You are on page 1of 11

Keterbukaan dan Keadilan

A. Keterbukaan dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pengertian Keterbukaan
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak
mungkin untuk menepis dan mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan
demikian, era keterbukaan secara tidak langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang
dan waktu. Negara dituntut untuk lebih aktif dalam rangka menyaring dan mengendalikan
setiap informasi yang masuk.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat
diberikan dan didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang
memungkinkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara
menjadi kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi membuat batas-batas teritorial
suatu negara menjadi tidak berarti. Seseorang akan dengan mudah memberikan dan
menerima informasi sesuai dengan keinginannya. Pada akhirnya keterbukaan akan
mengakibatkan hilangnya diferensiasi (perbedaan) sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara.
Di lihat dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi
masuknya budaya-budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat
Indonesia. Dilihat dari aspek ideologi, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh
dan berkembangnya ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian
suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era keterbukaan akan membawa
dampak yang sangat buruk apabila kita tidak dapat mempersiapkan diri.

2. Pengertian Keadilan
Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai
dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai dan diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya,
tanpa membedakan suku, keurunan, dan agamanya. Hakikat keadilan dalam Pancasila,
UUD 1945, dan GBHN, kata adil terdapat pada:
1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima
2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi

Keadilan berasal dari kata adil. Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak
berat sebelah, sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.

• Pembagian keadilan menurut Aristoteles:

1. Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang yang tidak melihat jasa-
jasa yang dilakukannya.
2. Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa
yang telah dibuatnya.
3. Keadialn Kodrat Alam adalah memberi sesuatusesuai dengan yang diberikan
orang lain kepada kita.
4. Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati segala peraturang
perundang-undangan yang telah diwajibkan.
5. Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang telah berusaha
memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar

• Pembagian keadilan menurut Plato:

1. Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adila secara moral apabila
telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajibannya.
2. Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu melaksanakan
perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diterapkan.

• Thomas Hobbes menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah


didasarkan dengan perjanjian yang disepakati.
• Notonegoro, menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum yaitu suatu
keadan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku

3. Pentingnya Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara

Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang dilakukan pemerintah dewasa ini
merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh adalah keterbukaan arus
informasi di bidang hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang hukum penting agar
setiap warga negara mendapatkan suatu jaminan keadilan.

Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen masyarakat dan mentalitas aparat dalam
melaksanakan peraturan tersebut. Kesiapan infrastruktur fisik dan mental aparat sangat
menentukan jalannya “jaminan keadilan”.

Sesungguhnya keadilan bermula dari adanya pertentangan antara kepentingan individu


dan kepentingan kelompok. Pertentangan kepentingan akan menyebabkan pertikaian,
bahkan peperangan antara sesama manusia. Oleh sebab itu, keberadaan keadilan adalah
untuk mempertimbangkan pertentangan secara teliti melalui perangkat peraturan-
peraturan (hukum) untuk mewujudkan suatu perdamaian. Dengan kata lain, dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara masalah keadilan menjadi masalah
penting dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, keadilan merupakan hak mutlak bagi setiap
warga negara. Pemerintah harus mampu menegakkan keadilan bagi setiap warga
negaranya. Keadilan tersebut harus menyangkut semua aspek kehidupan, baik keadilan
hukum, politik, maupun kesejahteraan ekonomi.

B. Dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan


Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal
yang paling utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi
(keterbukaan). Adapun indikasi dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang
transparan (terbuka) adalah apabila di dalam penyelenggaraan pemerintahannya terdapat
kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan. Berbagai informasi
harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan
sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat atau
lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter, atau diktator.

Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan diantaranya:


a. kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan
b. menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
c. pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat
d. tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses
pembangunan nasional
e. hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis
f. ketertinggalan dalam segala bidang.

Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka.
Penyelenggaraan negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good
governance). Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Asas Kepastian Hukum
b. Asas Tertib Penyelenggaran Negara
c. Asas Kepentingan Umum
d. Asas Keterbukaan
e. Asas Proposionalitas
f. Asas profesionalitas
g. Asas Akuntabilitas

Penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia dilakukan oleh pemerintah


atau penyelenggara negara. Penyelenggara negara menurut Undang-Undang RI No. 28
Tahun 1999 tentang Pentelenggara Negara yang Bersih, dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislative, dan
yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. Mengapresiasikan Sikap Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Di dalam iklim demokrasi saat ini, sikap terbuka penting untuk dilaksanakan. Sikap
terbuka ini akan mendukung proses demokratisasi di Indonesia. Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sikap terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga negara,
termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar keterbukaan tidak hanya terjadi di
lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus juga berjalan dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus dilakukan
secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara. Dengan dilakukannya hal ini maka
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan negara
dapat diperkecil.

