You are on page 1of 11

HADIST TENTANG KEBERSIHAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi


Tugas Mata Kuliah AL HADITS

Disusun Oleh :
Nama : SITI NURFARIDA
NIM : 030709000216
Kelas : C
No. Absen : 17

PROGRAM PGMI DUAL MODE SYSTEM S1


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2010

ii
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan.................................................................................................1
2. Kesesuaian Teks, Hadits, dan Terjemahannya............................................2
3. Analisis Bahasa............................................................................................2
4. Asbabul Wurud............................................................................................3
5. Korelasi Al Qur’an dan Hadits Lain............................................................3
6. Analisis Sosio Historis.................................................................................5
7. Kontekstualisasi...........................................................................................5
8. Kesimpulan..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
HADITS TENTANG KEBERSIHAN

1. Pendahuluan

Segala puji bagi Alloh Yang Maha Penyayang. Shalawat dan salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Kami

bersyukur kepada Alloh SWT, karena berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya dapat

menyelesaikan makalah Al Hadits tentang kebersihan untuk memenuhi tugas

kuliah kami.

Kebersihan dalam Islam sangat penting, kebersihan merupakan salah satu

syarat ibadah kita akan diterima oleh Alloh SWT. Untuk itu agama Islam

menghendaki agar umat memperhatikan kebersihan dalam segala hal, terutama dalam

melaksanakan shalat guna mencapai kesempurnaan dalam beribadah.

Melalui makalah ini kami berharap semoga makalah tentang kebersihan

ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca guna mencapai kesempurnaan kita

dalam beribadah. Amin.

1
2. Kesesuaian Teks, Hadist dan Terjemahannya

ِ ‫صَلى الل‬
‫ه‬ َ ِ‫ل الله‬ ُ ْ ‫سو‬ُ ‫ل َر‬ َ َ‫ت ق‬ َ َ ‫ة قَل‬ َ ‫ش‬َ ِ ‫ن عا َئ‬ ْ َ‫ع‬
ُ ّ ‫وا افَا ِن‬
‫ه‬ ّ َ ‫ف فَت َن‬
ُ ‫ظف‬ ٌ ْ ‫م ن ُظ ِي‬ ُ َ ‫سل‬ ْ ِ ‫م ا َْل‬
َ ّ ‫سل‬َ َ‫ع َل َي ْهِ و‬
‫ف )روه الطبراني‬ ٌ ْ ‫ة إ ِل ّ ن َظ ِي‬ َ ‫ل ْال‬
َ ّ ‫جن‬ ُ ‫خ‬ُ ْ ‫)ل َي َد‬
Dari Aisyah r.a, Rosululloh SAW bersabda : Islam itu agama yang bersih,

maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih, sesungguhnya tidak akan

masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R.Tobroni)

3. Analisis Bahasa

Kata kunci hadits tersebut yang artinya “Islam itu bersih”.

Syurga ‫ة‬
َ ّ ‫جن‬ َ ‫ْال‬ Bersih َ‫ف‬
ٌ ْ ‫ن َظ ِي‬
َ ‫وا‬
ُ ‫ظف‬ّ َ ‫فَت َن‬
Yang bersih ْ ‫ن َظ ِي‬ Maka jagalah kebersihan

‫ف‬ٌ
Tidak akan masuk surga ‫ل‬ ُ ْ ‫ل َي َد‬
ُ ‫خ‬

Hadits di atas merupakan dalil bahwa agama Islam yang kita anut adalah

agama yang bersih. Oleh karena itu, kita diperintahkan supaya memelihara

kebersihan. Dan seorang muslim yang tidak akan masuk surga apabila ia

tidak bersih.

Bersih yang diperintahkan dalam hadits ini ialah bersih lahir dan batin.

Lahirnya kita yaitu badan, pakaian, alat-alat, tempat tinggal dan lingkungan

harus bersih, batiniah kita juga harus bersih artinya hati kita, pikiran kita ,

tingkah laku kita juga harus bersih. Makanan yang kita makan harus bersih

dan halal. Begitu pula uang yang dipergunakan untuk membeli makanan,

pakaian, untuk membeli alat rumah tangga dan uang untuk membeli tempat

tinggal kita pun harus uang yang didapatkan dengan cara halal.

2
Keadaan lingkungan tempat tinggal kita juga harus bersih, artinya harus

bersih dari segala hal yang tidak baik, yaitu tidak ada kemaksiatan, tidak ada

perjudian, tidak ada pencuri, tidak ada penjahat, atau tidak ada remaja-remaja

yang suka mengkonsumsi narkoba.

