu dibangun kerjasama yang berat dengan
berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan Polri, Tahap III Srive For Exellence ( 2016 –
2025 ) membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat, pada
tahap ini kebutuhan masyarakat akan lebih mengharapkan pelayanan multi dimensional yang
efektif dan efisien
Sebagai rumusan program kerja Polri ke depan harus mengacu pada Grand Strategi
sedangkan proses menuju pencapaian out put pekerjaan polri telah disusun dalam 3 program
akselerasi yaitu, Keberhasilan Program (Sustainability Program), Peningkatan kualitas kinerja
(Performance Quality Improvements), Komitmen terhadap organisasi (Orhanizational
Commitment) merupakan wujud penjabaran dari Grand Strategi Polri.
Penjabaran Program Akselerasi fungsi lalu lintas Dit Lantas Polda D.I. Yogyakarta dan
jajarannya merupakan tindak lanjut Program Akselerasi Transformasi Polri (Quick Wins)
sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan tugas yang merupakan fungsi pelayanan Polri
21

dalam upaya memberikan pelayanan lalu lintas diharapkan mampu memberikan pelayanan
prima dengan standar nasional, sehingga diharapkan menuju Polri yang mandiri, professional
dan dipercaya masyarakat.
Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan tugas
kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, Pengawalan dan Patroli, Pendidikan Masyarakat
dan Rekayasa lalu lintas, Registrasi dan identifikasi pengemudi / kendaraan bermotor,
penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna
memelihara keamanan , ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat di
bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena
dalam masyarakat yang modern lalu lintas merupakan factor utama pendukung
produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas banyak masalah atau gangguan yang dapat
menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas,
kemacetan maupun tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi
lalu lintas juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan POLRI di masa depan
Kemajuan sektor transportasi, dengan segala sarana dan prasarana teknologi pendukung
yang ada, merupakan sarana sangat vital dalam kehidupan modern yang semakin mengglobal
ini, untuk memudahkan kita akses ke berbagai sumberdaya yang ada. Namun, pilihan-pilihan
atas moda transportasi ini haruslah memberikan jaminan bagi keselamatan hidup manusia,
menempatkan keselamatan di atas segalanya. Pembangunan berdimensi manusia (human
development), disertai dengan teknologi transportasi berwajah manusiawi, haruslah menjadi
kepedulian kita bersama.
Istilah teknis manajemen lalu lintas umumnya digunakan untuk menjelaskan suatu

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
proses penyesuaian dan mengadaptasikan pemanfaatan dari sistem jalan yang ada agar dapat
memenuhi objektif yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tanpa harus melibatkan
suatu investasi baru. Jadi dengan kata lain dapat diartikan sebagai suatu tindakan jangka pendek
dengan memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin demi tercapainya kamseltibcar
lantas.
Dalam prakteknya tindakan manajemen tersebut diatas tidak mudah dilakukan khususnya
di kota-kota besar di Indonesia termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta, karena masih
terdapat berbagai faktor yang lebih mendasar seperti aspek koordinasi, persepsi, interpretasi,
integrasi, dll. antar instansi terkait yang masih harus di perbaiki dan ditingkatkan dengan full
commitment. Disamping itu, jaringan jalan yang ada juga masih perlu ditingkatkan, dan
banyak dari jalan-jalan yang ada pembangunannya sub-standar (tidak memenuhi standar yang
seharusnya).
Setiap disiplin ilmu memiliki suatu standarisasi yang mencakup fokus dan lokus. Focus
mempersoalkan tentang “what of the field” atau metode dasar yang digunakan atau cara-cara
ilmiah apa yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu persoalan. Sedangkan Lokus
mencakup “where of the field” atau medan atau tempat dimana metode tersebut digunakan atau
diimplementasikan (Keban, 2004). Dengan dua kategoorisasi standar yang dimiliki sebuah
disiplin ilmu tersebut maka setiap ilmu akan mengalami sebuah “anomalies”. Dalam terapan
terhadap disiplin ilmu tersebut, penanganan lalu lintas dan permasalahannya perlu dilakukan
suatu penguraian dari setiap komponen/faktor yang terlibat didalamnya baik secara langsung
maupun tidak langsung yang akan berpengaruh terhadap situasi lalu lintas jalan raya sehingga
dapat ditemukan solusi terbaik dan terintegrasi dalam suatu program kegiatan yang mampu
mengakomodir setiap komponen tersebut dengan harapan upaya penanganan dapat berhasil
sesuai dengan harapan atau point goal terpeliharanya keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas guna mendukung terselenggaranya pembangunan nasional.

2. FAKTOR KORELATIF LALU LINTAS


21

Dari beberapa penelitian dan pengkajian dilapangan faktor korelatif yang dapat
mempengaruhi stabilitas keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas di jalan
raya merupakan interaksi serta kombinasi dua atau lebih faktor yang saling mempengaruhi
situasi lalulintas meliputi :
a. Faktor manusia,
Manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara
kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor. Interaksi antara
faktor Manusia, Kendaraan, Jalan dan Lingkungan sangat bergantung dari perilaku
Manusia sebagai pengguna jalan menjadi hal yang paling dominan terhadap Kamseltibcar
Lantas, hal ini sangat ditentukan oleh beberapa indikator yang membentuk sikap dan
perilakunya di Jalan raya berupa :
1) Mental
Mental dan perilaku yang membudaya dari pengguna jalan
merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh
terhadap situasi lalu lintas. Etika, sopan - santun, toleransi antar
pengguna jalan, kematangan dalam pengendalian emosi serta
kepedulian pengguna jalan di jalan raya akan menimbulkan
sebuah iteraksi yang dapat mewarnai situasi lalu lintas berupa
hasil yang positif seperti terciptanya keamanan, keselamatan dan
kelancaran lalu lintas maupun dampak negatif yang dapat
menimbulkan kesemrawutan, kemacetan, pelanggaran dan

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
kecelakaan lalu lintas, sehingga mentalitas pengguna Jalan
merupakan suatu hal yang pondamental dalam mewujudkan
situasi lalu lintas yang baik.
Mental dan perilaku pengguna jalan merupakan suatu
cerminan budaya berlalulintas, hal ini tidak dapat dibentuk secara
instant oleh suatu lembaga tertentu, baik itu lembaga pendidikan
maupun lembaga lainnya, tetapi terbentuk secara
berkesinambungan mulai kehidupan sehari-hari dalam keluarga,
lingkungan dan situasi lalu lintas yang kasat mata secara
keseharian selalu terlihat oleh pengguna jalan sehingga
membentuk kultur mentalitas berlalu lintas seseorang.
2) Pengetahuan
Dalam menciptakan dan memelihara Keamanan,
Keselamatan, Ketertiban serta Kelancaran Lalu lintas, telah
dilakukan pengaturan yang disesuaikan dengan perkembangan
situasi lalu lintas yang ada dengan mempertimbangkan
perkembangan teknologi di bidang transportasi baik yang
berhubungan dengan kendaraan, sarana dan prasarana jalan serta
dampak lingkungan lainnya dalam bentuk suatu aturan yang
tegas dan jelas serta telah melalui roses sosialisai secara bertahap
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam berinteraksi di jalan
raya.
Setiap Pengguna Jalan wajib memahami setiap aturan yang
telah dibakukan secara formal baik dalam bentuk Undang-Undang,
Perpu, Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan lainnya sehingga
terdapat satu persepsi dalam pola tindak dan pola pikir dalam
berinteraksi di jalan raya. Perbedaan tingkat pengetahuan dan
21

atau pemahaman terhadap aturan yang berlaku mengakibatkan


suatu kesenjangan yang berpotensi memunculkan permasalahan
dalam berlalu lintas, baik antar pengguna jalan itu sendiri maupun
antara pengguna jalan dengan aparat yang bertugas untuk
melaksanakan penegakkan hukum di jalan raya.
Selain pemahaman terhadap pengetahuan tentang peraturan
perundang-undangan yang berlaku, pengetahuan tentang
karakteristik kendaraan merupakan suatu hal yang tidak dapat
diabaikan, setiap kendaraan memiliki karakteristik yang berbeda
dalam penanganannya, pengetahuan terhadap karakteristik
kendaraan sangat berpengaruh terhadap operasional kendaraan
di jalan raya yang secara otomatis akan berpengaruh pula
terhadap situasi lalu lintas jalan raya, pengetahuan tentang
karakteristik kendaraan bisa didapat dengan mempelajari buku
manual kendaraan tersebut serta dengan mempelajari karakter
kendaraan secara langsung(fisik).
3) Keterampilan
Kemampuan dalam mengendalikan
(Mengendarai/Mengemudi) Kendaraan baik kendaraan bermotor
maupun kendaraan tidak bermotor di jalan raya akan berpengaruh
besar terhadap situasi lalu lintas, keterampilan mengendalikan

