Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi
Oleh :
FARIHIN
NIRM: 05.6.106.09010.5.0072
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Farihin
iii
PERSEMBAHAN
iv
MOTTO
Tidak ada pemberian ALLOH yang paling luas dan lebih baik dari pada
KESABARAN
( H.R. Bukhri Muslim)
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi
dengan judul : “ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN
PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007”.
Sungguh merupakan kebanggan kenangan yang amat berbahagia bagi
pribadi penulis atas terselesainya skripsi ini karena ini merupakan bagian akhir
dari syarat-syarat yang harus penulis penuhi dalam menempuh ujian kesarjanaan
pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Selain untuk memenuhi syarat-syarat guna menempuh ujian akhir, juga
disini penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca khususnya adik-adik mahasiswa dilingkungan Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan pertolongan oleh pihak - pihak lain, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada :
1. Drs.H. Yuli Priyana, M.Si sebagai Dekan Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin demi terselesaikannya
skripsi ini.
2. Drs. Priyono, M.Si selaku pembimbing utama skripsi yang di tengah
kesibukannya berkenang meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
petunjuk sehingga skripsi ini terselesaikan
3. Staf pengajar Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah banyak membantu dan memberikan bekal pengetahuan kepada penulis
selama menempuh studi di Fakultas Geografi UMS.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian ini.
5. Seluruh staf perpustakaan UMS yang telah membantu dalam hal kepustakaan.
vii
6. Bapak dan Ibu tercinta, atas pengorbanan dan kasih sayang dan dukungannya
selama ini sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.
7. Teman seperjuangan Wahid, Gatot, Purwanto, Imam, Erik, Udi, Umi yang
tergabung dalam G-8 kompak selalu.
8. Pak Carik “Marjuki” sebagai penggerak temen-temen untuk menyelesaikan
skripsi.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara material maupun immaterial
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Harapan
penulis mudah - mudahan skripsi ini dapat bermanfaat.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
2.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kependudukan....................... 23
2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk............................... 23
2.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan jJenis
Kelamin ...…………………………………………... 24
2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 25
2.2.4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata
Pencaharian …....………………………………........ 26
2.3. Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi…………………… 27
2.4. Sarana Transportasi……………………………………….. 28
BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SARANA
PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI DAERAH
PENELITIAN.………………………………………………… 29
3.1. Kebijaksanaan Pembangunan di Kecamatan Prambanan….. 29
3.2. Sarana dan Prasarana ............................................................. 33
BAB IV ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK……………….. 39
4.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan 39
tahun 2007.............................................................................
4.2. Distribusi Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan 41
Prambanan..............................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
geografis serta perkembangan penduduk suatu daerah yang berhasil akan sangat
berguna. Masalah kependudukan di suatu daerah antara lain masalah yang
berkaitan dengan jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk baik di wilayah
pedesaan maupun di perkotaan.
Sebagaimana diketahui hasil penemuan mangenai masalah
kependudukan pada hakekatnya secara relatif dapat dikatakan sebagai bidang
yang masih baru. Kalau ditinjau lebih lanjut sebenarnya bidang itu sendiri
merupakan masalah yang benar-benar baru karena dalam perkembangan sejarah
sejak dulu kala sudah eksperimen untuk menghitung jumlah penduduk. (Barday,
1990).
Seiring dengan semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk
ditemukan bahwa distribusi pendud uk secara keruangan di permukaan bumi tidak
merata. Secara umum penduduk hidup secara bergerombol pada suatu daerah
yang banyak sumber daya maupun fasilitas kehidupan. Dahulu manusia memilih
tinggal di tepi-tepi sungai untuk memudahkan aktifitas kehidupannya dalam
mencari sumber-sumber kehidupan. Sejalan dengan waktu hal itu berkembang
hingga pada kehidupan modern, di mana pusat-pusat sumber daya dan fasilitas
hidup selalu menjadi prioritas pilihan tempat tinggal. Akibatnya tiap kota di
negara berkembang dan negara yang maju mempunyai pola keruangan yang tidak
sama. Perbedaan ini disebabkan adanya berbagai unsur dan faktor lain seperti luas
daerah, topografi, budaya, politik dan sosial ekonomi. Perbedaan kepadatan
penduduk biasanya dipengaruhi oleh bermacam- macam faktor antara lain faktor
fisiografi dimana penduduk selalu memilih tempat tinggal yang relatif baik, tanah
yang subur, air yang cukup serta iklim yang cocok faktor ya ng lain adalah faktor
hiologis dan kebudayaan.