4. Asbabul Wurud

Hadits ini mendorong kita memelihara kebersihan : kebersihan jasmani dan

kebersihan rohani. Orang mukmin adalah orang yang memelihara kebersihan

lahir dan batin. Asy Syafingi berkata : “Barangsiapa yang memelihara

kebersian pakaiannya, sedikit kegelisahannya.” Rosululloh SAW senantiasa

memelihara kebersihan dan beliau tidak meninggalkan berharum-haruman

dan mengadakan disiplin diri untuk tidak pernah berpisah dengan sikat gigi

(bersiwak) dan kaca hias (Miraah). Kalau beliau hendak keluar rumah dan

mengadakan pertemuan dengan sahabat-sahabatnya, terlebih dahulu beliau

sisir rambut dan jenggotnya dengan semacam sisir yang disebut rakwah.

Maka kebersihan, nikmat dan kuda (kendaraan) tanpa berlebih-lebihan adalah

salah satu cara mewujudkan nikmat Alloh yang berpengaruh kepada

pembentukan pribadi.

5. Korelasi Al Qur'an dan Hadits lain

Penjelasan mengenai kebersihan juga disebutkan dalam firman Allah yang

tercantum dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi :








  ...
  


 
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

(Q.S. Al Baqarah ayat 222)

3
Dalam ayat lain Allah juga berfirman :




  


 

 
   
 
  
   

  

 
 
Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.

sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak

hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya

mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bersih. (Q.S. At Taubah : 108)

Pada hadits lain Rosululloh menegaskan :

Artinya : “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari

Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal

yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang

menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu

bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”

Artinya : “Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah saw.

bersabda : Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah

dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi

walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya

4
dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah

pedoman bagimu.” (HR. Muslim)”

6. Analisa Sosio Historis

Bersih atau suci dalam bahasa Arab disebut dengan toharoh yang berarti

bersih dari najis. Dalam pengertian, kotor dan najis bisa jadi berbeda, sesuatu

benda yang kotor belum tentu bernajis. Sebagai contoh : pakaian terkena

keringat kita sebut kotor, tetapi dalam konteks tidak disebut najis dan pakaian

tersebut masih bisa digunakan untuk shalat. Sebaliknya pakaian yang terkena

percikan air seni, walaupun tidak terlihat dan tidak tercium baunya disebut

najis dan harus dibersihkan dulu sebelum digunakan untuk shalat. Contoh

kasus : seseorang menunda shalat berjama’ah karena ingin mengganti pakaian

yang berkeringat dengan pakaian yang bersih. Dalam hal ini ia telah menunda

suatu pekerjaan yang utama (berjama’ah) dengan sesuatu hal yang tidak perlu.

Secara syariat ia masih bisa menggunakan pakaiannya yang terkena keringat

untuk sholat.

7. Kontekstualisasi

Agama islam menghendaki agar umatnya memperhatikan kebersihan baik

jasmani maupun rohani terutama dalam melaksanakan ibadah sehari-hari guna

mencapai kesempurnaan ibadah. Karena sesungguhnya kebersihan itu

sebagian dari iman.

Kebersihan jauh dari kehidupan contoh : masjid, musholla, majelis ta’lim

lebih kotor dari gereja apabila kebersihan jauh dari kehidupan.

5
KESIMPULAN

Dari dalil-dalil di atas kita dapat menyimpulkan bahwa :

1. Bersih atau suci sebagai penyebab sahnya shalat ataupun ibadah lainnya.

Tidak semua ibadah memerlukan bersuci, sholat dan thawaf memerlukan

suci dari hadats dan hobats. Puasa memerlukan ksucian dari hadats. Zakat

tidak memerlukan kesucian baik dari hadats maupun dari hobats.

2. Mengembalikan semangat muslimin

Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar seseorang yang selesai

melakukan hubungan suami istri untuk berwudlu baik hendak tidur

maupun hendak mengulangi kembali. Hal demikian akan mengembalikan

vitalitas dan semangat.

3. Merupakan separoh nilai keimanan.

Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa Atthohuuru syatrul ima,

kesucian itu sebagian dari iman. Orang yang beriman akan cenderung

membersihkan dirinya, baik secara fisik maupun non fisik. Angak

setengah disini bukan diartikan angka sebenarnya, tetapi menunjukkan

bahwa hal tersebut adalah bagian yang sagat besar dalam Islam.

4. Dapat mendatangkan cinta Alloh SWT

Membersihkan diri baik secara kejiwaan (at tawwabiin) ataupun secara

fisik (al mutathohirin).




  
  

    



   
   


  
   
 
     
  

6

 
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.

Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab

itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu

haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum

mereka suci. apabila mereka Telah suci, Maka campurilah

mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat

dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. 2 :

222)

Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa Allah SWT menyukai

kebersihan fisik disamping kebersihan nurani.

5. Sebagai usaha preventif bagi kesehatan

Sudah diketahui bersama bahwa hidup sehat dimulai dari menjaga

kebersihan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Hamzah Al Hanafi Ad Damsyiqi. 2002. Ashabul Wurud, cet ke-6. Jakarta :
Kalam Mulia

Departemen Agama Republik Indonesia. 2002. Al Qur’an dan Terjemahannya


edisi revisi. Jakarta.

You might also like