Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Penyakit yang disebabkan panas,arus listrik, bahan kimia, radiasi yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan lebih dalam.
1. Tiap 1 % lika bakar, tubuh kehilangan cairan ½ - 1 % volume darah. Insensible Water
Loss (IWL) meningkat.
5. Bisa terjadi kegagalan organ-organ dalam seperti paru, jantung, ginjal dan hati.
Grade I :
Grade II a :
- Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel rambut & kelenjar keringat utuh
Grade II b :
- Jaringan yangg rusak sampai dermis, hanya kelenjar keringat yangg utuh
Grade III :
- usia
1. Rule of nine
Masing- masing organ tubuh dianggap 9% dari LPB yaitu : kepala, leher, lengan atas,
lengan bawah, dada, perut, punggung, pinggang kanan, kiri, regio femur, cruris,
sedang genitalis 1%.
2. Rule of five
3. Rule of palmar
1. Ringan
- grade III : 2%
2. Sedang
- grade II : dewasa 15 – 30%, anak 10 – 20%
- grade III : 10% dewasa / anak, tetapi tidak mengenai ekstremitas, muka, anogenital,
telinga
3. Berat
- luka bakar yang disertai trauma jaringan lunak, fraktur, trauma jalan nafas
a. Pertolongan Pertama
1. Jauhkan penderita dari sumber trauma, bila masih ada api dipadamkan dengan air
atau menutup dengan kain basah. Dibilas dengan air mengalir atau pemutusan
aliran listrik.
- mendinginkan luka
- meletakkan pada posisi yang benar dengan meletakkan bagian luka yang terluka
lebih tinggi
3. Menjaga jalan nafas. Hati - hati jangan sampai udara panas terhisap oedem
4. Mencegah infeksi
b. Tindakan di UGD
Penanganan :
Formula Baxter :
Hari II: kebutuhan faali 50 cc x BB/24 jam, diberikan cairan RL dan dextran
L 500 ml, NaCl fisiologis, D10% atau Martos, Albumin (sesuai kebutuhan).
Formula Evans :
Formula Brooke :
6. Multivitamin
9. Salep dengan SSD (Silver Sulfa Diazin) misalnya Dermazin, merkurokrom. Untuk
luka bakar yang luas sebaiknya jangan menggunakan yodium sebab jika diserap
tubuh akan menimbulkan keracunan yodium.
10. Luka bakar pada tangan dan kaki yang melingkar harus dilakukan fasciotomi
untuk menghindari terjadinya sindrom kompartemen.
http://pkugombong.blogspot.com/2009/02/luka-bakar.html1
11. Skin graft dilakukan jika tidak terjadi penyembuhan dalam 2 minggu
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna
Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
1.
A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
cedera termal yang berdampak sistemik.
1.
A. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
3. Keadaan hipermetabolisme.
1.
A. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
Sinar ultra
violet.
Ketebalan Kontak dengan Kering disertai kulit Putih, kering, hitam, Tidak sakit,
sepenuhnya bahan cair atau mengelupas. coklat tua. sedikit sakit.
padat.
(tingkat III) Pembuluh darah Hitam. Rambut
Nyala api. seperti arang terlihat mudah lepas
dibawah kulit yang Merah. bila dicabut.
Kimia. mengelupas.
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
5) Genetalia/perineum : 1%
o
Total : 100%
1. Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2. Kedalaman luka bakar.
3. Anatomi lokasi luka bakar.
4. Umur klien.
5. Riwayat pengobatan yang lalu.
6. Trauma yang menyertai atau bersamaan.
A. Parah - critical:
a. Tingkat II : 30% atau lebih.
b. Tingkat III : 10% atau lebih.
c. Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.
d. Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue yang
luas.
B. Sedang - moderate:
o a) Tingkat II : 15 - 30%
o b) Tingkat III : 1 - 10%
A. Ringan - minor:
o a) Tingkat II : kurang 15%
o b) Tingkat III : kurang 1%
Penatalaksanaan
A. Resusitasi A, B, C.
1. Pernafasan:
1.
1.
1.
1.
a. Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi.
b. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à
iritasi à Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas.
1. Sirkulasi:
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
1 - 3 tahun : BB x 75 cc
3 - 5 tahun : BB x 50 cc
Hari kedua:
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
o 100
Tulle.
Silver sulfa diazin tebal.
Tutup kassa tebal.
Evaluasi 5 - 7 hari, kecuali balutan kotor.
