You are on page 1of 125

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang

“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENGETAHUI ADANYA
MISKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA PADA POKOK
BAHASAN PERPINDAHAN KALOR”
SKRIPSI
Ikmalul Hakim

2010
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENGETAHUI
ADANYA MISKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA
PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR.

skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh Sarjana Pendidikan

Prodi Pendidikan Fisika

Oleh

Ikmalul Hakim
4201406500

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, Agustus 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mosik, M.S. Drs. Sri Hendratto, M.Pd.


NIP. 19580724 198303 1 001 NIP. 19470810 197302 1 001

ii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul


Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Media VCD
untuk Mengetahui Adanya Miskonsepsi Fisika Siswa Kelas X SMA pada Pokok
Bahasan Perpindahan Kalor
disusun oleh
Nama : Ikmalul Hakim
NIM : 4201406500
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada
tanggal 20 Agustus 2010.
Panitia :
Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S, M.S. Dr. Putut Marwoto, M.S.


NIP. 19511115 197903 1 001 NIP. 19630821 198803 1 004

Ketua Penguji

Dr. Putut Marwoto, M.S.


NIP. 19630821 198803 1 004

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Mosik, M.S. Drs. Sri Hendratto, M.Pd.


NIP. 19580724 198303 1 001 NIP. 19470810 197302 1 001

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya, bukan jiplakan dan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2010

Ikmalul Hakim
4201406500

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada


Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak
mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan
menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu
pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.
(HR. Ar-Rabii')

2. Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat


menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika
kesempatan bertemu dengan kesiapan.
(Thomas A. Edison)

Persembahan

Skripsi ini aku persembahkan kepada

Kedua orang tuaku yang aku sayangi.

v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, karunia, dan ridhoNya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD dengan Media VCD untuk Mengetahui Adanya Miskonsepsi
Fisika Siswa Kelas X SMA pada Pokok Bahasan Perpindahan Kalor”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan tenaga, pikiran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi S1 di UNNES.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan FMIPA UNNES.
3. Dr. Putut Marwoto, M.S, Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES.
4. Drs. Mosik, M.S, sebagai pembimbing I yang dengan kesabarannya telah
memberikan koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Drs. Sri Hendratto, M.Pd, sebagai pembimbing II yang dengan kesabarannya
telah memberikan koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
6. Dr. Hartono, M.Pd, sebagai dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis selama studi.
7. Kusdiyanto, S.Pd, Kepala Sekolah SMAN 2 Magelang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Drs. Wijayanto Hadi, Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Magelang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

vi
9. Yusuf, S.Pd, guru fisika SMAN 2 Magelang yang telah bersedia memberikan
informasi dan membantu pelaksanaan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X SMAN 2 Magelang Tahun Ajaran 2009/2010.
11. Kekasihku Nur Aeni Yuniarsih yang selalu mendukungku dalam penyusunan
skripsi ini.
12. Mustafa Kemal Pasha dan Yohannes Curie yang telah telah membantu dalam
penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
13. Teman-temanku di Mansion Dream House tercinta Dakocan, Pram, Hasan,
Fuad, Solikin, Dinug, Aji, Titis, Anggra, Wahyu, Budi serta teman- temanku
Fisika khususnya kelas Paralel-A angkatan 2006 yang telah membantu dan
mendukung penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
lembaga, masyarakat, dan para pembaca pada khususnya.

Semarang, Agustus 2010

Penulis

vii
ABSTRAK
Ikmalul Hakim. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Media VCD untuk Mengetahui Adanya Miskonsepsi Fisika Siswa Kelas X SMA
pada Pokok Bahasan Perpindahan Kalor. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Dosen Pembimbing I: Drs. Mosik, M.S, pembimbing II: Drs. Sri Hendratto, M.Pd

Kata kunci: Miskonsepsi, STAD dengan media VCD


Permasalahan pendidikan yang mendasar berkaitan dengan miskonsepsi.
Akan tetapi, sebagian orang berpendapat bahwa kesalahan pemahaman atau
miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep fisika adalah sesuatu yang wajar dan
dapat dianggap sebagai kurang berhasilnya proses belajar mengajar, sehingga
tidak perlu menindaklanjuti hal tersebut. Seiring dengan kemajuan teknologi
informasi sekarang ini, pendekatan yang sesuai untuk dikembangkan adalah
dengan menyajikan fisika dalam berbagai media. Media VCD mungkin cocok
diterapkan pada pembelajaran sains karena banyak konsep yang abstrak dalam
pembelajaran sains. Berdasarkan permasalahan di atas perlu dikembangkan suatu
tindakan yang dapat mengatasi kesulitan belajar fisika siswa berupa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD untuk memberikan
kesempatan kepada siswa dalam mengemukakan gagasan-gagasan terhadap
pemecahan suatu masalah dalam kelompoknya masing-masing.
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 6 kelas. Sampel
dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling yaitu dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Secara acak memilih
satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X-F yang terdiri dari 33 peserta
didik dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas X-B yang terdiri dari 33
peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase miskonsepsi siswa kelas
kontrol sebesar 31% lebih kecil daripada prosentase miskonsepsi siswa kelas
eksperimen yaitu sebesar 38%. Hal ini juga menunjukan bahwa rata-rata kelas
eksperimen dengan kelas kontrol berbeda. Dimana rata-rata kelompok kontrol
adalah 60,03 lebih baik daripada kelompok eksperimen adalah 56,21. Penggunaan
media VCD dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menimbulkan
miskonsepsi yang lebih besar daripada pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan metode demonstrasi.
Disarankan dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan media VCD sebaiknya guru mengkaji terlebih dahulu kekurangan yang
terdapat didalam VCD dan mengkoreksinya sehingga tidak menimbulkan salah
pemahaman yang meluas terhadap siswa. Serta agar dapat lebih mengetahui
pemahaman konsep siswa selain hanya menggunakan tes diagnostik tertulis juga
perlu diadakan tes diagnostik dengan teknik wawancara.

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan penelitian ...................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
1.5. Penegasan Istilah ....................................................................... 5
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 8
2.1. Belajar dan Pembelajaran ......................................................... 8
2.2. Pembelajarasn Kooperatif tipe STAD ...................................... 9
2.3. Media Pembelajaran ................................................................. 12
2.4. Media VCD ............................................................................... 13
2.5. Tinjauan tentang Konsep .......................................................... 14
2.6. Derajat Pemahaman .................................................................. 18
2.7. Perpindahan Kalor .................................................................... 21
2.8. Kesalahpahaman Perpindahan Kalor ........................................ 24
2.9. Kerangka Berfikir ..................................................................... 25
2.10. Hipotesis ................................................................................... 26

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 27
3.1. Subjek Penelitian dan Setting Penelitian .................................. 27
3.2. Desain Penelitian ...................................................................... 27
3.3. Identifikasi Variabel ................................................................. 28
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................. 28
3.5. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 29
3.6. Instrumen Penelitian ................................................................. 30
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 34
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................... 34
4.2. Pembahasan .............................................................................. 39
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 63
5.1. Simpulan ................................................................................... 63
5.2. Saran ......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase utama dalam proses pembelajaran kooperatif........................ 10
Tabel 2.2 Derajat pemahaman dan indikator secara umum ........................... 19
Tabel 2.3 Derajat pemahaman dan indikator secara khusus .......................... 20
Tabel 3.1 Desain penelitian eksperimen random terhadap subjek ................. 27
Tabel 3.2 Penskoran tes objektif beralasan .................................................... 30
Tabel 4.1 Prosentase pemahaman siswa kelas eksperimen tentang
perpindahan kalor ......................................................................... 34
Tabel 4.2 Prosentase pemahaman siswa kelas kontrol tentang
perpindahan kalor .......................................................................... 36

xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Contoh peta konsep suhu dan kalor............................................ 16

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Penetapan Pembimbing .......................................................................... 68


