You are on page 1of 7

ANALISIS KEANDALAN PESAWAT TERBANG

Pesawat Terbang

Pesawat terbang adalah alat transportasi udara yang berbahan bakar avtur. Beberapa tahun
terakhir, pesawat terbang mengalami perkembangan pesat. Demikian juga di Indonesia, alat
transportasi ini mengalami perkembangan dari tahun ke tahun sehingga banyak bermunculan
perusahaan maskapai penerbangan. Hal ini juga diiringi dengan semakin meningkatnya jumlah
penumpang. Dan ini memacu kompetisi bisnis antar maskapai penerbangan di Indonesia. Setiap
maskapai berkompetisi dalam hal pelayanan maupun dalam harga tiket pesawat terbang hingga
harga tiket pesawat hampir lebih murah dari pada kereta api. hal ini menampar perusahaan kereta
api. Namun, persaingan tersebut menjadi tidak sehat. Banyak fasilitas-fasilitas yang maskapai
berikan tidak maksimal sehingga menyebabkan kecelakaan. baik pesawat komersil Indonesia
yang mengalami kecelakaan dinegara lain maupun pesawat komersil negara lain yang
mengalami kecelakaan di Indonesia.

Data kecelakaan Peasawat Terbang

Berikut ini adalah daftar kecelakaan yang ada di Indonesia pada tahun 2002 – 2007 (angkasa-
online.com),

