You are on page 1of 57

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK

DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN


TAHUN 2007

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi

Oleh :

FARIHIN
NIRM: 05.6.106.09010.5.0072

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK


DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2007
Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh:
FARIHIN
NIRM: 05.6.106.09010.5.0072
Telah dipertahankan di depan Team Penguji pada
Hari/Tanggal : Senin, 16 Maret 2009
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Team Penguji Tanda tangan

Ketua : Drs. Priyono, M. Si (……………)

Anggota : Drs. H. Dahroni , M. Si (……………)

Pembimbing I : Drs. Priyono, M. Si (.…………...)

Surakarta, 20 Mei 2009


Dekan Fakultas Geografi UMS

( Drs.H. Yuli Priyana, M. Si)

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Februari 2009

Farihin

iii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

? Bapak dan Ibu tercinta


? Sahabat-sahabatku tersayang
? Almamaterku

iv
MOTTO

Tidak ada pemberian ALLOH yang paling luas dan lebih baik dari pada
KESABARAN
( H.R. Bukhri Muslim)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan


( Surat 94 : 6)

Isoho Rumongso Ojo Rumongso Isoh

v
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten


dengan judul : ”Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten Tahun 2007”, bertujuan : 1) Mengetahui tingkat pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Prambanan, 2) Mengetahui penyebaran tingkat
pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data
sekunder. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang
diperlukan adalah jumlah penduduk tahun 2007, jumlah fasilitas sosial ekonomi,
kesehatan, pendidikan, sarana keagamaan di Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten. Metode analisa data dengan menggunakan tabulasi dan analisa diskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Pertumbuhan penduduk di
Kecamatan Prambanan mempunyai tiga kelas, yaitu rendah (jika kurang dari 1%.),
sedang (jika 1 - 2 %) dan tinggi (jika lebih dari 2 %). 2) Desa yang mempunyai
tingkat pertumbuhan penduduk rendah adalah Randusari, Sengon, Cucukan,
Sanggrahan, Bugisan dan Taji. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk
sedang adalah Joho, Kotesan dan Geneng. Desa yang mempunyai pertumbuhan
penduduk tinggi adalah Kebondalem Kidul, Pereng, Kemudo, Tlogo, Kokosan,
Kebondalem Lor dan Brajan.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi
dengan judul : “ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN
PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007”.
Sungguh merupakan kebanggan kenangan yang amat berbahagia bagi
pribadi penulis atas terselesainya skripsi ini karena ini merupakan bagian akhir
dari syarat-syarat yang harus penulis penuhi dalam menempuh ujian kesarjanaan
pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Selain untuk memenuhi syarat-syarat guna menempuh ujian akhir, juga
disini penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca khususnya adik-adik mahasiswa dilingkungan Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan pertolongan oleh pihak - pihak lain, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada :
1. Drs.H. Yuli Priyana, M.Si sebagai Dekan Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin demi terselesaikannya
skripsi ini.
2. Drs. Priyono, M.Si selaku pembimbing utama skripsi yang di tengah
kesibukannya berkenang meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
petunjuk sehingga skripsi ini terselesaikan
3. Staf pengajar Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah banyak membantu dan memberikan bekal pengetahuan kepada penulis
selama menempuh studi di Fakultas Geografi UMS.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian ini.
5. Seluruh staf perpustakaan UMS yang telah membantu dalam hal kepustakaan.

vii
6. Bapak dan Ibu tercinta, atas pengorbanan dan kasih sayang dan dukungannya
selama ini sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.
7. Teman seperjuangan Wahid, Gatot, Purwanto, Imam, Erik, Udi, Umi yang
tergabung dalam G-8 kompak selalu.
8. Pak Carik “Marjuki” sebagai penggerak temen-temen untuk menyelesaikan
skripsi.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara material maupun immaterial
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Harapan
penulis mudah - mudahan skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Februari 2009


Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………........ i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii
HALAMAN PERNYATAAN….………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………..…………………………………. iv
HALAMAN MOTTO ………………………....…………………………... v
ABSTRAK ………………………………………………………………..... vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...... ix
DAFTAR TABEL …..……………………………………………………... xi
DAFTAR GAMBAR …..…………………………………………………... xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ….........……………………...... 1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 5
1.3. Tujuan Masalah ………………………………………….. 5
1.4. Kegunaan Penelitian ……………………………………... 5
1.5. Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya …….…….. 5
1.6. Kerangka Pemikiran ……………………………………… 11
1.7. Metode Penelitian ............................................................... 13
1.8. Batasan Operasional ……………………………………… 14
BAB II DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN ………………………. 16
2.1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian........................................ 16
2.1.1. Letak, Luas dan Batas …………………................... 16
2.1.2. Iklim.........................................…………………...... 16
2.1.3. Geologi………………………………...................... 21
2.1.4. Geomorfologi………………………................. 21
2.1.5. Tanah .......................................................................... 22
2.1.6. Penggunaan Lahan ..................................................... 22

ix
2.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kependudukan....................... 23
2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk............................... 23
2.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan jJenis
Kelamin ...…………………………………………... 24
2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 25
2.2.4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata
Pencaharian …....………………………………........ 26
2.3. Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi…………………… 27
2.4. Sarana Transportasi……………………………………….. 28
BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SARANA
PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI DAERAH
PENELITIAN.………………………………………………… 29
3.1. Kebijaksanaan Pembangunan di Kecamatan Prambanan….. 29
3.2. Sarana dan Prasarana ............................................................. 33
BAB IV ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK……………….. 39
4.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan 39
tahun 2007.............................................................................
4.2. Distribusi Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan 41
Prambanan..............................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Perbandingan Penelitiaan Sebelumnya....................................... 11


Tabel 2.1. Curah Hujan di Kecamatan Prambanan Tahun 1996 - 2005...... 18
Tabel 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schemidt dan Ferguson.................. 19
Tabel 2.3 Penggunaan Lahan di Kecamatan Prambanan…….................... 23
Tabel 2.4. Komposisi Pendud uk Menurut Umur dan Jenis Kelamin…….. 24
Tabel 2.5. Tingkat Pendidikan Penduduk……………………………….. 26
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007….. 27
Tabel 2.7. Jumlah Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi di Kecamatan
Prambanan Tahun 2007……………………………………….. 27
Tabel 2.8. Sarana Transportasi di Kecamatan Prambanan Tahun 2007…. 28
Tabel 3.1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Prambanan Tahun
2007…………………………………………………………… 33
Tabel 3.3. Jumlah Prasarana Kesehatan di Kecamatan Prambanan
Kecamatan Prambanan 2007………………………………... 35
Tabel 3.4. Jumlah Prasarana Keagamaan di Kecamatan Prambanan
Kecamatan Prambanan 2007………………………………….. 37
Tabel 4.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Prambanan
Tahun 2006 …………………………………………………… 40

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian....................................................... 13


Gambar 2.1. Peta Administrasi Kecamatan Prambanan........................... 17
Gambar 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson............. 19
Gambar 2.3. Tipe Iklim Berdasarkan Metode Koppen............................ 21
Gambar 3.1. Peta Fasilitas Pendidikan Prambanan…..……..……….…. 34
Gambar 3.2. Peta Prasarana Kesehatan Prambanan ………………..….. 36
Gambar 3.3. Peta Prasarana Keagamaan Prambanan ………………….. 38
Gambar 4.1. Peta Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Prambanan 42

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Pembangunan di bidang sosial, kependudukan dan lingkungan hidup
turut ditingkatkan dan diarahkan agar pembangunan benar-benar bermanfaat dan
menyentuh semua sendi-sendi kehidupan di masyarakat. Pembangunan di suatu
wilayah harus senantiasa memperhatikan kondisi sosial masyarakat, tingkat
pendidikan, kepadatan penduduk serta berbagai faktor lain yang menyangkut
aspek sosial dan lingkungan hidup. Demikian pula pembangunan haruslah
senantiasa mempertimbangkan. Di era reformasi yang semakin global ini.
berbagai cara telah ditempuh untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
diantaranya adalah dengan perbaikan kualitas sumberial kependudukan serta
perbaikan kelestarian sumber daya alam bagi kelangsungan hidup generasi
berikutnya. Maka dari itu kiranya dipandang perlu untuk senantiasa mengkaji
kondisi sosial dan kependudukan masyarakat melalui pendalaman ilmu tentang
geografis baik menyangkut kependudukan maupun lingkungan hidup.
Indikator utama yang dapat memberikan gambaran tentang
kependudukan adalah kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk.
Kepadatan penduduk akan memberikan informasi tentang persebaran penduduk,
sedang laju pertumbuhan penduduk akan memberikan gambaran tentang
perubahan jumlah dari waktu ke waktu baik karena pertumbuhan alamiah maupun
karena migrasi (LPPWK, 1991).
Geografi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mencitrakan (fodescribe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala -
gejala kependudukan, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan
dan berusaha mencari fungsi dari unsur - unsur bumi dalam ruang dan waktu.
(Bintarto, 1977)
Salah satu objek kajian geografi adalah geosfer. Dimana penduduk
merupakan salah satu elemen dalam geografi, oleh karena itu informasi yang
lengkap mengenai keadaan, latar belakang dan keadaan sosial ekonomi, letak

