You are on page 1of 5

Review Buku Mewirausahakan Birokrasi Dan Contoh Implementasinya di Indonesia

Oleh: Bayu Ardhiansyah,0806396765

Judul:”Mewirausahakan Birokrasi”

Pengarang: David Osborne dan Ted Gaebler

Birokrasi pada dasarnya merupakan suatu konsep perpaduan antara ilmu politik dengan
bidang ilmu sosiologi. Birokrasi merupakan suatu alat yang menggabungkan struktur
organisasi,prosedur dan protokol dan beberapa regulasi untuk menjalankan suatu aktifitas dan
tugas-tugas besar. dalam perkembangannya birokrasi seringkali dicap sebagai sesuatu yang
angkuh,tak tersentuh dan boros. Hal ini tentunya merupakan suatu paradoks dari fungsi dan
tujuan birokrasi itu sendiri.

Guna mengatasi hal tersebut para ahli berusaha mengembangkan birokrasi ke arah yang
lebih baik. Yaitu dengan cara mengadopsi nilai-nilai swasta,tujuan dari adopsi nilai-nilai swasta
tersebut adalah untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien. Dalam
perkembanggannya konsep tersebut dinamakan New Public Management. Munculnya konsep
baru tersebut mendapat perhatian yang besar di beberapa negara maju seperti Amerika
Serikat,Inggris,Australia dan Selandia Baru.

Banyaknya negara-negara maju tersebut yang tertarik pada konsep New Public
Management telah membuat beberapa ahli administrasi mengembangkan konsep tersebut. Salah
satunya ialah David Osborne dan Ted Gaebler yaitu dengan bukunya yang berjudul Reinventing
Government.

Dalam bukunya Reinventing Government, Osborne dan Gaebler menekankan pada 10


prinsip yaitu:

1. Bahwa pemerintah yang baik bersifat katalis,yaitu lebih bersifat


mengarahkan daripada mengayuh, prinsip pertama ini menekankan pada
pemisahan antara keputusan kebijakan dari pemberian pelayanan, tujuan dari
pemisahan ini adalah untuk membuat efisiensi seperti dalam sebuah organisasi.
Adapun cara pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama
/kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta yaitu dimana pemerintah
bertindak sebagai pengambil keputusan dan sektor swasta sebagai pemberi
pelayanan
Impelementasi Prinsip 1: Sosialisasi PHBS (Program Perilaku Hidup bersih dan
Sehat),dalam rangka sosialisasi tersebut pemerintah daerah seperti Pemerintah
daerah Jawa Barat dan Pemerintah daerah DKI Jakarta melakukan kerja sama ibu-
ibu PKK dan beberapa LSM kesehatan lainnya untuk sosialisasi program
PHBS,yang dimana pemerintah bertindak sebagai fasilitator saja.

2. Bahwa pemerintah itu milik masyarakat karena itu pemerintah harus lebih
bersifat memberi wewewenang daripada melayani, prinsip kedua ini
menekankan pada partisipasi masyarakat terutama dalam pelayanan publik. Yaitu
pemerintah harus mampu memberdayakan masyarkat, sehingga mereka mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya (Social needs), adanya pemberian wewenang inii
juga mampu memberikan suatu efisiensi terutama dalam masalah biaya dan
fleksibilitas dalam suatu pelayanan publik, efisiensi dapat terjadi karena
masyarakat lebih mempunyai tingkat kepedulian yang tinggi untuk masalahnya
sendiri dibandingkan oleh kalangan professional/pemerintah

Impelementasi Prinsip 2: Implementasi prinsip ke dua ini dapat dilihat dari


program desa siaga, program desa siaga secara langsung bertujuan untuk
menciptkaan Self Help Community. Yaitu dengan dibuatnya suatu forum
desa.yang dalam pelaksanaanya pemecahan masalah wewenangnya diberikan
langsung kepada masyarkat dan pemerintah sebagai pengawas dan fasilitator saja

3. Bahwa pemerintahan yang baik berwawasan kompetisi yaitu menciptakan


persaingan dalam pemberian pelayanan, prinsip ketiga ini menekankan pada
persaingan. Yaitu dengan adanya persaingan yang ketat maka secara langsung
akan menimbulkan suatu efisiensi dalam hal lainnya kompetisi tersebut juga
mampu memberikan suatu nilai-nilai inovasi baru dan mencegah terjadinya
monopoli.

Impelementasi Prinsip 3: prinsip ketiga ini dapat dilihat dari Keputusan Presiden
Nomor 80 Tahun 2003, pada KEPPRES diatur tentang adanya tender untuk
pengadaan barang dan jasa,tujuan dari tender ini adalah untuk mendapatkan harga
yang bersaing tetapi tetap berkualitas
4. Bahwa pemerintah harus digerakkan oleh misi, prinsip keempat ini bertujuan
untuk mentransformasikan organisasi-organisasi/pemerintahan yang digerakan
oleh peraturan mejadi digerakan oleh suatu misi. Transformasi dari peraturan
menjadi misi ini digunakan untuk membuat suatu pencapaian atau target yang
jelas,sehingga mampu menimbulkan efisiensi dan dengan adanya misi tersebut
diharapkan mampu menciptkaan fleksibilitas sehingga dapat menghadapi
berbagai kendala yang tidak pasti.