Sikap terbuka adalah sikap untuk bersdia memberitahukan dan sikap untuk bersedia
menerima pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Sikap terbuka ini dapat
ditunjukkan dengan dukungan pemerintah terhadap kebebasan pers. Dengan adanya
kebebasan pers diharapkan akses informasi warga negara terhadap penyelenggaraan
pemerintahan. Sebagai contoh setiap pengambilan keputusan yang diambil oleh
pemerintah dapat dipantau terus oleh warga negara. Pers sendiri diharapkan dapat
memberikan informasi yang aktual dan tepat kepada warga negara. Selain itu, sikap netral
harus terus dipertahankan oleh pers. Pers diharapkan tidak menjadi alat bagi pemerintah
untuk mempertahankan kekuasaannya.

2. Pentingnya sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan


disintegrasi bangsa. Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan
perilaku anarkis dan pertikaian antar golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku
bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah. Sedangkan dalam kehidupan bernegara,
perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami hambatan dalam menjalankan
roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak pada penderitaan
rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.

3. Berpartisipasi dalam Upaya Peningkatan Jaminan Keadilan

Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan
jaminan keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah.
Partisipasi warga negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan
agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif. Partisipasi warga negara dalam
upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara
berikut ini.
1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang
berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.

Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan
diharapkan rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu,
terwujudnya rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat
mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting
mengingat masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam
masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial
harus terwujud.
keadilan dan keterbukaan dalam berbangsa dan bernegara

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala ni’mat-Nya, yang tiada ternilai. Semoga
keselamatan senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad saw yang diutus Allah swt
untuk membawa dinul islam bagi seluruh ummat manusia disetiap penjuru dunia. Untuk
mengeluarkan mereka dari kesesatan, kepada petunjuk dan menuntun mereka dari
kegelapan menuju cahaya.
Allah swt memilih ummat islam untuk menjadi ummat terbaik yang diperuntukkan bagi
seluruh ummat manusia Dengan ajaran yang diwahyukan kepada nabi-Nya, berupa kitab
suci, yang tiada keraguan padanya, menjadi petunjukdan pedoman bagi manusia.
Alhamdulillah Allah swt masih memberi kami umur sampai saat ini, dan untuk dapat
menyelesaikan makalah kami sebagai tugas daripada mata pelajaran PKN.

Tim Penyusun

Keterbukaan dan Keadilan

A. Keterbukaan dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pengertian Keterbukaan

Keterbukaan adalah suatu sikap dan perilaku terbuka dari individu dalam beraktifitas
yang merupakan perwujudan sikap jujur, rendah hati, adil, dan mau menerima pendapat
dari orang lain.
Negara di tuntut untuk lebih aktif dalam rangka menyaring dan mengendalikan setiap
informasi yang masuk, dengan diadakannya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya
perbedaan social.
Akan tetapi keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara
baik dari aspek social budaya, akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-
budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia.
Di lihat dari aspek ideology, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan
berkembangnya ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu
bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era keterbukaan akan membawa dampak
yang sangat buruk apabila kita tidak dapat mempersiapkan diri.

2. Pengertian Keadilan

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kata keadilan berasal dari kata dasar ”adil”,
mempunyai arti kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan yang tidak berat sebelah. Sehingga
keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak
memihak dan tidak sewenang-wenang.
Seperti Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah, sepatutnya
tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.
Maka, keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai
dengan haknya.
Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan GBHN, kata adil terdapat pada :
1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima
2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi
Banyak ahli mencoba memberikan pendapat tentang kata “adil” atau keadilan. Berikut ini
beberapa pengertian keadilan menurut para ahli.
1. Aritoteles
1.Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang yang tidak melihat jasa-jasa
yang dilakukannya.
2.Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang
telah dibuatnya.
3.Keadialn Kodrat Alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang
lain kepada kita.
4.Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati segala peraturan
perundang-undangan yang telah diwajibkan.
5.Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang telah berusaha memulihkan
nama baik orang lain yang telah tercemar.
2. Plato
1.Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah
mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
2.Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan
adil berdasarkan tata cara yang telah diterapkan.

3. Thomas Hobbes
menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan dengan perjanjian
yang disepakati.
4. Notonegoro,
menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum yaitu suatu keadan dikatakan adil
jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
5.panitia Ad-hoc MPRS 1966
1.keadilan individual, yaitu keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak
buruk masing-masing individu.
2.Keadilan social,yaitu keadilan yang pelaksanaanya tergantung pada struktur yang
terdapat pada bidang politik ekonomi, social-budaya, dan ideologi.

