You are on page 1of 11

By Timur Abimanyu, SH.

MH

KEGUNAAN SOSIOLOGI HUKUM DALAM PEMBANGUNAN


SISTIM HUKUM NASIONAL

A. Latar Belakang
Perkembangan Sosiologi Hukum di awali oleh Anzilloti pada Tahun 1882 yaitu
yang memperkenalkan ruang lingkup dan objek kajian sosiologi hukum dan juga
dipengaruhi oleh disiplin ilmu filsafat hukum, ilmu hukum dan sosiologi hukum.1
Dimana filsafat hukum adalah yang menjadi penyebab lahirnya sosiologi hukum yaitu
aliran Positivisme yang artinya hukum itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
yang lebih diatas derajatnya dengan maksud bahwa yang paling bawah adalah Putusan
Peradilan dan diatasnya adalah Undang-Undang dan Kebiasaan dan diatasnya lagi
adalah Konstitusi dan diatasnya lagi adalah Grundnorm yaitu dasar atau basis sosial dari
hukum yang merupakan salah satu obyek pembahasan didalam sosilogi hukum.
Dengan demikian dalam upaya pembangunan sistim hukum harus
memperhatikan Konsitusi dan Kebiasaan yang hidup didalam masyarakat, karena jika
hukum positif yang diberlakukan didalam masyarakat tidak sejalan dan bertentangan
dengan hukum yang hidup didalam masyarakat maka dapat dipastikan hukum posirif
atau undang-undang tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif.

B. Tujuan dan Maksud


Untuk mengetahui secara mendalam Sosiologi Hukum2 yang merupakan sumber
dari pemberlakuan hukum positif, karena hukum positif 3 harus sejalan dengan kebiasaan
dan hukum yang hidup didalam masyarakat, dengan bersandar pada nilai-nilai yang
terkandung didalam Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan
sebagai proyeksi dari sosiologi hukum.

C. Kerangka Teori dan Konseptual


Dengan didasari oleh Kerangka teori dan konsep dari sosiologi hukum menurut difinisi
Carl Von Savigny adalah :

1
. HLA. Hart, Th Consept of Law, (londn : Oxford University Pes, 1961), hal.32.
2
. Sarjono Soekanto, Mengenal Sosiologi Hukum. (Bandung : Penrit : PT.Citra Aditya Bakti,
1989), hal..23.
3
. Donal Black, The Behavior of Law, (New York : Academic Press, 1976), hal, 25.
“ Hukum itu tdak dibuat, akan tetapi tumbuh dan berembang bersma-sama dengan
masyarakat (volksgis)”.
Menurut difinisi Jeremy Bentham (aliran Utilitry) bahwa :
” Hukum itu harus bermanfaat bagi masyarakat, guna mencapai hidup bahagia”.
Dan Menurut Eugen Ehrlich (aliran Sociological Jurisprudence) adalah :
” Hukum yang dibuat harus sesuai dengan hukum yang hidup didalam masyarakat
( livinglaw )”.

D. Landasan Hukum.
Nilai-nilai Sosiologi Hukum sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai filsafat hukum
dan dalam kaitannya dengan pembangunan sistim hukum di Indonesia tidak terlepas
dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, yaitu
Pasal 22 : (1) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. (2) Peraturan
Pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut. (3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan
Pemerintah itu harus dicabut dan Pasal 22A yaitu ketentuan lebih lanjut tentang tata
cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang.

E. Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan Kegunaan Sosiologi Hukum dalam Pembangunan Sistim
Hukum :
- Sampai sejauhmanakah peraturan perundang-undang yang diberlakukan dapat efektif
dijalan didalam kehidupan masyarakat tersebut ?

F. Asumsi
Asumsi penulisan adalah sebagai berikut :
- Semua Undang-Undang maupun peraturan perundang-undang yang dibuat oleh
lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif harus memperhatikan nilai-nilai sosial
yang bersandar pada nilai dan kaidah-kaidah sosiologi hukum yang merupakan
kebiasaan atau konstitusi, jika pemberlakukan undang-undang maupun perundang-
undang mengenyampingkan nilai-nilai tersebut maka undang-undang maupun
perundang-undang tersebut tidak akan efektif dan berjalan dengan baik karena dapat
dipastikan akan bertentangan dengan hukum yang hidup didalam masyarakat.