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
kendaraan merupakan suatu keharusan yang mutlak demi
keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaraan lalu lintas
baik bagi pengemudi/- pengendara kendaraan tersebut maupun
pengguna jalan lainnya.
Lisensi terhadap kemampuan dalam mengendalikan
kendaraan di wujudkan secara formal melalui Surat Izin
Mengemudi yang di keluarkan oleh SATPAS Polri sesuai dengan
peruntukan kendaraan bermotor yang dikemudikan/dikendarai
oleh pengguna jalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi Bab VII tentang
Pengemudi.
Keterampilan mengendalikan (Mengendarai/Mengemudi)
kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak
bermotor diperoleh melalui serangkaian pelatihan sebelum
mengajukan Lisensi keterampilannya (SIM), secara formal khusus untuk
kendaraan bermotor setiap pemohon SIM diwajibkan telah memiliki ketrampilan
mengemudikan kendaraan bermotor yang dapat diperoleh baik melalui lembaga
pendidikan dan pelatihan mengemudi maupun tidak melalui lembaga pendidikan
dan pelatihan mengemudi yang berarti pemohon telah melalui proses pelatihan
keterampilan sebelum dilanjutkan proses pengujian keterampilannya untuk
mendapatkan SIM.
b. Faktor Kendaraan
Kendaraan adalah satu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan
bermotor atau kendaraan tidak bermotor, Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Kendaraan merupakan
salah satu faktor utama yang secara langsung terlibat dalam dinamika lalu lintas jalan
raya dengan dikendalikan oleh manusia, interaksi antara manusia dan kendaraan dalam
21

satu kesatuan gerak di jalan raya memerlukan penanganan khusus baik terhadap mental,
pengetahuan dan keterampilan pengemudi maupun kesiapan (laik jalan) kendaraan
tersebut untuk dioperasionalkan di jalan raya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi situasi lalu lintas jalan raya yang
melibatkan kendaraan dapat di bagi dalam 2 (dua) faktor utama yaitu :
1) Kuantitas Kendaraan
Pertambahan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya menunjukan angka
yang signifikan, hal ini merupakan sebuah manifestasi dari Laju pembangunan
Nasional seiring dengan era globalisasi menuntut adanya percepatan dalam bidang
perekonomian dan keamanan tuntutan perkembangan di sektor lainnnya yang
mengharuskan adanya percepatan mobilitas untuk pencapaian hasil secara optimal,
apabila dipandang dari sisi ekonomi dan teknologi perindustrian memang hal ini
merupakan sebuah prestasi yang sangat baik tetapi setiap suatu perubahan atau
perkembangan di satu sektor akan menimbulkan dampak pada sektor yang lainnya,
apabila tidak segera di sikapi secara cepat dan akurat hal ini justruakan
menimbulkan dampak negatif pada sektor tertentu.
Persaingan ekonomi dan perindustrian dalam era pasar bebas memang sudah
mulai dirasakan, dimana sekarang semakin banyaknya produsen kendaraan
bermotor baik roda dua maupun roda empat atau lebih bahkan dewasa ini telah
muncul pula kendaraan yang digerakan secara mekanik tetapi dengan menggunakan

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
tenaga baterai, dengan banyaknya kompetitor dalam bidang otomotif memaksa
setiap produsen melakukan promo yang mampu menarik konsumen untuk membeli
produknya, segala upaya dilakukan baik dengan memberikan hadiah, potongan
harga bahkan dalam perkembangan terkini setiap dealer maupun ATPM telah
bekerja sama dengan persaingan usaha di bidang finasial yang tidak kalah ketatnya
dalam bentuk kredit angsuran kendaraan bermotor mulai dari bunga angsuran
ringan sampai dengan pemberian kemudahan uang muka yang sangat ringan
bahkan ada yang mempromosikan tanpa uang muka setiap konsumen telah dapat
memiliki kendaraan bermotor, persaingan usaha seperti ini memberikan kemudahan
dan keringanan bagi masyarakat konsumen disamping itu apabial ditinjau dari
aspek kesejahteraan hal ini memberikan kontribusi positif sehingga tidak dapat
dielakan lagi dengan gencarnya promo serta kemudahan baik biaya maupun
fasilitas menimbulkan dampak semakin tingginya kecepatan pertambahan jumlah
kendaraan bermotor khususnya roda dua.
Tingginya tingkat angka pertambahan kendaraan bermotor apabila ditinjau
dari sektor keamanan dan keselamatan transportasi lalu lintas jalan raya
menimbulkan dampak permasalahan yang cukup serius, apaliagi bila dibandingan
dengan pertambahan panjang dan lebar ruas jalan yang sangat sedikit
mengakibatkan semakin rumit dampak permasalahan yang ditimbulkan. Dapat
dirasakan oleh seluruh pengguna jalan bahwa dari tahun ke tahun pertambahan
lokasi dan ruas penggal jalan raya yang rawan kepadatan, kemacetan dan
kesemrawutan semakin bertambah jumlahnya, situasi seperti ini tidak dapat
dipecahkan oleh hanya satu instansi saja tetapi memerlukan solusi pemecahan
secara terpadu dari semua stake holder dan pengguna jalan itu sendiri untuk dapat
merumuskan solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara cepat untuk mampu
mengatasi setiap permasalahan yang muncul sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing serta peranserta masyarakat pengguana jalan itu sendiri.
2) Kualitas Kendaraan
21

Kendaraan bermotor saat ini dirancang telah mempertimbangkan aspek


keamanaan yang berhubungan dengan pemakai jalan dan angkutan barang dilain
pihak juga mempertimbangkan tentang gerak kendaraan itu sendiri dalam kaitannya
dengan arus lalu lintas. Kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik,
telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan
bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus
dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti
mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca spion, sabuk pengaman, dan alat-alat mobil.
Dengan demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat :
a). Mengurangi jumlah kecelakaan
b). Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya
c). Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor
d). Kendaraan dapat tetap laik jalan
e). Komponen Kendaraan selalu dalam kondisi siap untuk dioperasionalkan
secara baik sesuai dengan kebutuhan pada saat dikendarai/dikemudikan.
Perbedaan pola pandang dan kepentingan dari setiap individu masyarakat
pengguna jalan mengakibatkan adanya perubahan spesifikasi kendaraan bermotor
sesuai dengan rancangan standard keamanan yang telah ditetapkan, dengan
berbagai alasan pola pandang dan kepentingan banyak kendaraan dilakukan
modifikasi yang mempengaruhi standard kelengkapan keamanan yang ada seperti
penggantian spion sepeda motor standard menjadi spion modifikasi yang hanya

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
memenuhi syarat formal tetapi tidak memenuhi syarat fungsi keamanannya bahkan
banyak pula yang hanya memasang spion sebelah saja (satu spion) ataupun tidak
melengkapi spion sama sekali, penggantian knalpot baik roda dua maupun roda
empat dari standard menjadi modifikasi yang memiliki tampilan dan suara berbeda
dan cenderung memekakan telinga bahkan dalam situasi tertentu dengan sengaja
melepaskan knalpotnya, penggantian struktur pegas/suspensi kendaraan dengan
ketinggian ekstrimbaik yang dibuat sangat tinggi atau dibuat sangat rendah, hal ini
menimbulkan dampak ketidak stabilan kendaraan serta mempengaruhi kelenturan
dan sistem kejut dari fungsi pegas sehingga pada saat pengereman tidak dapat
dikendalikan secara baik, masih banyak perubahan lain yang dilakukan sehingga
mengakibatkan kualitas kendaraan bermotor tidak lagi memenuhi spesifikasi
keamananbaik bagi pengemudi/pengendaranya maupun pengguna jalan lainnya
termasuk lingkungan.
Selain perubahan secara fisik/modifikasi kendaraan, perawatan dan usia pakai
kendaraan sering kali menjadi permasalahan terhadap keamanan dan keselamatan
jalan raya, di lapangan kita sering menemukan asap knalpot yang mengeluarkan
asap yang jauh melebihi batas gas buang emisi tidak saja menyebabkan polusi
udara tetapi terhalangnya jarak pandang pengguna jalan lainnya, perawatan
komponen mesin, rem, bam, dan komponen lain sering kali menjadi penyebab
utama terjadinya suatu kemacetan, kesemrawutan bahkan kecelakan lalu lintas,
kesadaran pengguna jalan terhadap kepedulian pada laik jalan kendaraan
bermotornya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan
kamseltibcar lalu lintas.
c. Faktor Jalan
Transportasi di jalan sebagai salah satu moda transportasi tidak dapat dipisahkan
dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam sistem transportasi nasional yang
dinamis dan mampu mengadaptasi kemajuan di masa depan, mempunyai karakteristik
yang mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan dan memadukan moda
21

