You are on page 1of 186

BAB 1

DASAR EKONOMI

Tujuan :
1. Agar supaya mahasiswa mengerti bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu
mengenai pilihan (change).
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bahwa masyarakat bisa menentukan
pilihan antara kebutuhan dalam mengkonsumsi dan memproduksi suatu
barang, sehingga masyarakat tersebut bisa mengalokasikan sumber
dayanya yang langka.

Pembahasan Materi:
• Definisi Teori Ekonomi Mikro
• Hukum Kelangkaan
• Barang dan Jasa
• Pernyataan Ekonomi Sebagai Dasar Pembentukan Teori
• Faktor-faktor Produksi

1
Pendahuluan
Ilmu ekonomi membahas segala jenis pokok bahasan. Namun pada intinya
ditujukan untuk memahami bagaimana masyarakat mengalokasikan sumbeer
dayanya yang langka itu. Dalam mempelajari implikai kelangkaan, ilmu ekonomi
mencoba menyelesaikan bermacam masalah kehidupan sehari-hari.
Sebagai materi kuliah, maka ilmu ekonomi telah berusia berabad-abad.
Adam Smith menerbitkan bukunya yang merupakan terobosan berjudul The
wealth of Nations pada tahun 1776. Sumbangan Adam Smith tersebut adalah
menganalisa bagaimana pasar mengatur kehidupan ekonomi dan memberikan
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Adam Smith memperlihatkan bahwa system
harga dan pasar mampu mengkoordinir orang dan bisnis, tanpa diperlukan
pengelolaan terpusat
Salah satu sumber pengetahuan ekonomi yang utama adalah pengamatan
atas berbagai peristiwa ekonomi, khususnya dari catatan historis. Misalnya inflasi,
yaitu kenaikan harga-harga secara umum. Masyarakat umum, banker, maupun
pimpinan partai politik sering khawatir terhadap dampak inflasi dan biasanya
mengambil langka yang menyakitkan.
Para ekonom menggunakan model-model untuk menjelaskan dan
menganalisis keadaan ekonomi, dan dalam beberapa hal untuk meramalkan
keadaan ekonomi masa mendatang.

Definisi Teori Ekonomi Mikro


Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perlaku masyarakat dalam
menggunakan sumber daya yang langka dalam rangka memproduksi berbagai
komoditi, dan menyalurkannya kepada berbagai individu dan kelompok yang ada
dalam suatu masyarakat. Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia
dapat dipenuhi sehingga memaksa kita untuk membuat suatu pilihan. Teori
Ekonomi Mikro atau teori harga adalah ilmu yang mempelajari arus barang dan
jasa dari sektor perusahan ke sektor rumah tangga, komposisi serta bagaimana
harga barang dan jasa dalam arus tersebut ditentukan. Teori Ekonomi Mikro juga
mempelajari arus barang dan jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik sumber
ekonomi ke perusahaan penghasil, kemana penggunaan sumber-sumber ini

2
mengalir dan bagaimana harga sumber-sumber tadi ditentukan. Teori ekonomi
mikro mempelajari perilaku satuan ekonomi yang mencakup konsumen pekerja,
investor, dan setiap individu yang memainkan peranan dalam berfungsinya
perekonomian.
Tujuan teori adalah untuk meramal dan menjelaskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teori tersebut. Sebuah teori merupakan hipotesa yang telah
berhasil diuji. Suatu hipotesa diuji bukan berdasarkan kenyataan asumsi
melainkan atas kemampuannya untuk meramalkan dengan tepat dan
menjelaskannya. Asumsi yang dipakai dalam teori ekonomi mikro adalah bahwa
semua smber ekonomi sudah dimanfaatkan secara penuh.
Bahasan Dalam Teori Ekonomi Mikro Antara lain:
1. Bagaimana dan mengapa perilaku satuan ekonomi membuat keputusan
ekonomi?
2. Bagaimana perilaku satuan ekonomi berinteraksi membentuk satuan yang
lebih besar yang terkait dengan pasar dan industri.
3. Perilaku penjual dan embeli dalam pasar. Bagaimana konsumen membuat
keputusan pembelian dan bagaimana pilihan mereka terpengaruh oleh
perubahan harga komoditas dan pendapatan? Bagaimana perusahan
memutuskan untuk mempekerjakan sejumlah orang dalam menghasilkan
sejumlah komoditaas?
4. Berbagai teknik analisis ekonomi mikro dan terapannya dalam menjelaskan
fenomin keseharian.
5. Opportunity Cost yang timbul sebagai konsekuensi dari pilihan yang diambil.
Opportunity Cost , menggambarkn biaya eksplisit dan implicit yang terkait
dengan penggunaan beberapa sumberdaya dalam suatu cara tertentu.

3
Permasalahan Pembuatan Pilihan

PROBLEM EKONOMI

• Masalah jarangnya (Scarcity) alat-alat untuk memenuhi kebutuhan


• Masalah Pemilihan (the Problem of Choise)
• Efisiensi (Efficiency)

MUNCULNYA MASALAH PEMILIHAN

• Alat pemuas kebutuhan terbatas


• Kebutuhan manusia tidak terbatas
• Kebutuhan disusun menurut derajat kepentingannya (terdesak/tak
terdesak)
• Alat-alat pemuas kebutuhan digunakan dalam berbagai penggunaan yang
berbeda-beda

Pembuatan suatu pilihan akan muncul karena adanya keterbatasan yang


telah dibahas sebelumnya, karena adanya keterbatasan baik dari penggunaan
sumberdaya yang ada maupun dalam mengkonsumsi baranr-barang yang
dihasilkan.
Dari segi konsumen, persoalan yang dihadapi adalah : dengan menggunakan
pendapatan mereka, maka brang-barang dan jasa apakah yang perlu dibeli dan
berapakah jumlahnya agar pembelian dan penggunaan barang-barang tersebut
dapat memberikan kepuasan maksimum kepadanya dan keluarganya.
Dari segi produsen, persoalan yang dihadapi adalah:
1). Jenis barang dan jasa yang akan dijualnya dan jenis-jenis serta jumlah dan
kombinasi factor-faktor produksi yang akan digunakannya untuk
meminimumkan biaya produksi.
2). Tingkat produksi yang paling memberi keuntungn kepada kegiatannya.

Biaya Oppurtunitas (konsep biaya alternatif/opportunity cost)

4
Kehidupan yang penuh dengan beragai pilihan, karena sumber daya yang langka,
sehingga kita harus menentukan barang mana yang ingin dibeli atau aktivitas
mana yang akan kita kerjakan dengan waktu dan pendapatan yang terbatas.
Misalnya, saya mempunyai pendapatan Rp 1.000.000,-. Setelah dikurangi
pengeluaran –pengeluaran sebesar Rp 800.000,- maka sekarang tinggal Rp
200,000,- Dengan sebanyak Rp 200.000,- saya bisa bisa pergi rekresi ke suatu
tempat atau bisa untuk membeli Sepatu.Apabila saya memutusakn untuk rekreasi,
maka para ekonom mengatakan bahwa biaya oppurtunitaas dari berrekreasi saya
adalah kesenangan menikmati sepatu baru. Dalam setiap kasus, maka menentukan
pilihan dalam banyak sekali kelangkaan memaksa kita kehilangan kesempatan
untuk mengerjakan sesuatu yang lain. Hilangnya alternative tersebut disebut:
biaya oppurtunitas (Opportunity Cost).

Hukum Kelangkaan
Inti dari ilmu ekonomi adalah terletak pada fakta kelangkaan. Ilmu
ekonomi mikro mempelajari hubungan antara keinginan manusia dengan
sumberdaya (economic resources). Masalah pokok dala perekonomian timbul
karena adanya kelangkaan (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara
kebutuhan masyarakat dengan factor-faktor produksi yang tersedia. Adanya
ketidak seimbangan akan menimbulkan aktifitaa ekonomi. Manusia sendiri akan
mengatur penggunaan sumberdaya sedemikian rupa agar dapat memenuhi
keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia baik perseorangan
maupun kelompok/perusahaan untuk m emproduksi barang dan jasa maupun
untuk mengkonsumsi yang ditujukan kepad usaha dalam memenuhi segala
keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumberdaya yang serba
terbatas dinamakan :Aktivitas Ekonomi. Ahli ekonomi mempelajari bagaimana
barang diproduksi dan dikonsumsi, karena orang ingin mengkonsumsi juh lebih
banyak daripada yang dapat diproduksi oleh perekonomian yang bersangkutan.
Jika setiap barang dapat diproduksi dalam jumlah tidak terbatas, atau jika
keinginan manusia dapat sepenuhnya dipenuhi, maka orang tidak perlu melakukan
efisiensi penggunaan sumber-sumber daya yang langka. Kaum bisnis tidak perlu
rewel terhadap pengggunaan buruh dan tidak perlu berusaha secara fisien dalam

5
penggunaannya, sera pemerintah tidak perlu bersusah payah mengurusi pajak dan
pengeluarannya
Lebih jauh karena kita semua dapat memperoleh segala sesuatu seperti
yang kita inginkan, maka tidak seorangpun akan menaruh perhatian terhadap
distribusi pendapatan antar orang atau antar kelas yang berbeda.
Dalam perekonomian yang makmur, tidak akan timbul barang ekonomi
(economic goods) yaitu barang-barang yang penawarannya bersifat langka atau
terbatas. Di sana tidak perlu penghematan konsumsi dan tentu saja ilmu ekonomi
tidak akan menjadi ilmu yang penting lagi. Semua barang bersifat Cuma-
Cuma/gratis, seperti pasir di gurun atau air di laut.
Akan tetapi belum ada masyarakat yang berhasil merealisir khayalan
(utopia) kesempatan yang tanpa batas seperti itu. Bahkan di Amerika Serikatpun
yang sejauh ini perekonomiannya paling produktif, produksi yang dihasilkannya
ternyata tidak cukup tinggi untuk memenuhi keinginan semua orang. Suatu
penelitian tentang pola konsumsi mengungkapkan bahwa masyarakat
menginginkan dan memerlukan pemanas maupun pendingin, m obil dan computer
pribadi, waktu santai dan kebebasan pribadi, pabrik yang aman dan jalan yang
bersih, barang serta jasa lain yang tidak terhitung jumlahnya. Jika anda
menggabungkan semua keinginan tersebut, maka anda dengan cepat akan
menemukan bahwa barang dan jasa yang tersedia tidak akan cukup untuk
memenuhi bahkan sebagian kecil keinginan konsumsi setiap orang. Output
nasonal kita harus jauh berlipat ganda supaya rata-rata masyarakat dapat hidup
pada tingkat rata-rata kehidupan dokter atau pengusaha. Di luar Amerika Serikat,
khususnya di Afrika, ratusan juta orang menderita kekurangan makan dan
kemiskinan materi.
Intisari ilmu ekonomi adalah kebenaran tak terbantah yang kita sebut
dengan Hukum Kelangkaan, yang menyatakan bahwa semua barang bersifat
terbatas karena sumberdaya yang diperlukan tidak cukup untuk menghasilkan
semua barang yang ingin dikonsumsi manusia. Semua ilmu ekonomi berpegang
pada fakta pokok ini. Hal ini karena sumberdaya adalah terbatas, seingga kita
perlu mempelajari bagaimana masyarakat memilih dari daftar barang dan jasa

6
yang tersedia, bagaimana komoditi yang berbeda diproduksi dan ditetapkan
harganya, dan siapa yang memperoleh barang yang diproduksi masyarakat.

Kegagalan Untuk Menjaga “hal-hal lainnya sama” atau Ceteris Paribus


Sebagian besar permasalahan ekonomi melibatkan beberapa kekuatan yang
saling berinteraksi pada saat yang sama. Sebagai contoh, jumlah penjualan mobil
pada satu tahun tertentu ditentukan oleh harga mobil, penghasilan konsumen, harg
bensin, dan lain-lain.
Langkah kunci untuk mengisolsi dampak suatu variable tertentu adalah
dengan menganggap hal lainnya tetap sama, artinya variable lainnya dianggap
tetap tidak berubah. Jika kita ingin mengukur dampak harga mobil terhadap
jumlah mobil yang dibeli , maka kita harus meneliti pengaruh perubahan harga
mobil, dan menganggap bahwa pendapatan konsumen, harga bensin dan suku
bunga serta variable lainnya tidak berubah, inilah arti dari “hal-hal lainnya sama”
atau ceteri paribus dianggap tetap tidak berubah.
Dalam Teori Ekonomi Mikro ada 4 unsur penting yaitu: definisi, pemisalan
(asumsi), hipotesis, dan pembuatan ramalan.
1. Definisi menjelaskan bahwa variable (suatu besaran yang nilainya dapat
mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkn dalam teori.
Misalnya : dalam Hukum Permintaan, apabila harga suatu barang berubah, maka
jumlah barang yang diminta akan berubah. Variabel yang terkait dalam hukum
permintaan adalah variable harga dan variable jumlah barang yang diminta
(dibeli). Variabel dibedakan menjadi 2 : yaitu variable endogenenus yaitu variable
yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan dan Variabel eksogeninus
yaiu variable yang mempengaruhi variable endogeninus yang besarnya ditentukan
oleh factor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan.
2. Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga
harus dibuat gambaran yang lebih sederhana harus dibuat gambaran yang
lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan factor yang
mempengaruhinya. Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat
pemisahan (asumsi). Pemisalan dikenal sebagai Ceteris Paribus (berasal dari
bahas latin) yang berarti hal-hal lainny tidak mengalami perubahan.

7
3. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum tentang bagaimana
variable yang dibicarakan berhubungan antara satu dengan yang lain. Sifat
hubungan tersebut dapat dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung.
Sifat hubungan langsung, merupakan perubahan dari nilai suatu variable yang
dibicarakan tersebut akan langsung berpengaruh terhadap besarnya nilai
variable lainnya. Sedangkan hubungan tidak langsung, adalah perubahan nilai
variable X akan mempengaruhi nilai variable Y. Kemudian nilai variable Y
akan mempengaruhi nilai berpengaruh secara tidak langsung terhadap variable
Z.

Pembuatan ramalan bertujun untuk:


1. Menerapkan mengapa peristiwa-peristiwa tertentu berlaku, engapa bentuk
peristiwanya seperti itu, dan bagaimana berfungsinya suatu perekonomian.
2. Atas dasar asumsi-asumsi tertentu, meramalkan keadaan yang berlaku sebagai
landasan dalam merumuskan langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan
dalam perekonomian.

Alat-alat Analisis Dalam Ilmu Ekonomi


Dalam ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk
menerangkan beberapa teori dan menguji kebenaran teori tersebut. Grafik
merupakan alat analisa utama disamping matematika dan statistika.
Grafik berperan untuk memperlihatkan hubungan variable-variabel ekonomi
secara visual, sedangkan matematika berfungsi untuk menyatakan hubungan
antara variable-variabel yang terkait dalam suatu fungsi matematis dan statistika
berperan sebagai alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran
teori ekonomi. Dalam hal ini, statistika memegang dua peranan penting yaitu:
1. Menyediakan berbagai jenis angka indeks untuk menunjukkan kecenderungan
perkembangan variable ekonomi tertentu dari waktu ke waktu.
2. Menguji atau menyelidiki kebenaran pandangan yang dikemukakan teori-teori
ekonomi (jika toeri itu benar, statistika dapat pula digunakan untuk
menyatakan dengan lebig spesifik secara angka-angka sifat hubungan diantara
variable-variabel dalam teori tersebut).

8
Macam Kegiatan Ekonomi
Kegiatan manusia dalam suatu masyarakat ada tiga macam kegiatan
pokok:
1. Kegiatan Produksi
2. Kegiatan Konsumsi
3. Kegiatan Pertukaran

Kebutuhan adalah tujuan dan motivasi dari kegiatan produksi, konsumsi dan
pertukaran. Faktor penggerak bagi adanya aktivitas ekonomi adalah kebutuhan.
Kebutuhan adalah TUJUAN dan MOTIVASI dari kegiatan produksi, konsumsi
dan pertukaran.
Dalam masyarakat primitive dimana setiap keluarga menghasilkan makanan,
membuat pakaian sendiri dan memenuhi segala kebutuhannya dengan upaya
sendiri (sering disebut dengan tingkat hidup subsisten) hanya ada dua kegiatan
ekonomi pokok yaitu : berproduksi dan berkonsumsi. Jadi apa yang diproduksi,
dikonsumsi sendiri. Atau dengan kata lain Masyarakat subsisten adalah
Masyarakat primitif di mana di dalamnya hanya ada 2 kegiatan ekonomi yaitu
produksi dan konsumsi. Apa yang diproduksikan dikonsumsikan sendiri.
Semakin maju suatu masyarakat, maka timbul kebutuhan-kebutuhan diluar
kemampuan keluarga sendiri untuk menghasilkannya, dan bersamaan dengan itu
akan timbul kelebihan produksi dari beberapa barang yang bisa dihasilkan oleh
suatu keluarga.
Kegiatan ekonomi pokok yang ketiga, yaitu pertukaran. Perkembangan
pertukaran erat hubungannya dengan kemajuan dalam komunikasi. Pada masa
sekarang pertukaran ini lebih dikenal dengan perdagangan.
Pertukaran/perdagangan ini mula-mula berasal dari satu desa, kemudian
meningkat terjadi antar kota dan meningkat lagi terjadi antar daerah, sehingga
sampai saat ini kita mengenal pertukaran antar Negara (perdagangan
internasional).

9
Kebutuhan Manusia Timbul dari:
1. Kebutuhan biologis untuk hidup (misalnya makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal).
2. Kebutuhan yang timbul dari peradaban dan kebudayaan manusia itu
sendiri (misalnya keinginan punya rumah yang bagus).
3. Lain-lain kebutuhan yang khas bagi masing-masing perorangan.
Tanpa adanya kebutuhan tersebut diatas, maka tidak ada alas an untuk berkegiatan
ekonomi. Pada umumnya kebutuhan manusia tidak terbatas, hal ini bukan berarti
bahwa secara kuantitatif satu macam kebutuhan (misalnya mkan) tidak bisa
dipuaskan. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa secara total, kebutuhan
manusia tidak akan terpuaskan. Begitu satu macam kebutuhan
terpenuhi/terpuaskan, maka akan timbul kebutuhan yang lain lagi.
Manusia tidak dilihat dari segi moral, tetapi dilihat sebagai manusia seperti
apa adanya, yang biasanya selalu menginginkan kehidupan material yang lebih
baik. Kebanyakan ahli ekonomi memandang konsep kepuasan yang tidak terbatas
ini sebagai suatu anggapan kerja, bukan sebagai konsepsi manusia secara utuh.
Dalam penerapannya ilmu ekonomi tidak bias lepas dari permasalahan moral
( yaitu: penilaian mengenai mana yang baik dan mana yang buruk).
Ilmu Ekonomi mempunyai banyak aspek. Setiap aspek dapat dikenali
sebagai elemen ilmu ekonomi karena berbagai aspekitu disatukan oleh beberapa
ide atau prinsip dasar. Ada 10 ide atau prinsip dasar ekonomi, dimana
keputusan seseorang dibuat berdasarkan:
1. Kita harus selalu melakukan “trade-off”
Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan biasanya kita hrs
merelakan atau menyerahkan hal lain yang sesungguhnya juga bermanfaat bagi
kita. Jika kita mempunyai banyak tujuan sebagian tujuan harus kita lepaskan demi
mengejar tuj tertentu yang paling kita inginkan. Pembuatan keputusan
mengharuskan kita merelakan tujuan untuk memperoleh tujuan yang lain.

10
Trade off yang hrs dihadapi masyarkat dewasa ini adalah trade off antara efisiensi
dan pemerataan.
Efisiensi (Efficiency): Kondisi ideal ketika sebuah masyarakat dapat memperoleh
hasil atau manfaat yang maksimal dari penggunaaan segenap sumber daya
langkanya.
Pemertaan (equity): Kondisi ideal ketika kesejahteraan ekonomi terbagi atau
terdistribusikan secara adil diantara segenap anggota masyarakat.
Kita harus senantiasa menyadari fakta trade off, krn seseorang hanya akan dapat
membuat keputusan- keputusan yang baik jika ia mengetahui berbagai
kemungkinan/pilihan.
2. Biaya adalah apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu
Pembuatan keputusan mengharuskan kita membanding-bandingkan
segenap biaya dan manfaat dari setiap pilihan tindakan. Hanya saja biaya dari
suatu pilihan tindakan biasanya tidak nampak seluruhnya pada saat kita pertama
kali menjajaakukainya.
Biaya oportunitas (opportunity cost): adalahan apa saja yang harus dikorbankan
untuk memperoleh sesuatu yang lain.
3. Orang rasional berfikir secara bertahap.
Banyak keputusan dalam hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian
kecil secara bertahap dalam proses pelaksanaanya, dimana para ekonom
menyebutnya dengan istilah perubahan-perubahan marginal (marginal changes).
Dalam banyak situasi kita dapat membuat keputusan terbaik jika kita mau berfikir
secara bertahap.
Perubahan-perubahan marginal (marginal changes): Penyesuaian-penyesuaian
kecil secara bertahap dalam pelaksanaan suatu rencana.
4. Kita bereaksi terhadap Insentif.
Karena kita selalu membuat keputusan berdasarkan perbandingan segenap
biaya dan manfaatnya, maka perilaku kita pun akan berubah setiap perhitungan
biaya dan manfaat tersebut berubah. Itu artinya kita selalu bereaksi atau tanggap
terhadap insentif.
Pelajaran fundamental mengenai pembuatan keputusan di tingkat
individual adalah bahwa: kita senantiasa menghadapi fakta “trade-off” antara

11
berbagai pilihan alternative/pilihan tujuan; bahwa biaya suatu tindakan juga harus
mencakup biaya berupa hilangnya kesempatan melakukan
melakukan/memperoleh hal lain;bahwa pembuatan keputusan rasional senantiasa
membandingkan manfaat marginal dengan biaya marginal; dan bahwa perilaku
kita cenderung berubah sesuai dengan insentif yang ada.
5. Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak.
Meskipun selalu bersaing semua unit/pelaku ekonomi sesungguhnya terus
menerus mengadakan pertukaran atau perdagangan. Jaring-jaring saling
ketergantungan dan perdagangan tentu saja juga berlangsung dalam setiap
masyarakat modern, bahkan dengan pola yang lebih kompleks.
Setiap keluarga atau unit ekonomi akan diuntungkan oleh perdagangan, melalui
perdagangan setiap pihak akan dapat melakukan spesialisasi.
6. Pasar secara umum adalah wahana yang baik untuk mengorganisasikan
kegiatan ekonomi.
Perekonomian Pasar (market economy): Suatu perekonomian yang
mengalokasikan sumber-sumber dayanya melalui proses keputusan tersentralisir
oleh sekian banyak perusahaan dan rumah tangga yang satu sama lain berinteraksi
di pasar-pasar barang dan jasa.
Pasar ternyata mampu menjadi ajang pergumulan aneka keputusan dan
kepentingan, sedemikian rupa sehingga dapat mengorganisasikan segenap
kegiatan ekonomi demi mempromosikan kesejahteraan ekonomi bagi berbagai
pihak yang terlibat.
Adam Smith (1776) dalam bukunya: The Wealth of Nations, merumuskan
bahwa semua rumah tangga dan perusahaan berinteraksi di pasar secara tertib,
seolah-olah dibimbing oleh suatu kekuatan atau “tangan tak tampak” (insivible
hand).
7. Pemerintah ada kalanya dapat memperbaiki hasil-hasil mekanisme pasar.
Ada 2 alasan pokok mengapa pemerintah dapat/perlu melakukan campur
tangan/intervensi terhadap pasar: yaitu demi mempromosikan efisiensi dan
mempromosikan keseimbangan. Artinya pemerintah sesekali dapat
mengintervensi pasar guna memperbesar ukuran kue ekonomi atau mengubah
pembagian kue tersebut.

12
Tangan tidak tampak biasanya mampu mengarahkan pasar-pasar untuk
mengalokasikan sumber daya secara efisien. Namun ada kalanya tangan tak
nampak tak berfungsi, sehingga timbullah kegagalan pasar.
Kegagalan Pasar (market failure): Suatu situasi dimana pasar
gagalmengalokasikan sumber daya secara efisien.
Penyebab kegagalan pasar diantaranya adalah: eksternalitas dan kuasa pasar.
Eksternalitas: dampak tindakan-tindakan suatu pihak terhadap pihak lain.
Kuasa pasar (Market power): kemampuan suatu pelaku (atau sekelompok pelaku)
ekonomi tunggal untuk mempengaruhi harga-harga yang berlaku di pasar.
Pelajaran fundamental tentang interaksi antar manusia adalah bahwa perdagangan
dapat memberikan keuntungan timbal-balik; bahwa pasar secara umum
merupakan wahana yang baik dalam mengkoordinasikan perdagangan/pertukaran
antar manusia; dan bahwa pemerintah berpotensi memperbaiki hasil-hasil yang
dibuahkan pasar, jika terjadi kegagalan pasar atau jika hasil yang dibuahkan pasar
kurang sesuai dengan rasa keadilan.
8. Standar hidup di suatu Negara tergantung pada kemampuannya memproduksi
barang dan jasa.
Yang dapat menjelaskan perbedaan standar hidup antar Negara dan antarwaktu
adalah produktifitas.
Produktifitas: Kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu jam
kerja dari seorang pekerja.
9. Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.
Inflasi: Kenaikan tingkat harga secara keseluruhan dalam sebuah
perekonomian.
Penyebab inflasi adalah pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di masyarakat.
Jika pemerintah mencetak uang atau mengedarkan uang terlalu banyak, maka nilai
uang tersebut akan merosot.
10. Masyarakat menhadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran.

13
Upaya meredam lonjakan inflasi seringkali mengakibatkan kenaikan
sementara tingkat pengangguran. Inflasi biasanya ditekan melalui pengurangan
kuantitas uang. Jika uang berkurang maka dana untuk investasi dan produksi pun
menyusut, dan itu berarti lapangan kerja baru akan berkurang sehingga
pengangguran pun bertambah.
Dilema atau trade-off antara inflasi dan pengangguran ini disebut sebagai
Kurva Philip (Philip curve): Trade-off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran.
Pelajaran fundamental perihal perekonomian secara keseluruhan adalah: bahwa
produktifitas merupakan tiang utama penopang standar hidup; bahwa
pertumbuhan ekonomi merupakan sumber utama inflasi; dan bahwa setiap
masyarakat harus menghadapi (trade-off) jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran.

Input dan Output


Input adalah semua barang dan jasa yang digunakan olek sector ekonomi
(misalnya perusahaan) untuk menyelenggarakan proses produksi. Suatu
perekonomian harus bisa menggunakan teknologi yang dimiliki untuk
mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output. Sedangkan output
dalah semua barang dan jasa yang bermanfaat untuk konsumsi maupun untuk
investasi (untuk proses produksi berikunya). Misalnya, telur dadar. Dalm proses
ini, telur, mimyak, garam termasuk si koki dan sebagainy kita sebut dengan input.
Sedangkan outputnya adlah hidangan telur dadar yang siap dimakan.
Input/factor-faktor produksi/ sumber-sumber ekonomi
1. Sumber Daya Alam (minyak bumi, air, udara dan sebagainya)
2. Sumber Daya Manusia
3. Modal/capital (gedung, mesin, uang, dan sebagainya)
4. Kepengusahaan/entrepreunership
Teknologi tidak dianggap sebagai suatu sumber ekonomi tersendiri, meskipun
diperlukan dalam setiap proses produksi, tetapi teknologi dianggap sudah
terkandung di dalam summer-sumber ekonomi tersebut. Teknologi tercermin
dalam kecekatan para pengusaha, ketrampilan dan keahlian para karyawan,

14
efisiensi mesin dan sebagainya. Jadi teknologi banyak berkaitan dengan kualitas
sumber-sumber ekonomi. Kemajuan teknologi berarti peningkatan kualitas
sumber-sumber ekonomi yang tersedia.

Output (barang dan jasa)


Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat
secara isik ( misalnya:buku, sepeda, dan sebagainya) dan sesuatu yang tidak dapat
diraba serta tidak dapat dilihat (misalnya:oksigen, gas dan sebagainya). Barang
dapat dibedakan menjadi:
1). Barang ekonomi (barang yang memerlukan usaha untuk memperolehnya,
misalnya makanan)
2). Barang Cuma-Cuma yaitu barang yang dapat dinikmati tanpa melakukan
kegiatan memproduksi seperti udara, sinar matahari, air hujan dan sebagainya.
Dalam kondisi khusus barang Cuma-Cuma bisa berubah menjadi barang
ekonomi.
Barang ekonomi dibedakan menjadi:
1). Barang konsumsi, yaitu barang yang langsung bisa dikonsumsi (misalnya:
makanan, pakaian, dan sebagainya).
2). Barang setengah jadi (misalnya; kulit sapi, karet, gandum, dan sebagainya)

Jenis-jenis barang menurut kepentingan dalam kehidupan manusia, adalah:


1. Barang inferior (misalnya: ikan asin, ubi, barang bekas).
2. Barang essensial (misalnya: sembilan bahan kebutuhan pokok).
3. barang normal (misalnya: buku, TV)
4. Barang mewah )misalnya Mobil, emas).

Sedangkan cara penggunaan barang dibagi menjadi:


 Barang pribadi (misalnya: makanan, pakaian, dan sebagainya)
 Barang public (misalnya: mercusuar, Jembatan, dan sebagainya).

Jenis Barang

15
Sebelum pemerintah melakukan intervensi dengan menetapkan suatu
kebijakan terhadap berbagai barang, pemerintah harus dapat membedakan jenis
barang-barang beserta permasalahannya. Jenis barang tersebut, yaitu public good,
common good, club good, dan private good.
Common good adalah barang yang tersedia bagi masyarakat dalam jumlah tidak
terbatas, namun memiliki nilai bersaing. Permasalahan yang terjadi pada common
good dapat diselesaikan dengan adanya hak kepemilikan sehingga dapat diperjual
belikan secara individual.
Common good yang dimiliki oleh negara dan tidak bersifat natural monopoly
harus diprivatisasi. Jika biaya privatisasi tersebut menjadi masalah, maka
sebaiknya privatisasi tersebut dilakukan kepada masyarakat umum daripada
secara individual.
Club good merupakan barang yang tidak bersaing namun jumlahnya terbatas.
Club good sebagai barang yang tidak bersaing karena bukan merupakan
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Yang termasuk dalam private good adalah benda yang memiliki nilai bersaing dan
jumlahnya terbatas. Private good merupakan bentuk yang paling efisien dalam
perekonomian, untuk itu pemerintah diharapkan tidak terlalu banyak mencampuri
ketentuan pasar pada jenis barang ini.
Eksternalitas yang dapat terjadi pada semua jenis barang (public, common, club,
dan private) dapat memberikan keuntungan maupun menimbulkan kerugian.
Munculnya ekternalitas disebabkan besarnya intervensi pemerintah. Untuk itu,
pemerintah diharapkan dapat mengurangi intervensinya dalam struktur pasar.
Tanpa disadari, masalah public good dan ekternalitas dapat diselesaikan melalui
mekanisme pasar. Artinya pemerintah tidak perlu melakukan banyak intervensi
terhadap permasalahan tersebut.
Pasar bebas merupakan cara yang terbaik dalam mengatur perekonomian. Hampir
seluruh negara menggunakan sistem pasar bebas. Namun, pada saat pasar bebas
tidak memberikan hasil yang positif bagi masyarakat, pemerintah dapat
mengambil tindakan dan mengubahnya.
Kegagalan pasar terjadi pada saat pasar tidak memberikan efisiensi secara penuh,
baik pada efisiensi alokasi maupun efisiensi produktivitas serta efisiensi sosial.

16
Sistem pasar monopoli dapat menyebabkan kegagalan pasar. Pasar monopoli
dapat membatasi output yang dihasilkan untuk menjaga agar harga produk tetap
tinggi. Seorang monopolis mungkin saja akan mengembangkan kekuatan sosial
dan politik lebih tinggi dari yang lain sehingga mengurangi efisiensi demokrasi
dan keadilan dalam bersaing. Selain itu, monopoli juga mengurangi pilihan
konsumen terhadap suatu produk.
Sistem kartel tidak jauh berbeda dari monopoli karena beberapa perusahaan
melakukan kerja sama dalam menjual produk-produk mereka. Hal yang demikian
dapat mengurangi persaingan. Kartel biasanya terjadi pada pasar oligopoli.

Privatisasi
Pada pasar persaingan monopolistik terdapat banyak penjual dan pembeli serta
berbagai jenis produk. Para pemain pun dapat bebas keluar dan masuk ke dalam
industri. Namun setiap perusahaan memiliki merk pada produknya masing-masing
sehingga perusahaan yang merk dagangnya sudah kuat akan dapat menguasai
pasar
Privatisasi merupakan suatu cara agar dapat meningkatkan persaingan dan
menurunkan biaya, mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, dan
mencegah terjadinya monopoli. Intervensi pemerintah diperlukan untuk
memperbaiki atau mengganti kerugian atas kegagalan pasar yang disebabkab oleh
eksternalitas yang negatif.
Berbagai jenis barang, yaitu public goods, merit goods, dan demerit goods, jika
beredar dalam jumlah yang tepat atau bahkan tidak beredar sama sekali akan
menyebabkan sistem pasar tidak efisien sehingga terjadi kegagalan pasar.

Informasi Konsumen
Kurangnya informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk yang tersedia di
pasar, yang dimiliki produsen mengenai permintaan produk dan mengenai
keberadaan pesaing, serta yang dimiliki pegawai mengenai peluang usaha dan
lapangan pekerjaan, merupakan kegagalan informasi yang dapat menyebabkan
kegagalan pasar. Faktor-faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja, dan modal,

17
serta berbagai asset yang sudah tidak dapat digunakan, yang memiliki sifat tidak
dapat bergerak, juga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pasar.
Untuk mencegah terjadinya kegagalan pasar pada sistem pasar bebas, dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: penetapan regulasi mengenai
persaingan sehat oleh pemerintah, mengubah distribusi pendapatan dan
kesejahtaraan dalam perekonomian nasional, meningkatkan skala ekonomis
sehingga dapat menurunkan biaya, dan penetapan batas harga pasar tertinggi dan
terendah yang dilakukan oleh pemerintah.

Jasa
Jasa adalah intangible karena tidak berwujud, tidak dapat dilihat, dan tidak
dapat dicicipi.
Jasa merupakan layanan dari seseorang/instansi/organisasi yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jasa yang berkaitan dengan program pemasarannya, maka
jasa mempunyai 4 karektiristik yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1). Intangibility (tidak berwujud)
2). Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
3). Variability (keragaman)
4). Perishability (tidak tahan lama).

18
BAB 2

ORGANISASI EKONOMI

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat memahami segala masalah yang dihadapi masyarakat
dan rumah tangga.
2. Mahasiswa dapat membantu pemerintah dalam menunjang pertumbuhan
dan memperbaiki kualitas hidup
3. Untuk menganalisis pola perilaku masyarakat.

Pembahasan Materi:
1. Permasalahan Dasar Ekonomi
2. Mekanisme Harga
3. Pemecahan Masalah diluar Mekanisme Harga
4. Peluang Teknologi Dalam Masyarakat

19
Permasalahan Dasar Ekonomi
Masyarakat apapun, apakah itu merupakan Negara komunis sekalipun,
suku di pedalaman Kalimantan, maupun negar industri yang sudah majupun
pasti mengahadapi masalah ekonomi yang mendasar dan saling terkait.
Ketiga masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1) What/apa.
Maksudnya adalah barang apa yang harus diproduksi dan dalam jumlah
berapa. Dengan kata lain, berapa banyak barang dan jasa yang harus
dibuat dalam perekonomian yang bersangkutan? Haruskah sekarang kita
memproduksi pizza ataukah kemeja atau kedua-duanya atau memproduksi
yang lainnya? Memproduksi kemeja berkualitas tinggi dalam jumlah
sedikit atau kemeja murah dalam jumlah banyak? Haruskah kita
memproduksi barang konsumsi dalam jumlah banyak atau hanya sedikit
barang konsumsi dan lebih banyak barang investasi untuk hari esok?.

2) How/bagaimana.
Bagaimana komoditi tersebut harus diproduksi? Bagaimana produksi ini
dilakukan ? Oleh siapa produksi ini akan dilakukan? Gabungan faktor-
faktor produksi yang bagaimana,serta teknik produksi yang bagaimana
produksi akan dilakukan? Siapakah yang harus bertani, dan siapa pula
yang harus mengajar? Apakah tenaga listrik akan diperoleh dari minyak
atau batu bara? Apakah proses produksi tersebut akan dilakukan dengan
cara padat karya atau padat modal? Dalam bentuk Kapitalis atau harus
dimiliki oleh Negara?

3) For Whom/untuk siapa


Siapakah yang akan menikmati dan akan memperoleh manfaat barang dan
jasa di seluruh negeri ini? Bagaimana produksi nasional akan didistribusikan
kepada setiap orang? Haruskah sedikit saja orang yang kaya dan apakah harus
banyak sekali yang miskin? Haruskah pendapatan yang tinggi diterima oleh para

20
manajer, para pekerja atau para tuan tanah? Apakah orang yang tamak yang
berhak mewarisi dunia ini? Apakah si pemalas boleh makan banyak ataukah harus
ditelantarkan?
Meskipun tiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak
perekonomian, tetapi berbagai system perekonomian yang berlainan selalu
berusaha memecahkannya dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan cara
kebiasaan dan tradisi, insting, komando dan sebaginya. Namun bagi masyarakat
yang sudah modern, masalah tersebut dipecahkan dengan mengandalkan pada
mekanisme harga.

