Professional Documents
Culture Documents
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Umulhiar Jabar F
2. Irma Youvita S
3. Riska Lestari
4. Novia Wahdatul H
5. Rena Prihatna G
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
a. Latar Belakang.....................................................................................1
b. Rumusan Masalah................................................................................1
c. Tujuan Penulisan..................................................................................2
d. Sistematika Penulisan...........................................................................2
BAB II
DEFINISI DAN KLASIFIKASI KATA .................................................................3
A. Definisi Kata.......................................................................................3
b. Klasifikasi Kata....................................................................................3
x. Kata Tugas.....................................................................................14
BAB III
KESIMPULAN .....................................................................................................15
ii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................16
iii
BAB I..................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................
a. Latar Belakang
Banyak cara atau metoda yang digunakan dalam pengklasifikasian kata.
Para ahli bahasa tradisional menggunakan kriteria makna dan kriteria fungsi untuk
mengklasifikasikan kata. Sedangkan para ahli bahasa struktural, terutama
penganut aliran Bloomfield, membuat klasifikasi kata berdasarkan distribusi kata
itu dalam suatu struktur atau konstruksi. Selain itu terdapat juga kelompok linguis
yang menggunakan criteria fungsi sintaksis sebagai patokan untuk menentukan
kelas kata.
Kriteria yang digunakan para ahli bahasa strukturalis ini, banyak diikuti
orang untuk menelaah bahasa Indonesia karena dianggap lebih baik dan lebih
konsisten dari pada kriteria yang digunakan oleh para ahli bahasa tradisional.
Kata sangatlah penting sebagai salah satu pembentuk kalimat dan salah
satu unsur dalam bahasa. Mengenal karakteristik setiap jenis kata membantu kita
dalam berkomunikasi agar kalimat yang kita ucapkan menjadi padu dan
dimengerti orang lain. Untuk itu pengetahuan mengenai klasifikasi kata dan
struktur pembentukannya menjadi sangatlah penting agar tidak timbul kekeliruan
dan kerancuan dalam bahasa.
b. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas kama dapat dirumuskan suatu permasalahan,
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kata ?
2. Bagaimana pengklasifikasian kata ?
3. Apa karakteristik dari masing-masing jenis kata ?
1
c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang
dimaksud dengan kata, bagaimana pengklasifikasian kata dalam bahasa Indonesia,
serta apa saja karakteristik dari masing-masing jenis kata tersebut.
d. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II
definisi dan klasifikasi kata, dan Bab III kesimpulan dari isi makalah.
2
BAB II
DEFINISI DAN KLASIFIKASI KATA
A. Definisi Kata
Secara umum kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang
mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata ‘kata’ dalam bahasa
melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta kathā. Dalam bahasa
Sansekerta kathā sebenarnya artinya adalah ‘konversasi’, ‘bahasa’ atau ‘dongeng’.
Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantic menjadi
‘kata’.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa
definisi mengenai kata:
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan
dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa
2. konversasi, bahasa
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem
(contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi
lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti
sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan
keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
b. Klasifikasi Kata
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
3
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan
atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
a. Verba transitif (membunuh),
b. Verba kerja intransitif (meninggal),
c. Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda,
misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan
keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda,
misalnya ia, itu.
a. Orang pertama (kami),
b. Orang kedua (engkau),
c. Orang ketiga (mereka),
d. Kata ganti kepunyaan (-nya),
e. Kata ganti penunjuk (ini, itu)
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah
benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan,
misalnya satu, kedua.
a. Angka kardinal (duabelas),
b. Angka ordinal (keduabelas)
7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang
berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
a. preposisi (kata depan) (contoh: dari),
b. konjungsi (kata sambung), konjungsi berkoordinasi (dan),
konjungsi subordinat (karena),
a. artikula (kata sandang) (contoh: sang, si)
b. interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
c. partikel.
4
Dalam pembahasan kali ini hanya akan dijelaskan sepuluh jenis kata saja,
terdiri dari: kata benda, kata kerja, kata ganti, kata bilangan, kata sifat, kata depan,
kata keterangan, kata sambung, kata sandang, dan kata tugas.
5
d. Dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah
seperti satu, sebuah, sebatang dan sebagainya.
b. Kelompok Kata
Segala macam kata yang tersebut di atas, dalam segi kelompok kata
mempunyai satu kesamaan struktur yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata :
dengan + kata sifat.
Contoh:
• Dia menari dengan indah
• Dia berbicara dengan lantang
Imbuhan kata kerja :
6
• Awalan pembentukan kata kerja.
Adapun awal pembentukan kata kerja ialah : me-, ber-, di-.
Contoh: Memotong, Bersalaman, Dipinjam.
• Akhiran pembentukan kata kerja.
terdiri dari akhiran -kan dan -i.
Contoh: Membangunkan, Menuruni.
Kombinasi awalan dan akhiran pembentukan kata kerja:
• me – kan Contoh: menaikan
• me – i Contoh: menemui
• ber – an Contoh: berpegangan
Ciri utama kata kerja dilihat dari adverbia yang mendampinginya, yaitu:
a. dapat didampingi dengan adverbia negasi tidak atau tanpa.
Contoh : - tidak datang
- tanpa membaca
b. dapat didampingi oleh semua adverbia frekuensi.
Contoh : - sering datang
- jarang makan
c. tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan
penggolongannya.
