You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan sangat memerlukan penanganan terarah

dan terpadu dari semua pihak guna membangun manusia seutuhnya Serta
mencapai tujuan pendidikan nasional.

pendidika harus selalu diupayakan untuk meningkatkan

kemampuan pada setiap individu, usaha untuk mencapai tujuan

pendidikan tersebut adalah melalui lembaga pendidikan sekolahh dan

lembaga p en di di ka n lu ar s e ko la h. D im an a d al am U U P en di di ka n 20

tahun 2003 menyatakan bahwa "Pendidikan nasional salah astu isu

penting dalam pelibatan, masayarakat dalam sektor pendidikan formal, sektor

pendidikan formal sekolah diselenggarakan secara terjenjang dan

berkesinambungan dan pendidikan luar sekolah tidak harus berjenjang

dan berkesinambungan".

Adapun tujuan pendidikan Nasional adalah Untuk, manusiay a n g


s e u t u h n y a . D a l a m p e n c a p a i a n t u j u a n pembangunan Nasional
p e r l u k a n m a n u s i a - m a n u s i a y a n g p e k a terhadap perubahan dan pembaharuan.
U n tu k me mb in a ma nu s i a- ma nu s i a ya ng d em ik ia n pe nd id ik an

sangat mernegang peranan penting, karena pendidikan merupakan d a s a r

d a n k u n c i d a r i s e t i a p u s a h a u n t u k m a j u d a l a m tujuan pembangunan
suatu bangs a, dan manusialah subyek dan dan obyek pembangunan.

Pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotis dan mempertebal

rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kesadaran serta

beroriontasi pada masa depan. Karena itulah iklim belajar

mengajar yang menumbuhkan rasa percaya diri dan dan budaya diklangan

masyrakat harus dikembangkan agar tumbuh sikap dan prilaku yang kreatif dan

keinginan untuk maju. Dengan demikian dapatlah dikataka bahwa pendidikan

merupakan faktor yang penting dan utama bagi manusia dalam mengisi pembangunan.

Seperti diketahui bahwa pendidikan dilaksanakan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa terutama memiliki kernampuan dan keterampilan dalam rangka

mencapai manusia yang mampu mandiri.

Mata pelajaran IPS Ekonomi merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang

memerlukan pengertian dan pemahaman agar kelak untuk melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas merupakan dasar sebagai pegangan

sehingga mampu untuk menyesuaikannya. Lembaga pendidikan formal

pendidikan fomal yang menghasilkan lulusan-lulusan sebagai pelaksana pembangunan

Nasional. Karena itulah diharapkan output SLTP benar- benar berkualitas, dengan

demikian diharapkan peran guru untuk melaksanakan pendidikan yang sebaik-

baiknya terutama dalam proses belajar mengajar.


Menurut Rooijakkers Ad (2002 : 15) mengemukakan bahwa seseorang yang

melakukan kegiatan belajar dapat disebut telah mengerti suatu hal, bila ia juga

dapat menerapkan apa yang telah ia pe . lajari, dengan demikian dia telah

mengalami proses belajar baik sesuai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapka adanya motivasi untuk

belajar, dimana pengajar dalam hal ini guru hendaknya memberikan penjelasan

sedemikian rupa sehingga timbul motivasi yang dibutuhkan. baik dalam bentuk

mengarahkan. mengembangkan minat belajar serta menggairahkan dalam belajar.

Sekolah Lanjutan tingkat Pertama (SLTP) sebagai lembaga pendidikan formal

melaksanakan berbagai kiat yang ditempuh antara lain dengan kurikulum,

pengadaan buku paket, penataran guru-guru bidang studi, dengan tujuan

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru menempati kedudukan sebagai figure

sentral. Pada gurulah terletak kemung kinan berhasii tidaknya belajar mengajar

disekolah, dengan demikian profesi kerja guru perlu memiliki kemampuan -

kemampuan dasar dalam profesinya Disamping itu guru harus memberikan

dorongan atau motivasi pada siswanya, seperti yang dikatakan


Morgan diikuti oleh toetik, dkk (2002:42) bahwa “motivsi adalah sebagai

tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah

suatu tujuan tertentu".

selanjutnya Muhammad Jasin (1986:7) mengemukakan bahwa guru

menstimulir atau merangsang anak untuk belajar karena merupakan

motor untuk belajar. Sebagai seorang guru tentu harus memberikan m otivasi

untuk siswa dalam belajar sebab belajar atas dasar motivasi akan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Miotivasi daoat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siwa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga t u j u a n y a n g

d i k e h e n d a k i o l e h s u b y e k b e l a j a r i t u tercapai.