MEKANISME HARGA
Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya kekuatan
tarik menarik antara konsumen dan produsen yang bertemu di pasar. Hasil neto
dari kekuatan tarik menarik tersebut menghasilkan terjadinya harga untuk setiap
barang (di pasar barang) dan untuk setiap factor produksi (di pasar faktor
produksi). Pada suatu waktu, harga suatu barang mungkin naik karena gaya tarik
konsumen menjadi lebih kuat (jika konsumen minta lebih bnyak barang tersebut).
Sebaliknya harga suatu barang turun apabila permintaan para konsumen melemah.
Gerak harga dari setiap barang dan jasa serta setiap factor produksi bisa
memecahkan ketiga masalah ekonomi pokok dari suatu masyarakat dengan cara
sebagai berikut:
1. Jika masyarakat menginginkan lebih banyak suatu barang, maka akan
tercermin pada adanya kenaikan permintaan konsumen untuk barang tersebut.
Akibatnya harga barang-barang tersebut naik, sehingga penjual barang
tersebut memperoleh keuntungan yang lebih besar. Akibat selanjutnya adalah
produsen tersebut cenderung utnuk memperbesar produksinya, bahkan muncul
produsen-produsen baru untuk barang tersebut (kegiatannya berpindah
berproduksi barang-barang lain, karena adanya keuntungan yang relative lebih
besar untuk barang yang naik harganya ini.Sehingga produksi total untuk
barang ini bertambah. Proses sebaliknya akan terjadi jika harga turun. Apabila
harga barang turun, maka keuntungan juga turun, produksi turun. Jadi gerak

21
harga-harga barang akan menentukan apa dan berapa setiap barang akan
tersedia/diproduksikan di dalam perekonomian masyarakat tersebut.
2. Barang dihasilkan dari proses pengkombinasian faktor-faktor produksi
oleh produsen. Bil harga suatu faktor produksi naik, maka produsen akan
berusaha mengadakan penghematan penggunaan factor tersebut dan
menggunakan lebih banyak factor produksi yang lain untuk proses
produksinya.
Dalam ilmu ekonomi dianggap bahwa antara faktor-faktor produksi
selalu ada kemungkinan untuk substitusi. Kemungkinan ini terlihat pada
konsep yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi yaitu isoquant. Kurva
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
factor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Contoh: Faktor produksi Kapital (K) dan Tenaga Kerja (L)

K
Ki A
Kurva Isoquant

K2 B

O L
L1 L2

Gambar: 1
Pada gambar 1 diatas, apabila harga faktor produksi L naik, maka produsen akan
cenderung untuk menghemat penggunaan factor produksi L sehingga mereka akan

22
memperbanyak penggunaan factor produksi K. Disini produsen bergerak dari
posisi B ke posisi A. Sebaliknya jika harga K turun.
Jadi gerak harga faktor produksi menentukan kombinasi yang digunakan produsen
dalam proses produksinya (disini harga faktor produksi disebut dapat
memecahkan masalah How bagi masyarakat).
3) Barang-barang hasil produksi dijual oleh produsen kepada konsumen.
Kemudian konsumen membayar harga barang-barang tersebut dri
penghasilannya. Sedangkan penghasilan konsumen berasal dari penjualan
jasa-jasa dari faktor produksi miliknya termasuk tenaganya sendiri pada
produsen yang menggunakannya untuk proses produksi. Jdi harga factor
produksi sekaligus merupakan penghasilan pemilik factor produksi untuk
setiap unit factor produksi yang dijual/disewakan kepada produsen.
Penghasilan setiap orang tergantung pada berapa unit factor-faktor produksi yng
dia miliki disamping harga setiap unit factor produksi. Pola distribusi penghasilan
bersama-sama dengan harga barang-barang sangat menentukan pola distribusi
barang antar warga masyarakat. Jadi apabila suatu waktu pola kepemilikan factor-
faktor produksi antara warga masyarakat dianggap telah ad, maka gerak harga-
harga barang dan harga-harga factor produksi (misalnya dengan adanya
mekanisme harga) akan menentukan distribusi barang-barang yang dihasilkan
dalam masyarakat. Mekanisme harga bias memecahkan masalah For Whom.

MASALAH YANG TIDAK BISA DIPECAHKAN OLEH MEKANISME


HARGA ANTARA LAIN:
1). Distribusi pendapatan
Mekanisme harga tidak selalu menjamin dipecahkannya masalah for whom
secara adil. Tingkat pendapatan yang tercipta dalam mekanisme pasar
sepenuhnya didasarkan pada hal-hal yang berbau ekonomis, seperti nasib baik
dalam berusaha, kerja keras, dan harga factor produksi. Akibatnya distribusi
pendapatan yang muncul akan mengakibatkan persoalan ketidak adilan.
Berbagai macam barang kebutuhan senantiasa jatuh ke tangan orang yang
paling mampu membelinya, bukan jatuh ke tangan orang yang paling
membutuhkannya. Akibatnya kucing milik orang kay, bias saja memperoleh

23
gizi yang lebih baik dari pada kucing yang dimiliki orang miskin.Apakah hal
ini merupakan akibat dari kegagalan pasar? Jawabannya tidak. Dalam hal ini
justru pasar telah berfungsi dengan baik. Pasar telah berjalan dengan logika
internalnya yaitu meletakkan barang ke tangan orang yang punya uang.
Jika suatu Negara membelajankan uang lebih banyak untuk memproduksi
maknan hewan piaraan dari pada untuk membantu kalangan miskin untuk
meneruskan pendidikan, hal itu bukan salah pasar, melainkan salah distribusi
pendapatan. Jadi system pasar yang paling efisien sekalipun dapat
menimbulkan dampak negative, yaitu ketimpangan pendapatan yang berlanjut
pada ketimpangan kemakmuran. Misalnya saja ketimpangan pendapatan yang
diciptakan oleh sistem pasar yang terjadi pada tahun 1848-1849, bahwa ketika
itu pemerintah Ratu Victoria dari Inggris tidak berbuat apa-apa untuk
membantu jutaananak-anak, wnita dan pria Irlandia yang tengah kelaparan,
sementara itu sejumlah petani kaya yang merasa harga kentang kurang
memadai, dengan seenaknya saja membakar hasil panen kentang mereka,
demi menaikkan harga.
Seringkali distribusi pendapatan dalam system pasar dipengaruhi oleh
teknologi atau tingkat kelahiran. Misalnya saja, penemuan robot akan
menyebabkan harga tenaga kerja merosot sekali, sehingga mengikis
pendapatan pekerja, serta menggeser 95 % pendapatan nasional kepada
pemilik robot. Secara politis, ketimpangan pendapatan tidak bisa diterima atau
tidak isa sibiarkan, apalagi jika hal ini ditinjau dari segi etika. Suatu bangsa
tidak harus meneerima begitu saja hasil-hasil yang dibuahkan oleh system
pasar yang kompetitif. Setiap orang agaknya memang berhak mengkaji
distribusi pendapatan yang ada dan ia boleh saja menganggapnya tidak adil.
Apabila sebuah masyarakat demokratif tidak menyukai distribusi pendapatan
yang begitu timpang,yang diakibatkan oleh system pasar laissez faire, maka ia
harus mengambil langkah-langkah yang sekiranya diperlukan untuk
mengubah distribusi pendapatan tersebut.
2) Ketidaksempurnaan Pasar.
Apaila terdapat perbedaan yng mencolok dalam hal kekuatan ekonomi ntara
pihak-pihak yang bertransaksi di pasar, maka harga yang terbentuk tersebut

24
tidak mencerminkan prioritas masyarakat secara wajar, sehingga masalah
what dan how tidak bisa dipecahkan dengan baik.
Suatu penyimpangan utama dari persingan sempurna adalah persaingan
tidak sempurna atau elemen-elemen monopoli. Persaingan sempurna dalam
suatu pasar timbul karena terdapatnya jumlah perusahaan yang jumlahnya
banyak sekali sehingga tidak satupun perusahaan mampu mempengaruhi
harga barang. Dalam kenyatan sehari-hari, hal ini berarti bahwa hampir semua
pengusaha merupakan pesaing tidak sempurna, kecuali mungkin berjuta-juta
petani yang secara perorangan hanya menghasilkan jumlah yang sangat sedikit
dibandingkan secara keseluruhan dari hasil panen. Disini kekuasaan monopoli
cenderung akan menciptakan harga yang terlalu tinggi, jauh melebihi biaya
produksi, akibatnya turunnya tingkat pembelanjaan/permintaan konumen di
batas stndarnya yang efisien.
3) Barang-barang Kolektif.
Ada barang-barang yang hanya disediakan secara kolektif oleh
masyarakat( misalnya: keamanan, ketertibaan, hukum). Harga pasar bagi
barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada, maka tidak akan
mencerminkan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya (masalah what untuk
barang-barang ini tidak bisa dipecahkan dengan baik).
Mencegah setiap perusahaan untuk tidak membuang limbah dengan
memberlakukan peraturan memang bisa dilaksanakan, namun jauh lebih sulit
bagi pemerintah untuk mendorong pihak swasta untuk memproduksi dan
membangun barang-barang publik, yaitu barang-barang yang dapat digunakan
masyarakat secara bersa-sama. Hal ini merupakn kegiatan ekonomi yang
penanganannya tidak dapat diserahkan begitu saja kepada pihak swasta, baik
yang dapat memberikan keuntungan besar, maupun yang dapat memberikan
keuntungan kecil kepada masyarakat. Misalnya penanganan pertahanan
nasional, kesehatan, dan sebagainya. Penanganan produksi barang-barang ini
oleh pabrik swasta tidak bias diharapkan akan muncul. Hal ini disebabkan
manfat barang-barang tersebut begitu tersebar luas, sehingga tidak ada
perusahaan atau konsumen secara individual terdorong untuk melakukannya.

25
4) Eksternalitas.
Eksternalitas dapat terjadi jika biaya yang seharusnya dari suatu aktivitas
perekonomian tidak sepenuhnya tercerminkan dalam biaya yang dibayar oleh
sector swasta. Eksternalitas juga terjadi jika manfaat dari suatu aktivitas tidak
sepenuhnya tertangkap dalam keuntungan sektor swasta. Yang terjadi
kemudian adalah underprovision atau overprovision dari barang dan jasa.
Underprovision biasanya terjadi pada sektor-sektor seperti kesehatan
masyarakat, pelayanan pendidikan sedangkan overprovision mencakup
kegiatan produksi yang menghasilkan polisi, erosi tanah dan lain sebagainya.
Dalam hal ini intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatur mekanisme
pajak dan subsidi atau membuat dan menegakkan peraturan-peraturan yang
bersifat mengontrol sektor swasta.
Mekanisme pasar tidak bisa memperhitungkan pengaruh-pengaruh social
dan kegiatan ekonomi (misalnya pengaruh adanya suatu pabrik terhadap
lingkungannya. Eksternalitas atau dampak imbasan (spillover effect) tercipta
jika ada perusahaan atau pihak tertentu yang menimbulkan kerugian atau
keuntungan kepada pihak lain di luar konteks pasar. Misalnya ada sebuah
perusahaan X yang membuang limbah kimia beracun ke sebuah sungai yng
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berenang dan memancing.
Dalam hal ini bahwa perusahaan X itu telah menggunakan air bersih yang
berharga dan langka tanpa membayar ganti rugi kepada masyarakat pemakai
air yang telah dirugikan. Sebaliknya apabila ada Perusahaan Y mengadakan
vaksinasi gratis kepada seluruh karyawannya untuk mencegah mereka
terjangkit penyakit menular. Apabila imunitas itu berhasil terciptakan, maka
masyarakat umum yang bukan anggota perusahaan itu ikut memetik manfaat
berupa berkurangnya kemungkinan penyakit tadi menyebar dan menulari
mereka. Dari contoh-contoh tersebut kita bias mengetahui bahwa ada transaksi
ekonomi tanpa pembayaran atau pemberian imbalan/ganti rugi.
Seiring dengan semakin padatnya penduduk, berarti akan terus
bertambahnya volume produksi energi, bahan kimia dan bahan lainnya,

26
sehingga akan berdampak imbasanpun meningkat. Jika semula dampak itu
kecil, maka lambat laun berkembang\menjadi ancaman yang serius bagi
masyarakat secara keseluruhan. Di sinilah pemerintah harus bertindak, yaitu
Pemerintah harus mulai ikut campur tangan dengan membuat peraturan pada
kegiatan ekonomi sebagai salah satu cara mengikis eksternalitas.
5) Pengelolaan Perekonomian Secara Mikro
Mekanisme pasar tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan gejolak naik
turunnya kegiatan ekonomi secara total/nasional. Selain meningkatkan
efisiensi dan pemerataan dan keadilan, pemerintah berkewajiban
mennjalankan fungsi-fungsi makro ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan
serta stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Dewasa ini berkat sumbangan intelektual yang sangat berharga dari John
Maynard Keynes dan para penerusnya, kita bisa mengetahui bagaimana cara
mengendalikan ekses terburuk yang ditimbulkan oleh siklus usaha. Sekarang ini
Pemerintah bisa mempengaruhi tingkat output dan tingkat inflasi melalui
pemanfaatan kebijakan fiscal dan kebijakan moneter secara cermat dan hati-hati.
Kekuasaan atau kebijakan fiscal adalah wewenang untuk mengenakan pajak dan
mengadakan pembelanjaan.
Kebijkan-kebijakan makro ekonomi untuk menciptakan stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi meliputi, kebijakan fiscal, yaitu melalui pajak serta
pembelanjaannya dan kebijakan moneter untuk mempengaruhi suku bunga dan
kondisi-kondisi perkreditan.
Dalam kelima bidang ini mekanisme harga tidak bias diharpkan menyelesaikan
permasalahan ekonomi secara otomatis dan secara baik. Di sinilah perlunya
tindakan-tindakan yang harus dirumuskan dan dijalankan secara sadar oleh
masyarakat/Negara. Tindakan-tindakan semacam ini disebut dengan perencanaan
dalam arti luas. Di luar bidang ini mekanisme harga masih efektif. Dalam
kenyataan mekanisme harga dan perencanaa digunakan bersma-sama, karena
keduanya saling melengkapi. Tentunya dengan porsi yang berbeda-beda bagi
masing-masing Negara dan bagi waktu yang berbeda.

Peluang Teknologi Dalam Masyarakat

27
Kita selalu terpaku pada masalaha fundamenta yang menyangkut apa,
bagaimana dan untuk siapa, karena masyarakat ingin mengkonsumsi lebih banyak
dari kemampuan produksi suatu perekonomian. Hukum kelangkaan yang
menyatakan bahwa barang ekonomi selalu langka, Karena persediaan sumber
daya untuk menghasilkan berbagai macam barang dan jasa untuk konsumsi sangat
terbatas. Kenyataan seperti itu mebawa kita pada kenyataan bahwa jumlah barang
lebih sedikit dari yang dibutuhkan, sehingga suatu perekonomian harus
memnafaatkan sumber dayanya yang terbatas itu sebaik mungkin. Ia harus
memilih yang terbaik dari sekian banyak kemungkinan komposisi barang dan jasa
yang harus didatangkan (masalah apa/what), mencari teknik produksi yang paling
baik (masalah bagaimana/how), dan harus memutuskan siapa yang berhak
memperoleh barang dan jasa tersebut (masalah untuk siapa/for whom).

Batas Kemungkinan Produksi (Production Possibility Frontier/PPF)

PPF berarti bahwa untuk memproduksi lebih banyak suatu barang, maka
kita harus mengorbankan barang lainnya. PPF, memperlihatkan jumlah produksi
maksimum yang bisa dicapai oleh sebuah perkonomian, sesuai dengan tingkat
teknologi dan kuantitas input yang dimilikinya.
Kurva kemungkinan produksi turun miring dan dari kiri atas ke kanan bawah
(lerengnya negatif):
Dengan sumber daya yang terbatas (tertentu jumlahnya), petani tersebut hanya
dapat menambah produksi jagung hanya apabila mengalihkan sumber dayanya
(tanah misalnya) dari ditanami padi, kemudian ditanami jagung

PPF merupakan menu pilihan yang tersedia bagi masyarakat yang


bersangkutan.
Misalnya sebuah perekonomian yang menggunakan seluruh sumber dayanya
untuk memproduksi barang kebutuhan sipil/umum (misalnya beras) maksimum
yang dapat diproduksi per tahun. Jumlah maksimum beras tergantung pada
sumber daya kuantitatif dan kualitatif perekonomian tersebut, serta tergantung
pada efisiensi produktif yang digunakan.

28
Contoh:
Alternatif Kemungkinan Produksi
Kemungkinan Beras Senjata
(ribu ton) (ribu buah)

A 0 15
B 1 14
C 2 12
D 3 9
E 4 5
F 5 0

Tabel 1 :
Pada titik F, menunjukkan bahwa keadaan tersebut disebut ekstrim, karena
produksi semuanya berupa beras dan tidak ada produksi senjata sama sekali. Di
titik A, adalah suatu keadaan ekstrim yang lain yaitu ketika semua sumber daya
yang ada digunakan untuk memproduksi senjata, Di antara kedua ekstrim tersebut,
yaitu titik E, titik D, dan titik C serta titik B semakin banyak jumlah produksi
beras yang dikorbankan untuk menambah produksi senjata.
Untuk lebih jelasnya maka kita bisa lihat gambar Batas Kemungkinan
Produksi dibawah ini:
G
15 A B

12- C K

9- U D

6- E

3 -
! ! ! ! !F B

29
0 1 2 3 4 5
Gambar 2: Kurva yang menghubungkan titik-titik kemungkinan produksi
Garis-garis batas seperti A, B, C, D, E dan F tersebut menggambarkan daftar
pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk menentukan jumlah senjata dan
beras tertentu pada jumlah sumber daya dan tingkat teknologi tertentu. Titik K
yang ada diluar batas berart tidak mungkin bisa dicapai, sedangkan setiap titik
di dalam garis batas, seperti U, artinya bahwa sumber daya yang ada tidak
dimanfaatkan secara penuh.dengan cara yang baik.

Efisiensi
Efisiensi adalah salah satu masalah pokok dalam ilmu ekonomi. Efisien diartikan
sebagai tidak adanya barang yang yang terbuang percuma atau penggunaan
sumber daya ekonomi seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dsn
keinginan masyarakat. Secara lebih spesifik. System perekonomian bisa dikatakan
efisien jika tidak satu pun barang tambahan yang bisa diproduksi tanpa
mengurangi produksi barang yang lain, yaitu selama perekonomian masih berada
pada garis batas kemungkinan produksi

30
BAB 3
PERILAKU KONSUMEN

Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mngetahui bagaimana hubungan antara perilaku
manusia dengan teori Ekonomi Mikro
2. Mahasiswa dapat mngetahui konsep perilaku manusia dalam
kehidupan sehari-hari
3. Mahasiswa dapat mengetahui model-model analitik perilaku
manusia dalam ekonomi

Pembahasan Materi:
1. Pendekatan Marginal utility dan Pendekatan Ordinal
Utility
2. Surplus Konsumen
3. Aplikasi Surplus Konsumen

31
Perilaku Konsumen
Setiap orang memiliki model perilaku konsumen, yaitu konsepsi mengenai
bagaimana perilaku tersebut terjadi dan dibentuk. Mula-mula kita harus tahu
adalah manfaat apa yang dicari oleh seorang konsumen dari pemakaian barang
tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan
konsumen, ada 3 pendekatan, yaitu : Pendekatan Utilitas (utility approach),
pendekatan kurva indifferens (indifference kurve), dan yang terbaru adalah
pendekatan atribut (attribute approach).
A) Pendekatan Marginal Utility
Pendekatan disini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utility)
setiap konsumen bias diukur dengan uang atau dengan satuan lainnya
(utility bersifat “cardinal”), misalnya : kita mengukur isi volume air,
sekilo beras, dan sebagainya.
B) Pendekatan Indifference Curve
Pendekatan ini tidak memerlukan adanya anggapan bahwa
kepuasan konsumen bisa diukur. Anggapan yang diperlukan disini adalah
bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi tau lebih
rendah tanpa mengatakan berapa lebih tingginya atau berapa lebih
rendahnya (Karena utility bersifat “ordinal”).

Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu
kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang
memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
1. Konsumen rasional
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena
A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya

32
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B
lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C

C). Preferensi Nyata (Revealed Preference Hypothesis).


Kurva permintaan dapat disusun secara langsung berdasarkan perilaku konsumen
di pasar. Asumsi yang menjadi dasar berlakunya teori ini antara lain adalah:
1. Rasionalisasi, yaitu konsumen adalah rasional, juga mengandung pengertian
bahwa jumlah barang banyak lebih disukai daripada barang sedikit.
2. Konsisten artinya seperti biasanya apabila konsumen telah menentukan A
lebih disukai daripada B maka dia tidak sekali-kali mengatakan bahwa B
lebih disukai dari pada A.
3. Asas transitif, artinya bila konsumen menyatakan A lebih disukai dari pada
B dan B lebih disukai daripada C, maka ia akan menyatakan juga bahwa A
lebih disukai daripada C.
4. Konsumen akan menyisihkan sejumlah uang untuk pengeluarannya. Jumlah
ini merupakan anggaran yang dapat dipergunakannya. Kombinasi barang X
dan Y yang sesungguhnya dibeli di pasar merupakan preferensi atas
kombinasi barang tersebut. Kombinasi yang dibeli ini akan memberikan
dayaguna yang tertinggi

D) Pendekatan Atribut
Pendekatan ini menganggap bahwa yang diperhatikan oleh konsumen
bukan produk secara fisik , tetapi atribut yang terkandung di dalam produk
tersebut. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa
yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut.
Misalnya atribut dari sebuah mobil antara lain jasa pengangkutan, prestise,

33
privacy, keamanan, kenyamanan, dan sebagainya.Teori ini pertama kali
diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966.

Ada beberapa keunggulan pendekatan atribut antara lain :


1. Kita akan terlepas dari diskusi mengenai bagaimana mengukur daya guna suatu
barang, yang merupakan asumsi dari pendekatan sebelumnya.
2. Pendekatan ini memandang suatu barang diminta konsumen bukan jumlahnya,
melainkan atribut yang melekat pada barang tersebut, sehingga lebih dapat
dijelaskan tentang pilihan konsumen terhadap produk.
3. Dapat digunakan untuk banyak barang, sehingga bersifat praktis dan lebih
mendekati kenyataan, serta operasionalisasinya lebih mudah.

Keseimbangan Konsumen
Sebagaimana diketahui bahwa setiap konsumen selalu mencoba mencapai
utilitas, kepuasan atau kebahagiaan maksimum dari barang konsumsi yang
dibelinya. Kita lebih baik tidak membeli suatu barang yang harganya dua kali
lipat harga barang lain, sampai barang tersebut memberikan marginal utilitas yang
besarnya dua kali lipat juga. Kesimpulannya adalah bahwa kita harus menata
konsumsi yang memberikan kepuasan kepada kita.
Pendekatan Marginal Utility
Perilaku konsumen bisa diterangkan dengan menggunakan pendekatan
Marginal Utility dengan anggapan:
1. Utility bisa diukur dengan uang
2. Berlakunya Hukum Goossen “The law of Diminishing Marginal Utility”
yaitu bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsikan, maka tambahan
kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang
dikonsumsikan akan menurun.
3. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan yang maksimum yang
dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

1) MU x = MU y = ……………
Px Py

34
2) Px . X = Py . Y =I

Keterangan:
MU x = Marginal Utility/tambahan kepuasan dari barang X
MU y = Marginal Utility/tmbahan kepusan dari barang Y
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
X = jumlah barang X yang dibeli/dikonsumsi
Y = jumlh barang Y yang dibeli/dikonsumsi
I = Income/pendapatan

Pendekatan Indifference Curve


Perilaku konsumen dapat diterangkan dengan menggunakan pendekatan
indifference Curve dengan menganggap bahwa :
1) Konsumen mempunyai pola prefrensi terhadap barang-barang konsumsi yang
bisa dinyatakan dalam bentuk indifferens map atau kumpulan dari indifferens
curve.
2) Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
3) Konsumen selalu;berusaha mencapai kepuasan maksimum
4) Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui
suatu tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa
diganti oleh satu unit barang X, pada tingkat kepuasan yang sama.

Fungsi Preferensi
Fungsi preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam
menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Untuk setiap 2 kelompok barang, A dan B misalnya konsumen bisa membuat
peringkat sebagai berikut; A lebih disukai disukai daripada B; B
lebih disukai daripada A, maka A indifference terhadap B.

35
2. Peringkat tersebut bersifat transitif, artinya jika A lebih disukai daripada
B,
dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
3. Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak,
karena konsumen tidak pernah terpuaskan.
Indifference curve adalah kurva yang menghubungkan titik-titik
konsumsi/pembelian barang-barang yang menghasilkan kepuasan yang sama.
Artinya konsumen tidak lebih suka (prefer) kepada suatu titik dibandingkan
dengan titik lain yang terletak pada kurve tersebut.
Ciri-ciri dari Indifference Curve adalah sebagai berikut:
1) Indifference curve mempunyai kemiringan yang negative/turun dari kiri atas
ke kanan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen akan mengurangi
konsumsi barang yang satu apabil ia akan menambah jumlah barang lain
yang dikonsumsi.
2) Cembung ke arah titik Origin
Hal ini menunjukkan adanya perbedan proporsi jumlah yang harus ia
korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang
dikonsumsi.
3) Indifference curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan bahwa
tingkat kepuasannya lebih tinggi.
4) Antara kurve yang satu dengan kurve yang lainnya tidak saling berpotongan.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama
pada suatu kurve indifferens yang berbeda.

Marginal Rate of Substitution (MRS) pada Kurva Indifference


Besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva indiffrens,
karena slope kurva indifferens kurve, maka MRS akan selalu positif.
MRS = - slope = - ΔY = -dY
ΔX dX

Garis anggaran (budged line)


adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah
pendapatan atau anggaran tertentu. Konsumen hanya mampu membeli sejumlah

36
barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran. Titik-titik sebelah kiri
garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah.
Contoh:

Qy

daerah
anggaran garis anggaran

Qy
Persamaan garis anggaran (I = pendapatan atau anggaran).

I = X. Px + Y.Py
Slope garis anggaran = - Px/Py

Garis anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1. Berslope negatif
2. Berbentuk linier selama harga tidak berubah
3. Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar
4.Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.

Kegunaan Kurva Indiferens


Kurva ini dapat digunakan setiap saat jika kita ingin mencoba untuk menganalisis
pilihan antara dua barang. Dengan memberi batasan bahwa suatu barang adalah
segala sesuatu, maka cara ini dapat diterapkan di dalam permasalahan pilihan
konsumen yang sangat luas.

SURPLUS KONSUMEN
Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total
atau total utility (yang dapat dinilai dengan uang) yang dinikmati oleh konumen
dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya
(yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah

37
barang tersebut. Surplus konsumen bisa juga diartikan dengan selisih (extra value)
antara nilai uang yang sebetulnya konsumen ingin bayarkn dan nilai uang yang
benar-benar dibayar oleh konsumen.
Surplus konsumen merupakan instrumen yang paling sering digunkan
dalam studi empiris untuk mengukur keejahteraan konsumen Dalam ekonomi
kesejahteran terapan, ukuran kesejahteraan konsumen secara umum bukanlah
dalam konteks kardinal digunakan secara sungguh-sungguh. Disini yang
dipergunakan adalah pengukuran uang yang merefleksikan kesediaan untuk
membayar dari sisi konsumen, dimana sekaligus berhubungan dengan fungsi
kegunaan.

Rp
D

Surplus Konsumen

Px B

O A X

Keterangan gambar:
Kurve permintaan, menurut pendekatan Marginal Utility, adalah kurva marginal
Utility yang dinilai yang dinilai dengan uang. Jadi area OABD adalah total utility
(dinilai dengan uang) yang diperoleh konsumen dari berkonsumsi barang X
sebanyak OA. Pengorbanan totalnya (dalam uang) adalah jumlah uang yang ia
bayarkan untuk memperoleh jumlah OA terrsebut, yaitu OA kali harga OP x ( =
area OP x BA). Surplus konsumen adalah selisih dari kedua area tersebut, yaitu
Px DB. Arti pentingnya : Surplus konsumen menunjukkan keuntungan netto

38
(dalam bentuk kepuasan) yang diperoleh konsumen karena pertukaran bebas dan
spesialisasi dalam produksi memungkinkan si konsumen untuk membayar barang-
barang dengan harga yang lebih rendah daripada nilai barang tersebut untuknya
(yaitu: Kepuasan yang diperoleh).
Jadi surplus konsumen menunjukkan perbndingan yang berupa gambaran
sebuah area yang dihitung dari: area dibawah kurva permintaan konsumen dan
diatas garis harga. Area tersebut menunjukkan ukuran kesejahteraan secara
signifikan, karena ukuran kesediaan untuk membayar merupakan perubahan
kesejahteraan konsumen.

Aplikasi Surplus Konsumen


Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen
karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah dari harga
yang mereka mau membayarkannya.
Konsep surplus konsumen sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan
yang menyangkut barang public, seperti pelabuhan udara., jalan raya, taman-
taman. Misalnya : sedang dipertimbangkan pembuatan sebuah jalan raya bebas
hambatan yang tanpa pungutan (free tol). Karena semua menggunakannya, maka
jalan ini tidak mengasilkan pendapatan. Nilai yang diperoleh pengguna jalan itu,
mungkin berbentuk penghematan waktu, atau perjalanan yang lebih aman, yang
diukur diukur oleh surplus konsumen setiap konsumen setiap individu. Utilitas
bagi pemakainya hanya tercermin sebagai surplus konsumen individu. Untuk
menghindari kesulitan antar pribadi, asumsikan terdapata 10.000 pemakai jalan
yang identik dalam segala hal. Dari penelitian, kita asumsikan bahwa surplus
konsumen tiap individu adlah $ 350 lebih rendah dari $3,5 juta (10.000 kali
$350). Dalam hal ini pemerintah, sebaiknya membangun jalan tersebut jika biaya
total surplus konsumen (yaitu $ 3,5 juta) melebihi total biaya yang diperlukan.
Disamping membantu menjelaskan kepada masyarakat mengenai kapan
baiknya membangun jalan atau jembatan, konsep surplus konsumen juga
mengungkapkan mengapa umumnya orang curiga akan penyamaan harga dengan
nilai. Kita telah melihat bahwa udara dan air memiliki nilai ekonomis (hasil kali
harga dengan kuantitas) yang kecil, meskipun total nilai ekonomisnya jauh

39
melampaui intan ataupun mantel dari wool. Surplus konsumen dari air dan udara
besar sekali, sedangkan nilai intan dan mantel wool hanya sedikit di atas harga
belinya. Sarnkan kepadanya agar tafakur sejenak. Jika ia dengan ketrampilan dan
energinya dialihkan secara utuh ke sebuah pulau primitive. Berapa banyak barang
yang dapat dibeli dengan pendapatannya itu? Tanpa mesin-mesin. Tanpa sumber
daya yang melimpah. Tanpa tenaga kerja lainnya dan terutama tanpa warisan
pengetahuan teknologi dari generasi sebelumnya, berapa banyak yang dapat ia
hasilkan? Jelas bahwa kita ini menikmati kemasylahatan suatu dunia ekonomi
yang bukan ciptaan kita.
Kenyataan bahwa harga pasar ditentukan oleh utilitas marginal dan bukan
oleh utilitas ditunjukkan oleh konsep surplus konsumen. Untuk setiap butir telur
atau tiap kaleng susu yang kita beli di pasar, kita membayar harga yang sama
dengan utilitas marginal dari unit terdahulu adalah lebih besar disbanding unit
terakhir sejalan dengan hukum utilitas marginal yang semakin berkurang.
Pada dasarnya, kita memperoleh surplus konsumen. Karena kita membayar
sejumlah uang yang sama untuk setiap unit barang yang kita beli, sejak unit
pertama sampai unit terakhir. Kita membayar untuk tiap unit berdasarkan nilai
unit yang terakhir. Hanya saja sejalan dengan hokum utilitas marginal yang
semakin berkurang, unit terdahulu nilainya lebih tinggi dari unit yang kemudian.
Karena itu kita menikmati surplus dari tiap-tiap unit terdahulu. Karena konsumen
membayar unit terakhir untuk semua unit yang dikonsumsi, merka memperoleh
kelebihan/ surplus utilitas dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Surplus
konsumen mengukur tembahan utilitas yang diterima pada konsumen atas jumlah
yang dibayarkan untuk komoditi tersebut.

Surplus Produsen
Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen
karena harga harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka
tawarkan pada tingkat penjualan tertentu. Atau surplus produsen adlah selisih
(extra value) antara nilai uang yang benr-benar diterima oleh produsen untuk
penjualannya sejumlah barang tertentu. Surplus produsen dapat ditinjau dari
kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit, sehingga mereka bersedia

40
menawarkan sejumlah barang dengan harga yamg lebih rendah dari pada harga
keseimbangan pasar.
Rp

P------------------------ Eq
|
A | D
|
X

Pada gambar diatas, surplus produsen ditunjukkan oleh daerh yang diarsir yaitu
daerah di sebelah kiri atas kurva penawaran, dan dibawah harga keeimbangan
(Eq=Equlibrium). Jadi surplus produsen ini merupakan hubungan antara produsen
dengan kurva permintaan.

41
BAB 4

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana hubungan antara perilaku
manusia dengan tingkat permintaan dan penawaran terhadap
barang dan jasa.
2. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa jauh pengaruh pajak dan
subsidi terhadap tingkat permintaan dan penawaran.

Pembahasan Materi:
1. Hukum Permintaan
2. Pergeseran Kurva Permintaan
3. Kasus Perkecualian dalam Hukum Permintaan
4. Hukum Penawaran
5. Aplikasai Konsep Permintaan dan Penawaran
6. Bekerjanya Mekanisme Penawaran dan Permintaan
7. Elastisitas

42
PERMINTAAN
Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan
interaksi antara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga
suatu barang dan jasa yang berlaku di pasar serta jumlah barang dan jasa tersebut
yang akan diperjual belikan di pasar. Interaksi tersebut dapat diterangkan dengan
memahami teori permintaan dan teori penawaran.
Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan seorang pembeli pada
suatu komoditas (barang dan jasa), hubungan antar jumlah yang diminta dan
harga, serta pembentukan kurva permintaan. Suatu komoditas dihasilkan oleh
perusahaan karena dibutuhkan oleh konsumen dank arena konsumen bersedia
membelinya. Konsumen mau membelinya karena komoditas tersebut dibutuhkan
dan harganya sesuai dengan keinginan mereka, serta komoditas tersebut berguna
baginya. Komoditas yang dikonsumsi mempunyai sifat yang khas yaitu semakin
banyak komoditas yang dikonsumsi, maka kegunaan komoditas tersebut akan
semakin berkurang.
Hukum permintaan :mengatakan bahwa “jika harga suatu barang naik.
Maka ceteris paribus jumlah barang yang diminta konsumen terhadap barang-
barang turun”. Dan sebaliknya jika harga barang tersebut turun. Ceteris paribus
artinya : bahwa semua factor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta
dianggap tidak berubah. Hipotesis tersebut didasarkanpada asumsi :
1. Bila harga komoditas turun, maka orang akan mengurangi pembelian atas
komoditaas lain dan menambah pembelian pada komoditas yang mengalami
penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli
lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditas tersebut untuk mulai
membelinya.
2. Apabila harga suatu komoditas naik, para pembeli mencari komoditas
lain yang dapat digunalan sebagai pengganti atas komoditas yang
,mengalami kenaikan harga.

Asumsi yang dipakai Teori Ekonomi Mikro

43
Asumsi Umum, asumsi yang seringk digunakan oleh teori ekonomi mikro
maupun teori ekonomi lainnya
Asumsi khusus, asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro tetapi tidak
selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain.
Asumsi Khusus Model Ekonomi, asumsi yang dibuat berdasarkan model yang
ditentukan

ASUMSI UMUM

Rasionalitas (Utility Maxsimum, Profit Maxsimum, Cost Minimum)


Ceteris Paribus (hal-hal lain dianggap tetap atau konstan)
Penyederhanaan (menggunakan grafik)

ASUMSI KHUSUS
Equilibrium Parsial
Tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian

CONTOH ASUMSI:

Ada banyak pembeli dan penjual di pasar dan semuanya adalah pengambil
harga (price takers). Seluruh barang adalah homogen, Setiap produsen bebas
untuk keluar/masuk ke pasar, Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang
lengkap (sempurna) tentang pasar .
Pembeli dan penjual berusaha untuk memaksimumkan kepuasan keuntungannya
dari setiap transaksi yang terjadi.
Hubungan antara harga satuan komoditas yang mau dibayar pembeli
dengan jumlah komoditas yang diminta pada berbagai tingkat harga dapat disusun
dalam suatu tabel yang dikenal dengan :Daftar Permintaan. Data yang diperoleh
dari daftar permintaan dapat digunakan untuk memnggambarkan sifat hubungan
antara harga suatu komodita dengan jumlah komoditas yang diminta dalam suatu
kurva permintaan.

Contoh:

44
Daftar permintaan dan kurva permintaan Sepatu Bata. Tingkat harga dan jumlah
sepatu bata yang diminta pada setiap tingkat harga, adalah sebagai berikut:

Harga per satuan Jumlah yang diminta


(ribu rupiah) (unit/pasang)
9.900 30
19.900 20
24.900 10
34.900 5
49.900 2

Atas dasar daftar permintaan, maka dapat dibuat suatu kurva permintaan sebagai
berikut:

Harga 49.900-----------

9.900--------------------------------------- D

0 2 30 Q

Kurva permintaan adalah : kurva yang menunjukkan alternative jumlah barang


yang ingin dibeli pada berbagai tingkat harga dengan menganggap bahwa segala
sesuatu yang lain dianggap konstan. Sifat hubungan antara harga dan jumlah
komoditas yang diminta adalah berlawanan arah (negatif), sehingga kurva
permintaan suatu komoditas bersudut negatif terhadap sumbu horisontal.

45
Kurva permintaan menunjukkan: kurva yang menghubungkan titik-titik jumlah
barang yang diminta oleh seluruh konsumen yang ada di pasar tersebut pada
berbagai tingkat harga.
Menurut ilmu ekonomi tradisional ada beberapa factor yang dapat
mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu :
1. Harga barang itu sendiri
2. Penghasilan konsumen
3. Harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut
4. Selera konsumen
Atau ada pendapat lain yang mengatakan bahwa permintaan seseorang atau
masyarakat terhadap suatu komoditas ditentukan oleh banyak factor, yaitu:
1. Harga komoditas itu sendiri.
2. Harga komoditas lain yang berkaitan erat dengan komoditas tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
5. Selera/citarasa masyarakat
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Kurva permintaan suatu barang dibuat berdasarkan atas berbagai
kemungkinan harga barang itu, sedangkan factor lain yang dapat mempengaruhi
permintaan terhadp barang tersebut dianggap konstan (ceteris paribus).
Misalnya : fungsi permintaan individual akan komodity X adalah:
Q dx = 8 – Px, ceteris paribus
Dengan mensubtitusikan berbagai harga X ke dalam fungsi permintaan ini, kita
akan memperoleh kurva permintaan individu sebagai berikut :

P x ($) 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Q dx 0 1 2 3 4 5 6 7 8

46
Dengan meletakkan setiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar dan
menghubungkan titik-titiknya, maka akan diperoleh kurva Demand/permintaan
individu terhadap komoditi X.