Waktu Peristiwa
14 Januari 2002 Lion Air Penerbangan JT-386 adalah sebuah penerbangan Lion Air dengan
pesawat Boeing 737-200 yang jatuh setelah lepas landas di Bandara Sultan
Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Indonesia pada tanggal 14 Januari 2002.
Saat itu pesawat sedang menuju Batam. Tidak ada korban jiwa. Pesawat
mengalami kerusakan pada sayap bagian kanan.
16 Januari 2002 Garuda Indonesia Penerbangan 421 merupakan pesawat Boeing 737 yang
menerbangi jalur Mataram-Yogyakarta-Jakarta. Pada 16 Januari 2002,
pesawat melakukan pendaratan darurat di Bengawan Solo. Kecelakaan ini
mengakibatkan seorang pramugari tewas dan melukai 12 penumpang
lainnya. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 15:05 WIB. Alasan utama
kecelakaan pesawat ini ialah karena dalam keadaan cuaca badai dan
mengalami kerusakan mesin.
25 Mei 2002 Pesawat DHC 6 milik Trigana Air Service, yang terbang dari Wamena
menuju Enarotali jatuh dipegunungan di Papua. 2 crew dan 4 penumpang
tewas.
3 Juli 2004 Lion Air Penerbangan 332 di Palembang
30 November Pesawat MD-82 milik Lion Air dengan kode penerbangan JT 538 tergelincir
2004 saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo di Solo dan
menewaskan 26 orang. Pesawat tersebut lepas landas dari Jakarta dengan
tujuan Surabaya (transit di Solo) pada pukul 17.00 WIB sambil membawa
146 penumpang.
10 Januari 2005 Lion Air Penerbangan 789 gagal lepas landas dari Kendari, Sulawesi
Tenggara.
15 Februari 2005 Lion Air Penerbangan 1641 terperosok di Bandara Selaparang, Mataram,
NTB.
5 September 2005 Mandala Airlines Penerbangan RI 091 merupakan sebuah pesawat Boeing
737-200 milik Mandala Airlines yang jatuh di kawasan Padang Bulan,
Medan, Indonesia pada 5 September 2005. Kecelakaan ini terjadi saat
pesawat sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Pesawat tersebut
menerbangi jurusan Medan-Jakarta dan mengangkut 116 orang (111
penumpang dan 5 awak). Sebelumnya diberitakan pesawat tersebut
mengangkut 117 orang namun seorang penumpang ketinggalan pesawat.
Penumpang yang selamat berjumlah 17 orang dan 44 orang di darat turut
menjadi korban.
4 Maret 2006 Lion Air Penerbangan IW 8987 dari Denpasar – Surabaya yang membawa
156 orang tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda karena cuaca buruk,
semua penumpang selamat.
5 Mei 2006 Batavia Air Penerbangan 843 jurusan Jakarta – Ujung Pandang – Merauke
setelah beberapa saat mengudara pilot meminta balik ke bandara, pada saat
mendarat ban pecah dan pesawat tergelincir di landasan pacu Bandara
Soekarno Hatta, 127 penumpang selamat, 4 orang luka-luka
5 Mei 2006 Pesawat Twin Otter milik Trigana Air Service dengan 9 penumpang pejabat
pemerintah daerah Puncak Jaya, Papua dan 3 awak jatuh dan menewaskan
semua penumpangnya. Pesawat diduga menabrak dinding gunung.
1 Januari 2007 Adam Air Penerbangan KI-574 adalah sebuah penerbangan domestik
terjadwal Adam Air jurusan Surabaya-Manado, yang sebelum transit di
Surabaya berasal dari Jakarta, yang hilang dalam penerbangan. Kotak hitam
ditemukan di kedalaman 2000 meter pada 28 Agustus 2007. Seluruh
penumpang dan awak yang berjumlah 102 hilang dan dianggap tewas. Pada
25 Maret 2008, penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan
pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS), dan kegagalan
kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.
7 Januari 2007 Batavia Air Penerbangan 524 dengan tujuan Jakarta dan membawa 135
penumpang dan 3 bayi gagal lepas landas dari Bandara Depati Amir,
Pangkalpinang karena kerusakan di roda ketika pesawat bergerak di
landasan pacu. Akibatnya pesawat berjalan oleng.
17 Januari 2007 Mandala Airlines Penerbangan 660 tujuan Jakarta-Makassar-Ambon
terpaksa kembali ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Pesawat ini
sempat mengudara 30 menit namun kemudian diketahui mengalami
kerusakan roda.
17 Januari 2007 Batavia Air Boeing 737-400 rute Manado-Balikpapan-Jakarta dengan 147
penumpang dengan empat pramugari gagal melanjutkan perjalanan karena
satu roda pesawat rusak.
21 Februari 2007 Adam Air Penerbangan KI 172 merupakan pesawat Boeing 737 yang
menerbangi jalur Jakarta-Surabaya
7 Maret 2007 Garuda Indonesia Penerbangan GA-200 adalah sebuah penerbangan dari
maskapai penerbangan Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Yogyakarta, yang
meledak ketika terperosok saat melakukan pendaratan pada tanggal 7 Maret
2007 pukul 06:55 WIB di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta setelah
lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta pukul
06:00 WIB. Pesawat ini membawa 133 penumpang, 1 pilot, 1 copilot, dan 5
awak kabin. Pilot pesawat adalah Kapten Marwoto Komar.[2] Jumlah
korban tewas adalah 22 orang (21 penumpang dan 1 awak pesawat).
12 Maret 2007 Batavia Air Penerbangan 200 dengan tujuan Jakarta batal berangkat dari
Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Seorang
penumpang mengaku mendengar ledakan keras yang diduga dari bagian
mesin saat pesawat telah melaju sekitar 500 meter di landasan pacu bandara.
Pilot mengerem pesawat, lalu pesawat kembali ke apron.
23 Maret 2007 Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-300 pecah kaca depannya dalam
penerbangan dari Denpasar ke Kupang. Pesawat dengan 96 penumpang
mendarat dengan selamat di Kupang, namun penerbangan kembali ke
Jakarta harus ditunda.
19 April 2007 Trigana Air Fokker 27 melakukan pendaratan darurat di ujung bandara
Wamena, Papua, setelah salah satu bannya pecah. Tak ada korban yang
jatuh.

Fungsi

Berdasarkan fungsinya, pesawat terbang berfungsi untuk mengangkut muatan baik penumpang
maupun barang. Pada kenyataannya, tidak pernah terjadi kecelakaan oleh kelebihan penumpang,
melainkan karena kelebihan muatan barang.

Kinerja

Kecelakaan pesawat terbang biasanya paling sering terjadi karena adanya kerusakan pada mesin.
Misalnya ada mesin yang mati atau alat kemudi yang tidak berfungsi dengan baik. Selain adanya
kerusakan pada mesin, penyebab kecelakaan yang lain adalah faktor cuaca. Ketika cuaca sedang
buruk, potensi kecelakaan akan meningkat. Adanya badai bisa saja mengganggu sinyal yang
diterima oleh pesawat, selain itu ketika akan landing, kondisi landasan menjadi licin sehingga
pesawat tergelincir. Perawatan pesawat yang kurang baik bisa juga menyebabkan kecelakaan.
Minimnya dana perawatan pesawat menyebabkan tertundanya perbaikan komponen yang rusak.
Bahkan ada juga yang tetap memaksakan pesawat untuk beroperasi.