transportasi lainnya, perlu lebih dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya


sebagai penghubung wilayah baik nasional maupun internasional, sebagai penunjang,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional.
Jaringan transportasi jalan merupakan serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan
yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem
jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, Jalan adalah
jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Sesuai dengan amanah dalam pasal 3
UU o 14 Tahun 1992, Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib
dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya,
menjangkau scluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan
nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, Untuk mewujudkan
lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu dengan moda transportasi lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan jaringan transportasi jalan yang menghubungkan
antar daerah, jaringan transportasi jalan didasarkan pada kebutuhan transportasi, fungsi,
peranan, kapasitas lalu lintas, dan kelas jalan.
Penanganan faktor jalan merupakan sebuah ranah yang memiliki kompleksitas
kepentingan serta tanggung jawab yang berada pada banyak pelibatan instansi terkait,
sehingga dalam penanganannya perlu dilakukan koordinasi yang komprehensip antar
instansi tersebut, dimana setiap instansi berkewajiban memberikan masukan dengan
dilengkapi dengan data dan fakta serta analisis sesuai dengan bidang tugasnya untuk di

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
jadikan bahan pertimbangan untuk merumuskan solusi secara bersama.
Beberapa faktor yang berpotensi menimbulkan permasalahan terhadap Keamanan,
Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran lalu lintas antara lain :
1) Prasarana.
Jalan yang dioperasional harus dilengkapi dengan prasarana jalan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang nomor 14 tahun 1992
menyatakan bahwa : “Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai jalan, jalan wajib dilengkapi dengan :
a) Rambu-rambu
b) Marka jalan
c) Alat pemberi isyarat lalu lintas
d) Alat pengendali dan alat pengamanan pemakai jalan
e) Alat pengawasan dan pengamanan jalan
f) ada fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di
jalan dan di luar jalan.
2). Lokasi Jalan:
a) Dalam kota (di daerah pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, perumahan),
b) luar kota (pedesaan, penghubung antar daerah)
3). Volume Lalu Lintas, berdasarkan pengamatan diketahui bahwa makin padat lalu
lintas jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan tidak
fatal, makin sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan akan tetapi
fatalitas akan sangat tinggi. Adanya komposisi lalu lintas seperti tersebut diatas,
diharapkan pada pengemudi yang sedang mengendarai kendaraannya agar selalu
berhati-hati dengan keadaan tersebut.
4) Kelas Jalan, untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan
angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas, Pembagian jalan dalam beberapa
21

kelas didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan
mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan
teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta
konstruksi jalan, penetapan kelas jalan pada ruas-ruas jalan wajib dinyatakan
dengan rambu-rambu.
5) Fasilitas pendukung meliputi fasilitas pejalan kaki, parkir pada badan jalan, halte,
tempat istirahat, dan penerangan jalan. Fasilitas pejalan kali terdiri dari trotoar;
tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu-rambu,
jembatan penyeberangan dan terowongan penyeberangan.
d. Faktor Lingkungan,
1) Lingkungan sebagai sumber informasi.
Manusia, kendaraan dan sistem lingkungan, lingkungan adalah info yang
berharga yang dapat digunakan bagi pengguna jalan. Observasi (penglihatan,
sentuhan, pendengaran) memungkinkan sesorang untuk menunjukkan kemampuan
mengemudinya kedalam keinginan kebiasaan pribadinya. Tujuan observasi ini
adalah untuk mendapatkan terus menerus dan mengalir sebanyak-banyaknya
informasi tentang jalan dan lingkungan, ini adalah sebagai dasar bagi keadaan yang
diinginkan.
Dalam menentukan batas kecepatan yang tepat pada jalan, yang diperhatikan
tidak hanya antisipasinya tetapi juga masalah berhenti, menyalip dan pandangan,

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
harus mendapatkan perhatihan. Area ini yang mana beradaptasi dengan keadaan
jalan sehingga dapat diingat atau (mungkin) dibutuhkan para pemakai jalan, seperti
pada jalan persimpangan, pada bagian jalan yang pembentukkannya menyempit,
pandangan yang terhalang. Ini dapat menuntun kepada situasi abnormal dan situasi
tidak aman dan oleh karena itu hal ini tidak diinginkan bagi tingkah laku berlalu
lintas.

2) Penglihatan.
Pengguna jalan akan terus menerus mengantisipasi bidang jalan di depannya,
ketika pengaruh lalu lintas dari belakang terjadi atau akan terjadi. jalan akan terus
menerus saling mengikuti, hal ini akan menambah wawasan kita tentang jalan, dan
pada belokannya, sehingga memberikan informasi kepada pengguna jalan tentang
arah yang harus diikuti beserta dengan kecepatan yang harus digunakan.
Semua ini ditunjang oleh lajur, marka jalan, rambu, dan yang anehnya lagi
bisa pula digunakan elemen-elemen lainnya seperti tumbuh-tumbuhan. Kadang-
kadang digunakan seperti lampu jalan, perendam suara, pagar pengaman, yang
dapat memberikan fungsi pendukung. Perhatian harus diberikan sehingga elemen-
elemen ini tidak memberikan kesalahan atau kekeliruan informasi, yang mungkin
kekurangan informasinya terhadap situasi ataupun kondisi cuaca yang kurang baik
dan atau pada kegelapan.
3) Sentuhan.
Pengerasan ( halus/licin/tidak rata) pada jalan mempengaruhi pada
pergerakan kendaraan, tenaga diperlukan dari pengguna jalan saat melewati jalan
tersebut dengan kendaraannya. Hal ini sudah memberikan informasi tentang kondisi
jalan dan keadaan jalan yang diperkeras, setelah itu tidak hanya keadaan jalan,
tetapi juga mengenai menentukan kecepatannya. Cekungan atau lengkungan pada
jalan juga dapat mempengaruhi kecepatan daripada kendaraan bermotor dan
21

perkembangan lalu lintas.


4) Pendengaran.
Suara, pendengaran secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan
informasi tentang kendaraan, lalu lintas lain, keadaan permukaan jalan dan situasi
logkungan guna menentukan kegiatan dan antisipasi pengemudi.
5) Kebisingan.
Untuk mendapatkan pemukiman yang relatif nyaman dan aman dari bising
akibat lalu lintas kendaraan bermotor perlu adanya perencanaan pembuatan
Bangunan Peredam Bising pada daerah perumahan ditepi jalan. Hal ini perlu
direncanakan lebih serius dikarenakan apabila melihat situasi dan kondisi
pemukiman, jalan dan penambahan kendaraan bermotor yang pesat dan hampir
tidak terkendali dikarenakan tidak adanya peremajaan kendaraan bermotor, tingkat
kebisingan kendaraan bermotor perlu mendapatkan perhatian khusus.
6) Cuaca
Karakteristik daerah / jalan di saat musim kemarau, saat musim hujan, saat
terik matahari, saat turun kabut dll dapat mempengaruhi para pengemudi dalam
mengendarai kendaraan bermotornya hal tersebut akan mengganggu pandangan
jauh dekat pandangan pengemudi, maka pengemudi saat terjadi kabut harus
menyalakan lampu sedangkan saat mata hari terik akan berpengaruh terhadap
pandangan yang silau maupun terjadi pelelehan aspal dan lainnya. Tempat-tempat

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
tertentu akan tiba-tiba turun kabut pada saat tertentu, tergenang air saat hujan, atau
tergenang air saat di tempat lain hujan (hujan kiriman), pasar kaget (pasar yang
berada di pinggir jalan), adanya fatamorgana saat terik matahari, faktor – faktor
tersebut diatas akan akan mempengaruhi kegiatan saat mengemudikan kendaraan
antara lain jarak pandang yang pendek, dan bila hujang dan terjadi banjir maka
jalan jalan akan tergenang air hujan dan akan menyebabkan terjadinya longsor.
Dengan memperhatikan uraian faktor-faktor korelatif laulintas diatas, maka perlu
dilakukan perumusan kebijakan strategis melalui program penanganan permasalahan lalu
lintas yang mampu memberikan solusi yang tepat dalam penanganannya serta mampu
diaplikasikan secara langsung dilapangan tidak hanya melibatkan satu instansi yang
berkompeten saja tetapimelibatkan seluruh stake holder yang bertanggung jawab dan
memiliki kewenangan sesuai dengan bidang tugasnya masing –masing disamping
menumbuh kembangkan peran serta masyarakat pengguna jalan secara aktif dalam
mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas.

