You are on page 1of 3

PERKEMBANGAN LINGUISTIK DI INDONESIA

OLEH: VIVI NUR FAIDAH

PB/102074221

Linguistik Indonesia
Istilah linguistik dapat dipahami secara luas dan sempit. Dalam pengertian
luas, konsep ini menjangkau segala sesuatu yang membicarakan bahasa, apapun
pendekatan dan tujuannya. Dalam pengertian sempit, linguistik hanya mencakup
karya penelitian dan teoretis saja. Penggunaan pengertian luas dan sempit itu
untuk memudahkan wacana ilmiah karena yang namanya keilmiahan itu adalah
konsep berjenjang. Karya Raja Ali Haji (1856) bisa digolongkan sebagai karya
linguistik ilmiah karena merupakan prestasi kebahasaan pada zamannya meskipun
karya pedagogis. Justru kita akan membuat kesalahan sangat fatal jika
.meremehkan dan mengatakan karya itu sebagai karya tidak ilmiah
Dalam perkembangan teori linguistik di Indonesia bidang yang paling banyak
diminati adalah gramatik, khususnya sintaksis. Hal itu disebabkan karena kajian
linguistik Indonesia tumbuh dari perhatian pada pemakaian bahasa khususnya tata
bahasa (gramatika pedagogis). Kalau linguistik Eropa lahir dari filsafat, linguistik
India dan Arab lahir dari Agama, maka linguistik Indonesia lahir dari pengajaran
.bahasa (lihat Kridalaksana, 1995)

Teori Linguistik di Indonesia


Teori linguistik di Indonesia banyak dipengaruhi oleh linguistik Barat (Eropa-
Amerika) karena dari sanalah para linguis banyak belajar tentang linguistik.
Secara umum, perkembangan linguistik di Indonesia dapat dibagi ke dalam
bebera periode berikut ini.
1. …sampai 1940
Sampai akhir abad 19 yang disebut tata bahasa adalah kelas kata sehingga
buku-buku tata bahasa banyak mengulas tentang hal tersebut. Hal itu karena
banyak mendapat pengaruh tata bahasa tradisional model Yunani dan Latin.
Beberapa buku tata bahasa tertua tentang bahasa melayu antara
lain:Bustanulkatibin (1850) dan Kitab Pengetahuan Bahasa (1858/1929) karangan
Raja Ali Haji, seorang sastrawan dan linguis asal Riau.
2. Tahun 40-an sampai 60-an
Pada periode ini karya-karya kebahasaan dapat dibagi atas tata bahasa
pedagogis (digunakan untuk pengajaran bahasa Indonesia di sekolah) dan tata
bahasa teoretis. Contoh karya-karya pedagogis adalah:
a. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1949-1950) karya STA yang banyak
berpengaruh pada pengajaran bahasa Indonesia.
b. Tata Bahasa Indonesia (1951) karya C.A. Mees.
c. Djalan bahasa Indonesia (1942) karya Sutan M. Zain.
3. Tahun 60-an sampai 70-an
Periode ini menandai dimulainya kajian-kajian empiris tentang bahasa
Indonesia maupun bahasa-bahasa lain.Ciri-ciri penelitian pada saat itu adalah:
- dipengaruhi gerakan deskriptivisme
- menganut aliran Neo-Bloomfieldian dan bersifat behavioristik
- ketat dalam metodologi
- bahasa lisan menjadi objek utama.
4. Tahun 70-an sampai 80-an
Antara tahun tersebut teori linguistik Indonesia ditandai penerapan teori aliran
Leiden, dan teori TG. Penelitian linguistik mulai berkembang dan banyak
mendapat pengaruh dari aliran-aliran tersebut. Para sarjana yang mencoba
menerapkan teori deskriptif Leiden antara lain Muhajir, Badudu, Ayatrohaedi,
dan Tarigan.Hal baru yang diperkenalkan dalam sistem bahasa Indonesia adalah
mengenai wacana sebagai satuan terbesar dalam hierarki gramatikal. Konsep ini
diperkenalkan Kridalaksana (1970 dan 1978).
5. Tahun 80-an sampai 90-an
Pada periode ini perkembangan teori linguistik merupakan sintesis atas teori-
teori yang ada. Penelitian dalam bidang pragmatik mulai mendapat tempat
cukup penting dalam penelitian linguistik IndonesiaKemajuan yang dicapai
sepanjang sejarah linguistik Indonesia dalam beberapa bidang kajiannya antara
lain:
1. Bidang fonologi
a. masuknya konsep fonem (tahun 70-an)
b. masuknya wawasan tentang unsur suprasegmental oleh Amran Halim,
Intonasi (1969), dan Hans Lapoliwa (1981) dengan fonologi generatifnya.
c. Usaha memahami lafal bahasa Indonesia oleh Joko Kencono (1983).
2. Bidang morfologi
a. masuknya konsep morfem (tahun 60-an)
b. pemakaian Model IA
c. penggunaan Model IP
3. Bidang Sintaksis
a. pengenalan konsep hierarki gramatikal dalam linguistik Indonesia.
b. Pengenalan konsep frasa menggunakan teori Hockett (aliran Neo-
Bloomfieldian) oleh Ramlan (1964)
c. Pengenalan teori tagmemik oleh Kridalaksana (70-an)
d. Sudaryanto (1979) mempertajam konsep klausa.
4. Bidang leksikografi
Muncul seorang pelopor leksikografi modern Indonesia, yaitu W.J.S.
Poerwadarminta. Kamusnya yang terkenal adalah Kamus Umum Bahasa
Indonesia (1952). Selain itu ia juga menaruh perhatian pada bahasa Jawa dan
Jawa Kuno.
Perkembangan linguistik malahan semakin meriah pada tahun 2000 hingga
sekarang ini dengan munculnya beragam bidang dan pendekatan kajian
linguistik yang dilakukan di pelbagai universitas di Indonesia. Ada juga
kecendrungan beberapa tahun terakhir penelitian linguistik berorientasi pada
eksplorasi bidang pragmatik bahasa Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari seringnya
muncul tulisan-tulisan (jurnal, makalah, artikel, tesis, atau disertasi) yang
menggali secara khusus pragmatik bahasa Indonesia.Namun, untuk mengetahui
perkembangan mutakhir linguistik Indonesia saat ini diperlukan survei lagi yang
lebih mendalam.

You might also like