1
2

geografis serta perkembangan penduduk suatu daerah yang berhasil akan sangat
berguna. Masalah kependudukan di suatu daerah antara lain masalah yang
berkaitan dengan jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk baik di wilayah
pedesaan maupun di perkotaan.
Sebagaimana diketahui hasil penemuan mangenai masalah
kependudukan pada hakekatnya secara relatif dapat dikatakan sebagai bidang
yang masih baru. Kalau ditinjau lebih lanjut sebenarnya bidang itu sendiri
merupakan masalah yang benar-benar baru karena dalam perkembangan sejarah
sejak dulu kala sudah eksperimen untuk menghitung jumlah penduduk. (Barday,
1990).
Seiring dengan semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk
ditemukan bahwa distribusi pendud uk secara keruangan di permukaan bumi tidak
merata. Secara umum penduduk hidup secara bergerombol pada suatu daerah
yang banyak sumber daya maupun fasilitas kehidupan. Dahulu manusia memilih
tinggal di tepi-tepi sungai untuk memudahkan aktifitas kehidupannya dalam
mencari sumber-sumber kehidupan. Sejalan dengan waktu hal itu berkembang
hingga pada kehidupan modern, di mana pusat-pusat sumber daya dan fasilitas
hidup selalu menjadi prioritas pilihan tempat tinggal. Akibatnya tiap kota di
negara berkembang dan negara yang maju mempunyai pola keruangan yang tidak
sama. Perbedaan ini disebabkan adanya berbagai unsur dan faktor lain seperti luas
daerah, topografi, budaya, politik dan sosial ekonomi. Perbedaan kepadatan
penduduk biasanya dipengaruhi oleh bermacam- macam faktor antara lain faktor
fisiografi dimana penduduk selalu memilih tempat tinggal yang relatif baik, tanah
yang subur, air yang cukup serta iklim yang cocok faktor ya ng lain adalah faktor
hiologis dan kebudayaan.
Masalah kependudukan yang mempengaruhi pelaksanaan dan
pencapaian tujuan pembangunan di Indonesia adalah pola penyebaran dan
kepadatan penduduk serta mobilitas tenaga kerja yang kurang seimbang, baik dan
sisi antar pulau, antar daerah maupun antar daerah pedesaan dan perkotaan.
Masala h yang timbul berkaitan dengan jumlah adalah jumlah pendud uk yang
tidak seimbang dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sehingga semakin
3

besar jumlah penduduk tetapi kesejahteraannya tidak semakin meningkat bahkan


cenderung menurun. Sedangkan masalah yang berkaitan dengan distribusi
penduduk adalah bahwa pola distribusi atau persebaran pendud uk cenderung
mengelompok pada daerah-daerah yang mempunyai letak strategis seperti pusat
pemerintahan sehingga daerah-daerah pinggiran mengalami keterlambatan
pembangunan di bidang fisik, sosial dan ekonomi dan kesejahteraan penduduk.
Masalah yang berkaitan dengan kepadatan penduduk adalah terjadinya kepadatan
pendud uk tinggi di pusat perkotaan akibat terjadinya urbanisasi pendud uk
dikarenakan tidak meratanya pemenuhan pemerataan pembangunan di suatu
wilayah.
Sebagai akibat dari pertambahan pendud uk yang begitu cepat akan
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan
alam dan fasilitas kehidupan yang tersedia. Secara umum penduduk yang terlalu
padat akan memberi tekanan yang besar terhadap lingkungan sejalan dengan
timbulnya masalah perluasan pemukiman, meningkatnya kebutuhan akan
pekerjaan, pendidikan, pangan, pelayanan kesehatan dan menurunnya mutu itu
sendiri.
Dipandang dari berbagai masalah yang timbul sebagaimana dijelaskan,
maka kiranya kebijakan pemerintah di bidang kependudukan sangatlah perlu
untuk dicermati dengan baik. Kebijakan itu meliputi penyediaan lapangan kerja
penduduk yang menginginkan, memberi kesempatan pendidikan, meningkatkan
kesejahteraan, serta usaha-usaha lain yang diperlukan.
Adapun pentingnya masalah- masalah kependudukan seperti jumlah, pola
distribusi dan kepadatan penduduk perlu ditelaah dan dikaji ulang adalah agar
dapat diketahui penyebab terjadinya pola distribusi dan kepadatan penduduk yang
tidak merata serta untuk mengetahui kebijakan apa saja sang perlu diambil baik
oleh pemerintah sepertinya rencana umum tata ruang kota (RUTRK) maupun
pembinaan terhadap masyarakat agar pertumbuhan dan kepadatan penduduk dapat
terkendali dan terkontrol dengan baik sehingga pelaksanaan pembangunan dan
hasil- hasilnya dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan.
4

Hal demikian juga terjadi di wilayah Kecamatan Prambanan, yang


merupakan kota penghubung dengan antara Solo dan Yogyakarta. Di daerah ini
pusat sumber daya dan fasilitas sosial berada di wilayah Kecamatan Prambanan.
Demikian sekaligus kecamatan tersebut menjadi daerah dengan distribusi
penduduk cukup di wilayah Kabupaten Klaten.
Tingginya kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan
dalam penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk terhadap lahan.
Demikian halnya dengan Kecamatan Prambanan. Oleh karena itu upaya untuk
melakukan analisis kepadatan dan distribusinya dalam ruang menjadi penting,
sebagai upaya untuk melakukan proyeksi dan perencanaan pembangunan ke
depan. Dengan analisis ini, kecenderungan-kecenderungan arah dinamika
penduduk, pusat-pusat perkembangan dan besarnya kepadatan di suatu wilayah
disuatu waktu dapat diketahui, sehingga penentuan kebijakan-kebijakan
kependudukanpun dapat diputuskan sesuai kebutuhan. Selain itu kepadatan
penduduk dapat berakibat keamanan dan jaminan keselamatan yang lebih sulit di
kontrol oleh aparat keamana n. Terlebih lagi pada daerah-daerah yang penduduk
heterogen. Kecemburuan sosial terkadang begitu kental dengan psikologi sosial di
masyarakat pribumi. Oleh karena itu sangatlah dipandang perlu mengetahui
penyebab terjadinya pola distribusi dan kepadatan penduduk yang tidak merata,
kultur budaya dan sistem sosial yang kurang sesuai dengan karakteristik
masyarakat setempat serta kebijakan apa saja yang perlu diambil agar
pembangunan di wiliayah Klaten benar-benar merata sesuai dengan prinsip
pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya sesuai dengan tujuan pembangunan
nasional. Hal demikian juga terjadi di Kabupaten Klaten. Pada daerah ini pusat
sumber daya dan fasilitas sosial berada di Kecamatan Prambanan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan
dengan judul “ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK KECAMATAN
PRAMBANAN TAHUN 2007”.
5

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut dapat
dirumuskan pearmasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat pertumbuhan penduduk yang ada di wilayah
Kecamatan Prambanan ?
2. Bagaimana penyebaran tingkat pertumbuhan penduduk di wilayah
Kecamatan Prambanan ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan yang dapat penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan.
2. Mengetahui penyebaran pertumbuhan penduduk di Kecamatan
Prambanan.

1.4. Kegunaan Penelitian


Penelitian ini berguna :
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Sebagai bahan tambahan bacaan dan pengetahuan pada perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1.5. Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya


Geografi mempelajari hubungan kausal gejala dipermukaan bumi yang
menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan
keruangan, ekologi dan regional. Dalam geografi terpadu untuk mendekati
masalah digunakan tiga pendekatan yaitu : analisa keruangan, analisa ekologi, dan
analisa komplek wilayah.
Analisa kompleks wilayah merupakan kombinasi antara analisa
keruangan dengan analisa ekolo gi. Pada analisa ini, wilayah-wilayah tertentu
didekati atau dihampiri dengan pengertian areal differrentation yaitu anggapan
6

bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada dasarnya suatu
wilayah berbeda dengan wilayah lainnya (Bintarto, dan Surastopo, 1979).
Dalam rangka memperjelas pemahaman kita tentang kepadatan dan pola
distribusi penduduk perlu dijelaskan tentang pengertian demografi atau ilmu
tentang kependudukan. Menurut Philips M. Hanser dan Dadley Duncan (1991)
dalam Dahroni dan Priyono (1995) dijelaskan bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jumlah, perebaran teroterial, komposisi penduduk, serta
perubahan-perubahan dan sebab-sebab persebaran itu sendiri, yang biasa timbul
karena natalitas, mortalitas, gerak teroterial (migrasi), dan mobilitas sosial
(perubahan status).
Kepadatan penduduk adalah jumlah rata-rata penduduk pada setiap
wilayah satu kilometer persegi. Angka kepadatan penduduk tiap-tiap wilayah
biasanya tidak sama. Kepadatan penduduk secara aritmatik biasanya hanya
disebut sebagai kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk identik dengan
banyaknya penduduk atau rumah sebagai tempat tinggal yang padat atau rapat
dalam satu wilayah yang sempit atau kurang memadai. Kepadatan ini banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor intern daerah seperti
pertumb uhan penduduk yang relatif tinggi (kelahiran lebih tinggi dibanding
kematian) dan daerah yang strategis maupun faktor eksternal seperti banyaknya
penduduk bermigrasi atau daerah disekitarnya yang kurang produktif.
Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat
kepadatan penduduk di suatu wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena penduduk
rertambah sedangkan ruang atau wilayah sifatnya tetap. Dengan tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan penyebaran penduduk yang merata,
maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah tertentu terutama di
daerah yang mempunyai daya tarik yang cukup kuat baik daya tarik ekonomi,
fasilitas sosial yang memadahi, jaminan keamanan, kond isi geografis yang bagus,
maupun dari aspek sosial. Hal ini menjadi masalah yang lazim bagi kehidupan
karena manusia mempunyai kecenderungan mencari tempat-tempat yang dekat
dengan sumber penghidupannya seperti dekat industri, dekat sungai, dekat jalan
raya dan lain sebagainya.
7

