You are on page 1of 2

Ciri-ciri Karya-karya Plato

 Bersifat Sokratik

Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan
karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.[1]

 Berbentuk dialog

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog.[1] Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena
dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. [1] Oleh karena itu,
menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk
dialog.[1]

 Adanya mite-mite

Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi[1]

Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang
sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk
dialog.[3]

[sunting]Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi


[sunting]Ide-ide

Sumbangsih Plato yang terpenting adalah ilmunya mengenai ide.[4] Pandangan Plato terhadap ide-ide
dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. [4] Ide yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang
dimaksud oleh orang modern.[4] Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan
yang ada di dalam pemikiran saja.[rujukan?] Menurut Platoide tidak diciptakan oleh pemikiran manusia.
[4]
 Ide tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada ide.
[4]
 Ide adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. [1] Ide sudah
ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita.[1]. Ide-ide ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
[1]
 Misalnya, ide tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari ide dua, ide dua itu sendiri tidak dapat
terpisah dengan ide genap.[1] Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara
hubungan ide-ide tersebut.[1] Puncak inilah yang disebut ide yang “indah”.[1] Ide ini melampaui segala ide
yang ada.[1]

[sunting]Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan
oleh panca indera kita.[1] Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada
dunia ideal.[4] Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini.[4] Segala sesuatu yang terdapat dalam
dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati. [4]

[sunting]Dunia Ide
Dunia ide adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. [1] Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua
ide bersifat abadi dan tidak dapat diubah.[1] Hanya ada satu ide “ yang bagus”, “yang indah”.[2] Di dunia
ide semuanya sangat sempurna.[2] Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa
dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konseppikiran, hasil buah intelektual.[2] Misalkan saja konsep
mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".[2]

[sunting]Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan


[sunting]Pandangan Plato tentang Karya Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. [5] Sikapnya terhadap
karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik).[5] Plato memandang negatif karya seni.[5] Ia
menilai karya seni sebagai mimesis mimesos.[5] Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan
dari realita yang ada.[5] Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli.[5] Yang asli itu adalah
yang terdapat dalam ide.[5] Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini. [5]

[sunting]Pandangan Plato tentang Keindahan


Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi, yang
terdapat dalam Philebus.[rujukan?] Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada
dunia ide.[rujukan?] Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam
semesta maupun dalam karya seni.[rujukan?]Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta
ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah. [5]

You might also like