You are on page 1of 7

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

Genetika modern dan embriologi percobaan menjelaskan bahwa dalam kebanyakan spesies
mamalia, beberapa perbedaan antara pria dan wanita, terutama tergantung atas kromosom
tunggal (kromosom Y) dan pasangan tunggal struktur endokrin, testis pada pria dan ovarium
pada wanita.

Diferensiasi gonad primitif ke testis atau ovarium dalam uterus ditentukan secara genetika pada
manusia. Tetapi pembentukan genetalia pria tergantung atas adanya testis fungsional yang
bersekresi. Ada bukti bahwa perilaku seks pria dan pola pria bagi sekresi gonadotropin
disebabkan oleh kerja hormon pria atas otak dalam perkembangan diri.

Setelah kelahiran gonad tetap tenang sampai adolesen. Sewaktu ia diaktivasi oleh gonadotropin
dari lobus anterior hypophysis. Hormon yang disekresi oleh gonad pada waktu ini menyebabkan
penampilan gambaran khas pria atau wanita dewasa dan mulainya siklus seks dalam wanita.
Pada pria, gonad tetap lebih kurang aktif dari mulai pubertas dan seterusnya. Pada wanita fungsi
ovarium beregresi setelah siklus seks berhenti (menopause).

II.1 Sistem Reproduksi Pria

II.1.1. Struktur

Testis adalah genitalia pria yang terletak di skrotum, ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x
3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml berbentuk avoid. Kedua buah testis terbungkus oleh
jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika
vagainalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dortos. (2 )

Secara histologis, testis terdiri atas ± 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Di
dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli. Sedang di antara tubuli
seminferi terdapat sel-sel leydig. Sel-sel spermatogonium pada proses spermatogenesis menjadi
sel spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel
kydig atau disebut sel-sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron.(2,4)

Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami
pematangan/maturasi diepididimis.

Epididimis adalah organ yang berbentuk seperti sosis terdiri atas kaput, korpus dan kaudo
epididimis korpus epididimis dihubungkan dengan testis melalui duktuli eferentes. Vaskularisasi
epididimis berasal dari arteri testikularis dan arteri deferensialis. Di sebelah kaudal epididimis
berhubungan dengan vasa deferens. (2,4)

Vas Deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan panjangnya 30 – 35 cm, dan berakhir
pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Dalam perjalanannya menuju duktus ejakularius,
duktus deferens dibagi dalam beberapa bagian, yaitu (1) pars tunika vaginalis, (2) pars skrotalis,
(3) pars inguinlais, (4) pars palvileum dan (5) pars ampularis.(2,4 )
Setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan
vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Vesikula seminalis serta cairan prostat
membentuk cairan semen atau manis.

Vesikula seminalis terletak di dasar buli-buli dan di sebelah kranial dari kelenjar prostat
panjangnya kurang lebih 6 cm berbentuk sakula-sakula. Vesikula seminalis menghasilkan cairan
yang merupakan bagian dari semen. Cairan ini diantaranya adalah fruktosa, berfungsi dalam
memberi nutrisi pada sperma. Bersama-sama dengan vas deferens, vesikula seminalis bermuara
di dalam duktus ejakularius. (2 )

Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di bawah kandung kencing, di atas diafragma
urogenitale dan meliputi bagian pertama uretra. Terdiri atas 2 lobus lateral dan 1 lobus medial.
Salurannya dilapisi oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pars prostatika.

II.1.2. Gametogenesis dan Ejakulasi

Testis mendapatkan darah dari berbagai cabang arteri yaitu arteri spermatika interna yang
merupakan cabang dari aorta, arteri deferensialis cadang dari arteri epigastika.

