You are on page 1of 24

Kata Pengantar

Bab 1

Pendahuluan
Bab 2

Sistem Saraf

2.1 Pengertian sistem saraf

Tubuh kita terdiri dari berbagai macam organ tubuh yang masing-

masing mempunyai fungsi tertentu. Agar semua organ dapat berfungsi &

bekerja sama dengan baik maka dibutuhkanlah suatu system yang dapat

mengatur itu semua. Sistem tersebut adalah sistem koordinasi. Sistem saraf

sendiri merupakan cabang dari sistem koordinasi selain sistem hormon dan

sistem otot. Sistem saraf pada manusia dibagi menjadi tiga, yaitu saraf otak,

saraf sumsum tulang belakang, dan saraf tepi. Saraf otak dan saraf sumsum

tulang belakang adalah saraf pusat. Pada saraf tepi, saraf menghubungkan

antara saraf pusat dengan indera dan otot.

Sistem saraf menanggapi rangsang tubuh yang memungkinkan kita

menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan di sekitar kita.

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf

terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang

inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan

saraf.
Gbr. Sel saraf (neuron) dengan akson dan dendrit).

Terdapat 3 macam sel saraf

1. Sel Saraf Sensorik

Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan)

ke sumsum tulang belakang.


2. Sel Saraf Motorik

Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke

efektor.
3. Sel Saraf Penghubung

Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.

Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas

artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan.

Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls

saraf.
2.2

Sistem saraf di tubuh kita ada 2, yaitu :

2.2.1 Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat tidak mempunyai jaringan ikat sehingga

konsistensinya relatif lunak seperti agar-agar. Sistem saraf pusat terdiri

dari otak dan sumsum tulang belakang.

Otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (Latin:

'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan

fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Otak dan sumsum

tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di

dalam sistem saraf pusat

4. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan

bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian

tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian

korteks berupa materi putih.

Otak

Otak dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang. Selain itu,

otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi

maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.


Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai

berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak

sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah

dilepaskan dari tulang kepala. Diantara tulang kepala dengan duramater

terdapat rongga epidural.

2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang

labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor

cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran

araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk

melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan

lipatan-lipatan permukaan otak.

Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Otak Besar (serebrum)

Terdiri dari 2 bagian kiri dan kanan. Masing-masing mengatur

anggotabadan arah kebalikannya. Otak besar mempunyai 2 bagian

yaitu lapisan korteks yang paling luar, tipis, berwarna kelabu, berlipat-

lipat dan lapisan dalam yang tebal dan berwarna putih. Otak besar

adalah pusat pengendalian tubuh yang di sadari. Contoh: berfikir,

berbicara, dll.
2. Otak Kecil (serebelum)

Pengatur keseimbangan tubuh & mengkoordinasi kerja oto-otot

penggerak tubuh. Terdapat ‘Jembatan Anchmorif ponis volori’ yaitu

jembatan yang menghubungkan antara otak kecil kiri dan otak kecil kanan.

3. Batang Otak

Terdiri dari 3 bagian, yaitu:

- Otak tengah

- Pons paroli /Jembatan varol

- Sumsum lanjutan (medulla oblongata) yang mengendalikan tubuh yang

tidak disadari. Contoh Denyut nadi, dll.

Sumsum Tulang belakang

Dari ruas-ruas tulang belakang, leher sampai tulang punggung ke-2.

Fungsinya:

1) Penghantar impuls dari indera menuju otak lalu ke otot tubuh

2) Pusat gerak refleks.

Terdiri dari 2 bagian, yaitu;

1) Luar : warna putih, mengandung akson & dendrit.

2) Dalam : berwarna abu-abu, mengandung saraf.


2.2.2 Sistem saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,

sedangkan saraaf otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak

dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi

keringat.

 Sistem Saraf Sadar (somatik)

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf

yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang

keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang, terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori

2. Lima pasang saraf motor

3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus

vagus yang melewati leher kebawah sampai derah toraks dan rongga perut.

Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah

jangkauannyasangat luas, maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan

sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.


Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.

Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas:

1. 8 pasang saraf leher

2. 12 pasang saraf punggung

3. 5 pasang saraf pinggang

4. 5 pasang saraf pinggul

5. 1 pasang saraf ekor

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut

pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut:

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang

mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.

b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

 Sistem saraf otonom

Jalur saraf otonom terdiri dari suatu rantai 2 neuron,dengan

neurotransmitter terakhir yang berbeda antara saraf simpatis dan parasimpatis.