3. PENANGANAN PERMASALAHAN LALU LINTAS


Dalam era reformasi ini sifat hakikat pekerjaan dan organisasi di sektor modern mulai
berubah.dari pekerjaan yang bersifat craft (kerajinan) menjadi pekerjaan yang berbasis
pengetahuan (knoledge based works ) dan kebutuhan sumberdaya manusia juga berubah ke
arah pekerja yang berpengetahuan ( knowledge workers ) , karena itu pekerjaan yang bersifat
rutin (meanigless repetitive task ) mulai diganti dengan tugas pekerjaan yang menekankan pada
inovasi dan perhatian (innovation and caring ).Ketrampilan dan keahlian tunggal mulai
ditinggalkan diganti dengan profesionalisasi dengan keahlian ganda. Di samping itu penugasan
yang bersifat individual mulai berubah menjadi pekerjaan tim (team work ).” Pemikiran David
Osborne dan Ted Gaebler dalam bukunya yang berjudul Reinventing government
mengupayakan peningkatan pelayanan publik oleh birokrasi pemerintah yaitu dengan memberi
21

wewenang kepada pihak swasta lebih banyak berpartisipasi karena pemerintah itu milik rakyat
bukan rakyat milik kekuasaan pemerintah.
Polri mensikapi perubahan paradigma pemerintahan melalui penerapan Polisi sipil yang
modern dan demokratis yaitu polisi yang mengedepankan kemampuan pengetahuannya dalam
menciptakan, memelihara dan memperbaiki keteraturan social (kamtibmas). Pola
pemolisiannya lebih mengedepankan pencegahan, dan upaya-upaya memberikan pencerahan
kepada masyarakat untuk berperan serta. Dan penilaian keberhasilan polisi bukan semata-mata
pada pengungkapan kasus atau crime fighter, tetapi adalah pada maintenance order atau
restorative order. Sehingga dalam pemolisiannya dapat berjalan secara efektif dan dapat
diterima atau cocok dengan masyarakatnya (sesuai dengan corak masyarakat dan
kebudayaannya), diperlukan gaya pemolisian yang berorientasi pada masyarakat dan untuk
memecahkan masalah sosial yang terjadi (Problem solving policing). Yang pemolisiannya tidak
dapat disamaratakan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tetapi dalam pemolisiannya
berupaya untuk memahami berbagai aspek yang mempengaruhi antara lain corak masyarakat,
kebudayaannya, gejala-gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat dsb.
Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan tugas
kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, Pengawalan dan Patroli, Pendidikan Masyarakat
dan Rekayasa lalu lintas, Registrasi dan identifikasi pengemudi / kendaraan bermotor,
penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna
memelihara keamanan , ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat di
bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hid up masyarakat, karena
dalam masyarakat yang modern lalu lintas merupakan factor utama pendukung
produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas banyak masalah atau gangguan yang dapat

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas,
kemacetan maupun tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi
lalu lintas juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan POLRI di masa depan
Situasi lalu lintas saat ini khususnya di kota-kota besar diwarnai dengan mobilitas
masyarakat yang cukup tinggi, dimana pertambahan kendaraan cukup pesat namun kurang
diimbangi dengan penambahan sarana dan prasarana jalan, selain itu masih rendahnya
kesadaran hukum masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas (traffic regulations), adalah
beberapa faktor yang mempengaruhi belum terwujudnya sistem perlalu lintasan yang aman,
tertib dan lancar (traffic savety). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut, apabila
dianalisa dan dievaluasi lebih lanjut ternyata banyak disebabkan oleh faktor manusia sebagai
pengguna atau pemakai jalan. Polri khususnya satuan lalu lintas telah berupaya secara terus
menerus baik melalui kegiatan preventif meliputi kegiatan penjagaan, pengaturan, patroli dan
dikmas lantas berupa penyuluhan tentang pengetahuan lalu lintas maupun kegiatan dalam
penegakan hukum berupa penindakan terhadap para pelaku pelanggaran lalu lintas sebagai
salah satu upaya untuk menumbuhkan efek jera dalam melakukan pelanggaran lalu lintas,
namun hasilnya belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam rangka menumbuhkan
dan mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamtibcar lantas).
Perumusan permasalahan lalu lintas dilakukan melalui berbagai proses analisis terhadap
data-data baik yang dimiliki Kepolisian maupun instansi terkait yang berkompeten dengan
tugas lalu lintas dan angkutan jalan raya serta fakta-fakta yang ditemukan langsung di
lapangan, Dit Lantas Polda DIY sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di seluruh wilayah propinsi Yogyakarta
dalam merumuskan upaya aksi penangan permasalahan lalu lintas dilaksanakan melalui
pentahapan kegiatan dengan selalu melakukan kekinian (Up Date) setiap perkembangan situasi
lalu lintas guna di jadikan bahan analisa serta pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang
akan di jadikan acuan penerapan strategi penanganan lalu lintas untuk selanjutnya di wujudkan
melalui berbagai progam kegiatan sehingga bermuara terhadap terwujudnya keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di wilayah hukum Polda DIY.
21

a. Data situasi Lalu lintas


1) Perkembangan Kendaraan bermotor di Yogyakarta

DATA RANMOR ( KECUALI TNI / POLRI )


POLDA DIY TAHUN 2004 -2009 (S/D BULAN MEI 2009)
NO URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 KBM Penumpang 78.817 82.705 84.786 89.598 102.767 110.594
2 KBM Beban 34.031 36.670 36.830 38.537 38.688 10.892
3 KBM Bus 9.968 14.685 17.754 21.232 10.647 39.494
4 KBM Khusus - - - - 456 481
JUMLAH R-4 122.816 134060 139.370 149.367 152.558 161.461
5 Sepeda Motor 755.101 843.077 917.711 1.012.319 1.047.916 1.150.134
JU MLAH RANMOR 877.917 977.137 1.057.081 1.161.686 1.200.474 1.311.595
- 99.220 79.944 104.605 38.788 111.1`21
% pertumbuhan
10 % 7,56 % 9% 3% 8,47 %
- 11.244 5.310 9.997 3.191 8.903
% pertumb R-4

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
8,38 % 3,8 % 6,6 % 2% 5,5 %
- 87.976 74.634 94.608 35.597 102.218
% pertumb R-2
10 % 8% 9 % 3% 8,8 %
Prosentase R-2 86 % 86 % 87 % 87 % 87 % 88 %
R-4 14 % 14 % 13 % 13 % 13 % 12 %
Data submin reg ident Dit Lantas Polda DIY

2) Pelanggaran Lalu Lintas

DATA PELANGGARAN LALU LINTAS


POLDA DIY TAHUN 2004 -2009 (S/D BULAN MEI 2009)
NO URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 JUMLAH 2009
326.4
HASIL DAKGAR 59.100 63.698 62.561 66.793 74.265 29.272
17
4.598 1.137 4.232 7.472 44.993
PROSENTASE - -
N:7% T:2% 6% 10 % 153 %
DENDA 2.970. 444.1
611.646 705.547 641.799 75.091936.560
( RIBUAN ) 643 94
1 MUATAN 1.583 1.302 1.364 1.272 1.131 6.652 845
2 KECEPATAN 215 281 422 438 4 1.360 9
MARKA / 79.67
3 11.689 13.833 15.115 18.385 20.652 8655
RAMBU 4
21

168.7 1.535
4 SURAT – SURAT 34.290 34.945 32.829 27.700 38.968
32 6
PERLENGKAPA 63.10
5 10.242 10.769 13.584 15.925 12.586 3.343
N 6
22.43
6 LAIN-LAIN 6.129 5.109 4.127 4.671 2.403 1.682
9
Data subdit Gakkum Dit Lantas Polda DIY

3) Kecelakaan Lalu Lintas


DATA KECELAKAAN LALU LINTAS
POLDA DIY TAHUN 2004 -2009 (S/D BULAN MEI 2009)

N KORBAN KERUGIAN
THN KEJ PROSENTASE
O MD LB LR MATERIIL

1 2004 459 158 144 457 Rp.


