You are on page 1of 10

c  



Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu ³geo´ dan ³politik´. Maka, Membicarakan pengertian
geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. ³Geo´ artinya
Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem
dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-
paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik,
selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat masalah /
hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana
hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan
hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.

Dari beberapa pengertian diatas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi.
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial,
dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis
suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.
Geopolitik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi,
hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.

Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal. Keadaan suatu
negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang mereka tempati. Hal yang
paling utama mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di sekitar negara
itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara di sekitarnya / negara tetangga merupakan
pengaruh yang paling besar.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa ada dua golongan negara. Yaitu golongan negara
  dan golongan negara
 . Determinis berarti semua hal yang bersifat
politis secara mutlak tergantung dari keadaan bumi geografi. Negara determinis adalah negara
yang berada diantara dua negara raksasa / adikuasa, sehingga, secara langsung maupun tidak
langsung, terpengaruh oleh kebijakan politik luar negeri dua negara raksasa itu.

Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keadaan suatu negara yang berada diantaranya. Faktor lain seperti faktor
ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang mempengaruhi. Hanya
saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut, maka keberadaannya menjadi faktor
yang begitu dominan dalam mempengaruhi keadaan negara yang bersangkutan.

Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini merupakan
kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan dampak yang terlalu besar
dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya tidak berdekatan dengan negara
raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi keadaan negara ini adalah
faktor-faktor seperti ideologi, politik, sosial, budaya dan militer yang telah disebutkan
sebelumnya. Tentunya, keberadaan negara-negara lain di sekitar kawasan tersebut juga turut
menjadi faktor yang berpengaruh.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap negara
lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsa-bangsa, atau
secara lebih tegas lagi untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-negara
raksasa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat
mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara tersebut, seperti pengambilan
keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll. Maka dari itu, muncullah
organisasi-organisasi internasional yang berdasarkan pada keberadaannya dalam suatu kawasan,
seperti ASEAN, Masyarakat Ekonomi Eropa, The Shanghai Six dll. Komunitas-komunitas
internasional ini berperan dalam hal kerjasama kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha
menciptakan kedamaian dunia, dll.

Hal ini berkaitan langsung dengan peranan-peranan geopolitik. Adapun peranan-peranan tersebut
adalah:

1.? Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia;
2.? Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam;
3.? Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri;
4.? Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan;
5.? Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori
negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya;
6.? Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

K c   
Ada banyak teori dalam bidang geopolitik. Teori yang paling berpengaruh adalah teori
Lebensraum, yang melahirkan teori Autarkis. Penggabungan dari kedua teori tersebut
menghasilkan teori Pan Regionalisme. Teori ini berpandangan bahwa negara merupakan suatu
organisme, yang memiliki kecerdasan intelektual serta memerlukan ruang hidup.

Tak ada satupun negara yang dapat hidup mandiri secara mutlak. Karena keterbatasan-
keterbatasan dan tidak meratanya ketersediaan Sumber Daya Alam, setiap negara akan
mengalami interdependensi, atau keadaan saling membutuhkan. Teori ini pun berpandangan
bahwa satu bagian dunia yang relatif mempunyai persamaan dalam sifat-sifat geografis, ras,
kebudayaan dsb, dapat disatukan dalam satu kesatuan wilayah.

Teori inilah yang digunakan oleh Bangsa Jerman pada Perang Dunia ke-I. Dengan beranggapan
bahwa bangsa Aria adalah bangsa yang paling unggul, mereka berekspansi ke negara lain, agar
dapat menjadi pemimpin pan Euro-Afrika. Begitupun bangsa Amerika, yang berusaha
menyatukan Pan-Amerika.
    
 
Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara di dunia, yang bila
dilihat dari segi geografinya, memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara kepulauan di
dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan negara kepulauan
Indonesia.
Indonesia adalah suatu negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia, membentang
sepanjang 3,5 juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta
memiliki tak kurang dari 13.662 pulau.