Px

($) 8

0 8 Qdx

Kurva Permintaan
Apa yang menentukan permintaan pasar jagung, mobil? Sampai saat ini kita tidak
memperhatikan pengaruh lain kecuali harga komoditi itu sendiri. Sebelumnya
masih ada beberapa factor lain yang sangat penting yaitu pendapatan rata=rata,
jumlah populasi, harga dan tersedianya barang serupa, selera individu dan
beberapa pengaruh khusus.
Pendapatan rata-rata konsumen adalah factor penentu utama permintaan.
Jika pendapatan masyarakat meningkat, maka orang cenderung lebih banyak,
hamper segala hal, termasuk buah apel, mobil, dan lain-lain.
Ukuran pasar yang antara lain diukur melalui populasi, jelas
mempengaruhi kurva permintaan pasar. Penduduk California sebesar 30 juta akan
membeli apel dan mobil 30 kali lebih besar dari penduduk Kabupaten Jember
yang hanya berjumlah 2 juta penduduk.
Harga dan tersedianya barang yang mirip (serupa) juga memperngaruhi
permintaan suatu komoditi. Hubungan yang sangat penting terjadi antara barang
subtitusi yaitu barang yang mempunyai fungsi yang sama, misalnya pena da

47
pensil, minyak dan gas alam. Permintaan barang A cenderung rendah jika harga
barang substitusinya rendah.
Di samping unsure-unsur objektif tersebut, kita harus mencakupkan pula hal-hal
lain yang sifatnya subjektif yang disebut: selera atau pilihan (preferensi). Selera
menunjukkan pengaruh sosial dan sejarah. Selera juga termasuk kebutuhan
terkondisi (misalnya: rokok, mobil balap idaman). Selera dapat mengandung
unsur tradisi atau agama (misalnya: makan daging babi sangat popular di Cina,
tetapi haram bagi islam).
Akhirnya, barang tertentu umumnya memiliki factor khusus dengan latar
belakang permintaanya. Turunnya hujan mendukung permintaan akan
pating(ikan). Selain itu, harapan tentang kondisi ekonomi di masa mendatang,
terutama harga, dapat menimbulkan dampak yang penting pada permintaan.
Permintaan Industri dan Perusahaan
Fungsi permintaan bisa ditentukan baik untuk industri secara
keseluruhan maupun untuk perusahaan secara individual.Fungsi permintaan
perusahaan lebih menekankan pada variabel independen yang menunjukkan
perilaku para pesaing. Misalnya fungsi permintaan dari suatu perusahaan biaanya
akan memasukkan harga dan biaya iklan dari perusahaan saingannya. Permintaan
terhadap produk suatu perusahaan berhubungan negatif dengan harganya sendiri,
tetapi berhubungan positif dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan
saingannya.
Permintaan terhadap produk akan meningkat dengan adanya tambahan
biaya iklan yang dikeluarkan perusahaan tersebut, tetapi bisa naik atau turun jika
ada tambahan/pengurangan iklan dari perusahaan lainnya. Parameter untuk
variabel-variabel tertentu akan berbeda pada kedua macam fungsi tersebut.
Jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan terhadap barang X, tetapi nilai
parameter dalam fungsi permintaan barang X akan lebih kecil daripada fungsi
permintaan industri tersebut.
Apabila barang X tersebut menguasai pangsa pasar 100 persen
(monopolis), maka parameter-parameter untuk perusahaan dan industri tersebut
akan identik.Oleh karena fungsi permintaan perusahaan dan industri berbeda,
maka analisisjuga harus berbeda untuk kedua macam permintaan tersebut.

48
Gerakan Sepanjang Kurva dan Pergeseran Kurva
Perlu dibedakan antara perubahan permintaan dan perubahan jumlah
yang diminta. Perubahan permintaan akan menyebabkan pergeseran kurva
permintaan, sedangkan perubahan jumlah yang diminta berarti perpindahan ke
titik yang berbeda pada kurva permintaan yang sama, setelah harga berubah. Hal
yang sama berlaku juga pada penawaran serta beberapa hubungan ekonomi
lainnya.
Pergeseran sepanjang kurva permintaan, terjadi bila harga komoditaas
yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan harga komoditas akan
menaikkan jumlah barang yang diminta, dan begitu sebaliknya. Perubahan
permintaan terjadi jika salah satu unsur penentu kurva permintaan bergeser.
Misalnya: jika pendapatan meningkat, maka pembelian pizza oleh konsumen
meningkat pada setiap harga. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan
permintaan, dan kurva permintaan pizza akan bergeser ke luar. Sebaliknya jika
harga pizza yang dihadapi konsumen menurun dan hal lain adalah konstan,
konsumen cenderung mempbeli pizza lebih banyak. Namun, meningkatnya
pembelian pizza bukan disebabkan oleh meningkatnya permintaan, tetapi karena
kurva permintaan harga. Perubahan ini menunjukkan pergerakkan sepanjang
kurva permintaan, bukan pergeseran kurva permintaan. Perbedaan serupa berlaku
juga pada pergeseran penawaran.

Kasus Perkecualian
Ada tiga kasus dimana kurva permintaan yang menurun tidak berlaku:
1). Kasus Giffen
Kasus ini terjadi bila efek pendapatan yang negative bagi barang-barang
“inferior” begitu besarnya sehingga efek substitusi (substitution effect) yang
selalu positif tidak bisa menutup pendapatan efek (income effect) yang negative
tersebut. Akibatnya penurunan harga barang X justru menurunkan jumlah barang
X yang diminta konsumen. Barang “Giffen” adalah barang inferior, tetapi tidak
semua barang “inferior” adalah “giffen”.

49
2). Kasus Spekulasi
yaitu apbila konsumen berharap bahwa harga barang untuk besok pagi naik
lagi, sehingga jika hari ini ada kenaikan harga barang tersebut, maka akan diikuti
oleh kenaikan permintaan terhadap barang tersebut hari itu juga. Akibatnya kurva
permintaannya naik.
3). Kasus Barang-barang Prestise
Untuk beberapa barang tertentu, misalnya permata bekas milik orang ternama
akan dijual, maka kenaikan harga barang tersebut akan semakin diikuti oleh
kenaikan permintaan. Semakin tinggi harga barang tersebut, maka semakin tinggi
kepuasan konsumen yang diperoleh dari naiknya unsure prestise (jadi kenaikan
permintaan sejalan dengan kenaikan harga barang tersebut). Dan semakin tinggi
pula kesediaan konsumen untuk membayar harga yang lebih tinggi. Akibatnya
kurva permintaan juga naik.

Permintaan Individu dan Permintaan Pasar


Permintaan suatu komoditas dibedakan atas permintaan individu dan
permintaan semua orang di pasar. Permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan
permintaan berbagai individu terhadap komoditas pada setiap tingkat harga.
Permintaan agregatif terhadap suatu komoditi menunjukkan alternative jumlah
suatu komoditi yang diminta per periode waktu, pada berbagai harga laternatif,
oleh semua individu di pasar. Jadi permintaan pasar suatu komoditi tergantung
pada semua factor yang menentukan permintaan individu individual dan jumlah
pembeli komoditi tersebut di pasar. Secara geometris, kurva permintaan pasar
terhadap suatu komoditi diperoleh dengan penjumlahan mendatar semua liku
permintaan individual terhadap komoditi tersebut.
Misalnya: Ada dua individu yang identik (1 & 2) di pasar, masing-masing dengan
permintaan barang X sebesar Qdx = 8 – Px, sehingga permintan pasar = QDx
diperoleh dengan cara sebagai berikut:

50
Tabel:
Px ($) Qd1 Qd2 QDx
8 0 0 0
4 4 4 8
0 8 8 16

Px ($)
8 8

4 -------- -----│-------d1 4 -------- --│----------d2


│ │
0
4 8 Qd1 0 4 8 Qd2

51
Px ($)
8

4 Dx = d1 + d2

0 4 8 12 16 Qdx

Pengaruh Faktor Bukan Harga Terhadap Permintaan


Hukum Permintaan hanya menekankan perhatian pada pengaruh harga
komoditas yang diminta. Padahal, permintaan suatu komoditaas juga ditentukan
oleh berbagai faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Komoditas lainnya, dapat dibedakan 2, yaitu :
a. Komoditas pengganti, komoditas yang dapat menggantikan fungsi dari
komoditas lain sehingga harga komoditas pengganti dapat mempengaruhi
permintaan komoditaas yang dapat digantikan tersebut.
Misalnya: Teh dan Susu
b. Komoditas pelengkap, yaitu suatu komoditas yang selalu digunakan bersama-
sama dengan komoditas lainnya.
Misalnya: Kopi dilengkapi dengan gula.
c. Komoditas netral, yaitu komoditas yang tidak mempunyai hubungan sama
sekali dengan komoditas lainnya, sehingga perubahan permintaan terhadap
salah satu komoditas tidak akan mempengaruhi permintaan komoditas
lainnya. Dalam kaitannya dengan barang konsumsi, maka barang netral adalah

52
barang konsumsi yang jumlah pemakaiannya tidak berubah walaupun
pendapatan konsumen mengalami perubahan.
Misalnya: Pemakaian garam untuk bumbu masak.
2. Pendapatan para pembeli, meliputi:
a. Barang inferior (inferior Goods), yaitu barang yang permintaannya justru
berkurang jika pendapatan seseorang naik.
Misalnya; jika seseorang biasanya makan gaplek, apabila pendapatan mereka
naik, maka mereka akan merubah kebiasaannya tersebut menjadi makan nasi.
b. Barang essensial, yaitu barang yang sangat penting, artinya jika dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Misalnya: Kebutuhan pokok sehari-hari: beras, air minum,dan sebagainya.
c. Barang normal, yaiu barang yng mengalami kenaikan permintaan seiring
dengan naiknya pendapatan seseorang, dan sebaliknya.
Misalnya; pakaian, televise, dan sebagainya.
d. Barang mewah, yaitu jenis barang yang dibeli orang apabila pedapatannya
mereka sudah relative tinggi.
Contoh: Mobil mewah, permata, dan sebagainya.
3. Distribusi Pendapatan, perubahan distribusi pendapatan dapat mempengaruhi
corak permintaan terhadap berbagai jenis komoditas. Jika konsentrasi
pendapatan berada di kalangan kelas atas, maka permintaan terhadap komoditi
barang mewah dan barang sekunder akan meningkat.
4. Jumlah penduduk, pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan
perkembangan terhadap permintaan suatu komoditas karena dalam kondisi
seperti itu akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditas tersebut.
Misalnya: perumahan,beras,dan sebagainya.
5. Cita rasa masyarakat, apabila selera masyarakat terhadap suatu komoditas
meningkat, maka permintaan terhadap komoditas tersebut akan meningkat
juga, dan sebaliknya:
6. Ramalan mengenai masa yang akan dating, jika prospek suatu komoditaas di
masa yang akan dating baik, maka permintaan terhadap komoditas
tersebutakan naik, dan sebaliknya.

53
PENAWARAN
Penawaran seorang produsen terhadap suatu komoditi adalah jumlah suatu
komoditi yang ingin dijual oleh seorang produsen dalam satu waktu tertentu
merupakan fungsi atau tergantung pada harga komoditi tersebut. Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut :
Q sx = f (Px), ceteris paribus.
Fungsi penawaran tersebut dibaca: jumlah komoditas yang ditawarkan merupakan
fungsi dari harga barang tersebut, sedangkan harga komoditas lain, tingkat
teknologi, dan lain-lain dianggap tetap tidak berubah.
Penawaran komoditas pada beragai tingkat harga ditentukan oleh banyak
faktor, yaitu: Harga komoditas itu sendiri.

Hukum Penawaran
Apabila harga naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan
meningkat/bertambah. Jika harga barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa
yang ditawarkan berkurang/turun.
Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini juga tidak
berlaku mutlak (cateris paribus). Dengan demikian terjadi perbedaan antara
hukum penawaran dengan hokum permintaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah yang ditawarkan


Seperti permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu:
a. Biaya produksi (input)
Tinggi/rendahnya biaya produksi akan mempengaruhi harga jual yang pada
akhirnya akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan.
b. Teknologi
Maju/mundurnya atau canggih tidaknya teknologi akan mempengaruhi jumlah
penawaran. Makin canggih teknologi, produktifitas semakin besar, harga menjadi
murah, jumlah yang ditawarkan meningkat dan sebaliknya.
c. Harapan keuntungan

54
Tingkat keuntungan produsen, besar kecilnya laba akan menentukan harga jual.
Keuntungan yang besar akan diperoleh jika harga barang murah, sehingga jumlah
penawaran meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan.
d. Kebutuhan akan uang tunai
Mendesak atau tidaknya kebutuhan uang tunai bagi perusahaan akan berpengaruh
kepada harga jual yang akhirnya berpengaruh pada jumlah penawaran barang/jasa.
e. Harapan harga masa yang akan datang
Bagi produsen yang mampu menahan barang untuk dijual pada saat harga
dianggap lebih menguntungkan, produsen akan menahan barang, sehingga
mempengaruhi jumlah penawaran.

Kurva Penawaran
Kurva penawaran disini mempunyai kemiringan yang bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas. Hal ini karena hubungan antara komoditas dan jumlah yang
ditawarkan berhubungan positi, yaitu kenaikan harga komodita diikuti dengan
kenaikan jumlah yang ditawarkan, dan sebaliknya.
Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan
komoditas yang akan dijualnya. Interaksi antara penjual dan pembeli akan
menentukan harga keseimbangan atau harga pasar serta jumlah komoditas yang
akan diperjualbelikan.
Pergeseran Kurva Penawaran
Kurva penawaran akan mengalami pergeseran, tergantung pada faktor
yang mempengaruhinya. Jika harga barang naik, maka jumlah penawaran akan
bertambah, sehingga kurva bergeser ke kanan.
Jika harga barang turun, maka jumlah penawaran akan berkurang, kurva bergeser
ke kiri.
Contoh : Pada saat harga Rp.30,00 jumlah unit yang ditawarkan sejumlah
40 unit. Pada saat harga naik menjadi Rp.40,00 jumlah barang yang ditawarkan

55
meningkat menjadi 60 unit, kurve bergeser ke kanan. Pada saat harga turun
menjadi Rp.20,00 maka jumlah yang ditawarkan berkurang menjadi 25 unit,
kurva penawaran bergeser ke kiri.
Dalam pengujian berbagai kekuatan yang menentukan penawaran, hal yang
paling mendasar untuk memahami perilaku penawaran bisnis adalah bahwa
produsen menawarkan komoditi untuk memperoleh keuntungan, bukan untuk
mencari kesenangan atau amal. Misalnya petani, akan menawarkan jagung lebih
banyak pada harga yang lebih tinggi, karena akan memberikan keuntungan lebih
besar. Sebaliknya, ketika harga jagung jatuh sampai di bawah ongkos produksi
sebagaimana pernah terjadi di pertengahan tahun 1980-n, petani menanam jenis
tanaman lain, dan membiarkan ladangnya atau bahkan menjual ladangnya.
Jadi kunci utama yang mendasari keputusan penawaran adalah biaya produksi.
Apabila biaya produksi suatu barang relative lebih rendah dibandingkan dengan
harga pasar, maka hal ini akan memberikan keuntungan kepada produsen,
sehingga produsen akan menawarkan barang dalam jumlah besar. Sebaliknya
apabila biaya produksi relative lebih tinggi dibandingkan dengan harga, maka
perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil, atau mungkin akan
menghindari bisnis tersebut.
Hal-hal yang mempengaruhi biaya produksi antara lain : teknologi dan biaya
input. Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi biaya produksi. Program
computer yang lebih baik untuk perputaran hasil panen, perbaikan system irigasi,
akan menekan biaya produksi par petani dan akan menaikkan penawaran. Hal
yang sama, apabila teknologi tidak mengalami perubahan, tetapi harga input
berubah, sehingga biaya produksi berubah juga dan penawaranpun akan berubah.
Unsur penting lain yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang yamh
berkaitan erat, terutama barang yang bersubstitusi satu dengan yang lainnya dalam
proses produksi. Apabila harga produksi salah satu barang substitusi naik, maka
penawaran barang substitusi lain akan turun. Misalnya petani dapat menghasilkan
gandum maupun jagung, maka untuk setiap kenaikan harga salah satu barang
substitusi tersebut, akan menyebabkan menurunnya penawaran barang yang
lainnya.

56
Faktor penentu penawaran barang lainnya adalah organisasi pasar. Turunnya
tariff dan kuota barang luar negeri akan membuka pasar bagi produsen asing dan
cenderung meningkatkan penawaran. Apabila pasar dimonopoli, mak harga setiap
output akan naik, Secara umum, persaingan pasar sempurna akan menghasilkan
kemungkinan tingkat output paling tinggi pada setiap tingkat harga.
Faktor penentu terakhir adalah factor-faktor khusus, seperti cuaca dan
inovasi. Cuaca sangat mempengaruhi terhadap pertanian. Begitu jug adanya
inovasi, misalnya industri computer sangat dipengaruhi oleh jiwa inovasi yang
tinggi untuk tetap menghasilkan produk baru. Beberapa industri seperti jalan
kereta api dan telekomunikasi diatur oleh pemerintah. Contoh factor khusus
lainnya adalah ekspektasi/harapan harga dimasa yang akan dating, akan
mempunyai dampak penting terhadap penentu penawaran.

Pengaruh Faktor-Faktor Bukan Harga Terhadap Penawaran


Hukum Penawaran tidak hanya menekankan perhtian terhadap harga suatu
komoditas terhadap jumlah komoditas yang ditawarkan, tetapi juga ditentukan
oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Harga komoditas lain, yaitu hubungan suatu komoditas dengan berbagai jenis
komoditaas lainnya, seperti komoditaas pengganti, komoditas pelengakap dan
komoditas netral mempengaruhi penawaran terhadap suatu barang.
2 Biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi, tanpa adanya peningkatan
produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor produksi akan
meningkatkan biaya produksi, sehingga hal ini akan berakibat berkurangnya
keuntungan produsen.
3. Tujuan perusahaan, umumnya berusaha memaksimumkan keuntungan
sehingga mereka memanfaatkan kapasitas produksinya pada tingkat kapasitas
yang mamaksimumkan keuntungannya.

57
4. Tingkat teknologi, kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi
sehingga harga satuan dari suatu komoditas yang dihasilkan dengan teknologi
yang lebih baik akan dapat ditekan lebih rendah.
5. Musim, apabila ada perbaikan teknologi, maka akan menggeser kurva
penawaran ke kanan. (kurvanya bergeser dari kiri ke kanan). Pengaruh musim
sangat terasa pada penawaran komoditas pertanian.

Pergeseran Kurva Penawaran


Penawaran berubah karena perubahan factor lain, selain perubahan harga
komoditi itu sendiri. Misalnya ketika harga mobil berubah, maka produsen
merubah produksi serta kuantitas yang ditawarkannya, namun penawaran dan
kurva penawaran tidak bergeser. Sebaliknya, jika ada factor lain yang
menyebabkan perubahan penawaran, maka penawaran berubah dan kurva
penawaran bergeser. Penawaran juga akan meningkat, apabila upah pekerja
berkurang, misalnya jika perusahaan mobil Jepang diizinkan mengekspor mobil
lebih banyak ke Amerika, atau jika Pemerintah menghilangkan beberapa
peraturan pada industri mobil, maka semua unsur-unsur tersebut akan
meningkatkan penawaran mobil di Amerika Serikat pada setiap harga.
Penentu harga secara kompetitif dapat mengatur penawaran barang yang terbatas
diantara mereka yang memiliki permintaan dan uang yang diperlukan.
Analisis permintaan dan penawaran merupakan alat yang penting untuk:
1. Memahami respon harga dan kualita suatu komoditas terhadap perubahan
variable ekonomi (misalnya: perubahan teknologi, selera konsumen, harga
komoditas lain, harga factor produksi).
2. Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dengan pembeli dalam
menghasilkan harga dan kuantitas suatu komoditas.
3. Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan
produsen.
4. Menganalisa efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah di pasar
(misalnya, harga, kuota, pajak, subsidi, penetapan upah minimum, dan
sebagainya).

58
Equilibrium/Keseimbangan Antara Penawaran dan Permintaan
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi
rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran
dengan konsumen atau permintaan.
Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa,
sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva
harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva
penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
Kita telah melihat bahwa perbedaan jumlah permintaan konsumen terhadap
jagung, mobil dan computer merupakan fungsi dan harga barang-barang tersebut.
Begitu juga jumlah yang ingin ditawarkan produsen akan tergantung pada
harganya.
Proses terbentuknya Harga Pasar
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran. Masing-masing faktor dapat menyebabkan
bergesernya jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya
permintaan dan penawaran akan mengakibatkan bergesernya tingkat harga
keseimbangan.
Penggolongan Pembeli dan Penjual
Pembeli dan penjual dapat digolongkan berdasarkan perbandingan antara
harga pasar dan harga pokok bagi penjual/produsen dan kemampuan membeli
bagi konsumen/pembeli.

Pembeli dan penjual dapat digolongkan:


a. Pembeli super marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan
membeli di atas harga pasar.
b. Pembeli marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan sama
dengan harga pasar.
c. Pembeli sub marginal, yaitu kelompok pembeli yang mempunyai kemampuan
membeli di bawah harga pasar.
d. Penjual super marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan
harga pokok di bawah harga pasar.

59
e. Penjual marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga
pokok sama dengan harga pasar.
f. Penjual sub marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga
pokok di atas harga pasar.
Dari penggolongan di atas dapat disimpulkan:
a. Terdapat pembeli/penjual yang memperoleh keuntungan.
Pembeli yang memiliki kemampuan membeli lebih tinggi (pembeli super
marginal) mendapatkan premi konsumen.
Penjual yang memiliki perhitungan harga pokok di bawah harga pasar (penjual
super marginal) mendapatkan premi produsen.
b. Terdapat pembeli/penjual yang menderita kerugian.
Pembeli sub marginal yang memiliki kemampuan membeli di bawah harga pasar.
Penjual sub marginal yang memiliki perhitungan harga pokok di atas harga pasar.
c. Terdapat pembeli dan penjual yang impas (Break Even Point).
Tidak memperoleh keuntungan dan kerugian karena harga pokok sama dengan
harga pasar serta kemampuan membeli sama dengan harga pasar.

Keseimbangan pasar terjadi pada harga dan kuantitas ketika kekuatan


penawaran dan permintaan seimbang. Pada titik ini, jumlah barang yang akan
dibeli oleh pembeli sama dengan jumlah yang akan dijual oleh penjual. Pada titik
ini keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak berubah, selama
factor lain tetap tidak berubah. Pada saat terjadinya keseimbangan, maka tidak ada
kecnderungan harga untuk naik atau turun. Demikian pula besarnya stok tidak
mengalami penumpukan maupun kekurangan ini menunjukkan bahwa sejumlah
penwaran dan permintaan terpenuhi, transksi jelas, baik konsumen maupun
produsen merasa puas.
Gabungan antara permintaan dan penawaran
Kemungkinan Kuantitas Kuantitas Kondisi Tekanan
harga($/kg) yang diminta yang pasar terhadap
(ribu ton /th) ditawarkan Harga
(ribu ton/th)
A 5 9 18 Surplus Turun
B 4 10 16 Surplus Turun

60
C 3 12 12 Ekuilibrium Netral
D 2 15 7 Kekurangan Naik
E 1 20 0 Kekurangan Naik

Untuk mengetahui harga dan kuantitas pasar, kita mencari harga yang merupakan
titik temu antara jumlah yang ingin dibeli dan dijual. Apabila kita mencoba harga
$5 per kg, maka hal ini tidak akan bertahan lama, karena pada harga tersebut
produsen akan menjual dengan harga 18 ribu ton per tahun, sedangkan konsumen
hanya akan membeli 9 ribu ton. Jumlah yang ditawarkan pada harga $5 lebih
besar dibandingkan dengan jumlah permintaan, sehingga stok jagung menumpuk.
Jadi apabila jaumlah jagung terlalu banyak, sedangkan konsumen hanya sedikit,
maka harga jagung akan jatuh.
Apabila harga yang terjadi sebesar $ 2, maka yang terjadi adalah konsumsi
melebihi produksi. Pada harga tersebut stok jagung mulai kosong, akibatnya
masyarakat berebut untuk mendapatkan sejumlah jagung yang diinginkan,
sehingga menyebabkan harga jagung naik. Begitu juga untuk harga-harga jagung
yang lainnya, hanya saja pada harga jagung sebesar $4, maka konsumen dan
produsen membuat keputusan yang sama sehingga permintaan yang diinginkan
oleh konsumen tepat sama dengan produksi yang ditawarkan produsen, yaitu
sebesar 12 ribu ton.
Pada harga keseimbangan $3, tidak ada kecenderungan harga untuk naik atau
turun. Demikian juga, besarnya stok tidak mengalami penumpukan maupun
kekurangan. Kita juga mengatakan bahwa harga sebesar $3 adalah harga yang
menyeimbangkan pasar. Ini menunjukkan bahw sejumlah penawaran dan
permintaan terpenuhi, transaksi jelas, baik konsumen maupun produsen merasa
puas.

Ketidakseimbangan Pasar
Ketidakseimbangan pasar umumnya terjadi karena adanya intervensi
pemerintah dalam penentuan harga pasar, baik dengan penetapan harga terendah
(floor price) dan harga tertinggi (ceiling price). Floor price adalah harga terendah
yang ditetapkan pemerintah untuk komoditas pertanian, dengan maksud untuk
menstabilkan pendapatan petani. Konsekuensi dari penetapan floor price adalah:

61
1). Menaikkan jumlah yang ditawarkan
2). Mengurangi permintaan
3). Menciptakan surplus di pasar
Price ceiling adalah intervnsi pemerintah dalam menentukan harga suatu komoditi
yang ditujukan untuk melindungi konsumen dengan cara menentukan batas atas
harga suatu komoditas. Pada umumnya penetapan price ceiling berada dibawah
harga pasar. Dampak dari price ceiling adalah :
1. Meningkatkan jumlah komoditas yang diminta
2.Jumlah komoditas yang ditawarkan menurun
3.Menimbulkan kekurangan (shortage) di pasar.

Pengaruh Pergeseran Kurva Penawaran dan Permintaan


Analisis perangkat penawaran dan permintaan dapat memberikan informasi
lain selain keseimbangan kuantitas dan harga. Analisis dapat juga dipakai untuk
memperkirakan dampak perbahan kondisi ekonomi terhadap harga dan kuantita.
Pada saa cuaca jelek, maka jumlah jagung yang ditawarkan oleh petani jagung
pada setiap harga pasar menurun, karena itu kurva penawaran bergeser ke kiri.
Pada harga di atas harga keseimbangan, produsen akan menawarkan lebih banya
dari yang ingin dibeli oleh konsumen, sehingga hal ini akan mengakibatkan
timbulnya surplus (kelebihan) barang dan menekan harga untuk turun.
Hal yang serupa terjadi jika harga barang terlalu rendah, akan menyebabkan
kekurangan barang, sehingga pembeli akan berebut dan akan menyebabkan harga
barang naik dan akhirnya akan mencapai keseimbangan.

Aplikasai Konsep Permintaan dan Penawaran


Analisis permintaan dan penawaran merupakan salah satu perangkat ekonomi
yang paling bermanfaat. Akan tetapi, sebagimana halnya dengan perangkat
analisis lainnya. Penerapannya yang tepat atas kurva permintaan dan penawaran
memerlukan banyak latihn guna menghindari agar supaya tidak terperosok ke
dalam salah satu perangkap yang umum terdapat pada analisis ekonomi. Kita
dapat menggunakan perangkat permintaan dan penawaran untuk menganalisis
sejumlah persoalan mikro ekonomi yang penting. Salah satu penerapan yang

62
menarik adalah masalah pertanian di mana penawaran dan permintaan
memungkinkan kita untuk memahami ketidak stabilan pendapatan petani dan
mengevaluasi kebijakan pemerintah yang diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan petani. Penerapan lainnya adalah efek dri perpajakan, yang
merupakan salah satu cara pemerintah dalam melakukan intervensi pasar.

Aspek Ekonomi Pertanian


Tidak ada sektor ekonomi yang paling menunjang studi mengenai dampak
perubahan penawaran dan permintaan selain sektor pertanian yang bersifat
persaingan sempurna. Pertanian merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang
sangat penting baik di Negara maju maupun Negara Berkembang, dan produknya
selalu menjadi komoditi ekspor andalan bagi Negara-negara tersebut.

Bekerjanya Mekanisme Penawaran dan Permintaan


Kehidupan sehari-hari mencerminkan persoalan ekonomi yang tidak terhingga
banyaknya, dan hanya dapat benar-benar dipahami melalui analisis permintaan
dan penawaran yang dilakukan secara cermat, misalnya:
1). Deregulasi dan biaya perjalanan dengan pesawat udara
Sampai akhir tahun 1970-an, Badan Penerbangan Sipil membatasi persaingan
antar perusahaan penerbangan dengan melarang masuknya beberapa perusahaan
penerbangan ke hamper semua kota besar di Negara itu. Akibatnya harga tiket
terlalu tinggi, sehingga banyak jalur penerbangan yang akhirnya terhenti.
Berbagai kritik yang dilontarkan bisa mendorong dilakukannya deregulaasi tahun
1980 dengan titik berat pada harga tiket dan ijin untuk melayani jalur domestic,
sehingga terjadi persaingan yang ketat dalam industri penerbangan dan
bangkrutnya prusahaan yang tidak dikelola secara baik.
2). Penawaran jumlah Dokter
Peminat ke Fakultas kedokteran pada umumnya selalu jauh lebih banyak dari
tempat tang tersedia. Oleh karena itu di setiap universitas selalu memberikan tes
sebagai salah satu syarat untuk bisa diterima. Pembatasan jumlah yang bisa

63
diterima antara lain juga untuk menjaga mutu dokter yang dihasilkan. Akibat dari
pembatasan ini maka ada pergeseran kurva penawaran tenaga dokter yang jauh ke
sebelah kiri. Karena elastisitas harga permintaan untuk jasa perawatan kesehatan
oleh dokter bersifat tidak elastis, maka pembatasan tersebut akan menaikkan
biaya kesehatan dan juga penghasilan para dokter.
3). Penetapan Bea Masuk untuk Mobil Impor
Sejak zaman Henry ford hingga tahun 1950-an Amerika Serikat mendominasi
pasaran mobil dunia. Kemudian dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat di
Eropa dan Jepang aka membanjirlah mobil impor hingga mencapai daya serap
sebesar 25 % terhadap pangsa pasar tahun 1980-an. Perusahaan maupun serikat
buruh permobilan Amerika Serikat, yang benar-benar terpukul akibat munculnya
pengangguran dan kapasitas produksi berlebih, mencoba mempengaruhi
pemerintah untuk membatasi jumlah mobil buatan luar negeri.
Salah satu cara yang diusulkan adalah dengan mengenakan bea masuk atas
mobil impor. Bea masuk sebesar $2.000 akan mengurangi impor, sehingga
menggeser kurva penawaran ke atas dan ke kiri. Akibatnya harga mobil impor
akan naik, dan jumlah barang yang diminta akan turun. Jadi tariff akan
meningkatkan permintaan terhadap mobil produksi domestic, hal ini terjadi karena
harga barang substitusi mobil produksi dlam negeri(harga mobil impor) lebih
tinggi setelah adanya tariff. Jadi harga maupun jumlah mobil buatan dalam negeri
akan naik.

ELASTISITAS
Elastisitas/kepekaan/response adalah derajat kepekaan jumlah yang diminta
persatuan waktu yang disebabkan oleh perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya. Kondisi ekonomi dan bisnis selalu mengalami perubahan
seperti perubahan pendapatan, perubahan harga, perubahan pengeluaran untuk
iklan, dan sebagainya. Perubahan ini dapat bersifat absolute (dalam bentuk nilai)
dan dapat bersifat relative (dalam bentuk persen). Tidak cukup untuk sekedar
mengehatui apakah kuantitas permintaan atau penawaran akan naik atau turun
sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhinya.

64
Ukuran kuantitatif yang menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan
harga maupun faktor lain terhadap perubahan permintaan atau penawaran dari
suatu komoditas disebut juga dengan istilah elaastisitas
Ada 5 (lima) macam elastisitas yang sering digunakan:
1. Elastisitas Permintaan
2. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga/elastisitas harga
3. Elastisitas Silang
4. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan
Elastisitas Permintaan
Yang dimksud dengan elaastisitas permintaan adalah persentase perubahan
kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah satu variable
yang menentukan permintaan sebesar 1 %. Persamaan untuk menghitung
elastisitas adalah sebagai berikut:

Elastisitas = Persentase perubahan Q = Δ Q/Q


Persentase perubahan X Δ X/X

= ΔQ . X
ΔX Q

Keterangan:
Q = jumlah barang yang diminta
X = variabel dalam fungsi permintaan
Δ = delta, menunjukkan jumlah perubahan variable tersebut.
Elastisitas harga adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari
jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga,
ceteris paribus. Besarnya derajat kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan
oleh koefisien elastisitas harga, biasanya disingkat dengan E h.
Koefisien elastisitas harga (E h) adalah perbandingan antara persentase perubahan
jumlah barang yang diminta dengan besarnya persentase perubahan harganya.
Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

65
E h = % ∆ QX
% ∆ PX

atau juga dapat ditulis ; E h = ∂ QX . PX


∂ PX QX
Keterangan:
E h = koefisien elastisitas harga barang X
PX = harga barang X
QX= jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang X sebesar PX.
Elastisitas harga dapat digunakan untuk mengukur derajat kepekaan
perubahan jumlah barang yang diminta apabila harganya berubah. Apabila barang
X mempunyai elastisita harga sebesar -2, ini berarti bahwa apabila harga barang X
naik 1 %, maka jumlah barang X yang diminta turun sebesar 2 %. Tanda minus (-)
menunjukkan perubahan yang berlawanan arah antara harga dengan jumlah
barang yang diminta.
Suatu barang yang mempunyai elastisitas lebih besar dari satu atau E h > 1,
maka barang tersebut dikatakan mempunyai sifat yang elastis. Apabila suatu
barang yang mempunyai elastisitas lebih kecil dari satu atau E h < 1, maka barang
tersebut dikatakan mempunyai sifat in elastis. Apabila suatu barang mempunyai
elaastisitas sama dengan satu atau E=1, maka barang tersebut dikatakan
mempunyai sifat yang uniter elastis (unitary elasticity).

Faktor-faktor Penentu Elastisitas Harga


1. Permintaan industri
Mengapa elastisitas harga dari suatu produk lebih tinggi dari produk lainnya?
Secara umum, ada 3 alasan untuk membedakan elastisitas harga yaitu:
a. Seberapa jauh sesuatu barang dianggap sebagai kebutuhan pokok,
b. Ketersediaan barang-barang pengganti (substitusi),
c. Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu.

Barang-barang kebutuhan pokok (misalnya:gram, air minum) akan dibeli dalam


jumlah yang relatif konstan pada tingkat harga berapapun, selama tingkat harga
tersebut wajar-wajar saja. Untuk barang seperti itu tidak ada barang substitusinya

66
yang bisa menggantikan secara sempurna. Barang –barang lain misalnya
semangka, meskipun diinginkan tetapi menghadapi persaingan yang lebih tinggi,
oleh karena itu permintaan terhadap semangka akan lebih dipengaruhi oleh harga.
Seperti halnya permintaan barang-barang yang berharga tinggi yaitu barang
mewah yang membutuhkan porsi pendapatan yang relatif lebih besar dari
pendapatan para pembeli, sehingga secara relatif akan lebih peka terhadap harga.
Pada sisi lain, permintaan terhadap produk-produk yang tidak begitu mahal, tidak
akan begitu peka terhadap harga. Persentase pendapatan yang kecil yang
dibelanjakan untuk barang-barang ini tidak perlu terlalu difikirkan. Sehingga
elstisitas permintaan akan lebih tinggi untuk barang-barang yang mahal (superior)
daripada barang-barang yang harganya relatif murah. Oleh karena itu, elastisitas
permintaan harga terhadap mobil akan lebih tinggi daripada elastisitas harga
terhadap ban mobil.
2. Permintaan Perusahaan
Elastisitas harga dari kurva permintaan suatu perusahaan tidak sama
dengan elastisitas harga dari kurva permintaan industri, kecuali pada pasar
monopoli murni. Yaitu kurva permintaan perusahaan juga merupakan kurva
industrinya.

Kegunaan Elastisitas Harga


Elastisitas harga dapat digunakan untuk :
1. Menetapkan harga produk
Setiap perusahaan harus mengetahui elastisitas kurva permintaannya apabila
perusahaannya akan menetapkan harga. Msalnya perusahaan yang akan
memaksimumkan labanya tidak akan pernah menurunkan harga produknya
pada inelastis dari kurva permintannya, karena penurunan harga akan
menurunkan TR-nya pada waktu yang sama penurunan harga tersebut juga
akan meningkatkan biaya produksi karena output akan meningkat. Apabila
kebijaksanaan dilaksanakan, maka akan berakibat turunnya laba secara
dramastis. Bahkan pada kisaran dimana permintaan adalah elastis, maka suatu
perusahaan tidak perlu untuk menurunkan harga untuk mengejar laba yang
lebih besar. Profitabilitas tergantung pada apakah MR (Marginal Revenue)

67
yang dihasilkan oleh penurunan harga tersebut lebih besar daripada MC
(Marginal Cost) yang disebabkan oleh tambahan produksi. Elastisitas harga
bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah pengaruh kenaikan harga sebesar 5 persen terhadap jumlah penjualan?
b. Berapa besar harga harus diturunkan untuk meningkatkan jumlah penjualan
sebesar 20 persen?

Elastisitas Silang
Permintaan terhadap beberapa barang dipengaruhi oleh harha-harga barang
lainnya. Elastisitas Silang adalah pengukuran tentang kepekaan relative dari
jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga
barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut. Besarnya derajat kepekaan
dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas silangnya.
Misalnya : permintaan terhadap daging sapi berhubungan dengan harga dari
barang substitusinya, misalnya daging ayam. Apabila harga daging sapi naik,
maka permintaan daging ayam akan naik. Kenaikan daging sapi membuat
konsumen mengalihkan konsumsinya dari daging sapi ked aging ayam.
Hubungan langsung antara harga suatu barang dengan kuantitas barang
lainnya yang dibeli terjadi untuk semua produk yang bisa saling menggantikan
(mensubstitusi).
Koefisien elastisitas silang (E s), antara dua macam barang adalah perbandingan
antar persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan pesentase
perubahan harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut. Atau
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Es = % ∆ Qx
% ∆ Py

Atau dapat juga ditulis :

Es = ∂ Qx . Py
∂ Py . Qx
Keterangan:
E s = koefisien elastisitas silang antara barang X dan barang Y
Py = harga barang Y

68
Qx = jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang Y sebesar Py.
Apabila koefisien elastisitas antara barang X dan barang Y lebih besar dari nol
(E s > 0) atau positif, maka antara kedua barang tersebut saling mengganti (barang
tersebut termaasuk barang substitusi). Sedangkan apabila koefisien elastisita
silang antara barang X dan barang Y lebih kecil dari nol (E s< 0) atau negatif,
maka hubungan antara kedua barang tersebut saling melengkapi (barang
komplementer).

Konsep Elastisitas digunakan untuk dua tujuan utama:


1. Penting untuk suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana kemungkinan
permintaan terhadap produknya dalam merespon perubahan harga barang-
barang lain. Informasi ini diperlukan untuk merumuskan strategi penetapan
harga perusahaan tersebut dan untuk menganalisis risiko yang disebabkan oleh
produk yang bermacam-macam. Hal ini penting sekali terutama bagi
perusahaan yang mempunyai lini produk (product line) yang luas, dimana
hubungan substitusi dan komplementer terjadi antara berbagai macam produk
tersebut.
2. Elastisitas silang digunakan dalam sector industri untuk mengukur keterkaitan
antar industri. Misalnya suatu perusahaan muncul untuk menguasai suatu
pasar tertentu , dimana ia merupakan satuy-satunya pemasok (supplier) suatu
barang di pasar tersebut. Apabila nilai elastisitas silang antara produk
perusahaan tersebut dengan produk perusahaan lainnya yang berhubungan
adalah besar dan positif , maka meskipun perusahaan tersebut sebagai
monopolis (satu-satunya penjual tunggal) maka perusahaan tersebut tidak
akan bisa menaikkan harganya tanpa mengalami penurunan jumlah
penjualannya. Penurunan jumlah penjualannya perusahaan tersebut akan
dipasok oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang memproduksi produk-
produk substitusinya.