-
675.050.000
KUALITAS : 124 ( T ;

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
2 2005 335 159 169 369 Rp. 79 % )
474.460.000 KUANTITAS : 1 ( N : 0,
62 % )
KUALITAS : 731 ( N :
106 109
3 2006 211 481 Rp. 218 % )
6 4 924.919.000 KUANTITAS : 52 ( N :
25 % )
KUALITAS : 2005 ( N :
307 332 Rp. 65 )
4 2007 292 946 2.689.522.0
1 0
00 KUANTITAS : 81 ( N :
28 % )
KUALITAS : 544 ( T :
252 279 Rp. 22 % )
5 2008 203 830 2.242.115.0
7 7
00 KUANTITAS : 89 ( T :
30 % )
2009 KUALITAS : 901 ( T :
162 118 Rp. 55 % )
6 s/d 69 548 1.317.571.0
6 0
Mei 00 KUANTITAS : 134 ( T :
194 % )
Rp.
908 109 311 921
JUMLAH 8.323.637.0
4 2 8 7
00
Data subdit Gakkum Dit Lantas Polda DIY

b. Strategi penanganan lalu lintas


Usaha dalam rangka mewujudkan keselamatan jalan raya merupakan tanggung
jawab bersama antara pengguna jalan dan aparatur negara yang berkompeten terhadap
21

penanganan jalan raya baik yang bertanggung jawab terhadap pengadaan dan
pemeliharaan infra dan supra struktur, sarana dan prasarana jalan maupun pengaturan dan
penegakkan hukumnya hal ini bertujuan untuk tetap terpelihara serta terjaganya situasi
Kamseltibcar Lantas di jalan raya secara terarah dan mencapai sasaran yang diharapkan,
partisipasi aktif dari pemakai jalan terhadap etika. Sopan santun dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan suatu hal yang paling penting
guna terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, sesuai
dengan sistem perpolisian modern menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam
menjaga keselamatan pribadinya akan berdampak terhadap keselamatan maupun
keteraturan bagi pengguana jalan lainnya, untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan
beberapa perumusan dalam bentuk 5 (lima) Strategi penanganannya, berupa :
1. Engineering
Wujud strategi yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan pengamatan,
penelitian dan penyelidikan terhadap faktor penyebab gangguan / hambatan
keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta memberikan
saran-saran berupa langkah-langkah perbaikan dan penangulangan serta
pengembangannya kepada instansi-instansi yang berhubungan dengan
permasalahan lalu lintas.
2. Education
Segala kegiatan yang meliputi segala sesuatu untuk menumbuhkan

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
pengertian, dukungan dan pengikutsertaan masyarakat secara aktif dalam usaha
menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas
dengan sasaran masyarakat terorganisir dan masyarakat tidak terorganisir sehingga
menimbulkan kesadaran secara personal tanpa harus diawasi oleh petugas.
3. Enforcement
Merupakan segala bentuk kegiatan dan tindakan dari polri dibidang lalu lintas
agar Undang-undang atau ketentuan perundang-undangan lalu lintas lainnya ditaati
oleh semua para pemakai jalan dalam usaha menciptakan Kamseltibcar lantas.

a. Preventif

Segala usaha dan kegiatan untuk memelihara keamanan dan ketertiban


masyarakat, memelihara keselamatan orang, benda, masyarakat termasuk
memberikan perlindungan dan pertolongan khususnya mencegah terjadinya
pelanggaran yang meliputi pengaturan lalu lintas, penjagaan lalu lintas,
pengawalan lalu lintas dan patroli lalu lintas.

b. Represif

Merupakan serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan


sesuatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana yang meliputi
penindakan pelanggaran lalu lintas dan penyidikan kecelakaan lalu lintas.
4. Encouragement
Encouragement bisa diartikan : desakan/pengobar semangat. Bahwa untuk
mewujudkan kamseltibcar Lantas juga dipengaruhi oleh faktor individu setiap
pemakai jalan, dimana Kecerdasan Intelektual individu / kemampuan memotivasi
dalam diri guna menumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk beretika dalam
21

berlalu lintas dengan benar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut.
Menumbuhkan motivasi dalam diri bisa dipengaruhi oleh factor Internal (kesadaran
diri seseorang) maupun eksternal (lingkungan sekitarnya). Selain dari pada itu
desakan semangat untuk menciptakan situasi lau lintas harus dimiliki oleh semua
stake holder yang berada pada struktur pemerintahan maupun non pemerintah yang
berkompeten dalam bidang lalu lintas sehingga semua komponen yang
berkepentingan serta pengguna jalan secara bersama memiliki motivasi dan harapan
yang sama dengan mengaplikasikannya didalam aksi nyata pada kehidupan berlalu
lintas di jalan raya.
5. Emergency Preparedness and response
Kesiapan dalam tanggap darurat dalam menghadapi suatu permasalahan lalu
lintas harus menjadi prioritas utama dalam upaya penanganannya, kesiapan seluruh
komponen stake holder bidang lalu lintas senantiasa mempersiapkan diri baik
sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta hal lainnya dalam menghadapi
situasi yang mungkin terjadi, pembernayaan kemajuan informasi dan teknologi
sangat bermanfaat sebagai pemantau lalu lintas jalan raya disamping keberadaan
petugas dilapangan, dalam mewujudkan Emergency Preparedness and response
ini perlu adanya konsignes yang jelas di seluruh stake holder dan dalam
pelaksanaannya harus dapat bekerja sama secara terpadu sesuai dengan S.O.P yang
telah ditetapkan bersam.

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Kelima strategi ini dipetakan dalam sektor-sektor yang ada dilingkungan tugas
kepolisian sehingga dapat diketahui instansi mana yang berwenang terhadap sektor
terkait termasuk masyarakat pengguna jalan, apabila strategi ini dapat diterapkan sesuai
dengan konsepsi yang telah dirumuskan diharapkan mampu mewujudkan upaya
penanganan secara bersama dimana masyarakat pengguna jalan dapat menumbuhkan
pengamanan swakarsa serta Polri maupun instansi terkait lainnya dapat melaksanakan
tugas secara profesonal dan proporsional dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, dalam arti kata lain etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku bukan lagi menjadi suatu “KEHARUSAN’ yang
merupakan kewajiban dengan pemberlakuan reward and punishment dalam
pelaksanaanya, tetapi menjadi sebuah “KEINGINAN” bersama yang muncul dari setiap
pribadi Polri, Instansi terkait dan pengguna jalan dalam upaya mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan raya.

c. Program penangan lalu lintas Dit lantas Polda DIY


Penjabaran Program Akselerasi fungsi lalu lintas Dit Lantas Polda D.I. Yogyakarta
dan jajarannya merupakan tindak lanjut Program Akselerasi Transpormasi Polri (Quick
Wins) sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan tugas yang merupakan fungsi
pelayanan Polri dalam upaya memberikan pelayanan lalu lintas diharapkan mampu
memberikan pelayanan prima dengan standar nasional, sehingga diharapkan menuju Polri
yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat.
PROGRAM QUICK WINS merupakan salah satu program unggulan Kapolri dari
Program Kerja Akselerasi Transformasi Polri Menuju Polri Yg Mandiri, Profesional Dan
Dipercaya Masyarakat. menghadirkan 4 layanan utama, yakni Quick Respon cepat patroli
Samapta, Transparansi Yan SSB, Akses Publik proses perkembangan penyidikan
(SP2HP), serta Transparansi Rekruitment anggota Polri. Ke-4 komitmen ini adalah untuk
terus menyempurnakan citra Kepolisian sebagai mitra yang selalu siap melayani
21

masyarakat
1). QUICK RESPON
Kecepatan dan ketepatan mendatangi TKP dalam memberikan pertolongan
pertama kepada masyarakat melalui kegiatan patroli samapta, lalu lintas dan pos
mobile sehingga terbangun interaksi positif antara Polri dengan masyarakat dan
zero complain yaitu meminimalisasi keluhan masyarakat terhadap Polri. Salah satu
caranya melalui call centre 112 dan sms centre 1120 Polri.
2). TRANSPARANSI PELAYANAN SIM, STNK, BPKB (SSB)
Pelayanan Prima Polri khususnya Fungsi Lalu lintas kepada masyarakat
dalam hal Transparansi pengurusan administrasi registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor, disesuaikan dengan prinsip Pelayanan Publik yaitu :
Kesederhanaan, Kejelasan, Akurasi, Tanggung jawab, Kemudahan Akses,
Kenyamanan, Kepastian waktu, Biaya Formal dan Wajar, Keamanan, Kelengkapan
Sarpras, Kedisiplinan, Kesopanan dan Keterampilan.
3). AKSES PUBLIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYIDIKAN (SP2H)