Masalah kependudukan yang mempengaruhi pelaksanaan dan
pencapaian tujuan pembangunan di Indonesia adalah pola penyebaran dan
kepadatan penduduk serta mobilitas tenaga kerja yang kurang seimbang, baik dan
sisi antar pulau, antar daerah maupun antar daerah pedesaan dan perkotaan.
Masala h yang timbul berkaitan dengan jumlah adalah jumlah pendud uk yang
tidak seimbang dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sehingga semakin
3
bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada dasarnya suatu
wilayah berbeda dengan wilayah lainnya (Bintarto, dan Surastopo, 1979).
Dalam rangka memperjelas pemahaman kita tentang kepadatan dan pola
distribusi penduduk perlu dijelaskan tentang pengertian demografi atau ilmu
tentang kependudukan. Menurut Philips M. Hanser dan Dadley Duncan (1991)
dalam Dahroni dan Priyono (1995) dijelaskan bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jumlah, perebaran teroterial, komposisi penduduk, serta
perubahan-perubahan dan sebab-sebab persebaran itu sendiri, yang biasa timbul
karena natalitas, mortalitas, gerak teroterial (migrasi), dan mobilitas sosial
(perubahan status).
Kepadatan penduduk adalah jumlah rata-rata penduduk pada setiap
wilayah satu kilometer persegi. Angka kepadatan penduduk tiap-tiap wilayah
biasanya tidak sama. Kepadatan penduduk secara aritmatik biasanya hanya
disebut sebagai kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk identik dengan
banyaknya penduduk atau rumah sebagai tempat tinggal yang padat atau rapat
dalam satu wilayah yang sempit atau kurang memadai. Kepadatan ini banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor intern daerah seperti
pertumb uhan penduduk yang relatif tinggi (kelahiran lebih tinggi dibanding
kematian) dan daerah yang strategis maupun faktor eksternal seperti banyaknya
penduduk bermigrasi atau daerah disekitarnya yang kurang produktif.
Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat
kepadatan penduduk di suatu wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena penduduk
rertambah sedangkan ruang atau wilayah sifatnya tetap. Dengan tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan penyebaran penduduk yang merata,
maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah tertentu terutama di
daerah yang mempunyai daya tarik yang cukup kuat baik daya tarik ekonomi,
fasilitas sosial yang memadahi, jaminan keamanan, kond isi geografis yang bagus,
maupun dari aspek sosial. Hal ini menjadi masalah yang lazim bagi kehidupan
karena manusia mempunyai kecenderungan mencari tempat-tempat yang dekat
dengan sumber penghidupannya seperti dekat industri, dekat sungai, dekat jalan
raya dan lain sebagainya.
7
terjadi terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat dan sementara
tingkat kelahiran belum dapat di kontrol dengan baik.
Selain karena faktor kelahiran dan kematian menurut Ida Bagus Mantra
(1985) pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh mobilitas
penduduk. Peranan mobilitas penduduk terhadap laju pertumbuhan penduduk
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda-beda. Indonesia
secara keseluruhan tingkat pertumbuhan penduduknya lebih dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tingkat fertilitas dan mortalitas, karena migrasi netto hampir
tidak ada.
Penyajian atau presentation data dalam peta mempergunakan simbol-
simbol yang dapat dibagi berdasarkan bentuknya yaitu : simbol titik, simbol garis,
simbol area. Dalam desain simbol harus dapat menghubungkan data dengan
tingkatan ukuran data sehingga dalam legenda peta akan memberikan informasi
yang benar dan tepat.