Pengaruh Waktu Terhadap Elastisitas


Waktu merupakan faktor penting dalam analisis permintaan. Salah satu
karakteristik dari permintaan adalah kurangnya respons seketika dari konsumen

69
di pasar. Konsumen seringkali bereaksi terlambat terhadap perubahan-perunbahan
harga dan keadaan-keadaan lainnya di pasar. Untuk melukiskan pengaruh yang
terlambat atau tertinggal ini, dalam hal ini dimisalkan kejadian pada permintaan
terhadap tenaga listrik. Apabila perusahaan listrik menaikkan tarifnya sebesar 30
%, maka kita sekarang kita lihat pengaruhnya terhadap permintaan jumlah listrik
yang diminta.
Dalam jangka waktu yang sangat pendek pengaruh tersebut sangat kecil,
karena para pelanggan listrik akan mengurangi pemakaian lampu yang tidak
diperlukan tetapi permintaan total terhadap listrik tetap tinggi. Pelanggan listrik
sangat tergantung pada alat-alat listrik yang dimiliki para pelanggan listrik
tersebut dan pada peralatan yang digunakan oleh sektor industri dan komersial,
tidak terpengaruh banyak. Harga-harga akan naik dan kuantitas yang diminta
tidak akan turun banyak, oleh karena itu TR (Total Revenue) akan meningkat
cukup tinggi. Akibatnya permintaan terhadap tenaga listrik dalam jangka pendek
relatif inelastis.
Dalam Jangka Panjang, kenaikan tariff listrik tersebut mempunyai
pengaruh yang cukup besar. Penduduk akan mengurangi pembelian AC (Air
Condition), lemari es dan alat-alat listrik lainnya. Alat-alat listrik yang akan dibeli
oleh konsumen adalah alat-alat yang lebih hemat energi , sehingga tindakan
tersebut akan mengurangi permintaan terhadap tenaga listrik. Sama halnya juga ,
sector industri akan beralih ke sumber-sumber energi lainnya, dan akan
menggunakan teknologi produksi yang hemat energi,atau akan pindah ke daerah-
daerah lain yang tariff listriknya lebih murah. Oleh karena itu, pengaruh akhir dari
kenaikan harga tersebut terhadap permintaan terhadap tenaga listrik akan cukup
besar. Tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum
dampak tersebut secara penuh terasa. Fenomina elastisitas jangka panjang yang
lebih besar dari elastisitas jangka pendek ini terjadi untuk hampir semua factor-
faktor yang menentukan permintaan.

Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan/ penghasilan


Banyak barang yang permintaannya terutama sekali d itentukan oleh
pendapatan. Pendapatan seringkali sma pentingnya seperti halnya harga, biaya

70
iklan, atau variable lainnya dalam fungsi permintaan. Hal ini terutama sekali
untuk barang-barang mewah seperti mobil sport, karya seni, permata dan
sebagainya. Sementara pada sisi lain, permintaan terhadap barang-barang
kebutuhan pokok seperti garam, beras tidak terlalu peka terhadap perubahan
pendapatan. Elastisitas pendapatan adalah suatu pengukuran tentang derajat
kepekaan relative dari jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari adanya
perubahan penghasilan konsumen, ceteris paribus. Besarnya derajat kepekaan
darihubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitaas penghasilan.
Koefisien elatisitas penghasilan (E M) suatu barang adalah perbandingan antara
persentae perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentaae perubahan
penghasilan konsumen. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

EM = % ∆ Qx
% ∆M

Atau dapat juga ditulis :

EM = ∂ Qx M
∂ M Qx

Keterangan:
EM = koefisien elastisitas penghasilan barang X
M = penghasilan konsumen
Qx = jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang Y sebesar PY.
Koefisien elastisitas penghasilan suatu barang dapat digunakan untuk mengetahui
jenis barang tersebut. Apabila koefisien elaastisitaas penghasilan barang X lebih
besar dari satu (E M > 1), maka barang X tersebut termasuk barang mewah.
Sedangkan apabila koefisien elastisitas penghailan barang X lebih kecil dari satu
(E M < 1), maka barang X tersebut termaasuk barang kebutuhan pokok.
Dari beberapa konsep elastisitas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
koefisien elaastisitasnya , maka semakin peka (responsive) terhadap perubahan
jumlah barang yang diminta apabila terjadi perubahan nilai variable yang
mempengaruhinya. Hampir semua produk mempunyai elastisitaas pendapatan

71
yang positif, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian akan berkembang jika
pendapatan nasional meningkat, yang berarti pula permintaan terhadap produk-
produk tersebut juga meningkat. Nilai dari suatu koefisien elastisitas itu penting,
misalnya elastisitas pendapatan untuk suatu produk sebesar 0,5. Hal ini berarti
bahwa 1 persen kenaikan pendapatan akan menyebabkan permintaan terhadap
produk tersebut meningkat sebesar 0,5 persen. Ini menunjukkan bahwa produk
tersebut tidak akan bisa mempertahankan peranannya dalam perekonomian.
Apabila EM <1 untuk suatu barang tertentu, maka produsen barang tersebut
tidak akan mendapatkan kenaikan pangsa yang proporsional atas kenaikan
pendapatan nasional. Apabila EM > 0, maka suatu industri tertentu akan
memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar daripada proporsi kenaikan
pendapatan nasional. Keadaan-keadaan tersebut mempunyai implikasi
kebijaksanaan, baik bagi perusahaan-perusahaan maupun lembaga-lembaga
pemerintah.
Perusahaan yang fungsi permintaannya mempunyai elastisitas pendapatan
yang tinggi akan mempunyai peluang untuk tumbuh dengan lebih baik dalam
suatu perekonomian yang sedang berkembang. Oleh karena itu perkiraan tentang
kegiatan ekonomi secara keseluruhan juga berperanan penting dalam sistem
perencanaan perusahaan perusahaan tersebut. Sementara itu perusahaan yang
menghadapi elastisitas pendapatan yang rendah tidak begitu peka terhadap
tingkat kegiatan bisnis. Elastisitas pendapatan yang rendah tersebut cocok untuk
dunia bisnis yang relatif sedikit dipengaruhi kelesuan ekonomi, tetapi karena
perusahaan tersebut tidak dapat mengharapkan untuk ambil bagian secara penuh
dalam suatu perekonomian yang sedang tumbuh ,sehingga ia berusaha memasuki
suatu industri yang memberikan peluang untuk tumbuh secara lebih baik.
Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam
kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Apabila pendapatan per kapita atau
pendapatan rumah tangga merupakan suatu faktor penentu permintaan yang
utama untuk suatu produk tertentu, maka hal tersebut bisa mempengaruhi lokasi
dan sifat saluran penjualan. Ia juga bisa mempengaruhi biaya iklan dan kegiatan
promosi lainnya. Misalnya, ada banyak perusahaan yang memproduksi barang
dan jasa dengan elastisitas pendapatan yang tinggi yang mengandalkan usaha

72
promosinya pada para profesional muda, seperti pada bidang bisnis, hukum dan
obat-obatan. Hal tersebut terjadi terutama sekali disebabkan oleh adanya potensi
perusahaan tersebut untuk meningkatkan usahanya pada masa depan sehingga
pendapatan perusahaan itu meningkat.
Pada tingkat nasional, konsep elastisitas pendapatan ini mempunyai
peranan penting dalam eberapa bidang utama. Misalnya sektor pertanian yang
mempunyai permasalahan yang berkepanjangan karena elastisitas pendapatan
untuk beberapa produk pertanian besarnya lebih kecil dari satu. Kenyataan ini
akan mempersulit para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Antara permintaan, penawaran, serta koefisien elastisitas harga mempunyai
hubungan sebagai berikut :
1) Suatu barang yang mempunyai koefisien elaastisitaas harga lebih besar dari
satu (elastis), maka penerimaan total (total revenue) dari barang tersebut akan
berubah berlawanan arah dengan perubahan harganya. Misalnya koefisien
elastisitaa harga barang X lebih besar dari satu (elastis), maka apabila harga
barang X naik, akibatnya penerimaan total dari barang X tersebut turun.
Sebaliknya jika harga harga barang turun, maka penerimaan total dari barang
X tersebut akan naik.
2) Suatu barang yang empunyai koefisien elastisitas harga lebih kecil dari satu
(in elastis), maka penerimaan total (total revenue) dari barang tersebut akan
berubah searah dengan perubahan harganya. Jadi apabila koefisien elastisitas
harga barang X lebih kecil dari satu (in elaastis), maka jika ada kenaikan
harga barang X mengakibatkan total penerimaan dari barang tersebut akan
naik. Begitu juga sebaliknya.
3) Suatu barang yang mempunyai koeisien elaastisitaas harga sama dengan satu
(unitary elasticity), maka penerimaan total (total revenue) dari barang tersebut
tidak berubah dengan adanya perubahan harganya. Misalnya koefisien
elastisitaas harga barang X sama dengan satu, jika ada kenaikan harga
barang , maka penerimaan total dari barang tersebut tidak berubah (tetap).

73
SOAL LATIHAN

1. Mengapa “untuk siapa diproduksi” merupakan suatu masalah dalam setiap


perekonomian, jelaskan.
2.
Q 1 2 3 4 5 6 7 8 total
MUX 11 10 9 8 7 6 5 4 60
MUY 19 17 15 13 12 10 8 6 100

Tabel diatas menunjukkan skedul guna marginal seorang individu terhadap


komoditi X dan komoditi Y. Andaikan hanya tersedia 2 macam barang saja
yaitu X dan Y, dan harga barang X dan harga barang Y sama dengan satu
dolar, serta pendapatan individu tersebut sebesar $ 8 per periode waktu serta
seluruhnya dibelanjakannya.
a. Tunjukkan bagaiman individu tersebut membelanjakan pendapatannya
untuk memaksimumkan guna totalnya.
b. Berapa besar guna total yang diterima jika ia berada dalam keseimbangan?

74
c. Nyatakan secara matematis syarat keseimbangan konsumen tersebut.
3. Jika fungsi permintaan barang X adalah Qx = 20 – 4 Px, dimana Qx adalah
kuantitas barang X yang diminta dan PX adalah harga barang X. Berapa
besarnya elastisitaas titik dari barang tersebut?
4. Jelaskan Istilah-istilah dibawah ini:
a. Marginal Utility
b. Giffen goods
c. Budget line
d. Price Consumption Curve (PCC)
4. Jelaskan perbedaan pengertian antara perubahan permintaan dan perubahan
jumlah yang diminta.
5. Jelaskan pengertian elastisitas silang, dan jelaskan arti tanda positif dan
negatif tersebut.

6 . Harga barang X dan harga barang Y, serta guna batas masing-masing barang
menurut seorang konsumen

Barang X MUx Barang Y MUy


1 50 1 40
2 45 2 36
3 40 3 32
4 35 4 28
5 30 5 24
6 25 6 20
7 20 7 16
8 15 8 12
9 10 9 8
10 5 10 4

a. Apabila konsumen tersebut mempunyai


pendapatan Rp. 1.500.000,- ingin membeli dua macam barang X dan Y.

75
Diketahui harga kedua macam barang tersebut sama, yakni masing-masing
sebesar Rp. 100.000,-, berapa banyak barang X dan barang Y yang dibeli agar
kepuasannya maksimal, dan semua uang yang dimilikinya habis dibelanjakan ?
b. Apabila konsumen tersebut pendapatannya berkurang, menjadi Rp. 1.200.000,-,
sedangkan harga barang X naik menjadi Rp. 300.000,- per buah, dan harga
barang Y tetap, berapa banyak barang X dan barang Y yang dibeli agar
kepuasannya maksimal, dan semua uang yang dimiliki habis dibelanjakan ?

Penyelesaian soal

1. “Untuk siapa diproduksi”


menunjukkan berapa banyak yang diinginkan oleh setiap konsumen dalam
memuaskan kebutuhannya.Sumber ekonomi, barang dan jsa adalah langka
dalam setiap perekonomian, sehingga tidak ada suatu masyrakatpun yang
dapat memuaskan semua apa yang diinginkan nya. Akibatnya timbul suatu
pilihan (choice).
2. a . Marginal utility (MU)
yang terus menerus turun, maka total utility (TU) dapat dimaksimumkan
dengan memaksimumkan utility (gun) yang diperoleh dari setiap dollar yang
dibelanjakannya. Jadi individu ini harus membelanjakan dollr pertamanya
dari pendapatan yang diperolehnya untuk membeli satuan Y yang pertama,
dan ia akan memperoleh 19(sembilan belas) satuan guna. Apabila ia
membelanjakan dollar pertamanya untuk membeli satuan X yang pertama,
maka ia hanya menerima 11 (sebelas) satuan guna. Kemudian tahap
selanjutnya harus harus membelnjakan dollar kedua, ketiga dan keempt
maupun dollar kelimanya sama seperti hal diatas yaitu untuk membeli satuan
Y. Satuan guna yang akan diterima adalah sebesar 17, 15, 13, dan 12 satuan.
Selanjutnya dollar keenamnya untuk membelisatuan X, sehingga guna yang

76
diterima sebesar 11 satuan guna. Dollar ketujuh maupun dollar kedelpan ia
harus membeli Y.
b. Guna totl yang diterima individu tersebut
sebesar 107, dengan rincian 2 satuan X dan 6 satuan Y. Hal ini
mencerminkan bahwa kepuasan maksimum yang dapat diperoleh individu
tersebut. Jika ia membelanjakan pendapatannya dengan memakai
kombinai lain, maka guna total yang akan diterima jumlahnya lebih kecil.
c. MU x = MU y = 10

Px Py 1

Px . Qx + Py . Qy = 1

1 2 + 1 6 = 8

3. Besarnya elastisitas titik (E xx) ditunjukkan oleh rumus sebagai berikut:

E xx = ∂ Qx Px
∂ Px Qx

Apabila Qx = 20 – 4 Px

Px = 4

Maka Qx = 20 - 4 (4) = 4

Qx = -4
Px

E xx = ∂ Qx - Px
∂ Px Qx

= 4

77
4. a. Marginal Utility adalah tambahan kepuasan dalam mengkonsumsi
suatu barang yang diperoleh dari menambah/ mengkonsumsi barang tersebut.

b. Giffen goods adalah barang yang jumlah permintaannya berubah searah


dengan perubahan harganya.

c Budget line adalah garis anggaran yang menghubungkan titik-titik


kombinasi barang yang dapat dibeli dengan sejumlah penghasilan tertentu.

d.price Consumption Curve (PCC) adalah kurva yang menghubungkan titik-


titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat perbandingan harga, di
mana penghaasilan konsumen tetap/tidak berubah.

BAB 5

PERILAKU PRODUSEN

Tujuan;
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan konsep-konsep
serta analisis dalam teori produksi
2. Mahasiswa dapat mengetahui kaitan antara jumlah output dan input
serta biaya yang harus ditanggung oleh produsen
3. Mahasiswa mengetahui skala ekonomis produksi

Pembahasan Materi:
1. Fungsi Produksi
2. Marginal Product
3. Hukum Hasil Lebih yang Makin Berkurang

78
4. Perubahan Teknologi

Fungsi Produksi
Dalam teori ekonomi mikro seorang produsen atau pengusaha harus
memutuskan dua macam keputusan, yaitu ;
1. Berapa output yang harus diproduksi
2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana factor-faktor produksi atau
input tersebut akan digunakan.
Semua itu diputuskan dengan menganggap bahwa produsen/pengusaha selalu
berusaha mencapai keuntungan yang maksimum. Asumsi dasar lainnya adalah
bahwa produsen beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Dalam persaingan
tidak sempurn dan pasar monopoli, ada satu keputusan lagi yang harus diambil
seorang produsen yaitu harus menentukan harga outputnya. Dalam pasar
persaingan sempurna harga output dan input ditentukan oleh pasar. Hal ini

79
berlainan dengan pasar tidak sempurna dan monopoli. Semua ini adalah
penyerderhanaan dari perilaku seorang pengusaha dalam kenyataan, dimana ia
harus memutuskan berbagai macam hal lain (seperti hutang piutang, operasional
produksi, masalah perburuhan, dan lain-lain).
Penawaran, Sebagai Perilaku Produsen
Penawaran didefinisikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada
berbagai tingkat harga. Hukum penawaran menyatakan : bila harga sesuatu barang
meningkat, maka produsen akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang
dijualnya. Sebaliknya, jika harga turun, produsen cenderung akan mengurangi
jumlah barang yang dijual.
Kasus Khusus
1). Constant Cost Supply
Untuk beberapa proses produksi dan dalam jangka panjang (long run) ada
kasus dimana kenaikan produksi tidak mengakibatkan kenaikan ongkos produksi
per unit, atau dengan lain kata untuk mengundang lebih banyak barang yang
ditawarkan ke pasar tidak perlu dengan kenaikan harga (bentuk penawaran
horizontal). Kenaikan prmintaan mengakibatkan kenaikan volume transaksi tanpa
diikuti oleh kenaikan oleh kenaikan harga pasar.

2). Kurva penawaran yang inelastis sempurna.


Kenaikan permintaan hanya berakibat kenaikan harga pasar tanpa adanya
kenaikan volume transaksi pasar Harga dari suatu barang atau faktor produksi
yang supplynya tidak bisa bertambah meskipun dalam jangka panjang disebut
pure economic rent atau surplus. Contohnya faktor produksi tanah.

3). Backward Bending Supply


Ada kasus dimana kurve penawaran mempunyai slope yang negatif, misal :
1). bentuk kurve penawaran faktor produksi tenaga kerja sering dianggap :
"back ward bending" karena setelah tingkat upah tertentu penawaran tenaga kerja
justru menurun bila upah naik lagi, karena orang lebih suka menikmati waktunya
untuk tujuan-tujuan lain selain memperoleh penghasilan (yaitu untuk apa yang
disebut "leisure")

80
2). kurve penawaran di masyarakat primitif dimana penghasilan berupa uang
bukan tujuan primer kehidupan manusia, kenaikan harga justru menurunkan
penawaran, karena orang tidak lagi perlu bekerja sekeras semula.

4).Decreasing Cost Supply


Ada beberapa proses produksi yang terutama dalam jang panjang, justru
menunjukkan ongkos produksi per unit yang menurun bila volume produksi
dinaikkan. Untuk barang-barang yang diproduksi dalam keadaan ini kurve supply
adalah menurun dan Hukum Penawaran tidak berlaku : kenaikan permintaan
menurunkan harga pasar dan menambah volume transaksi di pasar.
Fungsi produksi menentukan tingkat output maksimum yang bisa
diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input
minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Fungsi produksi ini ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam proses
produksi. Oleh karena itu, hubungan input/output untuk setiap sistem produksi
merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi, pabrik, peralatan, tenaga kerja,
bahan-bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan. Setiap
perbaikan teknologi seperti pemakaian komputer dalam proses pengendalian yang
emungkinkan sebuah perusahaan mampu memproduksi sejumlah output tertentu
dengan bahan baku, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau adanya
program pelatihan yang bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, akan
menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru.

Dalam mempelajari fungsi produksi, ada 2 macam hubungan antara input


dengan output.
1. Hubungan antara output dengan beberapa input yang digunakan secara
bersama-sama. Hubungan ini kita kenal sebagai karakteristik returns to
scale dari sistem produksi. Konsep returns to scale ini memainkan peranan
penting dalam pengambilan suatu keputusan.Konsep ini mempengaruhi
skala produksi yang optimal atau peluang produksi suatu perusahaan.
Konsep ini juga mempengaruhi sifat persaingan dalam suatu industri, oleh

81
karena itu konsep returns to scale juga merupakan suatu faktor yang
menentukan tingkat profitabilitas dari suatu investasi.
2. Hubungan antara output dengan variasi dari suatu input yang digunakan.
Produktivitas dan penerimaan suatu factor produksi digunakan untuk
menandai hubungan antara kuantitas suatu input yang digunakan secara
individual dengan output yang dihasilkan. Produktivitas factor produksi ini
merupakan factor kunci dalam penentuan kombinasi input yang optimal
atau proporsi input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi suatu
produk. Jadi produktivitas factor produksi ini merupakan dasar dalam
penggunaan sumberdaya yang efisien dalam suatu system produksi. Oleh
karena itu pemahaman tentang produktivitas factor produksi ini akan
membantu kita dalam memahami konsep returns to scale secara mendalam,
sehingga kita akan menelaah hal ini terlebih dulu sebelum membahas
permasalahan lainnya.
Hubungan antara jumlah barang yang dihasilkan dalam satu kegiatan
produksi (output) dengan faktor-faktor produksi yang digunakan (input) dapat
digunakan dengan menggunakan suatu kurva yang disebut dengan kurva produksi.
Kurva produksi dalah kurva yang menghubungkan titik-titik jumlah output yang
dihailkan pada berbagai input yang digunakan pada teknologi tertentu.
Dalam suatu proses produksi, factor produksi (input) dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu input tetap dan input variable. Input tetap adalah input
yang jumlahnya tetap dalam suatu proses produksi. Atau dapat juga dikatakan
bahwa input tetap adalah input yang jumlahnya tidak dapat berubah.edangkan
input variable adalah input yang jumlahnya dapat berubah dalam suatu proses
produksi atau dapat juga dikatakan bahwa input variable adalah input yang dalam
jangka waktu relative pendek akan dapat berubah.
Suatu kegiatan produksi dalam jangka relative pendek, yaitu suatu
kegiatan roduksi di mana produsen tidak mampu mengubah input tetapnya,
sedangkan penambahan input variable akan dapat menambah jumlah output yang
dihasilkan. Akan tetapi tingkat output tersebut semakin lama semakin berkurang
sampai pada tingkat penggunaan jumlah input tertentu yang mengakibatkan
output justru berkurang denganadanya penambahan input yang digunakan. Proses

82
ini dikenal dengan tambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing marginal
retrn).
Misalnya: Suatu kegiatan produksi di bidang pertanian yang menggunakan tanah
sebagai input tetap dan tenaga kerja senbagai input varaiabel. Pada tahap awal
dari kegiatan produksi tersebut igunakan tenaga kerja yang relative sedikit
dibandingkan dengan input tanah yang tersedia untuk digarap. Dengan adanya
penambahan tenaga kerja yang digunakan akan menambah jumlah output yang
dihasilkan. Penambahan tenaga kerja berikutnya akan menambah jumlah output
yang dihasilkan, akan tetapi pada tingkat penambahan input tertentu, penambahan
output tersebut akan semakin berkurang (dikenal dengan :The law of diminishing
marginal product).
Produk Total, Rata-rata dan Marginal
Produktivitas faktor produksi atau tingkat penerimaan faktor produksi
mempunyai peranan yang penting dalam proses penentuan kombinasi input yang
optimal dalam suatu sistem produksi. Oleh karena itu proses optimasi
memerlukan analisis hubungan antara nilai total dengan nilai marginal dari suatu
fungsi,maka akan sangat berguna apabila produk total, rata-rata dan marginal dari
sumberdaya yang kita gunakan dalam suatu sistem produksi.
Produk total merupakan jumlah output total atau produk total yang
dihasilkan dari penggunaan sejumlah tertentu sumberdaya dalam suatu sistem
produksi. Konsep produk total ini digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara output dengan hanya satu input yang berubah-ubah yang digunakan dalam
sebuah fungsi produksi.
Secara umum, produk total dari suatu fungsi faktor produksi bisa
ditunjukkan sebagai sebuah fungsi yang menghubungkan output dengan jumlah
sumberdaya yang digunakan. Misalnya fungsi produksi: Q = f (X| Y = 2)
artinya persamaan ini menghubungkan jumlah putput Q yaitu produk total dari X
dengan jumlah Y yang digunakan sebesar 2 unit.
Dalam suatu proses produksi, yaitu dikenal dengan 3 tahap, yaitu tahap I,
tahap II, dan tahap III. Masing-masing tahapan produks tersebut menggambarkan
tingkat kombinasi yang berbeda-beda. Secara teoritis, kombinasi factor produksi
(input) yang secara teknis rasional adalah kombinaasi input yang termaasuk dalam

83
tahap II seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Hal ini disebabkan karena
pada tahap produksi II, baik produktivitas input variable maupun harapan
produksi secara teknis mencapai tingkat yang maksimal.
Kombinasi input pada tahap produksi III, besarnya produksi rata-rata
menurun, sedangkan produksi marginal positif. Produksi rata-rata input variable
pada tingkat produksi tertentu dari suatu kegiatan produksi adalah jumlah output
yang dihasilkan dibagi dengan jumlah input variable yang digunakan.
Atau secra matematis dapat ditulis sebagai berikut :

AP L = TP
L

Keterangan:
AP L = Average Product of Labour (produksi rata-rata input tenaga kerja)
TP = Total Product (produksi total)
L = Labour (jumlah tenaga kerja).
Produksi marginal dai input variable pada tingkat produksi tertentu dalam suatu
kegiatan produksi adalah perbandingan antara tambahan-tambahan jumlah barang
yang dapat dihasilkan dengan tambahan input variable sebanyak satu unit.
Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

MP L = ∆TP = ∂TP
∆ L ∂L
Keterangan:
MP L = produksi marginal input tenaga kerja (Marginal Product of Labour).
∆ TP = Perubahan produksi total
∆ L = perubahan jumlah tenaga kerja

tahap I TP

84
tahap II tahap III

TP

APL

0 L0 L1 L2 L

MP L

Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan antara kurva produksi total (TP),
produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP) pada suatu kegiatan produksi
yang menggunakan satu macam input variable yaitu tenaga kerja (L).
Pada tahap awal penggunaan sejumlah tenaga kerja (O-Lo) dapat
meningkatkan jumlah output (total product/TP). Kondisi ini ditunjukkan oleh
kurva TP yang mulai naik. Dimana saat ini kurva produksi marginal tenaga kerja
(MP L) naik karena proporsi kenaikan jumlah output naik dengan beertambahnya
satu unit tenaga kerja. Kemudian pada tingkat penggunaan tenaga kerja tertentu
(L0-L1), proporsi kenaikan jumlah output semakin berkurang/lebih kecil
dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja pada jumlah sebelumnya. Pada
tingkat penggunaan tenaga kerja ini peningkatan output maksimum dan
menambah satu unit tenaga kerja terjadi pada titik belok kurva TP. Pda keadaan
ini kurva produksi marginal mencapai titik puncaknya (pada penggunaan tenaga
kerja sebanyak L1). Apabila penambahan tenaga kerja tidak meningkatkan output,
maka kurva TP maksimum. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja ini (L2) kurva
MP L memotong sumbu datar, artinya pada tingkat penggunaan tenaga kerja
tersebut (L2) , besrnya produksi marginal sama dengan nol.
Produksi rata-rata tenaga kerja akan mencapai nilai maksimum pada
jumlah penggunaan tenaga kerja di mna kurva produksi total (TP) yang di sebelah
atas bersinggungan dengan garis lurus yang ditarik dari titik origin (titik potong
antara sumbu datar dn sumbu tegak), yaitu pada tingkat penggunaan tenaga kerja
sebanyak L1. Penggunaan tenaga kerja lebih dari L1, maka akan mengakibatkan
produksi rata-rata menurun. Hal ini ditunjukkan oleh bentuk kurva produksi rata-
rata (AP L) menurun.

85
Kurva AP L, tidak akan memotong sumbu datar pada tingkat penggunaan dua
macam input variablel.
Kurva TP dan MP, menunjukkan sifat yang kita kenal dengan istilah
hukum kenaikan hasil yang berkurang (the law of diminishing returns).
Hukum ini menyatakan bahwa jika jumlah penggunaan satu input variable
meningkat sementara jumlah penggunaan factor produksi lainnya tidak berubah,
maka pada mulanya kenaikan penggunaan input tersebut akan menaikkan output,
tetapi kemudian mulai menurun /berkurang. Atau dengan kata lain , hukum ini
menyatakan bahwa MP dari factor produksi variable akhirnya akan menurun ,
apabila input tersebut dikombinasikan dengan satu input lainnya atau lebih yang
jumlahnya tetap.
Misalnya hal ini terjadi pada sebuah pabrik perakitan mobil. Apabila seorang
pekerja ditugaskan untuk merakit mobil, maka pekerja itu harus melakukan semua
kegiatan yang diperlukan untuk membuat mobil tersebut. Output dari kombinasi
penggunaan tenaga kerja dan modal seperti itu akan sangat kecil. Namun apabila
jada tambahan pekerja ke dalam kegiatan perakitan tersebut, dengan
menganggap input modal tetap, maka output bisa ditingkatkan dengan cepat.
Intensitas penggunaan sumberdaya modal meningkat dengan adanya tambahan
input tenaga kerja tersebut dan kombinasi input menjadi lebih efisien. Perbaikan
penggunaan modal yang disebabkan oleh pengerjaan tenaga kerja yang semakin
banyak tersebut bisa meningkatkan MP (Marginal Product = meningkatnya
output) setiap pekerja sampai pada batas tertentu dari tambahan tenaga kerja
tersebut. Kenaikan produktivitas marginal ini terjadi karena setiap tenaga kerja
semakin mampu mengelola sejumlah barang modal yang digunakannya daripada
jika jumlah tenaga kerja tersebut lebih sedikit. Spesialisasi kegiatan yang bisa
menyertai kenaikan penegrjaan tenaga kerja tersebut merupakan faktor lain yang
bisa juga meningkatkan MP tenaga kerja jika ada tambahan tenaga kerja yang
digunakan.
Hubungan Fungsional antara jumlah input yang digunakan dengan jumlah
output yang dihaasilkan dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Isoquant berasal
dari kata iso yang berarti sama dan quant yang artinya quantitas.

86
Kurva Isoquant adalah kurva yang menghubungkan berbagai titik kombinasi
penggunaan dua input variable yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu.
Secara umum bentuk kurva isoquant dari kegiatan produksi mempunyai
cirri-ciri sebagai berikut:
1. Kombinasi input yang relevan yang mempunyai kemiringan negatif
2. Cembung ke arah titik origin
3. Tidak saling berpotongan antara isoquant yang satu dengan isoquant yang
lain.
4. Isoquant yang letaknya semakin jauh terhadap titik origin, menunjukkan
kombinasi yang menghaailkan output lebih banyak.
Suatu kurva isoquant berbentuk cembung ke arah titik origin menunjukkan bahwa
kemampuan untuk mengganti secara pisik (marginal rate of technical
substitutions) antara input yang satu terhadap input tyang lain semakin lama
semakin berkurang. Sedangkan kurva isoquant yang tidak saling memotong satu
sama lainnya mengandung arti bahwa tidak mngkin ada dua macam kurva
isoquant yang berbeda bisa menghasilkan tingkat output yang sama banyaknya.

Misalya: Tabel dibawah ini menyajikan titik-titik pada tiga isokuan yang
berbeda.

Isoquan I Isoquan II Isoquan III


L K L K L K
2 11 4 13 6 15
1 8 3 10 5 12
2 5 4 7 6 9
3 3 5 5 7 7
4 2,3 6 4,2 8 6,2
5 1,8 7 3,5 9 5,5
6 1,6 8 3,2 10 5,3
7 1,8 9 3,5 11 5,5

87
Dengan meletakkan titik pada pasangan sumbu yang sama serta
menghubungkannya, maka kita akan menemukan gambar seperti dibawah ini,
K
14

12

10

8
III
6
II
4
I
2

0 2 4 6 8 10 12 14 L

Perusahaan dapat memproduksi output sejumlah yang dicerminkan oleh isoquan I


dengan menggunakan 8 K dan l L atau dengan menggunakan 5K dan 2 L atau
kombinasi K dan L yang lain pada isoquan I Isoquan menunjukkan jumlah output
secara kardinal.

Margianl Rate Of Technical Substitution (MRTS)

MRTS bisa dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

MRTS = ΔY = Slope Isoquan


ΔX

MRTS tersebut biasanya tidak konstan, tetapi menurun jika jumlah penggantian
(substitusi) meningkat.

88
Isokuan berasal dari kata iso yang berarti sama dan quant yang berarti kuantitas.
Kurva isoquan berarti kurva yang menunjukkan semua kombinasi penggunaan
input yang berbeda secara efisien untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.
Dalam beberapa sistem produksi, penggunaan input-input tertentu bisa
dengan mudah digantikan dengan inout lainnya. Misalnya dalam produksi tenaga
listrik, bahan bakar minyak yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik
bisa merupakan contoh input yang bisa digantikan.

Isokuan Produksi
Input Y

Q2
Q1
Input X

Listrik bisa dihasilkan oleh minyak dan atau gas. Di sini gas dan minyak bisa
saling menggantikan secara sempurna dan isokuan merupakan garis lurus. Pada
sisi lain dari substitusi input ini adalah sistem produksi di mana input saling
melengkapi (komplementer) secara sempurna satu sama lain. Dalam keadaan
seperti itu jumlah yang tepat dari setiap input dibutuhkan untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu.
Persamaan yang menunjukkan kombinasi input yang mengakibatkan
ongkos minimum disebut dengan dalil; Least Cost Combination (LCC).
Kombinasi input yang mengakibatkan ongkos produksi minimum (pada tingkat
LCC) belum tentu mendatangkan keuntungan yang maksimum bagi produsen
tersebut, karena pada tingkat LCC tersebut, produsen hanya mencapai ongkos
produksi yang minimum saja.
Produsen akan memperoleh laba yang maksimum apabila ia berproduksi
dengan LCC dengan ketentuan bahwa perbandingan antara produksi marginal

89
secara fisik (marginal Phisical Product) setiap input dengan harga yang sama
besar dan sama dengan seperharga output.

Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :


Dalil keuntungan maksimum:

MPP x1 = MPPx2 = MPPx3 = MPPxn = 1


P x1 P x2 Px3 P xn PQ

Keterangan:

MPP x1, MPP x2, MPPx3, MPPxn = Marginal Physical Product Input variable

X1, X2, X3……………Xn.

P x1, P x2, P x3………..P xn = harga input variable X1, X2………Xn

PQ = harga output yang dihasilkan

Dalam suatu kegiatan produksi, kemampuan produsen dalam menyediakan input


yang digunakan dibatasi oleh anggaran yang tersedia. Kemampuan produsen
dalam menyediakan input yang digunakan dalam suatu kegiatan produksi
digambarkan dengan suatu garis anggaran yang disebut dengan isocost.
Persamaan kurva isocost dalam suatu kegiatan produksi yang menggunakan input
modal (K) dan input tenaga kerja (L) dengan anggaran (I) adalah sebagai berikut:

P k. K + P L. L = I
Keterangan:
Pk dan PL adalah harga input modal dan harga input tenaga kerja
K, L = masing-masing adalah jumlah modal dan jumlah tenaga kerja yang dibeli
I = anggaran yang tersedia untuk membeli input modal dan tenaga kerja
dalam kegiatan produksi tersebut.
Kegiatan produksi yang menggunakan dua macam input variable.
Hubungan fungsional antara output dengan input erring digunakan fungsi
produksi yang dikemukakan oleh Cobb dan Douglas, yang dikenal dengan fungsi
produksi “Cobb Douglas” Dari fungsi produksi tersebut dapat diketahui dengan
mudah aspek-aspek produksi marginal, produksi rata-rata, tingkat kemampuan

90
batas untuk mengganti antara input yang satu dengan input yang lain, intensitas
penggunaan input dan efisiensi suatu kegiatan produksi secara keseluruhan.
Bentuk umum fungsi Cobb Douglas dapat ditulis sebagai berikut :
Misalnya dalam kegiatan produksi tersebut menggunakan dua macam input
variable yaitu modal (K) dan tenaga kerja (L).

Q = kL α Kβ

Yang menyatakan bahwa :


Q = jumlah barang/jasa yang dihasilkan (output)
L, K = jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan (input).
k, = adalah konstanta
Dari fungsi Cobb Douglas seperti contoh diata dapat diketahui beberapa aspek
produksi sebagai berikut :
1. Tingkat produksi marginal (MP) dari msing-masing input.
Produksi marginal input (MPL)

MP L = ∂ Q =α

∂L

Produksi marginal input K (MP K) adalah :

MP K = ∂Q =β
∂K

2. Intensitas penggunaan input.


Dalam model fungsi produksi Cobb Douglas, intensitas penggunaan input

dapat dilihat dari angka perbandingan antara … dan β


a. Semakin besar angka perbandingan antara , maka kegiatan produksi
tersebut lebih banyak menggunakan input tenaga kerja (labour intensive).

91
b. Semakin kecil angka perbandingan antara α dan β , maka kegiatan
produksi tersebut lebih banyak menggunakan input modal (capital intensive).

3. Derajat perubahan output apabila semua input variable berubah dengan


proporsi yang sama. Besar.

a. Apabila α + β > 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan


perubhan output dengan perbandingan yang lebih besar dari skalanya (increshing
return to scale).

b. Apabila α + β = 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan


perubahan output dengan perbandingan yang sama besar dengan skalanya
(constant return to scale).

c. Apabila α + β < 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan


perubahan output dengan perbandingan yang lebih kecil dari skalanya
(decreashing return to scale).

Marginal Product dan Hukum Hasil Lebih yang Makin Berkurang


Menurut hukum hasil lebih yang makin berkurang (the law of diminishing
returns) , bahwa produk marginal setiap unit input akan menurun sebanyak
penambahan jumlah input yang bersangkutan, dengan asumsi semua input lainnya
konstan.
Sekarang kita anggap bahwa tenaga kerja konstan, sedangkan tanah beerubah-
ubah. Produk marginal tanah adalah perubahan output total yang disediakan oleh
tambahan 1 unit tanah, dengan aumsi semua input lain konstan. Kita dapat
menghitung produk marginal untuk setiap input (tenaga kerja, tanah, mesin, air,
pupuk dan lain-lain) serta produk marginal dapat diterapkan pada setiap output
(misalnya jagung, gandum, baja, kacang, kedelai, dan sebagainya). Kita bisa
menemukan bahwa semua input lainnya juga cenderung mengikuti hokum hail
yang semakin berkurang (the law of diminiahing returns).

92
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa fungsi produksi umumnya tunduk
pada hukum ini? Jawabannya adalah bahwa semakin banyak suatu input tertentu
seperti tenaga kerja yang ditambahkan pada input anah, mesin, dan input lainnya
yang berjumlah tetap, maka tenaga kerja semakin sedikit memiliki factor produksi
lain yang bekerja bersamanya. Tanah semakin sempit, mesinpun dipekerjakan
melmpaui batas, sedangkan tugas yang sedang dikerjakan dirasa semakin kurang
penting. Hukum hasil lebih yang makin berkurang mudah dimengerti dengan
mengamati input air. Unit pertama air sangatlah vital bagi kehidupan tanaman,
unit selanjutnya membuat tanaman menjadi sehat dan tumbuh besr, akan tetapi
semakin banyak air yang disiramkan,maka akhirnya tanah akan penuh dengan air,
sehingga tanaman membusuk dan tidak bisa dipanen.
Dalam meneerapkan hokum hasil lebih yang semakin berkurang terhadap
produksi, kita harus selalu menekankan bahwa hokum ini merupakan hasil
observasi empiris yang dilakukan secara luas dan teratur. Kita tidak bisa
menamakannya dengan hokum gravitasi yang telah dianggap sebagai kebenaran
universal. Hukum hasil lebih yang makin berkurang telah ditemukan di berbagai
penelitian empiris, meskipun terdapat pula beberapa pengecualian. Selanjutnya
perlu kita ingat, bahwa hokum ini tidak barlaku untuk semua tingkat produksi
input tenaga kerja pertama mungkin akan meningkatkan produk marginal, karena
hanya diperlukan beberapa menit untuk menjalankan mesin dan mengangkut
tenaga kerja ke lapangan.
Pada kasus air, input air terkhir (paling banyak) akan memberikan produk
marginal yang negative, karena tanaman telah mati lemas kebanyakan air. Oleh
sebab itu kita harus selalu ingat bahwa hukum hasil lebih yang makin berkurang,
merupakan suatu keteraturan empiris yang tunduk pada pengecualian, dan bukan
merupakan hokum alam yang bersifat universal.
Contoh teknis: misalnya saluran pipa minyak
Sebuah illustrasi penting mengenai teori produksi dalam kehidupan bisnis
modern yaitu pengangkutan minyak melalui saluran pipa. Transportasi minyak
berpatokan pada prinsip fisik sederhana, namun merupakan jalur kehidupan yang
begitu penting dalam system perekonomian kita. Kita dapat mengemukakan
sebuah contoh produksi yang menjelaskan hubungan antara kuantitas minyak

93
mentah (output) yang dianggap setiap hari melalui saluran pipa dan input yang
ditunjukkan oleh ukuran pipa serta tenaga mesin pompa. Para ahli teknik yang
mempelajari teknologi ini telah membuat pengukuran yang begitu cermat dan
menemukan sejumlah hubungan numeris antara input dan output. Kita dapat
menggunakan studi tersebut untuk menunjukkan sifat fungsi produksi bersamaan
dengan produk total dan produk marginal saluran pipa.