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Pelayanan Prima Polri dalam proses penyidikan suatu perkara, baik yang
dilaksanakan oleh fungsi reserse kriminal, narkoba kecelakaan lalu lintas, kejahatan
perairan dan penyidikan lain yang dilakukan oleh Kepolisian kepada masyarakat,
perkembangan hasil kegiatan proses penyidikan tindak pidana dilaksanakan
pemberitahuan kepada pelapor atau keluarganya melalui pemberian SP2HP (Surat
Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) sejak tahap penerimaan penilaian
laporan, penyidikan, penindakan dan pemeriksaan serta tahap penyelesaian dan
penyerahan berkas perkara secara cepat, tepat, transparan dan akuntabel. Salah satu
cara yaitu melalui pemanfaatan teknologi informasi (web site) dan contact person
kepada pelapor / saksi dalam rangka kelancaran informasi untuk mengetahui
perkembangan penyidikan perkara.
4). TRANSPARANSI REKRUITMEN POLRI
Guna Mewujudkan rekruitmen personel polri baik calon Taruna Akpol, PPSS
maupun Brigadir Polisi serta seleksi Dikbang yg BERSIH, TRANSPARAN,
AKUNTABEL dan HUMANIS serta untuk meningkatkan profesionalisme dalam
bidang pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) degan mengedepankan sumber
daya lokal guna menunjang tercapainya postur Polri yg Profesional, Bermoral dan
Modern, setiap pelaksanaan proses seleksi tidak lagi bersifat rahasia tetapi
dilaksanakan secara transparan mulai dari proses sosialisasi, seleksi, pemeriksaan
hasil seleksi, pengumuman hasil ujian seleksi sampai dengan tahap pelantikannya.
Selain transparansi dalam pentahapan proses seleksi, panitia pelaksana seleksi
tidak saja melibatkan unsur fungsional Polri yang berkompeten tetapi melibatkan
instansi lainnya sebagai panitia disesuaikan dengan bidang profesinya seperti
Diknas dalam proses pembuatan soal ujian akademik, pemeriksaan hasil ujian
akademik sampai tahap pengumuman hasil ujian akademik. Ikatan Dikter Indonesia
(IDI Lokal Propinsi) dilibatkan dalam proses pemeriksaan kesehatan khususnya
terhadap pemeriksaan laboratoris. Selain instansi pemerintahan, pelibatan tokoh
masyarakat dan LSM juga secara langsung mengawasi setiap tahap seleksi dan
21

termasuk dalam surat perintah tugas pelaksana rekruitmen.


Direktorat Lalu Lintas Polda DIY mencanangkan pemolisiannya dengan ” kami
Peduli Keselamatan di Jalan Raya” yang merupakan implementasi Perpolisian
Masyarakat (POLMAS) pada fungsi lalu lintas. Tugas polisi di bidang lalu lintas
berkaitan dan bersentuhan dengan kemanusiaan, baik pelayanan, perlindungan,
pengayoman, kontrol bahkan penegakan hukum sekalipun. Lalu lintas sebagai urat nadi
kehidupan masyarakat kota. Pendukung aktifitas dan produktifitas yang mensejahterakan.
Namun dalam kehidupan sehari-hari begitu kompleks masalah lalu lintas. Dari
masyarakatnya yang memanfaatkan jalan sebagai sarana usaha, pengguna jalan,
infrastruktur, sistem transportasi, aparat atau petugas yang menangani (polisi, dinas
perhubungan, Dinas Pekerjaan umum), sektor bisnis, tata ruang. Belum lagi masalah alam
maupun masalah-sosial lainya. Menangani lalu lintas tidak bisa hanya dari satu sisi saja,
harus ditangani secara terpadu (holistik/komprehensif) dan berkesinambungan. Sejalan
dengan hal di atas fokus dari penanganan lalu lintas Dit lantas Polda DIY adalah pada
keselamatan jalan (road safety). Keselamatan jalan menjadi perhatian dunia melalui
WHO dan UNESCAP yang berdasarkan Resolusi PBB tahun 2005 telah menetapkan
Global Road Safety. Dan Indonesia pada tingkat Asia Pasifik tergolong yang buruk, di
bawah negara Laos dan Nepal. Penilaian tersebut berdasarkan dari tingkat kesadaran
masyarakat, kualitas kinerja aparat, infrastruktur jalan dan sistem lalu lintas serta kerja
sama antar stake holder.
Sebagai perwujudan peduli terhadap kemanusiaan dan memfokuskan pada
keselamatan jalan. Penjabaran Program Akselerasi fungsi lalu lintas Dit Lantas Polda D.I.

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Yogyakarta dan jajarannya merupakan tindak lanjut Program Akselerasi Transpormasi
Polri sebagai salah satu fungsi pelayanan Polri dalam upaya memberikan pelayanan lalu
lintas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima dengan standar nasional menuju
Polri yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat.Yang dimplementasikan
melalui 13 program yaitu :
1). Polisi Sahabat Anak (Polsana)
Polsana merupakan kegiatan penanaman tentang kesadaran dan tertib berlalu
lintas sejak usia dini. Yang juga untuk membangun image atau citra positif polisi
terhadap anak-anak. Penanaman disiplin lalu lintas terhadap anak-anak merupakan
penyelamatan anak bangsa. Polsana merupakan program jangka panjang, yang
harus selalu ditumbuhkembangkan dan dilakukan secara berkesinambungan.
Kegiatan Polsana dapat dilakukan melalui kunjungan maupun open house (anak –
anak yang berkunjung ke kantor polisi).
Sasaran Program Polsana ditujukan pada pra pengguna jalan aktif yaitu usia
antara 3 sampai 11 tahun atau pelajar tingkat Play group, Taman kanak-kanak (TK)
dan Sekolah Dasar (SD), Metode pembelajaran melalui kegiatan Permainan, Kuis,
Simulasi, bernyanyi, pengenalan rambu, marka dan aturan lalu lintas secara visual
serta lomba tertib lalu lintas tingkat dasar.
2). Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
PKS merupakan Program Pembinaan dan pembelajaran bagi siswa-siswa
sekolah untuk berlatih dan belajar untuk mencari akar masalah sosial dilingkungan
sekolah dan upaya-upaya penanganannya. Dalam hal ini anak-anak juga diajarkan
untuk peduli dan peka terhadap masalah social dan berperan aktif mendukung
kegiatan belajar mengajar di sekolah serta merupakan mitra dalam mewujudkan
keamanan sekolah dengan harapan setiap siswa yang terlibat dalam PKS mampu
menjadi pioneer dan contoh bagi pelajar lain dilingkungannya selain mewujudkan
sispam swakarsa dan bentuk lain dari perpolisian masyarakat (POLMAS).
21

Sasaran Program Polsana ditujukan pada pengguna jalan aktif pemula yaitu
usia 12 sampai 18 tahun atau pelajar tingkat SMP maupun SMU, Metode
pembelajaran melalui kegiatan Pelatihan, diskusi, ceramah, simulasi dan lomba
tertib lalu lintas yang bersifat interaktif. Dalam pelaksanaannya pelajar juga
diajarkan untuk peduli dan peka terhadap masalah sosial dan berperan aktif
mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Masalah sosial yang mungkin
muncul di lingkungan sekolah antara lain : masalah lalu lintas, perkelahian antar
pelajar, narkotika dan obat-obatan terlarang, sex bebas / pornografi dsb. Melalu
kegiatan PKS ini diharapkan anak-anak juga menjadi mitra polisi untuk mencari
akar masalah dan solusinya yang tepat.
3). Police Goes to Campus
Police goes to campus bukan sekedar sosialisasi tentang lalu lintas di
lingkungan kampus tetapi merupakan kegiatan dari kepolisian yang mengajak
kalangan kampus atau akademisi sebagai salah satu stake holder untuk ikut
berperan serta dalam menangani masalah lalu lintas.Dalam kegiatan ini tidak hanya
sebatas kepada mahasiswa tetapi juga para dosen. Kegiatan police goes to campus
dapat dilakukan melalui kunjungan, diskusi, seminar, debat publik, kampanya
keselamatan lalu lintas dsb.
Pada program kegiatan ini diharapkan menimbulkan kematangan baik secara