Seseorang siswa dapat berhasil dalam belajar kalau ada dirinya ada

keinginan atau minat untuk belajar merupakan alai pokok karena belajar itu akan

lancar kalau disertai dengan minat.

Dalam huhungannya dengan kegiatan belajar mengajar komunikasi guru dan


siswa sangat diperlukan untuk menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi
kondusif, guru harus siap sebagai mediator dalam segala sesuatu kegiatan belajar
mengajar. Sehingga guru merupakan tokoh yang akan ditiru tingkah lakunya
oleh siswa Jadi komunikasi antara guru dan siswa yang sangat baik dan lancar
maka proses belajar mengajar akan berhasil. Untuk mencapai maksimal siswa harus
mempunyai waktu yang cukup didalam belajar karna waktu belajar yang sangat baik
akan berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar.
Dengan demikian proses belajar mengajar antara guru dan s i s w a h a r u s
s e i m b a n g , a t a u d a l a m a r t i s i s w a y a n g b e l a j a r g u r u yang mengajar ini
saling memperkuat motivasi yang ada. Kegiatan guru berupa stimulasi atau
merangsang siswa untuk belajar lebih giat, sehingga prestasi belajar siswa akan
meningkat,
Menurut Winkel W.S (1997:55) mengemukakan motivasi belajar a d a l a h

daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan, menjamin kelangsungan belajar itu dengan satu tujuan tertentu.

Proses mengajar yang relevan untuk mencapai tujuan


pendidikan, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengajar
terutama di dalam pemberian motivasi.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulakn, bahwa
motivasi guru berkaitan dengan siswa, sebab tingkat keberhasilan
belajar siswa akan mempengaruh hasil belajar siswa dengan demikian
pengembangan motivasi belajar menjadi lebih berkompoten maksudnya
dengan motivasi kompetisi adalah dorongan untuk menguasai keahlian terbukti
d e n g a n j e l a s , b a h w a m e r e k a y a n g m e m p u n y a i motivasi kompetisi yang
tinggi cenderung lebih menguasai bidangnya.
Dari latar belakang masalah tersebut maka judul makalah tentang "Peran

motivasi Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”

B. Permasalahn

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan s eb ag ai

b er ik ut :
"Apakah dengan efektifnya motivasi guru dapat meningkatkan hasil belajar

siswa?.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Belajar dan Mengajar

Belajar dan mengajar adalah dua istilah yang sering digunakan

orang secara bersamaan didalam pengungkapannya sehari-hari hal ini disebabkan

karena belajar mengajar merupakan dua kegiatan yang biasanya

dilaksanakan

Secara dan saling berkaitan antara satu sama lain serta terarah pada satu

tujuan.

Namun jika dilihat dari subjek yang melaksanakan kedua aktivitas atau

kegiatan ini dapat dibedakan s atu dengan yang lainnya yaitu belajar

suatu kegiatan dari siswa (anak didik) sedang mengajar adalah kegiatan

mengajar atau kegiatan guru (pendidikan). Hal ini tidak berarti bahwa setiap

kegiatan belajar disaat itu ada kegiatan mengajar sebab siswa dapat

belajar secara individual seperti membaca buku s e n d i r i , m e l a k u k a n

e k s p e r i m e n s e n d i r i , s i s w a j u g a d a p a t b e l a j a r kelompok seperti

diskusi, melakukan eksperimen secara berkelompok tanpa adanya

guru. Sebaliknya tentu setiap ada kegiatan belajar baik itu berada

dalam tempat yang s ama pun melalui media audio visual.

Untuk lebih memahami tentang belajar dan mengajar maka dibawah

ini akan diuraikan konsep belajar dan mengajar menurut para ahli.
2.1.1. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang melibatkan seluruh aspek kehidupan

manusia atau anak didik baik fisik lingkungan, dikatakan demikian karena

belajar merupakan pemusatan perhatian dan kesiapan untuk belajar, juga

memerlukan kondisi fisik yang sehat dan menuntut lingkungan yang serasi

agar apa yang diharapkan dapat nampak pada anak-anak didik setelah

melakukan kegiatan belajar mengajar.

Belajar adalah merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau

perubahan dalam diri yang dinyatakan dalam rara - cara dan latihan

tingkah laku berubah berkat pengalaman (Oemar Hamalik, 2000:25).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku s es e o r a n g y a n g

d i i r i n g i d e n g a n r e a k s i b e r f i k i r s e r t a d a p a t meningkatkan kecakapan dan

ketrampilan.