Jika dilihat sekilas, hal ini adalah suatu kebanggaan dan kekayaan, yang tidak ada tandingannya
lagi di dunia ini. Tapi bila dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu kerugian tersendiri bagi
bangsa dan negara Indonesia. Indonesia terlihat seperti pecahan-pecahan yang berserakan. Dan
sebagai 13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil, Indonesia dapat dikatakan sebagai
sebuah negara yang amat sulit untuk dapat dipersatukan.

Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah konsep Geopolitik yang
benar-benar cocok digunakan oleh Bangsa Indonesia. Sebelum menuju pembahasan tentang
konsep geopolitik Indonesia, terlebih dahulu kami akan membahas tentang kondisi serta keadaan
Indonesia ditinjau dari segi geografisnya.

Ada beberapa jenis kondisi geografis bangsa Indonesia. Yaitu kondisi fisis, serta kondisi
Indonesia ditinjau dari lokasinya.
1. Kondisi fisis Indonesia,
a. Letak geografis;
b. Posisi Silang;
c. Iklim;
d. Sumber-Sumber Alam;
e. Faktor-Faktor Sosial Politik.
2. Lokasi Fisikal Indonesia. Keberadaan pada lokasi ini adalah faktor utama yang mempengaruhi
politik di Indonesia. Indonesia berada pada dua benua, yaitu Asia dan Australia. Indonesia pun
berada diantara dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Hindia.

Posisi silang, seperti yang telah dijelaskan pada poin kondisi fisikal, menyebabkan Indonesia
menjadi suatu daerah Bufferzone, atau daerah penyangga. Hal ini bisa dilihat pada aspek-aspek
dibawah ini:
ã c 
Indonesia berada diantara dua sistem politik yang berbeda, yaitu demokrasi Australia dan
demokrasi Asia Selatan;
   
Indonesia berada di antara sistem ekonomi liberal Australia dan sistem ekonomi sentral Asia;
  
Indonesia berada diantara ideologi kapitalisme di Selatan dan komunis di sebelah utara;
  c 
Indonesia berada diantara sistem pertahanan maritim di selatan, dan sistem pertahanan
kontinental di utara.

Selain menjadi daerah Bufferzone, Indonesia pun memperoleh beberapa keuntungan disebabkan
kondisinya yang silang tersebut. Antara lain:

1.? Berpotensi menjadi jalur perdagangan Internasional;


2.? Dapat lebih memainkan peranan politisnya dalam percaturan politik Internasional;
3.? Lebih aman dan terlindung dari serangan-serangan negara kontinental.

á á K  


Indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan yang amat luas, memiliki berbagai masalah
berkaitan dngan kondisinya itu. Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah
teritorial ini antara lain, dasar geografi, demografi, serta kondisi sosial masyarakat.

Masalah-masalah teritorial yang terjadi di Indonesia, pada umumnya menyangkut beberapa hal
berikut:

1.? Pembinaan wilayah untuk menciptakan ketahanan nasional yang maksimal dan efektif;
2.? Faktor kesejahteraan dan keamanan;
3.? Pembinaan teritorial yang dititikberatkan pada penyusunan potensi Hankam;

Bila masalah-masalah yang timbul dari beberapa faktor di atas dapat diatasi dengan baik oleh
Bangsa Indonesia, maka akan tercapailah suatu keadaan yang dinamakan ketahanan nasional.
Untuk mencapai keadaan tersebut, terdapat suatu prosedur yang dinamakan ³   
Secara umum,    merupakan upaya untuk memperkuat ketahanan di berbagi bidang,
yaitu bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, kehidupan beragama, dan
pembangunan.
 
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, diperlukan suatu konsep geopolitik khusus untuk
menyiasati keadaan / kondisi Negara Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan sepanjang 3,5
Juta Mil. Konsep geopolitik itu adalah Wawasan Nusantara. Berbeda dengan pemahaman
geopolitik negara lain yang cenderung mengarah kepada tujuan ekspansi wilayah, konsep
geopolitik Indonesia, atau wawasan Nusantara justru  ! untuk mempertahankan wilayah.
Sebagai negara kepulauan yang luas, Bangsa Indonesia beranggapan bahwa laut yang
dimilikinya merupakan sarana ³penghubung´ pulau, bukan ³pemisah´. Sehingga, walaupun
terpisah-pisah, bangsa Indonesia tetap menganggap negaranya sebagai satu kesatuan utuh yang
terdiri dari ³tanah´ dan ³air´, sehingga lazim disebut sebagai ³tanah air´.

