You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan saat sangat berkembang, karena semakin tingginya teknologi
dan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga dunia pendidikan juga selalu
diperbaharui. Apalagi saat ini, dengan perkembangan teknologi-teknologi yang dapat
mempermudah jaringan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diinginkan
hanya dengan atau melalui internet.
Pada saat ini, di Indonesia sendiri sudah banyak siswa atau murid yang telah
mengenal internet sehingga mudah mencari tugas-tugas yang doberikan. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan tersebut melalui teknologi-teknologi yang canggih
maka kurikulum yang kita gunakan di Indonesia juga disesuaikan dengan kemajuan
teknologi-telknologi tanpa mengubah dasar-dasar atau landasan-landasan kurikulum
tersebut.
Selain kurikulum yang mengalami perubahan, atau kurikulum yang diubah
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan jasa yang ada di masyarakat,
pembelajaran juga disesuaikan dengan kemampuan-kemampuan guru, sehingga guru
dapat memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran. Saat ini kurikulum dan pembelajaran berperan sangat penting sehingga
sulit sekali untuk dipisahkan antara satu dengan yang lain karena memiliki hubungan
yang sangat erat.
Di Indonesia sendiri pengembangan kurikulum sangat penting, sekarang ini
kurikulum yang dijalankan di Indonesia adalah KTSP (kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Pengembangan KTSP sendiri didasarkan dua landasan pokok yaitu,
landasan empiris dan landasan formal. Yang menjadikan landasan empiris adalah
pertama adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut
proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses misalnya pendidikan kita kurang
mampu mengembangkan peserta didik secara utuh. Proses pendidikan cenderung
berorientasi hanya pada pengembangan kognitif atau pengembangan intelektual;
sedangkan pengembangan sikap dan psikomotorik cenderung terabaikan. Melalui
KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapian kompetensi mendorong
proses pendidikan tidak hanya berfokus pada pengembangan intelektual saja, akan
tetapi kuga pembentukan sikap dan keterampilan secara seimbang yang dapat
direfleksikan dalam kehidupan nyata.
Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak
diimplemenasikan dalam bentuk pembelajaran. Selain itu juga diperlukan pendekatan
dan berbagai model pengembangan kurikulum untuk dapat lebih mengembangkan
proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud pendekatan pengembangan kurikulum?
2. Jelaskan model-model pengembangan kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang
terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian,
pendekatan pengembangan kurikulm menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang
secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum punya makna yang cukup luas. Menurut
Sukmadinata (2000:1) pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum
yang sama sekali baru yang bisa menyempurnakan kurikulum yang telah ada.Selain
itu beliau juga menjelaskan pada satu sisi pengembangan kurikulum yang berarti
menyusun suatu perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, sebaran mata
pelajaran, garis-garis besar pengajaran dan sampai dengan pedoman melaksanakan
pengajaran.
Yang dimaksud pengembangan kurikulum dalam bahasan ini bisa mencakup
keduanya, tergantung pada konteks pendekatan dan model pengembangan kurikulum
itu sendiri. Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curriculum construction
atau curriculum improvement, ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam
pengembangan kurikulum. Pertama pendekatan top down dan yang kedua adalah
pendekatan grass roots. Berikut kedua model pendekatan tersebut;
1. Pendekatabn Top Down
Dikatakan pendekatan top down, disebabkan pengembangan
kurikulum muncul atas inisiatif pejabat pendidikan atau para administrator
atau dari para pemegang kebijakan. Dilihat dari pendekatan top down,
cakupan pengembangannya dilakukan baik untuk menyusun kurikulum
yang benar-benar baru ataupun untuk menyempurnakan kurikulum yang
sudah ada.
Adapun prosedur kerja atau proses pengembangan kurikulum
model ini dilakukan kira-kira sebagai berikut:
1. Pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan
2.. Menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan
rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah.
3. Menyerahkan hasil yang telah dikaji
4. Memerintahkan kepada setiap sekolah untuk mengimplementasikan
kurikulum yang telah tersusun itu.
2. Pendekatan Grass roots
Pada pendekatan administratif inisiatif mengembangkan kurikulum
berasal dari para pemegang kebijakan kemudian turun ke stafnya atau dari
atas ke bawah, maka didalam model grass roots, inisiatif pengembangan
kurikulum dimulai dari lapangan atau guru-guru sebagai implementator,
kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, maka pendekatan
ini dinamakan juga pengembangan kurikulum dari bawah ke atas oleh
karena sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak
digunakan dalam penyempurnaan kurikulum, walaupun dalam skala yang
terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan kurikulum baru.
Langkah-langkah kurikulum model Grass roots:
1. Menyadari adanya masalah
2. Mengadakan refleksi
3. Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
4. Menentukan hipotesis
5. Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasinya
6. Membuat dan menyusun laporan
B. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan.
Tiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan
kurikulumnya itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pendekatannya maupun
pengembangannya;
1. Model Tyler
Pengembangan kurikulum model Tyler yang dapat ditemukan dalam
buka classis yang sampai sekarang banyak dijadikan rujukan pada proses
pengembangan kurikulum.
Ada 4 hal yang dianggap fundamental untuk mengembangkan
kurikulum :
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan pengalaman belajar
3. Mengorganisasi pengalaman belajar
4. Evaluasi
2. Model Taba
Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model taba lebih
menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu
proses perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu dalam model ini
dikembangkan tahap-tahap yang harus dilakukan oleh para pengembang
kurikulum.
Ada 5 langkah pengembangan kurikulum model Taba:
1. Menghasilkan unit-unit percobaan
2. Menguji coba unit eksperimen untuk menentukan validitas dan
kelayakan penggunaannya
3. Merivisi dan mengonsolidasi unit eksperimen
4. Mengembangkan keseluruhan rangka kurikulum
5. Mengimplementasi kurikulum yang telah teruji
3. Model Oliva
Menurut olive suatu model kurikulum harus bersifat simpel,
komprensif, dan sistematik. Menurut olive model yang dikembangkan ini
dapat digunakan dalam beberapa dimensi. Yang pertama untuk
menyempurnakan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khsus misalkan
penyempurnaan kurikulum bidang studi tertentu disekolah, baik dalam
tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses pembelajarannya.
Kedua, model ini juga dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam
merancang program kurikulum. Ketiga model ini dapat digunakan dalam
program pembelajaran secara khusus.
4. Model Beauchamp
Ada 5 langkah model ini, yaitu:
1. Menetapkan wilayah
2. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat
3. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh
4. Mengimplementasi kurikulum
5. Melaksanakan evaluasi kurikulum
5. Model Wheeler
Menurut Wheeler, Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
yang membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara
terus menerus.
Ada 5 langkah model Wheeler:
1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus
2. Menentukan pengalaman belajar
3. Menentukan isi atau materi pembelajaran
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar
5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan.
6. Model Nicholls
Model pengembangan kurikulum Nicholls menggunakan model
pendekatan siklus seperti model Wheeler. Model ini digunakan untuk
menyusun kurikulum yang baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan
situasi.
Ada 5 langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls:
1. Analisis situasi.
2. Menentukan tujuan khusus.
3. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran.
4. Menentukan dan mengorganisasi metode.
5. Mengevaluasi.
7. Model Dynamic Skillbeck
Model pengembangan kurikulum pada level sekolah. Skill beck
menjelaskan model ini diperuntukan untuk setiap guru yang ingin
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Ada 5 langkah pengembangan kurikulum ini yaitu:
1. Menganalisis situasi.
2. Memformulasikan tujuan.
3. Menyusun program.
4. Menginterpretasi dan mengimplementasi.
5. Memonitoring, feedback, penilaian, dan rekontruksi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari pembahasan diatas, yaitu
Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum mencakup dua aspek yaitu
Pendekatan pengembangan kurikulum dan yang kedua adalah model pengembangan
kurikulum. Pendekatan kurikulum yang terdiri atas Pendekatan top down dan
pendekatan grass roots. Dan model pengembangan kurikulum yang meliputi model
tyler, model taba, model oliva, model Beauchamp, model wheeler, model Nicholls,
dan model dynamic skilbeck dimana masing-masing memiliki penerapan yang
berbeda dalam kurikulum dan juga memiliki keunggulan tersendiri dalam
penerapannya secara langsung.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan para
calon guru tentang pendekatan dan model kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

You might also like