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk antara lain


adalah :
1. Daerah yang produktif
2. Sebagai pusat pemerintahan
3. Kesempatan lapangan kerja yang lebih baik
4. Tersedianya sarana prasarana yang memadahi seperti sarana pendidikan,
transportasi dan komunikasi, hiburan dan penerangan.
Menurut Malthus (1798) dalam Ida Bagus Mantra (1985), ada 3 macam
yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk, yaitu :
1. Kemelaratan (misery) yaitu sega la keadaan yang menyebabkan kematian
seperti penyakit, epidemi, bencana alam, kekurangan pangan, dan kelaparan.
2. Kejahatan (vice) yaitu segala jenis pencabutan jiwa sesama manusia, seperti
kelaparan, membunuh anak-anak tertentu atau pembunuhan orang-orang cacat
dan orang tua.
3. Pengekangan diri (moral restraints) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu
seks dan penundaan perkawinan.
Demikian juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ninik Widiyanti
bahwa faktor penyebab meningkatnya jumlah penduduk perkotaan antara lain :
pertambahan alami penduduk daerah perkotaan itu sendiri, adanya daerah
pedesaan yang berubah menjadi daerah perkotaan serta adanya mobilitas
penduduk. Mobilitas penduduk horisontal atau geografis meliputi semua gerak
(move ment) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dala m periode waktu
tertentu. Batas wilayah pada umumnya menggunakan batas administrasi, misalkan
: Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan dan Pendukuhan.
Sedangkan menurut Lembaga Pengawas dan Pengembangan Wilayah
Kekotaan (LPPWK, 1991) faktor- faktor lain yang mempengaruhi persebaran dan
kepadatan penduduk yang mengelompok antara lain adalah interaksi dan
komunikasi masyarakat yang bersifat terbuka, akses sosial dan budaya yang dapat
masuk dan keluar dari daerah dengan mudah, serta didukung oleh fasilitas
ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, keagamaan yang memadai.
8

Adapun kepadatan penduduk klasifikasi menjadi 3 macam, yaitu :


1. Kepadatan penduduk yang termasuk kompleks perkantoran dan sekolah yang
merupakan pusat kota.
2. Kepadatan penduduk yang termasuk sedang terdapat di sebagian besar daerah
kotamadya. Hal ini di sebabkan karena karakteristik daerah tersebut hampir
sama dengan daerah pusat kota. Selain sebab tersebut dikarenakan juga para
pendatang di daerah tersebut menginginkan harga tanah yang relatif murah.
3. Kepadatan penduduk termasuk rendah terdapat di daerah pinggiran kota.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, buruh bangunan dan
buruh industri. Banyak penduduk yang tidak sekolah. Kepadatan penduduk
yang termasuk rendah ini terdapat juga di daerah perkotaan terutama di bagian
tengah, karena banyak penduduk yang mengadakan migrasi keluar dan daerah
tersebut.
Kepadataan penduduk yang besar dengan jumlah penduduk serta
pertumb uhan yang tinggi akan dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain
masalah pangan, perumahan, pendidikan, masalah pekerjaan, masalah kesehatan,
masalah sosial dan sebagainya.
Usaha-usaha untuk mengendalikan jumlah kepadatan dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi adalah sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan di bidang pendidikan
2. Dengan program keluarga berencana
3. Adanya pembatasan tunjangan anak bagi pegawai negeri
4. Peningkatan di bidang kesehatan
5. Adanya aturan tentang umur perkawinan dan sebagainya
Perubahan dalam angka perkembangan penduduk secara alami
tergantung perbedaan antara angka kelahiran dan angka kematian, sejalan dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah
sumber daya alam yang ada sehingga tingkat kehidupan manusia semakin baik.
Hal ini sangat mempengaruhi tingkat penurunan mortalitas manusia seperti
banyak dikemukakan oleh para ahli demografi, bahwa ledakan penduduk yang
9

terjadi terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat dan sementara
tingkat kelahiran belum dapat di kontrol dengan baik.
Selain karena faktor kelahiran dan kematian menurut Ida Bagus Mantra
(1985) pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh mobilitas
penduduk. Peranan mobilitas penduduk terhadap laju pertumbuhan penduduk
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda-beda. Indonesia
secara keseluruhan tingkat pertumbuhan penduduknya lebih dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tingkat fertilitas dan mortalitas, karena migrasi netto hampir
tidak ada.
Penyajian atau presentation data dalam peta mempergunakan simbol-
simbol yang dapat dibagi berdasarkan bentuknya yaitu : simbol titik, simbol garis,
simbol area. Dalam desain simbol harus dapat menghubungkan data dengan
tingkatan ukuran data sehingga dalam legenda peta akan memberikan informasi
yang benar dan tepat.
Ninik Widiyanti (1982) dalam bukunya yang berjudul : “Ledakan
Penduduk Menjelang Tahun 2000”, mengatakan berpangkal pada titik perhatian
atas penduduk dan peningkatan pendapatan, maka masalah- masalah interen di
dalamnya adalah masalah kepadatan dan distribusinya (penyebaran penduduk),
angkatan kerja dan lapangan kerja, masalah pangan dan pendidikan, masalah
pengolahan sumber-sumber daya alam dan masalah pertumbuhan dan pembiayaan
pembangunan. Masalah peningkatan pendapatan dapat dipandang sebagai masalah
transformasi berbagai faktor produksi dan peningkatan pelayanan atau pemberian
jasa oleh penduduk di dalamnya dan akan dapat dicapai dengan perluasan
partisipasi penduduk dan peningkatan pembangunan.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah penempatan rumah tinggal
atau pemadatan penduduk pada suatu wilayah atau tempat-tempat tertentu yang
membentuk pola yang tertentu pula. Distribusi penduduk dalam suatu wilayah
secara umum tidak sama tergantung pada letak yang strategis dari daerah tersebut.
Misalnya daerah perkotaan persebaran penduduknya lebih tinggi dibanding daerah
pedesaan atau daerah perindustrian lebih tinggi tingkat persebarannya dibanding
daerah pertanian dan sebagainya.
10

Pada daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebarannya tidak


merata akan menghadapi masalah-masalah seperti masalah perumahan, masalah
pekerjaan, masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan
sebagainya. Sedangkan daerah yang jarang penduduknya akan menghadapi
masalah seperti kurangnya tenaga kerja, kesulitan pengembangan ind ustri dan
sebagainya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi persebaran penduduk anatara lain adalah memperketat ijin urbanisasi
dari daerah jarang penduduk ke daerah padat pend uduk, pembangunan perumahan
memperhatikan Rancangan Umum Tata Ruang Kota, pemberdayaan sumberdaya
di daerah pinggiran dan sebagainya. Selain itu perlu dibuka lapangan pekerjaan
baru di daerah-daerah yang kurang produktif sekaligus penyediaan sarana
prasarana yang memadai dan penyuluhan dan pembinaan bagi masyarakat di
daerah tersebut dan sekitarnya.
Azwar Suadi (1997) dalam penelitiannya yang berjudul : “Pertumbuhan
penduduk dan faktor- faktor yang mempengaruhi di Kecamatan Ayah Kabupaten
Kebumen”, bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk dan
mengetahui faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan penduduk di daerah penelitian
Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian tidak
menunjukkkan perbedaan yang menyolok namun ada kecenrungan mengalami
penurunan pada beberapa desa. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan di daerah penelitian adalah aksesibilitas, ketersediaan sarana sosial
ekonomi, pendidikan kesehatan, jaringan jalan dan sarana transportasi.
Dedy Handoko (2005) dalam penelitiannya yang berjudul : “Analisa
pertumbuhan penduduk di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun 1997-
2002, bertujuan : mengetahui tingkat perbedaan pertumbuhan penduduk tahun
1997-2002 dan faktor- faktor ekonomi dan pendidikan yang berpengaruh terhadap
tingkat pertumbuhan di daerah penelitian.
11

Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder. Hasil penelitian


menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian
menunjukkkan perbedaan yang menyolok namun dan kecenderungan mengalami
kenaikan pada beberapa desa. Faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan penduduk di daerah penelitian adalah ketersediaan fasilitas ekonomi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya penulis mengacu keduanya dalam
hal analisa data. Adapun berbandingan penelitian ini dpat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian
Penulis Azwar Suadi (1997) Dedy Handoko (2005) Penulis (2009)
Judul Pertumbuhan penduduk Analisa pertumbuhan Analisa Pertumbuhan
dan faktor-fa ktor yang penduduk di Kecamatan Penduduk di Kecamatan
mempengaruhi di Jatinom Kabupaten Klaten Prambanan Kabupaten
Kecamatan Ayah Tahun 1997-2002 Klaten Tahun 2007
Kabupaten Kebumen
Tujuan mengetahui tingkat -mengetahui tingkat -mengetahui tingkat
pertumbuhan penduduk perbedaan pertumbuhan pertumbuhan penduduk di
dan mengetahui faktor penduduk tahun 1997-2002 Kecamatan Prambanan,
sosial ekonomi yang dan faktor-faktor ekonomi -mengetahui penyebaran
berpengaruh terhadap dan pendidikan yang tingkat pertumbuhan
tingkat pertumbuhan berpengaruh terhadap penduduk di Kecamatan
penduduk di daerah tingkat pertumbuhan di Prambanan.
penelitian daerah penelitian.

