Professional Documents
Culture Documents
PENGAWET ALAMI
MAKALAH
Oleh
MAKALAH
Oleh
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kandungan bahan pengawet dalam produk pangan menjadi isu yang
meresahkan konsumen akhir-akhir ini. Penggunaan bahan pengawet berbahaya
dalam pengolahan pangan dan hasil pertanian sudah menjadi rahasia umum dan
semakin marak. Konsumen merupakan pihak yang paling dirugikan dalam kasus
ini. Efek yang disebabkan oleh pengkomsumsian bahan pengawet berbahaya
sangat merusak kesehatan. Berdasarkan Permenkes No. 722/88, terdapat dua
puluh lima jenis pengawet yang diizinkan penggunaannya dalam pengolahan
produk pangan. Meskipun temasuk kategori aman, penggunaan bahan pengawet
tersebut harus sesuai dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan.
Namun, ada juga oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan
bahan pengawet yang berbahaya bahkan dilarang pemakaiannya dalam produk
pangan.
Pemakaian bahan pengawet yang diperbolehkan tidak hanya yang terdapat
pada Permenkes di atas. Pemakaian pengawet dengan bahan alami telah dilakukan
sejak ratusan tahun yang lalu. Penggaraman, penggulaan, pengasapan dan
pengeringan merupakan teknik yang dilakukan oleh nenek moyang untuk
mengawetkan makanan mereka. Cara lain adalah dengan menggunakan bagian-
bagian tanaman tertentu yang mempunyai sifat antimikroba dan antioksidan.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Salah satunya
adalah kekayaan rempah-rempah. Lengkuas merupakan tanaman yang sering
digunakan sebagai bumbu masak karena dapat menimbulkan rasa spicy, gurih,
pengembali rasa bahan yang hilang saat proses pengolahan sekaligus penyedap
masakan. Manfaat lain tanaman yang berasal dari India ini adalah sebagai bahan
ramuan tradisional dan penyembuh berbagai penyakit khususnya penyakit yang
disebabkan oleh jamur kulit. Di luar dua manfaat tersebut, lengkuas ternyata juga
punya peran dalam memperpanjang daya simpan atau mengawetkan makanan
karena sifatnya yang antimikroba.
Potensi lengkuas sebagai bahan pengawet sangatlah besar. Dengan bahan
utama minyak atsiri yang diekstrak dari rimpang lengkuas yang mempunyai sifat
antioksidan dam antimikroba. Keberadaan lengkuas saat ini masih dipandang
sebelah mata. Masyarakat cenderung menganggap lengkuas sebagai tanaman
sekunder yang hanya digunakan sebagai bahan komplementer. Oleh karena itu
penulis menyajikan makalah dengan judul Lengkuas Sebagai Bahan Pengawet
Alami.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui karakteristik lengkuas serta komposisi kimianya.
b. Menjelaskan kegunaan lengkuas sebagai bahan pengawet makanan.
c. Menjelaskan proses pengolahan lengkuas sebagai sumber bahan pengawet
alami.
d. Menjelaskan perbedaan dan karakteristik zat pengawet alami dan sintetis.
Tabel 2. Diameter daerah hambatan (mm) pertumbuhan jamur oleh minyak atsiri
lengkuas dengan berbagai konsentrasi.
Spesies Jamur
Konsentrasi
Rhizopus sp. Penicillium sp. Neurospora sp.
2% - - -
4% - - -
6% - - -
8% - 7 9
10% - 8 10
- : tidak ada daerah hambatan
DAFTAR PUSTAKA
Atjung. 1990. Tanaman Obat dan Minuman Segar. Jakarta: Penerbit Yasaguna
Colegate, S.M & Molyneux, R.J. 1993. Bioactive Natural Products: Detection,
isolation and structural Determination. Boca Raton: CRC press
Elistina, M. D. 2005. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri minyak Atsiri dari
Daun Sirih (Piper betle L). Skripsi. Denpasar: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Udayana
Yuharmen, Eryanti Y., Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri
dan ekstrak Metanol lengkuas (Alpinia galanga). Laporan Penelitian.
http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol4(2)/yuharmen.pdf. [11 Maret
2009]