Sawar darah. Testis taut kedap (tight junction) antara sel sertoli berdekatan lamina basalis
membentuk sawar darah testis yang mencegah protein dan molekul besar lain berjalan dari
jaringan interstisial dan bagian lumen tubulus (ruangan basal) ke daerah dekat lumen tubulus
(ruangan adluminal) dan lumen. (2,4,1 )

Spermatogenesis (sel benih primitif dekat lamina basalis tubulus seminiferi) matang ke
spermatosit primer. Proses ini dimulai selama adolesen. Spermatosit primer mengalami
pembelahan miosis yang mengurangi spermatosit sekunder dan kemudian ke spermatoid yang
mengandung jumlah haploid 73 kromosom.

Efek suhu. Spermatogenesis memerlukan suhu yang jauh lebih rendah dibandingkan interior
badan. Testis normalnya dipertahankan pada suhu sekitar 32 °C. (2,4)

Semen. Cairan yang diejakulasikan pada waktu orgasme (semen) mengandung sperma serta
sekresi vesikulo seminalis, prostat, glandula cowper dan mungkin glandula urethra. Volume rata-
rata per ejakulasi 2,5 – 3,5 ml setelah beberapa hari pantang. Walau ia hanya mengambil 1
sperma untuk memfertilisasi ovum, namun normalnya sekitar 100 juta sperma per mililiter
semen. (2,4,1)

Ejakulasi merupakan refleks spinalis 2 bagian yang melibatkan emisi (gerakan semen ke dalam
urethra) dan ejakulasi yang sebenarnya dorongan semen keluar urethra pada waktu orgasme.

Ereksi dimulai dari penglihatan atau dari bau yang dapat menyebabkan dilatasi arteriola penis
akibat rangsangan dari hipotalamus yang menyebabkan jaringan eriktil penis terisi dengan darah,
maka vena tertekan, yang menyumbat aliran keluar dan menambah turgor organ ini. Pusat
terpadu di dalam pars lumbalis medula spinalis diaktivasi oleh impuls dalam aferen dari
genetalia dan traktus desendens yang memperantarai ereksi dalam respon terhadap rangsangan
psikis erotik. Serabut parasimpatis eferen terletak dalam nervus splanchnicus pelvis (nervi
erigentes). Serabut yang mungkin mengandung asetikolin dan VIP sebagai konstransmiter, serta
pelepasan keduanya menimbulkan vasodilatasi dalam kasus apapun, suntikan VIP lokal
menimbulkan ereksi. Impuls vasokontriktor ke arteriola mengakhiri ereksi. (2,4)

II.1.3. Fungsi Endokrin Testis (2,4,1)

Kimiawi dan biosintesis testosteron (hormon utama testis) merupakan steorid C19 dengan suatu
gugusan – OH pada posisi 17, ia disintesis dari kolesterol dlam sel lydig.

Sekresi, kecepatan sekresi testosteron 4 – 9 mg/hari (13,9 – 31,2 n mol/hari) dalam pria dewasa
normal. Sejumlah kecil testosteron yang disekresi dalam wanita, mungkin dari ovarium, tetapi
mungkin dari adrenalis juga.

Transpor dan metabolisme, sembilan puluh persen testosteron dlam plasma terikat ke protein,
40% diikat ke b-globulin yang dinamakan globulin pengikat steroid gonad (GBG : Gonad
Steroid – dinding globulin) atau globulin pengikat steroid seks, 40 % ke albumin dan 17% ke
protein lain.

Kerja, disamping kerjanya selama perkembangan testosteron dan androgen lain menimbulkan
efek umpan balik inhibisi atas sekresi LH hypothesis. Perkembangan dan pemeliharaan sifat seks
sekunder pria serta menimbulkan efek peningkatan pertumbuhan, anabolik protein yang penting.

Sifat seks sekunder, perubahan luas dalam distribusi rambut, konfigurasi tubuh dan ukuran
genitalia yang berkembang pada anak laki-laki pada pubertas tidak hanya prostat dan vesicula
seminalis membesar tetapi vesicula seminalis mulai mensekresi fruktosa.

Efek anabolik androgen meningkatkan sintesis dan menurunkan pemecahan protein, yang
menyebabkan peningkatan dalam kecepatan pertumbuhan.