Impelementasi Prinsip 4: prinsip ke empat ini dapat dilihat dari salah satu
kementerian yaitu kementrian keuangan terutama dalam pelaksanaan reformasi
dalam internal organisasinya yaitu memfokuskan pada misinya yang tertuang
dalam Balance scorecard

5. Bahwa pemerintah berorientasi pada hasil: membiayai hasil bukan


membiayai masukan, prinsip kelima ini menekankan pada efisiensi anggaran
yaitu dengan cara mengubah fokus anggaran dari input menjadi output sehingga
dapat dilakukan pengukuran kinerja yang baik dan tidak menimbulkan
pemborosan di masa yangakan datang.

Impelementasi Prinsip 5: prinsip ke lima ini masih belum mampu diterapkan di


Indonesia,hal ini bisa dilihat dari beberapa program pemerintah yang tidak
mempunyai indikator yang jelas yaitu otonomi daerah,adanya Big Bang
Decentralization pasca era reformasi tanpa disertai pengawasan membuat
pemborosan yang besar karena penyerapan dana khusus otonomi daerah tidak
menjadi maksimal

6. Bahwa pemerintah yang baik adalah yang berorientasi pada


pelanggan,prinsip keenam ini menekankan bahwa pemerintah harus mampu
memberikan layanan yang baik kepada masyarkat/,yaitu harus mampu bersifat
responsif terhadap semua permasalahan yang ada. Dalam hal lainnya prinsip ini
juga menekankan pada adanya feedback dari masyarakat terhadap pelayanan
publik yang diberikan oleh pemerintah sehingga mampu menciptkan pelayanan
publik yang berkualitas.

Implementasi Prinsip 6: prinsip ke enam ini bertujuan untuk mengurangi sifat


arogansi pemerintah,namun sayangnya di Indonesia hal tersebut masih belum
ada,contohnya adalah SatpolPP yang seringkali merazia dengan kasar,contoh
nyata dari keangkuhan tersebut adalah persitiwa Koja,Tanjung Priok

7. Bahwa pemerintah yang baik adalah pemerintah yang digerakkan oleh


semangat wirausaha yaitu menghasilkan daripada membelanjakan,prinsip ke
tujuh ini menekankan pada Return of Investement (ROI) yang didapat dari
anggaran,penganggaran tradisional lebih cenderung untuk fokus pada
penghabisan anggaran,sedangkan dalam Pemerintahan wirausaha hal tersebut
merupakan suatu pemborosan karena tidak sesuai dengan semangat wirsausaha

Implementasi Prinsip ke 7: Di Indonesia prinsip ini masih belum dapat


dilaksanakan,karena pemerintah cenderung memberikan subsidi yang sering
menimbulkan ketergantungan,hal ini kita bisa lihat pada contohnya adalah BLT
(Bantuan Langsung Tunai), hal ini juga diperkuat oleh Profesor David T. Ellwood
tentang BLT yaitu program tersebut tidak akan menghapus sebab utama
kemiskinan

8. Bahwa pemerintah harus bertindak antisipatif yaitu selalu berusaha


mencegah daripada mengobati, prinsip ke delapan ini bertujuan untuk
membuat pemerintahan tradisional yang selalu memerangi masalah dengan cara
represif menjadi preventif yaitu dengan cara pengunaan perancanaan
strategis,pemberian visi masa depan dan berbagai cara-cara lainnya

Implementasi Prinsip ke 8 : Di Indonesia prinsip ini sudah diterapkan terutama di


dalam Kementrian kementrian kesehatan yaitu dengan program perilaku hidup
bersih dan sehat yang bertujuan untuk mencegah penyakit
9. Bahwa pemerintah yang baik adalah pemerintahan yang
didesentralisasikan,sentralisasi merupakan salah satu ciri utama birokrasi,
adanya sentralisasi tersebut seringkali membuat pemerintah tidak menjadi lebih
responsif,untuk mengatasi permasalahan tersebut maka prinsip ke sembilan ini
menekankan pada konsep desentralisasi sehingga pemerintah mampu memberikan
responsif yang cepat dan menghemat biaya

Implementasi Prinsip ke 9: Di indonesia prinsip ini sudah diterapkan dari sejak


era awal reformasi,yaitu adanya otonomi daerah. Namun sayangnya SDM di
daerah yang kurang siap justru menimbulkan permasalahan baru dalam
pelaksanaan desentralisasi

10. Pemerintahan harus berorientasi pasar,yakni mempercepat perubahan


pasar,prinsip ke sepuluh ini menekankan pada solusi yang tepat untuk
memecahkan masalah yaitu dengan menciptakan pasar. Pasar tersebut merupakan
solusi yang tepat karena pasar bersifat kompetitif,efektif dan efisien

Implementasi Prinsip ke 10: di Indonesia hal ini masih belum dapat diterapkan
karena sifat birokrasi Indonesia hampir sama dengan negara-negara berkembang
lainnya yaitu kaku,tertutup dan cenderung paternialistik. Sehingga dalam
pemecahanya cenderung tidak melibatkan pasar.

Dalam bukunya mewirausahkan birokrasi ini David Osborne dan Ted Gaebler
mengatakan bahwa bukunya tidak menawarkan suatu konsep yang baru,melainkan suatu
kompilasi ide/konsep dari berbagai praktisi dan aktivitis dari berbagai negara, dalam bukunya ini
juga kita bisa melihat bawah para penulis terinspirasi oleh tokoh management yaitu Peter
Drucker,Edward Deming dan Thomas Peters. Dalam bukunya ini juga Osborne dan Gaebler
sangat menekankan pada Market Oriented, namun menurut mereka pasar hanyalah salah satu
jawaban dari solusi yang terbaik.

You might also like