G. Pengertian :
g. 1. Pengertian Sosiologi Hukum :
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analistis
dan empiris yang menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dengan gejala-gejalan sosial lainnya.4 (menurut Soerjono Soekanto).
Sedangkan menurut pendapat ahli lainnya baha sosiologi hukum (sociology of law)
adalah pengetahuan hukum pada pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.
4
. Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (bandung, Aumni, 1982), h, 310.

2
(menurut Satjipto Raharjo). Kemudian sosiologi hukum di Indonesia berkembang
dan menurut R. Otje Salman bahwa sosiologi hukum adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial
lainnya seara empris analitis.5
g.2. Latar Belakang Sosiologi Hukum :
Sosiologi Hukum di awali oleh Anzilloti pada Tahun 1882 yaitu yang
memperkenalkan ruang lingkup dan objek kajian sosiologi hukum dan juga
dipengaruhi oleh disiplin ilmu filsafat hukum, ilmu hukum dan sosiologi hukum.
Dimana filsafat hukum adalah yang menjadi penyebab lhirnya sosiologi hukum
yaitu aliran Positivisme yang artinya hukum itu tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan yang lebih diatas derajatnya dengan maksud bahwa yang paling bawah
adalah Putusan Peradilan dan diatasnya adalah Undang-Undang dan Kebiasaan dan
diatasnya lagi adalah Konstitusi dan diatasnya lagi adalah Grundnorm yaitu dasar
atau basis sosial dari hukum yang merupakan salah sat obyek pembahasan didalam
sosilogi hukum. Kemudian dipengaruhi pula oleh perkembangan Ilmu Hukum yang
menganggap bahwa hukum sebagai gejala sosial, banyak mendorong pertumbuhan
sosiologi hukum. Kemudian sosiologi yang berorientasi pada hukum menurut
pendapat Emile Durkheim, Max eber, Roscoe Pound yang berpendapat bahwa
dalam setiap masyarakat selalu ada solideritas, ada yang solideritas organi dan ada
solideritas mekanis yaitu terdapat dalam masyarakat sederhana, hukumnya bersifat
reprensip yang diasosiasikan seperti dalam hukum pidana. Sedangkan solideritas
organis yaitu terdapat dalam masyarakat modern, hukumnya bersifat restitutif yang
daisosiakian seperti dalam hukum perdata.
g.3. Ruang Lingkup Sosiologi Hukum :
Terdiri dari dari dasar-dasar sosial dari hukum atau basis sosial dari hukum
misalnya hukum nasional di Indonesia, dasa sosialnya adalah pancasila dengan ciri-
ciri adalah musyawarh/mufakat dan kekeluargaan. Sedangkan Efek-efek hukum
terhadap gejala sosial adalah UU anti rokok, UU Narkoba , UU Hak asasi manusia
dan lain-lain sebagainya. Dengan tidak terlepas dari pendekatan instrumental
dengan bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip hukum dan ketertiban yang
didasari secara rasional dan dogmatis dan Pendekatan Hukum Alam dan kritik
terhadap pendekatan positivistik
g.4. Karakteristik Sosilogi Hukum :
Adalah fenomena hukum didalam masyarakat dalam mewujudkan deskripsi,
penjelasan, pengungkapan (revealing) dan prediksi. Karakteristik kajian adalah
dimana sosiologi hukum berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap praktek-
praktek hukum yang dibedakan kedalam pembuatan undang-undang, penerapan
dalam pengadilan, mempelajari dan bagaimana praktek yang terjadi pada masing-
masing kegiatan hukum. Sosiologi hukum bertujuan untuk menjelaskan mengapa
sosial masyarakat itu terjadi, sebab-sebab, faktor-faktor yang berpengaruh dan
sebagainya. Kemudian sosiologi hukum untuk menguji kesahihan empiris dari

5
R. Otje Salman, Sosiologi Hukum : Suatu Pengantar, (Bandung : Penerbi CV, Armico, 1992),
hal.13.

3
sautu peraturan atau pernyataan hukum sehingga mampu memprediksi suatu hukum
yang sesuai atau tidak sesuai di masyarakat tertentu.