Sistem saraf otonom terdiri dari system saraf simpatis dan

parasimpatis.Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal

korda spinalis.Sebagian serat praganglion simpatis berukuran sangat

pendek,bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion didalam ganglion yangb


terdapat di rantai ganglion simpatis yang terletak di kedua sisi korda spinalis.Serat

pascgangliion panjang yang berasal dari rantai ganglion itu berakhir pada organ-

oragn efektor.Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa

membentuk sinaps dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang

terletak  sekitar separuh jalan antara SSP dan organ-organ yang dipersarafi,dengan

saraf pascaganglion menjalani jarak sisanya.

Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral

(sebagian saraf kranialis mengandung seratparasimpatis).Serat-serat ini nerukuran

lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat

itu tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak didalam atau

dekat organ efektor.Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-

sel organ yang bersangkutan itu sendiri.

Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan

neurotransmitter yang sama,yaitu asetilkolin,tetapi ujung-ujung pascaganglion

kedua system ini mengeluarkan neurotransmitter yang berlainan (neurotransmitter

yang mempengaruhi organ efektor).Serat-serat pascaganglion parasimpatis

mengeluarkan aseilkolin.Dengan demikian,serat-serat itu bersama dengan semua

serat praganglion otonom disebut sebagai kolinergik.Sebaliknya,sebagian serat

pascaganglion simpatis disebut serat adrenergic karena mengeluarkan

noreadrenalin (norepinefrin).Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi

sebagai zat perantara kimiawi di bagian tubuh lainnaya.


Serat-serat otonom pascaganglion tidak berakhir pada sebuah tonjolan seperti

kepala sinaps (synaptic knob),namun cabang-cabang terminal dari serat otonom

mengandung banyak tonjolan (varicosities) yang secara simultan mengeluarkan

neurotransmitter ke daerah luas pada organ yang dipersarafi dan bukan ke sebuah

sel.Pelepasan neurotransmitter yang bersifat difus ini,disertai kenyataan bahwa di

otot polos atau jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan melalui

gap junction,memiliki arti bahwa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi

aktivitas otonom bukan sel satu per satu.

Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas organ visceral involunter

Sistem saraf otonom mengatur aktivitas alat-alat dalam (visceral) yang

dalam keadaan normal di luar kesadaran dan control volunter,misalnya

sirkulasi,pencernaan,berkeringat dan ukuran pupil.Dengan demikian,system ini

dianggap sebagai cabang involunter divisi eferen,berbeda dengan cabang

volunteer somatic,yang mempersarafi otot rangka dan dapat dikontrol secara

volunteer.Namun,tidak seluruhnya benar bahwa individu tidak memiliki kontrol

trehadap aktivitas yang diatur oleh system otonom.Informasi aferen visceral

biasanya tidakmencapai tingkat kesadaran,sehingga individu tidak mungkin secara

sadar mengontrol keluaran eferen yang timbul.Namun,dengan teknik-teknik

biofeedback individu dapat diberi suatu sinyal sadar mengenai informasi aferen

visceral.misalnya dalam bentuk suara,cahaya,atau tampilan grafik pada latar

computer.

 
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis bersama-sama mempersarafi sebagian

besar organ visceral

Sebagian besar organ visceral dipersarafi oleh serat saraf simpatis dan

parasimpatis.Sistem saraf simpatis dan parasimpatis menimbulkan efek yang

bertentangan pada organ tertentu.Stimulasi simpatis meningkatkan kecepatan

denyut jantung,sementara stimulasi parasimpatis menurunkannya.Stimulasi

simpatis memperlambat gerakan saluran pencernaan,sedangkan stimulasi

parasimpatis meningkatkan motilitas saluran pencernaan.Perhatikan bahwa satu

system tidak selalu bersifat eksitatorik dan yang lain inhibitorik.Kedua system

meningkatkan aktivitas beberapa organ dan menurunkan aktivitas organ-organ

yang lain.