B. Keterbukaan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Ciri-ciri Keterbukaan
keterbukaan merupakan sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan panjelasan tersebut, maka ciri-ciri
keterbukaan adalah :
1. terbuka dalam proses maupun kebijakan public.
2. menjadi dasar atau pedoman dalam dialog dan berkomunikasi.
3. berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun yang dilakukan
orang lain.
4. tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.
5. bersikap hati-hati dan selektif dalam menerima dan mengolah informasi dari mana
punsumbernya.
6. toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.
7. mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang dilakukan.
8. sangat menyadari keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.
9. mau berkerja sama dan menghargai orang lain.
10. mau dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

2. Sikap Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

dalam kehidupan brbangsa dan bernegara, sikap terbuka harus dilaksanakan oleh setiap
warga Negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar keterbukaan tida hanya
terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus juga berjalan
dalm penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus
dilakukan secara terbuka dan dapat di pantau olehwarga Negara. Dengan dilakukannya
hal ini maka kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalm
penyelenggaraan Negara dapat di perkecil.
Sikap terbuka adalah sikap untuk bersedia memberitahukan dan sikap untuk bersedia
menerima pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sikap terbuka diperlukan terutama dalam hal menjagakeutuhan bangsa,
mempererat hubungan toleransi, serta untuk menghindari konflik.
Maka untuk mewujudkan sikap terbuka dibutuhkan kondisi sebagai berikut :
1. terwujudnya nilai agama dan nilai budaya bangsa.
2. terwujudnya sila persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga sebagai landasan
untuk mempersatukan Indonesia.
3. terwujudnya penyelenggara Negara yang mampu memahami dan mengelola
kemajemukan bangsa secara baik dan adil.
4. terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan kewajiban masyarakat.
5. pulihnya kepercayaan masyarakan kepada pemerintah.

C. Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1.Sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan


disintegrasi bangsa. Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan
perilaku anarkis dan pertikaian antar golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku
bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah. Sedangkan dalam kehidupan bernegara,
perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami hambatan dalam menjalankan
roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak pada penderitaan
rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.

2. Jaminan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan
jaminan keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah.
Partisipasi warga negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan
agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif. Partisipasi warga negara dalam
upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara
berikut ini.
1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang
berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan
diharapkan rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu,
terwujudnya rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat
mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting
mengingat masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam
masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial
harus terwujud.
Dalam rangka jaminan keadilan suatu Negara diperlukan pertauran yang disebut undang-
ndang atau hokum. Hokum merupakan system norma yang mengatur kehidupan dalam
masyarakat. Oleh karena itu, apabila seseorang mendapatkan ketidakadilan, ia berhak
mengajukan tuntutan.
Dalam hokum, tuntutan keadilan memiliki dua arti :
1. dalam arti formal, bahwa keadilan menuntut agar hokum berlaku secara umum.
2. dalam arti material, bahwa hokum harus adil.

Pelaksanaan jaminan keadilan di tuntut oleh pemyelenggara Negara yang baik yang di
dasarkan kepada beberapa asas umum, diantaranya :
1. asas kepastian hukum (principle of legal security = Rechts zekerheid beginsed) . Asas
yang menghendaki agar sikap dan keputuusan pejabat administrasi Negara yang mana
pun tidak boleh menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum.
2. asas keseimbangan. Asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh
pejabat administrasi Negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya.
3. asas kesamaan. Dalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi Negara
menjatuhkan keputusan tanpa pandang bulu.
4. asas larangan kesewenang-wenangan. Keputusan sewenang-wenang adalah keputusan
yang tidak mempertimbangkan semua factor yang relevan secara lengkap dan wajar
sehingga secara akal kurang sesuai.
5. asas larangan penyalahgunaan wewenang (detoumement de pouvoir). Asas ini
menyatakan bahwa penyalahgunaan wewenang terjadi bilamana suatu wewenang oleh
pejabat yang bersangkutan dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau
menyimpang dari apa yang telah ditetapkan semula oleh undang-undang.
6. asas bertindak cermat. Jika pejabat administrasi Negara telah mengambil keputusan
dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat, maka
keputusan tersebut secaraotomatis menjadi berat.
7. asas perlakuan yangjujur. Asas ini menghendaki adanya pemberian kebebasan yang
seluas-lasnya kepada warga masyarakat untuk kebenaran.
8. asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal. Dengan maksud keputusan bahwa
centrale raad van beroep, yang membuat asas ini memperoleh pengaturanya dalam pasal
9 ayat 1 undang-undang nomor 14 tahun 1970, yang berbunyi “ seorang yang ditangkap,
ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa alas an yang berdasarkan undang-undang, atau
karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan, berhak menuntut
ganti kerugian dan rehabilitas{“.
9. asas penyelenggaraan kepentingan umum. Merupakan tindakan aktif dan positif
pejabat administrasi Negara adalah penyelenggara kepentingan umum.
Jaminan keadilan bagi warga Negara dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturan
perundang-undangan, antara lain :
a. undang-undang dasar 1945 :
1.bidang hukum dan pemerintahan (pasal 27)
2.bidang politik (pasal 28)
3.bidang hak asasi manusia (pasal 28 A -28 J)
4. bidang keagamaan (pasal 29)
5. bidang pertahanan Negara (pasal 30)
6. bidang pendidikan dan kebudayaan (pasal 31 dan 32)
7. bidang kesejahteraan social (pasal 33 dan 34)