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
personal terhadap emosional maupun intelektual mahasiswa dan dosen dalam hal
etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam berlalu lintas di jalan raya serta memunculkan kepedulian terhadap
lingkungannya sehingga mampu berperan aktif sebagai subjek akademisi maupun
figur untuk memberikan suatu solusi dlam tinjauan akademis dalam penanganan
permasalahan lalu lintas.
Kegiatan tersebut di atas (Polsana, PKS, Police goes to campus) sebagai
kepedulian kami terhadap pendidikan. Kami juga menyadari bahwa pada
pendidikanlah tergantung masa depan bangsa. Pendidikan akan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menyelamatkan bangsa dari lost generation maupun dari
berbagai ancaman maupuntantangan masa depan yang makin berat dan kompleks.
4). Safety Riding
Safety riding merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Kegiatan
ini mencakup pada kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan mengendarai
kendaraan bermotor, kiat-kiat aman berkendara. Ketrampilan dan keahlian
berkendara yang dilatihkan dan diselenggarakan oleh polisi yang bekerjasama
dengan sektor bisnis, media dan LSM yang ditujukan baik dari tingkat pelajar,
mahasiswa, pengemudi angkutan umum, club otomotif, masyarakat umum atau
siapa saja yang peduli terhadap masalah keselamatan berkendara dengan bertujuan
meningkatkan kemampuan serta kesadaran berlalu lintas untuk keselamatan para
pengguna jalan.
Implementasi Program kegiatan safety riding dilaksanakan melalui kegiatan :
touring, pendidikan dan pelatihan berkendara baik teori maupun praktek, sepeda
motor lajur kiri (kanalisasi) dan menyalakan lampu siang hari (Light on)
pemesangan spanduk/baliho himbauan dan lain-lain.
5). Kampanye keselamatan lalu lintas
21

Kampanye keselamatan lalu lintas merupakan kegiatan bersama (kemitraan


antara polisi dengan stakeholder) sebagai bentuk kegiatan preventif edukatif yang
lebih bersifat sosialisasi dalam meningkatkan kedaraan, pengetahuan dan keinginan
untuk mentaati peraturan perundang-undangan lau lintas.
Program kegiatan Kampanye keselamatan lalu lintas diimplementasikan
melalui kegiatan penerangan secara langsung, penyuluhan, pembuatan poster,
leaflet, stiker, buku petunjuk, komik, lomba-lomba maupun kesenian.
6). Traffic Board
Traffic board merupakan wadah untuk mecari akar masalah dan menangani
berbagai masalah lalu lintas. Kegiatan tersebut antara lain dengan membentuk
forum, dewan atau asosiasi apa saja yang berkaitan dengan tugas sosial dalam
rangka berperan aktif sebagai wujud dari civil society (masyarakat madani)
sehingga terwujud rasa kebersamaan antara Polri, Instansi terkait yang
berkompeten, organisasi bidang otomotif, organisasi kemasyarakatn dan
masyarakat pengguna jalan secara umum dalam menangani permasalahan lalu
lintas dan dapat diambil solusi yang cepat dan akurat karena adanya keterlibatan
secara langsung oleh badan, instansi, organisasi dan masyarakat pengguna jalan
yang berkompeten dibidangnya.
Implementasi tersebut antara lain : DTK (Dewan Transportasi Kota),
Supeltas, OMP (ojek mitra polisi), club otomotif, ATPM, AISI ataupun BKLL

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
(Badan Keselamatan Lalu lintas) kota/kabupaten, Propinsi dan Nasional yang telah
terstruktur secara resmi di setiap tingkatan pemerintahan.
7). TMC (Traffic Manajement Centre)
TMC (Traffic Manajement Centre) merupakan pusat manajemen lalu lintas
yang melakukan kegiatan informasi, komunikasi, komando dan pengendalian, serta
kontrol. TMC bekerja sama dengan media, petugas-petugas lain, instansi terkait.
Yang dilengkapi dengan sistem teknologi komputerisasi, CCTV, GIS, GPS, SMS,
jalur on line, Web site, dan lainnya. Dari TMC dapat dipantau dan diketahui situasi
lalu lintas aktual dan informasi yang akurat dari petugas di lapangan. Dan berbagai
informasi lalu lintas baik infrastruktur, transportasi umum, jalur alternatif,
informasi tentang kendaraan bermotor serta informasi lainnya yang dapat diakses
langsung oleh masyarakat sebagai wujud peningkatan pelayanan dan transparansi
Polri.
Dit Lantas Polda DIY telah membangun aktifasi program TMC (Traffic
Manajement Centre) melalui TCC (Traffic Care Centre) yang bertempat di ruang
TCC Dit Lantas Polda DIY dengan fasilitas sebagai berikut :
a) Web Site TCC Dit Lantas Polda DIY menginduk pada domain Polri dengan
situs www.tcc.jogja.com dan www.tcc.jogja.polri.go.id.
b) IP Camera, Sistem manajemen lalu lintas pengendalian jarak jauh dan
pengamatan Camera CCTV yang dihubungkan dengan aplikasi web site
secara real time (online), Untuk tahap awal dipasang pada 5 titik pengawasan
ruas jalan rawan kemacetan lalu lintas yaitu :
 Persimpangan empat Kantor Pos Besar
 Persimpangan empat Tugu Yogyakarta
 Persimpangan empat Mirota Kampus
21

 Persimpangan empat Galeria


 Persimpangan tiga Abu Bakar Ali
c) GIS (Geographical Information System) Aplikasi GIS dalam web site TCC
dipergunakan sebagai sarana informasi bagi masyarakat terhadap lokasi/ruas
penggal jalan pemetaan kepadatan lalu lintas, lokasi/ruas penggal jalan
pemetaan kejadian kecelakaan lalu lintas dan pemetaan kegiatan masyarakat
yang berpotensi mengganggu arus lalu lintas.
d) GPS (Global Positioning System). Aplikasi GPS dalam web site TCC
dipergunakan sebagai sarana informasi bagi masyarakat terhadap pemetaan
Posisi Ranmor Dinas Jajaran Dit Lantas Polda DIY.
e) Searching Maps, Pencarian lokasi/ruas penggal jalan atau kantor/ gedung
serta pemetaan arah perjalanan dari lokasi tertentu menuju posisi/lokasi
yang diharapkan (Guiding Map)
f) SMS (Short Massages Services) Gateway dan Call Centre, Aplikasi SMS dan
Call Centre TCC Dit Lantas Polda DIY mengunakan provider XL dengan
Nomor 081804000000 yang dapat dilakukan langsung melalui telepon rumah
maupun telepon seluler (HP) dari provider manapun, atau dapat
menggunakan fasilitas Voice over Internet Protocol (VoIP) apabila Komputer

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
yang digunakan memiliki aplikasi yang mampu melakukan komunikasi
melalui suara.
g) Web Interactive Response, Web Interactive Response di TCC Dit Lantas
Polda DIY memiliki 2 (dua) aplikasi, yang pertama Conference Chat dimana
pengunjung web site dapat langsung berinteraksi dengan operator yang
bertugas pada saat itu maupun pengunjug web lainnya secara realtime, dan
yang kedua melalui Buku Tamu (Guest Book) dimana pengunjung dapat
memberikan saran, pengaduan, informasi dan hal lainnya kepada
administrator web yang akan diteruskan kepada alamat yang dituju untuk
mendapat tanggapan/jawaban.
h) Database Searching System, Aplikasi Database Searching System yang
disediakan dalam web site TCC Dit Lantas Polda DIY berisi tentang
informasi kendaraan bermotor baik mengenai spesifikasi maupun Informasi
Hilang-Temu kendaraan bermotor yang bisa di akses dengan memasukkan
Nomor Polisi maupun Nama Pemilik, dan akan menampilkan data kendaraan
bermotor meliputi Jenis, Model, Tahun, CC dan apabila diperlukan bisa
meminta administrator atau operator untuk menunjukan Nomor Rangka dan
Nomor Mesin Kendaraan bermotor yang bersangkutan. Sehingga
memberikan kemudahan informasi kepada masyarakat.
i) Aplikasi Info Mudik. Aplikasi ini akan sangat memudahkan masyarakat
dalam memperoleh informasi keberangkatan dan kedatangan sarana
transportasi baik itu darat maupun transportasi udara termasuk sediaan seat
yang ada secara link dengan penyedia jaringan transportasi.
8). KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas)
KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas) merupakan pilot proyek / proyek
percontohan dari daerah yang semrawut menjadi daerah yang tertib dan teratur.
21