Metode Analisa data sekunder Analisa data sekunder Analisa data sekunder
Hasil -tingkat pertumbuhan -tingkat pertumbuhan -Pertumbuhan penduduk di
penduduk di daerah penduduk di daerah Kecamatan Prambanan
penelitian tidak penelitian menunjukkkan mempunyai tiga kelas, yaitu
menunjukkkan perbedaan perbedaan yang menyolok rendah, sedang dan tinggi.
yang menyolok namun namun dan kecendrungan -Desa yang mempunyai
ada kecenrungan mengalami kenaikan pada tingkat pertumbuhan
mengalami penurunan beberapa desa. -Faktor yang penduduk rendah adalah
pada beberapa desa. paling berpengaruh terhadap Randusari, Sengon,
-Faktor yang tingkat pertumbuhan Cucukan, Sanggrahan,
berpengaruh terhadap penduduk di daerah Bugisan dan Taji. Desa yang
tingkat pertumbuhan di penelitian adalah mempunyai pertumbuhan
daerah penelitian adalah ketersediaan fasilitas penduduk sedang adalah
aksesibilitas, ekonomi. Joho, Kotesan dan Geneng.
ketersediaan sarana Berdasarkan penelitian Desa yang mempunyai
social ekonomi, sebelumnya penulis pertumbuhan penduduk
pendidikan kesehatan, mengacu keduanya dalam tinggi adalah Kebondalem
jaringan jalan dan sarana Kidul, Pereng, Kemudo,
transportasi. Tlogo, Kokosan,
Kebondalem Lor dan Brajan
12

1.6. Kerangka Penelitian


Pola distribusi dan kepadatan penduduk yang terjadi di suatu daerah
selalu erat hubungannya dengan pertumbuhan penduduk di daerah tersebut.
Penduduk itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa sebab antara lain kesadaran dan
tingkat pendidikan yang rendah dan letak daerah yang strategis. Hal-hal ada
hubungannya dengan kepadatan penduduk antara lain adalah jumlah penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, luas wilayah yang dalam hal ini luas desa /
kelurahan, mata pencaharian, tingkat pendidikan. Selain itu sebab terjadinya
kepadatan penduduk antara lain adalah tingginya tingkat fertilitas dan rendahnya
tingkat natalitas bayi, banyaknya penduduk yang datang bermigrasi, serta kurang
baiknya sistem tata kota yang dibuat oleh pemerintah daerah.
Sedangkan hal- hal yang berhubungan dengan pola distribusi penduduk
adalah daerah yang strategis dengan fasilitas yang cukup, lokasi pusat
perkantoran, perindustrian, perdagangan dan sebagainya serta daerah-daerah
disekitarnya yang kurang produktif.
Data yang berhubungan dengan penduduk baik tentang jumlah, tingkat
kepadatan pola distribusi yang tercatat berdasarkan pada unit-unit baik di tingkat
desa/kalurahan, kecamatan dan di BPS tingkat kabupaten. Penduduk itu sendiri
tidak selalu sejalan dengan batas-batas administrasi dalam arti tidak merata
seluruhnya sehingga sering terjadi kepadatan yang telah tertentu yang strategis
saja.
Kepadatan penduduk yang terjadi mungkin dipengaruhi oleh beberapa
letak daerah yang strategis baik dari aspek ekonomi, sosial maupun fasilitas
umum, sistem tata kota yang kurang baik dan sebagainya. Distribusi dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti kondisi daerah sekitar produktif, lapangan kerja yang
baik bagi masyarakat mereka berusaha menetap di daerah tersebut dan
sebagainya. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan tingkat kepadatan
penduduk dengan dari unit-unit administrasi. Dalam perencanaan pembangunan
jumlah dan kepadatan penduduk yang terdapat pada lokasi. Setelah pengumpulan
data sekunder selesai dilanjutkan dengan pengolahan data, klasifikasi data dan
pembuatan tabel, setelah itu dilanjutkan penggambaran peta yaitu memasukkan
13

data-data yang telah diolah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol. Peta yang
dihasilkan adalah peta distribusi dan kepadatan penduduk dalam persebaran
tetangga terdekat.
Berdasarkan pada kajian teori yang telah disusun serta beberapa data
hasil surve i yang diperole h dapat disajikan alur penelitian serta kerangka berfikir
sebagai berikut :

Pertumbuhan Penduduk

Faktor yang mempengaruhi

Fasilitas: - kelahiran / natalitas


- ekonomi dan sosial - kematian /mortalitas
- pendidikan - migrasi
- kesehatan

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian


Sumber: Penulis 2009

1.7. Metode Penelitian


Metode dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data
sekunder dan analisis peta demografi dengan data pendukung dari hasil survei
untuk melengkapi hasil penelitian. Adapun langkah- langkah penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Pemilihan daerah
14

Pemilihan daerah penelitian adalah Kecamatan Prambanan. Adapun


pertimbangan dipilihnya Kecamatan Prambanan adalah:
1. Kecamatan ini mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang bervariasi.
2. Belum pernah ada penelitian tentang kepadatan penduduk di Kecamatan
Prambanan.

b. Adapun tahap-tahap kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :


1. Tahap persiapan
- Studi pustaka yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
- Studi peta, terutama yang ada hubungannya dengan daerah penelitian.
- Orientasi objek yang akan di teliti
2. Tahap kerja lapangan.
Pengumpulan data sekunder yang ada hubunga nnya dengan objek
penelitian, penduduk, jumlah penduduk, luas wilayah masing- masing desa,
mata pencaharian dan tingkat pendidikan.
3. Tahap pengolahan data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah, diklasifikasikan,
dievaluasi.
4. Analisis Data
Dalam tahap ini data yang digunakan adalah data sekunder kemudian
menggunakan analisis keruangan dalam unit kecamatan, sedang yang dianalisis
terdiri dari beberapa desa yaitu dengan membandingkan desa dengan desa yang
ada disekitarnya yang ada di Kecamatan Prambanan.

1.8. Batasan Operasional


Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di
dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat serta berhak
menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan NKRI, ciri utama
kepala desa dipilih oleh masyarakat.(BPS, 1995). Batas wilayah desa
secara administratif telah diatur menurut batas wilayah yang telah diatur
15

sebelumnya oleh Pemerintah Hindia Belanda. Batas wilayah ini biasanya


dapat berupa jalan, sungai atau dataran tinggi semacam pegunungan.
Distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk di suatu wiIayah tertentu
berdasarkan pada titik-titik penggerombolan penduduk pada tempat-
tempat tertentu berdasarkan pada data geografis dan data monografis di
tempat tersebut. (Ida Bagus Mantra, 1985).
Kelurahan adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat
dan tidak berhak menyelenggarakan rumah tangga sendir i. ciri utama
kepala kelurahan adalah sebagai pegawai negeri dan tidak diplih
rakyat.(BPS. 1995)
Kepadatan penduduk adalah penyebaran banyaknya penduduk persatuan wilayah,
untuk menghitung kepadatan penduduk digunakan rumus jumlah
penduduk dibagi luas wilayah. Jumlah penduduk yang digunakan
sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah
tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti : penduduk daerah
pedesaan, atau penduduk yang bekerja di bidang pertanian, sedangkan
sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah
pertanian, atau luas daerah pedesaan (Ida Bagus Mantra, 1985).
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang
berdomisilli kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
(BPS, 1995)
16

BAB II
DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN

2.1. Kondisi Fisik


2.1.1. Letak, Luas dan Batas
Daerah penelitian adalah di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
Berdasarkan interpretasi Peta Topografi Lembar Klaten no. 49/XLI-B dan Lembar

Klaten no. 49/XLI-A skala 1 : 50.000, daerah penelitian terletak antara 110? 30’

BT dan 110? 45’ BT, serta 7? 30’ LS dan 7? 45’ LS. Secara administrasi daerah
penelitian berbatasan dengan:
- Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo
- Sebelah selatan : berbatasan dengan Propinsi DIY
- Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno
- Sebelah barat : berbatasan dengan Propinsi DIY
Luas daerah penelitian adalah 24,43 km2 (Monografi Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2007). Adapun untuk lebih jelasnya, letak
dan batas-batas daerah penelitian dapat dilihat pada Peta Administrasi Kecamatan
Prambanan (Gambar 2.1).