A. Obat - obatan:
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
Analgetik : kuat (morfin, petidine)
Antasida : kalau perlu
a. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
a. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer
umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
a. Integritas ego:
a. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi);
penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar
dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
a. Makanan/cairan:
a. Neurosensori:
a. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
a. Pernafasan:
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan
nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal);
sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
a. Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler
lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh;
ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari
tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam
setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif),
luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar
termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
a. Pemeriksaan diagnostik:
1. LED: mengkaji hemokonsentrasi.
2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24
jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti
jantung.
3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
khususnya pada cedera inhalasi asap.
4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
5. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada
luka bakar masif.
8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
1. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1.
1. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan
pengembangan dada.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan
cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status
hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan.
3. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi
asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar
sirkumfisial dari dada atau leher.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak
adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan
sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan
edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi
neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran
darah arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi
normal pada cedera berat) atau katabolisme protein.
8. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
9. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan
permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
10. Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis
situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan Salah interpretasi informasi Tidak
mengenal sumber informasi.
Rencana Intervensi
O2 memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
Pelembaban menurunkan
pengeringan saluran
pernafasan dan
menurunkan viskositas
sputum.
Perubahan menunjukkan
atelektasis/edema paru
tak dapat terjadi selama 2
- 3 hari setelah terbakar
Fisioterapi dada
mengalirkan area
dependen paru,
sementara spirometri
intensif dilakukan untuk
memperbaiki ekspansi
paru, sehingga
meningkatkan fungsi
pernafasan dan
menurunkan atelektasis.
Intubasi/dukungan
mekanikal dibutuhkan
bila jalan nafas edema
atau luka bakar
mempengaruhi fungsi
paru/oksegenasi.
Resiko tinggi Pasien dapat Awasi tanda vital, CVP. Memberikan pedoman
kekurangan volume mendemostrasikan Perhatikan kapiler dan untuk penggantian cairan
cairan berhubungan status cairan dan kekuatan nadi perifer. dan mengkaji respon
dengan Kehilangan biokimia membaik. kardiovaskuler.
cairan melalui rute Awasi pengeluaran urine
abnormal. Kriteria evaluasi: dan berat jenisnya. Penggantian cairan
Peningkatan tak ada manifestasi Observasi warna urine dan dititrasi untuk
kebutuhan : status dehidrasi, resolusi hemates sesuai indikasi. meyakinkan rata-2
hypermetabolik, oedema, elektrolit pengeluaran urine 30-50
ketidak cukupan
pemasukan. serum dalam batas Perkirakan drainase luka cc/jam pada orang
Kehilangan normal, haluaran dan kehilangan yang tampak dewasa. Urine berwarna
perdarahan. urine di atas 30 merah pada kerusakan
ml/jam. Timbang berat badan setiap otot masif karena
hari adanyadarah dan
keluarnya mioglobin.
Ukur lingkar ekstremitas
yang terbakar tiap hari Peningkatan
sesuai indikasi permeabilitas kapiler,
perpindahan protein,
Selidiki perubahan mental proses inflamasi dan
kehilangan cairan
Observasi distensi melalui evaporasi
abdomen,hematomesis,feces mempengaruhi volume
hitam. sirkulasi dan pengeluaran
urine.
Hemates drainase NG dan
feces secara periodik. Penggantian cairan
tergantung pada berat
Lakukan program kolaborasi badan pertama dan
meliputi : perubahan selanjutnya
Temuan-temuan ini
mennadakan
hipovolemia dan
perlunya peningkatan
cairan. Pada lka bakar
luas, perpindahan cairan
dari ruang intravaskular
ke ruang interstitial
menimbukan
hipovolemi.
Temuan-temuan guaiak
positif ennandakan
adanya perdarahan GI.
Perdarahan GI
menandakan adaya stres
ulkus (Curling’s).
Mencegah perdarahan
GI. Luka bakar luas
mencetuskan pasien pada
ulkus stres yang
disebabkan peningkatan
sekresi hormon-hormon
adrenal dan asam HCl
oleh lambung.