Sistem saraf simpatis meningkatkan respons-respons yang mempersiapkan

tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang berat dalam menghadapi situasi penuh

stress atau darurat,misalnya ancaman fisik dari lingkungan luar.Respons semacam

ini biasanya disebut sebagai fight or flight response,karena system simpatis

mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman.Pikirkan

tentang sumber-sumber pada tubuh yang diperlukan pada keadaan seperti

ini.Jantung berdenyut lebih cepat dan lebiuh kuat,tekanan darah meningkat karena

konstriksi umum pembuluh darah.,saluran pernafasan terbuka lebar untuk

memungkinkan aliran udara maksimal,glikogen dan simpanan lemak dipecahkan

untuk menghasilkan bahan baker tambahan dalam darah,dan pembuluh-pembuluh

darah yang mendarahi otot-otot rangka berdilatasi.Semua respons ini ditujukan


untuk meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otot-otot

rangka sebagai antisipasi terhadap aktivitas fisik yang berat.Selanjutnya pu[il

berdilatasi dan mata menyesuaikan diri untuk melihat jauh,yang menungkinkan

individu membuat penilaian visual yang cepat mengenai situasi keseluruhan yang

mengancam.Terjadi peningkatan berkeringat sebagai antisipasi terhadap

peningkatan produksi panas yang berlebihan akibat aktivitas fisik.Karena aktivitas

pencernaan dan berkemih kurang penting dalam menghadapi ancaman,system

simpatis menghambat aktivitas-aktivitas ini.

Sistem parasimpatis,di pihak lain mendominasi pada situasi yang tenang

dan rileks.Pada keadaan-keadaan yang tidak mengancam,tubuh dapat memusatkan

diri pada aktivitas “rumah tangga umum”nya sendiri,misalnya pencernaan dan

pengosongan kandung kemih.Sistem parasimpatis mendorong fungsi-fungsi tubuh

seperti ini,sementara memperlambat aktivitas-aktivitas yang ditingkatkan oleh

system simpatis.Sebagai contoh,tatkala seseorang sedang dalam keadaan

tenang,jantung tidak perlu berdenyut dengan cepat dan kuat.

Inhibisi system saraf parasimpatis oleh kokain mungkin merupakan factor

utama dalam kematian mendadak yang disebabkan oleh kelebihan dosis

kokain.Apabila kokain menghambat rem parasimpatis yang bersifat

protektif,system simpatis dapat meningkatkan kecepatan denyut jantung tanpa

kendali.Kematian mendadak timbul jika denyut jantung menjadi terlalu cepat dan

tidak teratur,sehingga daya pompa jantung tidak kuat.


Terdapat beberapa pengecualian terhadap sifat umum persarafan timbale

balik ganda oleh kedua cabang system saraf otonom tersebut,yang paling

menonjol adalah sebagai berikut:

        Pembuluh darah yang dipersarafi (sebagian besar arteriol dan vena

dipersarafi,arteri dan kapiler tidak) hanya menerima serat saraf

simpatis.Pengaturan dilakukan dengan meningkatkan atau menurunkan

kecepatan pembentukan potensial aksi diatas atau dibawah tingkat tonik

serat simpatis tersebut.Satu-satunga pembulh darah yang mendapat

persarafan parasimpatis adalah pembuliuh darah yang mendarahi klitoris

dan penis.Kontrol vaskuler yang akurat di kedua organ ini oleh persarafan

ganda penting untuk menimbulkan ereksi.

        Kelenjar keringat hanya dipersarafi oleh saraf simpatis

        Kelenjar liur dipersarafi oleh kedua divisi otonom,tetapi tidak

seperti di tempat lain,aktivitas simpatis dan parasimpatis tidak

antagonistik.Keduanya merangsang sekresi air liur,tetapi komposisi dan

volume air liur yang terbentuk berbeda,bergantung dari cabang otonom

mana yang dominan.

 
Fungsi sistem saraf :

• Sebagai alat penerima rangsang (informasi), berupa perubahan yang terjadi

dilingkungan.

• Sebagai alat pengatur dan memproses informasi yang di terima.

• Mengatur dan member tanggapan (respon) dalam bentuk gerakan atau reaksi

kelenjar.

Mekanisme Penghantar Impuls

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan

sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui

serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik

antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub

positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel

saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan

terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini

(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan

gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per

detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui

oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial

istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000

detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan

oleh mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan

menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila

kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung

akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar

pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain

dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan

sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan

membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron

yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung

dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila

impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan

membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter

berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat

menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.

Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di

seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta

serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah

sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.

Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf

berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan


oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara

saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-

sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang

mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk

menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara

sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.

Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf

sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil

olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah

yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu

dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori

ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di

dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke

efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak

refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada

di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar

dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam

sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.