Perubahan yang terjadi berupa perubahan dalam kebiasaan dan

kecakapan, bertambahnya pengetahuan, berkembangnya sikap-sikap. Belajar tidak

hanya ditujukan oleh banyaknya usaha yang dilakukan individu melainkan

dengan banyak waktu yang digunakan untuk mengatahui sesuatu yang

dipelajari, untuk itu guru harus memperjelas tujuan belajar kepada siswa.

Menurut Ad Rooijakkers (2002:13) mengemukakan hahvta seorang

guru mempunyai tugas merangsang sertameningkatkan jalannya proses belajar.


Untuk dapat melaksankan tugas itu dengan baik, guru harus mengetahui bagaimana

proses tersebut mulai dan berlangsung.

2.1.2. Mangajar

Mengajar adalah suatu kegiatan dalam proses pendidikan selalu berubah-

ubah kearah peningkatan. Mengajar merupakan hal yang kompleks dimana

tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa tetapi dalam hal ini banyak

tindakan yang dilakukan guru bila diinginkan hasil yang baik bagi siswa. Hal

ini dapat dari pandangan para ahli tentang mengajar. Burton seperti dikutip

Rusyan Tabrani (2003 :26) menyatakan mengaiar adalah upaya dalam

memberikan perangsang (stimulasi) bimbingan pengarahan dan dorongan

kepada siswa agar terjadi proses. Dalam hal ini guru memberikan pelajaran hanya

merupakan peransang saja, sedangkan arah yang dituju proses belajar

adalah tujuan pengajaran yang diketahui siswa. Menurut S. Nasution (2004: 8)

mengemukakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada

anak. Jadi bersifat intelektualistis. Lebih luas lagi yakni mengajar adalah

suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungangkan engan anak sehingga terjadi porses belajar.

2.1.3. Unsur-Unsur Dalam Proses Belajar Mengajar

Tabrani Rusyan dkk, (2003:6) mengemukakan bahwa setiap


i n t e r a k s i b e l a j a r mengajar selalu ditandai dengan adanya sejumlah unsur

yakni .

1. Tujuan yang ingin dicapai.

2. Adanya guru dengan s isw a.

3. Adanya bahan pelajaran.

4. Adanya metode sebagai alat.

Pada bagian (a) tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar

merupakan langkah awal yang harus diterapkan, tujuan ini merupakan rumusan

yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan

belajar. Isi tujuan pada hakekeatnya adalah hasil yang diharapkan.

Bagia (b) yaitu proses belajar mengajar ini merupakan keqgiatan yang terjadi antara
guru dan siswa. Yang merupakan perpautan dua pokok pribadi, dalam hal ini
bagi seorang guru harus memiliki sejumlah kemampuan dan hal ini telah
dirumuskan dalam sepuluh kompetisi guru adalah sebagai berikut:
1. Menguasai bahan.
2. Menguasai program belajar mengajar.
3. Mengelolah kelas.
4. Menggunakan media atau sumber.
5. Menguasai landasan pendidikan .
6. Mengelolah interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
8. Mengenal dan program bimbingan dan penyuluhan.
9. Mengenal administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip.
10.Hasil penelitian pendidikan guna untuk keperluan pengajaran (Roestiyah,
2002:14-16).
Bagi siswa. diharapkan agar mempunyai sejumlah kepandaian dan kecakapan tertentu.
Selanjutnya dari tujuan yang jelas dapat diterapkan bahan pelajaran yang harus menjadi

isi dari kegiatan l. Selanjutnya dari belajar mengajar. Bahan pengajaran ini diharapkan

dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapainya tujuan.

Dengan dermikian unsur - unsur tersebut saling berpengaruh satu sama lainnya
sehinaga menumbuhkan kegiatan belajar pada siswa seoptimal mungkin menuju
terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. 2. Motivasi

Motivasi merupakan masalah yang penting dalam belajar dimana seorang belajar
berarti bertingkah laku dengan upaya untuk mencapai.

Pada hakekatnya motivasi adalah membangkitkan atau sebagai

pendorong hagi seseorang untuk sesuatu hal-hal tertentu.


Adakala seorang bukan tidak dapat mengerjakan sesuatu
tetapi ketidak biasaan itu disebabkan oleh karena
kemauannya tidak begitu besar pada pekerjaan itu, disamping
itu minat yang tidak begitu banyak atau kurang kuat
mengakibatkan diringan atau kemauannya tidak kuat
sehingga hasil pekerjaanya tidak sesuai dengan
kecakapannya, maka dengan demikian pemberian motivasi
bagi siswa didalam pendidika dan pengajaran akan dapat
diharapkan hasil-hasil yang memuaskan.