2. Surat Ijin Penelitian................................................................................ 69
3. Surat keterangan telah melakukan penelitian ........................................ 70
4. Daftar peserta didik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ....... 71
5. Daftar nama kelompok belajar kelas eksperimen .................................. 72
6. Daftar nama kelompok belajar kelas kontrol ......................................... 73
7. Silabus dan penilaian kelas eksperimen ................................................. 74
8. RPP kelas eksperimen ............................................................................ 75
9. Silabus dan penilaian kelas kontrol........................................................ 80
10. RPP kelas kontrol................................................................................... 81
11. Kisi- kisi soal instrument ....................................................................... 86
12. Instrumen Penelitian .............................................................................. 87
13. Jawaban Instrumen Penelitian................................................................ 95
14. Data awal kelas eksperimen dan kontrol ............................................... 98
15. Uji kesamaan dua varians data awal ...................................................... 99
16. Data Penelitian kelas eksperimen .......................................................... 100
17. Data Penelitian kelas kontrol ................................................................. 101
18. Data akhir hasil tes diagnostik ............................................................... 102
19. Analisis miskonsepsi kelas eksperimen ................................................. 103
20. Analisis miskonsepsi kelas kontrol ........................................................ 104
21. Prosentase miskonsepsi kelas eksperimen ............................................. 105
22. Prosentase miskonsepsi kelas kontrol .................................................... 106
23. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen ........................................... 107
24. Uji normalitas data akhir kelas kontrol .................................................. 108
25. Uji perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol ................. 109
26. Surat keterangan ujian sarjana ............................................................... 110

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisika adalah bidang studi yang memang sulit, tetapi apa sumber kesulitan

di dalam belajar fisika jarang diselidiki. Sering dikatakan bahwa fisika sulit

karena penggunaan matematika di dalamnya, atau siswa tidak dapat menghitung,

atau fisika tidak menarik. Penelitian dari dua dasawarsa dan sejarah fisika

memperlihatkan bahwa salah satu sumber kesulitan utama adalah terjadinya

miskonsepsi.

Permasalahan pendidikan yang mendasar berkaitan dengan salah

pemahaman konsep. Akan tetapi, sebagian orang berpendapat bahwa kesalahan

pemahaman siswa terhadap suatu konsep fisika adalah sesuatu yang wajar dan

dapat dianggap sebagai kurang berhasilnya proses belajar mengajar, sehingga

tidak perlu menindaklanjuti hal tersebut. Satu hal yang perlu dicatat ialah

kesalahan pemahaman konsep oleh siswa secara konsisten akan mempengaruhi

efektivitas proses belajar selanjutnya dari siswa yang bersangkutan. Pemahaman

yang salah atau yang berbeda dari pemahaman para ahli tidak mudah untuk

dilupakan dan diganti dengan pemahaman baru dan benar dari kacamata

masyarakat ilmiah.

Penelitian tentang miskonsepsi dilakukan oleh Jasien dan Oberem (2002)

menemukan bahwa para siswa dan para guru fisika kesulitan dalam menjelaskan

konsep suhu dan kalor. Penelitian mengenai miskonsepsi suhu dan kalor juga

1
2

telah dilakukan Ed van den Berg dan Kristyanto Sidkenu Boko dengan subjek

penelitian 137 siswa SMP dan SMA. Hasil pengujian pilihan ganda, esai, dan

wawancara menghasilkan gambaran yang konsisten mengenai konsepsi siswa.

Antara lain mereka mencampur-adukkan konsep suhu dan kalor dan siswa belum

memahami kesetimbangan termal, kalor jenis dll. Hasil siswa SMP dan siswa

SMA tidak jauh berbeda dan mirip dengan penelitian sejenis diluar negeri.

Menurut Jean Piaget (Masril, 2002) bahwa penyampaian informasi yang

kurang jelas dan kurang lengkap yang diterima oleh siswa dalam proses belajar

diduga sebagai penyebab miskonsepsi. Bahkan pemilihan strategi pembelajaran

yang kurang tepat misalnya pemilihan media pembelajaran di kelas dapat

mengganggu proses berpikir siswa dalam memahami konsep-konsep fisika yang

dipelajari.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, pendekatan yang

sesuai untuk dikembangkan adalah dengan menyajikan fisika dalam berbagai

media. Media VCD mungkin cocok diterapkan pada pembelajaran sains karena

banyak konsep yang abstrak dalam pembelajaran sains. Dengan media VCD siswa

diharapkan mampu menerangkan gagasannya melalui pengalaman belajar dengan

melihat media pembelajaran. Karena melalui media VCD siswa dapat melihat

fenomena alam tanpa harus pergi kelapangan,sehingga pengalaman belajar siswa

diharapkan bisa lebih kongkret. Banyak hal-hal positif dari pemanfaatan media

VCD untuk pengajaran sains. Sekalipun demikian ada hal penting yang mesti kita

antisipasi yakni munculnya miskonsepsi dan menurunnya motivasi pada

praktikum yang sessungguhnya.


3

Aldrich dan Rogers Yvonne dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

kelemahan media VCD dalam pembelajaran sains antara lain praktikum dilakukan

hanya pada keadaan ideal. Di dalam media VCD animasi dan simulasi hanyalah

suatu tiruan dari keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak

akan mampu mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan tiruan inilah yang

memunculkan miskonsepsi.

Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya dikembangkan suatu tindakan yang

dapat mengatasi kesulitan belajar fisika siswa berupa penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan media VCD untuk memberikan kesempatan kepada

siswa dalam mengemukakan gagasan-gagasan terhadap pemecahan suatu masalah

dalam kelompoknya masing-masing.

Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai

“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN

MEDIA VCD UNTUK MENGETAHUI ADANYA MISKONSEPSI FISIKA

SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN

KALOR”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD

dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa?


4

2. Apakah ada perbedaaan miskonsepsi fisika siswa yang diberikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui ada tidaknya miskonsepsi fisika pada siswa sebagai akibat

penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD.

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaaan miskonsepsi fisika siswa yang

diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Pendidik atau calon pendidik: hasil penelitian ini dapat memberikan

gambaran atau informasi tentang miskonsepsi fisika sebagai akibat

penggunaan media VCD pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga

pemahaman siswa mengenai konsep dan materi fisika dapat ditingkatkan.

2. Lembaga pendidikan: guna memberikan informasi awal dan bahan referensi

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kondisi objektif di

lapangan bagi pihak-pihak tertentu yang bermaksud mengembangkan atau

melakukan penelitian serupa di tempat lain.


5

1.5. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk memperoleh pengertian tentang istilah

sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca. Istilah-

istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran dengan menempatkan

siswa untuk belajar bersama-sama dalam kelompok yang beranggotakan tiga

sampai lima siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar

belakang yang berbeda.

2. Media VCD (Video Compact Disk) adalah bahan ajar yang merupakan

kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar animasi,

dan video) dimana pengoperasiannya perlu alat untuk menayangkan seperti

TV, VCD, Komputer, dan proyektor. VCD pembelajaran yang digunakan

peneliti adalah VCD Pesona Fisika.

3. Miskonsepsi Siswa adalah konsepsi siswa (biasanya muncul dari

pengalaman sehari-hari) terhadap konsep fisika yang berhubungan tetapi

bertentangan dengan konsepsi para pakar fisika, hanya dapat ditemukan

dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya

serta tidak dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud

miskonsepsi fisika siswa ialah miskonsepsi pada pokok bahasan

Perpindahan kalor.
6

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan,

bagian isi, dan bagian akhir skripsi:

1. Bagian pendahuluan skripsi terdiri dari: halaman judul, halaman

pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar Lampiran.

2. Bagian isi skripsi terdiri dari:

Bab 1 : Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan.

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Berisi tentang pengertian belajar dan pembelajaran, pembelajaran

kooperatif tipe STAD, media pembelajaran, pengertian konsep,

peta konsep, konsepsi dan miskonsepsi, derajat pemahaman,

perpindahan kalor dan kesalahpahaman perpindahan kalor.

Bab 3 : Metode penelitian

Berisi objek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen

penelitian, dan teknik analisis data.

Bab 4 : Hasil dan Pembahasan

Berisi hasil dari penelitian dan pembahasan dari hasil tersebut

antara lain yaitu prosentase miskonsepsi siswa, uji hipotesis, dan

pembahasan tiap item soal penelitian.