b. undang-undang :
1. undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang kitab undang-undang hukum acara pidana
(KUHAP)
2. undang-undang nomor 14 tahun 1985 tentang mahkamah agung
3. undang-undang tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan
atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat
manusia.
4. undang-undang nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di
muka umum
5. undang-undang nomor 35 tahun 1999 tentang kekuasaan kehakiman
6. undang-undang nomor 39 tahun 2000 tentanghak-hak asasi manusia
7. undang-undang nomor 26 tahun 2002 tentang pengadilan hak asasi manusia
8. undang-undang nomor 31 t ahun 2003 tentang partai politik
9. undang-undang nomor 3 tahun 2003 tentang pertahanan Negara
10. undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
Kesiapan infrastruktur, fisik, dan mental aparatpenegak hukum (polisi, jaksa dan hakim )
Sangat menentukan jalannya “jaminan keadilan” yang di butuhkan masyarakat bila
berurusan dengan hukum agar “tata asas” dan “tata aturan”.
Sikap keterbukaan yang di tuntut kepada aparat penegak hukum adalah adanya
transparasi, akuntabilitas, dan profesionalisme dalam bekerja serta hasil kinerja yang
optimal.
Pemerintahan okhlokrasi di gambarkan sebagai suatu pemerintahan yang banyak
diwarnai dengan kekacauan, kebobrokan, dan korupsi yang merajalela sehingga hukum
dan keadilan sulit ditegakkan.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN


KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN
2.1 Pentingnya Keterbukaan dan Jaminan Keadilan
Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih mudah dalam
menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun. Aspirasi dan pendapat itu
ditampung dan diseleksi, kemudian dijadikan suatu keputusan bersama yang bermanfaat.
Berbagai aspirasi yang telah menjadi keputusan bersama dapat menjadikan bangsa ini
mudah mencapai suatu keadilan. Jika masyarakat suatu bangsa telah ikut berperandan
munyumbangkan aspirasi dan pendaptnya, persatuan akan lebih mudah terwujud. Hal itu
dikarenakan mereka merasa mempunyai cita-cita, tujuan, dan peranan yang sama
ketebukaan yang mensyaratkan kesediaan semua pihak untuk menerima kenyataan
merupakn pluralitas. Selain itu, di dalamnya juga muncul perbedaan pendapat.
Pada dasarnya kebijakan publik dan peraturan pelaksanaan yang mengikutinya memuat
arahan umum serta ketentuan yang mengatur masyarakat. Sehubungan dengan itu, semua
kebijaksanaan publik dan dan peraturannya membutuhkan dukungan masyarakat untuk
bisa efektif. Penentangan oleh masyarakat tehadap sejumlah kebijaksanaan dan peraturan
yang ada secar empirik lebih banyak dikarenakan oleh kurangnya keterlibatan publik
dalam tahap kebijaksanaan. Jika hal itu dibiarkan begitu saja maka makin besar keinginan
rakyat untuk selalu mengadakan pembaharuan, tetapi rakyat tidak tau arahnya sehingga
merekaakan mudah kehilangan kendali dan emosianal. Rakyat cenderung ingin
membentuk suatu wadah dengan kebijakan sendiri. Akibatnya, timbul konflik yang
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, jika keterbukaan dan jaminan
keadilan selalu dipupuk dan diperhatikan akan menghasilkan suatu kebijakan publik dan
peratruran umum yang mengatur masyarakat dengan baik.
2.2 Sikap Yang Dilakukan Untuk Mencapai Keterbukaan dan Jaminan Keadilan
Selain keterbukaan dalam hidup berbangsa dan bernegara, tidak kalah pentingnya adalah
menciptakan keadilan. Persatuan bangsa dan keutuhan negara hanya akan terwujud jika
tedapat keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keadilan merupakan unsur yang
sangat esential dalam kehidupan manusia. Semua orang berharap mendapatkan jaminan
dan rasa keadilan.Dalam kehidupan sekarang, musuh terbesar bangsa adalah
ketidakadilan. Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, kesenjangan,
pertentangandan disintegerasi bangsa. Jika kita amati lebih jauh keadaan negara kita ini,
pertentangan antar suku bangsa dalam perpecahan wilayah bersumber dari ketidakadilan.
Karena diperlakukan tidak adil, antara anak bangsa dapat bertikaidan antar golongan
saling berseteru. Dengan demikian, keadilan adalah prasyarat bagi terwujudnya persatuan
bangsa dan keutuhan negara.

You might also like