Professional Documents
Culture Documents
• Arti Etika.
Etika adalah prinsip-prinsip melaksanakan pengaturan terhadap individu atau
suatu kelompok; khususnya standar-standar yang anda gunakan untuk memutuskan
bagaiman cara anda meleksanakan sesuatu.
Keputusan yang berkaitan dengan etika selalu memiliki dua karakteristik.
Pertama, keputusan-keputusan tersebut selalu melibatkan penilaian normatif. Penilaian
normative mengimplikasikan bahwa sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, lebih
baik atau lebih buruk.
Keputusan etika selalu melibatkan moralitas, standar-standar perilaku mana yang
diterima oleh masyarakat. Standar-standar moral berbeda dengan standar lain dalam
beberapa hal. Mereka berkaitan dengan perilaku yang memiliki konsekuensi serius
terhadap kesejahteraan masyarakat, seperti pembunuhan, penipuan, dan pencemaran
nama baik. Mereka tidak dapat dibangun dan diubah oleh keputusan badan kewenangan
tertentu seperti legisltif dan mereka harus lebih penting daripada keinginan pribadi.
Banyak orang percaya bahwa penilaian moral tidak pernah situsional. Penilaian moral
cenderung memicu emosi.
Faktor-Faktor Keorganisasian.
Pengaruh Atasan.
Atasan menetapkan karakter umum, tindakan merupakan sinyal-sinyal
tentang apa yang benar dan apa yang salah.
Disini terdapat beberapa contoh tentang bagaimana para penylelia secara
sadar mengarahkan bawahan untuk melakukan hal yang tidak benar :
1.Mengatakan pada para staf untuk melakukan apa pun yang diperlukan
untuk mencapai hasil.
2.Membebani berlebihan orang-orang dengan kinerja puncak untuk
memastikan pekerjaan tersebut selesai.
3.Mencari jalan lain saat terjadi hal-hal illegal.
4.Mengambil hasil kerja orang lain atau menghindari kesalahan.
• Budaya Organisasi.
Karakteristik nilai, tradisi dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh para
karyawan.
Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?
Karakteristik nilai, tradisi dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh para
karyawan. Nilai adalah keyakinan dasar tentang apa yang benar atau apa yang salah, atau
apa yang harus anda lakukan atau tidak. Nilai penting karena nilai-nilai itu memberikan
pedoman dan menghubungkan perilaku.
Para manajer harus memikirkan cara untuk mengirimkan sinyal yang benar pada
para karyawan mereka. Antara lain :
Mengklarifikasikan Harapan.
Gunakan Sinyal dan Persimbolan.
Menyediakan Dukungan Fisik.
Menggunakan Sejarah.
Mengatur ritual dan upacara.
• Menjelaskan Paling Tidak Empat Cara Spesifik Manajeman SDM
Dapat Mempengaruhi Perilaku Etis Saat Bekerja.
Pelatihan.
Pelatihan etika umumnya berperan penting dalam membantu perusahaan untuk
mengembangkan bidaya etika dan keadilan. Pelatihan seperti ini biasanya termasuk
menunujukan pada karyawan bagaimana mengenali diliema etika, bagaimana
menggunakan kerangka etika (seperti aturan pelaksanaan) untuk menyelesaikan
permasalahan, bagaiman menggunakan fungsi-fungsi SDM (separti praktik-paraktik
wawancara pendisplinan) secara etis. Disamping itu pelatihan juga harus menekankan
pada dukungan moral dari pilihan etika dan komitmen yang mendalam dari integritas dan
etika.
Penilaian Kinerja.
Proses penilaian kinerja perusahaan memberikan kesempatan lain untuk
menekankan komitmennya terhadap etika dan keadilan. Pertama, penilain menjelaskan
bahwa perushaan tidak hanya mengklaim bahwa mereka percaya dan melakukan standar
etika yang tinggi, tapi juga benar-benar mengukur (dan kemudian menghargai) para
karyawan yang mengikuti standar tersebut.
Kedua, bagimana para penyelia melakukan penilaian adlah hal yang penting.
Studi mengonfirmasi bahwa, praktiknya, sebagai manajer mengabaikan akurasi dan
kejujuran dari nilai penilain kinerja dan lebih menggunakannya untuk tujuan politik.
Sebuah sistem yang progresif adlah pilar kedua dari disiplin yang efektif.
Hukuman ini bisa mencakup dari peringatan yang disampaikan secara langsung sampai
tertulis dari dikeluarkan untuk sementara sampai pemberhentian dari pekerjaan. Tuntutan
pekerjaan biasanya fungsi dari jenis pelanggaran dan berapa kali pelanggaran dan atau
pendisplinan.
• Privasi Karyawan.
Empat jenis pelanggaran privasi terhadap karywan yang utama yang disutujui
oleh pengadilan adalah pelanggaran terhadap area pribadi (pengintipan diruang ganti dan
kamar mandi), publikasi masalah pribadi, membuka catatn kesehatan dan pemanfaatan
nama karyawan atau kemiripan dengan dia untuk tujuan komersial. Pengecekan latar
belakang, pengawasan kegiatan diluar kerja dan gaya hidup, tes penggunaan narkoba,
pencarian tempat kerja dan pengawasan kegiatan di tempat kerja memici sebagian besar
pelanggaran privasi.