Resiko kerusakan Pasien dapat Pantau laporan GDA dan Mengidentifikasi
pertukaran gas mendemonstrasikan kadar karbon monoksida kemajuan dan
berhubungan oksigenasi adekuat. serum. penyimpangan dari hasil
dengan cedera yang diharapkan.
inhalasi asap atau Kriteroia evaluasi: Beriakan suplemen oksigen Inhalasi asap dapat
sindrom RR 12-24 x/mnt, pada tingkat yang merusak alveoli,
kompartemen warna kulit normal, ditentukan. Pasang atau mempengaruhi
torakal sekunder GDA dalam renatng bantu dengan selang pertukaran gas pada
terhadap luka bakar normal, bunyi nafas endotrakeal dan temaptkan membran kapiler alveoli.
sirkumfisial dari bersih, tak ada pasien pada ventilator
dada atau leher. kesulitan bernafas. mekanis sesuai pesanan bila Suplemen oksigen
terjadi insufisiensi meningkatkan jumlah
pernafasan (dibuktikan oksigen yang tersedia
dnegna hipoksia, untuk jaringan. Ventilasi
hiperkapnia, rales, takipnea mekanik diperlukan
dan perubahan sensorium). untuk pernafasan
dukungan sampai pasie
Anjurkan pernafasan dalam dapat dilakukan secara
dengan penggunaan mandiri.
spirometri insentif setiap 2
jam selama tirah baring. Pernafasan dalam
mengembangkan alveoli,
Pertahankan posisi semi menurunkan resiko
fowler, bila hipotensi tak atelektasis.
ada.
Memudahkan ventilasi
Untuk luka bakar sekitar dengan menurunkan
torakal, beritahu dokter bila tekanan abdomen
terjadi dispnea disertai terhadap diafragma.
dengan takipnea. Siapkan
pasien untuk pembedahan Luka bakar sekitar
eskarotomi sesuai pesanan. torakal dapat membatasi
ekspansi adda.
Mengupas kulit
(eskarotomi)
memungkinkan ekspansi
dada.
Resiko tinggi Pasien bebas dari Pantau: Mengidentifikasi
infeksi berhubungan infeksi. Penampilan luka indikasi-indikasi
dengan Pertahanan bakar (area luka kemajuan atau
primer tidak Kriteria evaluasi: bakar, sisi donor dan penyimapngan dari hasil
adekuat; kerusakan tak ada demam, status balutan di atas yang diharapkan.
perlinduingan kulit; pembentukan sisi tandur bial
jaringan traumatik. jaringan granulasi tandur kulit Pembersihan dan
Pertahanan baik. dilakukan) setiap 8 pelepasan jaringan
sekunder tidak jam. nekrotik meningkatkan
adekuat; penurunan Suhu setiap 4 jam. pembentukan granulasi.
Hb, penekanan Jumlah makanan
respons inflamasi yang dikonsumsi Antimikroba topikal
setiap kali makan. membantu mencegah
infeksi. Mengikuti
Bersihkan area luka bakar prinsip aseptik
setiap hari dan lepaskan melindungi pasien dari
jarinagn nekrotik infeksi. Kulit yang
(debridemen) sesuai gundul menjadi media
pesanan. Berikan mandi yang baik untuk kultur
kolam sesuai pesanan, pertumbuhan baketri.
implementasikan perawatan
yang ditentukan untuk sisi Temuan-temuan ini
donor, yang dapat ditutup mennadakan infeksi.
dengan balutan vaseline atau Kultur membantu
op site. mengidentifikasi patogen
penyebab sehingga terapi
Lepaskan krim lama dari antibiotika yang tepat
luka sebelum pemberian dapat diresepkan. Karena
krim baru. Gunakan sarung balutan siis tandur hanya
tangan steril dan beriakn diganti setiap 5-10 hari,
krim antibiotika topikal sisi ini memberiakn
yang diresepkan pada area media kultur untuk
luka bakar dengan ujung pertumbuhan bakteri.
jari. Berikan krim secara
menyeluruh di atas luka. Kulit adalah lapisan
pertama tubuh untuk
Beritahu dokter bila demam pertahanan terhadap
drainase purulen atau bau infeksi. Teknik steril dan
busuk dari area luka bakar, tindakan perawatan
sisi donor atau balutan sisi perlindungan
tandur. Dapatkan kultur luka lainmelindungi pasien
dan berikan antibiotika IV terhadap infeksi.
sesuai ketentuan. Kurangnya berbagai
rangsang ekstrenal dan
Tempatkan pasien pada kebebasan bergerak
ruangan khusus dan lakukan mencetuskan pasien pada
kewaspadaan untuk luka kebosanan.
bakar luas yang mengenai
area luas tubuh. Gunakan Melindungi terhadap
linen tempat tidur steril, tetanus.