Ninik Widiyanti (1982) dalam bukunya yang berjudul : “Ledakan
Penduduk Menjelang Tahun 2000”, mengatakan berpangkal pada titik perhatian
atas penduduk dan peningkatan pendapatan, maka masalah- masalah interen di
dalamnya adalah masalah kepadatan dan distribusinya (penyebaran penduduk),
angkatan kerja dan lapangan kerja, masalah pangan dan pendidikan, masalah
pengolahan sumber-sumber daya alam dan masalah pertumbuhan dan pembiayaan
pembangunan. Masalah peningkatan pendapatan dapat dipandang sebagai masalah
transformasi berbagai faktor produksi dan peningkatan pelayanan atau pemberian
jasa oleh penduduk di dalamnya dan akan dapat dicapai dengan perluasan
partisipasi penduduk dan peningkatan pembangunan.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah penempatan rumah tinggal
atau pemadatan penduduk pada suatu wilayah atau tempat-tempat tertentu yang
membentuk pola yang tertentu pula. Distribusi penduduk dalam suatu wilayah
secara umum tidak sama tergantung pada letak yang strategis dari daerah tersebut.
Misalnya daerah perkotaan persebaran penduduknya lebih tinggi dibanding daerah
pedesaan atau daerah perindustrian lebih tinggi tingkat persebarannya dibanding
daerah pertanian dan sebagainya.
10
Metode Analisa data sekunder Analisa data sekunder Analisa data sekunder
Hasil -tingkat pertumbuhan -tingkat pertumbuhan -Pertumbuhan penduduk di
penduduk di daerah penduduk di daerah Kecamatan Prambanan
penelitian tidak penelitian menunjukkkan mempunyai tiga kelas, yaitu
menunjukkkan perbedaan perbedaan yang menyolok rendah, sedang dan tinggi.
yang menyolok namun namun dan kecendrungan -Desa yang mempunyai
ada kecenrungan mengalami kenaikan pada tingkat pertumbuhan
mengalami penurunan beberapa desa. -Faktor yang penduduk rendah adalah
pada beberapa desa. paling berpengaruh terhadap Randusari, Sengon,
-Faktor yang tingkat pertumbuhan Cucukan, Sanggrahan,
berpengaruh terhadap penduduk di daerah Bugisan dan Taji. Desa yang
tingkat pertumbuhan di penelitian adalah mempunyai pertumbuhan
daerah penelitian adalah ketersediaan fasilitas penduduk sedang adalah
aksesibilitas, ekonomi. Joho, Kotesan dan Geneng.
ketersediaan sarana Berdasarkan penelitian Desa yang mempunyai
social ekonomi, sebelumnya penulis pertumbuhan penduduk
pendidikan kesehatan, mengacu keduanya dalam tinggi adalah Kebondalem
jaringan jalan dan sarana Kidul, Pereng, Kemudo,
transportasi. Tlogo, Kokosan,
Kebondalem Lor dan Brajan
12
data-data yang telah diolah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol. Peta yang
dihasilkan adalah peta distribusi dan kepadatan penduduk dalam persebaran
tetangga terdekat.
Berdasarkan pada kajian teori yang telah disusun serta beberapa data
hasil surve i yang diperole h dapat disajikan alur penelitian serta kerangka berfikir
sebagai berikut :
Pertumbuhan Penduduk
BAB II
DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Klaten no. 49/XLI-A skala 1 : 50.000, daerah penelitian terletak antara 110? 30’
BT dan 110? 45’ BT, serta 7? 30’ LS dan 7? 45’ LS. Secara administrasi daerah
penelitian berbatasan dengan:
- Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo
- Sebelah selatan : berbatasan dengan Propinsi DIY
- Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno
- Sebelah barat : berbatasan dengan Propinsi DIY
Luas daerah penelitian adalah 24,43 km2 (Monografi Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2007). Adapun untuk lebih jelasnya, letak
dan batas-batas daerah penelitian dapat dilihat pada Peta Administrasi Kecamatan
Prambanan (Gambar 2.1).
2.1.2. Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca suatu daerah dalam waktu yang lama
(Daljoeni, 1985 ). Iklim suatu daerah dicerminkan oleh suhu, tekanan udara
maupun oleh besarnya curah hujan. Berdasarkan data curah hujan dari Dinas
Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1996 – 2005 besarnya curah hujan tahunan
rata-rata adalah 2.117,7 mm. Adapun persebaran curah hujan bulanan di daerah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.1.
16
17
18
12
11
2 C
B 14,3
1 %
A 0%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah rata-rata bulan basah (mm)
T = 26,3 – 0,6 H
T = Temperatur rata-rata tahunan (?C)
H = Tinggi tempat dinyatakan dalam ratusan meter.