7

Bab 5 : Penutup

Kesimpulan dan saran berisi hal-hal yang menjawab permasalahan

penelitian dan saran dari penelitian yang dilakukan.

3. Bagian akhir skripsi terdiri dari : Daftar pustaka dan lampiran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Belajar dan Pembelajaran

2.1.1. Belajar

Menurut Gagne dan Berliner dalam Catharina (2006:2) belajar

didefinisikan sebagai suatu proses perubahan perilakunya suatu organisme akibat

suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan

belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,

pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-

pengalaman sebelumnya, sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan

dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.

1. belajar adalah perubahan tingkahlaku;

2. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena

pertumbuhan;

3. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu

yang cukup lama.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan pengertian

belajar adalah sebagai berikut: Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan maupun

pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk

memperoleh tujuan tertentu.

8
9

2.1.2. Pembelajaran

Briggs dalam Sugandi (2006:9) mengartikan pembelajaran adalah suatu

sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat

internal.

2.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran dengan

menempatkan siswa untuk belajar bersama-sama dalam kelompok yang

beranggotakan tiga sampai lima siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis

kelamin atau latar belakang yang berbeda. Tujuan penting dari pembelajaran

kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama,

(Nurhadi, 2004:112).

Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah STAD (Student Team Achievement Division). Pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert

Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana jika dibandingan dengan pembelajaran

kooperatif tipe lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif secara singkat dapat dibagi dalam 6

fase utama yang mencakup kegiatan siswa dan kegiatan guru selama pelaksanaan

pembelajaran kooperatif. Fase utama secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1.
10

Tabel 2.1 Fase utama dalam proses pembelajaran kooperatif

FASE KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA


Fase 1 Guru menyampaikan tujuan Siswa memperhatikan
Menyampaikan pembelajaran yang ingin penjelasan dari guru
Tujuan dan dicapai dan memotivasi tentang tujuan belajar
memotivasi siswa siswa. yang harus dicapai.
Fase 2 Guru menyajikan informasi Siswa memperhatikan
Menyajikan kepada siswa baik dengan informasi dan penjelasan
informasi media. dari guru secara aktif.

Fase 3 Guru menjelaskan pada siswa Siswa membentuk


Mengorganisasikan bagaimana caranya kelompok-kelompok
siswa dalam membentuk kelompok belajar belajar dengan bantuan
kelompok- dan membantu setiap dari guru.
kelompok belajar kelompok agar melakukan
transisi yang efisien.
Fase 4 Guru membimbing Siswa mengerjakan tugas
Membantu kerja kelompok- kelompok belajar yang diberikan guru
kelompok dalam pada saat siswa mengerjakan dalam kelompok belajar
belajar tugas. yang telah dibentuk.

Fase 5 Guru mengevaluasi hasil Siswa menerima hasil


Evaluasi belajar tentang materi yang evaluasi belajarnya atau
telah dipelajari atau tiap mempresentasikan hasil
kelompok mempresentasikan kerjanya.
hasil kerjanya.

Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk Siswa dapat termotivasi


Memberikan menghargai baik upaya untuk belajar dengan
penghargaan maupun adanya penghargaan dari
hasil belajar individu dan guru.
kelompok.
(Ibrahim, 2000).
11

Penggunaan model pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan agar siswa

mampu bekerjasama dengan teman lain dalam mencapai tujuan bersama. Adapun

keuntungan penggunaan model pembelajaran kooperatif adalah :

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas suatu masalah.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan

penelitian mengenai suatu masalah.

3. Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

berdiskusi.

4. Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan sebagai individu serta

kebutuhannya dalam belajar.

5. Siswa lebih aktif bergabung dengan teman mereka dalam pelajaran,

mereka lebih aktif berpartisipasi dalam berdiskusi.

6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa

menghargai dan menghormati antar siswa, dimana mereka telah saling

bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Tetapi disamping adanya keuntungan dalam pembelajaran kooperatif,

pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan - kelemahan antara lain

sebagai berikut :

1. Kerja kelompok seringkali hanya melibatkan kepada siswa yang mampu,

sebab mereka cukup memimpin dan mengarahkan kepada mereka yang

kurang mampu.
12

2. Strategi ini kadang - kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang

berbeda beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.

3. Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa

memimpin kelompok atau bekerja sendiri.

2.3. Media Pembelajaran

Belajar adalah proses mengolah informasi yang dikonsumsi setiap anak

didik. Informasi-informasi tidak datang dengan sendirinya, tetapi dapat diperoleh

dari berbagai sumber. Salah satu sumber belajar yang dapat memperkaya

wawasan anak didik adalah media pembelajaran. Peranan media tidak akan

terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai acuan

dalam menggunakan media.

Manfaat media dalam proses belajar mengajar antara lain :

1. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai

penarik perhatian dan membuat siswa terjaga dan memperhatikan.

2. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan dengan

baik, spesifik dan jelas.

3. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain


13

4. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme (Arsyad, 2002).

Media pembelajaran dalam pembelajaran sains merupakan sarana yang

berfungsi menyampaikan informasi belajar dapat memberikan kontribusi positif

dalam proses pembelajaran yang interaktif, efektif dan menumbuhkan rasa ingin

tahu siswa terhadap konsep-konsep sains yang ditunjukkan oleh media tersebut.

2.4. Media VCD

VCD (Video Compact Disk) adalah bahan ajar yang merupakan kombinasi

dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar animasi, dan video) dimana

pengoperasiannya perlu alat untuk menayangkan seperti TV, VCD, Komputer,

dan proyektor (Majid, 2004:182). Beberapa persepsi guru dan siswa di dalam

pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran sains diberikan oleh Barton dalam

Pramono (2004:10) di bawah ini :

Manfaat dari visualisasi :

1. Membuat yang tidak terlihat menjadi terlihat

2. Menghadirkan reaksi yang tak nampak di dalam lab

3. Animasi menambah pemahaman

4. Gambar menambah pemahaman suatu konsep abstrak

5. Memungkinkan visualisasi yang terlalu kecil, terlalu cepat, terlalu lamban

atau terlalu berbahaya


14

Motivasi yang muncul:

1. Menimbulkan antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan

2. Mendorong siswa untuk mendapatkan jawaban atas ketertarikan mereka

3. Siswa merasakan suasana menyenangkan (fun)

4. Mendorong siswa untuk tetap fokus pada materi

5. Suatu tool pembelajaran untuk menghadirkan ide-ide yang sukar.

Banyak hal-hal positif dari pemanfaatan multimedia untuk pembelajaran

sains. Sekalipun demikian ada hal penting yang mesti kita antisipasi yakni :

munculnya miskonsepsi dan menurunnya motivasi pada praktikum yang

sessungguhnya. Di dalam media VCD animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan

dari keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak akan mampu

mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan tiruan inilah yang memunculkan

miskonsepsi.

2.5. Tinjauan tentang Konsep

2.5.1. Konsep

Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-

ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh

suatu tanda atau simbol (Ausubel et al., 1978). Jadi konsep merupakan abstraksi

dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang

memungkinkan manusia berfikir (bahasa adalah alat berfikir).


15

2.5.2. Hubungan antar konsep

Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan

dengan konsep-konsep yang lain. Misalnya, “meja” berhubungan dengan semua

ciri yang diperlukan untuk memerikannya, misalnya bentuk, jenis bahan, warna,

fungsinya (meja tulis, meja makan), besarnya, dst. Maka setiap konsep dapat

dihubungkan dengan banyak konsep lain dan hanya mempunyai arti dalam

hubungan dengan konsep-konsep lain. Semua konsep bersama membentuk

semacam jaringan pengetahuan di dalam kepala manusia. Semakin lengkap,

terpadu, tepat dan kuat hubungan konsep-konsep dalam ingatan seseorang,

semakin pandai orang itu.

2.5.3. Belajar konsep

Sering para pelajar hanya menghafalkan definisi konsep tanpa

memperhatikan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep-konsep lainnya.

Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan konsep yang telah ada dalam

ingatan siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa hubungan dengan konsep

lainnya. Maka konsep yang baru tersebut tidak dapat digunakan oleh siswa dan

tidak mempunyai arti, sebab arti konsep berasal dari hubungan dengan konsep-

konsep lain.

2.5.4. Peta Konsep

Peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan antara

beberapa konsep. Misalnya, konsep kalor dapat digambarkan bersama

hubungannya dengan konsep-konsep yang lain (Gambar 2.1). Hubungan antar

konsep dapat dirincikan dalam pernyataan-pernyataan. Tentu pada tingkat SMA


16

guru harus membatasi jumlah konsep dan hubungan diantaranya yang diajarkan.

Dengan membuat peta konsep yang lengkap dulu, pengajar dapat memutuskan

bagian mana dari peta yang akan diajarkan dan bagian mana yang terpaksa

(sementara) diabaikan. Tentu pengajar yang ingin mengajarkan semua konsep dan

hubungannya sekaligus tidak akan berhasil.

Suhu
Zat padat

macam
Pemuaian Zat cair

Gas
Berhubungan

Perubahan suhu
Kalor jenis dan
kapasitas kalor
Transfer
macam

Kalor Asas Black


Energi

Kalor Laten
Dapat menyebabkan

Konduksi
Perubahan Perpindahan
macam

wujud zat Kalor Konveksi

Radiasi
macam

Mencair Membeku Menguap Mengembun Menyublim

Gambar 2.1 Contoh Peta Konsep


17

2.5.5. Konsepsi

Tafsiran perorangan terhadap banyak konsep berbeda-beda. Misalnya

penafsiran konsep “ibu” atau “cinta” atau “keadilan” berbeda untuk setiap orang.

Tafsiran konsep oleh setiap orang disebut konsepsi. Walaupun dalam fisika

kebanyakan konsep memiliki arti yang jelas, yang sudah disepakati oleh pakar

fisika, tetapi konsepsi siswa/mahasiswa berbeda-beda. Misalnya tafsiran siswa

(konsepsi siswa) mengenai konsep kalor berbeda dari tafsiran guru atau buku.

2.5.6. Miskonsepsi

Memang konsepsi siswa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan.

Konsepsi fisikawan pada umumnya akan lebih kompleks, lebih rumit, melibatkan

lebih banyak hubungan antar konsep daripada siswa. Kalau konsepsi siswa adalah

sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan, konsepsi siswa tidak dapat

disebut salah. Tetapi kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi para

fisikawan dikatakan sebagai miskonsepsi (misconception). Biasanya miskonsepsi

menyangkut kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep.

2.5.7. Prakonsepsi

Dari banyak penelitian (misalnya Osborne, 1982; Minstrell, 1982) ternyata

siswa sudah mempunyai konsepsi mengenai konsep-konsep fisika sebelum

mereka mengikuti pelajaran fisika di sekolah. Sebelum siswa mengikuti pelajaran

mekanika seperti pokok bahasan benda yang jatuh, benda yang bergerak serta

gaya, siswa sudah mengembangkan konsepsi seperti kecepatan dan gaya yang

belum tentu sama dengan konsepsi fisikawan. Konsepsi semacam ini disebut

prakonsepsi.
18

2.6. Derajat Pemahaman

Menurut Abraham dan Marek (1992), derajat pemahaman siswa dapat

digolongkan menjadi enam derajat pemahaman, yaitu :

a) Memahami konsep

b) Memahami sebagian tanpa salah konsep

c) Memahami sebagian ada salah konsep

d) Miskonsepsi

e) Tidak memahami

f) Tidak ada respon

Derajat pemahaman a) dan b) termasuk kategori memahami, derajat

pemahaman c) dan d) termasuk kategori miskonsepsi, serta derajat pemahaman e)

dan f) termasuk kategori tidak memahami.


19

Secara lengkap derajat pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Derajat pemahaman dan indikator secara umum

Derajat Pemahaman Indikator

a. Tidak ada respon 1. Tidak ada jawaban atau kosong

1. Mengulang pertanyaan

b. Tidak memahami 2. Menjawab tetapi tidak berhubungan

dengan pertanyaan dan tidak jelas

Menjawab dengan penjelasan yang


c. Miskonsepsi
bertentangan dengan konsepsi para ahli

Jawaban menunjukkan konsep yang dikuasai


d. Memahami sebagian ada
tetapi ada pernyataan dalam jawaban yang
miskonsepsi
menunjukkan miskonsepsi

Jawaban menunjukkan hanya sebagian


e. Memahami sebagian
konsep yang dikuasai tanpa ada miskonsepsi

Jawaban menunjukkan semua konsep


f. Memahami konsep
dipahami dengan semua jawaban benar
20

Berdasarkan pengelompokan diatas, maka dapat ditentukan derajat

pemahaman konsep dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Derajat pemahaman dan indikator secara khusus

Derajat Pemahaman Indikator

1. Tidak memahami a. Tidak ada jawaban atau kosong

b. Mengulang pertanyaan

c. Menjawab tetapi tidak berhubungan dengan

pertanyaan atau tidak jelas

2. Miskonsepsi a. Menjawab dengan penjelasan yang

bertentangan dengan konsepsi para ahli

b. Penjelasan menunjukkan ada konsep yang

dikuasai, tetapi ada pernyataan dalam

jawaban yang menunjukkan miskonsepsi

3. Memahami a. Jawaban menunjukkan hanya sebagian

konsep yang dikuasai tanpa adanya

miskonsepsi

b. Jawaban menunjukkan konsep dipahami

dengan semua penjelasan benar


21

2.7. Perpindahan Kalor

2.7.1. Pengertian Perpindahan Kalor

Perpindahan energi dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih

dingin ketika kedua benda bersentuhan satu sama lain sampai suhunya sama dan

kesetimbangan termal tercapai.

2.7.2. Cara Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor berlangsung melalui tiga cara yaitu konduksi, konveksi,

dan radiasi. Masing-masing penjabarannya sebagai berikut :

2.7.2.1. Konduksi

Perpindahan kalor melalui suatu zat padat, tetapi bagian-bagian zat itu

tidak ikut berpindah. Dalam skala mikroskopis, konduksi terjadi karena satu atom

bergerak cepat dan berinteraksi dengan atom-atom tetangga. Dari interaksi ini,

maka kalor dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Berdasarkan

kemampuan menghantarkan kalor, zat padat dibedakan menjadi 2 yaitu :

i. Konduktor : bahan- bahan yang mudah menghantarkan kalor.

Contoh : besi, tembaga, alumunium dll.

ii. Isolator : bahan-bahan yang sukar atau tidak dapat menghantarkan kalor.

Contoh : kayu, batu, kertas, plastik dll.

Pada bahan konduktor, perpindahan kalor terjadi melalui elektron-elektron

bebas dan laju kalor konduksinya dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan ini :
22

𝑸 𝒌𝑨𝚫𝑻
=
𝒕 𝒅

Dengan : Q : kalor (J)

t : waktu (s)

k : konduktivitas termal (W/m K)

A : luas permukaan (m2)

d : panjang/tebal bahan (m)

Δ𝑇 : perbedaan suhu (K)

2.7.2.2. Konveksi

Konveksi merupakan perpindahan kalor dengan perpindahan massa zat.

Konveksi hanya dapat terjadi pada zat cair dan gas. Konveksi dibedakan menjadi

2 yaitu :

i. Konveksi alamiah : aliran fluida terjadi karena perbedaan suhu.

Contohnya : konveksi gas pada angin laut dan angin darat.

ii. Konveksi paksa : aliran fluida diarahkan secara sengaja untuk tujuan

tertentu dengan menggunakan alat.

Contohnya : pengering rambut.

Laju kalor konveksi ketika suatu benda panas memindahkan kalor ke

fluida di sekitarnya dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

𝑸
= 𝒉𝑨∆𝑻
𝒕
23

Dengan : Q : kalor (J)

t : waktu (s)

h : koefisien konveksi (W/m2 K)

A : luas permukaan (m2)

Δ𝑇 : perbedaan suhu (K)

2.7.2.3. Radiasi

Radiasi merupakan salah satu mekanisme perpindahan kalor dalam bentuk

gelombang elektromagnetik tanpa melalui zat perantara. Contohnya : panas

matahari dapat mencapai ke bumi dengan mekanisme radiasi, sehingga mampu

melewati ruang hampa.