Mekanisme kerja seperti steroid lain testosteron terikat ke reseptor intra sel dan kemudian
kompleks reseptor, steroid terikat ke DNA di dalam hati, yang memfasilitasi transkripsi berbagai
gen.

Produksi estrogen testis 70 % estradiol dalam plasma prima dewasa dibentuk oleh aromatisasi
testosteron dan androstinedion yang bersirkulasi.

II.1.4. Kendali Pungsi Testis

FSH bersifat tropik bagi sel sertoli serta FSH dan androgen mempertahankan fungsi gametogenik
testis. FSH juga merangsang sekresi protein pengikat androgen dan inhibin.

Inhibin, Testosteron mengurangi LH plasma, tetapi kecuali dalam dosis besar, ia tidak berefek
atas FSH plasma.
Umpan balik steroid, hipotesis kerja saat ini tentang cara fungsi testis diregulasi dipertahankan,
kastrasi diikuti oleh peningkatan dalam isi hypophysis serta sekresi FSH dan LH, serta lesi
hypothalamus mencegah peningkatan ini. Testosteron menghambat sekresi LH dengan bekerja
langsung atas lobus anterior hypophysis dan menghambat sekresi LHRH dari hypothalamus. (2,4)

II.1.5. Kelainan Fungsi Testis

§ Kriptokidisme

Testis berkembang di dalam cavitas abdominalis dan normalnya bermigrasi ke scrotum selama
perkembangan testis. Penurunan tetsis tak lengkap pada satu atau kedua sisi pada 10% neonatus
pria dipengaruhi hormon testoteron, testis tetap di dalam cavitas abdominalis atau cavitas
inguinalis (2,4), maksimal penurunan testis dalam satu tahun harus sudah lengkap.

§ Hipogonadisme pria

Gambaran klinik hipogonadisme pria tergantung atas apakah defisiensi testis timbul sebelum
atau sesudah pubertas dan apa fungsi gametogenik atau endokrin terancam. Kehilangan atau
kegagalan pematangan fungsi gametogenik menyebabkan sterilitas. Jika fungsi endokrin hilang
dalam dewasa, maka sifat seks sekunder beregresi lambat karena ia memerlukan sangat sedikit
androgen untuk mempertahankannya setelah ia terbentuk. Pria di kastrasi dalam masa menderita
kehilangan libido, walaupun kemampuan berhubungan seks menetap selama beberapa waktu,
kadang-kadang ia menderita “hot Hashes” dan umumnya lebih iritabel, pasif dan tertekan
dibanding pria dengan testis utuh. (1,2,4)

§ Tumor Pensekresi Androgen

Hiperfungsi testis tanpa pembentukan tumor bukan suatu kelainan yang dikenal. Tumor testis
pensekresi androgen jarang ditemukan dan menyebabkan gejala yang dapat dideteksi hanya pada
anak laki-laki pra pubertas, yang mengembangkan pseudopubertas prekoks. (2,4)

II.2. Sistem Reproduksi Wanita

II.2.1. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi dan gambaran paling menyoloknya perdarahan vagina periodik yang timbul
dengan pelepasan mukosa uterus (menstruasi). Lama siklus ini terkenal bervariasi pada wanita,
tetapi gambaran rata-rata 28 hari dari mulai menstruasi yang pertama ke menstruasi yang
berikutnya. Dengan pengunaan lazim, hari siklus diidentifikasi menurut angka yang dimulai
dengan hari pertama menstruasi. (2,3,5)

Siklus ovarium, sejak lahir, ada banyak folikel primordial di bawah capsula ovarium. Pada
manusia, satu folikel dalam satu ovarium mulai tumbuh cepat pada sekitar hari ke enam,
sementara lainnya beregresi. Belum diketahui cara terpilihnya folikel selama perkembangan,
selama fase folikular siklus menstruasi.
Siklus uterus, pada akhir menstruasi, semua endometrium terlepas kecuali lapisan profunda.
Dibawah pengaruh estrogen dari folikel yang sedang berkembang, endometrium meningkat cepat
ketebalannya selama haid dari hari kelima sampai ke empat belas siklus menstruasi. (2,5)

Menstruasi normal, darah menstruasi terutama dari arteri dengan hanya 25% darah berasal dari
vagina, ia mengandung dubris jaringan, prostaglandin dan fibrinolisin dalam jumlah relatif besar
dari jaringan endometrium.

