Professional Documents
Culture Documents
21 TAHUN 1997
tentang
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
Sebagaimana telah Diubah dengan
UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2000
disampaikan pada :
Property Law Training, Jakarta 9 Agustus 2006
Maizar Anwar
Direktur PBB & BPHTB-Ditjen Pajak
1
ORDONANSI BEA BALIK NAMA
Stbl. 1924 No. 291
UU BPHTB
3
UUPA
UU No. 5/1960
UU BPHTB
4
Dasar Pemungutan BPHTB
Tanah
PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
G Pemindahan Hak
A Pemberian Hak Baru
Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal Pajak 7
Jenis Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Pasal 2 ayat (2)
Pemindahan Hak, karena :
ujual beli; v tukar-menukar;
whibah; x hibah wasiat;
5. waris
zpemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya;
{pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
|penunjukan pembeli dalam lelang;
}putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
10. penggabungan usaha 12. pemekaran usaha
11. peleburan usaha 13. hadiah.
hak milik
hak guna usaha Diatur dlm UUPA
hak guna bangunan (UU No. 5 / 1960)
hak pakai
hak milik atas satuan Diatur dalam
rumah susun UU Rumah Susun
(UU No. 16 / 1985)
hak pengelolaan
Diatur dlm PP No.
48 Tahun 1983
Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal Pajak 9
Objek Pajak
yang tidak dikenakan BPHTB
Pasal 3 ayat (1)
Objek Pajak yang diperoleh :
Perwakilan diplomatik (asas timbal balik)
Negara untuk kepentingan umum
Badan / perwakilan organisasi internasional
orang pribadi/badan karena konversi hak / perbuatan
hukum lain tanpa perubahan nama
karena wakaf
untuk kepentingan ibadah
Wajib Pajak
12
TARIF PAJAK
Pasal 5
Tarif Tunggal
5%
Dapat
Dapat diubah
diubah dengan
dengan PP
PP
Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal Pajak 15
Cara Penghitungan Pajak
Pasal 8
atau
bila NJOP digunakan sebagai dasar pengenaan :
Di Wilayah:
1. Kabupaten
2. Kota
3. Propinsi
Dibayar ke Kas
Negara melalui
Wajib Pajak wajib Kantor Pos dan
membayar pajak atau Bank
yang terutang BUMN atau
dengan tidak Bank BUMD
mendasarkan atau tempat
pada adanya pembayaran lain
surat ketetapan yang ditunjuk
oleh Menteri
Keuangan
Dasar WAJIB
penagihan PAJAK
pajak (Pasal 14)
kurang + bunga 2% / bln.
dibayar maks. 24 bln
sejak saat pajak
FISKUS terutang s.d.
diterbitkan SKBKB
Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal Pajak 20
Surat Ketetapan BPHTB
Kurang Bayar Tambahan ( SKBKBT )
Pasal 12
Dalam jk. waktu + kenaikan 100%
5 tahun kecuali WP melapor
berdasarkan hasil sebelum
pemeriksaan pemeriksaan
SKB SKB
KB KBT
Dasar WAJIB
penagihan PAJAK
(Pasal 14)
NOVUM
FISKUS
maks 24 bln
menagih pajak yang sejak saat
kurang dibayar karena pajak
salah tulis/hitung terutang
pada SSB
SKBKBT
SKBLB
SKBKB
SKBN
KEPUTUSAN
- Ditolak
- Diterima
maks 3 bln - Menambah
maks (Pasal 17)
sejak diteri-
12 bln
manya skp
BADAN PENGADILAN
WAJIB PAJAK PAJAK
(Menolak)
SKBLB SKBLB
+ bunga 2%/bln + bunga 2%/bln SKBN
maks. 24 bln. apabila pengembalian
(Pasal 19) lewat 2 bln (Ps. 22)
Direktorat PBB dan BPHTB- Direktorat Jenderal Pajak 27
Pembagian Hasil Penerimaan
Pasal 23
BPHTB merupakan pajak pusat yang hasilnya dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan imbangan
20% untuk Pemerintah Pusat 80% untuk Pemerintah Daerah.
Bagian penerimaan Pemerintah Pusat dibagikan kepada
seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota secara merata.
80% bagian penerimaan Pemerintah Daerah dibagi dengan
imbangan 20% untuk Pemerintah Propinsi dan 80% untuk
Pemerintah Kabupaten/Kota.