Bentuk motivasi dalam proses belajar mengajar

Didalam kegiatan belajar mengjar peranan motivasi baik dalam diri individu maupu
dari luar sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitasnya
dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara kekuatan dalam melakaukan kegiatan
belajar. Cara-cara menumbuhkan motivasi dari luar kadang tepat, untuk itu guru harus
hati-hati dalam memberikan motivasi siswa. Hal ini dikemukakan oleh Sardiman
A.M. (2002 ;92-94) adalah berikut

1. Memberikan Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya, banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai

angka yang baik. Sehingga yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai

pada rapor.

2. Hadiah

Hadiah dapatjuga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian,

karena hadiah untuk sesuatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik lagi

seorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut,

misalnya bagi siswa yang berprestasi tentunya hadiah menarik itu dapat

membangkitkan motivasi dalm belajar, tetapi bagi siswa yang tidak berprestasi

belum tentu menarik.

3. Saingan

Saingan dapat digunakan sebagai alat untuk motivasi atau mendorong belajar

siswa. Persaingan baik individual maupun kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

4. Memberi ulangan.
5. Mengetahui hasil.

6. Pujian.

7. Hasrat untuk belajar.

8. Ego - Involment.

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerima sebagai suatu tantangan dengan mempertaruhkan

harga dirinya, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting,

seorang akan berusaha untukm mencapai prestasi yang baik dengan

menjaga dirinya.

9. Minat.

10. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa, akan

merupakan motivasi yang sangat penting sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntugkan maka timbul terus gairah belajar.

Dari pendapat tersebut diatas dapat dilihat peranan rnotivasi dalam

proses belajar mengajar sangat penting. Dikatakan bahwa belajar

merupakan proses pertumbuhan yang dihasilkan antara stimulus dan

respon, tentu respon dari siswa itu ada apabila guru betul-betul

memberikan stimulus yang dapat diterima oleh siswa. S a l a h s a t u a s p e k


yang menentukan atau memungkinkan terjadinya perubahan

t i n g k a h l a k u d a l a m d i r i s i s w a adalah motivasi yang diberikan oleh

guru sebagai pendidik.

2. . Peranan Dalarn Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar merupakan upaya untruk meningkatkan motif

belajar sisw. Hal ini agar siswa memusatkan perhatiannya, minatnya pada

pelajaran yang sedang ditekuninya, juga agar siswa lebih bergairah.

Dalam upaya meningkatkan motif belajar siswa, guru

mempunyai peranan yang sangat penting seperti yang dikemukan Rochman

(2002:70-71) antara lain

1. Mengenal, siswa yang diajarnya secara pribadi. Dengan mengenal siswa

secara pribadi maka guru mampu memperlakukan siswa secara tepat meskipun

guru berhadapan dengan kelompok siswa dalam kelas.

2. Memperlihatkan interaksi yang menyenangkan.

2. Menguasai berbagai metode dan teknik mengajar dan menggunkan

secara tepat.

3. Menjaga suasana kelas agar siswa terhindar dari konflik


dan frustasi.

4. Memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan dengan keadaan dan


kemampuannya.
Dengan peranan seperti diatas, maka dapatlah dilihat bahwa guru akan mampu
menempatkan diri dalam lingkungan siswa secara t e p a t , baik kelompok maupun
individual.

Sardiman A.M. mengemukakan bahwa motivasi belajar dapat dibedakan atas :

a) Motivasi intrinsik dan, b) Motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motif - motif yang ada dalam diri individu,

contohnya seseorang yang senang membaca, tidak perlu yang

mendorongnya, s e b a b i a s u d a h r a j i n u n t u l m e n c a r i buku yang akan

dibacanya.

Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri setiap individu.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah berasal dari luar diri antara lain guru,

orang tua, teman dan lingkungan. Motivasi ekstrinsik sifatnya sementara karena

motivasi dari luar diri pribadi siswa hanya sementara sebab motivasi dari

dalam diri siswa dimulai dari dorongan siswa itu sendiri.

Motivasi ekstrinsik penting dalam menggerakkan seseorang untuk

berbuat sesuatu, jadi peranan motivasi intrinsik dan ekstrinsik s a n g a t

s e i m i l b a n g a t a u s e l a l u s e i m b a n g d a l a m p r o s e s b e l a j a r mengalar.
2.4. Hasil Belajar
Pengajaran yang efektif menghendaki dipergunakannya alat yang

menentukan apakah hasil belajar yang diinginkan benar-benar t e l a h t e r c a p a i a t a u

sampai dimanakah hasil belajar yang diinginkan tadi telah tercapai.