Periode Singkat, Jangka pendek, dan Jangka Panjang


Produksi tidak hanya memerlukan tenaga kerja dan tanah, tetapi juga
waktu. Saluran pipa tidak dapat dibangun hanya dalam waktu semalam, dan sekali
dibangun saluran tersebut akan bertahan untuk beberapa waktu lamanya. Petani
tidak dapat mengubah hasil panennya di pertengahan musim. Selain itu, sekali
peralatan modal ditempatkan dalam bentuk bangunan beton dari suatu pabrik
pembangkit tenaga di sungai atau pabrik petrokimia di suatu tempat, maka secara
ekonomis modal tidak dapat diambil kembali dan tidak dapat dipindahkan ke
lokasi lain/ditransfer ke penggunaan lain.
Untuk memperhitungkan peranan waktu dalam proses produksi dan biaya,
maka kita membedakan periode waktu yang berbeda,yaitu:
1. Periode singkat (momentary run)
adalah periode waktu yang sangat pendek ketika kita tidak ada perubahan
apapun dalam produksi.
2. Periode Jangka Pendek (short run)
adalah periode waktu ketika input variable seperti bahan baku dan tenaga
kerja dapat disesuaikan, tetapi kurang cukup lama untuk melakukan
penyesuaian semua input. Dalam jangka pendek, factor non variable seperti
mesin dan peralatan, tidak dapat sepenuhnya disesuaikan ataupun
dimodifikaasi.
3. Periode Jangka Panjang (long run)
adalah ketika semua factor produksi, baik faktor variable maupun non
variable yang digunakan oleh perusahaan bisa diubah, termasuk buruh, bahan
baku dan modal.

94
Perubahan Teknologi
Sejarah ekonomi mencatat bahwa output meningkat lebih dari sepuluh kali
lipat selama abad berputar. Namun variasi dan kualitas barang serta proses
produksi juga telah mengalami perubahan. Bagaimana perubahan teknologi bisa
memperbaiki produktivitaa dan meningkatkan standar kehidupan. Perubahan
secara teknis menunjukkan bahwa perubahan-perubahan teknologi seperti
penemuan produk baru, perbaikan produk lama, ataupun perubahan dalam proses
produksi barang dan jasa.
Perubahan teknologi terjadi jika pengatahuan rekayasa dan pengetahuan
teknis baru memungkinkan lebih banya output yang bisa diproduksi dengan
menggunakan input yang sama, atau jika outputnya sama dapat diproduksi dengan
input yang lebih sedikit. Dalam terminology produksi kita, perubahan teknologi
terjadi jika fungsi produksi berubah. Di sini ada perbedaan antara inovasi produk
(product innovation) dengan inovasi proses produksi (process innovation).
Inovasi produk terjadi apabila produk baru atau produk lama yang diperbaiki
doperkenalkan di pasar, sedangkan inovasi proses terjadi bilamana teknik-teknik
produksi perbaikan atau teknik-teknik produksi baru telah dikembangkan..
Perubahan teknologi yang terjaadi belakangan ini meliputi pengembangan
mikro elektronik yang memungkinkan dibuatnya stereo dan televisi portable,
penemuan serat optic yang dapat menurunkan biaya serta memperbaiki
ketahanannya dalam bidang telekomunikasi. Perubahan teknologi menggeser
fungsi produksi ke atas.

95
BAB 6

BIAYA DAN PENERIMAAN

Tujuan:

1. Mahasiswa dapat mengetahui kaitan antara jumlah output dan input


serta biaya yang harus ditanggung oleh produsen.

2. Mahasiswa mampu menganalisis berbagai konsep biaya.


3. Mahasiswa mengetahui pembuatan keputusan produksi dan penjualan
atas dasar biaya dan harga barang.

96
Pembahasan Materi:
1. Definisi Biaya
2. Macam-macam Biaya Produksi
3. Permintaan Input
4. Keuntungan

Biaya
Istilah biaya isa diartikan bermacam-macam, tergantung pada bagaimana
biaya tersebut digunakan.Apabila kta membeli produk secara tunai, dan
menggunakan roduk tersebut, maka tidak ada masalah dalam pendefinisian dan
pengukuran biaya produk tersebut. Sebaliknya apabila barang tersebut disimpan
beberapa waktu, maka muncul masalah sepert berapa biaya penggunaan asset
tersebut selama periode tertentu. Biaya yang akan digunakan untuk suatu periode
tertentu disebut biaya relevan (relevant cost).
Pembahasan tentang biaya relvan tersebut didasarkan pada konsep
penggunaan alternatif. Sumberdaya ekonomi mempunya nilai karena sumberdaya
tersebut bisa digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.Apabilaperusahaan
menggunaan sumberdaya untuk memproduksi produk tertentu, maka perusahaan

97
tersebut bisa juga menggunakan sumberdaya tersebut bagi penggunaan
alternatif.Oleh karena itu perusahaan itu harus menetapkan tingkat harga yang
besarnya minimal sama dengan sumberdaya itu dalam penggunaan alternatif
tersebut.
Misalnya biaya untuk aluminium yang digunakan pabrik pesawat terbang,
ditentukan oleh nilai aluminium tersebut untuk penggunaan-penggunaan
alternatif. Sebuah pabrik pesawat terbang harus membayar suatu tingkat harga
yang sama besarnya dengan nilai alternatif tersebut atau aluminium tersebut akan
digunakan untuk memproduksi barang alternatif seperti peralatan masak, mobil,
peralatan kantor, dan lain-lain.
Begitu juga, apabila sebuah perusahaan memiliki peralatan modal yang
bisa digunakan untuk memproduksi barang A akan mencakup laba dari barang
alternatif B yang tidak bisa diproduksi, karena peralatan tersebut digunakan untuk
memproduksi barang A. Oleh karena itu konsep biaya oppurtunitas ini
mengandung arti bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan di antara
tindakan-tindakan alternatif. Biaya ppurtunitas dari sebuah sumberdaya ditentukan
oleh nilai penggunaan alternatif yang terbaik dari sumberdaya tersebut.

Peranan Penerimaan dan Biaya Dalam Produksi


Untuk menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang menentukan
kombinasi input yang optimal dalam kegiatan produksi? Dalam perekonomian
yang sudah maju, kegiatan produksi biasanya akan menghasilkan barang-barang
dan jasa yang akan diperjual belikan di pasar, bukan hanya sekedar dikonsumsi
oleh produsennya.Oleh karena itu kita harus memperhatikan penerimaan yang
diperoleh para pemilik berbagai input (faktor produksi), misalnya tenaga kerja,
bahan baku, kapital dari penjualan input-input tersebut. Jadi kitan harus
memperluas analisis kita sampai analisis produktivitas ekonomis dari input
tersebut (bukan hanya sekedar analisis produktivitas fisik), tetapi bagaimana
kemampuan input-input tersebut dalam menghasilkan penerimaan bagi
pemiliknya.

98
Perubahan dari hubungan fisik ke hubungan ekonomi ini dilakukan dengan
cara mengalikan MP input dengan MR (penerimaan marginal) yang diperoleh dari
penjualan output (barang/jasa) yang dihasilkan sehingga kita akan mendapatkan
besaran yang dikenal sebagai marginal revenue product (MRP) dari input:
Marginal Revenue Product dari Input X atau MRP X

MRP X = Marginal Product X . Marginal Revenue Q


= MP X . MR Q
MRP adalah nilai dari unit marginal suatu input yang digunakan untuk
memproduksi suatu produk tertentu. Misalnya, jika pertambahan 1 orang tenaga
kerja bisa menghasilkan 2 unit output tambahan yang bisa dijual seharga Rp
1.000,00 per unit, maka MP tenaga kerja tersebut adalah 2, dan MRP-nya sama
dengan Rp1.000,000 x 2 = Rp 2.000,00

Definisi Biaya
Dalam pengertian ekonomi, yang dimaksud dengan biaya/ongkos adalah
semua beban finansiil yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan
barang/jasa agar siap digunakan oleh konsumen, baik betul-betul dikeluarkan
(eksplisit cost) maupun yang tidak betul-betul dikeluarkan, misalnya dari milik
pribadi sendiri (implicit cost).
Seperti halnya dengan produksi, maka biaya yang harus ditanggung oleh
produsen dalam suatu kegiatan produksi dapat dihubungkan dengan jumlah
barang/jasa yang diproduksi.
Kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya biaya produksi pada berbagai
jumlah barang/jasa yang dihasilkan disebut :Kurva biaya. Kurva biaya produksi
ini dapat diturunkan/diperoleh dari suatu fungsi biaya produksi. Dalam suatu
fungsi biaya beranggapan bahwa harga input/factor produksi yang digunakan
tidak berubah/tetap. Kurva biaya produksi adalah kurva yang menunjukkan
hubungan antara jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh seorang produsen
(pada sumbu vertical) dan tingkat output (pada sumbu horizontal).
Biaya produksi pada suatu kegiatan produksi jangka pendek dibedakan
menjadi 2 macam :

99
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
2. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan suatu perusahaan ,
meskipun tidak berproduksi, biaya tetap ini tidak dipengaruhi oleh setiap
perubahan kuantitas output.
Misalnya : Pembayaran kontrak bangunan dan sewa peralatan, bunga atas hutang,
gaji pegawai tetap, harga mesin.
Biaya Variabel adalah : biaya yang bervariasi sesuai dengan perubahan tingkat
output. Misalnya : bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain.
Secara garis besar segi biaya produksi dalam hubungannya dengan
tingkat output, ongkos produksi dibagi menjadi :
1. Total Fixed Cost (TFC) atau biaya tetap total, adalah jumlah biaya yang tetap
dibayar perusahaan/proddusen berapapun tingkat outputnya. Jumlah TFC
adalah tetap untuk setiap tingkat output (biaya penyusutan, dan sebagainya).
2. Total Variabel Cost (TVC) atau biaya variable total,adalah jumlah biaya-biaya
yangberubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksikan.
3. Total Cost (TC) atau biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variable.
TC = TFC + TVC
4. Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rat, adalah biaya tetap yang
dibebankan pada setiap unit output.
AFC = TFC
Q
(di mana Q = tingkat output).
5. Average Variabel Cost (AVC) atau biaya variable rata-rata, adalah semua
biaya-biaya, selain AFC yang dibebankan pada setiap unit output.
AVC = TVC
Q
6. Average Total Cost (ATC) atau biaya total rata-rata, adalah biaya produksi
dari setiap unit output yang dihasilkan.
ATC = TC
Q

100
7. Marginal Cost (MC) atau biaya Marginal, adalah kenaikan dari total cost yang
diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output, dengan tidak
menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan TC = TFC + TVC. Jadi
kenaikan TC ini sama dengan kenaikan TVC yang diakibatkan oleh produksi 1
unit output tambahan.
MC = ∆ TC = ∆TVC = ∂ TC
∆C ∆Q ∂Q
di mana : ∂ TC = turunan pertama fungsi TC terhadap Q
∂ Q
∆ TC = kenaikan biaya total
∆Q = kenaikan jumlah output yang dihasilkan.
Dalam suatu kegiatan produksi dengan satu macam input variable, pada saat
kurva produksi marginal (kurva MP) mencapai nilai maksimum, maka kurva
biaya marginal (Kurva MC) mencapai nilai minimum. Demikin juga pada saat
kurva produksi rata-rata (kurva AP) mencapai nilai maksimum, maka kurv biaya
rata-rata (kurva AC) akan minimum. Jadi dalam satu set kurva biaya produksi
yang lengkap, yaitu pada saat biaya rata-rata minimum, maka biaya rata-rata sama
dengan biay marginal. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya perpotongan kurva
biaya rata-rata (kurva AC) dengan kurva biaya marginal (kurva MC) pada saat
kurva AC minimum.

Biaya Jangka Pendek dan jangka panjang

Penggunaan konsep biaya relevan untuk pengambilan keputusan penentuan


tingkat output dan harga secara tepat membutuhkan suatu pemahaman mengenai
hubungan antara biaya dengan output dari suatu perusahaan. Fungsi biaya ini
tergantung pada : (1) fungsi produksi dari perusahaan dan (2) fungsi penawaran
pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut.
Dua fungsi biaya utama yang digunakan dalam pembuatan keputusan
manajerial yaitu fungsi biaya jangka pendek yang digunakan dalam pembuatan
keputusan operasional sehari-hari dan fungsi biaya jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk perencanaan jangka panjang.

101
Cara membedakan jangka panjang dan jangka pendek adalah : kalau
jangka pendek didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana beberapa input
bersifat tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan bisa menambah, menurunkan,
atau mengubah penggunaan faktor-faktor produksi tanpa batasan. Oleh karena itu,
dalam periode jangka pendek, keputusan-keputusan perusahaan tersebut
dikendalai oleh pengeluaran-pengeluaran modal sebelumnya dan komitmen
lainnya.Dalam jangka panjang, tidak ada pembatasan-pembatasan seperti itu.
Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak ada input tetap, oleh karena
itu semua biaya jangka panjang bersifat variabel. Selain itu sebagaimana kurva-
kurva biaya jangka pendek yaitu menggunakan kombinasi input yang optimal
(least-cost combination) untuk memproduksi setiap tingkat output (pada skala
pabrik tertentu), maka kurva-kurva biaya jangka panjang juga dibuat dengan
menggunakan asunmsi bahwa sebuah pabrik yang optimal (pada tingkat teknologi
tertentu digunakan untuk memproduksi tingkat output tertentu.
Kurva produksi biaya jangka panjang bisa menunjukkan keadaan returns
to scale dan ukuran pabrik yang optimal.Oleh karena itu kurva biaya jangka
panjang bisa digunakan untuk mengarahkan keputusan-keputusan perencanaan
sebuah perusahaan.
Kurva biaya rata-rata jangka panjang diturunkan dan titik-titik singgung
antara kurva isoquant dan kurva isocost pada suatu tingkat penggunaan input
variable tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap titik yang terdapat pada
kurva biaya produksi jangka panjang, produsen selalu berproduksi pada tingkat
kombinasi penggunaan input yang menghasilkan biaya minimum (least cost
combination).
Kurva biaya rata-rata jangka panjang merupakan kumpulan dari kurva
biaya rata-rata jangka pendek. Kumpulan dari biaya rat-rata jangka pendek akan
membentuk kurva biaya rata-rata jangka panjang yang disebut : kurva amplop
(envelope curve). Dalam teori biaya produksi, bentuk kurva biaya rata-rata jangka
panjang pada tahap awal produksi beerbentuk cembung kea rah sumbu datar
(sumbu yang ditempati jumlah output) dan selebihnya cembung ke atas
membentuk huruf U. Bentuk kurva biaya semacam ini merupakan cerminan dari
berlakunya economies of scale dan diseconomies of scale.

102
Rp
TC

Output

Economies of scale adalah turunnya biaya produksi rata-rata jangka


panjang sebagai akibat diperluaskannya skala produksi. Turunnya biaya ini antara
lain disebabkan oleh adanya pembagian kerja yang semakin baik, harga input
lebih murah, penekanan ongkos promosi/penurunan biaya promosi. Sedangkan
diseconomies of scale adalah naiknya biaya rata-rata jangka panjang yang
diakibatkan diperluaskannya skala produksi.
Naiknya biaya produksi ini antara lain disebabkan oleh keterbatasan
managerial pimpinan, harga input naik, dan sebagainya. Jika harga-harga input
tidak dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya yang dibeli, maka terjadi hubungan
langsung antara biaya dengan produksi. Harga input yang konstan, akan
menghasilkan kurva linier.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pola produksi di mana
mula-mula terjadi increasing returns to scale kemudian decreasing returns to
scale. Skala produksi yang ekonomis (economies of scale) yang menyebabkan
biaya rata-rata jangka panjang atau long-run average cost (LRAC) menurun,
terjadi karena hubungan produksi dan hubungan pasar. Spesialisasi dalam
penggunaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menghasilkan
economies of scale. Para pekerja di sebuah perusahaan kecil biasanya melakukan
berbagai pekerjaan, dan keahlian mereka untuk suatu jenis pekerjaan biasanya
lebih rendah dari pada pekerja yang hanya berspesialisasi dalam satu jenis
pekerjaan saja. Oleh karena itu seringkali produktivitas tenaga kerja lebih tinggi
dalam suatu perusahaan besar, di mama individu bisa ditugaskan untuk suatu
pekerjaan tertentu, dari pada pekerja di perusahaan kecil. Produktivitas tersebut
akan menurunkan biaya produksi per unit untuk skala produksi yang lebih besar.

103
Analisis Pulang Pokok (breakeven analysis)

Analisis pulang pokok sering disebut analisis kontribusi laba,


merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan
antara biaya, penerimaan, dan laba. Teknik aljabar biasanya merupakan suatu alat
yang lebih efisien dalam menganalisis masalah.
Misalnya: P = harga jual per unit
Q = jumlah yang diproduksi dan yang dijual
TFC = Total Fixed Cost (Biaya tetap total)
AVC = Average Variable Cost ( biaya variabel rata-rata)
Analisa pulang-pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan
yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar
tercapai titik pulang-pokok (tidak rugi dan tidak untung). Analisa pulang-pokok
adalah proses menghasilkan informasi berbagai tingkat keuntungan dan
kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.

Unsur Dasar Analisa Pulang-Pokok


Analisa pulang-pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan,
pertimbangan, dan pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok.
Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut:
1 Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa
melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak
tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang
dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.
2. Biaya variabel Biaya variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan
jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya
pembungkusan produk, biaya bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk,
biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.

104
3. Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan
dengan produksi.
4. Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari
penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak
produk yang terjual.
5. Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya
total dari produksi barang yang dijual.
Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan
total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.

Tipe Analisa Pulang-Pokok


Terdapat dua prosedur yang agak berbeda untuk menentukan titik pulang-pokok
yangsama untuk sebuah organisasi:
(1) analisa pulang-pokok aljabar,
(2) analisa pulang-pokok grafik.

Analisa Pulang-Pokok Aljabar


Rumusan sederhana berikut ini umumnya digunakan untuk mentukan tingkat
produksi dimana organisasi mengalami posisi pulang-pokok:

PC
BE P =
P-VC
dimana:
BE P =(Break Even Point)= Tingkat produksi dimana perusahaan mengalami titik
pulang-pokok
FC = Biaya tetap produksi total
P = harga dimana tiap unit individu dijual pada pembeli
VC = Biaya variabel yang berkaitan dengan tiap produk yang dihasilkan dan
dijual
Dua langkah berurutan yang harus diikuti untuk menggunakan rumusan ini untuk

105
menghitung titik pulang-pokok. Pertama, biaya variabel yang berkaitan dengan
produksi tiap barang harus dikurangi dari harga dimana tiap barang tersebut akan
dijual.
Tujuan dari penghitungan ini adalah:
1). Untuk menetukan berapa banyak harga jual dari tiap produk yang dijual bisa
menutupi biaya tetap total yang timbul dari produksi semua barang.
2). Membagi sisa yang dihitung dari langkah pertama kepada biaya tetap total.
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menentukan berapa banyak produk yang
harus dihasilkan dan dijual untuk menutupi biaya tetap. Angka ini merupakan titik
pulang-pokok dari perusahaan.

Analisa Pulang-Pokok Grafik


Analisa pulang-pokok grafik memerlukan pembuatan sebuah grafik yang
menunjukkan semua unsur kritis dalam analisa pulang-pokok. Gambar 3-1 adalah
grafik analisa pulang-pokok untuk perusahaan penerbit buku teks diatas.
kerugian potensial yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.
BEP adalah titik pulang pokok, atau tingkat produksi dimana perusahaan
tidak mengalami kerugian dan juga tidak mengalami keuntungan
Dalam kondisi BEP: Total Revenue (TR) = Total Cost (TC)
Jika : TR=PQ dan TC = TFC+TVC
Maka : dalam keadaan BEP
PQ=TFC+TVC
Artinya, volume penjualan dimana total penghasilan (TR) sama besarnya dengan
total biaya (TC). Sehingga perusahaan tidak untung dan tidak rugi.
Dasar dan prinsip analisis BEP
Pada saat BEP, maka : Total Revanue (TR) = Total Cost (TC)
Total Biaya (TC)= TFC + TVC
Dalam analisis BEP digunakan asumsi dasar sbb :
1). Semua barang yang diproduksi laku terjual.
2). Harga dan biaya produksi tetap bila harga jual dan biaya berubah.

Jenis BEP

106
Single Product; BEP yang gunakan untuk perusahaan yang menghasilkan satu
jenis produk.
Multi product; untuk perusahaan multi produk.
In cash;hanya menghitung biaya tunai saja (cash expenses). Dapat digunakan
untuk perusahaan baik yang single maupun multi product. Analisa BEP adalah
suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap dan biaya
variabel. Dalam analisa BEP ada beberapa hal yang perlu diketahui antara lain:
1). Analisa BEP juga suatu konsep yang digunakan untuk menganalisa jumlah
minimum out put yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak
mengalami kerugian, maka keadaan pulang pokok terjadi apabila R = C atau
MR = MC atau total penghasilan dikurang total biaya sama dengan nol
(TR – TC = 0)
2). Kemudian dalam analisa BEP terdapat grafik BEP yang menunjukkan posisi
perpotongan antara kurva TR dengan TC.
MANFAAT BEP
1). Merencanakan operasi usaha
2). Indikator kelayakan usaha
3). Pengawasan operasi
Dalam analisis BEP digunakan asumsi dasar sbb :
1). Semua barang yang diproduksi laku terjual.
2). Harga dan biaya produksi tetap bila harga jual dan biaya berubah.

Jenis BEP
Single Product; BEP yang gunakan untuk perusahaan yang menghasilkan satu
jenis produk.
Multi product; untuk perusahaan multi produk.
In cash;hanya menghitung biaya tunai saja (cash expenses). Dapat digunakan
untuk perusahaan baik yang single maupun multi product.

(1) BEP SINGLE PRODUCT


Q BEP = TFC

107
(P-AVC)

Q SALES = TFC
(1-(AVC)/P)
Keterangan:
Q BEP = BEP dalam unit
Q SALES = BEP dalam penjualan (rupiah)
P = Harga jual per unit
AVC = Biaya variabel rata-rata
TFC = Total biaya tetap

Misalnya:
Perusahaan penerbit Rocky memiliki rincian biaya untuk menerbitkan buku,
sebagai berikut :
Total Biaya Tetap (TFC)
Editing = Rp 5.000.000
Ilustrasi = Rp 10.000.000
Setting = Rp 8.000.000
Overhead = Rp 10.000.000
Rp 33.000.000
Biaya Variabel Per unit (AVC)
Kertas,cetak,dan jilid = Rp 18.500
Potongan untuk Toko Buku = Rp 3.600
Komisi penjualan = Rp 900
Royalti Pengarang = Rp 4.500
Adm dan Lainnya = Rp 3.000
Rp 29.000
Harga jual buku per eksemplar (unit) adalah Rp 35.000.
Dengan menggunakan data tersebut, carilah BEP nya.
Jawaban:
Q BEP = TFC
(P-AVC)

108
Q BEP = Rp 33.000.000
(Rp 35.000-Rp 29.000)

Q BEP = Rp 33.000.000
Rp 6.000
Q BEP = Rp 5.500
Q Sales = TFC
(1-(AVC)/P)

Q Sales = Rp 33.000.000
(1-(Rp 29rb/Rp 35rb)
Q Sales = Rp 192.500.000

(2) BEP MULTI PRODUCT


BEP Multi = TFC
CMPt
CMPt = Σ (Shi)
(Pi - AVCi)
Pi
Keterangan:
BEP Multi = BEP Multi produk utk penjualan (Rp)
TFC = Biaya tetap (TFC)
Pi = Harga jual per unit utk produk ke i
AVCi = Biaya variabel per unit produk ke I
Shi = Persentase panjualan masing-masing produk terhadap penjualan total
CMPt = Margin kontribusi, yaitu hasil kali antara rasio
(Pi - AVCi)/Pi dengan Shi

Misalnya: Perusahaan Modern memproduksi dua jenis pakaian (X dan Y).


Dengan TFC sebesar Rp 260.000.000. Dengan rincian harga, biaya dan share
penjualan sebagai berikut:
Brg Pi AVCi Shi
X Rp 100.000 Rp 80.000 40%

109
Y Rp 80.000 Rp 56.000 50%

Hitunglah :
BEP Multi
BEP sales masing-masing produk
BEP unit masing-masing produk

Jawaban:
CMPt = 0,26
BEP Multi = TFC
CPMt
= Rp 260.000.000
0,26
= Rp 1.000.000.000

(3) BEP IN CASH SINGLE PRODUCT MULTI PRODUCTS


Q BEP = (TFC-Penyusutan)
(Pi-AVCi)

Q Sales = (TFC-Penyusutan)

(1-
AVCi/P
i)

CMPt = ∑ (Pi-AVCi) (Shi)


Pi
BEPMulti= (TFC-Penyusutan)
CMPt

Permintaan Input
Permintaan terhadap input timbul karena produsen berhasrat melakukan
proses produksi tertentu. Mereka berhasrat untuk berproduksi karena ada
permintaan terhadap output hasil proses produksi tersebut. Di dalam pasar input
atau pasar faktor produksi, input atau factor produksi dimiliki oleh mereka yang
tinggal di sektor rumah tangga dan digunakan (dibeli atau disewa) oleh sektor

110
produksi. Di pasar input ini permintaan berasal dari sektor produksi, sedang
penawaran dari sector rumahtangga.

Permintaan terhadap output terjadi karena :


1. Produsen ingin melakukan proses produksi.
2. Konsumen memerlukan barang konsumsi (output) untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3. Memiliki daya beli (uang) yang berasal dari penjualan jasa input yang
mereka miliki kepada sektor produksi.
Sebaliknya sector produksi mampu membayar harg penggunaan jasa input
tersebut karena menerima pembayaran dari sektor rumah tangga dari hasil
penjualan outputnya.

Input Antara dan Input Primer


Dari segi suatu perusahaan, kita bisa membedakan dua macam input yaitu:
1. Input antara (intermediate inputs)
2. Input Primer (primary inputs)
Input antara adalah input yang digunakan oleh suatu perusahaan yang
merupakan output dari perusahaan lain, (misalnya kapas untuk pabrik tekstil,
pupuk bagi petani dan sebagainya).
Input primer adalah input yang bukan merupakan output perusahaan lain manapun
dalam perekonomian (misalnya:tenaga kerja, tanah, capital, dan kepengusahaan).
Jadi input primer identik dengan apa yang disebut factor-faktor produksi.

Permintaan Input
Permintaan terhadap input timbul karena ada permintaan terhadap output.
Sehingga permintaan akan input disebut sebagai 'derived demand' atau permintaan
turunan. Permintaan akan output dianggap sebagai 'permintaan asil' karena timbul
langsung dari adanya kebutuhan manusia.

111
Berapa banyak input yang "diminta" oleh seorang produsen tergangung
kepada berapa besar output yang ia rencanakan untuk diproduksikan. Dan berapa
besar oputput yang ia rencanakan tergantung kepada perhitungannya mengenai
tingkat output mana yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan maksimum
baginya. Jadi jelas keputusan mengenai berapa input yang ia akan beli adalah sisi
lain dari keputusannya mengenai berapa output yang ia akan produksikan, dan
keduanya adalah hasil dari proses penentuan posisi keuntungan maksimum
produsen tersebut.
Rumus permintaan input :
dx = VMPx = Px
dimana : dx = permintaan akan input X
VMPx = Value of Marginal Product dari X (MPPx yang dini lai dalam
satuan uang).
Px = harga input X
Asumsi yang dipakai al :
a. produsen dianggap sebagai pembeli "kecil" di pasar input X
b. produsen beroperasi dalam persaingan sempurna di pasar outputnya.
c. kurve VMP yang berlaku adalah bagian yang menurun (sebab bagian VMP
yang menaik mencerminkan MPP yang menaik dan bagian ini tidak akan pernah
dipilih produsen, yang disebut sebagai irrational stage).

Monopoli/Monopolistis di Pasar Input


Rumus permintaan input :
MRPx = Px
dimana : MRPx = Marginal Revenue Product dari X (MPPx yang dinilai atas
dasar MRnya; bukan Pqnya; yaitu MPPx.MR).
Px = harga input X
Monopsomi di Pasar Input
Pada kasus pasar input monopsoni dan pasar output monopoli berarti hanya ada 1
penjual input dan 1 pembeli; sehingga permintaan pasarnya sama. Disamping
adanya kurve permintaan (=MRPx) produsen juga menghadapi kurve penawaran
(supply) pasar akan X sebagai kurve supply input baginya. Karena tidak ada

112
pembeli lain di pasar ini, si produsen bisa meng'eksploitir' pasar bagi
keuntungannya.
Caranya : dalam pasar persaingan sempurna maka harga X sebesar Px dan jumlah
yang ditransaksikan OX. Karena dalam hal ini terjadi pada pasar input
monmopsoni maka keuntungan maksimum tercapai bila MFC = MVP, karena
pasar outputnya merupakan pasar monopoli, persamaan berubah menjadi :
MFC = MRP
Pasar output antara adalah pasar output di dalam sector produksi sendiri
(output suatu perusahaan dijual kepada perusahaan lain). Permintaan terhadap
input timbul karena ada permintaan akan output, karena itulah mengapa
permintaan terhadap input disebut oleh ahli ekonomi “Alfred Marshall” sebagai
derived demand atau permintaan turunan. Sedangkan terhadap input itu sendiri
dianggap sebagai “permintaan asli” karena timbul langsung dari adanya
kebutuhan manusi. Jadi secara ringkas permintaan terhadap input dipengaruhi
oleh :
1. Teknologi
Kemajuan teknologi atau peningktan produktiitas suatu input menggeser
permintaan terhadap input ke kanan.
2. Bentuk pasar
Semakin sempurna persaingn dalam pasar output, semakin landai (semakin
elastis) kurva permintaan terhadp output dan semakin elastis permintaan
terhadap input.
4. Semua factor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen (terhadap
output), seperti selera, pendapatan/income, jumlah penduduk, harga barang
lain, distribusi pendapatan. Apabila selera meningkat, income meningkat dan
harga barang substitusi output naik, mak permintaan terhadap input yang
digunakan dalam proses produksi barang tersebut meningkat (bergeser ke
kanan). Sebaliknya akan terjadi apabila selera, income dan harga barang
substitusi turun.
Bagaimana seandainya si produsen adalah penjual tunggal (monopoli) di pasar
outputnya dan pembeli tunggal (monopsoni) di pasar inputnya? Dalam hal ini

113
permintaan terhadap input dari produsen tersebut merupkan juga permintaan pasar
akan input tersebut, karena hanya satu pembeli di pasar tersebut.
Aplikasi model monopsoni di pasar input, misalnya dalam masalah
penetapan upah minimum. Sebagai pembanding, anggap saja bahwa suatu
peraturan upah minimum dikenakan pada paar tenaga kerja yang bersifat
persaingan sempurna.

Keuntungan Maksimum
Produsen dianggap selalu memilih tingkat output (Q) di mana ia bisa memperoleh
keuntungan total yang maksimum. Apabila ia sudah mencapi posisi ini maka
dapat dikatakan bahwa ia telah berada pada posisi equilibrium. Disebut posisi
equilibrium, karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk
mengubah output (dan harga output)-nya.
Apabila ia akan mengurangi atau menambah volume output/penjualan, maka
keuntungan totalnya justru menurun.

Kasus Kurva Permintaan yang Horisontal


Untuk kasus kurva permintaan (D) atau D = AR=P yang horizontal, syarat
tercapainya keuntungan yang maksimum adalah di mana MR = MC atau kurva
MR berpotongan dengan kurva MC, yaitu slope dari TR = slope dari TC, atau
sama saja dengan MR = MC.
Tetapi karena dalam kasus permintaan yang horizontal, maka
MR = AR = P = D, sehingga posisi equilibrium produsen adalah di man MC =
MR = AR = P = D.
Suatu akibat yang wajar dari kaidah biaya terendah adalah kaidah
substitusi. Apabila harga satu factor produksi turun, sedangkan harga factor
produksi lainnya tetap sama, maka perusahaan akan beruntung apabila ia
mensubstitusikan semua factor lainnya dengan factor produksi yang sekarang
lebih murah. Jadi perusahaan akan mengikuti aturan biaya yang paling rendah,
sehingga produk marginal per dollar input sama untuk semua input. Ini berarti
bahwa :

114
MP L = MP X = MP n
PL PX Pn

BAB 7

PASAR DAN KESEIMBANGAN

Tujuan :

115
1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis pasar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti bagaimana bentuk
pasar ini diterapkan dan apa implikasinya terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan
3. Mahasiswa mampu menganalisis berbagai perubahan dalam
industri maupun dalam dalam perusahaan.

Pembahasan Materi:

1. Definisi Pasar
2. Jenis-jenis pasar
3. Struktur pasar dan perilaku perusahaan persaingan sempurna
4. Ciri dan elemen-elemen bentuk pasar persaingan sempurna
5. Pasar persaingan tidak sempurna
6. Struktur pasar dan perilaku perusahaan persaingan tidak sempurna
7. Ciri dan elemen-elemen bentuk pasar persaingan tidak sempurna
8. Faktor-faktor yang menimbulkan pasar persaingan tidak sempurna

Definisi Pasar

Dalam pengertian yang lebih umum, pasar merupakan suatu wujud abstrak
dari suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk

116
mengadakan tukar menukar. Pasar bisa berupa tempat konkrit atau terpusat
(misalnya pasar saham, obligasi, gandum), dimana gedung atau tempatnya khusus
dan mudah dilihat), dan bisa pula tanpa wujud yang jelas atau tidak terpusat
(misalnya pasar rumah atau mobil bekas dimana barang yang dijual tidak
dikumpulkn di satu tempat khusus) atau bahkan bisa juga hanya berupa jaringan
kabel dan perangkat elektronik (sebagian besar “pasar’ asset-asset finansiil dan
jasa-jasa).
Karakteristik yang paling penting agar sesuatu bisa disebut pasar adalah
adanya pembeli dan penjual yang bertemu di suatu tempat dan tercipta transaksi
yang melibatkan harga dan kuantitas. Jadi pasar adalah suatu mekanisme pada
saat pembeli dan penjual suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan
harga dan kuantitasnya. Dalam system pasar, apa saja memiliki harga yang
merupakan nilai suatu barang dalam satuan mata uang. Harga mencerminkan
kondisi di mana seorang atau perusahaan bersedia mengadakan tukar menukar
secara sukarela. Selain itu, harga juga merupakan isyarat atau sinyal bagi pihak
produsen maupun konsumen. Apabila konsumen menghendaki lebih banyak
barang (misalnya bensin untuk menjalankan mobil-mobil mereka, maka tingkat
permintaan bensinpun meningkat, jika penawarn menurun maka harga meningkat.
Apa yang berlaku pada pasar barang konsumsi juga berlaku pada pasar factor
produksi.
Harga-harga mengkoordinir semua keputusan para produsen dan
konsumen di suatu pasar. Tingkat harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi
pembelanjaan konsumen dan merangsang kenaikan produksi. Sebaliknya, tingkat
harga yang lebih rendah cenderung untuk memperbanyak pembelanjaan
konsumen dan menurunkan produksi. Harga merupakan poros penyeimbang
dalam mekanisme pasar.
Keseimbangan pasar adalah kondisi keseimbangan antara segenap pembeli
dan penjual. Harga keseimbangan pasar adalah harga yang memuaskan atau
menyeimbangkan keinginan pembeli dan penjual. Harga yang sesuai dengan
kemampuan/kebutuhn pembeli pada dasarnya harus sama dengan kuantitas yang
akan ditawarkan oleh penjual, harga itulah yang dapat mendatangkan

117
keseimbangan antara tingkat permintaan dan penawaran, sehingga apabila hal itu
terjadi, maka pasar berada dalam kondisi ekuilibrium/keseimbangan.

PERSAINGAN SEMPURNA

Dalam teori ekonomi mikro sering dijumpai istilah pasar persingan murni
(pure competition market) dan pasar persaingan sempurna (perfect competition
market). Pada prinsipnya kedua jenis pasar ini sama dan perbedaannya relatif
sedikit.

Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan murni adalah pasar yang
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

1. Penjualnya banyak
2. Barang yang dijual bersifat homogen
3. Barang yang dijual seorang penjual merupakn bagian kecil dn seluruh
barang yang ada di pasar tersebut.
4. Setiap penjual mempunyai kebebasan masuk atau keluar dari pasar.

Sedangkan pasar persaingan sempurna adalah pasar yang mempunyai cirri-ciri


seperti pasar persaingan murni, tetapi masih ad beberapa cirri-ciri yang harus
dipenuhi yaitu:

1. Pengetahuan penjual dan pembeli tentang keadaan pasar persaingan


sempurna lengkap
2. Mobilitas sumber ekonomi di seluruh pasar adalah bebas dan tidak ada
hambatan.