2.1.2. Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca suatu daerah dalam waktu yang lama
(Daljoeni, 1985 ). Iklim suatu daerah dicerminkan oleh suhu, tekanan udara
maupun oleh besarnya curah hujan. Berdasarkan data curah hujan dari Dinas
Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1996 – 2005 besarnya curah hujan tahunan
rata-rata adalah 2.117,7 mm. Adapun persebaran curah hujan bulanan di daerah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.1.

16
17
18

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1996 – 2005


diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulanan tahun 1996 – 2005 yang paling
rendah terjadi pada bulan September sebesar 24,21 mm, sedang rata-rata curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 363,1 mm. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Curah Hujan di Kecamatan Prambanan Tahun 1996 - 2005
Bl/Th 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jumlah Rata2
Januari 434,2 438,2 225,2 420,1 311,3 355,7 274,8 343,8 284,8 312,6 3.401 340,1
Februari 280 419,3 363,9 436,1 324,8 481,7 195,7 578,3 231 320,5 3.631 363,1
Maret 406,2 374,8 334,9 145,5 482,5 291,4 423,8 17,17 293,2 226,9 2.996 299,6
Aplil 301,9 165,8 143,3 157,7 364 227,9 221,7 285,3 121,5 76,17 2.065 206,5
Mei 146,4 108,2 813,8 150 104 110,2 144,9 107,8 21,42 91,38 933,9 93,39
Juni 0,36 110,6 18,9 35 242 72,15 22,23 105,2 35,67 4,12 646,2 64,62
Juli 0 10,14 17,88 23,9 213,5 46,46 11,92 44 27,15 0 395 39,5
Agustus 0 0 61,41 24 83,43 28,46 49,92 3,58 0 0 250,8 25,08
September 0 19,4 29,44 0 67,87 5,8 39,38 59,83 0 22,42 244,1 24,41
Oktober 16,7 154,6 254,8 20 301,6 293,3 253,8 295,4 29 96,8 1.718 171,8
Nopembr 201,4 468,5 298,9 140,3 221,1 240,2 271,3 222,8 197,1 169,9 2.433 243,3
Desember 309 232 334,2 264,3 228,3 274,7 100,7 94,33 298,1 328,2 2.464 246,4
jumlah 1.964 2.502 2.164 1.817 2.944 2.428 2.010 2.157 1.539 1.651 21.177 2.117,7
BK 5 3 3 5 0 3 4 3 6 4 36 3,6
BB 6 8 8 7 10 8 8 8 6 5 74 7,4
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Klaten Tahun 1996 - 2005
Schmidt dan Ferguson (1951), menentukan tipe curah hujan
mendasarkan pada perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata
bulan basah dikalikan 100 % dan dapat diformulasikan sebagai berikut :
Rata-rata bulan kering
Q= ----------------------------- x 100%
Rata-rata bulan basah
- Bulan kering, jika besarnya curah hujan bulanan < 60 mm
- Bulan lembab, jika besarnya curah hujan bulanan 60-100 mm
- Bulan basah, jika besarnya curah hujan bulanan > 100 mm
Berdasarkan data curah hujan yang ada, diketahui bahwa jumlah bulan
kering rata-rata 3,6 bulan dalam setahun, jumlah bulan basah 7,4 bulan dalam
setahun. Dari data tersebut, maka nilai Q sebesar 48,6 %. Untuk lebih
memperjelas keterangan di atas digunakan grafik yang menunjukan bulan kering
terhadap bulan basah di daerah penelitian seperti pada Gambar 2.2. Dari Gambar
tersebut dapat diketahui bahwa di daerah penelitian masuk dalam klasifikasi tipe
iklim C.
19

12
11

Jumlah rata-rata bulan kering


700
10
9 300
8 167
7 H
G 100
6
5 F
60
E Nilai Q = 48,6 %
4
3 D 33,3
(mm)

2 C
B 14,3
1 %
A 0%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah rata-rata bulan basah (mm)

Gambar 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson


Berdasarkan besarnya nilai Q tersebut Schmidt dan Ferguson membagi
tipe curah hujan sebagai berikut :
Tabel 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson
Tipe Curah Hujan Nilai Q (%) Keterangan
A 0 < Q <14,3 Sangat basah
B 14,3 = Q < 33,3 Basah
C 33,3 = Q < 60 Agak basah
D 60 = Q < 100 Sedang
E 100 = Q < 167 Agak kering
F 167 = Q < 300 Kering
G 300 = Q < 700 Sangat kering
H 700 = Q Luar biasa kering
Sumber: Schmidt dan Ferguson (1951)
Tipe iklim di suatu tempat menurut Koppen ditetapkan berdasarkan
curah hujan rata-rata tahunan dan curah hujan terkering. Suhu udara di daerah
penelitian tidak didapatkan, maka untuk penentuan temperatur rata-rata tahunan
tersebut didasarkan formula Dames (1955) sebagai berikut :

T = 26,3 – 0,6 H
T = Temperatur rata-rata tahunan (?C)
H = Tinggi tempat dinyatakan dalam ratusan meter.
20

Daerah penelitian mempunyai ketinggian tempat 106 – 109 meter di atas


permukaan air laut (dpal), sehingga suhu daerah penelitian dapat diketahui sebagai
berikut :
Suhu daerah yang tertingi adalah :
T = 26,3 - (0,6)? C
T = 26,3 - (0,6.109/100)
T = 26,3 – ( 0,6. 1,09)
T = 26,3 – 0,654
T = 25,6 ?C
Suhu daerah yang terendah adalah :
T = 26,3 - (0,6)? C
T = 26,3 - (0,6.106/100)
T = 26,3 – ( 0,6. 1,06)
T = 26,3 – 0,636
T = 25,7 ?C
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka temperatur rerata tahunan di
daerah penelitian berkisar antara 25,65? C. Dalam pembagian iklim menurut
Koppen, daerah penelitian termasuk tipe iklim Am (hujan tropis). Ciri daerah
yang beriklim hujan tropis (A) adalah termperatur terdingin lebih besar dari 16?
C, dan curah hujan tahuna n lebih besar dari 20t atau 20t + 14 untuk daerah yang
periode hujan jatuh pada musim panas. Curah hujan dalam persamaan diukur
dalam milimeter, t adalah temperatur udara dalam derajad Celcius. Indeks m di
belakang huruf A menunjukan iklim tropis yang memp unyai periode kering
pendek (Curah hujan < 60 mm).
21

Af
Curah hujan bulan 60
terkering (mm)
40
Am
24,21
20 Aw

2.117,7
1000 1500 2000 2500

Curah hujan tahunan rata-rata (mm)

Gambar 2.3. Tipe Iklim Menurut Koppen di Daerah Penelitian.

2.1.3. Geologi
Pembahasan geologi daerah penelitian antara lain berupa struktur dan
jenis batuan. Daerah penelitian merupakan daerah yang berada pada struktur
gunung berapi. Jenis batuan yang menyusun daerah penelitian adalah batuan beku.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Surakarta skala 1 : 100.000, Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten mempunyai batuan vulkanik yang pembentukannya
berasal dari aktivitas gunung berapi api Merapi. Batuan yang menyusun daerah
penelitian terdiri breksi, lava dan tuff. Persebaran batuan vulkanik ini tersebar rata
di seluruh daerah penelitan.

2.1.4. Geomorfologi
Menurut A.J. Pannekoek (1949 dalam Wiwin Haryani, 2002)
mengatakan bahwa Pulau Jawa merupakan jalur geosinklinal muda dan jalur
orogenesa yang banyak ditumbuhi gunung berapi dan mempunyai zona-zona
pokok yang memanjang sepanjang Pulau Jawa. Zone tersebut berbeda-beda baik
yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Adapun zona-zona
tersebut antara lain :
1. Zona selatan : berupa plato, berlereng miring ke arah selatan menuju
Samudra Hindia dan sebelah utara berbentuk tebing patahan.
2. Zona tengah : di Jawa Timur, sebagian Jawa Barat dan di Jawa Tengah
merupakan depresi yang di tempati oleh rangkaian gunung berapi dan
rangkaian penggunaan.
22

3. Zona utara : zona ini merupakan penggunaan lipatan berupa bukit-bukit


rendah atau pegunungan yang berbatasan dengan daerah dataran aluvial.
Berdasarkan pada pembagian di atas daerah penelitian termasuk
dalam zone tengah, dimana daerahnya merupakan bagian dari lereng bawah
vulkan. Daerah ini memunyai topografi datar hingga berombak hingga
bergelombang dengan kemiringan lereng 3-15 %. Proses geomorfologi yang
terjadi di daerah penelitian meliputi erosi maupun pelapukan. Erosi yang
berkembang adalah erosi lembar, percik dan alur, sedangkan pelapukan yang
terjadi adalah pelapukan fisik dan organik. Adapun kemiringan lereng daerah
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5.