handuk dan skort untuk
pasien. Gunakan skort steril, Ahli diet adalah spesialis
sarung tangan dan penutup nutrisi yang dapat
kepala dengan masker bila mengevaluasi paling baik
memberikan perawatan pada status nutrisi pasien dan
pasien. Tempatkan radio merencanakan diet untuk
atau televisis pada ruangan emmenuhi kebuuthan
pasien untuk menghilangkan nutrisi penderita. Nutrisi
kebosanan. adekuat memabntu
penyembuhan luka dan
Bila riwayat imunisasi tak memenuhi kebutuhan
adekuat, berikan globulin energi.
imun tetanus manusia
(hyper-tet) sesuai pesanan.
Menghilangkan tekanan
pada tonjolan tulang
dependen. Dukungan
adekuat pada luka bakar
selama gerakan
membantu meinimalkan
ketidaknyamanan.
Resiko tinggi Pasien Untuk luka bakar yang Mengidentifikasi
kerusakan perfusi menunjukkan mengitari ekstermitas atau indikasi-indikasi
jaringan, sirkulasi tetap luka bakar listrik, pantau kemajuan atau
perubahan/disfungsi adekuat. status neurovaskular dari penyimpangan dari hasil
neurovaskuler ekstermitas setaip 2 jam. yang diharapkan.
perifer berhubungan Kriteria evaluasi:
dengan warna kulit normal, Pertahankan ekstermitas Meningkatkan aliran
Penurunan/interupsi menyangkal kebas bengkak ditinggikan. balik vena dan
aliran darah dan kesemutan, menurunkan
arterial/vena, contoh nadi perifer dapat Beritahu dokter dengan pembengkakan.
luka bakar seputar diraba. segera bila terjadi nadi
ekstremitas dengan berkurang, pengisian kapiler Temuan-temuan ini
edema. buruk, atau penurunan menandakan keruskana
sensasi. Siapkan untuk sirkualsi distal. Dokter
pembedahan eskarotomi dapat mengkaji tekanan
sesuai pesanan. jaringan untuk
emnentukan kebutuhan
terhadap intervensi
bedah. Eskarotomi
(mengikis pada eskar)
atau fasiotomi mungkin
diperlukan untuk
memperbaiki sirkulasi
adekuat.
Kerusakan Memumjukkan Kaji/catat ukuran, warna, Memberikan informasi
integritas kulit b/d regenerasi jaringan kedalaman luka, perhatikan dasar tentang kebutuhan
kerusakan jaringan nekrotik dan penanaman kulit dan
permukaan kulit Kriteria hasil: kondisi sekitar luka. kemungkinan petunjuk
sekunder destruksi Mencapai tentang sirkulasi pada
lapisan kulit. penyembuhan tepat Lakukan perawatan luka aera graft.
waktu pada area bakar yang tepat dan
luka bakar. tindakan kontrol infeksi. Menyiapkan jaringan
untuk penanaman dan
Pertahankan penutupan luka menurunkan resiko
sesuai indikasi. infeksi/kegagalan kulit.
Daftar pustaka
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B.
Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 - 779.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient
Care (2 nd ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
http://perawat.web.id/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-luka-bakar-
combustio/
Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan suhu tinggi seperti api, air
panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu renadah (frost bite).
[kapita selekta jilid 2]
Luka bakakr adaalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma benda tajam ataau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau
gigitan hewan.(buku Ilmu Ajar bedah. Syamsuhidayat)
Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada jaringan
kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam, yang di sebabkan kontak
langsung denagn sumber panas yaitu api, air/ uap panas, bahan kimia, radiasi, arus listrik, dan
suhu sanagt dingin.
Etiologi
Pada luka bakar yang paling sering panyebab yang utam antara lain karena pai, air panas,
arus listrik, bahan kimia, radiasi, suhu rendah (frost bite), tersambar petir, ledkan. Penyulit yang
timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, odema paru, SIRS (Systemic Inflamatory
Response Sindrom), infeksi, dan sepsis serta parut hipertropik dan kontraktur.
Prognosis
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dn luasnya permukaan
luka bakar dan penenganan syok hingga penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah terbakar,
usia, dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan kecepetaan kesembuhan. Luka
bakar pada daerah perinium, ketiak, leher, dan tangan sulit dalam perawatannya, karena mudah
mengalami kontraktur.
Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar dengan derajat ini ditandai dengan
kemerahan yang biasanay akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari.
Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tapi masih ada elemen epitel yang tersisa
seperti sel epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat, folikel rambut, sehingga luka akan
sembuh dengan waktu 10-21 hari.
Derajat II dangkal, dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis dan
penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.
Derajat II dalam, dimana keruskan mengenai hampir seluruh baggian dermis. Bila
kerusakn lebih dalam mengenai dermis subyektif dirasakan nyeri. Penyembuhan yang
terjadi lebih lama tergantung pada bagian yang memiliki kemampuan reproduksi.
3. Derajat III
Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin subkulit, atau organ yang lebih dalam.
Oleh karena itu tidak ada lgi epitel yang hidup maka untuk mendapatkan kesembuhan harus
dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein yang terjadi berwarna puith, tidak ada bula, dan tidak
ada nyeri.
Derajat tiga dengan luas lebih dari 10% atau terdapat di muka, kaki dan tangan
Luka bakar disertai dengan trauma jalan nafas atau jaringan lunak luas atau fraktur
2. Sedang bila :
Derajat dua dengan luas 15-25 %
Derajat 3 dengan luas kurang dari 10 %kecuali muka, kaki, dan tangan.
3. Ringan bila :
1. Perhitungan luas bakar antara lain bardasarkan rule of nine dari Wallace, yaitu :
2. Rumus tersebut tidak digunakan pada anak bayi karena luas permukaan anak jauh lebih
besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu digunakan rumus 10
untuk bayi dan rumus 10-15-20 dari Lund –Brounder untuk anak. Dasr presentasi yang
digunakan tersebut di atas adalah luas telapak tangan dianggap 1%.
Komplikasi
Usia pasien
Penanduran kulit
Jaringan kulit menglami pembetukan secara efekif pada sebulan post luka, dengan warna berubah
menjadi merah – merah tua – sampai coklat dan teraba keras, setelah 12-18 bulan jaringan parur
akan matur dan warna coklat muda akan teraba lembut / lemas.
2. Kontraktur
Kontaktur dapat menyebabkan gangguan fungsi pergerakan. Beberapa tindakan yang dapat
mencegah kontraltur adalah :
Pressure garment adalah pakaian yang dapat memberikan tekanan yang bertujuan
menekan timbulnya hipertropi scar (menghambat mobilisasi dan mendukung terjadinya
kontrakatur )
Patofisiologi
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan serum : hal ini dilakukan karena ada pada pasien dengan luka bakar
mengalami kehilangan volume
Pemeriksaan elektrolit pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan volume
cairan dan gangguan Na-K pump
Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis metabolisme dan kehilanga
protein
CBC mengidentifikasikan jumlah darah yang ke dalam cairan, penuruan HCT dan RBC,
trombositopenia lokal, leukositosis, RBC yang rusak
Radiologi : untuk mengetahui penumpukan cairan paru, inhalas asap dan menunjukkan
faktor yang mendasari
Penalatalaksanaan
1. prioritas pertama dalam mengatasi luka bakar adalah menghentikan proses luka bakar ini
meliputi intervensi pertolongan pertama pada situasi :
untuk luka bakar termal (api ) “brhenti, berguling, dan berbaring tutup individu dengan
selimut dan gulingkan pada api yang lebih kecil. Berikan kompres dingin untuk
menurunkan suhu dari luka (es dingin menyebabkan cedera lanjut pada jaringan yang
terkena )
untuk luka baka kimia (cairan), bilas dengan air sebanyak mungkin dari kulit. Untuk luka
bakar kimia (bedak), sikat bedak kimia dari kulit kemudian bilas dengan air
untuk luka bakar listrik matikan sumber listrik pertama-tama sebelum berusaha untuk
memisahkan korban dengan bahaya
2. Prioritas kedua adalah menciptakan jalan nafas yang efektif, untuk klien denagn
kecurigaan cedera inhalasi berikan oksigen dilembabkan 100% melalui masker 10 l/mnt.