Siklus Anovulasi, dalam sejumlah kasus, ovulasi gagal timbul selama siklus menstruasi. Siklus
anokulasi biasanya selama 12 – 18 bulan pertama setelah menarche dan juga sebelum mulainya
menopause. (2,5)

Perubahan siklik dalam cervix uteri.

Walaupun ia kontinu dengan corpus uterus, namun cervix uteri berbeda. Mukosa cervix uteri
tidak mengalami deskuamasi siklik, tetapi ada perubahan teratur dalam mukus cervix. Estrogen
membuat mukus lebih incer dan lebih alkali, perubahan yang meningkatkan kelangsungan hidup
dan transpor sperma.

Siklus vagina, dibawah pengaruh estrogen, epitel vagina menjadi bertanduk dan sel epitel
bertanduk dapat dikenali dalam hapusan vagina. Dibawah pengaruh progesteron, disekresi
mukus tebal serta epitel ini berproliferasi dan menjadi diinfiltrasi leukosit. (2,5)

Perubahan siklik dalam payudara

Walaupun normalnya laktasi tidak timbul sampai akhir kehamilan, namun ada perubahan siklik
dalam payudara selama siklus menstruasi.

Perubahan selama hubungan seks. Selama terangsang seks pada wanita, dinding vagina menajdi
lembab sebagai hasil transudasi cairan melalui membran mukosa, mukus pelumas disekresi oleh
glandula vestibulum. Bagian atas vagina sensitip terhadap rangsangan, rangsangan ini diperkuat
oleh rangsangan taktil dari payudara yang dikenal sebagai orgasme.

Indikator ovulasi. Gambaran pola sekresi dalam biopsi endometrium menunjukkan bahwa ada
corpus luteum berfungsi. Penemuan mukus cervix seluler, kental, yang kurang dapat diandalkan
yang tidak membentuk pola paksi dalam wanita telah menstruasi yang teratur merupakan ovulasi
merupakan perubahan biasanya peningkatan dalam suhu badan basal. (2,3,5)

II.2.2. Hormon Ovarium

Kimiawi, biosintesis dan metabolisme estrogen dan progesteron.

Estrogen yang muncul secara alamiah merupakan steroid yang tidak mempunyai gugusan metil
angular yang melekat ke posisi 10 atau konfigurasi D4 - 3 - serta dalam cincin A, progesteron
merupakan suatu steroid C21 yang disekresikan oleh corpus ;uteum dan placenta.
Sekresi konsentrasi estradiol dalam plasma selama siklus menstruasi. Hampir semua estrogen ini
berasal dari ovarium dan ada 2 puncak sekresi, pada suhu tempat sebelum ovulasi dan satu
selama fase medioluteal. (2,5)

Efek atas genital wanita, estrogen memfasilitasi pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan
motilitas tube uterina. Peranannya dalam perubahan siklik pada endometrium meningkatkan
aliran darah uterus dan punya efek penting atas otot polos uterus.

Efek atas organ endokrin, estrogen menurunkan sekresi FSH. Pada sejumlah keadaab, ia
menghambat sekresi LH (umpan balik negatif) dalam keadaan lain ia juga dapat meningkatkan
sekresi LH (umpan balik positif). (2)

Efek perilaku, estrogen bertanggung jawab bagi perilaku dan meningkatkan libido pada manusia,
jelas menimbulkan kerja dengan efek atas neuron tertentu pada hypothalamus.