2.1.5. Tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang mampu menumbuhkan
tanaman dan memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasat hidup
yang bertindak terhadap batuan hidup dan relief tertentu selama jangka waktu
tertentu pula ( Jamulyo dan Suratman Woro, 1993).
Jenis tanah daerah penelitian berdasarkan peta tanah Kabupaten Klaten
skala 1 : 50.000 daerah penelitian mempunyai satu macam jenis tanah, yaitu :
Regosol kelabu
Tanah regosol kelabu tua mempunyai tekstur geluh berpasir hingga
pasir, struktur tanah tunggal pada bagian atas dan granuler kasar pada
bagian bawah, konsistensi tanah dalam keadaan basah dan dalam keadaan
lembab tidak lekat dalam keadaan kering lepas-lepas. pH tanah 5,8
mempunyai permeabilitas cepat – sangat cepat, mempunyai warna kelabu.

21.6. Penggunaan Lahan


Berdasarkan peta penggunaan lahan dan dari data monografi Kecamatan
Prambanan tahun 2007, daerah penelitian mempunyai berbagai macam
penggunaan lahan. Untuk lebih jelasnya luas masing-masing penggunaan lahan di
daerah penelitian disajikan dalam Tabel 2.3.
23

Table 2.3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Prambanan


Penggunaan Lahan Luas ( ha) (%)
1. Sawah 610 25,0
2. Tegal 540 22,1
3. Pemukiman 1038 42,5
4. Kebun campuran 23 0,9
5. Lainnya 232 9,5
Jumlah 2.443 100.0
Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan Tahun 2007

2.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kependudukan


Pembahasan mengenai kondisi sosial ekonomi dan kependudukan dalam
bab ini meliputi jumlah penduduk, distribusi dan kepadatan penduduk dan
komposisi penduduk yang meliputi komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian penduduk.

2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk 43.985 jiwa terdiri dari laki – laki sebanyak 21.694
rjiwa dan perempuan sebanyak 22.291 jiwa dan mempunyai luas wilayah
1.877,72 ha. Dengan demikian kepadatan penduduk di Kecamatan Prambanan
adalah 2.342 jiwa / km2 . Hal ini berarti tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan
Prambanan termasuk kepadatan tinggi.
Hal ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sukamto
(1982), yang mengatakan bahwa kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
1. Tidak padat, jika jumlah penduduk 500 jiwa / km2 .
2. Kepadatan sedang, jika jumlah penduduk antara 500-1000 jiwa / km2 .
3. Kepadatan tinggi, jika jumlah penduduk dengan kepadatan lebih dari 1000
jiwa / km2 .
24

2.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin


Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat
memberikan ga mbaran tentang keadaan penduduk saat ini dan dapat digunakan
untuk memprediksi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Adapun
komposisi penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut :
Tabel 2.4. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Umur Laki- laki Perempuan Jumlah %
0-4 1.832 1.879 3.704 7,5
5-9 2.107 1.963 4.070 8,3
10-14 2.238 2.280 4.518 9,2
15-19 2.553 2.420 4.973 10,1
20-24 1.971 1.971 3.942 8,0
25-29 1.845 2.060 3.905 7,9
30-34 1.850 2.242 4.092 8,3
35-39 1.758 2.062 3.820 7,8
40-44 1.658 1.698 3.356 6,8
45-49 1.281 1.345 2.626 5,3
50-54 902 1.100 2.002 4,1
55-59 898 1.041 1.939 3,9
60-64 796 1.082 1.878 3,8
+
65 1.808 2.516 4.324 8,7
Jumlah 23.479 25.652 49.149 100,0
Sumber : Kecamatan Prambanan Dala m Angka Tahun 2007.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kelompok umur yang
belum produktif, yaitu yang berumur 0-14 tahun dan yang berumur > 60 tahun
berjumlah 18.494 jiwa. Dari data tersebut maka untuk mengetahui tingkat
ketergantungan pendud uk (dependency ratio) adalah sebagai berikut :
P (0-14)+ P (>60)
DR = ---------------------- X 100
P (15-60)

Dimana;
DR : Dependency Ratio ( angka ketergantungan)
P : Penduduk
25

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung angka ketergantungan di


Kecamatan Prambanan sebagai berikut :
18.494
DR = ----------------- X 100
30.655

= 60,3 %

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut berarti usia ketergantungan di


Kecamatan Prambanan adalah sebesar 60,3 yang berarti setiap 100 orang
produktif harus menanggung sebanyak 60 orang yang belum dan yang sudah tidak
produktif lagi.
Memperhatikan jumlah penduduk menurut jenis kelamin diketahui
bahwa jumlah penduduk laki- laki dan perempuan me mpunyai selisih jumlah yang
cukup besar. Dari data jumlah penduduk laki- laki dan perempuan dapat dicari
rumus :
Jumlah penduduk laki- laki
Sex ration = ------------------------------- X 100 sehingga didapat,
Jumlah penduduk perempuan

23.479
= --------- X 100
25.652
= 91,5
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Sex ratio
penduduk di Kecamatan Prambanan adalah 91,5. Hal ini berarti setiap 100 orang
penduduk perempuan terdapat 92 penduduk laki- laki.

2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Pendidikan penduduk dapat mencerminkan tingkat kecerdasan, sehingga
dapat dipakai sebagai indikator kemajuan dalam suatu masyarakat. Tingkat
pendidikan penduduk di Kecamatan Prambanan berdasarkan data Kecamatan
Prambanan dalam angka dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut :
26

Tabel 2.5. Tingkat Pendidikan Penduduk


No Tingkat pendidikan Jumlah %
1 Tamat Akademi / PT 1.101 2,9
2 Tamat SLTA 15.095 39,6
3 Tamat SLTP 11.585 30,4
4 Tamat SD 6.480 17,0
5 Tidak/ belum tamat SD 3.886 10,2
Jumlah 38.146 100,0
Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
penduduk yang paling besar adalah tamatan SLTA, yaitu sebesar 15.095 orang
(39,6 %) sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk yang tamatan Akademi /
PT sebesar orang 1.101 (2,9 %).
Berdasarkan data tersebut juga dapat diketahui secara keseluruhan
tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Prambanan berdasarkan klasifikasi
Dirjen Pembangunan Desa (1973 dalam Bayu Setiawan Prabhowo 2003), yaitu:
a. Pendidikan rendah, jika tamatan SD ke atas < 30 %.
b. Pendidikan sedang, jika tamatan SD ke atas 30-60 %.
c. Pendidikan tinggi, jika tamatan SD ke atas > 60 %.
Berdasarkan klasifikasi tersebut maka tingkat pendidikan penduduk
Kecamatan Prambanan yang lulus SD ke atas secara keseluruhan adalah 72,2 %,
sehingga termasuk dalam tingkat pendidikan tinggi.

2.2.4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dimaksudkan untuk
mengetahui sebaran dari aktivitas mata pencaharian yang dipilih penduduk
Kecamatan Prambanan. Adapun secara le ngkap jenis mata pencaharian penduduk
di daerah penelitian dapat dilihat pad tabel 2.6. sebagai berikut :
27

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007


No Mata Pencaharian Jumlah (orang) %
1 Petani 876 2,4
2 Pengusaha 301 0,8
3 Buruh industri 5.698 15,5
4 Pedagang 3.932 10,7
5 Pegawai negri dan TNI 782 2,1
6 Pensiunan 464 1,3
7 Angkutan 489 1,3
8 Lain- lain 9.215 25,1
Jumlah 36.757 100,0
Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mata pencaharian
terbanyak di daerah penelitian adalah lain- lain, yaitu sebesar 9.215 orang (25,1 %)
disusul kemudian buruh industri sebesar 5.698 orang (15,5 %).

2.3. Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi


Dalam upaya pengembangan wilayah sektor ekonomi telekomunikasi
merupakan salah satu sektor yang sangat vital. Jumlah ketersediaan fasilitas
telekomunikasi yang ada di Kecamatan Prambanan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7. Jumlah Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi di Kecamatan


Prambanan Tahun 2007.
No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah
1. Wartel 36
2. Telepon rumah 541
3. Warpostel 1
Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007
28

2.4. Sarana Transportasi


Transportasi adalah pemindahan fisik baik benda maupun manusia dari
suatu tempat ke tempat lain. Adanya suatu sarana transportasi dalam suatu tempat
/ ruang akan memberikan pengaruh terhadap perubahan fisik maupun sosial dari
suatu wilayah.
Tabel 2.8. Sarana Transportasi di Kecamatan Prambanan Tahun 2007.
No Jenis alat transportasi Jumlah
1. Becak 34
2. Motor 6.910
3. Mobil 530
4. Dokar 8
5. Truk 94
Jumlah 7.576
Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007
29

BAB III
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SARANA PRASARANA SOSIAL
EKONOMI DI DAERAH PENELITIAN

3.1. Kebijaksanaan Pembangunan di Kecamatan Prambanan


Perkembangan pembangunan Kecamatan Prambanan di masa yang akan
datang tidaklah hanya melanjutkan dan penegasan kembali strategi dan kebijakan
yang tertuang di dalam rencana umum tata ruang kota (RUTRK) tetapi
merupakan penjabaran lebih lanjut dari srategi dan kebijaksanaan pembangunan di
Kecamatan Prambanan. Penjabaran strategi dan kebijaksanaan tersebut mendasari
dan mendukung rencana teknik ruang kota kawasan Prambanan yang diinginkan.
Terkait dengan rencana tata ruang Kecamatan Prambanan kebijaksanaan dan
strategi pembangunan yang diterapkan diarahkan pada bidang-bidang seperti :

a. Kependudukan
- Mengarahkan pola persebaran jumlah penduduk sehingga tidak memberikan
beban terlalu besar di wilayah tertentu tanpa menyebabkan kehilangan dan
atau penurunan intensitas kegiatan pada daerah tersebut.
- Memberikan kemudahan-kemudahan dalam pembangunan fisik dan
penegasan- penegasan kegiatan yang ada di suatu kawasan.
- Memberikan pengaturan, penyuluhan kesadaran tentang cara hidup bersih,
sehat, rapi dan indah.

b. Perumahan
- Meningkatkan perkembangan penyediaan rumah, khususnya rumah yang sehat
dan layak huni.
- Memberikan perhatian pada perbaikan perumahan kumuh dan perumahan
golongan ekonomi lemah.
- Memberikan arahan terhadap perkembangan pembangunan perumahan yang
di bangun oleh masyarakat.