Gunakan intubasi endotrakeal dan tempatkan pada ventilasi mekanik bila gas darah arteri
menunjukkan hiperkapnia berat meskipun dengan O2 suplemen
3. Prioritas ketiga adalah resusitasi cairan agresif untuk memperbaiki kehilangan volume
plasma secara esensial setengah dari perkiraan volume cairan diberikanpada delapan jam
pertama pasca luka bakar dan setengahnya lagi diberikan selama 16 jam kemudian. Tipe-
tipe cairan yang digunakan melipuit kristaloid seperti larutan ringer laktat dan atau seperti
koloid seperti albumin atau plasma. Terapi cairan diindikasikan pada luka bakar derajat
dua atau tiga dengan luas > 25 % atau lien tidak dapat minum. Terapi cairan dihentikan
bila masukan oral dapat menggantikan parenteral. Dua cara yang lazim digunakan untuk
menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar yaitu :
@ cara Evans
3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari kedua. Sebagai monitoring pemberian
lakukan penghitungan diuresis.
@ cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan pada
hari pertama dihitung dengan rumus = % luka bakar X BB (kg) X 4cc. Separuh dari jumlah cairan
yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama
diberika elektrolit yaitu larutan ringer laktat karena terjadi hiponatremi. Untuk hari kedua
diberikan setengah dari jumlah pemberian hari pertama.
Pemberian setiap jam dan pemberian krim anti mikroba topikal seperti silver sulfadia
(silvadene)
Penggunaan berbagai tipe balutan sintetik atau balutan biologik (tandur kulit) khususnya
luka bakar dengan ketebalan penuh.
Pengkajian
1. Biodata
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt, tnggal MRS, dan informan
apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu informasi selain dari klien. Umur seseorang tidak
hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa
diatsa 80 tahun memiliki penilaian tinggi terhadap jumlah kematian (Lukman F dan Sorensen
K.C). data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar
agama dan pendidikan menentukan intervensi ynag tepat dalam pendekatan
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat
disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan
paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien
mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul
penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan
ekspansi paru.
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak, pertolongan
pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan perawatanketika dilakukan
pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi
perubahan pola bak), fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif
(menjelang klien pulang)
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum mengalami luka
bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai riwaya penyakit kardiovaskuler,
paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat dan alkohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan,
tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan
6. Pola ADL
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila terjadi perubahan pola
menimbulkan masalah bagi klien. Pada pemenuhan kebutuhan nutrisi kemungkinan didapatkan
anoreksia, mual, dan muntah. Pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan karena
klien tidak dapat melakukan sendiri. Pola pemenuhan istirahat tidur juga mengalami gangguan.
Hal ini disebabkan karena adanya rasa nyeri .
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image yang disebabkan
karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan. Selain itu juga luka bakar
juga membutuhkan perawatan yang laam sehingga mengganggu klien dalam melakukan aktifitas.
Hal ini menumbuhkan stress, rasa cemas, dan takut.
8. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan gelisah sampai
menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat
2. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga tanda tidak
adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama
Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda asing yang
menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia
akibat luka bakar
Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang rontok.
Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang
Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen
Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk
mengataasi kekurangan cairan
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak maksimal, vokal fremitus
kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas
tambahan ronchi
5. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada area epigastrium
yang mengidentifikasi adanya gastritis.
6. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat pertumbuhan kuman
yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan
kateter.
7. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal,
kekuatan oto menurun karen nyeri
8. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun bila supplay darah
ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok neurogenik)
9. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka).
Prinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut kaidah 9 (rule of nine lund and Browder)
sebagai berikut :
Genetalia 1% 1% 1%
Pengkajian kedalaman luak bakar dibagi menjadi 3 derajat (grade). Grade tersebut ditentukan
berdasarkan pada keadaan luka, rasa nyeri yang dirasanya dan lamanya kesembuhan luka
Grade I :
Luka bakar ini sangat ringan, hanya mengenai lapisan epidermis, terdapat warna merah pada kulit
tidak ada vesikel, tanpa odema, nyeri dan biasanya sembuh tanpa adanya pengobatan dalam
waktu 3-7 hari.
Grade II :
Dangkal mengenai lapisan dermis, ada bulla (lepuh), terdapat penumpukan cairan,
intersisiel. Timbul rasa nyeri yang hebat, biasanya sembuh 21-28 hari. tanpa
disertai jaringan parut bila tidak terjadi infeksi.
Grade III :
Dalam gambaran klinis sama tetapi gambaran lepuh, pucat dan agak kering,
keluhan nyeri berkurang karena jaringan lemak, otot terkena. Biasanya
penyembuhan agak lama 1bulan atau lebih dan terdapat jaringan granulasi
Grade IV :
Sudah mengenai lapisan paling dalam bahkan sampai tulang. Keadaan luka
kering, warna merah, putih, hitam / coklat, tidak nyeri pada grade ini.