Efek atas payudara, estrogen menimbulkan pertumbuhan duktus dalam payudara terutama
pubertas pada anak perempuan. Pembesaran payudara yang timbul bula krim kuliat yang
mengandung estrogen dioleskan lokal terutama disebabkan oleh absorpsi sistemik estrogen,
walaupun efek lokal ringan seperti pigmentasi pada areola.

Sifat seks sekunder wanita, perubahan tubuh yang timbul pada wanita pada saat pubertas :
disamping pembesaran payudara, uterus dan vagina sebagian disebabkan oleh estrogen, yang
merupakan hormon feminisasi. Ada rambut sedikit pada badan dan rambut pubis mempunyai
bentuk permukaan rata yang khas. Pertumbuhan rambut pubis dan axila pada wanita terutama
karena androgen dibanding estrogen. (2,3,5)

II.2.3. Kendali Pungsi Ovarium

FSH dari hypophysis bertanggung jawab bagi pematangan dini folikel ovarium serta FSH dan
LH bersama-sama bertanggung jawab bagi pematangan akhirnya.

Komponen hypothalamus. Hypothalamus menempati posisi kunci dalam pengendalian ekskresi


gonadotropin. Kendati hypotalamus ditimbulkan oleh LHRH yang disekresi ke dalam pembuluh
darah porta hypophysis. (2,5)

Efek umpan balik, estrogen menghambat sekresi FSH dan LH selama bagian dini fase folikular
ovarium menghambat FSH, peningkatan dalam estrogen sirkulasi 24 jam sebelum ovulasi
memulai ledakan sekresi LH (gelora LH) yang menimbulkan ovulasi.

Kendali siklus, dalam arti penting, regresi corpus luteum (luteolisis) merupakan kunci siklus
menstruasia. Folikel baru berkembang dan matang sebagai hasil kerja FSH dan LH mendekati
pertengahan siklus, ada peningkatan sekresi estrogen dari folikel.

Ovulasi refleks, ditimbulkan oleh implus aferen dari genetalia serta mata, telinga, hidung yang
berkonvergensi pada hypothalamus ventral dan mencetuskan perlepasan LH diinduksi ovulasi
dari hypophisis. (2,3,5)
Efek benda asing intra uterus, implantasi benda asing demikian tidak mengubah siklus
menstruasi, tetapi ia bekerja sebagai suatu alat kontrasepsi efektif. Implantasi benda asing
didalam uterus dapat menyebabkan perubahan lama siklus seks pada sejumlah spesias mamalia.
contoh : IUD.

Steroid kontrasepsi, wanita yang diterapi untuk waktu yang lama dengan estrogen dalam dosis
relatif besar, tidak berovulasi, bisa disebabkan karena kadar FSH nya telah tertekan dan beberapa
leakan sekresi LH tak teratur ketimbang puncak tunggal pertengahan siklus. Wanita yang
diterapi dengan dosis tunggal estrogen ditambah zat progestational, tidak berovulasi karena
sekresi kedua gonadotropin di tekan. (2)

II.2.4. Kelainan Pungsi Ovarium

Kelainan menstruasi, beberapa wanita yang infertil mempunyai siklus anovulasi; ia gagal
berovulasi, tetapi mempunyai masa menstruasi pada interval cukup teratur. Siklus anovulasi
biasanya terjadi 1-2 tahun pertama setelah menarche dan juga sebelum menopause. Contoh :
amenore.

Sindroma ovarium, polikistik, suatu keadaan yang ditandai oleh penebalan capsula ovarium dan
pembentukan beberapa kista folikular, biasanya dalam kedua ovarium. Testosteron estradiol dan
LH plasma meningkat dalam sindrom ini, sedangkan FSH plasma rendah.

Tumor ovarium, pensekresi androgen dapat menyebabkan maskulinisasi dan tumor pensekresi
enstrogen dalam masa kanak-kanak dapat menyebabkan seks prekoks. (2)

You might also like