Guru tidak akan dapat memberikan bimbingan yang baik bagi

s i s w a k a l a u g u r u t i d a k m e m i l i k i a l a t u n t u k mengetahui kemajuan

siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Turang. J (1990:14) mengartikan hasil belajar adalah “Penampak tingkat

kemampuan belajar dalam hal ini siswa yang berprestasi menguasai, kritis, cepat,

dan terampil dalam menyelesaikan tugas serta mempunyai nilai yang lebih tinggi

dari yang lain”.

Selanjutnya murssel (2007:14) mengartikan hasil belajar adalah “Hasil setelah para

siswa mengikuti ujian semester….syarat tertinggi bagi pengukuran sukses pengajaran

ialah hasilnya”.

Arikunto Suharsimi (2003:93-94) mengemukakan hasil belajar mencakup :

1. Nilai Harian.

2. Nilai ulangan umum.

3. Nilai tugas-tugas.

4. Cara menjawab pertanyaan di dalam kelas.

5. Cara menyusun laporan.

6. Nilai ketelitian catatan.


7. Ketekunan, keuletan.

8. Usaha.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa adalah kemampuan belajar siswa dalam menyerap pelajaran untuk

mendapatkan kepandaian yang dinyatakan dalam hasil setelah siswa setelah

mengikuti ujian semester.


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Motivasi guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan

siswa dalam pembelajaran, gurulah sebagai penentu kemajuan belajar siswa.

2. Bagi guru diharapkan bermanfaat dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar siswa melalui pemberian motivasi belajar siswa.

3. Bagi siswa dapat memperbaiki hasil/prestasi belajar melalui

pemberian motivasi berupa memberikan angka atau nial setiap

kegiatan tugas-tugas baik yang dikerjakan dirumah maupun di

sekolah, persaingan didalam belajar, memberikan pujian bagi

pekerjaan yang baik, dan lain sebagainya.

3.2. REKOMENDASI

Pengajaran yang efektif menghendaki dipergunakannya alat yang menentukan

apakah hasil belajar yang diinginkan benar-benar telah tercapai atau

sampai dimanakah hasil belajar yang diinginkan tadi telah tercapai. Guru

tidak akan dapat memberikan bimbingan yang baik bagi siswa kalau guru tidak

memiliki alat berupa tes, tugas-tugas baik dilaksanakan di sekolah maupun di

rumah untuk mengetahui k e m a j u a n s i s w a d a l a m m e n c a p a i t u j u a n


p e n d i d i k a n y a n g t e l a h ditentukan.

Arikunto Suharsimi (2003 : 93-94) mengemukakan hasil belajar mencakup :


1) nilai harian, 2) nilai ulangan umum, 3) nilai tugas-tugas, 4) cara menjawa
pertanyaan, 5) Cara menyusun laporan, 6) Nilai ketelitian catatan dan 7).
Tekun dan ulet , serta 8). Usaha
Jadi dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa adalah

kemampuan belajar siswa dalam menyerap pelajaran untuk

mendapatkan kepandaian yang dinyatakan dalam hasil setelah siswa

mengikuti ujian semester.


DAFTAR PUSTAKA

Gunarsah S, 2003. Psikologi Perkembangan ; gramedia Bandung.

Hamalik Oemar, 2000. Metode Mengajar dan Kesulitan-


k e s u l i t a n b e l a j a r ; T a r s i t o B andung.

Mursell, 2007. Pengajaran remedial ; Universitas Indonesia (UI),


Jakarta.

Nasution M. A, 2004 Didaktik asas - asas Mengajar ; Jemars,


Bandung.

Pasaribu L L. dan Simanjuntak, B..2002 Proses Belajar Mengajar ;


Tarsito, flandung.

Rachman .N, 2002. Psikologi Pendidikan ; Departemen Pendidikan &


Kebudayaan, Jakarta.

Roestiyah N.K, 2002, Masalah - Masalah llmu Keguruan ; Bina


Aksara Bandung.

.................., 2003, Masalsh Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Edisi ke I, PT


Aksara, Jakarta.
………….., 2004 Strategi Belajar Mengajar, Rineke Cipta, Jakarta.

Surakhmad Winarno, 2005, Pengantar lnteraksi Belajar Mengajar,


Tarsito Bandung.

Sardiman A.M, 2002 lnteraksi dan Motivasi dalam belajar –


mengajor ; Rajawali, jakarta.
T ab ra ni R us ya n, D kk , 20 03 . Pe n d e k a t a n D a l a m P ro se s B e l a j a r
M e n g a j a r ; Remadja Karya, Bandung.

Yasin Muhammad, 1997, Masalah - Masalah Psikologi Pendidikan


modern FIF IKIP Manado.

You might also like