4
METODE, FUNGSI DAN KEGUNAAN

A. Metode Pendekatan dan Fungsi Hukum

Adalah hukum dalam kenyataan didalam kehidupan sosial kemasyarakatan yang


dioperasikan oleh masyarakat didalam kehidupan sehari-harinya dengan didasari oleh :
A.1. Metode Pendekatan Sosiologi Hukum.
Menggunakan yuridis empiris dan yuridis normatif untuk menempatkan kembali
kontruksi hukum yang abstrak kedalam struktur sosial yang ada, sehingga hukum
menjadi lembaga yang utuh dan realistik.6
A.2. Perbandingan Yuridis Empris dengan Yuridis Normatif.7
Untuk membedakan pendekatan sosiologi hukum atau pendekatan yuridis empiris
(pendekaan kenyataan hukum dalam masyarakat) dimana pendekatan yuridis
normatif maka perlu dilakukan pendekatan yuridis empiris atau ilmu kenyataan
hukum yang hidup didalam masyarakat :
- Dimana sosiologi hukum mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analistis.8
- Berdasarkan antropologis hukum dimana ilmu yang mempelajari pola-pola
sengketa dan bagaimana penyelesaiannya pada masyarakat sederhana dan pada
masyarakat modern.
- Psikologi hukum adalah ilmu yang mempelari perwujudan dari jiwa manusia.
- Berdasarkan sejarah hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum positif pada
masa lampau sampai masa sekarang.
- Perbandingan hukum adalah ilmu yang membandingkan sistim-sistim hukum
yang ada didalam suatu negara atau antar negara.9
A.3. Hukum sebagai social control dan alat untuk mengubah masyarakat.
Dalam kelompok masyarakat selalu ada problem sebagai akibat adanya
perbedaan antara yang ideal dan yang aktual, dimana stadar dan nilai-nilai
kelompok dalam masyarakat mempunyai variasi sebagai faktor yang menentukan
tingkah laku individu.10 Penyimpangan nilai-nilai yang ideal dalam masyarakat
seperti pencurian, perjinahan hutang piutang dan lain-lainnya. Fungsi hukum yang
dimaksud adalah penerapan mekanisme kontrol sosial yang akan membersihkan

6
. Geert, Hartz, Cunningham, Turner, dan Levi Strauss, Struktur Sosial, Agama dan Upacara,
dikutip dari www.yahoo.co. Tgl 23 Oktober 2004.
7
. M. Qurash Shihab, Wawasan Al Qur’an, Cet.Ke IX, (Bandung : Mizan, 1999) h.253.
8
. Muhammad –Hufy, Ahmad, Akhlak Nabi Muhammad SAW : Keluhuran dan Kemuliaan.
(jakarta : Bulan Bintang, 1987), h. 15. Bandingkan uraian, Ahmadamin, Etika (Ilmu Akhlak), ( Jakarta : Bulan
Bintang, 1987), h.62.
9
. Frans Magnis Suso, Etika Dasa Masalah-masalah Pokok Filsaat Moral, (Yogyakarta, 1985),
h.18-20.
10
. Ronny Hanitijo Soemitro, Beberapa Masalah Dalam Studi Hukum dan Masyarakat,
(Bandung, Remadja Karya, 198), hal.53.

5
masyarakat yang tidak dikehendaki, yang sehingga hukum berfungsi untuk
mempertahankan eksistensi kelompok tersebut.11

B. Kegunaan Sosiologi Hukum Dalam Pembangunan Sistim Hukum Nasional.


Sosiologi hukum sebagai sosial kontrol terhadap segala prodak perundang-
undang baik yang dibuat oleh Pemerintah maupun Parlemen, terkadang prodak
perundang-undang sering bertentangan dan bertolak belakang dengan kepentingan
masyarakat dan hukum yang hidup didalam masyarakat, sebagai akibatnya peraturan
perundang-undang tersebut tidak efektif didalam pemberklakuannya.