Tujuan dari Wawasan Nusantara dibagi menjadi dua tujuan, yaitu tujuan nasional dan tujuan ke
dalam. Tujuan nasional dapat dilihat dalam Pembukaan UUD ¶45. Pada UUD ¶45 dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sedangkan tujuan yang kedua, yaitu tujuan ke dalam, adalah mewujudkan kesatuan segenap
aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa
Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat
manusia di seluruh dunia.

Untuk mewujudkan integrasi tanah air serta mencapai tujuan Wawasan Nusantara diatas, maka
dipakailah lima asas, yaitu:
ã    "#
a. Satu wadah Bangsa Indonesia yang bersatu;
b. Satu kesatuan tumpah darah dengan bersatunya dan dipersatukan segala anugerah dan
hakekatnya.
   #
a. Satu UUD dan politik pelaksanaannya;
b. Satu ideologi dan identitas nasional.
  "#
a. Satu perwujudan budaya nasional atas dasar Bhinneka Tunggal Ika;
b. Satu tertib sosial dan tertib hukum.
    #
a. Satu tertib ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan;
b. Seluruh potensi yang ada atau yang dapat diadakan, diselenggarakan secara total untuk
mewujudkan suatu kesatuan sistem pertahanan keamanan. Yang meliputi subyek, obyek dan
metode.

Perwujudan tanah air sebagai satu kesatuan, sudah sesuai dengan aspirasi dari falsafah Pancasila.
Pelaksanaan Wawasan Nusantara akan terlihat hasilnya dengan terwujudnya suatu ketahanan
nasional Indonesia.

Ketahanan nasional Indonesia bersifat defensif serta melihat dan mawas ke dalam disertai usaha
untuk membina daya, kekuatan serta kemampuan sendiri, meliputi segenap aspek kehidupan
alamiah dan sosial. ë  
     

   

        

 

Jadi, Wawasan Nusantara bermaksud untuk mewujudkan kesejahteraan, ketenteraman dan


keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan
dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.

ë K c$K 

Harsawaskita, A. 2007. 2 reat Power Politics di Asia Tengah Suatu Pandangan


eopolitik´, dalam Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional.
Bandung: Graha Ilmu.

Hidayat, I. Mardiyono. 1983. eopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam


Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya
Usaha Nasional.

Makarim, N.A. 2004. eopolitik. [Online]. Tersedia:http://www.kompas.com/kompas-


cetak/041228/utama [28 Maret 2007].

Poerwowidagdo, S.J. 1999. eoekonomi, Abstraksi ekonominya di kepulauan RI.


[Online]. Tersedia: ² [28 Maret 2007].
Sumarsono, S, et.al. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Wikipedia Internasional. 2007. eopolitics. [Online]. Tersedia:


http://en.wikipedia.org/wiki/Geopolitics [28 Maret 2007].

 c  c 


K % 03 Februari 2010
&   % Politik & Hankam

' (ë - Kementerian Pertahanan antara lain bertugas merumuskan kebijakan (policy)
penyelenggaraan pertahanan negara. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan pertahanan negara oleh Kementerian Pertahanan harus mengacu pada landasan
falsafah yang sekaligus ideologi negara yaitu Pancasila, yang pemahaman dan implementasinya
adalah untuk meningkatkan efektifitas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
sebagai landasan konstitusionel, memupuk kesadaran akan pentingnya perwujudan semboyan
Bhineka Tunggal Ika sebagai pemersatu bangsa Indonesia, dan mempertahankan eksistensi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tugas perumusan kebijakan (policy) penyelenggaraan pertahanan negara dilaksanakan dengan


mengacu pada doktrin politik ´Wawasan Nusantara´, yaitu cara pandang bangsa Indonesia --
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tentang diri dan lingkungannya dalam
eksistensinya yang serba nusantara, dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai
bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang serba nusantara itu.

Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara adalah wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata
laku. Wadah dan isi Wawasan Nusantara tersebut ±yang perwujudannya penting untuk mencapai
kesatuan dan keserasian di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia--, merupakan: Satu
kesatuan wilayah, Satu kesatuan ideologi, Satu kesatuan politik, Satu kesatuan ekonomi, Satu
kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dan Satu kesatuan bangsa.

Wawasan Nusantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
negara Republik Indonesia.           
 


  
      

        

Geopolitik Indonesia dituangkan dalam doktrin nasional Wawasan Nusantara dan politik luar
negeri bebas aktif. Sedangkan  
        
 
 
         
 
  . Dengan mengacu pada kondisi geografi
kepulauan Indonesia yang bercirikan maritim --duapertiga wilayahnya adalah laut--, maka
diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim yang sejalan dengan doktrin pertahanan
defensif aktif yang mengacu pada fakta bahwa bagian wilayah terbesar dan terluar yang harus
dipertahankan adalah laut. Namun harus diingat bahwa laut (perairan) diantara kepulauan di
wilayah Indonesia adalah penghubung ±bukan pemisah--, yang membentuk kesatuan wilayah
NKRI.    

 
      
 
  

     
  



Masalah berikutnya yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan   

!
    

"
!
  

 
 
    #. Pada hakikatnya kepentingan nasional
Indonesia adalah tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, serta terjaminnya kelancaran dan keamanan pembangunan nasional
yang berkelanjutan.    
     
   
              


 

Tata Kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia mencerminkan kesatuan tata nilai
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berketuhanan yang Maha Esa,
yang menjunjung tinggi kebhinnekaan yang ditunjukkan dalam interaksi sosial yang harmonis.

Inti dari prinsip-prinsip pertahanan Negara adalah $%%&''#'('% !


 
 #  %    yang perwujudannya di bidang pertahanan tidak terlepas dari
Profesionalisme TNI. Karena RI adalah Negara Hukum, maka perwujudan doktrin
´SISHANKAMRATA´ maupun profesionalisme TNI harus diberikan payung hukum. Beberapa
diantara produk hukum yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut telah berhasil diundangkan,
yaitu: Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara dan Undang-Undang No.
34 Tahun 2004 Tentang TNI. Namun untuk menyelesaikan agenda kedua Undang-Undang
tersebut, masih diperlukan beberapa produk hukum lain sebagai pendukung, antara lain: Undang-
Undang Tentang Komponen Cadangan, Undang-Undang Tentang Komponen Pendukung,
Undang-undang Tentang Bela Negara, Revisi Undang-Undang Tentang Mobilisasi dan
Demobilisasi, Undang-undang untuk revisi Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang
Peradilan Militer, Undang-undang Tentang Rahasia Negara, Undang-Undang Tentang
Keamanan Nasional, dan Peraturan perundang-undangan lainnya sebagai peraturan-peraturan
pelaksanaannya.

Untuk menuntaskan agenda memperjuangkan kepentingan nasional tersebut, maka program


legislasi Departemen Pertahanan harus mendapatkan perhatian yang memadai, sehingga produk-
produknya dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan sumber daya manusia dan
kemandirian alutsista dalam rangka pelaksanaan tugas pertahanan negara, yakni upaya untuk
mempertahankan: kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia.

 %)  á * c 

Home
á  
 


 
 Mar  

O? hasional
O? cikiran Rakyat

FAKTA geografis negeri ini yang berada di dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera
(Samudera Pasifik dan Samudera Hindia) menempatkan peran strategis Indonesia di mata
internasional. Belum lagi terkait aspek ekonomi, politik, dan lingkungan hidup. Negara adidaya
Amerika Serikat (AS) pun melihat posisi negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini harus
diperhitungkan dalam percaturan global.

Setidaknya ada tiga selat di Indonesia yang menjadi jalur lalu lintas internasional yang
menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, dan
Selat Lombok. Tidak heran apabila kapal asing memanfaatkan tiga altematif itu. Misal saja,
kapal tanker dari Asia Timur yang hendak ke wilayah TimurTengah dan sekitarnya akan lebih
cepat dan efisien jika lewat se-lat-selat itu.