Radiasi kalor memenuhi hukum Stefan-Boltzmann, yaitu energi yang

dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap

satuan waktu (Q/t) sebanding dengan luas permukaan (A) dan sebanding dengan

pangkat empat suhu mutlak permukaan itu (T4). Hukum Stefan-Boltzmann dapat

dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

𝑸
= 𝝈𝑨𝑻𝟒
𝒕

Dengan : 𝝈 = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2K4)

Persamaan di atas hanya berlaku untuk benda hitam sempurna. Benda hitam

sempurna adalah benda yang mampu menyerap dan memancarkan kalor secara

sempurna.
24

Untuk benda yang bukan benda hitam sempurna, maka berlaku persamaan

berikut :

𝑸
= 𝒆𝝈𝑨𝑻𝟒
𝒕

Dengan :e : emisivitas (0 ≤ 𝑒 ≤ 1)

Emisivitas adalah ukuran suatu pancaran radiasi kalor suatu benda dibandingkan

dengan benda hitam sempurna. Untuk benda hitam sempurna e = 1.

2.8. Kesalahpahaman Perpindahan Kalor

Dalam Pembelajaran fisika, banyak konsepsi siswa tentang konsep fisika

mengalami miskonsepsi. Jika miskonsepsi tersebut tidak mendapat perhatian

dalam pembelajaran, miskonsepsi tersebut semakin resisten, dan dapat bermuara

pada rendahnya kompetensi siswa.

Sejumlah peneliti ( Tiberghien, 1983, 1985; Erickson, 1979, 1980; Stavy

& Berkovitz, 1980; Shayer & Wylam, 1981; Duit, 1986) dalam Ed van den Berg

(1991) telah meneliti konsepsi (dan miskonsepsi) siswa mengenai suhu dan kalor.

Antara lain mereka menemukan konsepsi-konsepsi berikut:

1. Suhu dan kalor sulit bedakan. Dalam bahasa sehari-hari juga demikian.

Kata panas kadang-kadang berarti suhu, kadang-kadang berarti energi

kalor.

2. Kalor masih sering dianggap suatu fluida (materi) seperti pandangan

fisikawan sebelum pertengahan abad ke-19. Ada juga siswa yang

membedakan antara kalor panas dan kalor dingin yang masing-masing

dianggap dapat mengalir tersendiri.


25

3. Kalor adalah energi dari benda panas.

4. Suhu adalah ukuran dari campuran kalor panas (heat) dan kalor dingin

(cold). Kalor panas mengalir dari benda panas ke benda dingin sedangkan

arah arus kalor dingin sebaliknya.

5. Suhu sering kali dianggap sebagai variabel ekstensif yang besarnya

berhubungan dengan jumlah materi (massa). Misalnya, jika 1 liter air

dengan suhu 600C dipisahkan dalam dua kali ½ liter, ada siswa yang

berpendapat bahwa suhu masing-masing bagian menjadi 300 C.

2.9. Kerangka Berfikir

Pembelajaran Fisika

Strategi pembelajaran

Fisika sulit dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


tidak menarik

Media VCD

Tidak tepat Tepat


Miskonsepsi siswa

Pemahaman konsep fisika


siswa meningkat
26

2.10. Hipotesis

Dari rumusan permasalahan dalam penelitian ini yang didukung dengan

teori – teori dalam tinjauan pustaka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dapat

menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

2. Ada perbedaaan miskonsepsi fisika yang signifikan antara siswa yang

diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan

siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD metode

demonstrasi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 . Subjek Penelitian dan Setting Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi fisika

pada siswa sebagai akibat penerapan pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan media VCD pembelajaran di kelas X pada suatu SMA di wilayah

Magelang pada pokok bahasan perpindahan kalor.

3.2 . Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan

rancangan eksperimen Random terhadap Subjek. Dalam penelitian ini subjek

digolongkan dalam 2 kelompok, 1 kelompok eksperimen diberikan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan media VCD, 1 kelompok kontrol yang diberikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi.

Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain penelitian eksperimen random terhadap subjek

Group Treatment Tes

Eksperimen X1 T
R
Kontrol X2 T

Sumber : Metodologi penelitian (Arikunto, 2006 : 87)

27
28

Keterangan

X1 : Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD.

X2 : Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi.

T : Tes diagnostik

3.3 . Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan media VCD dan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan metode demonstrasi. Adapun variabel terikat adalah

miskonsepsi siswa.

3.4 . Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh siswa kelas X SMA

Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 6 kelas. Sampel

dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling yaitu dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Secara acak memilih

satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X-F yang terdiri dari 33 peserta

didik dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas X-B yang terdiri dari 33

peserta didik.
29

3.5 . Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

3.5.1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya. (Arikunto 2002 :

236). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh

jumlah, nama dan kelas siswa. Metode dokumentasi ini digunakan untuk

mengetahui nama siswa dan jumlah siswa, serta dokumen lain yang diperlukan

dalam penelitian.

3.5.2. Metode tes

Tes yang digunakan untuk mengetahui miskonsepsi siswa adalah tes

diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan

tersebut dapat diberikan pemberian perlakuan yang tepat (Arikunto 2002: 34).

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif beralasan. Jadi

siswa diminta menjawab soal dengan memilih salah satu dari beberapa pilihan

jawaban kemudian siswa diminta memberi alasan mengapa memilih jawaban

tersebut.
30

3.6 . Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji instrumentasi, tetapi

instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing. Hal ini dilakukan karena jika

dilakukan uji instrumentasi memungkinkan terjadinya miskonsepsi pada objek uji

coba sehingga dikhawatirkan instrumen menjadi tidak valid. Bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif beralasan.

Berdasarkan derajat pemahaman maka penskoran untuk tes objektif

beralasan adalah dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penskoran tes objektif beralasan

Jawaban Siswa
Skor
Jawaban benar, penjelasan jawaban menunjukkan bahwa konsep
4
yang dipahami benar

Jawaban benar, penjelasan jawaban menunjukkan hanya sebagian


3
konsep yang dipahami dan tidak menunjukkan adanya miskonsepsi

Jawaban benar dan penjelasan jawaban siswa menunjukkan


2
miskonsepsi tetapi tidak menyimpang jauh dari konsep pakar fisika

- Jawaban benar tetapi tidak memberikan penjelasan atau

penjelasan tidak berhubungan dengan pertanyaan


1
- Jawaban salah dan penjelasan jawaban siswa menunjukkan

miskonsepsi yang menyimpang jauh dari konsep pakar fisika

- Jawaban salah dan penjelasan tidak berhubungan dengan

pertanyaan atau tidak ada penjelasan. 0

- Jawaban maupun penjelasan kosong


31

3.7 . Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian meliputi :

3.7.1. Uji Persyaratan Analisis

Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel

(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) berasal dari populasi yang sama.

Hal ini bisa diketahui dengan adanya varians dan rata-rata yang dimiliki oleh

populasi tidak berbeda secara signifikan. Pada perhitungan tahap awal terlebih

dahulu dilakukan uji homogenitas populasi, uji normalitas.

3.7.1.1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas berfungsi untuk menguji homogen atau tidaknya data

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫
𝐅𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 = (Sudjana, 1996: 250)
𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥

Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan Ftabel dengan

α = 5% dengan dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi dengan satu

dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika Fhitung> Ftabel

berarti tidak homogen, dan jika Fhitung < Ftabel berarti homogen.

3.7.1.2. Uji Normailtas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran skor kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak. Penggunaan uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui teknis analisis statistik yang akan


32

digunakan pada data akhir. Dihitung dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat.

Rumus :

𝟐
𝟐
𝒇𝒐 − 𝒇𝒉
𝝌 = 𝚺 (Arikunto 2006 ∶ 290)
𝒇𝒉

Keterangan :

2 = Chi-kuadrat

fo = frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh = frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan

dalam populasi

Jika harga χ2hitung < χ2tabel, dengan derajat kebebasan dk=k–1 dan taraf

signifikansi 5%, berarti distribusi data dinyatakan normal. Jika data berdistribusi

normal maka teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik

dan apabila datanya berdistribusi tidak normal maka teknik analisis statistik yang

digunakan adalah statistik non parametrik.