B.1. Kegunaan Sosiologi Hukum.


Adalah sebagai sosial kontrol didalam masyarakat, dimana suatu aktifitas yang
dilaksanakan oleh dua orang atau lebih diatur oleh suatu sistim hukum yang
berlaku didalam masyrakat (kelompok sosial) dan terhadap lembaga sosial yang
kebeadaannya diakui oleh masyarakat seperti Desa diatur oleh Hukum yaitu
Undang-Undang Pemerintahan daerah, waris dan wakaf diatur oleh Hukum Adat
dan Hukum Islam, dan Perkawinan diatur oleh UU No. T tahun 1974. Dan
kegunaan sosiologi hukum juga mempengaruhi Stratifikasi/pelapisan sosial yang
ada dalam masyarakat seperti Pasal 27 UUD 1945 yaitu hukum tidak membeda-
bedakan akan tetapi pada fakta dilapangan terdapat lapisan sosial dalam
masyarakat yang membedakannya. Tidak terlepas dari interaksi sosial dimana
hukum berfungsi untuk memperlancar suatu interaksi sosial yang terjadi didalam
masyarakat, begitu pula perubahan-perubahan sosial, dimana perubahan hukum
dapat mempengaruhi perubahan sosial masyarakat.12

B.2 Hukum sebagai Tingkah Laku Sosial.


Dimana setiap tindakan terhadap suatu dualisme sosiologi yaitu terjadinya tukar
menukar jasa dan fungsi serta saling mengawasi sarana pemenuhan dan kejujuran
tindakan pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap tingkah laku sosial
didalam masyarakat.

B.3. Hukum dan Kewenangan.


Hukum dimulai dari kelompok kecil yaitu dari kehidupan sosial, dimana individu-
individu didalam masyarakat masing-masing memperoleh tempat dan peran dari
mereka masing-masing dan bila suatu tujuan kelompok yang jelas dalam
lingkungan ang stabil, maka dapat dijumpai pengulangan tingkah laku dan
hubungan timbal balik pada nggota-anggota masyarakat dalam jumlah yang tinggi
dan hubungan timbal balik antara peraan yang satu dengan peranan
11
. Roscoe Pound, Interpretation of Legal History, USA : Holmes Heach, Plorida, 1986, hal.164.

12
. Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum (suatu Kajian Filosofi dan Sosiologis, Gunung Agung,
Jakata, 2002, hal. 88.

6
komplemennya dapat diramalkan. Dengan demikian individu adalah suatu unit
terkecil dalam melanjutkan interaksi dengan yang lain-lain, dimulai dari keluarga
yang kemudian sebagai anggota dari kelompok sosial yang lain. Beranjak dari
sinilah maka hukum dan kewenangan dapat berfungsi terhadap individu dan
kelompok sosial tersebut.

B.4. Hukum dan Kekuatan Sosial.


Didalam masyarakat terdapat kekuatan sosial (social forces) yang dapat berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu dapat berifat baik dan tidak baik bagi
masyarakat dan bagi hukum yang penting adalah penggunaan kekuatan sosial
yang merugikan negara dan masyarakat. Kekuatan sosial tersebut adalah kekuatan
uang, kekuatan politik, kekuatan massa dan kekuatan teknologi baru. Mengenai
perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarkat tidak dapat dituntut perkara
karena belum ada hukumnya yang cocok atau perbuatan-perbuatan secara formal
melanggar hukum sangat sukar sekali diketahui oleh para penegak hukum.