Contoh pasar persaingan sempurna sangat jarang. Banyak pasar dalam sektor
retail, jasa dan pertanian yang paling baik mendekati persaingan sempurna.
Namun dalam sektor pertanian, program dukungan harga pemerintah mengubah
mekanisme pasar.
Perusahaan-perusahaan yang sangat besar jumlahnya dalam persaingan

118
sempurna secara tidak langsung menunjukkan bahwa masing-masing perusahaan
individu sangat kecil perbandingannya tehadap keseluruhan pasar. Jadi apabila
perusahaan satu menjadi besar secara signifikan, maka dia akan mendominasi
pasar dan persaingan akan menjadi dihapuskan atau setidaknya berurang.
Misalnya dalam produksi susu dari pertanian, perkebunan yang biasanya
kecil. Mereka khususnya kecil dibandingkan dengan keseluruhan pasar susu.
Perhatikan bahwa kadang besar, tapi bukan merupakan pertanian yang produktif.
Produk dalam persaingan sempurna dinyatakan distandarisasi (atau
homogen).Ini maksudnya adalah bahwa dia tidak membuat perbedaan apapun
kepada konsumen tentang perusahaan tertentu yang menjual produk tersebut.
Produk ini serupa, hal ini merupakan perbedaan utama antara persaingan
sempurna dan persaingan monopolistik. Artinya ketika konsumen dapat
mengenali beberapa perbedaan, maka perusahaan memperoleh kekuatan terhadap
para konsumen ini. Susu merupakan produk yang seragam dan homogen. Tidak
mungkin untuk membuat perbedaan antaar susu dari pertanian yang satu dengan
pertanian yang lain. Untuk itu diharapkan Pemerintah harus membuat standar
kualitas, kandungan lemak dan kebersihannya.
Perusahaan dalam persaingan sempurna tidak memiliki kekuatan terhadap
harga, mereka harus menjual pada harga pasar yang sedang berlaku. Perusahaan
dalam persaingan sempurna disebut sebagai pengambil harga (price taker).
Apabila perusahaan mencoba untuk menaikkan harga dengan jumlah produk yang
sekecil mungkin, maka konsumen tidak akan membeli darinya, karena mereka
dapat membeli produk yang sama dari perusahaan lain. Merendahkan harga juga
tidak perlu karena perusahaan sudah bisa menjual seluruh hasil keluarannya pada
harga yang sedang berlaku.
Produksi pertanian dapat dimulai bagi sebagian besar panen dengan hanya
menanam pada sebidang tanah. Misalnya, hal ini benar hanya untuk buah-buahan
dan sayur-mayur, tetapi untuk beberapa produk seperti susu atau tembakau,
pemerintah membatasi produksi karena kelebihan produk yang ada.
Masuk dan keluar dari pasar persaingan sempurna, tidak terdapat
hambatan. Kondisi ini menjamin bahwa tidak ada perusahaan yang akan
mendomonasi pasar dan mengusir peusahaan-perusahaan lain. Begitu juga

119
menjamin bahwa jumlah perusahaan, meskipun berubah akan tetap besar.
Seorang produsen susu yang mencoba untuk meningkatkan pendapatannya
dengan cara menaikkan harga susu, maka akan mendapatkan bahwa perusahaan
yang akan mendominasi pasar dan mengusir perusahaan-perusahaan lain. Dia juga
menjamin bahwa jumlah perusahaan (meskipun berubah) akan tetap besar.
Tindakan non-harga seperti periklanan, pelayanan purna jual atau garansi
tidak penting dalam persaingan sempurna, karena perusahaan bisa menjual
seluruh output pada harga yang sedang berlaku, dan mengadakan biaya tambahan
hanya akan membuatnya tidak menguntungkan. Sebaliknya tindakan non-harga
untuk seluruh industri bisa berguna.
Produsen susu tunggal tidak mungkin bisa mempengaruhi konsumsi susu
secara luas, dan kebutuhan-kebutuhannya tidak diiklankan. Bagaimanapun juga
asosiasi produsen susu atau distributor susu yang besar mungkin berada dalam
posisi untuk menggunakan iklan dengan efektif.
Permintaan perusahaan dalam persaingan sempurna sepenuhnya elastis,
artinya perubahan harga yang sekecil mungkin mengakibatkan perubahan
kuantitaas yang tidak terbatas sebenarnya. Permintaan seperti itu secara grafik
ditunjukkan dengan kurva permintaan horisontal, yaitu tidak menjadi persoalan
berapa kuantitas yang dijualm harga masih tetap sama, hal itu merupaan harga ang
berlaku di dalam pasar.
Secara nasional, permintaan susu kemungkinan menjadi condong ke
bawah, artinya mempunyai hubungan terbalik terhadap harga. Namun untuk
produsen susu tunggal, hal tersebut diberikan oleh harga yang dapat diterima oleh
petani, shingga permintaan menjadi horisontal.
Kurva pemintaan horisontal juga merupakan pendapatan marjinal
untuk perusahaan dalam persaingan sempurna. Pendapatan marjinal, atau
pendapatan tambahan dari satu unit lagi yang terjual, masih sama dengan harga
yang sedang berlaku, yang ditunjukkan secara grafik oleh kurva permntaan itu
sendiri. Disini juga harga rata-rata merupakan kurva permintaan dan pendapatan
total merupakan garis lurus yang condong keatas.
Agar keuntungan maksimum, maka perusahaan harus menjual volume
output sehingga pendapatan total lebh besar dari biaya totalnya. Sebaliknya Jika

120
perusahaan gagal memperoleh laba, namun dia bisa mencoba dalam jangka
pendek, maka untuk menghasilkan pada tngkat penjualan dimana perbedaan
antara biaya dan pendapatan, maka kerugiannya minimum.
Apabila perusahaan memiliki pendapatan yang tidak cukup untuk menutup
biaya tetapnya dalam jangka pendek, maka perusahaan tersebut harus ditutup. Jika
pendapatan total sama dengan biaya total, maka kejadian ini disebut break even
point (titik impas).
Memproduksi pada tingkat output dimana pendapatan marjinal sama
dengan biaya marjinal artinya sama dengan laba maksimum.Jika kurang satu unit
yang diproduksi, maka laba akan menjadi lebih kecil oleh kelebihan pendapatan
marjinal terhadap biaya marjinal untuk unit yang terakhir tersebut. Aabila satu
unit lagi yang diproduks, maka laba juga akan menjadi lebih kecil, hal ini
disebabkan karena kelebihan biaya marjinal terhadap pendapatan marjinal.
Ketentuan mengenai pendapatan marjinal = biaya marjinal dapat digunaan
untuk meminimalkan kerugian, sama halnya seperti memaksimalkan laba. Jika
pendapatan marjinal berpotongan dengan biaya marjinal dibawah biaya variabel
rata-rata, berarti pendapatan itu tidak cukup untuk menutup biaya tetap dan
perusahaan harus ditutup.
Konsep pasar persaingan sempurna lebih luas dibandingkan dengan konsep
pasar persaingan murni. Oleh karena itu dalam teori ekonomi mikro lebih sering
digunakan istilah pasar persaingan sempurna. Seorang produsen yang beroperasi
pada pasar persaingan sempurna dikatakan pada kondisi keseimbangan apabila
dari output yang ia jual dapat diperoleh keuntungan maksimum/kerugian
minimum. Keuntungan maksimum/kerugian minimum bagi seorang produsen
yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna dicapai apabila dipenuhi kondisi
sebagai berikut:

1. Harga output (P) sama dengan penerimaan marginal(MR) sama dengan biaya
marginl (MC) atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

P = MR = MC

MR = ∆ TR = ∂ MC

121
∆ Q ∂ Q

MC = ∆ TC = ∂ TC

∆Q ∂Q

3. Kemiringan kurva penerimaan marginal (slope MR) lebih kecil dari pada
kemiringan kurva biaya marginal (slope MC).

Dalam pembahasan mengenai bekerjany pasar persaingan sempurna dalam teori


dibedakan antara lain :

1. Equilibrium produsen secara individual


2. Equilibrium pasar yaitu posisi keseimbangan antara penawaran dan
permintaan di pasar tersebut.

Produsen secara individual dikatakan mencapai posisi equilibrium jika


keuntungan perusahaannya maksimum. Suatu pasar persaingan sempurna
dikatakan mencapai posisi equilibrium jika;

• Semua perusahaan ada dalam posisi equilibrium


• Jumlah total dari output perusahaan yang masing-masing berada pada posisi
equilibrium tersebut sama dengan jumlah total yang dikehendaki konsumen.

Dari perspektif jangka waktu analisa mengenai bekerjanya pasar persaingan


sempurna dibedakan antara:

1. Analisa jangka pendek (short run), yaitu dengan menganggap bahwa setiap
produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi
produsen-produsen baru untuk membangun pabrik baru.

2. Analisa jangka panjang (long run), disini dimungkinkan adanya baik perluasan
kapasitas oleh perusahaan-peerusahaan yang telah ada maupun pembangunan
pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke dalam
industri tersebut.

122
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran seorang produsen
ditunjukkan oleh kurva biaya produksi marginal (kurva MC) ke kanan atas yang
dimulai dari titik gulung tikar (shut down point) bagi produsen tersebut.

MC

B AC

AVC

P’ P = MR = AR = D

0 Qx Q

Titik gulung tikar (shut down point) bagi seorang produsen terjadi apabil harga
output (P) sama dengan biaya variable rata-rata (AVC). Pada kondisi ini apabila
produsen tetap berproduksi dan dapat menjual semua output yang dihasilkan,
maka produsen tersebut akan rugi sebesar biaya tetapnya. Kerugian sebesar biaya
tetap itu juga dialami oleh produsen tersebut apabila ia tidak beroperasi.
Apabila harga output lebih kecil daripada biaya variable rata-rata (AVC), maka
produsen tersebut lebih baik menutup usahanya. Karena apabila ia menutup
usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetapnya saja. Sedangkan apabila ia
meneruskan usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetapnya saja. Sedangkan
apabila ia meneruskan usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetap ditambah
dengan sebagian biaya variable, yaitu selisih antara biaya variable rata-rata
dengan harga output.

123
Dengan demikian kurva permintaan seorang produsen yang beroperasi
pada pasar persaingan sempurn adalah kurva MC yang terletak di sebelah atas
kurva AVC dan mempunyai kemiringan (slope) yang positif. Keseimbangan
produsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna terjadi pada saat :

P = MC = AR = D

Keseimbangan jangka pnjang

Equilibrium perusahaan dan equilibrium pasar jangka panjang, juga


ditentukan dengan arah yang sama seperti untuk jangka pendek. Bedanya adalah
dalam jangka panjang kita mempunyai dua factor tambahan yang mempengaruhi
jalannya proses penyesuaian kearah posisi equilibrium, yaitu kemungkinan
adanya perluasan kapasitas yang ada, dan masuknya perusahaan baru ke dalam
industri (atau keluarnya perusahaan-perusahaan lama dari industri). Kedua-duanya
mempunyai mempunyai akibat menambah atau mengurangi supply pasar.
Perusahaan-perusahaan akan memperluas kapasitas pabriknya dan perusahaan-
perusahaan baru akan masuk ke dalam industri bila dan selama ada keuntungan
yang bisa dinikmati produsen di dalam industri tersebut. Keuntungan ini akan ada
bila harga (jangka pendek) melebihi average cost jangka panjang (long run
average cost atau LAC). Jadi selama P > LAC, selama itu pula da perusahaan-
perusahaan memperluas baru yang mendirikan pabrik-pabrik baru.
Tetapi perluasan kapasitas dan pendirin Pabrik-pabrik baru ini berakibat
bertambahnya suplly yang ditawarkan di pasar. Akibat selanjutnya adalah kurva
supply pasar bergeser ke kanan dan harga turun. Bila harga turun sampai pada
tingkat di mana P = LAC, maka tidak akan ada dorongan (insentif) perusahaan-
perusahaan untuk meperluas kapasitas pabrik maupun bagi perusahaan baru untuk
mendirikan pabrik, karena pada keadaan ini tidak ada keuntungan lebih (exess
profit). Yang ada adalah keuntungan normal (yang termasuk dihitung dalam
LAC). Keuntungan normal tidak merangsang perluasan kapasitas maupun
pendirian pabrik-pabrik baru. Pada keadaan di man P LAC, proses penyesuaian
ke arah equilibrium berhenti. Di sini baik pasar maupun perusahaan akan berada
dalam posisi equilibrium/keseimbangan.

124
Kurva AC (SAC) maupun MC (SMC) dalam jangka pendek
berbentuk “U” karena berlakunya “The law of diminishing returns”. Bentuk LAC
juga berbentuk “U” bukan disebabkan oleh berlakunya hukum tersebut, tetapi ada
faktor-faktor lain yang mempengaruhi Average Cost suatu perusahaan.

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Economies of Scale, atau sering juga dinamakan factor-faktor yang


mengakibatkan increasing returns to scale. Economies berarti
penghematan ongkos produksi atau kenaikan produktivitas. Jika kita
bergerak pad dan sepanjang kurva LAC ke kanan, hal ini berarti bahwa
kita menaikkan volume produksi dengan menambah input-input bahan
mentah, buruh, dan sebagainya serta kapasitas pabrik.
2. Semakin ke kanan semakin besar kapasitas/skala pabrik. Apabila kita
memperbesar skala pabrik kita bisa bayangkan adanya kemungkinan
peningkatan produktivitas (misalnya: mesin-mesin yang lebih besar,
skala perusahaan semakin besar kemungkinan mengadakan pembagian
keerja (division of labour) di dalam perussahaan yang berakibat
kenaikan produktivitas atau penurunan biaya per unit output. Factor ini
yang melandasi mengapa LAC mula-mula menurun.
3. Dis economies of Scale atau decreashing returns to Scale. Hal ini
mencakup factor-faktor yang bekerja sebaliknya, yaitu apabila ada
skala perusahaan terus membesar, maka mulai pada suatu tingkat ada
kemungkinan timbul ketidak efisienan. Misalnya : perusahaan terlalu
bear, sehingga control yang efektif dari manajemen terhadap
bekerjanya perusahaan mulai sulit untuk dilakukan, akibatnya
produktivitas menurun dan biaya produksi per unit naik. Faktor inilah
yang menyebabkan LAC naik.

Apabila permintaan menjadi diataas biaya total rata-rata minimum, maka laba
murni akan timbul dalam perusahaan persaingan sempurna. Laba ini akan menarik
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Cara masuk
perusahaan baru tersebut tidak dihalangi oleh hambatan-hambatan masuk apapun

125
dalam industri persaingan sempurna. Perusahaan baru tersebut akan meningkatkan
jumlah persediaan pasar dan menyebabkan harga menjadi turun. Harga yang
rendah mendorong permintaan bagi masing-masing perusahaan menuju kebawah
atau bahkan dibawah titik keseimbangan minimum titik biaya total rata-rata.
Apabila permintaan menjadi dibawah biaya total rata-rata minimum, maka
kerugian perusahaan akan mendorong beberapa perusahaan untuk meninggalkan
industri tersebut. Apabila perusahaan-perusahaan keluar, maka persediaan total
yang menurun mendorong harga-harga kembai naik. Harga yang meningkat
tersebut mengangkat kurva permintaan untuk masing-masing perusahaan ada
diatas titik keseimbangan. Perusahaan yang keluar-masuk akan terus berlanjut
sampai harga menjadi tetap sama dengan biaya rata-rata minimum.
Persaingan sempurna diihat sebagai bentuk yang ideal atau optimum
karena pengaruh ekonominya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, yang
berasal dari efisiensi alokatif, dan efisiensi produktif, meskipun terdapat sedikit
defisiensi. Efisiensi alokatif persaingan sempurna dapat diamati dalam titik
keseimbangan jangka panjang dari seluruh perusahaan dalam industri tersebut,
yang berada pada biaya total rata-rata minimum. Hal ini berarti seluruh
perusahaan dipaksa untuk memotong biaya mereka dan menggunakan teknologi
terbaik yang tersedia untuk mendapatkan biaya total rata-rata minimum yang tidak
lebih tinggi dari seluruh perusahaan lain dalam industri.
Efisiensi produktif persaingan sempurna berasal dari kenyataan bahwa
kuantitas yang diproduksi oleh masing-masing perusashaan adalah hanya dimana
harga yang dibayar oleh masyarakat sama dengan biaya tambahan sumber daya
(biaya marginal). Kuantitas yang lebih banyak lagi tidak mungkin dapat diperoleh
pada harga yang lebih rendah. Sumber daya tersebut sebagian besar juga
dialokasikan secara efisien diantara industri-industri, karena perusahaan akan
menawar untuk sumber daya ini sampai pada harga dimana konsumen mau
membayarnya.
Kekurangan-kekurangan Persaingan Sempurna
Disamping pengaruh ekonominya yang bermanfaat, maka persaingan
sempurna gagal untuk:

126
1. Menyediakan perbaikan apapun untuk ketidaksamaan distribusi
pendapatan

2. Menghasilkan barang-barang masyarakat, karena tidak terdapat laba

3. Merangsang kemajuan teknologi, karena kekurangan laba

4. Menawarkan keragaman produk, karena mereka distandarisasi.

PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA

Definisi: Persaingan tidak sempurna adalah apabila suatu perusahaan dapat


mempengaruhi harga pasar produknya. Persaingan tidak sempurna, berlaku
dalam suatu industri, apabila masing-masing penjual mempunyai pengendalian
terhadap harga produknya.

Kondisi biaya yang menguntunkan perusahaan persaingan tidak sempurna


timbul apabila terdapat skala ekonomis yang cukup besar serta penurunan biaya;
sehingga jika hal ini tercipta, maka perusahaan besar bisa memproduksi dengan
biaya yang lebih murah dan menekan perusahaan kecil, sehingga perusahaan kecil
tersebut tidak dapat mempertahankan lagi kehidupannya. Jadi skala ekonomis
yang besar akan menciptakan industri dengan sedikit penjual.

Disamping itu, persaingan tidak sempurna mungkin berlaku jika terdapat


rintangan yang mencegah para pesaing memasuki suatu industri. Rintangan-
rintangan tersebut bisa timbul dari hukum atau peraturan pemerintah. Tetapi ada
kasus lain sepeerti Misalnya beberapa produk industri telah terbentuk dengan baik
oleh suatu image terhadap merk dan formula rahasia (misalnya:coca cola), dan
para pesaing lainnya tidak dapat meniru secara persis resep formulanya.

127
Beberapa Bentuk Persaingan Tidak Sempurna

1. Monopoli

2. Persekutuan

3. Oligopoli

4. Persaingan monopolistic

MONOPOLI, Adalah hanya ada seorang penjual dengan kekuasaan monopoli.


Disebut sebagai monopolis, yang berasal dari bahasa Yunani, (mono = satu,
polist = penjual). Jadi monopoli berarti suatu keadaan di mana di dalam pasar
hanya satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. (ini kasus
monopoli murni). Dalam kenyataan, sulit untuk mendapatkan contoh dari suatu
perusahaan monopoli murni, dimana sama sekali tidak ada unsure persaingan dari
perusahaan lain.
Apabila hanya ada satu penjual di pasar, sehingga tidak ada peersaingan
langsung dari perusahaan lain, maka kemungkinan masih ada persaingan yang
tidak langsung . Misalnya dari sebuah produk atau barang perusahaan lain yang
bisa merupakan barang substitusi (meskipun substitusinya tidak sempurna) untuk
barang yang dihaasilkan oleh monopoli. Karena adanya persaingan yang
potensial inilah, maka pelaku seorang produsen monopoli tidak sebebas seperti
apa yang digambarkan dalam persaingan monopoli murni. Demikian pula adanya
campur tangan pemerintah bisa merupakan factor pembatas bagi kekuasaan
monopoli suatu perusahaan.

Apabila kita simpulkan, maka garis besar dari Monopoli sebagai berikut:

1. Adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana hanya terdapat 1 perusahaan


yang menjual produk yang tidak memiliki substitusi yang dekat.

2. Kurva permintaan yang dihadapi berlereng negatif

128
3. Dapat memperoleh laba dalam jangka panjang (kebalikan dari Pasar
Persaingan Sempurna)

129
Ciri-Ciri Pasar monopoli

 1. Industri 1 (satu) perusahaan

 2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip

 3. Hambatan masuk ke pasar sangat besar

 4.Dapat mempengaruhi penentuan harga (price setter)

 5. Promosi iklan kurang diperlukan

Perusahaan Monopoli timbul karena beberapa alasan :

1. Penguasaan Bahan Mentah Strategis

Kalau X adlah input utama untuk produk Y, maka penguasaan untuk sumber-
sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y,
dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan-perusahaan lain.
Contoh : ALCOA

3. Hak Patent
Hak patent merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk
terjadinya suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu.
Contoh : cellophane, (dupont) memiliki hak paten dlm proses produksinya,
polaroid utk kamera foto langsung jadi.
3. Terbatasnya Pasar

130
Terbatasnya pasar dibanding dengan skala minimum perusahaan, merupakan
sumber lain. Karena pasar untuk suatu barang adalah terbatas, sehingga hanya
bisa memberikan ruang hidup untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain,
karena adanya economies of scale perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena
adanya econo,ies o scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, sehingga
satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Akibatnya
kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan
mengalami kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar, tetap
hanya ada satu penjual.

Contoh : fasilitas layanan masyarakat (perusahaan listrik, air dan angkutan)

5. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah, perusahaan didirikan sebagai


penghasil atau distributor tunggal sebuah barang atau jasa, tetapi harus
dibawah regulasi pemerintah. Contoh kantor pos.

 Seorang monopolis tdk memiliki kekuatan pasar yg tdk terbatas.(mendapat


saingan tdk langsung krn adanya produk lain, kemungkina ada brg
substitusi di pasar).

 Semua kekuatan monopoli brdsrkan hambatan masuk ke dlm pasar akan


hilang dlm jk panjang, kecuali hak monopoli milik pemerintah

Seorang monopolis dapat menentukan harga jual di pasar bagi produk yang
dihasilkannya sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila
monopolis tersebut menginginkan harga jualnya tinggi, mka jumlah output
yang terjadi lebih sedikit. Dari kenyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa
kurva permintaan pasar bagi produk seorang monopolis mempunyai
kemiringan negative seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini

131
D

O # MR # Q

Jumlah barang yang diminta bebanding lurus dengan harganya, sedangkan


penerimaan totalnya (TR) merupakan fungsi kuadrat.Peneriman total (TR) sama
dengan harga (P) dikalikan dengan jumlah barang yang dijual (Q). Akibatnya
kurva penerimaan marginal (MR) mempunyai intersep yang sama dengan kurva
permintaan, akan tetapi mempunyai kemiringan dua kali lebih besar.
Seorang monopolis yang rasional akan selalu berusaha menghasilkan
output dan kemudian menjualnya pada tingkat yang optimal, artinya pada tingkat
output tersebut ia akan memperoleh laba maksimum atau rugi minimum. Tingkat
output yang akan mendatangkan laba maksimum atau rugi minimum bagi seorang
monopoilis adalah apabila terpenuhinya syarat sebagai berikut :

1. Penerimaan Marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) atau secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :

MR = MC

MR = ∆ TR = ∂TR

∆Q ∂Q

MC = ∆ TC = ∂ TC

∆Q ∂ Q

2. Kemiringan kurva Penerimaan Marginal (slope MR) lebih kecil dari pada
kemiringan kurca biaya marginal (slope MC).

Keadaan ini jika dilihat pada sebuah grafik, ditunjukkan oleh perpotongan antara
kurva MR dengan kurva yang menaik. Monopolis yang menggunakan lebih dari

132
satu macam pabrik (multiplant monopolist) tingkat output optimum tercapai
apabila biaya marginal untuk semu proses produksi sama dengan penerimaan
margina (MR)-nya. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

MC 1 = MC 2 =…………..= MC n = MR

Dimana;

MC 1 = MC 2=……= MCn = biaya marginl pabrik 1, pabrik 2,….pabrik n.

MR = penerimaan marginal

Pada pasar yang berbeda, seorang monopolis dapat menjual outputnya dengan
harga yang berbeda. Kebijaksanaan ini disebut dengan kebijaksanaan diskriminasi
harga (price discrimination policy). Kebijaksanaan ini dapat diterapkan pada pasar
yang sama dengan segmen pasar yang berbeda. Tujuan diskriminasi harga ini
adalah untuk memperoleh laba oleh produsen.

Kebijaksanaan diskriminasi harga ini dapat dilakukan oleh monopolis apabila:

1. Elastisitas permintaan pada kedua pasar tersebut berbeda. Biasanya pasar


yang permintaan lebih elastis akan menjual outputnya dengan harga lebih
rendah.
2. Monopolis benar-benar dapat memisahkan, baik secara teknis maupun
secara ekonomis, antara kedua pasar tersebut.

Tingkat output optimum bagi monopolis yang melaksanakan diskriminasi harga


terjadi pada saat :

1. Penerimaan Marginal (MR) masing-masing pasar sama dengan biaya marginal


(MC)-nya. Atau secara matematis dapat ditulis:

MR 1 =MR2 =……MRn = MC

Dimana;

133
MC 1, MC2….MCn = biaya marginal pabrik 1, pabrik 2….pabrik n.

MR = penerimaan marginal

2. Slope MR 1 < Slope MC, dan Slope MR2 < slope MC;

dan seterusnya.

Diskriminasi harga
Adalah menjual suatu product yang sama dalam dua/lebih pasar dengan harga
berbeda. Tujuannya adalh untuk memperoleh keuntungan yang optimal, artinya
apabila si monopolis tidak mendapatkan keuntungan dari adanya kenaikan harga,
tetapi mereka akan memperoleh keuntungan dengan menetapkan berbagai tingkat
harga terhadap suatu product yang sama tersebut kepada konsumen yang berbeda.

Syarat-syarat diskriminasi harga adalah sebagi berikut:


1. Monopolist harus dapat memperthankn terpishnya pasar satu dengan
yang lain.
2. Elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus
berbeda, agar supaya diskriminasi menguntungkan.
3. MR (marginal Revenue) msing-masing pasar sama, MC = MR1 =
MR2
MR = p ( 1- 1 )
e
MC = Marginal Coct = biaya marginal
MR1 = Penerimaan marginal pabrik 1
MR2 = Penerimaan marginal pabrik 2
e = elastisitas

Jenis-jenis diskriminasi harga/dumping


1. Sporadic dumping, artinya dumping yang ditimbulkan karena suatu
perusahaan sewaktu-waktu productnya tidak laku dijul di dalm
negeri, sehingga dijullah di pasar lain tanpa mengganggu pasar
normalnya.

134
2. Predatory Dumping, yaitu dumping untuk merebut pasar dan
meniadakan persaingan. Pada awalnya memang perusahaan
merugi, karena harganya lebih rendh dari pada biaya rata-rata.
Namun apabila pasar sudah dikuasai, maka harga akan dinaikkan.
3. Persistent dumping, artinya dumping kontinyu yang timbul pabil
produsen secara kontinyu menjual product dengan harga lebih
rendah di pasar satu dan harga yang lebih tinggi di pasar lainnya.

Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat

Implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat yang perlu diperhatikan adalah


bahwa dalam pasar monopoli:

1. Ada kemungkinan keuntungan monopoli tetap bisa dinikmati produsen


monopoli dalam jangka panjang. Keuntungan monopoli adalah
keuntungan yang lebih dari pada keuntungan yang dianggap normal. Jadi
dari segi distribusi penghasilan antar warga masyarakat. Psar monopoli
bisa menciptakan ketidak adilan (yaitu mengapa produsen monopoli
menerima keuntungan yang lebih besar dari pengusaha-pengusaha lain).
2. Volume produksi lebih kecil dari volume output yang optimum, yaitu
volume produksi perusahan monopoli lebih rendah dari volume output
yang dihasilkan dengan average cost yang minimum (hal ini terjadi daam
persaingan sempurna jangka panjang). Jadi dalam pasar monopoli tidak
memanfaatkan secara penuh adanya economies of scale. Dari segi
masyarakat hal ini merupakan suatu pemborosan.
3. Ada unsure “Eksploitasi” oleh perusahaan-perusahaan monopoli terhadap.

a. Konsumen, dengan ditetapkan harga jual (=P) di atas ongkos produksi dari
unit terakhir outputnya (=MC).
b. Pemilik factor produksi yang digunakan, Dibayarnya factor produksi
dengan harga (MC) yang lebih rendah dari nilai pasar output yang
dihasilkan (+P), misalnya bagi pemilik factor produksi tenaga kerja yaitu
buruh dengan upah yang lebih rendah daripada sumbangan (dalam bentuk
output) dari tenaga kerja tersebut jika dinilai dengan harga pasar yang

135
berlaku bagi output. Eksploitasi menjadi ganda apabila si monopolist juga
menguasai pasar input.

Kebijakan Untuk Mengurangi Efek Negatif Monopolist antara lain :

1. Mencegah timbulnya monopoli itu sendiri. Misalnya di Amerika ada


undang-undang anti trust
2. Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar tersebut,
dengan tujuan untuk memberi persaingan kepada si monopolist dan
membatasi kekuasaan monopolinya. Misalnya perusahaan penerbangan
pemerintah untuk menyaingi swasta. Tetapi syarat mutlak dari cara ini
adalah bahwa perusahaan Negara tersebut harus bisa bekerja dengan
efisien.
3. Membuka kran impor, sehingga barang-barang buatan luar negeri bisa
memberikan persaingan, dan pembatasan terhadap kekuasaan monopoli
perusahaan tersebut. Misalnya menurunkan bea masuk atas barang yang
serupa dengan product si monopolist.
4. dengan membuat ketentuan-ketentuan khusus terhadap operasi perusahaan
monopoli tersebut.

PERSEKUTUAN

Persekutuan, sekarang lebih dikenal dengan nama kartel. Kartel dalah


organisasi produsen barang dan jasa yang dimaksudkan untuk mendekte harga
pasar. Kartel yang paling populer, misalnya OPEC (organisasi negara-negara
produsen minyak.

BENTUK- BENTUK PERUSAHAAN

1. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan dalah perusahan yang diawasi dan dikelola oleh
seseorang, sehingg semua keuntungan yang diperolehnya merupakan

136
keuntungan pribadi. Ia juga menanggung semua risiko, baik keuntungan
maupun kerugian yang dideritanya.
2. Firma
Firma adalah sebuah bentuk perkumpulan usah yang didirikan oleh beberap
orang dengan menggunakan nma bersama.. Disini semua anggota
mempunyai tanggung jawab baik secara sendiri maupun secara bersama
sama terhadap hutang piutang perusahaan terhadap pihak lain.
Apabila salah satu dari anggota tersebut keluar, maka firma tersebut secara
otomatis bubar.Lebih jauh di firma ini seluruh kekayaan pribadi merupakan
jaminan berlangsungnya berjalannya perusahaan tersebut.
3. Perseroan Komanditer
Adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang masing-
masing menyerahkan sejumlah yang jumlhnya tidak perlu sama. Di dalam
perseron komanditer (CV) dikenal adanya sekutu (ada 2 macam sekutu) .
a. Sekutu komplementer, artinya yitu orang-orang yang bersedia mengatur
perusahaan.
b. Sekutu komanditer, yaitu orang-orang yang mempercayakan uangnya dan
bertanggung jawab terbatas kepda kekayaan yng diikut sertakan di dalam
perusahaan tersebut.
4. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah suatu perushan yang kekayaannya, hak serta
kewajibannya terpiah, antara yang mendirikan dan yang memiliki
perusahaan tersebut.Legalitas seseorang memiliki keikut sertan dalam suatu
perusahaan adalah dengan memiliki saham perusahaan, yaitu semakin
banyak saham yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula andil dan
kedudukan orang tersebut di dalam perusahaan. Hutang piutang hanya
sebatas kepemilikan saham saja, artinya tidak sampai mengorbankan harta
pribadi eperti halnya Firma.
5. Perusahaan Negara
Adalah perusahaan yang bidang operasionalnya dan modalny secara
keseluruhan dimiliki oleh negara. Tujuan perusahaan negara yaitu untuk
membangun ekonomi nasional, dimana masyarakatnya dil dan makmur.

137
6. Perusahaan Pemerintah lainnya
Perusahan pemerintah yang lain misalnya: Persero, Perum (Perusahan
Umum), Perjan (Perusahaan Jawatan), PD (Perusahaan Daerah). Adapun
masing-masing perusahaan tersebut mempunyai tujuan lain-lain, misalnya
Persero dan PD adalah perusahaan yang keuntungan untuk negara. Perum
dan Perjan bertujuan sosial (tidak mencari keuntungan).
7. Koperasi
Adalah suatu bentuk badn usaha yang operaionalny di bidang ekonomi,
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Banyak jenis
koperasi yang ada sekarang ini, misalnya: koperasi produksi, konsumsi,
koperasi simpan pinjam, dan lain sebagainya. Menurut luas usahanya,
koperasi dibagi menjadi:
a. Koperasi Primer, yaitu koperasi yang terdiri
dari minimal 20 orang.
b. Koperasi Pusat, yaitu koperasi yang terdiri
dari gabungan minimal 5 koperasi primer
c. Gabungan koperasi, adalh kopersi yang
terdiri dari gabungan minimal 3 koperasi pusat
d. Induk Koperasi, adalah gabungan dari
minimal 3 gabungan koperasi.

OLIGOPOLI

Arti kata Oligopoli adalah: beberapa penjual

Oligopoli adalah suatu keadaan pasar dimana hanya ada beberapa (misalnya
antara 2-10) perusahaan yang menguasai pasar, baik secara independent
(sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam saling bekerja sama.

Oligopoli

 Adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk
yg homogen dan terdiferensiasi jumlahnya sedikit.

138
 Jk hanya dua persh, terjadi duopoli (duopoly)

 Jika produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly)

 Jika produknya terdiferensiasi disebut oligopoli terdiferensiasi


(differentiated oligopoly).

Sumber Terjadinya Oligopoli

1. Jika Skala ekonomi yang bisa dicapai (jumlah output besar) sehingga
dengan sedikit perusahaaan saja kebutuhan pasar sudah terpenuhi.

2. Investasi modal yang besar dan input yang terspesialisasi (mobil,


aluminium danbaja), merupakan penghalang alamiah untuk masuk ke
pasar

3. Beberapa perusahaan memiliki hak paten secara eksklusif

4. Memiliki pelanggan loyal

5. Beberapa perusahaan memiliki/menguasai seluruh penawaran bahan baku

6. Perusahaan menentukan harga rendah untuk menghalangi perusahaan baru


masuk ke industri .

Contoh oligopoli paling banyak terjadi dlm sektor manufaktur

Baja, aluminium dan semen bersifat homogen

b.Mobil dan barang eletronik mrpk produk terdifferensiasi

c. Karena perusshaan sedikit, setiap tindakan perusahaan akan


mempengaruhi persh lain dlm industri tsb dan sebaliknya.

139
Perbedan pasar oligopol dengan psar persaingan sempurna adalah, di dalam pasar
persaingan sempurna, harganya bisa berubah-ubh dengan cepat tetpi dalm pasar
oligopoli harganya cenderung tetap dan pada tahap tertentu harganya bisa naik.
Dalm meningktkan keuntungan dilakukan cara memasang iklan dan adanya
diversifikasi pasar. Oligopoli bisa menumbuhkan persekutuan, terutama untuk
menentukan harga pasar (biasanya hal ini harus dihindri karena bisa
mempersempit perdagangan).

Model Oligopoli

1. Model Cournot

 Diperkenalkan oleh Augustin Cournot (perancis, lebih dr 160 tahun yg


lalu)

 Model ini bermanfaat dlm oligopoli diantara persh yg saling bergantung


erat.Cournot menganggap“hanya ada 2 persh yg menjual mata air yg sama
(identical spring water). Para konsumen berdatangan ke mata air tsb dgn
galon mereka sendiri shg MC adalah nol utk 2 persh tadi”

 Asumsi perilaku dasar pd model ini ada pd setiap persh pd saat berusaha
memaksimumkan laba, menganggap duopolis yg lain menghasilkan output
yg konstan pd level tertentu. Akibatnya adalah siklus perpindahan dan
tindakan balasan oleh duopolis tsb sampai masing-masing menjual
sepertiga dati total output industri

Oligopoli ada dua tipe:

1. Oligopoli dengan differensiasi produk (yaitu setiap perusahaan dengan merk-


merk khusus tersendiri) , misalnya: industri kosmetik, mobil di Indonesia.

140
Barang-barang disebut differensiasi jika karakteristik penting barang tersebut
bervariasi, dan barang tersebut tidak ada barang pengganti yang mendekati.

2. Oligopoli tanpa differensiasi produk

Biasanya dijumpai pada industri dasar, sebagian besar produknya hampir


homogen dan ukuran produsennya relative besar. (misalnya;Industri seng, pipa,
minyak bumi, baja, Aluminium.)

Ada tidaknya produk differensiasi mempengaruhi sampai berapa jauh permintaan


untuk produk suau perusahaan tergantung pada perusahaan-perusahaan lain.
Semakin besar tingkat differensiasi produk yang ada, maka semakin tidak
tergantung kurva permintaan suatu perusahaan pada perilaku perusahaan lain.
Tingkat “ketergantungan” (interdenpendensi) antara perusahaan satu dengan yang
lain, hal ini mempunyai implikasi terhadap kurva permintaan seorang oligopolist.
Semakin kecil ketergantungan tersebut semakin bisa lebih pasti digambarkan
kurva permintaannya. Sebaliknya bila tingkat ketergantungan tersebut besar, pada
prinsipnya kita tidak bisa menggambarkan suatu kurva untuk seorang produsen
oligopoly, kecuali kalau kita tahu perilaku atau macam reaksi apa yang akan
dilakukan produsen outputnya. Mungkin macam reaksi produsen-produsen lain
adalah begitu luasnya, sehingga analisa mengenai perilaku produsen dalam
industri. Oligopoli tanpa ada differensiasi produk harus mengambil asumsi yang
menyerderhanakan mengenai reaksi-reaksi perusahaan lain. Tanpa asumsi
mengenai macam reaksi produsen-produsen lain tidak bisa dianalisa.

Dalam pasar oligopoly, masing-masing perusahaan tidak tahu persis reaksi


apa yang akan diambil oleh produsen lain apabila salah satu produsen yang ada di
dalam pasar melakukan kebijaksanaan. Oleh karena itu ada beberapa model yang
menggambarkan keadaan pasar oligopoly antara lain:

1. Cournot, Bertrand, Chamberlin, permintaan patah (kinked Demand) dan


stackelberg untuk model pasar oligopoly yang tidak bergabung.

2. Kartel dan kepemimpinan untuk pasar oligopoly yang bergabung

141
Dalam model Cournot dianggap bahwa barang yang dihasilkan bersifat homogen
dan struktur biaya produksi marginal = 0. Secara umum dapat dikatakan bahwa
apabila di pasar ada n perusahaan, maka masing-masing perusahaan akan
menghasilkan output sebanyak ;

1 atau n ( 1 )

n+1 n + 1

Dalam hal ini jelas bahwa semakin banyak perusahaan yang terdapat di pasar,
maka akan semakin banyak pula jumlah output yang ditawarkan di pasar, dengan
tingkat harga yang lebih murah. Output keseimbangan dalam model ini mendekati
output keseimbangan pada pasar persaingan sempurna.

Dalam model Bertrand dianggap masing-masing perusahaan


memperkirakan pesaingnya tetap mempertahankan tingkat harga jual output,
apapun kebijaksanaan yang dilakukan pesaingnya. Dalam model Bertrnad ini
tidak mengarah pada tingkat keuntungan pasar yang maksimum serta pada tingkat
yang lebih rendah daripada posisi itu. Hal ini disebabkan karena anggapan bahwa
masing-masing produsen tidak pernah memanfaatkan pengalaman-
pengalamannya pada masa lalu. Model Chamberlin pada pasar oligopoly
dinyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar tersebut
disepakati hanya ada satu tingkat harga. Hal ini karena model Chamberlin
menganggap bahwa produsen menyadari diantara mereka ada saling
ketergantungan satu dengan lainnya. Penetapan harga ini bertujuan untuk
mamaksimumkan keuntungan perusahaan masing-masing. Dalam model ini juga
menganggap bahwa tidak ad perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar,
sehingga keseimbangan stabil akan terganggu dan ini tidak bisa dipecahkan
memlalui mekanisme pasar monopoli.