Prop
Kab/Kt
Bukti
Pem-
bayaran
BPHTB
PPAT/Notaris/Pejabat Lelang - Penandatanganan Akta/
Kakan Pertanahan Kab/Kota Risalah Lelang
- Pendaftaran hak/peralihan hak
Pembuatan Akta/
Risalah Lelang
Tgl. 10
(pengganti Kep.
Menkeu Nomor
87/KMK.03/2002)
10 Kep.Menkeu Nomor Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pasal 10 ayat (2) dan
517/KMK.04/2000 BPHTB ayat (3)
11 Per.Menkeu Nomor Tata Cara Pembagian Hasil Penerimaan BPHTB Pasal 23 ayat (3)
32/PMK.03/2005 antara Pemerintah Pusat dan Daerah
12 SKB Dirjen Anggaran Tata Cara Pembagian dan Penyaluran Pasal 23 ayat (3)
dan Dirjen Pajak Penerimaan BPHTB Bagian Pemerintah Pusat
13 Kep.Menkeu Nomor Pencabutan KMK No.637/KMK.04/1997 tentang Pasal 3 ayat (2)
514/KMK.04/2000 Tata Cara Pengenaan BPHTB karena Hibah
Wasiat
14 Kep.Menkeu Nomor Pencabutan KMK No.638/KMK.04/1997 tentang Pasal 3 ayat (2)
515/KMK.04/2000 Tata Cara Pengenaan BPHTB karena
Pemberian Hak Pengelolaan
PELAPORAN
PELAPORAN PEMBERITAHUAN
PEMBERITAHUAN
Pemindahan
Pemindahan Hak
Hak Pemberian
Pemberian Hak
Hak Baru
Baru
kepada
kepada Kepala
Kepala Kantor
Kantor Pelayanan
Pelayanan PBB
PBB yang
yang wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya meliputi
meliputi letak
letak
tanah
tanah dan
dan atau
atau bangunan
bangunan
(paling
(paling lambat
lambat tanggal
tanggal 10
10 bulan
bulan berikutnya)
berikutnya)
Diberikan oleh :
Tidak melalui :
PPAT atau Kantor Lelang
wasiat
i b a h
h
waris
Perolehan hak karena hibah wasiat adalah perolehan hak atas tanah dan
atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari pemberi hibah
wasiat, yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia
- Departemen,
- Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pihak-pihak
- Pemda Prop dan Kab/Kota lainnya
- Lembaga Pemerintah lainnya, dan
- PERUM Perumnas
0% 50%
Rp60.000.000,00
dalam hal lainnya.
PANTI ASUHAN
Besarnya
No Dalam hal Yaitu
pengurangan
b. Kondisi 8. WP KORPRI yang memperoleh hak atas 100%
Wajib Pajak tanah dan atau bangunan dalam rangka
yang ada pengadaan perumahan bagi anggota
hubunganny KORPRI/PNS
a dengan 9. WP Badan anak perusahaan dari perusahaan 50%
sebab-sebab asuransi dan reasuransi yang memperoleh
tertentu hak atas tanah dan atau bangunan yang
berasal dari perusahaan induknya selaku
pemegang saham tunggal tunggal sebagai
kelanjutan dari pelaksanaan KMK tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi
dan Perusahaan Reasuransi
bagi bagi
- Tertulis
- Dalam bahasa Indonesia
- Disertai alasan-alasan yang jelas
- Melampirkan:
a. Fotokopi lembar 1 SSB;
b. Fotokopi SPPT PBB tahun terutang BPHTB
c. Fotokopi Akta/Risalah Lelang/Keputusan Pemberian Hak
Baru/Putusan Hakim/Sertifikat Hak atas tanah atau Hak Milik
atas Satuan Rumah Susun/Dokumen lain;
d. Fotokopi KTP/SIM/Paspor/KK/identitas lain;
e. Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa/Ket. Lain yg terkait
Mengabulkan
Jika tidak sebagian
Permohonan WP
dianggap dikabulkan menolak
TENTANG
SSB
(bentuk ditetapkan
Dirjen Pajak)
Melimpahkan
WP saldo penerimaan
setiap hari Jumat
atau hari kerja
membagi saldo berikutnya
penerimaan apabila Jumat
pusat
setiap hari libur ke BO III
Rabu atau
propinsi hari kerja
berikutnya
Kab/kota apabila Rabu
libur
BANKOPERASIONAL III
20 % 80 %
PENERIMAAN PENERIMAAN
PEMERINTAH DAERAH
PUSAT
20 % 80 %
PEMERINTAH PEMERINTAH
PROPINSI KAB/KOTA
ybs ybs
Dibagikan
Dibagikan kepada
kepada seluruh
seluruh Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota