You are on page 1of 82

Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkahlaku & Belajar

Oleh:
Arie Asnaldi, S.Pd

Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang
bersumber dari aliran-aliran psikologi.Namun dalam kesempatan ini hanya akan
dikemukakan lima jenis teori belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b) teori
belajar kognitif menurut Piaget; (4) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (5)
teori belajar gestalt.

1. Teori Behaviorisme

Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme merupakan


salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme
memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan
aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa
belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan yang dikuasai individu.

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini,


diantaranya :

1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.


Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan
hukum-hukum belajar, diantaranya:

a. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat.
Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

b. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa


kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar
(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang

mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

c. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan


Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan
hukum-hukum belajar, diantaranya :

a. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut.


Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya
berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan
meningkat.

b. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.


Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu
didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya
akan menurun.

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner


Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya
terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

a. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan


stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah


diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan


operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap
lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh
stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu
sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan
timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai
pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

4. Social Learning menurut Albert Bandura


Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah
sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura
memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas
stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip
dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian
contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya
conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu
akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar


behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan
prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang
menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The
Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response
Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

2. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan


kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3)
concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget,
bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.

b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan


dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.

c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara


dan diskusi dengan teman-temanya.

3. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1)
motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan
kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

4. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai
“bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau
peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang
terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang
terpenting yaitu :

a. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap
bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan
latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan
sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar
bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan
figure.

b. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu


maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk
tertentu.

c. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung


akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

d. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan


yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu
figure atau bentuk tertentu.

e. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang


pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung
membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan
keteraturan; dan

f. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan


suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

a. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku


“Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi
otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku
dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti
kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku
“Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.

b. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara


lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis
adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral
merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh
seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal
kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang
lebat (lingkungan geografis).

c. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu
bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau
peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius,
virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh
lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.

d. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu


proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses
pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan
tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting


dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik
memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-
unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-


unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif
pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki
makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan.


Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran
akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.
Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

d. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan
hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik.

e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi


pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer
belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu
konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi
konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya
penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan
kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer
belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip
pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian
digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu,
guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-
prinsip pokok dari materi yang diajarkannya

Beberapa teori belajar yang akan di bahas antara lain :


Teori belajar Skinner “Operant Conditioning”
Teori Belajar Conditining of Learning, Robert M. Gagne
Teori Belajar Perkekmembangan Kognitif Jean Piaget
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Orang Dewasa
Teori Pembelajaran Orang Dewasa
a) Teori Operant Conditioning
Teori operant conditioning dimulai pada tahun 1930-an. Burhus Fredik Skinner selama
periode teori stimulus (S)- Respons ( R) untuk menyempurnakan teorinya Ivan Pavlo yang
disebut “Classical Conditioning”. Skinner setuju dengan konsepnya John Watson bahwa
psikologi akan diterima sebagai sain (science) bila studi tingkah laku (behavior) tersebut
dapat diukur, seperti ilmu fisika, teknik, dan sebagainya.
Menurut Skinner , belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur.
Bila pembelajar (peserta didik) berhasil belajar, maka respon bertambah, tetapi bila tidak
belajar banyaknya respon berkurang, sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati
dan diukur.
Hasil temuan skinner terdapat tiga komponen dalam belajar yaitu :
Discriminative stimulus (SD)
Response
Reinforcement (penguatan)
- penguatan positif
- penguatan negative
b) Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne
Teori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang
kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan teori
pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu
urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat
mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.
Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk
mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah
hasil dari efek belajar yang komulatif (gagne, 1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa
belajar itu bukan proses tunggal. Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan
mudah, karena belajar bersifat kompleks.
Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah : mekanisme dimana seseorang menjadi anggota
masyarakat yang berfungsi secara kompleks. Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan,
attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil
dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas atau outcome.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :
1. Stimulus dan lingkungan
2. proses kognitif
Menurut Gagne belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Verbal information (informasi verbal)
2) Intellectual Skill (skil Intelektual)
3) Attitude (perilaku)
4) Cognitive strategi (strategi kognitif)
Belajar informasi verbal merupakan kemampuan yang dinyatakan , seperti membuat label,
menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, seperti
membuat pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.
Kemampuan skil intelektual adalah kemampuan pembelajar yang dapat menunjukkan
kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa berita-berita. Membuat
keseimbangan keuangan, menggunakan bahasa untuk mengungkapkan konsep, menggunakan
rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu “ Knowing how”
Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mempengaruhi pilihan pembelajar (peserta
didik) untuk melakukan suatu tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui
pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau orang yang diidolakan.
Strategi kognitif adalah kemampuan yang mengontrol manajemen belajar si pembelajar
mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kemampuan tersebut
adalah dengan melatih pembelajar memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-
teori untuk memecahkan masalah ril dilapangan. Melalui pendidikan formal diharapkan
pembelajar menjadi “self learner” dan “independent tinker”.
c) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)
Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu
dengan lingkungan.
Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar
mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari
analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan)
adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.
Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkekmbangan
operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi
nyata anak-anak dewas.
Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :
1) lingkungan fisik
2) kematangan
3) pengaruh sosial
4) proses pengendalian diri (equilibration)
(Piaget, 1977)
Tahap perkembangan kognitif :
1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)
2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)
3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)
4) Periode operasi formal
Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi
agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.
d) Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford
University, USA. Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang
belajar dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya.
Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku (B), lingkungan (E) dan kejadian-
kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah
merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking),
Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku
Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah
kesan-kesan personal
Tingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkungan
Karakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan
reaksi lingkungan yang berbeda.
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas.
P
B
E
Tingkah laku dihadirkan oleh model
Model diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh model)
Tingkah laku (kemampuan dikode dan disimpan oleh pembelajar)
Pemrosesan kode-kode simbolik
Skema hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku,
(Bandura, 1976).
Skema
Proses Kognitif Pembelajar
Pembelajar mampu menunjukkan kompetensi/tingkah laku
Performance/unjuk kerja
Motivasi pembelajar mengolah tingkah laku
Proses perhatian sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah laku yang baru
(kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses retensi sangat
penting agar pengkodean simbolik tingkah laku ke dalam visual atau kode verbal dan
penyimpanan dalam memori dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini rehearsal (ulangan )
memegang peranan penting.
Proses motivasi yang penting adalah penguatan dari luar, penguatan dari dirinya sendiri dan
Vicarius Reinforcement (penguatan karena imajinasi).
Lebih lanjut menurut Bandura (1982) penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak
hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga
sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni “sense of
self Efficacy” dan “self – regulatory system”. Sense of self efficacy adalah keyakinan
pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang
berlaku.
Self regulatory adalah menunjuk kepada 1) struktur kognitif yang memberi referensi tingkah
laku dan hasil belajar, 2) sub proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur
tingkah laku kita (Bandura, 1978). Dalam pembelajaran sel-regulatory akan menentukan
“goal setting” dan “self evaluation” pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih
prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya.
Menurut Bandura agar pembelajar sukses instruktur/guru/dosen/guru harus dapat
menghadirkan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar,
mengembangkan “self of mastery”, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.
Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategi proses pembelajaran
yaitu sebagi berikut :
No
Strategi Proses
1
Analisis tingkah laku yang akan dijadikan model yang terdiri :
a. Apakah karekter dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa konsep, motor skil
atau efektif?
b. Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut?
c. Dimanakah letak hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?
2
Tetapkan fungsi nilai dari tingkah laku dan pilihlah tingkah laku tersebut sebagai model.
a. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting dalam
kehidupan dimasa datang? (success prediction)
b. Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidk begitu penting) model
manakah yang lebih penting?
c. Apakah model harus hidup atau simbol?
Pertimbangan soal biaya, pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk menunjukkan
fungsi nilai dan tingkah laku.
d. Apakah reinforcement yang akan didapat melalui model yang dipilih?
3
Pengembangan sekuen instruksional
a. Untuk mengajar motor skill, bagaimana caramengerjakan pekerjaan/kemampuan yang
dipelajari :how to do this” dan bukannya “not this”.
Langkah-langkah manakah menurut sekuen yang harus dipresentasikan secara perlahan-lahan
4
Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.
a. motor skill
1) hadirkan model
2) beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secarasimbolik
3) beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual
b. proses kognitif
1) Tampilkan model, baik yang didukung oleh kode-kode verbal atau petunjuk untuk mencari
konsistensi pada berbagai contoh
2) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk membuat ihtisar atau summary
3) Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri kesempatan
pembelajar untuk berpartisipasi secaraaktif
4) Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi ke berbagai siatuasi.
Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara
lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif
belajar.
2. komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi terhadap
model dan proses-proses kognitif pembelajar.
3. hasil belajar berupa kode-kode visual dan verbal yang mungkin dapat dimunculkan
kembali atau tidak (retrievel).
4. dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping pembelajaran-
pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan “sense of efficacy”
dan self regulatory” pembelajar.
5. dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk
latihan secara mental sebelum latihan fisik, dan “reinforcement” dan hindari punishment yang
tidak perlu.
Ahli lain yaitu Bloom dkk, menjelaskan domain tujuan pendidikan ada tiga ranah yaitu : 1)
kognitif, yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan perkembangan kemampuan
dan skill intelektual, 2) afektif yang menjelaskan tentang perubahan dalam minat, perilaku
(attitudes), nilai-nilai dan perkembangan dalam apresiasi dan penyesuaian , dan 3)
psikomotor.
2. Teori Belajar Orang dewasa
Gagne membagi teori belajar dalam 3 famili :
a. conditioning
b. modelling
c. kognitif
Kingsley dan Garry membagi teori belajar dalam 2 bagian yaitu ;
a. teori stimulus-respon
b. teori medan
Taba membagi teori belajar menjadi 2 famili :
a. teori asosiasi atau behaviorisme
b. teori organismik, gestalt dan teori medan
Di dalam pembahasan akan difokuskan pada teori belajar orang dewasa. Ada aliran inkuiri
yang merupakan landasan teori belajar dan mengajar orang dewasa yaitu : “scientific stream”
dan “artistic atau intuitive/reflective stream”. Aliran “scientific stream” adalah menggali atau
menemukan teori baru tentang belajar orang dewasa melalui penelitian dan eksperimen .
Teori ini diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike dengan pubilkasinya “ Adult Learning”,
pada tahun 1928.
Pada aliran artistic, teori baru ditemukan melalui instuisi dan analisis pengalaman yang
memberikan perhatian tentang bagaimana orang dewasa belajar. Aliran ini diperkenalkan
oleh Edward C. Lindeman dalam penerbitannya “ The Meaning of Adult Education” pada
tahun 1926 yang sangat dipengaruhi oleh filsafat pendidikan John Dewey.
Menurutnya sumber yang paling berguna dalam pendidikan orang dewasa adalah pengalaman
peserta didik. Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa asumsi tentang
pembelajar orang dewasa yang dijadikan fondasi teori belajar orang dewasa yaitu sebagai
berikut :
1) pembelajar orang dewasa akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat
dimana belajar akan memberikan kepuasan
2) orientasi pembelajar orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit
pembelajar sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter.
3) Pengalaman adalah sumber terkaya bagi pembelajar orang dewasa, sehingga metode
pembelajaran adalah analisa pengalaman (experiential learning).
4) Pembelajaran orang dewasa mempunyai kebutuhan yang mendalam untuk mengarahkan
diri sendiri (self directed learning), sehingga peran guru sebagai instruktur.
5) Perbedaan diantara pembelajar orang dewasa semakin meningkat dengan bertambahnya
usia, oleh karena itu pendidikan orang dewasa harus memberi pilihan dalam hal perbedaan
gaya belajar, waktu, tempat dan kecepatan belajar.
Carl R Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran yaitu “ Student-Centered Learning”
yang intinya yaitu :
1) kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya.
2) Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat
memperkuat/menumbuhkan “self”nya
3) Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah tekanan
4) Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan
terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir
Peserta didik orang dewasa menurut konsep pendidikan adalah :
1) meraka yang berperilaku sebagai orang dewasa, yaitu orang yang melaksanakan peran
sebagai orang dewasa
2) meraka yang mempunyai konsep diri sebagai orang dewasa
Andragogi mulai digunakan di Netherlands oleh professor T.T Ten have pada tahun 1954 dan
pada tahun 1959 ia menerbitkan garis-garis besar “Science of Andragogy”
Model andragogi mempunyai konsep bahwa : kebutuhan untuk tahu (The need to know),
konsep diri pembelajar ( the learner’s concept),peran pengalaman pembelajar (the role of the
leaner’s experience), kesiapan belajar ( readiness to learn), orientasi belajar (orientation of
learning) dan motivasi lebih banyak ditentukan dari dalam diri si pembelajar itu sendiri.
Didalam pembelajaran orang dewasa tidak sepenuhnya harus menggunakan model andragogi,
tetapi bisa digabung model pedagogi. Jika pembelajarnya belum mengetahui atau sangat
asing dengan materi yang disampaikan tentunya kita bisa menggunakan model pedagogi pada
awal-awal pertemuan untuk mengkonstruksi pengalaman dengan pengetahuan yang baru
didapatkan, selanjutnya bisa digunakan model andragogi sebagai penguatan dan
pengembangan.

Teori 01 01
Belajar 00 00
Sosial 09 09
00 00
00 00
03 03
a9 af
04 04
00 00
00 00
00 00
00 00
62 64
03 03
00 00
00 00
00 00
00 00
62 64
03 03
00 00
00 00
26 26
06 06
0f 0f
00 00
ba be
06 06
57 57
4d 4d
46 46
43 43
01 01
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
01 01
00 00
08 bc
b5 2f
00 00
00 00
00 00
00 00
01 01
00 00
00 00
00 00
98 9c
06 06
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
98 9c
06 06
00 00
00 00
01 01
00 00
00 00
00 00
6c 6c
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
14 14
00 00
00 00
00 00
14 14
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
0c 0c
02 02
00 00
00 00
0c 0c
02 02
00 00
00 00
20 20
45 45
4d 4d
46 46
00 00
00 00
01 01
00 00
98 9c
06 06
00 00
00 00
0f 0f
00 00
00 00
00 00
01 01
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
05 05
00 00
00 00
20 20
03 03
00 00
00 00
40 40
01 01
00 00
00 00
c8 c8
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
e2 e2
04 04
00 00
40 40
0d 0d
03 03
00 00
46 46
00 00
00 00
00 00
2c 2c
00 00
00 00
00 00
20 20
00 00
00 00
00 00
45 45
4d 4d
46 46
2b 2b
01 01
40 40
01 01
00 00
1c 1c
00 00
00 00
00 00
10 10
00 00
00 00
00 00
02 02
10 10
c0 c0
db db
01 01
00 00
00 00
00 00
60 60
00 00
00 00
00 00
60 60
00 00
00 00
00 00
46 46
00 00
00 00
00 00
7c 78
02 02
00 00
00 00
70 6c
02 02
00 00
00 00
45 45
4d 4d
46 46
2b 2b
22 22
40 40
04 04
00 00
0c 0c
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
1e 1e
40 40
09 09
00 00
0c 0c
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
24 24
40 40
01 01
00 00
0c 0c
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
30 30
40 40
02 02
00 00
10 10
00 00
00 00
00 00
04 04
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
80 80
3f 3f
21 21
40 40
07 07
00 00
0c 0c
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
08 08
40 40
00 00
05 05
d4 d0
01 01
00 00
00 00
c8 c4
01 01
00 00
00 00
02 02
10 10
c0 c0
db db
01 01
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
01 01
00 00
00 00
00 00
89 89
50 50
4e 4e
47 47
0d 0d
0a 0a
1a 1a
0a 0a
00 00
00 00
00 00
0d 0d
49 49
48 48
44 44
52 52
00 00
00 00
00 00
10 10
00 00
00 00
00 00
10 10
08 08
03 03
00 00
00 00
00 00
28 28
2d 2d
0f 0f
53 53
00 00
00 00
00 00
2c 2c
74 74
45 45
58 58
74 74
43 43
72 72
65 65
61 61
74 74
69 69
6f 6f
6e 6e
20 20
54 54
69 69
6d 6d
65 65
00 00
46 46
72 72
69 69
20 20
32 32
33 33
20 20
4a 4a
75 75
6c 6c
20 20
32 32
30 30
30 30
34 34
20 20
32 32
31 31
3a 3a
30 30
32 35
3a 3a
35 34
31 34
20 20
2d 2d
30 30
30 30
30 30
30 30
dc a0
b1 ff4
79 df
b9 90
00 00
00 00
00 00
07 77
74 44
49 94
4d d4
45 50
07 7d
d4 40
07 71
17 71
14 40
03 60
0c 47
03 08
21 d2
53 f9
eb c0
00 00
00 00
00 00
09 97
70 04
48 85
59 97
73 30
00 00
00 00
0b b1
12 20
00 00
00 00
0b b1
12 20
01 1d
d2 2d
dd d7
7e ef
fc c0
00 00
00 00
00 00
04 46
67 74
41 14
4d d4
41 10
00 00
00 0b
b1 18
8f f0
0b bf
fc c6
61 10
05 50
00 00
00 00
00 04
42 85
50 04
4c c5
54 44
45 5ff
fff ffff
fff c6
ad c6
ad c6
ad 6b
84 6b
84 6b
84 5a
6b 5a
6b 5a
6b 9c
63 9c
63 9c
63 ad
fff ad
fff ad
de 73
de 73
de 73
ef b5
ef b5
ef b5
e7 63
e7 63
e7 63
a5 a5
a5 a5
a5 a5
c6 7b
c6 7b
c6 7b
bd ef
bd ef
bd ef
9c ce
9c ce
9c ce
b5 bd
b5 bd
b5 bd
8c f7f
8c 7f
8c 7e
d6 7e
d6 7e
d6 75
94 25
94 25
94 29
ce 49
ce 49
ce 4ff
f7f ffff
7f d6
77 d6
37 d6
37 de
34 de
24 de
24 4a
24 4a
a4 4a
a4 8c
a5 8c
da 8c
c9 39
f6 39
40 39
00 ed
00 31
00 fdf
17 80
45 00
24 00
e5 00
30 17
04 45
0e 24
6d e5
86 30
60 04
00 0e
00 6d
0a 86
64 60
94 00
44 00
15 09
47 e4
8d 94
a2 44
5c 15
e5 47
98 8d
2c a4
42 d8
00 f5
80 11
45 28
0d 33
c0 00
a8 84
41 42
0d 18
49 64
eb 41
9ff 44
55 c0
9b 33
a4 4b
cb dff
bf 4d
67 1b
21 1d
12 eb
11 74
69 bf
00 78
81 cc
d8 0e
6e ec
f4 02
8b dc
61 42
64 de
0e 52
b6 85
bd 47
a2 98
ee 07
25 cb
12 18
58 7f
e2 48
a8 cd
26 9a
e0 24
9c bd
3d 50
4f 73
36 c7
38 c3
bb cc
5e c4
68 fb
3d 69
77 a9
33 99
87 e4
8e 44
c0 6b
8a 18
f7 b8
e7 20
01 40
16 c7
fd dd
d4 2e
3d 05
18 85
e4 97
d4 0e
88 90
ae a5
21 89
5a 34
fff b3
e9 c3
74 39
99 9c
0e 57
e4 84
67 4a
ab 73
1d d6
6c ac
f6 5e
4b 49
e1 5c
5a 17
16 06
8e 1c
41 71
b4 fa
5c 7b
f6 29
06 b5
bf aa
6f 8e
ca 15
65 80
3d 79
13 2e
80 0e
73 54
a5 76
77 54
78 1a
14 9f
a0 19
2f 62
6d 9b
6e 57
21 03
62 23
b0 c4
10 29
9f bd
3e cf
21 c7
c1 9d
d4 6c
37 77
c8 f1
59 d0
83 ed
c5 55
be ae
ea 64
83 5a
16 8e
2d 7d
d8 be
e6 ca
c2 af
4d 42
0e 77
c5 f2
3e ad
d2 ee
a6 42
01 4b
17 a2
f8 a7
1e 19
a1 95
80 9a
07 56
30 86
2f bf
30 aa
ba 69
5b c9
64 f8
cc 83
fd 2f
35 c4
af 20
d0 08
25 7a
f4 df
70 2f
7e 0a
39 a6
70 00
19 00
09 00
e0 00
00 49
00 45
00 4e
04 44
94 ae
54 42
e4 60
4a 82
e4 08
26 40
08 01
20 08
00 24
00 00
84 00
00 00
10 18
82 00
40 00
00 00
00 02
01 10
80 c0
00 db
00 01
00 00
21 00
0c 00
0d 03
b0 00
10 00
00 00
00 00
00 00
30 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 1b
00 40
00 00
00 40
00 34
01 00
b4 00
00 00
04 28
03 00
40 00
00 00
00 01
02 00
80 00
00 00
00 02
00 00
10 00
00 00
00 00
00 00
20 00
00 bf
00 00
00 00
00 00
00 bf
0b 00
f0 00
00 80
00 41
0b 00
f0 00
00 80
08 41
04 03
10 00
00 00
08 00
04 00
10 00
30 00
00 00
00 15
00 00
00 00
00 00
00 00
01 00
50 15
00 00
00 21
00 00
00 00
01 00
50 08
02 00
10 00
00 00
00 62
00 00
80 00
00 00
00 0c
06 00
20 00
00 00
00 01
00 00
c0 00
00 00
00 15
00 00
10 00
00 00
00 0c
01 00
50 00
00 00
00 04
00 00
c0 00
00 00
00 15
00 00
40 00
00 00
00 0c
01 00
50 00
00 00
00 04
00 00
c0 00
00 00
00 46
00 00
40 00
00 00
00 14
04 00
60 00
00 00
00 08
01 00
40 00
00 00
00 54
00 4e
80 50
00 50
00 06
05 01
44 00
e5 00
05 51
00 00
60 00
10 00
00 c0
05 00
10 00
00 00
00 00
0c 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 14
00 00
00 00
00 00
00 14
01 00
40 00
00 00
00 00
01 00
40 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 10
00 00
00 00
00 00
00 10
01 00
00 00
00 00
00 50
01 00
00 00
00 00
00 30
05 00
00 00
00 00
00 80
03 00
00 00
00 00
00 40
08 00
00 00
00 00
00 00
04 00
00 00
00 00
00 86
00 00
00 ee
00 00
00 15
08 00
60 00
0e 00
e0 15
01 00
50 00
00 00
00 28
01 00
50 00
00 00
00 10
02 00
80 00
00 00
00 10
01 00
00 00
00 00
00 01
01 00
00 01
00 00
00 00
00 00
10 00
00 00
10 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 ffff
00 ff0
00 01
00 f0
00 00
0ff 00
fff 01
f0 f8
01 06
fff e0
00 51
00 fe
1ff 00
f6 00
e0 03
53 ff8
fff 00
00 00
00 3ff
7ff e0
f0 00
00 07
0ff fff
ff0 00
00 00
0ff 7ff
ff0 f0
00 00
0ff 0ff
ff0 ff0
00 00
0ff 0ff
ff0 ff0
00 00
0ff 0ff
ff0 ff0
00 00
07 0ff
ff7 fe
00 00
00 00
fff fff
50 e0
00 00
0ff 03
ff0 ffc
00 00
07 00
fe 0ff
70 c0
00 00
07 00
ffe 3f
00 80
00 00
1ff 00
c0 0f
00 80
01 00
ff8 05
00 10
00 00
51 00
00 0d
00 80
00 10
d0 00
01 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 01
00 40
00 00
14 00
00 01
00 40
00 00
14 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 01
00 00
00 00
10 00
00 01
00 00
00 00
10 00
00 05
00 00
00 00
50 00
00 08
00 80
00 00
80 00
00 0d
00 80
00 00
d0 00
00 00
00 00
00 10
00 00
01 00
00 00
00 00
00 00
00 0c
00 60
00 08
c6 80
00 01
88 50
00 00
15 00
00 01
00 50
00 00
15 00
00 02
00 80
00 00
28 00
00 01
00 00
00 00
10 00
00 01
00 00
00 00
10 00
00 00
00 10
00 00
01 80
00 00
08 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 01
00 80
00 00
16 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 0ff
00 ffff
00 00
fff c6
fff c6
00 c6
c6 00
c6 a5
c6 a5
00 a5
d6 00
d6 7b
d6 7b
00 7b
de 00
de 6b
de 6b
00 6b
ce 00
ce b5
ce b5
00 b5
b5 00
b5 9c
b5 9c
00 9c
bd 00
bd 8c
bd 8c
00 8c
f7f 00
7f ce
70 ce
0a ce
da 00
da ad
d0 ad
0e ad
fef 00
ef e7
00 e7
e7 e7
e7 00
e7 bd
00 bd
a5 bd
a5 00
a5 94
00 94
94 94
94 00
94 f7f
00 7f
63 70
63 0d
63 6d
00 6d
73 60
73 0d
73 ed
00 ed
84 e0
84 05
84 a5
00 a5
6b a0
6b 0e
6b fef
00 ef
9c 00
9c 73
9c 73
00 73
42 00
42 63
42 63
00 63
4a 00
4a 39
4a 39
00 39
8c 00
8c 4a
8c 4a
00 4a
01 00
01 52
01 52
09 52
10 00
11 01
11 01
11 01
11 02
0e 05
11 11
0e 07
11 02
11 01
11 01
10 01
01 01
01 01
01 01
10 01
01 01
01 01
04 01
04 01
0a 0a
0a 13
0a 06
0b 05
0b 14
0a 03
0a 01
11 01
01 01
01 01
0c 01
0e 01
0c 01
02 01
07 01
12 01
09 04
04 06
0a 12
0b 09
0b 0a
06 11
0b 05
11 0a
01 01
12 01
15 01
03 01
10 01
03 01
01 01
03 0c
0d 13
15 0e
06 12
04 09
04 0b
04 09
0b 07
11 17
0c 13
12 0a
0a 01
03 01
02 01
04 01
01 01
01 0d
0b 0a
06 01
0d 12
03 0f
0b 09
07 0f
0b 10
11 0c
09 04
04 17
05 13
05 0c
02 01
09 01
06 02
07 04
03 12
0d 01
06 01
0b 10
04 02
04 10
0b 10
0e 09
09 0f
02 0a
03 05
08 16
08 08
04 01
02 03
0c 03
0d 01
0e 01
06 01
0b 0e
04 02
02 0c
0b 03
0e 0f
06 02
05 0c
04 0a
09 08
02 15
08 02
01 08
0a 10
07 01
11 01
07 01
04 10
04 0d
03 13
04 13
0e 06
02 06
12 0c
0a 0c
02 08
10 14
0f 06
0c 0a
0a 01
0a 0e
15 0f
02 0c
04 07
03 0c
02 0f
04 06
11 0a
01 09
12 0f
01 0c
0b 11
02 03
10 07
13 09
14 0b
0d 09
07 09
0b 0b
03 01
01 01
02 0e
05 0f
11 03
07 10
04 0f
01 03
0a 14
0b 02
02 0d
0f 02
10 12
05 01
01 01
0a 01
04 01
01 01
06 01
01 10
11 0a
0d 10
01 0f
01 13
0a 0d
0b 01
0c 06
04 07
01 0a
01 09
08 0e
0b 01
04 01
07 01
09 01
06 0b
0e 02
01 10
04 02
08 11
08 02
05 01
0c 01
08 01
01 0c
01 07
08 0d
0a 02
01 0e
01 01
07 01
06 01
09 09
01 0f
02 0d
06 08
06 01
09 01
03 01
01 01
01 01
01 01
0a 02
0b 07
03 08
08 0a
02 0b
02 01
01 0b
01 09
01 05
01 0c
07 01
04 01
01 01
01 01
01 01
01 01
08 01
04 01
05 02
07 07
07 08
01 03
01 09
01 08
01 08
01 01
02 01
03 01
04 01
04 01
03 01
04 01
03 01
05 01
06 01
07 01
01 02
01 03
01 04
46 05
00 06
00 01
00 01
14 01
00 46
00 00
00 00
08 00
00 14
00 00
00 00
54 00
4e 08
50 00
50 00
07 00
01 54
00 4e
00 50
4c 50
00 07
00 01
00 00
64 00
00 4c
00 00
00 00
00 00
00 64
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
14 00
00 00
00 00
00 00
14 00
00 14
00 00
00 00
00 00
00 14
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
15 00
00 00
00 00
00 00
15 00
00 15
00 00
00 00
29 00
00 15
aa 00
00 00
00 00
00 29
00 00
00 aa
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
80 00
3f 00
00 00
00 00
00 00
00 80
00 3f
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
80 00
3f 00
00 00
00 00
00 00
00 80
00 3f
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
22 00
00 00
00 00
00 00
0c 00
00 22
00 00
00 00
fff 00
fff 0c
ff4 00
60 00
00 00
00 ffff
01 ffff
c0 46
00 00
00 00
01 00
00 1c
00 00
00 00
04 00
54 10
d4 00
62 00
b0 00
24 45
00 4d
00 46
00 2b
c0 02
00 40
00 00
00 00
00 0c
00 00
00 00
00 00
e0 00
00 00
00 00
01 00
40 0e
00 00
00 00
00 00
00 14
00 00
00 00
01 00
00 00
00 00
00 00
01 00
40 10
00 00
00 00
00 00
40 14
00 00
00 00
00 00
30 04
10 00
80 00
00 00
50 03
00 01
00 08
00 00
b0 05
20 00
00 00
00 00
00 0b
00 02
50 00
00 00
00 00
00 00
c0 05
21 00
50 00
01 00
50 0c
00 02
30 15
00 00
00 15
01 00
e0 03
00 00
40 00
00 00
00 1e
00 00
70 04
10 00
40 00
00 00
40 07
00 01
00 04
00 00
70 04
10 00
40 00
04 00
50 07
00 01
00 04
04 00
10 45
b8 00
60 00
0e 00
e0 41
01 0b
00 86
01 00
00 ee
00 00
00 10
00 00
00 10
01 00
50 00
01 00
50 00
00 00
00 15
00 00
00 15
02 00
80 00
00 00
00 00
01 00
00 28
00 00
00 00
01 00
00 10
00 00
00 00
00 00
10 10
00 00
10 00
00 00
00 01
00 00
00 01
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
0ff 00
fff 00
f0 00
01 00
fff 00
00 ffff
00 ff0
1ff 01
f6 f0
e0 00
53 00
fff 01
00 f8
00 06
7ff e0
f0 51
00 fe
0ff 00
ff0 00
00 03
0ff ff8
ff0 00
00 00
0ff 3ff
ff0 e0
00 00
0ff 07
ff0 fff
00 00
0ff 00
ff0 7ff
00 f0
07 00
ff7 0ff
00 ff0
00 00
fff 0ff
50 ff0
00 00
0ff 0ff
ff0 ff0
00 00
07 0ff
fe fe
70 00
00 00
07 fff
ffe e0
00 00
00 03
1ff ffc
c0 00
00 00
01 0ff
ff8 c0
00 00
00 00
cd 3f
00 80
00 00
00 00
41 0f
0b 80
c6 00
00 0d
88 10
00 00
10 00
00 04
10 10
00 bc
00 60
00 08
00 80
00 01
15 00
00 01
15 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 01
28 50
00 01
00 50
00 00
10 00
00 00
00 00
00 02
10 80
00 00
00 00
00 01
01 00
00 00
08 00
00 01
00 00
00 00
00 00
00 00
00 10
00 00
00 80
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
16 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
00 01
00 80
00 00
00 00
00 00
fff 00
fff 00
00 00
c6 00
c6 00
c6 00
00 00
d6 0ff
d6 ffff
d6 00
00 c6
de c6
de c6
de 00
00 a5
ce a5
ce a5
ce 00
00 7b
b5 7b
b5 7b
b5 00
00 6b
bd 6b
bd 6b
bd 00
00 b5
f7f b5
7f b5
70 00
0a 9c
da 9c
da 9c
d0 00
0e 8c
fef 8c
ef 8c
00 00
e7 ce
e7 ce
e7 ce
00 00
a5 ad
a5 ad
a5 ad
00 00
94 e7
94 e7
94 e7
00 00
63 bd
63 bd
63 bd
00 00
73 94
73 94
73 94
00 00
84 f7f
84 7f
84 70
00 0d
6b 6d
6b 6d
6b 60
00 0d
9c ed
9c ed
9c e0
00 05
42 a5
42 a5
42 a0
00 0e
4a fef
4a ef
4a 00
00 73
8c 73
8c 73
8c 00
00 63
01 63
01 63
01 00
09 39
10 39
11 39
11 00
11 4a
11 4a
0e 4a
11 00
0e 52
11 52
11 52
11 00
10 01
01 01
01 01
01 02
10 05
01 11
01 07
04 02
04 01
0a 01
0a 01
0a 01
0b 01
0b 01
0a 01
0a 01
11 01
01 01
01 01
0c 0a
0e 13
0c 06
02 05
07 14
12 03
09 01
04 01
0a 01
0b 01
0b 01
06 01
0b 01
11 01
01 01
12 01
15 04
03 06
10 12
03 09
01 0a
03 11
0d 05
15 0a
06 01
04 01
04 01
04 01
0b 01
11 01
0c 01
12 0c
0a 13
03 0e
02 12
04 09
01 0b
01 09
0b 07
06 17
0d 13
03 0a
0b 01
07 01
0b 01
11 01
09 01
04 0d
05 0a
05 01
02 12
09 0f
06 09
07 0f
03 10
0d 0c
06 04
0b 17
04 13
04 0c
0b 01
0e 01
09 02
02 04
03 12
08 01
08 01
04 10
02 02
0c 10
0d 10
0e 09
06 0f
0b 0a
04 05
02 16
0b 08
0e 01
06 03
05 03
04 01
09 01
02 01
08 0e
01 02
0a 0c
07 03
11 0f
07 02
04 0c
04 0a
03 08
04 15
0e 02
02 08
12 10
0a 01
02 01
10 01
0f 10
0c 0d
0a 13
0a 13
15 06
02 06
04 0c
03 0c
02 08
04 14
11 06
01 0a
12 01
01 0e
0b 0f
02 0c
10 07
13 0c
14 0f
0d 06
07 0a
0b 09
03 0f
01 0c
02 11
05 03
11 07
07 09
04 0b
01 09
0a 09
0b 0b
02 01
0f 01
10 0e
05 0f
01 03
0a 10
04 0f
01 03
06 14
01 02
11 0d
0d 02
01 12
01 01
0a 01
0b 01
0c 01
04 01
01 01
01 10
08 0a
0b 10
04 0f
07 13
09 0d
06 01
0e 06
01 07
04 0a
08 09
08 0e
05 01
0c 01
08 01
01 01
01 0b
08 02
0a 10
01 02
01 11
07 02
06 01
09 01
01 01
02 0c
06 07
06 0d
09 02
03 0e
01 01
01 01
01 01
0a 09
0b 0f
03 0d
08 08
02 01
02 01
01 01
01 01
01 01
01 01
07 02
04 07
01 08
01 0a
01 0b
01 01
08 0b
04 09
05 05
07 0c
07 01
01 01
01 01
01 01
01 01
01 01
02 01
03 01
04 02
04 07
03 08
04 03
03 09
05 08
06 08
07 01
01 01
01 01
01 01
0c 01
00 01
00 01
00 01
40 01
09 01
29 01
00 02
aa 03
00 04
00 05
00 06
00 01
00 01
00 01
00 0c
15 00
00 00
15 00
00 40
00 09
00 29
00 00
00 aa
04 00
00 00
00 00
00 00
27 00
01 00
fff 00
f0 15
30 00
00 15
00 00
00 00
00
00
00
04
00
00
00
00 27
0 01
ffff
03
00
00
00
00
00

Ditulis oleh Arie Asnaldi

Wednesday, 16 April 2008

1. Perinsip Belajar

Lingkungan sosial menyediakan bermacam-macam kesempatan untuk


memperoleh ketrampilan dan kecakapan dengan jalan mengamati pola-pola
tingkah laku beserta akibat-akibatnya atau konsekuensi-konsekuensinya.

Asumsi pernyataan ini ada tiga macam :

Hakekat proses belajar

Hubungan antara individu dengan lingkungan

Hasil belajar

Hakekat proses balajar

Teori belajar sosial mulai dengan menganalisis dddddua hal :

1. Teori behavioristik

2. Teori tentang sosialisasi anak

1) Teori Behaforistik

Teori ini memandang belajar itu sebagai hubungan antara stimulus


dan respon. Menurut Bandura teori ini mengandung tiga kelemahan :
a) Penelitiannya terbatas dalam situasi laboratoriumsehingga tidak dapat
menjelaskan dengan baik tentang belajar dalam situasi alami, yang
diteliti hanyalah peniruan individu terhadap serangkaian respons
tertentu tanpa memperdulikan ubahan-ubhan sosial yang ada.

b) Teori ini tidak mampumenjelaskan denagn baik tentang diperolehnya


respon-respons baru. Dalam situasi alami, oarng berbuat lebih banyak
daripada hanya sekedar meniru tingkah laku yang diamatinya.

c) Teori ini hanya menangani belajar langsung, yaitu oarang melakukan


sesuatu dan mengalami akibat-akibatnya.

2). Teori tentang Sosialisasi anak

Teori behasioristik hanya terbatas pada hubungan S – R (stimulus –


Respons) saja.sedangkan teori belajar sosial beranggapan bahwa
hubungan antarpribadi antara anak denagnorang dewasa menyebabkan
anak mniru atau menyerap perilaku-perilaku sosial.melalui interaksi sosial
anak melakukan identifikasi dengan orang tuanya, dengan kekuasaan,
denganperasaan iri dan sebagainya.

Hubungan Antara Individu dengan Lingkungan

Menurut teori belajar sosial ,tingkah laku dan lingkungan itu dapat
dimodifikasikan; keduanya tidak dapat disebut sebagai penentu utama
perubahan tingkah laku .jadi, menurut Bandura ada hubungan tiga arah
yang saling mengunci: tingkah laku, ligkungan dan peristiwa-peristiwa
batiniah yang mempengaruhi persepsi dan tindakan.

Hubungan antara lingkungan, tingkah laku dan peristiwa-peristiwa


batiniah itu sering kali bersifat kompleks. Pada gilirannya ,konsepsi diri
sendiri atau seseorang dipengaruhi oleh tingkah luka atau perilaju yang
serupa sehingga prasangka-prasangka tersebut mengalami perubuha atau
sebaliknya

Hubungan antara tiga factor tersebut adalah reciprocal diterminism,


atau diterminisme timbal balik. Istilah determinisme disini tidak berarti
bahwa individu itu ditentukan oleh ‘sebab’ yang sudah ada sebelumnya,
tetapi bahwa akibat-akibat yang timbul disebabkan oleh peristiwa yang
teerjadi.

Hasil Belajar

Hubungan tiga arah antara factor tersebut menegaskan bahwa prose


kognitif dan factor priubadi lainnya mempengaruhi. Di dalam teori belkajar
sosial, belajar dan perforemanc (tingkah laku) itu dibedakan. Seseorang
memperoleh kesan-kesan simbolik dari tingkah laku. Kesan-kesan simbolik
yang diperoleh seseorang disimpan dalam bentuk kode fungsinya adalah
memberikan petunjuk dan bimbingan dalam bartingkah laku di waktu
waktu yang akan datang.

Kode-kode tingkah lakuyang diperoleh dari pengamatan itu adalah


kode-kode simbolik yang dinamakan system representasional. Sistem ini
ada dua macam:visual dan verbal. Termasuk didalam system visual adalah
gambar-gambar yang amat jelas dari sytimuli fisik yang sudah tidak ada
seperti aktifitas -aktifitas, tenpat-tempat dan benda-benda. Sedangkan
sedangkan yang termasuk didalam system verbal ialah peristiwa-peristiwa
(seperti prosedur menyusun kalimat), symbol-simbol bahasa, angka-angka,
notasi musik dan sebagainya .

2. Komponen Belajar

Dalam situasi alami orang belajar tingkah laku-tingkah laku baru dengan
jalan mengamati model model tingkah laku orang lain dan melalui efek-efek
perbuatannya sendiri.proses kognitif menyerap informasi dari bermacam-
macam tingkah laku yang diamati.informasi ini kemudian disimpan dalam
ingatan yang mungkin kemudian akan diujudkan dalam tingkah laku.
Sehubungan dengan itukomponen belajar daapat di bedakan menjadi tiga
macam, yaitu :model tingkah laku, akibat-akibat tingkah laku dan proses
kognitif.

a. Model Tingkah Laku

Peranan utama model tingkah laku adalah memindahkan informasi


kepada pengamat. Peranan ini dapat dirinci menjadi tiga macam, yaitu :
1. Sebagai contoh untuk ditiru

2. Mnguatkan atau melemahkan ketahanan pengamat terhadap


dilakukannya tingkah laku tertentu.

3. memindahkan pola-pola tingkah laku baru

Sebagai stimulus, model tingkah laku dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu :

1) Model hidup,termasuk disini anggota –anggota keluarga, handai tolan,


teman sekerja dan sebagainya dengan siapa seseorang mempunyai
hubungan langsung. dalam kehidupan sehari-hari seseorang
memperoleh informasi dari hubungansosial ini.

2) Model simbolik, model simbolik adalah gambaran tingkah laku dalam


pikiran.dalam kehidupan modern ini media massa merupakan sumber
model-model tingkah laku.

3) Deskripsi verbal, deskripsi verbal adalah model yang bukan berupa


tingkah laku, tetapi berujud intruksi-intruksi, misalkan serangkaian
instruksi untuk merakit peralatan.

b. Akibat-akibat atau konsekuensi-konsekuensi tingkah laku.

Konsekuensi tingkah laku juga merupakan unsur yang penting


dalam teori belajar sosial, yang menyangkut tiga macam reinforcement,
yaitu :

a) Direc reinforcement, yaitu suatu tipekonsekuensi.peristiwa yang dapt


menguatkan tingkah laku baik menyenangkan atau tida
menyenangkan.misalkan dengan memberikan hadiah kepada seorang
anak yang mendapatkan nilai baik.

b) Vicarious reinforcement, yaitu konsekuensi yang terkait dengan


tingkah laku orang lain yamh diamati.

c) Self-reinforcement, yaitu konsekuensi yang berhubungan dengan


standar tingkah laku pribdai.
Vicarios Reinforcement

a. Suatu model di beri hadiah agar terujud dalam tingkah laku


seseorang.

b. Perilaku orang yang mengamati meningkat frekuensinya.

Sebagai contoh ialah anak yang melihat temannya berkelahi, karena


perbuatan berkelahi itu dipuji oleh teman-taman sekelasnya hal itu
merupakan reinforcement yang mengarah dilakukannya perbuatan
berkelahi di waktu-waktu yang lain.

Selain itu Vicarious reinforcement, juga berfungsi membangkitkan


respons-respons yang bersifat emosional. yang nantinya akan
membangkitkan rasa puas, bangga, agung dan sebagainya.