20
Af
Curah hujan bulan 60
terkering (mm)
40
Am
24,21
20 Aw
2.117,7
1000 1500 2000 2500
2.1.3. Geologi
Pembahasan geologi daerah penelitian antara lain berupa struktur dan
jenis batuan. Daerah penelitian merupakan daerah yang berada pada struktur
gunung berapi. Jenis batuan yang menyusun daerah penelitian adalah batuan beku.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Surakarta skala 1 : 100.000, Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten mempunyai batuan vulkanik yang pembentukannya
berasal dari aktivitas gunung berapi api Merapi. Batuan yang menyusun daerah
penelitian terdiri breksi, lava dan tuff. Persebaran batuan vulkanik ini tersebar rata
di seluruh daerah penelitan.
2.1.4. Geomorfologi
Menurut A.J. Pannekoek (1949 dalam Wiwin Haryani, 2002)
mengatakan bahwa Pulau Jawa merupakan jalur geosinklinal muda dan jalur
orogenesa yang banyak ditumbuhi gunung berapi dan mempunyai zona-zona
pokok yang memanjang sepanjang Pulau Jawa. Zone tersebut berbeda-beda baik
yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Adapun zona-zona
tersebut antara lain :
1. Zona selatan : berupa plato, berlereng miring ke arah selatan menuju
Samudra Hindia dan sebelah utara berbentuk tebing patahan.
2. Zona tengah : di Jawa Timur, sebagian Jawa Barat dan di Jawa Tengah
merupakan depresi yang di tempati oleh rangkaian gunung berapi dan
rangkaian penggunaan.
22
2.1.5. Tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang mampu menumbuhkan
tanaman dan memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasat hidup
yang bertindak terhadap batuan hidup dan relief tertentu selama jangka waktu
tertentu pula ( Jamulyo dan Suratman Woro, 1993).
Jenis tanah daerah penelitian berdasarkan peta tanah Kabupaten Klaten
skala 1 : 50.000 daerah penelitian mempunyai satu macam jenis tanah, yaitu :
Regosol kelabu
Tanah regosol kelabu tua mempunyai tekstur geluh berpasir hingga
pasir, struktur tanah tunggal pada bagian atas dan granuler kasar pada
bagian bawah, konsistensi tanah dalam keadaan basah dan dalam keadaan
lembab tidak lekat dalam keadaan kering lepas-lepas. pH tanah 5,8
mempunyai permeabilitas cepat – sangat cepat, mempunyai warna kelabu.
Dimana;
DR : Dependency Ratio ( angka ketergantungan)
P : Penduduk
25
= 60,3 %
23.479
= --------- X 100
25.652
= 91,5
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Sex ratio
penduduk di Kecamatan Prambanan adalah 91,5. Hal ini berarti setiap 100 orang
penduduk perempuan terdapat 92 penduduk laki- laki.
BAB III
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SARANA PRASARANA SOSIAL
EKONOMI DI DAERAH PENELITIAN
a. Kependudukan
- Mengarahkan pola persebaran jumlah penduduk sehingga tidak memberikan
beban terlalu besar di wilayah tertentu tanpa menyebabkan kehilangan dan
atau penurunan intensitas kegiatan pada daerah tersebut.
- Memberikan kemudahan-kemudahan dalam pembangunan fisik dan
penegasan- penegasan kegiatan yang ada di suatu kawasan.
- Memberikan pengaturan, penyuluhan kesadaran tentang cara hidup bersih,
sehat, rapi dan indah.
b. Perumahan
- Meningkatkan perkembangan penyediaan rumah, khususnya rumah yang sehat
dan layak huni.
- Memberikan perhatian pada perbaikan perumahan kumuh dan perumahan
golongan ekonomi lemah.
- Memberikan arahan terhadap perkembangan pembangunan perumahan yang
di bangun oleh masyarakat.
29
30
c. Industri
- Meningkatkan laju pertumbuhan industri menengah ke bawah melalui
pembinaan yang saling terkait dan berhubungan dengan kegiatan lainnnya.
- Mengembangkan konsep pengembangan industri rumah tangga yang sehat
- Tidak memperpanjang ijin usaha dan lokasi industri yang banyak
menimbulkan polusi.
- Mengembangkan program percontohan dan penyuluhan bagi industri limbah
rumah tangga.
e. Jaringan utilitas
- Meningkatkan jaringan utilitas dengan menambah kapasitas pelayanan hingga
menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Kecamatan Prambanan.