Pasar oligopoly model patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model


ini keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang
dihadapi produsen yang berbentuk patah. Krena pada tingkat ini berarti bahwa
MR produsen sama besar dengan MC-nya, maka secara umum dapat dikatakan

142
bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva MC di mana saja pada bagian
kurva MR yang patah. Hal ini berarti bahwa adanya perubahan struktur biaya
produksi yang tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output dan harga
keseimbangan perusahaan. Kurva permintaan bagi perusahaan yang berbentuk
patah mencerminkan bahwa perilaku oligopolist di pasar, yaitu apabila ia
menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengaharapkan produsen pesaingnya
akan mengikuti kebijaksanaannya. Tetapi sebaliknya apabila I menaikkan harga
jual, maka ia mengharapkan pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaannya.
Bentuk kurva permintaan yang patah adalah bentuk pencerminan dari adanya
ketidak pastian oligopolies terhadap perkiraan perusahaan pesaing, apabila ia
menurunkan tingkat harga jual. Model kurva permintaan yang patah ini dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam paar oligopoly tingkat harga output
yang terjadi di pasar cenderung tetap atau tidak berubah-ubah.

Model Stackelberg pada pasar oligopoly pada intinya beranggapan bahw


adanya salah satu produsen yang cukup kuat posisinya, sehingga ia dapat
memaksa produsen lain untuk mengikuti segala l\ketentuannya. Perusahaan yang
kuat ini berfungsi sebagai pemimpin untuk menentukan posisi keseimbangan yang
stabil. Namun apabil ada dua perusahaan yang kuat, maka posisi keseimbangan
yang stabil akan terganggu. Dalam keadaan ini kedua perusahaan tersebut akan
bersaing untuk menjadi pemimpin di pasar yaitu dengan jalan perang harga (price
war). Perang harga ini akan terhenti apabila salah satu dari mereka bersedia jadi
pengikut dan posisi keseimbangan stabil akan tercapai kembali.

Kartel adalah gabungan dari beberapa produsen yang menjual ouputnya di


pasar oligopoly. Tujuan dari kartel ini memaksimumkan keuntungan perusahaan-
prusahaan anggotanya, dengan jalan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang berlaku bagi seluruh perusahaan anggota kartel. Dengan membentuk kartel
ini, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan dapat diarahkan menyerupai pasar
monopoli.

Ditinjau dari Segi Tujuannya, Kartel dibedakan menjadi dua:

1. Kartel denga tujuan memaksimumkan keuntungan

143
2. Kartel yang bertujuan membagi pasar.

Keadaaan semacam ini mirip dengan pasar monopoli yang mempunyai beberapa
pabrik (multiplant-monopoly). Biasanya masalah yang dihadapi oleh kartel
bukan saja menentukan output yang dapat memaksimumkan keuntungan, tetapi
juga membagi jatah output yang harus diproduksi oleh masing-masing perusahaan
anggota dan juga pembagian keuntungan diantara mereka. Pada prinsipnya posisi
optimum dicapai pada tingkat output di mana MR kartel dipotong oleh MC-nya
dari bawah. Keberhasilan suatu kartel biasanya tergantung pada kewibawaan
dari kartel di mata perusahaan-perusahaan anggotanya. Apabila kewibawaan ini
tidak ada, maka ada kecenderungan dari perusahaan-perusahaan anggota
melanggar perjanjian yang telah disepakati. Keadaan ini yang akan
mengakibatkan kegagalan kartel untuk mencapai tujuannya.

Bentuk lain dari penggabungan produsen yang menjual outputnya di pasar


oligopoly adalah model kepemimpinan harga (price leadership). Dalam model ini
mengatakan bahwa perusahaan yang mempunyai posisi yang paling kuat akan
bertindak sebagai leader (pemimpin), sedangkan perusahaan yang lain bertindak
sebagai follower (pengikut).

Dalam model kepemimpinan harga ada tiga macam bentuk


penggabungan yaitu:

1. Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang


dengan struktur ongkos terendah.

2. Penggabungan dengan model kepemimmpinan harga oleh perusahaan yang


dominant.

3. Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang


bersifat barometris.

Oligopoli dan Kesejahteraan Masyarakat

144
Efek kesejahteraan dari bentuk pasar oligopoly kurang lebih sama dengan
monopoli. Disatu pihak oligopoly menimbulkan efek-efek negative dalam bentuk:

1. Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang


dinikmati oleh para produsen oligopoly dalam jangka panjang.

2. Kemungkinan adnya ketidak efisienan produksi karena setiap produsen tidak


beroperasi pada AC yang minimum.

3. Kemungkinan adanya “eksploitasi” terhadap konsumen maupun buruh (karena


P > MC) seperti dalam kasus monopoli.

4. Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya


inflasi yang kronis, hal ini akan merugikan masyarakat secara makro. Di lain
pihak, pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa justru dalam industri-
industri oligopoly kita jumpai adanya inovasi dan penerapan teknologi baru
yang paling pesat. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut
cukup besar dan mampu untuk menyediakan dana untuk pengembangan dan
penelitian, karena unsure persaingan antar perusahaan adalah cukup kuat
(meskipun tidak dalam bentuk persaingan harga), sehingga dorongan untuk
berlomban di bidang penemuan proses produksi baru, produk baru dan
penurunan biaya produksi, cukup kuat pula (lebih kuat dari pada kasus
monopoli)

Secara umum bisa dikatakan bahwa kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk


mengurangi efek negative dari oligopoly tersebut lebih sulit dilaksanakan dari
pada kebijaksanaan terhadap perusahaan monopoli. Hal ini disebabkan bukan
hanya karena jumlah perusahaan yang harus diawasi lebih banyak dari pada
monopoli, tetapi juga karena sulitnya merumuskan kebijaksanaan yang tepat,
karena baik kurva permintaan maupun perilaku perusahaan-perusahaan
oligopoly mengandung lebih banyak ketidak tentuan disbanding dengan
sebuah perusahaan monopoli (yaitu target perusahaan lebih kabur). Namun
demikian ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil
untuk mengurangi efek-efek negative tersebut, yaitu :

145
1. Pemerintah harus menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru
untuk masuk ke dalam industri/pasar oligopoly tersebut ditekan sampai
sekecil-kecilnya. Tujuannya adalah agar perusahaan-perusahaan oligopoly
yang telah ada merasakan adanya persaingan potensial yang lebih kuat
sehingga mendorong mereka untuk berprilaku lebih kompetitif di bidang
harga maupun non harga.

2. Diadakannya undang-undang (misalnya di Amerika Serikat: antitrust Law),


yang melarang adanya kerjasama diantara para pengusaha oligopoly (baik
secara diam-diam atau secara terbuka) Adanya kera sama (collusion) tersebut
akan dorongan untuk bersaing antara mereka sendiri di bidang harga maupun
non harga maupun non harg dan sekaligus memperbesar kemampuan mereka
untuk mengeksploitir konsumen dan buruh.

3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastic adalah mencoba merombak


struktur pasar yang oligopolistic tersebut antara lain dengan menentukan batas
maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya
penggabungan (merger) antara perusahaan-perussahaan yang telah ada.

Profesor George Stigler, misalnya berpendapat bahwa seringkali merger


dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk menguasai pasar,
bukan untuk meningkatkan efisiensi produksi.

PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Adalah suatu keadaan pasar yang ditandai oleh banyaknya industri pengecer
(menjual produk-produk serupa tapi tidak sama, misalnya Rokok). Persaingan
monopolistis menyerupai persaingan sempurna dalam 3 hal (banyak pembeli, dan
penjual, mudah keluar masuk industri, dan perusahaan-perusahaan menganggap
bahwa harga perusahaan lain dianggap tetap. Perbedaannya adalah pada
persaingan sempurna, produknya identik, sedangkan pada persaingan
monopolistis produknya didifferensiasikan (tidak identik). Jadi monopolistic

146
Merupakan bentuk organisasi pasar yang terletak diantara 2 jenis pasar yang
ekstrim yaitu Pasar Persaingan Sempurna dan Monopoli.

Contoh : salon kecantikan, pasta gigi, rokok, detergen, obat influenza,


restoran dan lain lain.

 Perusahaan bersaing berdasarkan keunikan produk,lokasi yg lebih baik,


pelayanan yang lebih baik, produk yang lebih bervariasi, harga yang lebih
murah karena memiliki kekuatan monopoli atas pesaing.

Kasus klasik dari persaingan monopolistic adalah pasar eceran bahan


bakar. Kita bisa pergi ke pom bensin X karena pompa bensin tersebut
mengyenangkan dan menyediakan air bersih, dan sebagainya. Namun pompa
bensin X hanyalah salah satu dari pompa bensin yang jumlahnya begitu banyak
dan kita lihat bahwa bahan baker tersebut pada setiap pompa bensin tersebut
hampir sama. Perbedaan yang ada dalam pasar monopolistic adalah muncul antara
lain karena , lokasi, mutu, ragam jenis, dan model (misalnya pakaian).

Ciri2 Pasar Persaingan Monopolistik

 1.Terdapat banyak penjual (unsur PPS)

 2. Produk terdiferensiasi (unsur Monopoli, tetapi kekuatan monopolinya


terbatas karena banyak produk substitusi yang dekat)

 3. Masing2 terlalu kecil untuk mempengaruhi pasar

 4. Kegiatan promosi sangat aktif

Model monopolistic memberikan wawasan penting dalam Kapitalisme


Amerika. Ada prediksi yang cukup mengejutkan mengenai model ini bahwa

147
industri yang bersaing secara tidak sempurna, tingkat keuntungan mungkin saja
rendah atau nol.

Sebagian pakar ekonomi percaya bahwa inefisiensi sudah menjadi


pembawaan persaingan monopolistic. IKA dipandang dari sudut
ketidakefisienannya, para pengecam monopolistic melanjutkan kritikannya
seperti; Industri-industri inilah yang sama sekali tidak kita butuhkan. Kita
memiliki tempat ratusan ribu tempat penjualan eceran, ratusan cereal yang
sebenarnya identik, yaitu senuanya dijual dengan harga yang jauh di atas biaya
marginal.

Persaingan Monopolistis Sebelum Perusahaan lain memasuki Industri

• G MC
Harga

A B AC

E d
MR

0 Kuantitas 0

Gambar diatas menunjukkan bahwa Pesaing Monopolistis memproduksi banyak


barang yang serupa. Dalam persaingan monopolistis, banyak perusahaan kecil
yang menjual berbagai produk yang dideferensiasikan sehingga mempunyai
permintaan yang miring ke bawah. Setiap perusahaan menganggap bahwa harga
pesaingnya sudah tertentu (tetap). Ekuilibrium terjadi ketika MR = MC pada titik
E, dan harga pad titik G. Karena harga berada di atas AC, maka perusahaan
tersebut mendapat keuntungan yaitu sebesar daerah ABGC.

148
Persaingan Monopolistis setelah Perusahaan Lain Memasuki Industri

MC
Harga

d’’ AC

• G’

MR’
E’ d’’

Kebebasan pesaing monopolistis untuk memasuki pasar menurunkan keuntungan


sampai nol.

Kurva dd semula menguntungkan seorang penjual dalam gambar


sebelumnya(Persaingan Monopolistis Sebelum Perusahaan lain memasuki
Industri) akan bergeser ke kiri bawah karena masuknya para pesaing baru.
Masuknya pesaing akan berhenti hanya jika setiap penjual telah dipaksa mencapai
suatu garis persinggungan jangka panjang (tanpa keuntungan) seperti pada titik
G’. Pada ekuilibrium jangka panjang, harga tetap di atas MC, dan setiap produsen
berada pada cabang sebelah kiri yang menurun dari kurva AC jangka panjangnya.

Penentuan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Persaingan


Monopolistik

 Kurva Permintaan memiliki kemiringan negatif, dan sangat elastis


terhadap perubahan harga (karena banyak produk substitusi)

 Tingkat output terbaik dalam jangka pendek dicapai ketika MR=MC,


sepanjang P>AVC

149
 Jangka pada tingkat output terbaiknya, P>ATC perusahaan laba, P=ATC
perusahaan mencapai titik impas, P<ATC perusahaan rugi

 Kurva permintaan negatif, MR=MC<P pada tingkat output terbaiknya

BAB 8

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN PASAR BEBAS

Tujuan:

1. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan kebijkan pemerintah


2. Mahasiswa mampu menganalisis implementasi penentuan harga
3. Mahasiswa mengetahui krakteristik pasar bebas

Pembahasan Materi:
1. Tujuan campur tangan pemerintah
2. Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah
3. Tujuan Kebijakan Harga
4. Karakteristik pasar bebas

150
Tujuan campurtangan pemerintah
1. Mengurangi eksternalitas yang merugikan
2. Menyediakan barang publik yang mencukupi
3. Mengawasi kegiatan perusahaan agar tidak tumbuh menjadi perusahaan
monopoli yang merugikan perekonomian
4. Menjamin terhindarnya penindasan dan ketidakseimbangan dalam masyarakat
5. Memastikan pertumbuhan ekonomi diwujudkan dengan efisien

Bentuk-bentuk campurtangan pemerintah


1. Membuat dan melaksanakan peraturan dan undang-undang
2. Secara langsung menjalankan beberapa kegiatan ekonomi
3. Melakukan kebijakan fiskal dan moneter

Tujuan kebijakan pemerintah


1. Mengatasi masalah pengangguran, kenaikan harga dan pertumbuhan ekonomi
2. Menjamin faktor produksi digunakan dan dialokasikan pada berbagai kegiatan
ekonomi secara efisien
3. Mengatasi ketidakmerataan distribusi pendapatan

151
Membuat dan melaksanakan Peraturan dan undang-undang
Menciptakan suasana ekonomi dan sosial yang mengarah terciptanya sistem
mekanisme pasar yang efisien dan lancar
Memastikan agar persaingan dilakukan secara bebas dan menghindari terjadinya
monopoli

Secara langsung melakukan kegiatan ekonomi


1. Menghasilkan barang publik
2. Menghasilkan barang yang juga dapat dihasilkan oleh swasta (rumah sakit,
angkutan darat dll)

Melakukan Kebijakan moneter dan fiskal


Kebijakan moneter, yaitu kebijakan pemerintah dalam pengaturan jumlah uang
yang beredar. Agar bisa efektif, kebijakan moneter yang dipilih sebaiknya adalah
yang efeknya terhadap struktur ongkos bersifat minimum. Pengaruh kebijakan
moneter terhadap struktur ongkos dapat dibagi menjadi tiga saluran; expected
inflation, nilai tukar, dan suku bunga.
Kebijakan yang bersifat ekspansioner dapat menyebabkan terjadinya
depresiasi yang pada gilirannya dapat menaikan harga-harga produk
manufacturing melalui peningkatan harga bahan baku yang diimpor. Kebijakan
tersebut juga dapat meningkatkan ekspektasi inflasi baik secara langsung melalui
sisi permintaan agregat maupun secara tidak langsung melalui peningkatan harga
barang-barang tradable. Di lain pihak ongkos perusahaan bisa jadi turun melalui
penurunan pembayaran bunga atas kredit perbankan. Oleh karena itu efek bersih
suatu kebijakan moneter terhadap struktur ongkos perusahaan sangat tergantung
pada besaran efek nilai tukar dan ekspektasi inflasi yang berbanding terbalik
dengan efek dari suku bunga. Perlu suatu kajian lanjutan mengenai interaksi dari
ketiga efek tersebut sehingga ada bukti secara kuantitatif tentang bagaimana
kebijakan moneter mempengaruhi struktur ongkos perusahaan.
Dari sisi permintaan agregat, kebijakan moneter diperkirakan dapat efektif
secara penuh karena harga relatif kurang dipengaruhi oleh kondisi permintaan.
Apabila suatu kebijakan moneter dapat secara efektif mempengaruhi permintaan

152
agregat, maka pada gilirannya perubahan permintaan agregat tersebut akan lebih
banyak berpengaruh terhadap output dan persediaan dibandingkan terhadap harga.

Kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah dalam memungut pajak dan


membelanjakanya dalam kegiatan-kegiatannya.

Fungsi kebijakan moneter


1). Mengendalikan tingkat harga
2). Menggalakan kegiatan ekonomi (misal dimasa pengangguran)
3). Memacu pertumbuhan ekonomi

Fungsi kebijakan fiskal


1). Kebijakan fiskal secara umum digunakan untuk menjaga agar perekonomian
berjalan stabil dan tumbuh sesuai dengan kondisi yang terjadi pada suatu waktu
tertentu.
2). Meningkatkan efisiensi penggunaan faktor produksi
3). Memeratakan distribusi pendapatan (misalnya diterapkan pajak progresif yaitu
tingkat pajak yang semakin tinggi untuk pendapatan yang semakin tinggi.

TUJUAN KEBIJAKAN HARGA


Secara umum, pemerintah tidak akan menjual jasanya kepada masyarakat,
meskipun pemerintah berkewajiban untuk menyediakan jasa tersebut kepada
masayarakat. Pemerintah menyediakan jasa kepada masayarakat tanpa harus
membayar. Hal ini bukan berarti bahwa penyediaan jasa publik tidak
menimbulkan biaya
Dalam beberapa kasus, proses politik sangat diperlukan untuk menentukan:
Berapa jumlah barang publik yang harus disediakan. Bagaimana implikasinya
terhadap distribusi biaya yang akan menjadi tanggung jawab para individu
Alasan mengapa pemerintah harus terlibat dalam penentuan harga barang:
1).Meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya
2).Keadilan dalam distribusi pendapatan

153
Biasanya perusahaan hanya akan mempetimbangkan manfaat pribadi dalam
menentukan berapa banyak barang yang harus disediaka, sehingga kesempatan
tersedianya barang di pasar sangat kecil
Dalam hal ini pemerintah perlu turun tangan untuk
menjamin bahwa manfaat eksternal juga harus dipertimbangkan
Kebijakan harga oleh pemerintah biasanya mencakup tindakan-tindakan yang
diperlukan dengan tujuan:
 Pasar bekerja lebih baik
 Terdapat perbaikan dalam arus informasi
 Monopoli dapat dikurangi
 Terdapat batasan bagi perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam
pasar

Pemenuhan Barang Publik

Pasar terdiri dari empat komponen penting, yaitu,


1). Adanya pembeli yang membentuk permintaan umum yang terdiri dari berbagai
konsumen dengan aneka daya beli yang dimiliki. Perilaku konsumen tersebut
digambarkan sebagai kurve permintaan yang makin besar jumlah yang ingin
dikonsumsi ketika harga semakin rendah.
2).Terdapat penjual yang melayani konsumen tersebut, penjual bisa hanya satu,
beberapa, atau banyak, yang berpartisipasi di pasar tergantung dari tingkat
efisiensinya. Perusahaan yang lebih efisien dapat tetap berpartisipasi ketika harga
turun menjadi sangat rendah. Sebaliknya, perusahaan yang kurang efisien hnya
akan berpartisipasi jika harga relatif tinggi.
3). Adanya harga dan kuantitas yang ditransaksikan di pasar tersebut. Jika,
barang yang ditransaksikan di pasar bersifat nonrival, misalnya jalan, maka
konsumen bisa menyembunyikan kebutuhnnya. Misalnya, ketika, jalan akan
dibangun diumumkan kepada masyarakat, maka sebagaian konsumen akan
mengatakan tidak membutuhkn jalan itu. Akan tetapi, ketika jalan itu terwujud,
konsumen yang semula menyembunyikan kebutuhannya sekarang ikut
menumpang lewat. Kejadian tersebut disebut free rider, atau penumpang gelap,
tidak lain adalah konsumen yang tidak mau ikut menanggung biaya pengadaan.

154
4). Sama seperti no3 diatas.

Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa pasar dalam pengertian yang


biasa tidak dapat memecahkan masalah pengadaan barang yang konsumsinya
bersifat nonrival. Pengadaan barang konsumsi berasama yang bersifat nonrival,
harus melibatkan pemerintah. Pemerintah dapat memainkan peran dengan
mengadakan barang tersebut dan memaksakan pembayaran produksinya kepada
seluruh warga negara.
Sebagai contoh terdapat sebuah pemerintah dengan dua kelompok penduduk
untuk pengadaan sutu barang publik – misalnya lampu jalan, kelompok pertama
adalah kelompok pnduduk miskin dengan permintaan yang lebih rendah, kurve
permintaan penduduk tersebut berada pada level yang lebih rendah. Kelompok
kedua, penduduk yng lebih kaya mengekpresikan kurve permintaan yang lebih
tinggi. Permintaan listrik agregate dari dua kelompok dapat digambarkan sebagai
penjumlahan kedua kurve permintaan. Pertemuan kurve agregat dengan kurva
suplai yang tidak lain adalah pemerintah menunjukkan harga jual dan kuantitas
listrik yang harus diproduksi. Supaya terpenuhi asas adil, harga tersebut
diberlakukan berbeda kepada kelompok miskin dan kelompok kaya. Kelompok
miskin dipungut lebih rendah dan kelompok kaya dipungut lebih tinggi.

PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK


Penentuan harga barang publik oleh pemerintah sangat tergantung dari
tujuannya, dalam kaitannya dengan penyediaan barang dan jasa, pemerintah
mempunyai tiga pilihan:
1).Dapat dijual dengan harga pasar
2).Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar
3).Diberikan secara gratis kepada konsumen
Setiap alternatif keputusan yang diambil selalu ada konsekuensinya
Dalam ekonomi, tingkat harga merupakan suatu tanda tingginya nilai dimana
konsumen bersedia untuk membayar atas barang/jasa yang dihasilkan oleh
produsen, sekaligus menunjukkan tingginya biaya untuk menghasilkan barang
tersebut oleh produsen

155
Dalam mekanisme pasar persaingan sempurna, p = MC = MR sehingga, apabila
konsumen ingin memaksimalkan kepuasannya, pada tingkat equilibrium,
konsumen akan membeli barang-barang sampai kondisi equilibrium tersebut
tercapai
IMPLEMENTASI PENENTUAN HARGA
Tujuan khusus dari kebijakan penentuan harga adalah:
 Mendorong produksi
 Memelihara kestabilan
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis penyediaan
produk pertanian:
 Kebijakan harga positif
 Kebijakan harga negatif
Dengan mengubah harga, pemerintah akan dapat mempengaruhi jumlah produksi
yang dihasilkan, seperti barang pertanian
Peningkatan harga (untuk produk pertanian) akan mendorong peningkatan
penawaran. Namun apabila peningkatan penawaran membutuhkan tenggang
waktu, penyesuaian produksi akan mengikuti pola Cobweb Theorem (sarang laba-
laba)

KEBIJAKAN PENYANGGA (Buffer Stock Policy)


Dalam perumusan kebijakan harga biasanya pemerintah dihadapakan pada
dilema kepentingan. Di satu sisi konsumen ingin harga pangan murah, di lain sisi
produsen ingin agar produksinya terjual dengan harga yang layak.
Pemerintah perlu melindungi kedua kepentingan tersebut agar konsumen dan
produsen tidak menderita.

Langkah yang biasanya diambil oleh pemerintah adalah menentukan:


1). Harga terendah (floor), tujunnya untuk melindungai produsen
2). Harga tertinggi (ceiling), tujuannya untuk melindungi konsumen
Keberhasilan kebijakan ini tergantung dari ketersediaan dana untuk operasi
(market operation)

156
TINJAUAN TENTANG FUNGSI EKONOMI PEMERINTAH

Fungsi ekonomi pemerintah terdiri dari tiga fungsi pokok, yaitu:

1). Fungsi alokasi

2). Fungsi distribusi

3).Fungsi stabilisasi.

Fungsi-fungsi tersebut menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat,


namun untuk menuju kepada sistem pemerintahan yang efektif dan efisiens
sebagian besar wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat
didesentralisasikan kepada pemerintah daerah dan tetap menajdi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah pusat, contohnya seperti kebijakan yang mengatur
variable ekonomi makro yang menggunakan instrumen kebijakan moneter
(pencetakan uang, devaluasi), dan kebijakan fiskal (keseragaman perpajakan).
Pengertian desentralisasi, dibidang ekonomi pemerintah, adalah
penyerahan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi, yang
ditujukan untuk mengatur dan mengurus perekonomian daerah dalam rangka
menciptakan stabilitas perekonomian secara nasional.
Melalui tinjauan ini dikemukakan pandangan ekonomi tentang fungsi
alokasi, distribusi dan stabilisasi, yang dijadikan referensi dalam usaha
menemukenali dan merangkum pandangan mengenai fungsi ekonomi pemerintah.
Masing-masing fungsi memiliki keterkaitan yang berbeda dalam perlakuanmya,
seperti dikemukakan sebagai berikut :
Fungsi alokasi memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan penyediaan
dan pelayanan barang-barang publik yang peruntukannya secara komunal dan
tidak dapat dimiliki secara perorangan.
Fungsi distribusi memiliki keterkaitan erat dengan perataan kesejahteraan
masyarakat dalam arti proporsial tetap menjadi perhatian dalam rangka
mendorong tercapainya pertumbuhan yang optimal.

157
Fungsi sdtabilisasi memiliki keterkaitan erat dengan fungsi mengatur variable
ekonomi makro dengan sasaran untuk mencapai stabilitas ekonomi secara
nasional.

Fungsi Alokasi

Kewenangan ekonomi yang paling utama dan memperoleh porsi yang


terbesar bagi pemerintah daerah adalah fungsi alokasi. Hal ini karena sangat
terkait erat dengan barang-barang publik yang nilainya sangat besar.
Menurut Stiglitz, 1986 (dalam Syahrir, 1986 : hal 4), disebutkan ada 2 (dua)
elemen yang selalu ada pada setiap barang publik, yaitu:
Tidak dimungkinkannya menjatah barang-barang publik bagi setiap individu
(orang-perorang).
Sangat sulit untuk menjatah dan membagi-bagikan barang publik.
Sedangkan menurut King (1984 : hal 10), menyebutkan bahwa barang-barang
publik dibatasi oleh dua sifat yaitu:
Konsumsinya tidak dapat dibagi-bagi
Tidak dapat dibagi-bagikan kepada orang-perorang.
Menurut penyediaannya, barang publik ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu,
barang publik lokal dan barang publik nasional. Barng publik lokal adalah barang-
barang yang menurut penyediaannya oleh pemerintah daerah dan secara tehnologi
layak & perolehan keuntungannya dinikmati oleh penduduk setempat. Sedangkan
barang publik nasional adalah barang-barang yang penyediaannya oleh
pemerintah pusat dengan perolehan keuntungan yang dinikmati oleh selain
penduduk setempat juga masyarakat dalam suatu negara.
Terdapat beberapa alasan yang melandasi adanya intervensi pemerintah dalam
pengalokasian sumber daya sebagai dikemukakan berikut ini :
Ekonomi kompetitif yang sempurna dengan asumsi-asumsi tertentu bahwa akan
menjamin alokasi sumberdaya secara optimal. Disini bila kejadiannya berbeda
dengan asumsi, misalnya pasar jauh dari persaingan sempurna maka pemerintah
akan turut campur tangan dalam pengalkasian sumberdaya.
Dalam hal produksi atau konsumsi sesuatu barang dan jasa menimbulkan biaya
atau memberikan keuntungan eksternal terhadap produsen atau konsumen lain

158
maka pemerintah akan turut campur tangan dengan mengatur pajak dan subsidi
terhadap barang-barang tersebut, dan mengatur tingkat produksi eksternal dengan
cara lain.
Ada kecenderungan bahwa pemerintah mendorong konsumsi barang-barang yang
dikonsumsi dalam jumlah banyak (merit) melalui penyediaan dengan subsidi,
harga nol atau dengan memberikan perangsang kepada pihak swasta untuk
penyediaannya. Sebaliknya pemerintah juga cenderung menghambat konsumsi
barang-barang yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit (demirit) melalui
kebijaksanaan pajak.
Alasan-alasan yang mendukung peran alokasi oleh pemerintah daerah adalah :
Kemungkinan besar akan terjadi perpindahan penduduk ke daerah lain, manakala
mereka merasa tidak puas dengan pelayanan yang diperoleh didaerahnya, hal ini
akan menimbulkan masalah yang terkait dengan penyediaan lokal.
Penyediaan yang dilakukan oleh daerah akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan
selera penduduk setempat, namun berbeda halnya bila penyediaan oleh
pemerintah pusat ada kemungkinan penyediaannya secara seragam dengan daerah
lainnya yang hal ini dapat terjadi kurang sesuai dengan selera penduduk setempat.
Menurut King, 1984, ada 4 (empat) alasan mengapa penyediaan oleh daerah lebih
berkesuaian dengan keinginan penduduknya, yaitu :
Dalam sistem pemerintahan yang bertingkat, birokrat pada tingkat bawah
memiliki pengetahuan yang lebih tentang keinginan penduduknya, jika
dibandingkan apabila dilakukan dengan sistem sentralisasi.
Desentralisasi akan dapat menjamin kontrol yang lebih demokratis terhadap
aparat.
Pemerintah dari berbagai tingkatan harus saling bekerjasama dan jika salah
satunya mengabaikan keingninan warganya maka mereka dapat melakukan
tekanan pada pemerintah.
Penyediaan oleh daerah menghasilkan barang dan jasa publik lokal yang lebih
efisien dan penduduk menjadi lebih sadar akan biaya pelayanan.
Melalui desentralisasi secara umum akan dapat menumbuhkan inovasi dan
menghasilkan eksperimentasi barang-barang publik. Akan tetapi diakui ada

159
beberapa kelemahan yang dinilai kurang mendorong pelayanan yang efisien. Hal
ini diperkuat dengan adanya beberapa alasan berikut ini :
Kemungkinan terjadinya eksport, dimana beberapa beban pajak lokal dialihkan
kepada bukan penduduk setempat.
Kemungkinan terjadinya penyediaan pelayanan kurang efisien sebagai akibat dari
upaya menarik industri ke daerah atau menahan industri yang telah ada.
Kemungkinan terjadinya pengeluaran yang berlebihan dari dana pinjaman/hutang
yang berlebihan
Kemungkinan terjadinya penyediaan yang berlebihan atas kegiatan ekonomi yang
dibiayai dari pungutan pajak.
Kemungkinan terjadinya pengeluaran yang berlebih oleh birokrat dalam usahanya
memaksimalkan kesejahteraan mereka, dilain pihak kesejahteraan penduduk
kurang mendapat perhatian.
Efisiensi penyediaan pelayanan publik yang rendah, yang kemungkinannya dapat
terjadi karena kurangnya pengalaman mengatur pengeluaran oleh pemerintah
daerah.
Pemerintah daerah kurang intensif menggali potensi yang berkembang dari
penyediaan pelayanan.
Pemerintah daerah mungkin mengabaikan keuntungan yang diperoleh dari faktor
eksternal bagi mereka yang bukan penduduk setempat sehingga kurang
penyediaan pelayanan bagi mereka padahal berpotensi mendatangkan keuntungan.
Masalah lain yang kemungkinan timbul dalam kaitan dengan desentralisasi fungsi
alokasi ini adalah dengan cara apa dan bagaimana menggali potensi pajak yang
sesuai untuk pemerintah daerahnya. Selain itu dari sisi persaingan, dapat terjadi
keberadaan dan kemampuan pemerintah daerah dalam mengembangkan
daerahnya menajdi ancaman dan kendala bagi pemerintah pusat di dalam
menentukan kebijaksanaan, sehingga untuk menajmin stabilitas secara nasional
perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan yang intensif dari pemerintah
pusat.

Fungsi Distribusi

160
Fungsi distribusi dalam fungsi ekonomi pemerintah adalah sangat terkait erat
dengan pemerataan kesejahteraan bagi penduduk di daerah yang bersangkutan dan
terdistribusi secara proposial dengan pengertian bahwa daerah yang satu
dimungkinkan tidak sama tingkat kesejahteraannya dengan daerah yang lainnya
karena akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan dan kemampuan daerahnya
masing-masing.
Kewenangan dan dukungan terhadap peran pemerintah daerah dalam
fungsi distribusi ini tidak sebesar kewenangan dan dukungan dalam fungsi alokasi
sebagaimana dikemukakan oleh King, (1984 : hal 32). Kecilnya kewenangan dan
dukungan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat dalam fungsi distribusi ini
adalah didasarkan pada asumsi bahwa bila pelimpahan kewenangan dan dukungan
pemerintah pusat cukup besar maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
yang berkaitan dengan distribusi pendapatan yang seragam dibeberapa daerah
karena akan kurang memberikan inovasi dan rangsangan untuk mengembangkan
potensi sumberdaya yang dimiliki atau yang tersedia di daerahnya.
Disisi lain bahwa kebijaksanaan retribusi tunggal yang seragam didasarkan
pada rasa kekhawatiran bahwa bila diberlakukan kebijaksanaan yang tak seragam
dan desentralisasi akan menyebabkan berpindahnya sebagian penduduk daerah
tersebut kedaerah lain yang menjanjikan penghasilan yang lebih besar
dibandingkan didaerah asal, hal ini dianggap akan membuka peluang timbulnya
masalah baru yang berkaitan dengan migrasi penduduk.
Menurut Paully (1973, dalam bukunya King, 1984 : hal 35), tingkat
retribusi yang optimal akan lebih besar terjadi di daerah-daerah yang citrarasa
pembayar pajaknya mendukung distribusi. Sedangkan menurut King (1984 : hal
33) harus ada suatu kebijakan dasar retribusi nasional dan pemerintah daerah
seharusnya diijinkan untuk mengubah derajat distribusi diwilayahnya.

Fungsi Stabilitas
Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi ini dimaksudkan
untuk menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi ini
berkaitan erat dengan fungsi mengatur variabel ekonomi makro dengan instrumen
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

161
Diantara ketiga fungsi ekonomi pemerintah, fungsi stabilisasi ini
merupakan yang paling kecil kewenangan dan dukungannya terhadap peran
pemerintah daerah dan bahkan hampir tak mendapatkan bagian untuk berperan
dalam fungsi stabilisasi ini. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa fungsi
stabilisasi berbeda antar satu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara.
Disamping itu kecilnya kewenangan dan dukungan peran pemerintah
daerah dalam fungsi stabilisasi, disebabkan akan adanya efek sampingan yang
timbul akibat penggunaan instrumen yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
untuk mengontrol variabel ekonomi makro dan efek langsung dari penggunaan
instrumen tersebut.
Contoh riil dalam kebijakan moneter, jika kebijakan moneter didesentralisasikan
maka masing-masing pemerintah daerah akan mempunyai kewenangan
melakukan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhannya bahkan keinginannya.
Bila masing-masing daerah diberikan kewenangan mencetak uang sesuai
keinginan ataupun kebutuhan daerahnya, maka pemerintah pusat akan mengalami
kesulitan dalam mengendalikan kestabilan harga-harga maupun tingkat inflasi
yang terjadi didaerah.
Dan dalam hal kebijakan fiskal jika didesentralisasikan maka akan terjadi
perbedaan penetapan pajak dan pengeluaran, sebagai akibatnya adalah akan
terjadi migrasi penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya yang memberikan
peluang untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar.

PASAR BEBAS

Karakteristik Pasar Bebas adalah:


1). Adanya perlakuan yang sama dan fair bagi semua pelaku bisnis.
2). Ada aturan yang fair, transparan, konsekuen dan objektif.
3). Ada peluang yang optimal bagi persaingan bebas yang sehat dan fair.
4). Adanya pemerataan ekonomi.
5). Memberi peluang yang optimal bagi perwujudan kebebasan manusia.

Pendapat yang Mendukung:

162
II. John Locke, yang didasarkan pada teori hak moral.
Pasar Bebas dan Hak:John Locke (1632-704), merupakan pendukung sistem pasar
bebas tak teregulasi.Dua hak alami yang dilindungi pasar bebas yaitu: hak atas
kebebasan dan hak atas properti.
Hak atas kebebasan; setiap individu bebas mempertukarkan barang secara
sukarela tanpa paksaan pemerintah.
Hak atas properti; setiap inidvidu bebas memutuskan apa yang akan dilakukan
dengan apa yang dimilikinya tanpa intervensi pemerintah.

Kritik atas Hak John Locke

1). Asumsi bahwa individu memiliki hak alami

2). Konflik antara hak negati dan positif.

3). Konflik antara hak menurut Locke dengan prinsip- prinsip keadilan.

4). Asumsi individualistik yang dibuat Locke serta konfliknya dengan kewajiban
untuk memberikan perhatian.

II. Adam Smith, yang didasarkan pada teori2 utilitarian.


Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith (1723-1790)
Pasar tak teregulasi dan properti pribadi akan menghasilkan keuntungan yang
lebih besar dari peraturan apapun yang diberlakukan.
Menjamin bahwa ekonomi akan menghasilkan apa yang diinginkan konsumen
dengan harga murah dan sumber daya yang efisien sehingga utilitas ekonomi
masyarakat dapat dimaksimalkan. Individu dibiarkan bebas mencari
kepentingannya sendiri di pasar bebas karena akan akan diarahkan menuju
kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”.

Kritik terhadap pendapat Adam Smith: Argumen utilitarian didasarkan pada


asumsi-asumsi yang tidak realistis.

Pendapat yang Menolak, Karl Marx (1818-1883)


Karl marx, yang meyakini sistem kapitalis menciptakan

163
 ketidakadilan.
 Penentang utama sistem properti pribadi dan pasar bebas.
Kritik terhadap sistem kapitalis:
Hasil usaha pekerja dikuasai orang lain.
 Mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri.
 Kapitalisme mengasingkan orang-orang dari diri mereka sendiri.
 Mengasingkan manusia satu sama lain dengan memisahkan ke dalam
kelas-kelas sosial yang bertentangan.

Kebaikan ekonomi pasar bebas


1). Faktor produksi digunakan dengan efisien
2). Kegiatan ekonomi dalam pasaran diatur dan diselaraskan dengan efisien
3). Pertumbuhan ekonomi yang kuat
4). Kebebasan pelaku ekonomi memilih bidang usahanya

Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi


1. Efisiensi Alokatif, efisiensi ini dicapai apabila perusahaan beroperasi
sedemikian rupa sehingga tingkat harga sama dengan biaya marjinal
2. Efisiensi produktif, dicapai jika perusahaan beroperasi dengan biaya yang
paling minimum yaitu bagian terendah dari AC (average cost). Kedua efisiensi ini
dicapai hanya pada pasar persaingan sempurna (pasar bebas).

Kegiatan ekonomi berlangsung selaras dan efisien


Dalam persaingan sempurna setiap terjadi ketidakselarasan (misal kelebihan
output) maka tanpa menunggu perintah dari pemerintah para pelaku pasar akan
menyesuaikan posisinya.