Mekanisme kerja sistem saraf

Proses informasi “penyatuan”

Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi utama sistem saraf adalah mengolah

informasi yang masuk melalui beberapa jalan sehingga timbul respon motorik yang

cocok. Lebih dari 99% seluruh informasi sensorik itu dibuang oleh otak karena tidak

berhubungan dan tidak penting. Sebagai contoh, seseorang yang biasanya sama sekali

tidak memperhatikan bagian tubuh yang bersinggungan dengan pakaian seperti juga tidak

memperhatikan tekanan pada tempat duduk sewaktu ia duduk. Serupa dengan hal ini,

perhatian hanya akan dicurahkan pada ojek khusus yang terdapat pada lapangan

penglihatan, dan bahkan suara bising disekitar kita yang berlangsung terus menerus

biasanya akan diperlemah ke suara dasarnya.

Sesudah informasi sensorik yang penting itu diseleksi lalu akan disalurkan ke

bagian motorik otak yang sesuai sehingga dapat timbul respon yang diinginkan.

Penyaluran informasi ini disebut fungsi integratif dari sistem saraf. Jadi, bila seseorang

meletakan tangannya diatas sebuah tungku panas, maka timbul respon yang diinginkan,

yakni mengangkat tangan tersebut. Terjadi juga respon lain yang berkaitan dengan

gerakan tadi, yakni memindahkan seluruh tubuh menjauhi tungku dan mungkin bahkan

akan berteriak kesakitan. Ternyata terbukti sekarang bahwa respons aktivitas yang

ditunjukan ini hanya dilaksanakan oleh sebagian kecil dari seluruh sistem motorik tubuh.

Peran Sinaps dalam Pengolahan Informasi


Sinaps merupakan titik penghubung satu neuron ke neuron lainnya dan, karena itu

merupakan suatu keuntungan bagi pengaturan penjalaran sinyal. Sinaps itu menentukan

arah penyebaran sinyal saraf dalam sistem saraf. Beberapa sinaps dapat dengan mudah

menjalarkan sinyal dari satu neuron ke neuron lain, sedangkan neuron yang lain lebih

sukar. Sinyal yang bersifat mempermudah atau menghambat yang berasal dari daerah

sistem saraf lain dapat juga mengatur penjalaran sinaps, kadang kala membuka sinaps itu

untuk dapat dijalari dan pada saat lain akan tertutup. Sebagai tambahan, beberapa neuron

postsinaps dapat memberi respons bila dapat impuls dari luar dalam jumlah besar,

sedangkan yang lain sudah dapat memberikan respons walaupun impuls yang datang

walaupun impuls yang datang lebih sedikit. Jadi, kerja sinaps bersifat selektif, dapat

menghambat sinyal yang lemah, sinyal yang kuat dijalarkan, atau memperkuat sinyal

lemah tertentu, atau juga meneruskan sinyal ke segala arah dan tidak hanya ke satu arah

saja.

Penyimpanan Informasi – Memori

Sebenarnya hanya sebagian kecil dari informasi sensorik penting yang dapat

segera menimbulkan impuls motorik. Sebagian besar sisanya akan disimpan untuk masa

datang yang dipakai untuk mengatur aktivitas motorik dan untuk dipakai dalam

pengolahan berpikir. Sebagian besar penyimpanan ini terjadi dalam korteks cerebri tetapi

regio basal otak dan mungkin juga medula spinalis dapat juga menyimpan sebagian kecil

informasi ini. Penyimpanan informasi ini biasanya disebut proses memory, dan proses ini

juga merupakan fungsi dari sinaps. Oleh karena itu, pada setiap macam sinyal sensorik

tertentu yang melewati serentetan sinaps, di masa yang akan datang akan lebih mampu

menjalarkan sinyal yang sama ( fungsi fasilitasi ).


Bila sinaps itu sudah sering kali dilewati oleh sinyal sensorik, maka sinaps akan

terfasilitasi sehingga sinyal yang timbul dari otak saja sudah dapat menjalarkan impuls

walaupun belum timbul masukan sensoris. Hal ini akan menimbulkan suatu persepsi dari

pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun yang timbul hanyalah suatu memori dari

suatu sensasi.

Sekali memori itu disimpan dalam sistem saraf, maka memori itu akan menjadi

bagian dari mekanisme pengolahannya. Bila proses berpikir dalam otak itu dipakai untuk

membandingkan pengalaman sesorik yang baru dengan memori yang sudah disimpan,

maka dikatakan bahwa memori itu membantu untuk menyeleksi informasi sensorik baru

yang penting dan akan menyalurkan informasi ini ke daerah penyimpanan yang sesuai

agar dapat dipakai di masa yang akan datang atau ke daerah motorik agar dapat timbul

respons tubuh.

Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia

Sistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja berupa penyakit atau
kelainan lainnya. Contoh penyakit pada sistem saraf manusia:

1. Meningitis

Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges.