Contoh : - sebuah * membaca
- dua butir * menulis
Namun dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah seperti:
- kurang membaca
- sedikit menulis
d. tidak dapat didampingi oleh adverbial derajat.
Contoh : - agak * pulang
- kurang * pergi
e. dapat didampingi oleh semua adverbia kala (tenses)
Contoh : - sudah makan
- sedang mandi
7
f. dapat didampingi oleh semua adverbia keselesaian
Contoh : - belum mandi
- baru datang
g. dapat didampingi oleh semua adverbial keharusan
Contoh : - harus pulang
- boleh mandi
h. dapat didampipngi oleh semua anggota adverbial kepastian
Contoh : - pasti datang
- mungkin pergi
- tentu pulang
- barangkali tahu
8
f. Kata ganti tak tentu. Misalnya barang siapa.
a. Numeralia Tentu
Kata yang menyebutkan bilangan yang menunjukan jumlah tertentu.
Contoh:
• ’ satu ’
• ’ empat ’.
• ’ sepuluh ’.
• ’ dua puluh ’.
• ’ seratus ’.
• ’ setengah ’.
• ’ sepertiga ’.
•
b. Numeralia Tak Tentu
Numeralia yang belum di ketahui secara jelas besarnya/jumlahnya. Dalam bahasa galolen
hanya sedikit kata-kata yang menyatakan bilangan tertentu.
Contoh :
• ’ banyak ’.
• ’ sedikit ’.
• ’ semua ’.
• ’ beberapa ’.
c. Numeralia Tingkat
Kata bilanganya yang menyatakan tingkat.
Contoh:
• ’ pertama ’.
9
• ’ kedua ’.
• ’ ketiga ’.
• ’ keempat ’.
10
d. Preposisi yang menandai sebab. Misalnya, demi, atas.
e. Preposisi yang menyatakan orang, nama orang / nama
binatang / nama waktu. Misalnya, pada.
Selain dari itu, ada kata-kata depan yang lain baik berupa kata gabungan
maupun kata tunggal. Seperti di mana, di sini, di situ, akan, oleh, atas, bawah,
dalam, guna, unjuk gigi.
11
viii. Kata Sambung (konjungsi)
Kata sambung (konjungsi) adalah kata yang digunakan untuk
menyambung atau menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat,
paragraf dengan paragraf, ide-ide dengan ide-ide, dan sejenisnya.
Ragam kata sambung :
a. Kata sambung asal, misalnya : dan, maka, sedang, hingga,
meski, lalu, bila, sambil, atau, serta, karema, jika, dll.
b. Kata sambung jadian / bentukan:
• kata ulang, misalnya : jangan-jangan, seakan-akan,
kalau-kalau, dll.
• kata sambung majemuk, misalnya : apabila, lagi
pula, karena itu, andaikata, sebab itu, dll.
• kata sambung berimbuhan, misalnya : sebelum,
selama, sehingga, seandainya, sekiranya, melainkan, semenjak,
andaikan, bagaikan, asalkan, sedangkan, jangankan, walaupun,
meskipun, kendatipun, bermula, sebermula, dll.
12
f. Yang menyatakan waktu, misalnya : bila, waktu, ketika,
mula-mula, apabila, bilamana, sebelum, selama, setelah, tatkala,
semenjak, sesudah, setelah, dll.
g. Yang menyatakan tempat, misalnya : sampai, hingga.
h. Yang menyatakan maksud, misalnya : supaya, agar, agar
supaya.
i. Yang menyatakan syarat, misalnya : asal, asalkan, jika,
andaikata, kalau, seandainya, dll.
j. Yang menyatakan perwatasan, misalnya : kecuali.
k. Yang menyatakan keadaan/perihal, misalnya : sambil,
seraya.
l. Yang menyatakan perbandingan, misalnya : seperti,
bagaikan, sebagai, seakan-akan, dll.
m. Yang menyatakan modalitas, misalnya : jangan-jangan,
kalau-kalau.
13
kadang-kadang digunakan untuk mengagungkan, kadang untuk menyatakan
ejekan atau ironi.
Contoh : - Sang fajar terbit dari ufuk timur.
- Si jago merah menghanguskan puluhan ruko di pasar tradisional.
x. Kata Tugas
Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti
gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan
oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa
digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.
Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a. preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina,
misalnya dari, dengan, di, ke
b. konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan
dua satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa,
antarkalimat), misalnya dan, atau, serta
c. interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan,
misalnya ah, aduh
d. artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan
nomina, misalnya si, sang, kaum
e. penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun
14
BAB III
KESIMPULAN
Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata
terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat,a
keterangan,a ganti, kata bilangan, dan kata tugas yang mencakup preposisi (kata
depan), konjungsi (kata sambung), artikula (kata sandang), interjeksi (kata seru),
serta partikel.
Karakteristik dan struktur penulisan setiap jenis kata itu berbeda, ada yang
bisa didampingi adverbia negasi tidak, ada yang hanya bisa didampingi adverbia
negasi bukan, dan masih banyak beberapa adverbia lain yang dapat mendampingi
setiap jenis kata tersebut. Hal itu dikarenakan makna yang timbul dari setiap jenis
kata dan fungsinya dalam kalimat berbeda.
15
DAFTAR PUSTAKA
Iswara, P.D. dan A.S. Harjasujana. (1996). Kebahasaan dan Membaca dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
16