3.7.2. Teknik Analisis Statistik

Untuk menguji perbedaan miskonsepsi kelas eksperimen dengan kelas

kontrol dapat diuji dengan menggunakan Rumus Uji-t. Menurut Sugiyono (2005:

119), dirumuskan sebagai berikut :

𝒙𝟏 − 𝒙𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝟐 𝟐
𝒏𝟏 − 𝟏 𝒔𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒔𝟐 𝟏 𝟏
𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒏𝟏 + 𝒏𝟐

Keterangan :

t : Nilai t hitung

𝑥1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen


33

𝑥2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol

𝑠1 2 : Varian data pada kelompok eksperimen

𝑠2 2 : Varian data pada kelompok kontrol

𝑠1 : Standar Deviasi pada kelompok eksperimen

𝑠2 : Standar Deviasi pada kelompok kontrol

𝑛1 : Banyaknya suyek pada kelompok eksperimen

𝑛2 : Banyaknya subyek pada kelompok kontrol

Harga t yang diperoleh dibandingkan dengan t tabel dengan taraf

signifikansi α=5% dengan dk=n1+n2-2. Jika harga thitung<-ttabel atau thitung>ttabel

maka dapat disimpulkan ada perbedaaan miskonsepsi antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen yang signifikan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Miskonsepsi

Hasil tes diagnostik miskonsepsi siswa tentang perpindahan kalor pada

siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 2 Magelang tahun 2009/2010 adalah

sebagai berikut.

4.1.1.1.Kelompok eksperimen

Tabel 4.1. Tabel Prosentase Pemahaman Siswa tentang Perpindahan Kalor Tiap
Item Soal
Prosentase
No.
Memahami (%) Miskonsepsi (%) Tidak Memahami (%)
1 42 45 12
2 33 48 18
3 55 30 15
4 39 42 18
5 48 36 15
6 30 52 18
7 48 36 15
8 45 45 9
9 27 64 9
10 36 58 6
11 58 36 6
12 85 0 15
13 36 45 18
14 45 39 15

34
35

Tabel 4.1. Lanjutan


Prosentase
No.
Memahami (%) Miskonsepsi (%) Tidak Memahami (%)
15 58 30 12
16 27 33 39
17 61 27 12
18 58 27 15
19 55 33 12
20 73 15 12
21 55 36 9
22 18 55 27
23 27 55 18
24 48 27 24
25 30 48 21
Rata-rata 46 38 16

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, rata-rata siswa yang mengalami

miskonsepsi sebesar 38%. Pembahasan tentang miskonsepsi yang dialami siswa

akan dibahas pada bagian lain bab ini.


36

4.1.1.2.Kelompok Kontrol

Tabel 4.2. Tabel Prosentase Pemahaman Siswa tentang Perpindaham Kalor Tiap
Item Soal
Prosentase
No.
Memahami (%) Miskonsepsi (%) Tidak Memahami (%)
1 55 33 12
2 45 45 9
3 58 33 9
4 61 24 15
5 58 24 18
6 52 36 12
7 61 24 15
8 45 39 15
9 33 55 12
10 36 52 12
11 61 18 21
12 88 0 12
13 58 30 12
14 45 33 21
15 42 36 21
16 36 30 33
17 79 15 6
18 52 24 24
19 61 30 9
20 73 12 15
21 61 24 15
22 48 30 21
23 39 48 12
24 61 27 12
25 42 42 15
Rata-rata 54 31 15
37

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, rata-rata siswa yang mengalami

miskonsepsi sebesar 31%. Pembahasan tentang miskonsepsi yang dialami siswa

akan dibahas pada bagian lain bab ini.

4.1.2 Analisis Data

4.1.2.1. UJi Homogenitas

Setelah melakukan pengambilan data maka dilakukan analisis. Data ujian

akhir semester ganjil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung dan

dibandingkan variannya dengan uji F, dalam pengujian didapat Fhitung=1,02

dengan α=5% maka didapat Ftabel=2,02 sehingga diketahui Fhitung<Ftabel. Karena

Fhitung<Ftabel maka kedua kelompok dapat dikatakan homogen. Analisis uji

homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

4.1.2.2. UJi Normalitas

Untuk kelompok eksperimen hasil uji normalitas dari data skor hasil tes

diagnostik siswa diperoleh χ2hitung sebesar 7,83 sedangkan χ2tabel dengan dk=5 dan
2
taraf kesalahan 5% adalah 11,07. Karena χ hitung < χ2tabel maka hal ini berarti data

tersebut berdistribusi normal, sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh χ2hitung

sebesar 4,52 sedangkan χ2tabel dengan dk=5 dan taraf kesalahan 5% adalah 11,07.

Karena χ2hitung < χ2tabel maka hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal,

sehingga teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametris. Analisis

normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21 dan 22.


38

4.1.2.3. Uji t

Uji t dapat dilakukan setelah data terbukti berdistribusi normal. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan antara rerata skor kelas eksperimen hasil tes

diagnostik dengan rerata skor kelas kontrol. Selanjutnya peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut.

Ho = Tidak ada perbedaaan miskonsepsi fisika yang signifikan antara siswa yang

diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan

siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode

demonstrasi.

Ha = Ada perbedaaan miskonsepsi fisika yang signifikan antara siswa yang

diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan

siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode

demonstrasi.

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh harga thitung = -1,81. Selanjutnya

harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel dengan kriteria Ho diterima apabila

-ttabel < thitung < ttabel. Untuk taraf signifikansi sebesar 5% dengan uji dua fihak

dengan dk=n1+n2-2 maka diperoleh tTabel = 1,67. Karena nilai thitung berada diluar

daerah penerimaan H0 maka Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaaan miskonsepsi fisika yang signifikan antara siswa yang diberikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan siswa yang

diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi. Uji T

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.


39

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada

bulan April 2010, pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Magelang.

Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu menentukan materi,

menyusun rencana pembelajaran dan mempersiapkan media serta peralatan yang

akan digunakan pada proses pembelajaran. Materi pokok yang dipilih adalah suhu

dan kalor dengan sub pokok bahasan perpindahan kalor.

Pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan media VCD. Pelaksanaan pembelajaran di sini terdiri dari 6 tahap

utama yaitu: guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

memotivasi siswa, guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan media,

guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar

dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efisien, guru

membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas,

guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Pembelajaran di kelas kontrol yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan metode demonstrasi. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 8 tahap utama

yaitu : guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efisien, guru
40

mengajukan masalah yang akan diselidiki dengan percobaan tanpa

memberitahukan hasil percobaan, guru dengan singkat memperkenalkan alat

kepada siswa, melalui tanya jawab guru membahas beberapa hal mengenai

prosedur pelaksanaan demonstrasi, pelaksanaan demonstrasi (guru dapat meminta

bantuan beberapa siswa dalam pelaksanaan demonstrasi), siswa mengamati dan

tiap kelompok merumuskan hasil pengamatan secara lisan atau tertulis, tanya

jawab mengenai hasil, kesimpulan, dan penjelasan demonstrasi, serta guru

merumuskan penjelasan/kesimpulan demonstrasi secara lengkap.

4.2.2. Miskonsepsi Tiap Item Soal

Dalam pembahasan ini akan diungkap miskonsepsi siswa pada masing-

masing soal yang diberikan.

1. Dua buah es yang diambil dari lemari es yang sama kemudian diletakkan di

atas sebuah meja. Es A lebih besar daripada es B. Es manakah yang suhunya

lebih rendah?
A B

a. TA > TB c. TA = TB

b. TA < TB

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 42%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 45% dan prosentase siswa tidak

memahami 12% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 55% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa
41

tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa dari kelas

eksperimen maupun kelas kontrol memahami bahwa kedua es memiliki suhu

yang sama walaupun massannya berbeda, sedangkan siswa yang mengalami

miskonsepsi pada soal ini sebagian besar menjawab TA < TB karena mereka

beranggapan bahwa suhu dipengaruhi oleh massa benda.

2. Dua buah bola besi dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang terus

mendidih selama beberapa saat. Jika bola A lebih besar daripada bola B. Bola

mana yang suhunya lebih tinggi?

a. TA > TB c. TA = TB

b. TA < TB

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 33%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 48% dan prosentase siswa tidak

memahami 18% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 45% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 45% dan prosentase siswa

tidak memahami 9%. Pada soal ini sebagian siswa sudah memahami

kesetimbangan termal yaitu dengan menjawab TA = TB. Namun sebagian besar

siswa mengalami miskonsepi dengan menjawab TA < TB dengan alasan bola A

lebih besar daripada bola B sehingga kalor membutuhkan banyak waktu untuk

menaikkan suhu bola. Jawaban itu salah karena pada soal diketahui air sudah

mendidih beberapa saat. Ada juga yang memberikan alasan kalor jenis A dan

B berbeda.
42

3. Air panas di gelas X diambil setengahnya kemudian dibagi menjadi dua

bagian yang sama di gelas A dan B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan,

manakah yang suhunya lebih rendah, air di gelas X tadi atau air di A?

a. TA < TX c. TA > TX

b. TA = TX

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 55%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa tidak

memahami 15% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 58% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa

tidak memahami 9%. Sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

sudah memahami soal ini yaitu dengan menjawab suhu tidak dipengaruhi

massa benda dan tidak ada kalor yang keluar ke lingkungan karena pada soal

diketahui pengaruh lingkungan diabaikan. Tetapi ada juga yang mengalami

miskonsepsi menjawab TA < TX dengan alasan massa air di gelas A lebih

sedikit dibanding air di gelas X.

4. Air panas di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama di gelas A

dan B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih

rendah, air di gelas A tadi atau air di B?

a. TA < TB c. TA > TB

b. TA = TB
43

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 39%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 42% dan prosentase siswa tidak

memahami 18% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa

tidak memahami 13%. Soal ini hampir sama dengan soal no.3 sehingga

prosentase miskonsepsinya juga hampir sama. Sebagian siswa sudah

memahami tetapi ada juga yang memiliki miskonsepsi bahwa suhu benda

dipengaruhi oleh massa benda itu. Jika massa benda semakin besar maka

suhunya semakin kecil. Siswa yang mengalami miskonsepsi menjawab TA <

TB / TA > TB dengan alasan tergantung massa air digelas A lebih besar atau

lebih kecil daripada digelas B.

5. Dua gelas air panas yang suhunya sama di gelas A dan B masing-masing

diambil setengahnya kemudian dituang menjadi satu di gelas X. Jika pengaruh

lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih tinggi, air di gelas A atau

X?

a. TA < TX c. TA > TX

b. TA = TX

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 48%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa tidak

memahami 15% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami


44

sebesar 58% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 18% dan prosentase siswa

tidak memahami 24%. Pada soal ini ada beberapa siswa yang mengalami

miskonsepsi dengan menjawab suhu air digelas A lebih kecih daripada suhu

air digelas X karena massa air di gelas A lebih sedikit sehingga suhu airnya

lebih kecil dibanding suhu air gelas X. Dan juga ada yang menjawab

kebalikannya.

6. Apa yang terjadi dengan suhu air jika air yang sudah mendidih dipanaskan

terus-menerus?

a. Naik c. Turun

b. Tetap

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 30%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 52% dan prosentase siswa tidak

memahami 18% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 52% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Bila kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan

konstan, maka biasanya, hasilnya adalah kenaikan temperatur atau suhu zat

itu. Namun kadang – kadang zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang

sangat besar tanpa mengalami peubahan apapun pada suhunya. Ini terjadi saat

perubahan wujud. Walaupun tetapnya suhu pada saat perubahan wujud beserta

grafiknya sudah dibahas sejak SMP namun sebagian besar siswa kelas
45

eksperimen dan sebagian kecil siswa kelas kontrol mengalami miskonsepsi

dengan menjawab suhu air akan naik.

Pernyataan untuk soal 13 dan 14

Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda dipanaskan

dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X

lebih cepat panas dari benda Y.

7. Benda manakah yang mempunyai kalor jenis lebih besar?

a. X c. sama

b. Y

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 48%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa tidak

memahami 15% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa

tidak memahami 15%. Sebagian besar siswa dari kedua kelas memahami soal

ini dengan menjawab benda Y mempunyai kalor jenis lebih besar dari benda

X disertai alasan dengan massa yang sama maka semakin besar kalor jenis

suatu benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu semakin

besar pula, sehingga benda X lebih cepat panas dibanding benda Y. Namun

siswa yang mengalami miskonsepsi juga tidak sedikit sebagian besar mereka
46

menjawab semakin besar kalor jenis suatu benda maka benda tersebut akan

cepat panas.

8. Benda manakah yang mempunyai kapasitas kalor lebih besar?

a. X c. sama

b. Y

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 45%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 45% dan prosentase siswa tidak

memahami 9% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 45% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 39% dan prosentase siswa

tidak memahami 15%. Pada soal ini sebagian besar siswa memahami dengan

menjawab benda Y memiliki kapasitas kalor lebih besar dari kapasitas kalor

benda X karena semakin besar kapasitas kalor suatu benda maka semakin

banyak kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya sehingga benda

tersebut akan lambat menjadi panas, sehingga yang lebih cepat panas adalah

benda X.

Pernyataan untuk soal 14 dan 15

Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda didinginkan

dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X

lebih cepat dingin dari benda Y.


47

9. Benda manakah yang mempunyai kalor jenis lebih besar?

a. X c. sama

b. Y

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 27%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 64% dan prosentase siswa tidak

memahami 9% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 33% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 55% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Soal ini pada intinya sama dengan soal no.7, yang

menarik disini adalah prosentase siswa memahami lebih kecil dibanding

prosentase siswa memahami pada soal no.7. Sebagian besar siswa mengalami

miskonsepsi yaitu dengan menjawab benda X memiliki kalor jenis yang lebih

besar daripada benda Y dengan alasan antara lain semakin besar kalor jenis

maka semakin kecil kalor yang dilepaskan untuk menurunkan suhu benda,

sehingga benda X lebih cepat dingin daripada benda Y.

10. Benda manakah yang mempunyai kapasitas kalor lebih besar?

a. X c. sama

b. Y

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 36%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 58% dan prosentase siswa tidak

memahami 6% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami


48

sebesar 36% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 52% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa mengalami

miskonsepsi dengan menjawab benda X memiliki kapasitas kalor lebih besar

dari kapasitas kalor benda Y karena semakin besar kapasitas kalor suatu benda

maka semakin kecil kalor yang lepaskan untuk menurunkankan suhunya

sehingga benda tersebut akan cepat dingin. Ada kemungkinan siswa

mempunyai pemikiran bahwa kalor jenis dan kapasitas kalor mempengaruhi

secara langsung kenaikkan suhu tetapi mempengaruhi secara terbalik

penurunan suhu benda serta ada kemungkinan siswa mempunyai pemikiran

benda yang mudah panas akan sulit dingin.

11. Ada dua logam A dan B yang massanya dan luas permukaanya sama. Bila

konduktivitas termal logam A lebih besar daripada konduktivitas termal

logam B. Jika kedua logam tersebut dipanasi bersamaan, maka pernyataan

yang tepat untuk menggambarkan keadaan tersebut adalah......

a. HA > HB c. HA < HB

b. HA = HB

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 58%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa tidak

memahami 6% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 18% dan prosentase siswa

tidak memahami 21%. Sebagian besar siswa sudah memahami pada soal ini
49

dengan menjawab HA > HB dengan alasan laju perpindahan kalor berbanding

lurus dengan konduktivitas termal logam serta ada beberapa siswa yang

menunjukkan persamaannya, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi

menjawab HA < HB dengan alasan laju perpindahan kalor berbanding terbalik

dengan konduktivitas.