29
30

c. Industri
- Meningkatkan laju pertumbuhan industri menengah ke bawah melalui
pembinaan yang saling terkait dan berhubungan dengan kegiatan lainnnya.
- Mengembangkan konsep pengembangan industri rumah tangga yang sehat
- Tidak memperpanjang ijin usaha dan lokasi industri yang banyak
menimbulkan polusi.
- Mengembangkan program percontohan dan penyuluhan bagi industri limbah
rumah tangga.

d. Perdagangan dan jasa


- Mengembangkan berbagai kegiatan perdagangan dan jasa dalam berbagai
kegiatan perdagangan dan jasa dalam berbagai macam komoditi dengan
berbagai skala pelayanan internasional, regional dan lokal termasuk pedagang
kaki lima dan informal lainnya.
- Mengembangkan pusat-pusat perdagangan partai besar dan grosir.
- Memberikan kemudahan-kemudahan bagi sektor swasta untuk
mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa.

e. Jaringan utilitas
- Meningkatkan jaringan utilitas dengan menambah kapasitas pelayanan hingga
menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Kecamatan Prambanan.
- Memperbanyak sistem jaringan utilitas yang bersifat pelayanan umum
khususnya untuk golngan ekonomi lemah dan sektor informal.
- Deversifikasi penyediaan sumber-sumber sistem jaringan utilitas yang ada di
masyarakat harus dibina dan dikembangkan supaya lebih efektif dan efisien.

f. Sistem jaringan jalan


- Penyusunan peraturan dan pengaturan yang berkaitan dengan pengembangan
khusus tentang pengembangan sistem jaringan jalan sistem lalu- lintas yang
ada di Kecamatan Prambanan.
31

- Mengembangkan sistem jaringan terpadu dengan program / proyek baik dari


Departemen Pekerjaan Umum (DPU) atau Bina Marga.
- Peningkatan fungsi dan fisik jalan-jalan utama yang ada di Kecamatan
Prambanan.
- Mengembangkan sistem angkutan kota yang saling mengisi antar kawasan
yang ada di wilayah Kecamatan Prambanan.
- Mengembangkan sistem terminal terpadu di seluruh wilayah perkotaan di
Kecamatan Prambanan.
- Penataan dan pengembangan sistem jaringan lalu lintas dan perparkiran.
- Menyediakan prasarana lalu- lintas seperti ; rambu-rambu lalu- lintas, marka
jalan, lampu pengatur lalu- lintas dan tempat-tempat pemberhentian bis dan
angkutan umum.

g. Jaringan irigasi
- Pemantauan, pengawasan dan penertiban penggunaan tanah pada daerah
pengairan, termasuk di dalamnya daerah sempadan sungai.
- Peningkatan dan perluasan kegiatan penghijauan kembali kawasan tangkapan
air.
- Pengawasan, pemanfaatan dan pemeliharaan saluran irigasi pada masing-
masing daerah irigasi waduk / bendungan berfungsi jaringan dapat
berkela njutan.
- Peningkatan peran serta lembaga- lembaga petani dan lembaga swadaya
masyarakat di dalam pengelolan jaringan irigasi.

h. Jaringan telekomunikasi
- Pengembangan pelayanan sistem jaringan komunikasi sejalan dengan
perkembangan kegiatan sosial-ekonomi di masing- masing wilayah kecamatan.
- Peningkatan pelayanan sistem jaringan komunikasi pada wilayah kecamatan
yang cepat perkembangannya.
- Pemenuhan kebutuhan sistem jaringan komunikasi pada pusat pemerintahan
dan pusat kegiatan ekonomi.
32

i. Jaringan kelistrikan
- Pemenuhan kapasitas daya pasang pada pusat pemerintahan, pusat kegiatan
industri, pariwisata dan jasa-jasa lainnya.
- Perluasan jaringan pelayanan pada kawaan-kawaan perkembangan
permukiman baru.
- Pengupayaan peningkatan kapasitas daya tersedia melalui pencarian sumber
daya energi listrik.
- Pengembangan lampu penerangan jalan pada kawasan perkotaan, pusat
kegiatan industri dan pariwisata.

j. Fasilitas kesehatan
- Meningkatkan pelayanan kesehatan.
- Melengkapi sarana dan prasarana kesehatan
- Membangun dan merehabilitasi sarana kesehatan yang rusak / yang belum
tersedia.
- Meningkatkan strata puskesmas non perawatan menjadi puskesmas perawatan
(rawat inap).
- Memanfaatkan Posyandu sebagai alternatif sebagai sarana pembinaan
kesehatan masyarakat.
- Memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan tanaman obat di pekarangan
sebagai penaggulangan awal pengobatan (P3K) sebelum mendapatkan
perawatan yang intensif.

k. Fasilitas olah raga dan rekreasi


- Menyediakan sarana olah raga baik di lingkungan pendidikan (sekolah)
maupun dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan.
- Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat untuk turut mendukung dan
memelihara fasilitas umum berupa taman rekreasi atau obyek wisata yang
sudah ada.
- Menyediakan sarana olah raga dan fasilitas rekreasi / taman hiburan yang
terpusat baik di kota Kabupaten maupun kota kecamatan.
33

3. 2. Sarana dan Prasarana


3.2.1. Fasilitas Pendidikan
Pesebaran jumlah sekolah berakibat peningkatan kualitas hidup karena
dengan adanya tempat untuk melakukan kegiatan sekolah setelah tercapai. Jumlah
sekolah yang ada di Kecamatan Prambanan ditunjukan pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Prambanan Tahun 2007
No. Desa TK SD SMP SMA Jumlah
1. Kebondalem Kidul 2 2 - - 4
2. Pereng 1 1 1 - 3
3. Kotesan 1 1 - - 2
4. Sengon 3 3 - - 6
5. Cucukan 2 2 - - 4
6. Sanggrahan 1 2 1 - 4
7. Geneng 1 2 - - 3
8. Kemudo 3 2 - - 5
9. Taji 3 2 - - 5
10 Tlogo 3 3 - - 6
11. Bugisan 3 2 - - 5
12. Kokosan 1 2 - - 3
13. Kebondalem Lor 1 2 - 1 4
14. Brajan 2 2 - - 4
15. Randusari 2 2 - - 4
16. Joho 1 2 - - 3
Jumlah 30 32 2 1 65
Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan (2007)
Tingginya tingkat pengetahuan penduduk membuat pengetahuan tentang
perbaikan kualitas hidup semakin baik. Perbaikan kualitas hidup, salah satunya
adanya pengetahuan tentang rumah sehat. Pemahaman ini akan membuat
penduduk di daerah penelitian mengerti akan kualitas permukiman dalam upaya
meningkatkan kualitas hidupnya.
34
35

3.2.2. Fasilitas Kesehatan


Sarana kesehatan merupakan suatu kondisi dimana manusia membangun
lingkungannya dengan memperlihatkan kesehatan meliputi rumah sakit,
Puskesmas dan klinik kesehatan serta tersedianya ahli medis. Pelayanan kesehatan
di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3. Jumlah Prasarana Kesehatan di Kecamatan Prambanan Kecamatan
Prambanan 2007
No Desa Puskesmas PKM Posyandu Rumah Poli Apotik Jumlah
Pembantu bersalin klinik
1. Kebondalem Kidul - - 4 1 1 1 7
2. Pereng - - 3 - - - 3
3. Kotesan - - 3 - - - 3
4. Sengon - 1 4 - - - 5
5. Cucukan - - 4 - - - 4
6. Sanggrahan - - 3 - - - 3
7. Geneng - - 5 - - - 5
8. Kemudo 1 - 5 - - - 6
9. Taji - - 3 - - 1 4
10 Tlogo - - 5 - 1 2 8
11. Bugisan - - 6 1 - - 7
12. Kokosan - - 4 - - - 4
13. Kebondalem Lor 1 - 4 1 - - 6
14. Brajan - - 4 - - - 4
15. Randusari - 1 4 - - - 5
16. Joho - - 3 - - - 3
Jumlah 2 2 64 3 2 4 77
Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan (2007)
Berdasarkan tabel 3.3 di atas terlihat bahwa untuk menunjang kesehatan
masyarakat paling tidak disetiap kecamatan memiliki satu buah Puskesmas
dengan demikian dapat menunjukan bahwa masyarakat telah memperlihatkan arti
penting kesehatan baik itu lingkungan maupun dirinya sendiri.
36
37