Kesembuhannya lama dan memerlukan tindakan skin graft (Barbara L Cristensen.
1991)
Diagnosa keperawatan
Defisit volume cairan b/d luka bakar yang luas, kehilangancairan melalui rute ab normal
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan integritas kulit yang disebabkan oleh luka
bakar
Kerusakan pertukaran gas b/d cidera inhalasi asap / sindrom kompartemen torakal
sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada dan leher
Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b/d perubahan bentuk, kemungkinan
kontraktur sekunder terhadap luka bakar ketebalan penuh
resiko tinggi terhadap kerusakan perfusi jaringan b/d luka bakar melingkari ekstrimitas
9. Implementasi
Dx I : defisit volume cairan b/d luka bakar yang luas, kehilanagn cairan melalui rute abnormal.
Kriteria Evaluasi : tak ada manifestasi dehidrasi, resolusi odema, elektrolit serum dalam batas
normal, haluaran, urine diatas 30 ml/jam, TTV dalam batas normal.
Intervensi
R/ secara umum penggantian cairan harus dititrasi untuk meyakinkan rata-rata haluaran urine
Dx II : resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan integritas kulit yang disebabkan oleh luka
bakar
Kriteria Evaluasi : tak ada pembentukan jaringan granulasi tetap bebas dari infeksi
Intervensi :
2. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang
kontak dengan klien
3. Gunakan skort, sarung tangan, masker, dan teknik aseptik ketat selama perawtan luka
langsung dan berikan pakaian steril / baju juga linen / pakaian
4. Awasi / batasi pengunjung bila perlu jelaskan isolasi terhadap pengunjung bila perlu
Kriteria Evaluasi :
Melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah rileks, berpartisipasi dalam aktififitasdengan tepat.
Intervensi
2. pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat
R/ pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar dan untuk mencegah menggigil
4. dorong penggunaan teknik manajemen strees contoh relaksasi progresi, nafas dalam, dll
Kriteria Evaluasi :
1. Kaji ukuran, warna, kedalaman luka bakar, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi
sekitar luka
2. Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol infeksi
5. Pertahankan balutan di atas area graft baru dan atau sisi donor sesuai indikasi
Kriteria Evaluasi : menunjukkan pemasukan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dibuktikan oleh BB stabil, dan regenerasi jaringan
Intervensi
Dx VI : Kerusakan pertukaran gas b/d cidera inhalasi asap / sindrom kompartemen torakal
sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada dan leher
Kriteria Evaluasi :
Frekuensi pernafasan 12-24 per jam, warna kulit normal, GDA dalam batas normal, bunyi nafas
bersih, tak ada kesulitan bernafas.
Intervensi
5. Anjurkan pernafasan dalam dengan menggunakan spirometri insentif setiap 2 jam selama
tira baring
Kriteria Evaluasi :
Mengungkapkan harapan realistis dari tindakan, mengungkapkan kenyataan positif tentang diri
Intervensi
1. Sediakan waktu untuk pasien dan orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan
3. Anjurkan klien untuk memenuhi aktifitas kehidupan sehari hari dengan bantuan perawat
(sesuai dengan kebutuhan)
Dx VIII : resiko tinggi terhadap kerusakan perfusi jaringan b/d luka bakar melingkari ekstrimitas
Kriteria Evaluasi : warna kulit normal, menyangkal kebas dan kesemutan, nadi perifer dapat
diraba
Intervensi
1. Untuk luka bakar melingkari ekstrimitas pantau status neurovaskuler dari ekstrimitas
setiap 2 jam
3. Kolaborasi dengan tim medis bila terjadi penuruan nadi, pengisian kapiler buruk /
penurunan sensasi
Datar pustaka :
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat dilihat berdasarkan derajat luka bakar (Mansjoer : 2000)
1. Grade I
a. Jaringan rusak hanya epidermis saja
b. Klinis ada rasa nyeri, warna kemerahan
c. Adanya hiperalgisia
d. Akan sembuh kurang lebih 7 hari Sumber :
1. Corwin, Elisabeth, J: 2000
2. NANDA:2005
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA : 2005-2006
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar, kerusakan jaringan.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah.
3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan keracunan CO dan cidera
inhalasi.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan cidera luka bakar.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit.
6. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler.
7. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan luka bakar.