Self reinforcement, self reinforcemen ia harus secara sadar


diusahakan sendiri oleh seseorang.self reinforcement memiliki tiga unsur :

1. Standar tingkah laku buatan sendiri

2. Kajian-kajian yang memberikan reinforcement dibawah pengendalian


sendiri

3. Seseorang sebagai pelaku reinforcement sendiri.

Pada umumnya orang membuat standar tingkah laku bagi dirinya


sendiri dan cenderung mrespon s terhadap tingkah lakunya sendiri dengan
cara-cara yang menyenangkan kalau tingkah lakunya sesuai atau
melampaui standar tersebut.sebaliknya dia akan merespon dengan car
mengkritik diri sendiri kalau tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar.

c. Proses Kognitif

Dalam teori belajar sosial, proses kognitif memegang peranan


penting. Kemampuan seseorang untuk membuat kode, menyimpan
pengalaman-pengalaman dalam bentuk lambang yang membayangakn
konsekuensi-konsekuensi yang bakal terjadi penting sekali untuk
memperoleh dan mengubah tingkah laku.
Pemrosesan kognitif terhadap peristiwa–peristiwa yang mungkin
terjadi menjembatani jurang antara tingkah laku dan ahsil tingkah laku.
Proses kognitif memiliki empat macam komponen, yaitu : perhatian,
retansi, produksi motorik dan motivasi. Perhatia dan retansi mengatur
diperolehnya perbuatan-perbuatan yang diamati.berikutnya perbuatan-
perbuatan tersebut diatur oleh mekanisme produksi motorik dan motivasi.

1) Perhatian

Menurut Bandura, perhatian itu penting karena tingkahlaku-


tinkahlaku yang baru tidak dapat diperoleh kecuali kalau diperhatikan
dan di persepsi secara tepat.perhatian ini dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain karakteristikmodel,karakteristik dan nialai fungsional tingkah
laku yang diamati ditentukan oleh reinforcement dari tinkah laku.
Tingkah laku yang mempengaruhi perhatian ialah kompleksitas dan
relefansi.

Relevansi menunjuk pada arti dan pentingnya tingkah laku yang


diamati bagi orang yang mengamatinya. Di antara karakteristik orang
yang mengamati ysng mempengaruhi perhatian adalah persepsi
ketrampilan mengamati, taraf terbangkitnya emosi,perilaku yang
lampau dan kemampuan indrawi. Tarafterbangkitnya emosi dan
persepsi mempengaruhi dipilihnya hal-hal yang akan diamat, sedangkan
ketrampilan mengamati mempengaruhi ketepatan pemrosesan.

2). Retansi

Retansi berkaitan dengan pengkodean tingkah laku menjadi kode


fisual atau kode verbal dan penyimpanannya di dalam ingatan.
pentingnya proses ini adalah bahwa orang yangbelajar tidak dapat
memperoleh manfaat dari tingkahlaku-tingkah laku yang diamatinya
terkecuali kalau tingkah laku itu dikode dan disimpan di dalam ingatan
untuk kelak digunakan pada waktu yang lain.

Satu proses retansi yang penting ialahlatiahn atau praktak yang


diulang –ulang.proses retansi juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan
seseorang.

3). Produksi Motorik


Setelah memperoleh kode simbolik,dilakukannya tingkahlaku-
tingkahlaku yang diperoleh itu bergantung pada produksi motorik dan
motivasi seseorang.produksi motorik ialah memilih dan menyusun
rspons-respons pada taraf kognitif, diikuti dengan tindak perbuatan.

4. Motivasi

Ada tiga hal yang berfungsi sebagai motivator yaitu direc


reinforcement, vicarios reinforcement, dan self reinforcement.

Aplikasi Teori Belajar Sosial


Aplikasi ini menyangkut tiga hal : karakteristik siswa ,proses kognitif dan
pengajaran,dan konteks sosial bagi belajar
1. Karakteristik siswa

Para siswa berbeda-beda dalam kemampuan mereka mengabstraksi,


mengodekasikan mformasi, mengingat dan melakukan perbuatan yang
dilakukannya. Disamping itu mereka juga berbeda dalam kemampuan
menerima model. Kemampuan menerima sesuatu model tertentu berbeda
– beda karena :

a) Nilai model tersebuttudak sama baginya

b) Derajat similaritas antara model tersebut dengan setatus dan situasi


yang mengamatinya juga berlainan

2. Proses kognitif dan pengajaran

Mengembangkan keterampilan belajar–caranya–belajar dan mengajar kan

pemecahan masalah adalah isu-isu yang penting bagi pendidikan

3. Kontek sosial

Mengamati bermacam-macam model dan reinforment yang di berikan

oleh teman sebaya dan oleh pihak lain ,kesemuanay berpengaruh penting

dalam belajar
Contoh : dalam kerja kelompok ,siswa –siswa yang berprestasi baik hendaknya
dipasangkan dengan siswayang prestasinya kurang . Maka.dsalam proses kerja
keloimpok antara siswa tersebut akan terjadisaling tanya jawab.

Teori-Teori Belajar
Tanggal: 04 Oktober 2008
oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd.
Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber
dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori
belajar, yaitu: (A) teori behaviorisme; (B) teori belajar kognitif menurut Piaget; (C) teori
pemrosesan informasi dari Gagne, dan (D) teori belajar gestalt.
A. Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam
suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya:
Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan,
maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak
memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang
terjadi antara Stimulus- Respons.
Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan
organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit),
dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin
bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau
tidak dilatih.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya :
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung
merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui
proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku
tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah
sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam
operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang
ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang
meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja
diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
4. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar
yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan
penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata
refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai
hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar
belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan
moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini
juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan
punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu
dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik
ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie
dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the
treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak
serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan
dorongan.
B. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran
konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai
rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan
perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi
empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4)
formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan
individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa
asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the
environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan
akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of
assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman
sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif,
mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-
baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
C. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2)
pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7)
perlakuan dan (8) umpan balik.
D. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau
konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler,
ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa
setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang.
Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya
membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar,
maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun
ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan
dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada
dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk
tertentu.
Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya
bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan
yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola
obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku
“Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau
keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan
dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola
adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna
dibanding dengan perilaku “Molecular”.
Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan
geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan
yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang
nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah.
(lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang
penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).
Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian
peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya,
adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan
sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti
gunung atau binatang tertentu.
Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses
yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan
merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap
rangsangan yang diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam
perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan
tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau
peristiwa.
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang
terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas
makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini
sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi
masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta
didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku
bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya
dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif
jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru
hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta
didik dalam memahami tujuannya.
Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya
memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran
tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan
jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk
kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.
Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam
pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi).
Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip
pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan
dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya
dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi
yang diajarkannya.

Minggu, 2008 April 13


Teori Belajar Behavioristik

1. Edward Lee Thorndike (1874 - 1949)

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-


asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon
(R).

Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi


tanda untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat.

Respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya


perangsang.

Eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box)


diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons,
perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui
usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan
(error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error
learning atau selecting and connecting lerning” dan berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh
Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori
asosiasi.

Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus


dan respon ini mengikuti hukum-hukum berikut:

1. Hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme


memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah
laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat.

2. Hukum latihan (law of exercise), yaitu semakin sering suatu tingkah laku
diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

3. Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung


diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika
akibatnya tidak memuaskan.

Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai


berikut:

a. Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response). Hukum ini mengatakan


bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan
adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Hukum Sikap (Set/Attitude). Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar


seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon
saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik
kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.

c. Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element), Hukum ini


mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon
hanya pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap
keseluruhan situasi (respon selektif).

d. Hukum Respon by Analogy. Hukum ini mengatakan bahwa individu dapat


melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu
sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami
dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau
perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak
unsur yang sama/identik, maka transfer akan makin mudah.

e. Hukum perpindahan asosiasi (Associative Shifting). Hukum ini mengatakan


bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum
dikenal dilakukan secara tertahap dengan cara menambahkan sedikit demi
sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.

Thorndike mengemukakan revisi hukum belajar antara lain:

1. Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan, saja tidak


cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon, sebaliknya tanpa
pengulanganpun hubungan stimulus respon belum tentu diperlemah.

2. Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat


positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman
tidak berakibat apa-apa.

3. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi


adanya saling sesuai antara stimulus dan respon.

4. Akibat suatu perbuatan dapat menular (spread of effect) baik pada bidang
lain maupun pada individu lain.

2. Ivan Petrovich Pavlov (1849 - 1936)

Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah


proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, di
mana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat
secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

Urutan kejadian melalui percobaan terhadap anjing:

1. US (unconditioned stimulus) = stimulus asli atau netral: Stimulus tidak


dikondisikan yaitu stimulus yang langsung menimbulkan respon, misalnya
daging dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur.

2. UR (unconditioned respons): disebut perilaku responden (respondent


behavior) respon tak bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya
US, yaitu air liur anjing keluar karen anjing melihat daging.

3. CS (conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak


dapat langsung menimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon
perlu dipasangkan dengan US secara terus-menerus agar menimbulkan
respon. Misalnya bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan air liur
jika selalu dipasangkan dengan daging.

4. CR (conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul


dengan hadirnya CS, Misalnya: air liur anjing keluar karena anjing
mendengar bel.

Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasan dapat


diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami (UCS = Unconditional
Stimulus = Stimulus yang tidak dikondisikan) dapat digantikan oleh bunyi
lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan (CS = Conditional Stimulus =
Stimulus yang dikondisikan). Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing
keluar sebagai respon yang dikondisikan. Dengan menerapkan strategi Pavlov
ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami
dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.

3. Burrhus Frederic Skinner (1904 - 1990)

Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk


memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan proses
penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang
diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.

Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses


penguatan perilaku operasn (penguatan positif atau negatif) yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang
sesuai dengan keinginan.

Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan


bebas Skinner membuat eksperiment sebagai berikut: dalam laboratorium.
Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut
”Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu
tombol, alat pembeli makanan, penampung makanan, lampu yang dapat
diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.

Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk


mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari
box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal
diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang
ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.

Unrus terpenting dalam belanja adalah penguatan (reinforcement).


Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus
respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan
ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah
laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku
berkurang atau menghilang.

Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado,


makanan, dan lain-lain), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk
menyetujuim bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan
(nilai A, juara 1 dan sebagainya).

Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda / tidak memberi


penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dan lain-lain).

Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah


dibetulkan, jika benar diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Untuk ini


lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah
diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.

7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori, Skinner adalah


penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendiskripsikan siswa
menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri
konsekuensi dari perbuatannya misalnya anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verba
maupun fisik seperti : kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru
berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi di dalam


situasi pendidikan seperti penggunaan rangking juara di kelas yang
mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap
anak diberi penguatan sesuai dengan kemampun yang diperlihatkan sehingga
dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang
ditunjukkan para siswa; misalnya: penghargaan di bidang bahasa,
matematika, fisika, menyanyi, menari, atau olahraga.

4. Robert Gagne (1916 - 2002)

Teori instruksional Gagne adalah ”9 kondisi Instruksional” yaitu:

1. Gaining atlention = Mendapatkan perhatian

2. Inform leaner of objectives = Menginformasikan siswa mengenai tujuan


yang akan dicapai.

3. Stimulate recall of prerequisite learning = Stimulus kemampuan dasar


siswa untuk persiapan belajar.

4. Present new material = Penyajian materi baru.

5. Provide guidance = Menyediakan materi baru.

6. Elicit performance = Memunculkan tindakan.

7. Provide feedback about correctness = Siap memberikan umpan balik


langsung terhadap hasil yang baik.

8. Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan.

9. Echance retention and recall = Meningkatkan proses penyimpanan memori


dan mengingat.

Gagne disebut sebagai modern neobehaviourists – mendorong guru


untuk merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya
belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi
pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hirarki ketrampilan
intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan.
Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana (belajar signal) dilanjutkan
pada yang lebih kompleks (Belajar S-R, rangkaian S-R, asosiasi verbal,
diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi
(belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut
tetap mengacu pada asosiasi stimulus – respon.

5. Albert Bandura (1925 – masih hidup sampai sekarang)

Teori belajar sosial Bandura menunjukkan pentingya proses mengamati


dan meniru perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain. Teori ini menjelaskan
perilaku manusia dalam, konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:

1. Perhatian (atensi), mencakup peristiwa peniruan (adanya kejelasan,


keterlibatan perasaan, tingkat kerumitan, kelaziman, nilai fungsi) dan
karakteristik pengamat (kemampuan indra, minat, persepsi, penguatan
sebelumnya).

2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean


simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol, pengulangan
motorik.

3. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,


keakuratan umpan balik.

4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri


sendiri.
Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan
mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara


mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik
kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara
mengkodekan perilaku yang ditiru ke dalam kata-kata, tanda atau gambar
daripada hanya observasi sederhana (hanya melihat saja). Sebagai contoh:
belajar gerakan tari dari instruktur membutuhkan pengamatan dari
berbagai sudut yang dibantu cermin dan langsung ditirukan oleh siswa
pada saat itu juga. Kemudian proses meniru akan lebih terbantu jika
gerakan tari juga didukung dengan penayangan video, gambar atau
intruksi yang ditulis dalam buku.

2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.

3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan,
tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang
bermanfaat.

Karena melibatkan atensi, ingatan dan motivasi, teori Bandura dilihat


dalam kerangka teori behavior-kognitif. Teori belajar sosial membantu
memahami terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan
bagaimana memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku
pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.
Sebagai contoh: penerapan teori belajar sosial dalam iklan televisi. Iklan selalu
menampilkan bintang-bintang yang populer dan disukai masyarakat, hal ini
untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya mempunyai kulit
seperti para ”bintang” atau minum obat masuk anginnya ”orang pintar”.

Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori-teori behavioristik


adalah ciri-ciri kuat mendasarinya yaitu:

a. Mementingkan pengaruh lingkungan.

b. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).


c. Mementingkan peranan reaksi.

d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur


stimulus respon.

e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.

f. Mementingkan pembentukan kebiasan melalui latihan dan pengulangan.

g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme

1. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang


diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.

2. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada
yang kompleks.

3. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai


dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.

4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan
jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.

5. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat


menjadi kebiasaan.

6. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan


yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-
unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, rafleks, daya tahan dan
sebagainya contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari,
menggunakan komputer, berenang, olahragam dan sebagainya. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
seperti diberi permen atau pujian.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristi

1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning),


bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati
dan diukur.

2. Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak


menyenangkan bagi siswa sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari murid.

3. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi
oleh penguatan yang diberikan guru.

4. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan


menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang
efektif.

5. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh begavioristik


justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar-
behavioristik.html

You might also like