Atribut
Dari segi atribut, kecelakaan pesawat disebabkan oleh adanya kesalahan instrumen, contohnya
kerusakan sistem navigasi. Desain pesawat yang salah bisa mempengaruhi keandalan pesawat.
Selain itu keamanan bandara yang tidak aman, seperti adanya ancaman teroris menyebabkan
keselamatan penumpang terancam.

Solusi kecelakaan Pesawat Terbang

Semua orang tentu tidak menginginkan menjadi salah satu korban kecelakaan, untuk mengurangi
resiko tersebut, berikut ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari kecelakaan
pesawat terbang :

• Perhatikan selalu instruksi keselamatan penerbangan yang diperagakan oleh kru kabin
sebelum dimulainya penerbangan. Baca juga pamflet keselamatan penerbangan yang
ada di depan tempat duduk kita. Ketahui dengan pasti cara memsang jaket pelampung
dan juga letak pintu-pintu darurat. Kita tidak tahu kapan nasib apes itu datang.

• Bawa bagasi naik ke kabin seperlunya. Jangan membawa tas atau bawaan yang
terlalu berat. Tempat penyimpanan barang yang ada di atas tempat dudu memiliki
kekuatan tertentu dan tidak dapat menahan beban terlalu berat. Jangan sampai ketika
terjadi turbulensi kepala kita benjol atau leher kita patah karena tertimpa tas kita.
Tujuh kilogram adalah batas aman berat bagasi yang dapat dibawa masuk ke kabin.

• Yakinkan bagasi yang kita bawa tidak terdapat barang-barang berbahaya. Bahan
peledak, mudah terbakar , beracun dan korosif adalah terlarang naik ke pesawat.
Yakinkan pesawat yang kita naiki aman dari barang-barang tersebut.

• Terbang pada siang hari. Naik pesawat terbang pada siang hari memiliki resiko yang
sedikit. Pandangan pilot yang jauh kedepan lebih menjamin untuk tidak terjadinya
tabrakan antar pesawat ataupun dengan bebukitan. Kalaupun harus terjadi pendaratan
darurat, pilot lebih mudah menentukan tempat pendaratannya.

• Hindari terbang pada cuaca buruk. Hari yang dihiasi dengan hujan deras, petir
menyambar dan angin yang bertiup kencang bukanlah hari yang aman untuk
menjelajah angkasa. Biasanya penerbangan akan ditunda sementara waktu sampai
cuaca membaik.
• Pilih penerbangan langsung (direct). Rute transit memiliki reiko yang lebih besar
dibanding rute langsung. Kecelakaan lebih sering terjadi pada fase lepas landas dan
pendaratan. Bila semakin sering kita berganti pesawat tentu sja resiko semakin besar.

• Pesawat yang lebih besar dan mesinnya lebih banyak memiliki factor keselamatan
yang lebih tinggi. Pesawat yang lebih besar biasanya dirancang memiliki sistem back-
up yang lebih banyak. Semakin banyak mesin pendorongnya juga lebih aman, bila
mesin yang satu mati/mengalami kerusakan masih ada yang lainnya lagi,.

• Pakailah pakaian yang aman dan nyaman selama penerbangan. Yakinkan pakaian dan
alas kaki anda tidak mempersulit gerak anda ketika terjadi evakuasi darurat. Memakai
sepatu hak tinggi tentunya tidak disarankan sama halnya memakai kebaya. Hindari
juga memakai pakaian dari plastik sintetis yang mudah terbakar.

• Duduk dekat dengan pintu darurat. Hal ini akan memudahkan kita keluar bila terjadi
kondisi darurat. Duduk paling belakang juga mengurangi resiko terkena akibat fatal
selama kecelakaan. Biasanya korban paling parah adalah bagian depan pesawat.
Itulah sebabnya kotak perekam data penerbangan (black box ) diletakkan di bagian
ekor pesawat.

• Jadilah penumpang yang aktif. Laporkan pada kru semua hal yang menurut anda
aneh, baik itu kondisi pesawat atau penumpang. Antisipasi sejak dini pada hal-hal
diluar prosedur akan mengurangi terjadinya kecelakaan fatal.

Nama NRP Pembagian Kerja

A Riza Fahluzi Yusuf 4308 100 113 Mencari sumber data


Mencari solusi analisi
Teguh Rahman Hakim 4308 100 066

Fahmi Fazlur Rahman 4308 100 003

Herlambag Satriyoga 4308 100 020

Rizka Widya Kusuma 4308 100 021

Billy Kurniawan 4308 100 069

You might also like