Ada dua pembatasan dalam pengawasan ditempat kerja: Undang-Undang Privasi
Komunikasi Elektronik (Electronic Communication Privacy Act-ECPA) dan
perlindungan hukum terhadp invasi privasi. ECPA sebagian tujuannya untuk membatasi
penghalang dan mengawasi komunikasi oral dan kabel, tapi dengan dua pengecualian:
pengusaha dapat menunjukan alasan bisnis yang sah menurut hukum untuk
melakukannya dan harus mendapatkan izin dari karyawan untuk melakukannya.
• Mengelola pemberhentian.
Pemberhentian adalah pemecatan karyawan dari perusahaan tanpa didasarkan
oleh keinginan orang tersebut.
Tiga perlindungan perundang-undangan dan hukum tradisional pada hukuman
yang salah telah menghapus doktrin kapan saja, pengecualian kebijakan publik,
pengecualian kontrak yang diindikasikan dan pengeculian kontrak niat baik. Berdasarkan
pengeculian kebijakan pubik, pengadilan menyatakan hukuman tersebut salah bila
berlawanan dengan kebijakan umum yang telah mapan dan eksplisit. Berdasarkan
pengecualian yang diindikasikan dalam kontrak, pengadilan menyatakan bahwa,
meskipun tidak ada instrument yang mengekspresikan secara tertulis, kintrak tersebut ada
berdasarkan resprestasi dibuku pegangan karyawan. Pengecualian berdasarkan niat baik
menyarankan bahwa pengusaha tidak boleh memberhentikannya para karyawan tanpa
sebab yang benar.
• Dasar Pemberhentian.
Ada empat dasar pemberhentian:
1) Kinerja yang tidak memuaskan.
2) Kecenderungan untuk terus-menerus gagl melaksanakan kewajiban mencapai
standar pekerjaan.
3) Perilaku yang tidak dapat diterima.
4) Pelanggaran yang terus-menerus dan disengaja terhadap peraturan perusahaan.
5) Dan bisa termasuk pencurian, keributan, dan ketidakpatuhan.
6) Tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan.
7) Ketidakmampuan karyawan untuk melaksanakan tugas meskioun dia rajin.
8) Perubahan persyaratan (atau eliminasi) pekerjaan.
9) Ketidakmampuan karyawan untuk melakukan tugasnya, setelah sifat pekerjaan
tersebut diubah.
Ketidakpatuhan adalah bentuk dari perilaku yang tidak dapat diterima, kadang
kala menjadi penyebab pemberhentian. Pencurian, keterlambatan kronis dan kulitas kerja
yang rendah adalah alasan konkret untuk pemberhentian, tapi ketidakpatuhan kadang kala
lebih sulit untuk diterjemahkan kedlam kata-kata. Mungkin bermanfaat untuk mengingat
bahwa sebagian tindakan adalah atau dianggap sebagai ketidakpatuhan kapan pun dan
diman pun hal tersebut terjadi. Misalnya:
1) Tidak menghargai secara langsung kewenangan atasan.
2) Sangat tidak patuh, atau menolak untuk mematuhi, perintah atasan -
khususnya didepan orang lain.
3) Penolakan keras yang yang terus-menerus terhadap kebijakan, peraturan dan
perundang-undngan dan prosedur perusahaan yang telah dinyatakan dengan jelas.
4) Kritik didepan umum terhadap atasan.
5) Menunjukan rasa menghargai atau tidak menghargai.
6) Tidak menghargai rantai perintah, ditunjukan dengan mendatangi penyelia
atau manajer langsung dengan keluhan, saran atau manuver politik.
7) Berpartisipasi dalam (atau memimpin) usaha untuk merusak dan
menghilangkan kekuasaan atasan.
• Wawancara Pemberhetian.
Wawancara pemberhentian adalah wawancara untuk memberitahukan karyawan
tentang fakta bahwa dia telah diberhentikan. Pedoman untuk wawancara pemberhentian
sendiri adalah sebagai berikut:
1. Rencanakan wawancara dengan hati-hati.
2. Langsung pada intinya.
3. Jelaskan Situasi.
4. Dengarkan.
5. Review semua eleman paket pembayaran pemberhentian.
6. Identifikasi Langkah selanjutnya.
• Prosedur Merumahkan/Pengembalian.
Prosedur detail yang menentukan siapa yang akn dirumahkan jika tidak ada
pekerjaan yang tersedia: umumnya memungkinkan karyawan untuk menggunakan
senioritas mereka untuk bertahan dipekerjaan. Sebagian besar prosedur
perumahan/pengembalian memiliki fitur yang sama:
1. Senioritas adalah penentu utama siapa yang tetap bekerja.
2. Senioritas bisa menjadi petunjuk terhadap kamampuan atau
kesempurnaan kerja, tapi biasanya hanya jika tidak ada karyawan senior yang
khusus memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan tertentu.
3. Senioritas biasanya berdasarkan tanggal karyawan bergabung dengan
organisasi, bukan tanggal dia melakukan pekerjaan tertentu.
4. Karena senioritas bisanya diseluruh perusahaan.
Budaya organisasi : Adalah karakteristik nilai, tradisi, dan prilaku perusahaan yang
dimiliki oleh para karyawan.
Disiplin tanpa hukuman : Adalah melibatkan sistem perigatan langsung secara oral
dan penerapan cuti dibayar satu hari sebagai pengganti dari hukuman tradisional.
Hukum distributif : Adalah Keadilan dan hhukum dari hasil suatu keputusan.
Hukum interaksional : Adalah Prilaku para manajer dalam hubungan antar personal
dengan para karyawan.