Meningitis disebabkan oleh virus, sehingga dapat menular.

2. Multiple schlerosis (MS=Sklerosis Ganda atau disseminated sclerosis)

MS merupakan penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat,


sehingga dapat menyebabkan gangguan organ seperti: rasa sakit, masalah
penglihatan, berbicara, depresi, gangguan koordinasi dan kelemahan pada otot
sampai kelumpuhan.

3. Nyeri saraf

Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik.
Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti: kehilangan rasa,
kebas. urat saraf kejepit dan penyakit urat saraf gangguan metabolik (seperti
diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus).
Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampai
gangguan berat (seperti kelumpuhan).

4. Hidrocephalus

Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang


ada di sekitar otak. Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan
gangguan organ tubuh.

5. Penyakit urat saraf kejepit

Penyakit saraf kejepit sering terjadi pada leher, pinggang dan telapak tangan.

6. Parkinson, dengan gejala tangan dan kaki gemetar.

7. Gegar otak, terjadi karena otak mengalami kerusakan.

8. Imsomnia atau lupa ingatan sementara.

9. Gangguan organ dan fungsinya karena kerusakan saraf tulang belakang.

Pengaruh Saraf Tulang Belakang Terhadap Organ Tubuh


No. Organ yang Dipengaruhi Akibat yang Ditimbulkan
1C Aliran Darah ke Otak, Kulit kepala, Insomnia, Darah Tinggi, Amnesia, Pusing-
Tulang Muka, Otak, Saraf Simpatetis pusing, Lemah Saraf, Kelelahan, Migrain.
Kronis, Empyema, Hidung
3C Pipi, Pangkal Telinga, Gigi, Tulang Muka Nyeri Saraf, Radang Saraf, Jerawat, Eksim
Flu, Sakit Telinga, Radang Tenggorokan,
4C Hidung, Bibir, Mulut
Amandel
5C Pita Suara Pita Suara Bronkhitis
Nyeri Leher dan Pundak, Nyeri Lengan atas,
6C Otot Leher, Pundak, Amandel
Amandel, Sesak Nafas, Batuk Kronis
Kelenjar Gondok, Siku Tangan, Tulang
7C Demam
Pundak
Kerongkongan, Siku Pergelangan Tangan,
1T Asma, Batuk, Sesak Nafas, Tangan
Jari,Tenggorokan Kesemutan
2T Jantung dan Arteri Jantung
Sakit Mata, Radang Paru-paru, Radang
3T Paru-paru, Trakea, Kantong Paru-paru
Trakea, Demam
4T Empedu Sakit kuning, Herpes
Demam, Masalah Tekanan Darah,
5T Lever Peredaran Darah
Gangguan Peredaran Darah, Radang Sendi
6T Lambung Gangguan Pencernaan
7T Pankreas, Usus Dua Belas Jari Radang Lambung
8T Limpa Daya Penyembuhan Alami Berkurang
9T Kelenjar Adrenalin, Ginjal Alergi, Penyakit Kulit
Gangguan Ginjal, Lelah Kronis, Pengerasan
10T Ginjal
Arteri, Radang Ginjal
11T Ginjal dan Ureter Jerawat, Eksim, Sakit Kulit
12T Usus Kecil, Sistem Peredaran Limpa Rematik, Perut Kembung, Mandul
1L Usus Besar Sembelit, Radan Usus Besar, Diare
2L Usus Buntu, Perut, Daerah Paha Keram Otot, Sesak Nafas
Sakit Kandung Kemih, Nyeri Haid, Keringat
Organ Reproduksi, Rahim, Kantong
3L Dingin Waktu Tidur, Depresi, Keguguran,
Kencing, Lutut Kaki
Encok Sendi
Kelenjar Prostat, Encok Pinggul, Daerah Encok Pinggul, Sakit Pinggang, Kencing
4L
Lutut Tidak Lancar, Nyeri Punggung
Gangguan Peredaran Darah di Kaki
Bagian Luar Kaki, Nyeri Daerah Kaki
5L (Dingin), Bengkak Pergelangan Kaki, Nyeri
Bawah atau Engkel
Daerah Kaki
Reproduksi Rahim, Penyakit Kelenjar, Prostat, Tulang
Tulang Pinggul
Tulang Pinggul, Pantat Membengkak, Penyakit Rahim, Wasir,
 
Radang Anus, Nyeri Tulang Ekor Waktu
Tulang Ekor Anus, Tulang Ekor Duduk

Bab 3
Penutup

Daftar Pustaka

You might also like