Bahkan, Armada Ketujuh AS pun yang berpangkalan di Jepang tentu lebih memilih lintasan ini
dibandingkan dengan jalur lainnya. Konon, Armada Ketujuh ini menjaga kepentingan AS yang
mencapai 52 juta mil persegi. Dilihat dari aspek ekonomi, Indonesia jelas berada pada titik
strategis yang menguntungkan, apalagi dengan keberadaan Selat Malaka yang disebut-sebut
sebagai jalur paling sibuk di dunia. Tidak terkecuali, di jalur perdagangan internasional melalui
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) seperti SelatSunda dan Selat Lombok.

Secara politik, posisi Indonesia bernilai strategis. Dengan kehadiran Cina sebagai superpower
kedua setelah AS, menyusul pertumbuhan ekonominya yang pesat, membutuhkan pasokan
energi yang besar dari kawasan lain, seperti TimurTengah. Hal ini pada akhirnya akan melalui
wilayah laut Indonesia.

Selain aspek penting geostrategis dan keberadaan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia
juga menjadi negara berpenduduk terbesar keempat, penganut demokrasi terbesar ketiga, dan
dinilai menjadi salah satu negara tersukses dalam memerangi terorisme.

Posisi yang sedemikian strategis berimplikasi pada terjalinnya kepentingan negara-negara lain
dengan kepentingan nasiona] Indonesia. Presiden AS Barack Hussein Obama, misalnya,
berencana melakukan kunjungan ke Indonesia Juni mendatang. Seperti lima presiden AS
sebelumnya yang tercatat pernah berkunjung ke Indonesia, Obama pun bakal hadir dengan
sejumlah agenda pembicaraan.

Duta Besar AS untuk Indonesia, Ca-meron R. Hume menuturkan, kunjungan itu menjadi simbol
semakin pentingnya Indonesia bagi AS. Sejumlah pihak juga menilai, kunjungan ini akan
memberi peluang kepada Obama untuk terus menyegarkan idenya membina hubungan baik
dengan dunia Muslim seperti dijan-jikannya pada pidato di Kairo, Mesir, tahun lalu. Ini sekaligus
dalam rangka mempresentasikan kepentingan nasional AS dalam memulihkan citra baiknya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR Tjahjo Kumolo yang juga anggota Komisi I (Bidang
Pertahanan dan Politik Luar Negeri) menilai, wajar apabila AS amat berkepentingan dengan
Indonesia, baik karena posisi strategis Nusantara, beragam potensi kekayaan alam, maupun
faktor penduduknya sebagai pasar ekonomi raksasa.

Tjahjo mengingatkan, Indonesia jangan lagi terkesan di bawah bayang-bayang AS dan hubungan
kedua negara harus setara di berbagai bidang. "Indonesia dengan kebijakan politik luar negeri
yang bebas aktif harus bisa memainkan posisi tawarnya lebih tinggi, baik secara ekonomi,
politik, maupun budaya," katanya.

Thahjo juga mengatakan, pemerintah harus menunjukkan bahwa Indonesia ini sebagai bangsa
yang besar, negara yang secara geopolitik sangat strategis di wilayah Asia-Pasifik, dengan
potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial, serta
merupakan pasar besar yang strategis.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Theo L. Sambuaga juga mengatakan, hubungan
konstruktif dan positif kedua negara harus didasarkan pada "comprehensive relationship"yang
melibatkan banyak bidang, terutama ekonomi perdagangan dan sosial politik.

Dijelaskan Theo, satu hal positif saat ini, AS tengah dipimpin Barack Obama yang memiliki
histori istimewa dengan bangsa Indonesia. "Peran Barack Obama untuk memajukan hubungan
kedua negara juga tentu amat diharapkan, apalagi beliau menjadikan Indonesia sebagai negara
paling penting di kawasan Asia Tenggara," katanya.