B.5. Kegunaan dan manfaat Sosilogi hukum dalam bekerjanya hukum dalam
pembangunan dan masyarakat.13
Dalam memahami bekerjanya hukum dalam masyarakat maka harus melihat
kegunaan dan manfaat dari fungsi hukum didalam masyarakat, dari sudut pandang
yaitu 1. Fungsi hukum sebagai sosial kontrol di dalam masyarakat, 2. Fungsi
hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat, 3. Fungsi hukum sebagai simbol
pengetahuan, 4. Fungsi hkum sebagai instrumen politik dan fungsi hukum sebagai
alat integrasi.14
Berdasarkan pendapat Kohle dan dipertegas oleh Ahren yaitu hukum
terbentuk dari budaya masyarakat dengan bekerja ( creation order), sehingga tidak
ada hukum yang abadi, tetapi hanya ada tujuan abadi yaitu terwujudnya idea
tentang kekuasaan dan keseimbangan. Terdapat sudut pandang bahwa aturan
hukum (legal order)15 yang terbentuk dari nilai-nilai dan norma-norma yang hidup
serta berkembang ditengah-tengah masyarkat, yang mempunyai tugas atau fungsi
ganda, yaitu di satu pihak untuk menjaga nilai-nilai yng sudah ada dan
13
. Engineering Interpretation diambil dari Bab VII buku Rocoe Pound yang berjudul :
Interpretation of Legal History. (USA : Holmes Heach, Plorida, 1986), Hal.141-165.
14
. Zainuddin Ali, Ilmu Hukum dalam Masyarakat Indonesia, (Palu, YMIB, 2001), hal 219.
15. W ignjodipoero, Soerojo.Pengantar dan Asas-Asas Hukum Ada (Jakarta : CV.Haji Masagung,
1983), hal.76-77.
16. Soerjono Soekanto dan Mustapa Abdullah, Hukum Adat Indonesia. (Jakarta : Rajawali Press,
1983), hal.193
17. AM. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Presfektif Islam, (jakarta : Rajawali, 1987),
hal..113.
18. Soejono Soekanto, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhdap Masalah-Masalah Sosial,
Penerbit umni, Bandung, 1981, hal. 188

15

7
berkembang dalam masyarakat16 dan dilain pihak untuk membentuk kebudayaan
baru dengan mengembangkan hak asasi manusia.17
Dengan demikian kegunaan dan fungsi hukum serta keberadaan dari aturan-
aturan hukum tersebut (menurut Roscoe Pound) adalah bahwa hukum tidak benar
Statis, karena hukum abadi hanya akan ditemui dalam masyarakat yang berhenti
perkembangan kebudayaannya atau dalam kebudayaan yang telah ”mati”.
contonya pada masyarakat Hindu yang menganut sistim stratifikasi vertikal
(kasta-kasta).18

Kesimpulan :

16

17
18

8
1. Perkembangan Sosiologi Hukum tidak terlepas dari faktor ruang lingkup dan objek
kajian sosiologi hukum yang bersandar pada disiplin ilmu filsafat hukum, dan sosiologi
hukum merupakan sebagai aliran Positivisme yang artinya hukum itu tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan yang lebih diatas derajatnya.(Grundnorm yaitu dasar atau
basis sosial dari hukum). Dengan demikian upaya pembangunan sistim hukum harus
memperhatikan Konsitusi dan Kebiasaan yang hidup didalam masyarakat, karena jika
hukum positif yang diberlakukan didalam masyarakat jiga tidak sejalan dan bertentangan
dengan hukum yang hidup didalam masyarakat maka dapat dipastikan hukum posirif
atau undang-undang tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif.
2. Dalam pembangunan sistim hukum nasional harus berlandasakan pada nilai-nilai luhur
yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 dengan berciri khas adalah upaya
musyawarh dan mufakat serta kekeluargaan. Dimana karakteristik kajian sosiologi
hukum untuk memberikan deskripsi terhadap praktek-praktek hukum yag dibedakan
kedalam pembuatan undang-undang, penerapan hukum nasional. Dalam pembangunan
sistim hukum nasional baik dalam pemberlakukan kebijakan didalam kehidupan sosial
kemasyarakatan yang dioperasikan oleh masyarakat didalam kehidupan sehari-harinya
tidak terlepas dari unsur-unsur metode pendekatan sosiologi hukum., perbandingan
yuridis empris dengan yuridis normatif, dan hukum sebagai social control dan alat untuk
mengubah masyarakat.
3. Kegunaan Sosiologi Hukum.adalah sebagai sosial kontrol didalam masyarakat, dimana
suatu aktifitas yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih diatur oleh suatu sistim
hukum yang berlaku didalam masyrakat (kelompok sosial) dan terhadap lembaga sosial
yang kebeadaannya diakui oleh masyarakat, dimana dipengaruhi oleh hukum sebagai
Tingkah Laku Sosial yaitu terjadinya tukar menukar jasa dan fungsi serta saling
mengawasi sarana pemenuhan dan kejujuan tindakan pihak lain yang mempunyai
kepentingan terhadap tingkah laku sosial didalam masyarakat dan dimulai dari kelompok
kecil yaitu dari kehidupan sosial, dimana individu-individu didalam masyarakat masing-
masing memperoleh tempat dan peran dari mereka masing-masing dan bila suatu tujuan
kelompok yang jelas dalam lingkungan yang stabil, maka dapat dijumpai pengulangan
tingkah laku dan hubungan timbal balik pada anggota-anggota masyarakat dalam jumlah
yang tinggi dan hubungan timbal balik antara peranan yang satu dengan peranan
komplemennya dapat diramalkan. Dengan demikian bahwa didalam masyarakat terdapat
kekuatan sosial (social forces) yang dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
yaitu dapat berifat baik dan tidak baik bagi masyarakat dan bagi hukum.
4. Pemahaman bekerjanya hukum dalam masyarakat harus melihat kegunaan dan manfaat
dari fungsi hukum didalam masyarakat, dari sudut pandang yaitu Fungsi hukum sebagai
sosial kontrol di dalam masyarakat, Fungsi hukum sebagai alat untuk mengubah
masyarakat, Fungsi hukum sebagai simbol pengetahuan, Fungsi hukum sebagai
instrumen politik dan fungsi hukum sebagai alat integrasi.