KTL juga merupakan upaya bersama antar stake holder untuk menangani masalah
lalu lintas secara komprehensif. KTL yang dikembangkan oleh Dit lantas POLDA
DIY meliputi hampir diseluruh jalur utama perkotaan wilayah propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta serta jalur lain yang dianggap rawan kecelakaan maupun
kemacetan lalu lintas.
9). Taman lalu Lintas
Taman lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu
lintas baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari
tentang lalu lintas. Taman lalu lintas lebih di titik beratkan pada kegiatan simulasi
miniatur lalu lintas jalan raya berikut dengan kelengkapan sarana dan prasarana
jalannya, sehingga khusus bagi pra pengguna jalan aktif (Usia 3 sampai 11 tahun)
dapat secara langsung melakukan simulasi berlalu lintas di jalan raya dengan tidak
membahayakan pengguna jalan lainnya tetapi mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman praktek lapangan seperti yang sesungguhnya, dengan harapan pada
saat memasuki usia pengguna jalan aktif telah mampu berlalu lintas secara baik
dengan mematuhi etika, sopan santun dan mematuhi setiap peraturan perundang-
undangan yang berlaku di jalan raya.
10). Sekolah Mengemudi
Sekolah Mengemudi adalah wadah bagi para calon pengemudi yang
merupakan bagian dari upaya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
berlalu lintas. Karena pengemudi mempunyai tanggung jawab keselamatan baik

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
untuk dirinya sendiri maupun pengguna jalan lainya. Dan juga peka dan peduli
terhadap masalah –masalah lalu lintas.Dalam hal ini Polisi lalu lintas bekerjasama
dengan lembaga-lembaga pendidikan yang berkaitan dengan sekolah mengemudi.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan
angkutan jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 pasal 235 sampai
238 tentang pendidikan mengemudi yaitu Pendidikan mengemudi dapat
diselenggarakan oleh pemerintah, badan hukum Indonesia atau warga negara
Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan mengemudi wajib mendapat izin dari
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional setelah mendengar
pendapat Menteri dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Untuk
memperoleh izin menyelenggarakan pendidikan mengemudi harus memenuhi
persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri setelah mendengar
pertimbangan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional, dan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Permohonan untuk memperoleh
izin menyelenggarakan pendidikan mengemudi diajukan kepada Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional dengan menggunakan formulir
yang telaah ditetapkan serta melampirkan bukti pemenuhan persyaratan.
Dalam pelaksanaan pendidikan mengemudi, Polri khususnya Dit Lantas
Polda DIY selaku pemberi rekomendasi perizinan dan pembina teknis selalu
melaksanakan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pendidikan mengemudi sehingga sasaran pendidikan untuk mampu memberikan
pengetahuan dan keterampilan mengemudi dapat terlaksana sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan dan memberikan kontribusi positif terhadap peserta didik
untuk mampu mengaplikasikan hasil pendidikannya sebagai pengguna jalan yang
ber etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam berlalu lintas di jalan raya.
11). Saka Bhayangkara Lalu lintas
21

Saka Bhayangkara Lalu lintas adalah wadah kegiatan antara polisi dengan
Pramuka yang berkaitan dengan kelalulintasan, baik bidang operasional seperti
penjagaan atau pengaturan, kampanye keselamatan lalu lintas dan lainnya.
Pelaksanaan Program Kegiatan Saka Bhayangkara Lalu lintas sebenarnya
hampir sama dengan kegiatan yang dilaksanakan PKS tetapi dalam program ini
lebih menekankan pada Kepanduan nya, pengetahuan dan keteramplan yang
diberikan bukan bertujuan untuk diaplikan langsung sebagai personel yang bertugas
sebagai pengamanan swakarsa sebperti PKS, tetapi merupakan bekal pribadi
personel Saka Bhayangkara Lalu lintas sehingga dalam kehidupan berlalu lintas
dijalan raya mampu menjadi panutan rekan-rekannya serta apabila menemukan
situasi khusus yang membutuhkan penerapan pengetahuan dan keterampilannya
dapat melakukan secara baik dalam koridor interaksi sosial (kemanusiaan).

12). Operasi Khusus Kepolisian.


Operasi kusus kepolisian di bidang lalu lintas adalah kegiatan-kegiatan untuk
menangani berbagai masalah lalu lintas yang sifatnya khusus dan merupakan
peningkatan dari kegiatan operasi rutin. Operasi ini dilakukan baik mandiri
kewilayahan (Operasi Simpatik, Operasi Patuh, Operasi Zebra). Dan Operasi yang
terpusat seperti Operasi Ketupat dan Operasi Lilin dsb.

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Pelaksanaan Program Operasi Kepolisian tidak hanya dalam bentuk kediatan
represif semata tetapi disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan Operasi
Kepolisian ada yang bersifat prefentif seperti Operasi Kepolisian Ketupat dan Lilin
pada saat hari raya Idul Fitri dan Natal/Tahun baru, keiatannya lebih mengarah
pada penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli dengan tetap melaksanakan
kegiatan represif selektif prioritas. Ada pula Kegiatan Operasi yang bersifat
pencitraan seperti operasi Simpatik yang lebih menekankan pada kegiatan prefentif
edukatif.
13). Penegakan Hukum
Penegakan Hukum merupakan tindakan kepolisian untuk edukasi,
pencerahan, perlindungan dan pengayoman terhadap pengguna jalan lainya yang
terganggu aktifitasnya atau produktifitasnya akibat dari pelanggaran hukum dan
untuk mewujudkan adanya kepastian hukum.
Pada dasarnya program kegiatan Penegakkan Hukum bukan berorientasi
mencari kesalahan dari pengguna jalan tetapi lebih berorientasi pada perlindungan,
pengayoman dan pelayanan pengguana jalan yang melanggar itu sendiri
(Penindakan pelanggaran Helm, Sabuk pengaman dan kelengkapan kendaraan
bermotor), Pengguna jalan lainnya (Penindakan pelanggaran SIM, Kecepatan,
rambu, marka dan lainnya) serta kepentingan pengungkapan kasus pidana
(Penindakan pelanggaran STNK, Nomor rangka, nomor mesin dan lainnya)
Program Kegiatan dalam bentuk penegakkan hukum dilaksanakan tidak
hanya pada saat Operasi Kepolisian saja tetapi dilaksanakan pula pada lokasi dan
jam rawan menurut hasil analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh bagian analis
lalu lintas dilingkungan Polri dalam upaya memelihara keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan proses dan visualisasi perwujudan
akuntabilitas Polri kepada publik sebagai upaya untuk mengimplementasikan Perpolisian
21

Masyarakat dalam Fungsi lalu lintas dimana kegiatan-kegiatan tersebut haruslah


ditumbuhkembangkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dalam kebersamaan
yang saling mendukung tanpa harus mencampuri fungsi, tugas, tanggung jawab dan
kewenangan masing-masing instansi yang terkait didalamnya.

4. PENUTUP
Untuk mewujudkan keberhasilan cita-cita Polri disamping memerlukan dukungan dan
kepercayaan dari masyarakat luas kini juga dilakukan proses pembenahan dalam diri internal
Polri. Polri sedang berproses diri untuk berubah kearah yang lebih baik. Melakukan perubahan
dalam paradigma berfikir, sikap, mental seluruh anggota Polri, juga reformasi birokrasi Polri.
Untuk mewujudkan itu semua membutuhkan waktu, proses dan kerja keras dari semua pihak.
Penanganan permasalahan lalu lintas kedepan akan semakin meningkat seiring dengan
laju pembangunan nasional dan perkembangan teknologi, pembenahan sistem per lalu lintasan
harus dilakukan dari sejak dini sebelum permasalahan yang muncul semakin meningkat baik
dari faktor manusia, jalan, kendaraan maupun lingkungannya harus disikapi secara bersama
antara stake holder yang bertanggung jawab serta berwenang dalam bidang lalu lintas maupun
peran serta aktif dari masyarakat pengguna jalan guna tetap terpeliharanya situasi keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dalam mendukung terselenggaranya
pembangunan nasional.
Masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan, adanya analisa meningkatnya
tantangan permasalahan lau lintas kedepan dan hal lain yang memerlukan dedikasi, kinerja dan

Kuliah umum DIR LANTAS Polda DIY di MSTT Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
semangat yang berkobar membutuhkan peran serta aktif dari semua lapisan untuk mampu
menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang berbudaya dan memiliki
potensi sumber daya manusia yang handal, profesional dan proporsional. Selamat belajar
semoga sedikit pengalaman yang dapat disampaikan ini mampu memunculkan kreasi, inovasi
dan dapat menjadi bekal demi kemajuan Lalu lintas di Indonesia.

...............oooOOO@OOOooo...............
.

21

You might also like