Theo menambahkan, bagaimana pun dua negara ini sangat berperan penting dalam konstelasi
global. "Amerika punya peran sangat signifikan dalam ekonomi, politik, dan militer global.
Sementara Indonesia dengan posisi strategisnya, merupakan negara dengan latar sumber daya
alam maupun sumber daya manusia yang layak diperhitungkan dalam percaturan internasional,"
ujarnya menjelaskan.

Juru bicara kepresidenan bidang luar negeri Dino Patti Djalal mengatakan, prinsip kemitraan
strategis merupakan kunci dari hubungan dan kerja sama pemerintah Indonesia dan AS pada
masa kini dan mendatang. "Kita negara anggota G-20. Kita mau kemitraan komprehensif yang
berdasarkan equal partnership, itu kuncinya," katanya.

Menurut Dino, walaupun AS adalah negara besar, tetapi kedua negara sepakat mengembangkan
kemitraan sejajar mengenai hal-hal yang dapat dilakukan di tingkat nasional, regional, ataupun
global. Sebagaimana disadari, perubahan politik dunia yang terjadi pada era globalisasi telah
menghadirkan kompetisi antarbangsa. Kondisi tersebut cenderung mengarah pada perebutan
pengaruh yang cukup ketat, baik global, regional, maupun nasional.

Perkembangan tersebut antara lain menyebabkan terjadinya perubahan pada situasi keamanan
dunia dengan munculnya isu keamanan baru. Diperlukan upaya bersama menjawab tantangan
global itu. Isu keamanan nontradisional itu seperti terorisme, pembajakan di laut atau di udara,
penyelundupan, narkoba, imigran gelap, serta kriminal lintas negara lainnya. Sejak tragedi yang
mengguncang World Trade Center (WTC) 11 September 2001, terorisme internasional telah
menjadi ancaman nyata bagi dunia.

Kompleksitas permasalahan keamanan global semakin bertambah dengan adanya praktik


hegemoni yang dikembangkan melalui penguatan aliansi, kemampuan militer, keunggulan
teknologi, termasuk keunggulan di bidang ekonomi.

Kerja sama internasional pada bidang pertahanan merupakan salah satu jembatan untuk
membangun rasa saling percaya dengan bangsa-bangsa lain bagi terwujudnya stabilitas
keamanan kawasan. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, hubungan militer
antara Indonesia dan AS (AS) telah berjalan baik, terutama pascapencabutan embargo militer
November 2005.

"Kerja sama antara kedua negara memegang prinsip kerja sama bersifat persyaratan. Semua itu
berlaku terhadap siapa pun atau negara mana pun. Kita negara berdaulat, punya wilayah, itu
prinsip dasarnya," katanya. Purnomo menjelaskan, untuk mempererat hubungan militer, kedua
negara telah memiliki berbagai forum Kperti dialog keamanan Indonesia-AS atau Indonesian-
United State Securitv Dialogue (IUSSD) dan dialog pertahanan Indonesia-AS atau US-
Indonesian Bilateral Defence Dialogue (USIBDD), sebagai salah satu bentuk implementasi dari
IUSSD seperti latihan bersama, pendidikan, operasi, logistik. dan sebagainya.

Tak hanya itu, menurut Purnomo, ada pula kerja sama militer antara TNI dan US Pacific
Command (US PACOM) dalam payung USIBDD sejak 1997. Pada isu lingkungan hidup, peran
Indonesia pun menjadi sorotan. Indonesia dan AS bisa mengadakan kerja sama tentang
perubahan iklim dalam hal yang lebih teknis, seperti peningkatan kapasitas dan alih teknologi.
(Agus Ibnu-din/"PR", daii berbagai sumber)"

Ringkasan Artikel Ini

4  
 


  
 
   
  


 

    
  



 
 
 
 
  
   

 
 
   
   

 

 
   
!"


  
  
 

 
      

      
#  






  
 
  
  
 

  

 
     
 
 



 
       

4
"  
"$
   

%
    

!&


'

  
     

 

 
&  

       
  
  
  
    '  


 
      
  (

   

'
 
#

  
  
"     
"   
       

)
(
  
  
"

"  


  

  (

    
  
   

 
   

You might also like