3.2.3. Fasilitas Keagamaan


Banyaknya fasilitas keagamaan menunjukkan dapat menunj ukkan
religiusitas penduduk di daerah yang bersangkutan. Semakin banyak sarana
ibadah menunjukkan bahwa religiusitas penduduk di daerah tersebut semakin
tinggi. Adapun banyaknya sarana keagamaan dapat dilihat pada table 3.4 sebagai
berikut:
Tabel 3.4. Jumlah Prasarana Keagamaan di Kecamatan Prambanan Kecamatan
Prambanan 2007
No. Desa Masjid Mushola Gereja Vihara Jumlah
1. Kebondalem Kidul 6 9 3 - 18
2. Pereng 11 2 1 - 14
3. Kotesan 4 6 - 1 11
4. Sengon 8 4 1 - 13
5. Cucukan 6 5 - - 11
6. Sanggrahan 4 8 1 - 14
7. Geneng 3 4 - - 7
8. Kemudo 6 11 2 1 20
9. Taji 4 2 - - 6
10 Tlogo 8 10 - - 18
11. Bugisan 8 7 - - 15
12. Kokosan 4 5 - - 9
13. Kebondalem Lor 5 9 1 - 15
14. Brajan 5 5 1 - 11
15. Randusari 9 5 - - 14
16. Joho 9 5 1 - 15
Jumlah 100 97 11 2 219
Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan (2007)
38
39

BAB IV
ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK

4.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan tahun 2007


Hasil pengumpulan data sekunder dapat diketahui pertumbuhan
penduduk tiap-tiap desa yang ada di Kecamatan Prambanan dengan mendasarkan
rumus sebagai berikut :
Pt = Po (1+r)t
3.699 = 3.011 (1+r)5
3699
(1+r)5 = --------
3011
= 1,2284
5 log (1+r) = log 1,2284
= 0,0894
log (1+r) = 0,0894
--------
5
log (1+r) = 0,0179
1+r = inv. 0,0179
= 1,0420
r = 1,0420 – 1
= 0,0420 atau 4,2 %

39
40

Tabel 4.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Prambanan Tahun


2007
No. Desa Jumlah Jumlah Pertumbuhan Tingkat
penduduk penduduk penduduk pertumbuhan
2002 (jiwa) 2007 (jiwa) (%)
1. Kebondalem Kidul 3.011 3.699 4,2 Tinggi
2. Pereng 1.521 1.721 2,5 Tinggi
3. Kotesan 2.188 2.311 1,1 Sedang
4. Sengon 3.968 3.741 -1,1 Rendah
5. Cucukan 2.363 2.100 -2,3 Rendah
6. Sanggrahan 2.315 2.254 -0,5 Rendah
7. Geneng 2.150 2.263 1,0 Sedang
8. Kemudo 4.088 4.777 3,2 Tinggi
9. Taji 2.527 2.643 0,9 Rendah
10 Tlogo 3.589 4.684 5,4 Tinggi
11. Bugisan 3.210 3.300 0,6 Rendah
12. Kokosan 1.861 2.275 4,0 Tinggi
13. Kebondalem Lor 3.106 4.142 5,9 Tinggi
14. Brajan 2.874 3.335 3,0 Tinggi
15. Randusari 2.972 2.969 -0,2 Rendah
16. Joho 2.799 2.935 1,0 Sedang
Jumlah 44.542 49.149 2,0
Sumber : BPS Kabupaten Klaten (2007) dan Hasil Perhitungan
Pertumbuhan penduduk dapat diklasifikasikan menjadi rendah, sedang
dan tinggi. Hal ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan Salladin (1980)
yang mengatakan :
1. Pertumbuhan penduduk dikatakan rendah, jika kurang dari 1%.
2. Pertumbuhan penduduk dikatakan sedang, jika 1 – 2 %.
3. Pertumbuhan penduduk dikatakan tinggi, jika lebih dari 2 %.
Berdasarkan perhitungan pertumbuhan penduduk di atas, pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Prambanan termasuk tinggi.
41

Berdasarkan data pertumbuhan penduduk di atas dapat dijelaskan bahwa


daerah yang mempunyai pertumbuhan penduduk tertinggi adala h Desa
Kebondalem Lor, yaitu 5,9 % dan yang mempunyai pertumbuhan terendah atau
pengurangan adalah Desa Sanggrahan, yaitu -0,5 %.
Kebondalem Lor mempunyai kepadatan tertinggi karena dekat dengan
lokasi wisata dan jalan raya yang menghubungkan Klaten dengan Yogya dan
dekat fasilitas- fasilitas sosial dan ekonomi akan meningkatkan mobilitas
masyarakat dan menimbulkan sarana prasarana publik. Sanggrahan mempunyai
pertumbuhan terendah karena lokasinya jauh dari fasilitas sosial ekonomi dan jauh
dari jalan raya.

4.2. Distribusi Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan


Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari 16 desa di
Kecamatan Prambanan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah 6 desa
bahkan di antaranya mengalami penurunan jumlah penduduk, 3 desa mempunyai
tingkat pertumbuhan sedang dan 7 desa mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi.
Jadi berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk di Kecamamatan Prambanan dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Desa yang mengalami pertumbuhan penduduk rendah.
Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah adalah
Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan Taji
b. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang adalah Joho,
Kotesan dan Geneng.
c. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk tinggi adalah Kebondalem
Kidul, Pereng, Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan
Adapun untuk jelasnya pertumbuhan penduduk Kecamatan Prambanan dapat
dilihat pada gambar 4.1.
42
43

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan
melalui pengamatan, pengumpulan dokumentasi dan analisa data monografi di
Kecamatan Prambanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan mempunyai tiga kelas,
yaitu rendah, sedang dan tinggi.
2. Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah (jika kurang
dari 1%.) adalah Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan
Taji. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang (jika 1 – 2 %)
adalah Joho, Kotesan dan Geneng. Desa yang mempunyai pertumbuhan
penduduk tinggi (jika lebih dari 2 %) adalah Kebondalem Kidul, Pereng,
Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan

B. Saran - saran
1. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya dalam ruang jarang memiliki
pola yang sama. Hal ini, perlu dipahami mengingat seringnya para
pengambil kebijakan melakukan generalisasi tentang hal itu tanpa
menyadari adanya keragaman situasi. Penga mbilan kebijaksanaan
pembangunan perkotaan dan pedesaan berdasarkan ukuran (jumlah
penduduk) atau penyeragaman kebijaksanaan sering kurang bermakna
tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu karakteristik pemukiman,
kegiatan, maupun fungsi- fungsi yang melekat padanya.
2. Pemerintah perlu memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK) sebagai kebijakan yang menetapkan lokasi kawasan yang harus
dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan
produksi dan pemukiman, pola jarinagn sarana prasarana dan wilayah-
wilayah di dalam kota yang diprioritaskan pengembangannya dalam kurun
waktu tertentu sesuai rencana. Pemerintah dalam memberikan ijin
pendirian bangunan baik perkantoran, pertokoan, pabrik, maupun pusat
43
44

pelayanan masyarakat lainnya hendaklah memperhatikan sistem tata kota


agar tidak terjadi pola distribusi atau pertumbuhan penduduk yang hanya
mengelompok pada daerah-daerah tertentu saja.
45

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Klaten Dalam Angka. Klaten : BPS


Anonim, 2007. Kecamatan Prambanan Dalam Angka. Klaten: BPS
Adhit Setiatmoko, 2001. Evaluasi Lahan Untuk Permukiman Studi Kasus di
Kecamatan Gondanrejo Kabupaten Sragen. Skripsi S-1. Surakarta :
Fakultas Geografi UMS.
Bintarto, R. 1975. Pengantar Geografi Pembangunan. Yogyakarta : P.T. P.B.
Bintarto, R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. Yogyakarta : U.P Spring.
Bintarto, R. 1977. Suatu Pengantar Geografi Desa. Yogyakarta : U.P Spring.
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta :
LP3S.
Daljoeni, 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Iluni.
Djemabut Blaang, 1977. Perumahan Dan Permukiman. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Dahroni, 1997. Geografi Permukiman. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas
Geografi UMS.
Hasan Shadily, 1980. Kamus Istilah. Jakarta : Gramedia.
Ida Bagus Mantra, 1983. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta : Nur Cahya.
Mamat Ruhimat, 1987. Pola Permukiman Di Kabupaten Subang. Skripsi S-1.
Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Nafik Istiqomah, 1999. Pola Persebaran Permukiman Di Daerah Kabupaten
Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Analisis
Kuantitatif. Skripsi S-1. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Nursid Sumaatmadja, 1982. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung : Tarsito.
Wahyudi Dwi Pramono, 1986. Analisis Geomorfologi untuk Perluasan
Permukiman di Kecamatan Semarang Selatan Kotamadya Semarang.
Skripsi S-1.Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.

You might also like