- Memperbanyak sistem jaringan utilitas yang bersifat pelayanan umum
khususnya untuk golngan ekonomi lemah dan sektor informal.
- Deversifikasi penyediaan sumber-sumber sistem jaringan utilitas yang ada di
masyarakat harus dibina dan dikembangkan supaya lebih efektif dan efisien.
g. Jaringan irigasi
- Pemantauan, pengawasan dan penertiban penggunaan tanah pada daerah
pengairan, termasuk di dalamnya daerah sempadan sungai.
- Peningkatan dan perluasan kegiatan penghijauan kembali kawasan tangkapan
air.
- Pengawasan, pemanfaatan dan pemeliharaan saluran irigasi pada masing-
masing daerah irigasi waduk / bendungan berfungsi jaringan dapat
berkela njutan.
- Peningkatan peran serta lembaga- lembaga petani dan lembaga swadaya
masyarakat di dalam pengelolan jaringan irigasi.
h. Jaringan telekomunikasi
- Pengembangan pelayanan sistem jaringan komunikasi sejalan dengan
perkembangan kegiatan sosial-ekonomi di masing- masing wilayah kecamatan.
- Peningkatan pelayanan sistem jaringan komunikasi pada wilayah kecamatan
yang cepat perkembangannya.
- Pemenuhan kebutuhan sistem jaringan komunikasi pada pusat pemerintahan
dan pusat kegiatan ekonomi.
32
i. Jaringan kelistrikan
- Pemenuhan kapasitas daya pasang pada pusat pemerintahan, pusat kegiatan
industri, pariwisata dan jasa-jasa lainnya.
- Perluasan jaringan pelayanan pada kawaan-kawaan perkembangan
permukiman baru.
- Pengupayaan peningkatan kapasitas daya tersedia melalui pencarian sumber
daya energi listrik.
- Pengembangan lampu penerangan jalan pada kawasan perkotaan, pusat
kegiatan industri dan pariwisata.
j. Fasilitas kesehatan
- Meningkatkan pelayanan kesehatan.
- Melengkapi sarana dan prasarana kesehatan
- Membangun dan merehabilitasi sarana kesehatan yang rusak / yang belum
tersedia.
- Meningkatkan strata puskesmas non perawatan menjadi puskesmas perawatan
(rawat inap).
- Memanfaatkan Posyandu sebagai alternatif sebagai sarana pembinaan
kesehatan masyarakat.
- Memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan tanaman obat di pekarangan
sebagai penaggulangan awal pengobatan (P3K) sebelum mendapatkan
perawatan yang intensif.
BAB IV
ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK
39
40
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan
melalui pengamatan, pengumpulan dokumentasi dan analisa data monografi di
Kecamatan Prambanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan mempunyai tiga kelas,
yaitu rendah, sedang dan tinggi.
2. Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah (jika kurang
dari 1%.) adalah Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan
Taji. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang (jika 1 – 2 %)
adalah Joho, Kotesan dan Geneng. Desa yang mempunyai pertumbuhan
penduduk tinggi (jika lebih dari 2 %) adalah Kebondalem Kidul, Pereng,
Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan
B. Saran - saran
1. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya dalam ruang jarang memiliki
pola yang sama. Hal ini, perlu dipahami mengingat seringnya para
pengambil kebijakan melakukan generalisasi tentang hal itu tanpa
menyadari adanya keragaman situasi. Penga mbilan kebijaksanaan
pembangunan perkotaan dan pedesaan berdasarkan ukuran (jumlah
penduduk) atau penyeragaman kebijaksanaan sering kurang bermakna
tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu karakteristik pemukiman,
kegiatan, maupun fungsi- fungsi yang melekat padanya.
2. Pemerintah perlu memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK) sebagai kebijakan yang menetapkan lokasi kawasan yang harus
dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan
produksi dan pemukiman, pola jarinagn sarana prasarana dan wilayah-
wilayah di dalam kota yang diprioritaskan pengembangannya dalam kurun
waktu tertentu sesuai rencana. Pemerintah dalam memberikan ijin
pendirian bangunan baik perkantoran, pertokoan, pabrik, maupun pusat
43
44
DAFTAR PUSTAKA