DAFTRA PUSTAKA

9
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum (suatu Kajian Filosofi dan Sosiologis, Gunung
Agung, Jakata, 2002.

AM. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Presfektif Islam, (jakarta : Rajawali,
1987).

Donal Black, The Behavior of Law, (New York : Academic Press, 1976).

Engineering Interpretation diambil dari Bab VII buku Rocoe Pound yang berjudul :
Interpretation of Legal History. (USA : Holmes Heach, Plorida, 1986).

Frans Magnis Suso, Etika Dasa Masalah-masalah Pokok Filsaat Moral, (Yogyakarta,
1985).

Geert, Hartz, Cunningham, Turner, dan Levi Strauss, Struktur Sosial, Agama dan
Upacara, dikutip dari www.yahoo.co. Tgl 23 Oktober 2004.

HLA. Hart, Th Consept of Law, (londn : Oxford University Pes, 1961).

M. Qurash Shihab, Wawasan Al Qur’an, Cet.Ke IX, (Bandung : Mizan, 1999).

Muhammad –Hufy, Ahmad, Akhlak Nabi Muhammad SAW : Keluhuran dan


Kemuliaan. (jakarta : Bulan Bintang, 1987), h. 15. Bandingkan uraian,
Ahmadamin, Etika (Ilmu Akhlak), ( Jakarta : Bulan Bintang, 1987).

Ronny Hanitijo Soemitro, Beberapa Masalah Dalam Studi Hukum dan Masyarakat,
(Bandung, Remadja Karya, 198).

Roscoe Pound, Interpretation of Legal History, USA : Holmes Heach, Plorida, 1986.

R. Otje Salman, Sosiologi Hukum : Suatu Pengantar, (Bandung : Penerbi CV, Armico,
1992).

Sarjono Soekanto, Mengenal Sosiologi Hukum. (Bandung : Penrit : PT.Citra Aditya


Bakti, 1989).
Soejono Soekanto, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhdap Masalah-Masalah Sosial,
Penerbit umni, Bandung, 1981.

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (bandung, Aumni, 1982).

Soerjono Soekanto dan Mustapa Abdullah, Hukum Adat Indonesia. (Jakarta : Rajawali
Press, 1983).

10
Wignjodipoero, Soerojo.Pengantar dan Asas-Asas Hukum Ada (Jakarta : CV.Haji
Masagung, 1983).

Zainuddin Ali, Ilmu Hukum dalam Masyarakat Indonesia, (Palu, YMIB, 2001).

11

You might also like