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat


1). Kebebasan berusaha mengakibatkan produsen bekerja dengan efisien dan lebih
giat
2). Produktifitas dipacu karena diantara mereka bersaing dengan sangat ketat
(timbul inovasi dalam banyak aspek)

164
Kelemahan Ekonomi Pasar Bebas
1. Akibat ekstern (eksternalitas) yang merugikan
2. Kekurangan barang publik dan barang merit
3. Mewujudkan kekuasaan monopoli dalam pasar
4. Kegagalan membuat penyesuaian dengan efisien
5. Distribusi pendapatan tidak merata

Akibat eksternal yang merugikan

1). Biaya pribadi, yaitu biaya yang dikeluarkan produsen untuk membeli faktor
produksi berkaitan dengan proses produksinya.
2). Biaya sosial, yaitu yaitu biaya pribadi ditambah biaya yang ditanggung
masyarakat akibat proses produksi yang dilakukan suatu perusahaan.
3). Eksternalitas yang merugikan muncul jika biaya sosial melebihi biaya pribadi
Manfaat sosial bersih (social net benefit) muncul jika eksternalitas yang
menguntungkan melebihi eksternalitas biaya
4). Manfaat sosial bersih (social net benefit) muncul jika eksternalitas yang
menguntungkan melebihi eksternalitas biaya

Kekurangan barang publik dan barang merit


Barang publik, yaitu barang yang penggunaannya dilakukan bersama
(misalnya: jalan raya, jasa keamanan umum/polisi, pengamatan cuaca dll.)
Barang merit, yaitu suatu barang yang karena alasan tertentu perlu dikontrol
(merit bad, misal rokok) atau digalakan produksinya (merit goods, misalnya:
pendidikan)

165
Dampak perdagangan bebas pada kesejahteraan usaha kecil/mikro

Apabila banyak rakitan teknologi budidaya tanaman pertanin diadopsi oleh petani,
maka produksi akan meningkat, sehingga produksi nsional meningkat juga.
Berlakunya sistem perdagangan bebas secara mekanisme pasar akan berdampak
pada harga dan produk tersebut, sehingga harga produk pertanian di pasar akan
turun.
Secara teoritis, struktur pasar untuk bermacam-macam industri
pengolahn yang menggunakan bahan baku produk pertanian, bis dilihat pada
gambar berikut:

MO

T
P1 S

Po E
P2
G MR D

0 Q

P = price/harga

Q=quantitas/jumlah

S =Supply/penawaran

166
D= Demand/permintaan

MR =marginal revenue/tambahan penghasilan

Apabila aumsi yang digunakan adalah: biaya pemasarn sebesar nol, Industri
pengolahan dalam membeli bahan baku produk pertanian dri produsen dan
menjualny berupa produk olahan kepada konsumen, artinya ia berusaha umtuk
memksimumkan keuntungannya.
Industri pengolahan pda kondisi ini akan berupa monopolistik dalam
menjual produk olahan kepada konsumen, dan bertindak sebagai monopsonistik
dalam membeli bahan baku dari produsen/petani. Produk olahan akan dijual
sebesar P2, sedangkan harga bahan baku sebesar P3 ( yaitu perpotongan antara
MO dan MR.
Monopolistik dan monopsonistik dri pihak industri pengolahan akan
memperoleh kelebihan keuntungan sebesar P1P2GT. Sedangkan produsen bahan
baku/ petaninya mengalami kerugian sebesar GET. Kerugian yang ditnggung
masyarakat adalah sebesar sama besar sebagaimana kerugian yang ditanggung
petani.
Jadi kehilangan kesejahteraan yang ditanggung oleh mayarakat lebih
besar karena adanya dua kekuatan pasar monopoli dan monopsoni, daripada
hanya satu kekuatan pasar saja (monopoli atau monopsoni saja). Untuk itulah,
maka pembuat kebijakan haruslah mendukung kemitraan dalam agroindustri yang
berkelanjutan.

Apabila dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana kesiapan atau


kesanggupan produsen kita untuk menjawab pertanyaan tersebut akan mendapat
kajian dalam uraian ini. Berdasar pada kajian evaluatif terhadap performa kinerja
pelaku-pelaku usaha kita khususnya usaha kecil dan menengah (UKM).

Mengapa harus UKM yang menjadi sorotan utama, dalam uraian ini, tentu
didasarkan atas beberapn alasan yang ditemukan melalui pengamatan nyata dan

167
kajian / penelitian oleh berbagai pihak (pemerintah dan swasta, perguruan tinggi)
yang menyatakan:

• Usaha kecil dan menegah memiliki populasi, penyebaran menurut wilayah


dan sektor / sub-sektor yang relatif lebih besar dibanding usaha besar.
• Input produksinya bertumpu pada sumber daya alam lokal.
• Pada umumnya menghasilkan barang-barang substitusi barang impor dan
bersifat barang-barang konsumsi serta berpotensi ekspor. Kenyataan yang
dapat dilihat, dimana dalam kurun waktu 4 tahun (tahun 1997 -2001)
terjadi peningkatan total ekspor Pengusaha kecil dan menengah, serta
koperasi dari sebesar Rp. 3,29 uiliun tahun 1997 meningkat menjadi Rp.
27,66 triliun pacta tahun 2001 (sumber : Deputi Pemasaran dan Jaringan
Usaha. Kantor Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
tahun 2001).
• Prosesingnya 89,9 % membutuhkan teknologi sederhana dan bersifat padat
karya. Terbukti Usaha Kecil dan Menengah serta Koperasi mampu
menyerap 99,4 % dari angkatan kerja.
• Lebih tahan dalam menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi, seperti
halnya dalam masa-masa kriisis saat ini dimana industri besar banyak
mengalami kejatuhan, sedangkan industri kecil dan menengah terbukti
dapat bertahan dan bahkan bertumbuh yang ditunjukkan dengan
pertambahan nilai ekspor oleh usaha kecil menengah hampir tiga kali lipat
(276%). Sedangkan usaha besar hanya tumbuh 197% (Deputi Pemasaran
dan Jaringan Usaha, Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM tahun
2001).
• Peranan usaha kecil dan menengah dalam pembentukan Produk Domestik
Bruto cukup strategis.

Beberapa alasan yang disebut ini penulis mengartikannya sebagai masukan


(input) bagi UKM dalam usahanya untuk memposisikan dirinya dalam era
perdagangan bebas.

168
Selanjutnya penulis akann mencoba mengemukakan beberapa isu kritis
bagi UKM yang juga dapat mempengaruhi kinerja Usaha Kecil Menengah.

• Dengan berlakunya UU.No.22 / 1999 dan UU.No.25 / 1999 aknn dapat


menambah tajamnya persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya antar
usaha domestik, sehingga meningkatkan biaya transformasi sumberdaya
antar regional. Bagi wilayah yang potensi sumberdayanya kurang
memiliki nilni ekonomis atau bahkan kurnng atau tidak memiliki tentunyn
aknn mempengaruhi kinerja produk yatlg ditatlgnni oleh wilayah tersebut.
• Bagi wilayah yang telah memiliki sumberdaya yang selama ini belum
atau kurang dieksploitir berarti dalatn rencana pemanfaatannya masih
harus memerlukan upaya-upaya yang sangat mendasar dan berkelanjutan.
Hal ini akan membutuhkan dana yang cukup besar serta hasilnya tidak
untuk jangka pendek.
• Penguasaan teknologi produksi yang relatif sangat beragam akan dapat
mempengaruhi produktivitas. Kelemahan dalmn teknologi produksi ini
akan dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai skala ekonomis
disamping pengaruh keterbatasan input produksi berupa bahan baku dan
modal.
• Kurangnya capital yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang akan
dipergunakan dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan
usahn melalui penyediaan sarana dan prasarana yang bersifat supporting
dan penanganan usaha-usahn yang memerlukan capital yang cukup besar
dinllina usaha kecil dan menengah tidak mampu mengelolanya.
• Masih kurang tertariknya rninat sumberdaya manusia yang telah terdidik
dan memiliki kemampuan (keahlian) ymlg terpusat di kota- kota besar
untuk kembali ke daerah disebabkan insentif yang kurang menjanjikan
dari daerah.

169
Masa perdagangan bebas bukan berarti menjadi momok atau ganjalan
yang harus ditakuti oleh pelaku usaha, akan tetapi UKM sebagai usahawan harus
mampu melihat masa itu sebagai peluang dan sekaligus menjadi tantangan.
Memang diakui bahwa perdagangan bebas akan membawa konsekuensi logis bagi
setiap negara, produsen atau bagi setiap pelaku usaha sebab perdagangan bebas
akan menuju terciptanya era "Persaingan Liberalisasi" (Competitive
Liberalization), dimana masing-masing negara, pengusaha atau pelaku bisnis
masing-masing akan bekerja secara produktif, efisien dan efektif agar dapat
bersaing di pasar bebas. Pelaku bisnis yang kurang atau tidak mampu
mengakomodirnya atau mereka yang tidak mampu menjawab tantangan tersebut,
perdagangan bebas dapat menjadi ancaman.

Kembali pada persoalan dan bahasan pokok, "bagaimana atau sejauh


mana" prospektif UKM unluk dapat menghadapi tantangan dan peluang tersebut
hingga dapat berkompetisi dan dapat memenangkan pasar global.

REFERENSI TEORITIS

Proses liberalisasi perdagangan dunia akhir-akhir ini baik secara regional


(lokal) maupun internasional menyebabkan persaingan global yang semakin ketal
dan bahkan dapat menuju "hyper competitive". Persaingan yang ketatpun antara
negara-negara sedang berkembang sudah dan sedang tcrjadi. khususnya untuk
produk-produk industri ringan seperti tekstil, sepatu, agro industri dan lainnya.
Adapun negara-negara yang telah eksis dipasar dalam negeri adalah Korea, China,
Thailand, Malaysia di samping produk-produk dari negara Jepang yang memang
sudah lebih dulu unggul, tcrutama produk-produk elektronik, otomotif dan
lainnya.

Sebagai landasan bahasan guna menghasilkan sesuatu sebagai sumbangan


pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi UKM dalam
pertarungmmya di pasar global sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Porter.

170
Thn. 1997. Porter menawarkall kata kunci dalam memenm1gkan persaingan
global yaitu

"Competitive Adventage of Nation"

Keunggulan bersaing suatu bangsa yang ditunjang oleh 4 faktor penentu yaitu:

a. Factor Condition. Yaitu sumber daya (resources) yang dimiliki oleh suatu
negara meliputi: Sumber Daya Manusia (human resources), Sumber Daya
Alam (physical resources), Ilmu Pengetahuan dnn Teknologi (knowledge
resoulrces), Permodalan (capitall resources) dan Prasarana (infrastructure
resources)
b. Demand Condition. Permintaan sebagai salah sarli faktor penting dalam
menunjang keunggulan daya saing, dan kondisi permintaan dimaksud
meliputi : Konsumsi dalam negeri, Skala dan jumlah permintaan dalam
negeri, pertumbuhan pasar, dan trend permintaan pasar internasional
c. Related & Supporting Industry. Yaitu menjaga hubungan antara produsen
dan pemasok (supplier) dengan menjaga dall mempertahankan lulai-nilai
hubungan yang saling menguntungkan (value chain).
d. Firm Strategy. Yaitu strategi yang mcnyangkut struktur kelembagaan dan
pennodalan serta kondisi persaingan. Kondisi persaingan termasuk
persaingan dalam negeri.

Bagaimana keempat faktor ini saling berinteraksi, saling bergantung dan


saling mempengaruhi dapat dilihat dalam gambar berkut :

171
IMPLIKASI TEORITIS DAN TINJAUAN PRESPEKTIF

Dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Porter diatas berikut
penulis akan melakukan bahasan tentang bagaimana faktor-faktor kunci tersebut
dapat dipahami, diarbsobsi dan diberlakukan oleh pelaku usaha (UKM) yang
dihubungkan dcngan kondisi riilnya.

a. FAKTOR CONDITIONS

Sumberdaya

Kualitas pengelolaan usaha oleh sumberdaya manusia yang berkiprah


dalam dunia usaha kecil menurut hasil survey yang dikemukakan oleh Tim
Lembaga Penelitian IPB dalanl Lokakarya Pengembangan Kelembagaan Ekonomi
Lokal Oalam Rangka Otonomi Daerah, di Jakarta paska bulan Pebruari 2001
dinyatakan dalam kategori baik. Yang perlu mendapat perhatian adalah tentang
adanya perilaku bisnis yang kurang mendukung. Tentunya solusi untuk itu adalah
perlunya lembaga pelatihan yang dapat merubah dan mengarahkan perilaku agar
sesuai dengan tuntutan bisnis.
Selain dari sisi kualitas tenaga kerja sisi kuantitas atau jumlah tenaga kerja
yang tersedia juga sanggat mendukung peningkatan usaha-usaha yang bersifat
padat karya. Faktor ini juga turut mempengaruhi keputusan investor asing untuk

172
bcrkiprah dalam dunia usaha di Indonesia, dengan memperhatikan biaya produksi
yang ikut mendukung pcncapaian keunggulan komperative.
Akan tetapi perlu kita renungkan kembali terjadinya eksodus tenaga kerja
padat karya secara besar-besaran ke berbagai negara padat karya ke berbagai
negara, yang merupakan salah satu aset yang selama ini kita andalkan telah
berkurang. Bagaimana pemerintah daerah dapat menyikapi fenomena ini tentu
termasuk juga mempengaruhi kesiapannya dalam menjalankan peningkatan
ekonomi wilayah. Sebagai bahan pembanding boleh kita melihat bagaimana
kemajuan industri padat karya yang dilakukan oleh negara China, dimana menurut
realita bahwa produk-produk (tekstil, elektronik dan sepeda motor) yang
membanjiri pasar Indonesia saat ini adalah merupakan hasil industri padat karya.
Sumber daya alam Indonesia pada umumnya masih berupa sumber daya alam
murni yang masih harus memerlukan olahan lebih lanjut untuk mendapatkan dan
menambah nilai ekonomis. Sumberdaya alam mumi selama ini lebih banyak
digunakan sebagai input produksi bagi industri-industri besar termasuk logamn
dan kimia, yang selama ini Indonesia mengekspomya dalam bentuk murni
sedangkan pengolahan selanjutnya dilakukan di negara lain. Sebagai contoh,
Sumberdaya Alam Migas, Kimia dan hasil tambang lainnya seperti yang
dilakukan oleh Freeport, Pertamina dan sebagian usaha perikanan. Akibatnya kita
kurang dan bahkan tidak mendapatkan nilai tambah dan nilai garda (multyflier
effect) atas olahan tersebut. Sedangkan sumberdaya yang selama ini dikelola oleh
industri kecil dan menengah lebih banyak sumberdaya yang bersifat hasil ikutan
dari industri besar.
Hal lain yang berhubungan dengan sumber daya alam ini yaitu terjadinya
keragaman pemilikan sumberdaya alam di masing-masing wilayah (daerah)
sehingga diperlukan kejelian dalam menetapkan usaha strategis atau produk
unggulan di masing-masing wilayah, agar tercipta kondisi kompetisi yang saling
menguntungkan. karena masing-masing wilayah memproduksi barang yang
ekonomis. Dengan kata lain masing- masing wilayah harus menyadari apakah
lebih baik memproduksi atau membeli tentunya dengan dasar pertimbangan yang
disebut di atas.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

173
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mengandung makna yang tidak
terpisahkan, karena teknologi merupakan hasil penerapan ilmu pengetahuan.
Harus kita terima bahwa faktor Iptek masih memerlukan perjuangan yang sangat
panjang. Kelemahan yang ada selama ini, adalah pembangunan Iptek dilakukan
hanya untuk mengejar prestige di mata Internasional. Terjadinya pengerahan dana
yang sangat besar untuk pemilikan peralatall modal tidak rnendukung input
produksi industri kecil. Sehingga produk-produk yang kita miliki yang tadinya
memiliki keunggulan komparative tidak tereksploitir seperti argo industri
pertanian dan perkebunan, perikanan dan peternakan, juga industri kerajinan.

Persoalan lain juga sarna seperti pemilikan surnberdaya alam yang


dikemukakan di atas, yaitu penyebaran atau distribusi Iptek di wilayah-wilayah
juga bervariasi menurut kuantitas dan frekuensi aktivitas pembangunan yang telah
berjalan di rnasing-masing wilayah.

Permodalan

Untuk menghindari rasa apriori tentang permasalahan permodalan ini,


maka penulis lebih memfokuskan uraian mengenai kondisi permodalan yang ada
di daerah nota bene pemerintah daerah. Sumber kapital yang dimiliki oleh
pemerintah daerah selama ini lebih banyak bersumber dari pemerintah pusat, yang
jumlahnya dilakukan atas dasar pendekatan aktivitas pembangunan daerah.
Data yang diperoleh dari pusat ini secara rational tidak akan mungkin
dapat menghasilkan simpanan karena penetapan besarnya dilakukan melalui
pcndekatan biaya. Artinya bahwa jumlah dana yang diterim tersebut akan
dialokasikan untuk membiayai aktivitas yang telah ditetapkan dalam prinsip
berimbng. Rasionalnya bahwa pemerintah daerah bersumber dari pendaptan
daerah yang diperoleh atas penyediaan barang dan jasa. Akan tetapi sesuai dengan
sistem yang dipakai adalah penerimaan daerah yang bersumbcr dari barang dan
jasa ini tersentralisir di pusat dan didistribusikan lagi ke daerah melalui aktivitas
riel dan pelayanan masyarakat berupa penyediaan infrastruktur dan dana lainnya
seperti fasilitas umurn dan sosial.

174
Dengan dernikian sudah dapat diperkirakan kondisi capital daerah secara
umurn saat ini, apabila dihubungkan dengan tuntutan pernbangunan ekonorni
daerah. Seharusnya peranan lembaga keuangan dan perbankan dapat menjadi
tumpuan dalam rnengatasi kendala perrnodalan ini, akan tetapi kondisi lernbaga
keuangan clan perbankan saat ini sarna halnya dengan yang dialami oleh sektor
riel. Artinya bahwa untuk menjumlahkan fungsinya sebagai lembaga penarik dan
penyalurkan dana akan bertindak sangat selektif dengan prinsip nyaman dan cepat
kembali.
Alternatif lain yang menjadi harapan untuk rnendapatkan dana
penyanggah (revolving fund) dan penggerak (starting fttnd) bagi aktivitas
ekonomi di daerah adalah masing-rnasing daerah harus rnenciptakan kondisi
ekonorni menjadi menalik (favorable) bagi investor/penanam modal asing (H.
Hady. 1996). Menarik berarti bukan hanya dari segi substansi bisnis akan tetapi
lebih menyangkut kenyamanan menyeluruh sebagaimana yang tersebut dalam
indikator Country Risk sebagai salah satu pertirnbangan bagi investor asing.

Prasarana
Prasarana merupakan partisipasi pemerintah dalam upaya mendorong lancarrrya
aktivitas ekonomi terutama menyangkut pembukan jalan ke sentra-sentra produksi
pasar. Kemudahan akses yang ditunjang oleh ketersediaan jalan yang merupakan
alat transportasi akan memperlancar penyaluran dan distribusi bahan dan hasil-
basil olahan. Untuk kedua fasilitas ini kerjasama antar pemerintah dan swasta
sangat dibutuhkan.
Penyediaan jalan lebih diharapkan kepada pemerintah sedangkan transportasi
biasanya ditangani oleh swasta. Pembukaan jalan penghu- bung illltara sentra
produksi dilll pasar hendak11ya dapat memperhatikan mallfaat ganda terhadap
mullculnya aktivitas ekonoll1i masyarakat disepanjLtng jalan tersebut, yang
berarti memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpLiftisipasi dalatn
peningkatatl ekonomi sesuai dengilll batas kemampuan masing-masing. Hasil
survei menunjukkan bahwa pada umumnya kondisi prasarana jalan dan alat
komunikasi sudah menmdai terutama antar kota/propinsi, akan tetapi perlu

175
ditingkatkan mengingat pertambahan jurnlall alat transportasi yang kurang
seimbang dengan kapasitas jalan yang tersedia.

b. DEMAND CONDITIONS

Permintaan merupakan nafas kehidupan bagi semua usaha (industri). Demikian


halnya dengan industri atau dunia usaha, akan menjadi sia-sia kesiapan semua
faktor-fator produksinya apabila permintaan sudah tidak ada lagi. Dengan
demikian salah satu tolok ukur kinerja usaha adalah besarnya permintaan yang
dinyatakan dalam besaran pangsa pasar. Semakin besar permintaan berarti
semakin besar pangsa pasarnya.

Pennintaan dapat dilihat dari dua sisi yang sekaligus menjadi sasaran pasar bagi
pelaku usaha, yaitu pemlintaan dalam negeri dan permintaan pasar luar negeri.
Setiap pengusaha akan didapkan pada pemikiran dalam pengambilan keputusan
atau pilihan; Apakah memilih memenuhi permintaan dalam negeri dan luar negeri
(dua-duanya) atau Apakah memilih salah satu. Dasar pertimbanganya tentu
didasarkan atas besar- kecilnya penerimaan dari jenis pasar tersebut.

Angka-angka statistik menyatakan bahwa UKM telah ikut ambil bagian dalam
mengisi pasar atau permintaan luar negeri dengan menyediakan bahan olahan.

Baik nilai, fisik dan rupiah yang diperoleh dapat merupakan indikator semakin
baiknya posisi UKM dalam pasar dunia. Yang perlu mendapat perhatian adalah
apabila terjadi peningkatan ekspor diberbagai sektor, bagaimana dengan impornya
Karena perdagangan bebas bukan hanya kita lihatdari satu sisi akan tetapi kedua
sisi (ekspor-impor).

Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara dalam memasuki pasar dunia adalah
untuk mendapatkan manfaat perdagangan internasional (gain from trade).

Untuk itu pemenuhan akan kebutuhan dalan negeri melalui swasembada tetap
menjadi faktor pertimbangan. Kembali pada keunggulan kompetitive yang berarti
dipasar dunia kita boleh unggul akan tetapi juga harus diimbangi dengan
penyediaan barang dalam memenuhi pennintaan dalam negeri. Sebagai contoh

176
rencana masuknya ayam dari negara USA ke Indonesia dengan harga yang sangat
rendah dibanding dengan harga daging dalam negeri.

Dalam perhitungan bisnis kita saat ini tidal akan bisa menyediakan harga seperti
yang ditawarkan USA yang juga didukung oleh kwalitas dan higenisnya. Dengan
berbagai alasan yang sangat diplomatis kita menolak. akan tetapi suatu saat alasan
apapun yang kita akan buat bertujuan untuk melindungi usaha dalam negeri baik
secara langsung maupun tidak itu telah melanggar komitmen perdagangan bebas,
akibatnya kita akan mendapatkan sanksi yang resikonya jauh lebih besar
dibanding resiko yang kita dapatkan apabila kita menerima tawaran impor tadi.
Artinya kalau kita nenerima masuknya ayam dari pasar Iuar resikonya hanya
terjadi pada produsen daging ayam. Asumsi kita produsen belum siap beralih
belum mampu menciptakal produk yang kompetitive. Solusinya adalah pertama
produsen harus berusaha agar tercipta barang yang mampu bersaing dalam hal
harga. Kedua pengusaha tersebut keluar dari pasar dan mencari usaha yang bisa
menghasilkan produk ran kompetitive. Keputusan seperti ini adalah yang terbuka
atau bebas. Akan tetapi, apabila kita tolak dengan alasan diatas, maka semua
produk kita yang masuk dalam pasar internasional akan mendapatkan sanksi.

c. RELATED & SUPPORTING CONDITIONS

Hubungan Industri industri dengan pamasok bahan baku sangat menemukan


keIangsungan prosesingnya. Hubungan yang dimaksud adalah hubungill1 yang
dapat memberikan rasa nyaman terhadap pemasoknya. Rasa nyaman ini dapat
berupa adanya jaminan harga clan kontuinitas permintaan terhadap bahan baku.
Masih dapat kita ingat munculnya kasus-kasus yang dialami usaha kecil baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok yang tergabung dalam kelompok-
kelompok usaha peternak sapi perah, PIR kelapa sawit, TRI, petani cengkeh,
petani jeruk.

Pemasok yang disebut ini memiliki posisi tawar yang sangat lemah yang secara
semu tercipta oleh kekuatan yang dimiliki industri skala besar. Usaha-usaha

177
perlindungan dari pemerintah dengan menerbitkan berbagai kebijakan seperti
pola-pola kemitraan tak pemah menyelesaikan permasalahan. Hal ini dikarenakan
kebijakan yang ada tersebut kurang menyentuh permasalahan yang sangat
mendasar. Pendekatan yang dilakukan lebih didasarkan atas kepentingan
kelangsungan industri. Kasus yang pernah terjadi hendaknya menjadi perhatian
selanjutnya lnisalnya; untuk menjaga stabilitas harga pasokan susu terjadi
pembuangan susu hasil produksi petani. Terjadinya gejolak harga cengkeh, terjadi
instruksi penebangan pohon cengkeh, terjadinya spekulasi harga jeruk oleh
penaInpung/pemasar tunggal, terjadinya pembusukan jeruk dari petani. Demikian
halnya yang terjadi di pabrik gula, kelapa sawit dan kasus- kasus lainnya termasuk
penetapan harga dasar gabah yang sampai saat ini tetap menjadi permasalahan
yang tak pernah berakhir.

Hubungan yang nyaman antara pemasok input produksi dengan pihak


industri bukan persoalan sesaat, akan tetapi jauh ke depan. Sungguh akan bisa
menjadi pennasalal1an barn apabila di era perdagangan bebas ini, input produksi
yang kita miliki juga harus menjadi komoditi ekspor karena terciptanya peluang
bagi pemasok untuk mencari pasaI' yang kompetitive.

Persyaratan Strategi Fokus

Konsep Potier yang selalu didasarkan atas aplikasi teori dengan praktek
bisnis tidak diragukan lagi, dimana salah satunya adalah menyangkut hubungan
antara pemasok dengan pihak industri yang digambarkan dalam bentuk rantai nilai
(value chain) dia menekankan adanya nilai-nilai yang disepakati untuk
dipertahankml dan dijaga kelangsungannya oleh kedua belah pihak (muttually).

d. FIRM STRATEGY

Kita sekarang sedang berada pada masa yang penuh dinamika dengan
pergerakan yang sangat tinggi dan cepat yang terjadi dalam semua aspek
kehidupan. John Naisbitt menyebutnya sebagai the most exciting decade,
sedangkan Ravi Batra menyebutnya sebagai the cade of great depression. Dunia
usaha saat ini telah bergerak menjadi satu pasar dunia dengan ciri pasar yang

178
efisien dan transparan mencakup daerah antar daerah dan negara antar negara.
Daerah atau negara yang tidak dapat efisien dan transparan akan terlindas oleh
dinamika yang berjalan begitu cepatnya.

Untuk itu kembali Porter menawarkan tiga strategi pilillan yang disebut
strategi generik (Generic strategies) dalam menghadapi posisi yang demikian.
Penulis mengangkat satu dari strategi tersebut yang dianggap relevan dalam
menghadapi persaingan di pasar dunia dan dunia usaha kita mempunyai kapasistas
untuk mencapainya. Strategi tersebut adalah strategi fokus.

Strategi ini mengandung dua varian yaitu fokus biaya (overall cost
leadership) dan diferensiasi (differentiation), dengan memenuhi beberapa
persyaratan. Persyaratan ini merupakan pilihan bagi setiap satuan pelaku bisnis
baik pemerintah daerah dalam perannya sebagai pelaku usaha dalam perusahaan
yang dikelola pemerintah daerah ataupun dalam menjalankan perannya sebagai
lembaga / instansi sebagai stimulator dan supporting bagi aktivitas ekonomi
daerah secara umum.

179
Pola kemitraan agroindustri dalam era perdagangan bebas

Agribisnis Hortikultura Thailand


Thailand dikenal dunia sebagai negeri Gajah Putih. Namun di sejumlah
Negara termasuk di Indonesia, Thailand dikenal pula sebagai negara penghasil
Hortikultura dan diakui bahwa Thailand telah berhasil pengembangkan agribisnis
buah-buahan dan sayur-sayuran. Terobosan Thailand dalam dunia agribisnis
bukan hanya berhasil meningkatkan kemapanan sektor agribisnis dalam ekonomi
nasional Thailand, tetapi juga berhasil meningkatkan citra positif Thailand sebagai
pelopor pengembangan agribisnis di kawasan ASEAN.
Sistem agribisnis Thailand, khususnya dalam pengembangan komoditas
hortikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias) mendapat
pengakuan internasional dalam satu dasa warsa terakhir di abad ke 20 ini.
Komoditas buah-buahan dan sayur-sayuran telah menjadi komoditas potensial
ekspor Thailand, di samping produk-produk agribinis lainnya seperti daging dan
ternak unggas. Dari laporan ekspor yang dikeluarkan oleh Departmen of Business
and Economics Thailand (1995), disebutkan bahwa dalam kurun waktu 1990-
1994, empat komoditas agribisnis yang berhasil menduduki peringkat 10 besar
komoditas ekspor Thailand, yaitu udang (peringkat 5), padi/beras (7), karet (8)
dan produk perikanan kalengan(10).
Perkembangan sektor agribisnis tersebut merupakan hasil kerja keras dengan
perencanaan yang matang dan terpadu, serta melibatkan semua unsur yang terkait
dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada. Perkembangan tersebut
didukung oleh komitmen tinggi dari semua pihak yang berkompeten untuk
mewujudkan sisten agribisnis Thailand yang tangguh dan kompetitif, baik di pasar
domestik, regional maupun internasional.

180
Misalnya, dukungan dari Menteri Pertanian dan Koperasi dan Universitas
Kasetsart sebagai institusi pendidikan tinggi pertanian yang terkenal, terutama
dalam melakukan terobosan riset rekayasa pertanian dan bioteknologi. Demikian
pula dukungan dari lembaga keuangan dan pembiayaan seperti Bank of
Agriculture and Agricultural Cooperation (BAAC), melalui pembiayaan dengan
kredit berbunga rendah. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan biaya produksi,
akhirnya harga produksi menjadi lebih rendah (low cost) sehingga lebih
kompetitif di pasar domestik dan di pasar internasional.

Keunggulan Pengembangan Agribisnis Thailand


Berikut ini dipaparkan beberapa keunggulan sistem pengembangan
agribisnis Thailand, mungkin berguna sebagai informasi bagi pengembangan
agribisnis di Indonesia pada umumnya, sebagai berikut:
1. Thailand memiliki keunggulan di bidang penelitian dan pengembangan untuk
menghasilkan bibit unggul melalui rekayasa bioteknologi, bioproses dan kultur
jaringan.
2. Keunggulan dalam memfungsikan Badan Penyuluhan Pertanian Daerah
(BPPD), selain berfungsi sebagai sarana bimbingan pertanian, juga sebagai sarana
penyedia informasi pasar bagi petani dalam kaitannya dengan perencanaan jenis
dan kuantitas produksi.

3. Keunggulan dalam mengidentifikasi komoditas yang memiliki prospek bisnis


dan pertumbuhan pasar yang tinggi, sehingga pengembangannya diarahkan untuk
komoditas-komoditas potensial tersebut. Dengan kata lain, Thailand lebih
memfokuskan pengembangan pada beberapa komoditas yang memiliki prospek
bisnis tinggi, terutama untuk menembus pasar luar negeri.
4. Keunggulan dalam memainkan strategi pemasaran yang andal dan efektif untuk
penetrasi pasar, terutama pasar ekspor. Untuk tujuan penetrasi tersebut, maka
semua perwakilan Thailand di luar negeri ditugaskan melakukan market intelejent
untuk mengumpulkan informasi pemasaran, dan selanjutnya informasi tersebut
disebarkan melalui media massa dan lembaga-lembaga terkait seperti BPPD.

181
5. Kemampuan yang tinggi untuk mempendek rantai pemasaran komoditas,
sehingga marjin pemasaran relatif rendah. Dengan kata lain perbedaan antara
harga yang dibayar konsumen dan harga yang diterima petani (harga produsen)
relatif kecil, sehingga integrasi vertikal sistem komoditas beroperasi dengan
efisien. Di samping itu, intervensi pemerintah dalam pengaturan pasar relatif
kecil, yang memungkinkan mekanisme pasar dapat berjalan dan efisiensi sistem
pemasaran dapat tercipta. Pemerintah Thailand lebih banyak berperan sebagai
fasilitator dan controller dari pada sebagai regulator system pemasaran.
6. Kredit pertanian yang berbunga rendah dan tanpa agunan, terutama yang
disediakan oleh BAAC. Dalam hal penyaluran kredit perbankan, intervensi
pemerintah Thailand relatif kecil, kecuali dalam hal penyaluran kredit pertanian
yang tetap diintervensi dengan berbagai kebijakan, walaupun pihak perbankan
memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan kebijakan tersebut.
7. Sistem pengembangan agribisnis diarahkan ke integrasi dengan agroindustri
hilir, dengan tujuan untuk menciptakan kegunaan (utility), terutama kegunaan
waktu (timeutility) dan kegunaan bentuk (form utility) melalui upaya pengolahan,
pengalengan dan pengemasan. Dengan penciptaan kegunaan waktu dan bentuk,
memungkinkan produk-produk pertanian dan hasil olahannya dapat bertahan lebih
lama dan menjangkau pasar lebih jauh.
Keunggulan-keunggulan tersebut secara terpadu menciptakan kekuatan sinergik
untuk mencapai integritas sistem komoditas agribisnis yang tinggi. Dengan
demikian, tidaklah berlebihan jika pengembangan sisten agribisnis di Thailand
patut dicontoh oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Kiat-Kiat Pemasaran Produk Agribisnis Thailand


Sukses ekspor hortikultura Thailand menggambarkan bahwa banyak
elemen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan agribisnis. Dalam usaha merambah
pasar luar negeri, Thailand memiliki kiat-kiat khusus di bidang pemasaran
produk-produk agribisnis, antara lain:
1. Perwakilan Thailand di luar negeri ditugaskan untuk melakukan market
intelejent untuk mengumpulkan informasi pemasaran, dan menelaah peluang-
peluang pasar yang potensial di negeri masing-masing tempat mereka bertugas.

182
2. Frekuensi keikutsertaan pengusaha agribisnis dalam trade fair di luar negeri
semakin ditingkatkan dengan tujuan promosi dan perkenalan produk, perkenalan
personal bisnis, serta mempelajari peluang-peluang kerjasama.
3. Upaya memperkenalkan produk agribisnis dan makanan khas Thailand
dilakukan dengan cara:
(a) masyarakat Thailand di luar negeri mengundang rekan-rekannya untuk acara
seremonial sambil menikmati makanan khas Thailand;
(b) mendirikan restoran-restoran khas Thailand di luar negeri yang dilengkapi
dengan acara kesenian Thailand, di mana promosinya dibantu oleh masyarakat
Thailand di sekitar restoran tersebut;
(c) menghidangkan berbagai produk makanan, buah-buahan serta penampilan
hiasan bunga pada semua acara kenegaraan;
(d) pasar swalayan di luar negeri dipasok dengan air cargo delivery dan sistem
konsinyasi, baik dengan atau tanpa membukan L/C.
4. Promosi di dalam negeri Thailand dilakukan melalui:
(a) agrowisata, terutama orchid farm yang menampilkan teknik budidaya,
demonstrasi bunga hias dan penawaran pasar;
(b) kerjasama antara restoran dengan perusahaan biro perjalan untuk memasukkan
acara makan malam dalam rangkaian acara yang dijadwalkan;
(c) kerjasama antara media masa dengan pengusaha agribisnis untuk
mempromosikan produk-produk agribisnis Thailand dengan biaya yang rendah,
melalui penampilan gambar-gambar dan profil komoditasnya yang indah;
(d) brosur dan leaflet yang indah dan lengkap menggambarkan profil komoditas
yang mudah diperoleh di mana-mana;
(e) upaya untuk mempromosikan daerah produsen baru bagi masyarakat dari
daerah lain terus digalakkan melalui pameran produk, dengan harapan
memperkenalkan potensi pengembangan daerah produsen baru tersebut kepada
masyarakat di daerah lain;
(f) kerjasama terpadu antara pengusaha, masyarakat dan pemerintah sangat
langgeng dan berkesimbangungan, di mana ide-ide dan motivasi pengusaha
berkembang dengan mendapat dukungan dari pemerintah untuk
merealisasikannya.

183
5. Penampilan dan mutu produk mendapat perhatian serius dalam upaya
menembus persaingan di pasar global. Dengan demikian pengawasan mutu
produk menjadi suatu strategi penting untuk meraih pangsa pasar yang besar, di
samping upaya-upaya yang mengefisienkan operasi sistem komoditas.
Penampilan produk meliputi penyempurnaan tingkat keseragaman bentuk dan
warna, keberhasilan, dan teknik pengemasan, selain menjaga mutu yang tinggi.
6. Koordinasi antara instansi pemerintah dengan asoiasi-asosiasi sangat baik,
terutama dengan board of trade (BOT), Federation of Thai-industry Assoiation
(FTA), dan Thailand Banking Assosiation (TBA). Berbagai masukan yang
berharga dari asosiasi-asosiasi tersebut menjadi pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pangsa pasar produk
agribisnis dan agroindustri serta dukungan pendanaan yang cukup, di samping
kebijakan-kebijakan yang langsung berpengaruh terhadap perdagangan dan
ekspor komoditas.
7. Kebijakan kargo udara. Salah satu elemen penting dari keseluruhan strategi
adalah keterlibatan Thai Airways secara aktif untuk meningkatkan usaha-usaha
itu. Perusahaan penerbangan itu menyediakan ruang istimewa yang dialokasikan
untuk barang-barang yang tak tahan lama, ongkos ditetapkan pada tingkat yang
kompetitif, dan fasilitas cold storage diatur untuk pengiriman.
Hal ini menunjukkan bahwa sukses ekspor produk agribisnis Thailand merupakan
hasil kerja keras bertahun-tahun yang melibatkan banyak pihak (dari raja/ratu
sampai pekerja agribisnis, dari dosen/peneliti sampai masyarakat umum, dan dari
pemerintah/lembaga keuangan sampai pengusaha). Segala upaya yang terus-
menerus itu selalu berorientasi pada pasar. Kebijakan pemerintah secara realistik
dikaitkan dengan kemampuan dan kebutuhan industri. Yang sangat penting adalah
kegiatan agen-agen yang secara langsung melayani industri.
Berbagai kiat positif tersebut diharapkan dapat menjadi pelajaran dan
pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan agribisnis yang
berorientasi pada pasar global, sehingga kinerja agribisnis di Indonesia dalam hal
pemasaran produk agribisnis/agroindustri dapat ditingkatkan. Peningkatan kinerja
pemasaran tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan produktivitas

184
agribisnis di Indonesia, yang selanjutnya akan berdampak positif terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolon.1999. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk


Manajemen Bisnis. Yogyakarta.

Boediono, 1982, Ekonomi Mikro, BPFE-Yogyakarta

Billas, Richard A, 1971, Microeconomic Theory, Mc Graw-Hill Kogkusha.

Davey, K., 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah : Praktek-praktek Internasional


dan Relevansinya bagi Negara Dunia Ketiga, (terjemahan oleh Amalluah, Amin &
Pakpahan), penerbit UI Jakarta.

185
Just Richard E.1982. Applied Economics and Public Policy. New Jersey. Prentice-
Hll,Inc, Englewood Clifts.

Saragih, Bungaran. 1998. “Kumpulan Pemikiran Agribisnis: Paradigma Baru


Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian”. Yayasan Persada Mulia Indonesia

Samuelson & Nordhus, 1995, Mikro Ekonomi, Erlangga.

Sudarman & Algifari, 1991, Ekonomi Mikro-Makro, BPFE-Yogyakarta.

Sunaryo T.2002. Ekonomi Manajerial, Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Jakarta.


Gramedia.

Sjahrir, 1986, Pelayanan dan Jasa-jasa Publik : Telaah Ekonomi serta Implikasi
Sosial Politik, Prisma, no. 12.

Wijaya F & Sudarman A, 1974, Teori Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.

186

You might also like