12. Pada saat kita menyeterika baju terjadi perpindahan energi secara....

a. Konveksi c. Konduksi dan Konveksi

b. Konduksi

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 85%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 0% dan prosentase siswa tidak

memahami 15% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 88% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 0% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Pada soal ini tidak ada yang miskonsepsi baik dari

kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan hampir semua siswa memahami

bahwa perpindahan kalor pada saat menyetrika baju adalah dengan cara

konduksi dan disertai alasan karena perpindahan kalor pada saat menyetrika

baju tidak disertai perpindahan materi dari setrika ke baju. Namun masih ada

siswa yang dikategorikan tidak memahami karena memberikan jawaban salah

dengan tidak disertai alasan serta ada siswa yang tidak memberikan jawaban

beserta alasan.
50

13. Perpindahan energi pada saat kita merebus air dengan panci adalah

berlangsung secara....

Air

a. Konveksi c. Konduksi dan Konveksi

b. Konduksi

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 36%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 45% dan prosentase siswa tidak

memahami 18% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 58% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Pada soal ini prosentase memahami siswa kelas kontrol

lebih tinggi daripada kelas eksperimen sedangkan siswa yang mengalami

miskonsepsi tidak jauh berbeda sebagian besar mereka menjawab perpindahan

energi pada saat merebus air dengan panci adalah berlangsung secara konveksi

hal ini karena mereka hanya meninjau panci dan air. Sebagian kecil siswa

tidak memberikan jawaban serta penjelasan.

14. Ketika kita berada didekat api unggun badan kita terasa lebih panas. Hal ini

disebabkan ada perpindaha kalor secara....


51

a. Konveksi c. Konveksi dan Radiasi

b. Radiasi

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 45%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 39% dan prosentase siswa tidak

memahami 15% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 45% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa

tidak memahami 21%. Sebagian siswa dari kedua kelas mengalami

miskonsepsi pada soal ini dengan menjawab bahwa pada saat berada didekat

api unggun badan terasa panas karena terjadi perpindahan kalor hanya secara

radiasi, mereka tidak memperhatikan bahwa api juga memanaskan suhu udara

disekitarnya sehingga terjadi perbedaan suhu dengan suhu udara disekitarnya

oleh karena itu perpindahan kalor secara konveksi juga. Sebagian juga ada

yang tidak menjawab pertanyaan serta ada yang menjawab tetapi tidak

memberikan penjelasan sehingga dikategorikan tidak memahami.

15. Pada pagi hari yang dingin, tubuh kita merasa dingin ketika melepas baju. Hal

ini sebabkan karena.....

a. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konduksi

b. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konveksi

c. Badan menerima kalor dingin dari udara sekitar


52

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 58%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa tidak

memahami 12% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 42% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa

tidak memahami 21%. Sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol memahami bahwa kalor yang dilepaskan oleh tubuh ke lingkungan

berlangsung secara konveksi tetapi ada beberapa siswa yang menjawab bahwa

tubuh menerima kalor dingin dari udara sekitar secara konveksi hal ini jelas

tidak dapat dibenarkan.

16. Misalkan didalam kamar yang hanya diterangi oleh sebuah lampu dan ada

sebuah tabung atau wadah yang hampa udara. Maka pernyataan tepat untuk

menggambarkan keadaan tabung tersebut adalah....

a. Ttabung = 00 c. Ttabung = Tkamar

b. Tidak ada suhu

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 27%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa tidak

memahami 39% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 36% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa

tidak memahami 33%. Beberapa siswa memahami soal ini dengan menjawab

Ttabung = Tkamar karena kalor dari lampu dapat berpindah kedalam tabung
53

walaupun didalam tabung tidak ada udara dengan cara radiasi serta karena

adanya prinsip kesetimbangan termal. Dan sebagian siswa mengalami

miskonsepsi menjawab bahwa suhu didalam tabung hampa udara sama

dengan nol derajat. Ada juga siswa yang tidak memberikan penjelasan

sehingga dikategorikan tidak memahami.

17. Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna hitam dan putih dibawah terik

matahari. Baju dengan warna apa yang akan cepat kering?

a. Putih c. Hitam dan putih kering bersamaan

b. Hitam

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 61%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 27% dan prosentase siswa tidak

memahami 12% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 79% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 15% dan prosentase siswa

tidak memahami 9%. Pada soal ini baik siswa eksperimen maupun kontrol

sudah memahami bahwa baju dengan warna hitam lebih cepat kering daripada

baju berwarna putih jika dijemur bersamaan dengan alasan warna hitam dapat

menyerap kalor lebih baik daripada warna lainnya karena nilai emisivitas sama

dengan 1. Tetapi ada beberapa siswa yang yang menjawab bahwa baju

berwarna putih yang lebih cepat kering dengan alasan warna putih lebih baik

menyerap kalor, sehinnga dikategorikan dalam miskonsepsi.


54

18. Sebatang logam pada temperatur T memancarkan kalor per satuan luas per

satuan waktu ke lingkungan sebesar W. Apabila temperatur logam itu

diduakalikan, radiasi kalor yang dipancarkan akan menjadi ....

a. 0,5 W c. 16 W

b. 4 W

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 58%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 27% dan prosentase siswa tidak

memahami 15% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 52% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa

tidak memahami 24%. Sebagian besar siswa sudah memahami soal ini yaitu

dengan menjawab 16 W dengan alasan kalor yang diradiasikan sebanding T4

serta ada beberapa yang dapat menunjukkan persamaannya, sedangkan siswa

yang mengalami miskonsepsi menjawab 4 W dengan alasan kalor yang

diradiasikan sebanding dengan 4 kali temperaturnya. Serta ada siswa yang

tidak memberikan jawaban beserta penjelasannya sehinnga dikategorikan

dalam tidak memahami.

19. Di bawah ini merupakan contoh perpindahan kalor

A. Terjadinya Angin laut

B. Terjadinya Angin darat

C. Pemanasan Ruangan

D. Pemanasan batang besi


55

Yang menunjukkan perpindahan kalor secara konveksi adalah....

a. A dan B c. A, B dan C

b. D d..………………(diisi sendiri)

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 55%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa tidak

memahami 12% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa

tidak memahami 9%. Pada soal ini sebagian besar siswa memahami contoh

perpindahan kalor secara konveksi yaitu menjawab A, B dan C. Tetapi ada

beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi dengan hanya A dan B sebagai

contoh konveksi.

20. Kalor yang dipindahkan secara konduksi hanya terjadi pada....

a. Hanya pada zat cair c. Gas dan zat padat

b. Hanya pada zat padat

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 73%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 15% dan prosentase siswa tidak

memahami 12% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 73% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 12% dan prosentase siswa

tidak memahami 15%. Sebagian besar siswa memahami perpindahan kalor

secara konduksi hanya terjadi pada zat padat karena atom-atom penyusunnya
56

terikat erat pada tempatnya. Sebagian ada yang miskonsepsi dengan menjawab

konduksi dapat terjadi pada zat cair dengan alasan air merupakan konduktor.

21. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A lebih tinggi

daripada B. Kedua benda bersentuhan.

A B

A B

Maka akan terjadi aliran/ perpindahan …..

a. Suhu panas c. Kalor panas

b. Kalor

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 55%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa tidak

memahami 9% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa

tidak memahami 15%. Pada soal ini sebagian besar siswa memahami bahwa

kalor berpindah karena adanya perbedaan suhu yaitu dari benda yang suhunya

lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Tetapi ada juga yang

menjawab jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan akan terjadi

perpindahan suhu panas serta ada yang menjawab terjadi perpindahan kalor

panas dengan alasan kalor panas berpindah dari benda panas ke benda dingin.
57

22. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu

B. Kapasitas kalor A lebih besar daripada B. kedua benda bersentuhan.

A B

A B

Maka akan terjadi aliran/ perpindahan ……..

a. Kapasitas kalor c. Tidak ada aliran

b. Kalor

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 18%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 55% dan prosentase siswa tidak

memahami 27% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 48% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa

tidak memahami 21%. Pada soal ini sebagian besar siswa mengalami

miskonsepsi dengan menjawab perpindahan kapasitas kalor dapat terjadi

dengan alasan kapasitas kalor dapat berpindah dari yang memiliki kapasitas

kalor besar ke benda yang memliki kapasitas kalor lebih kecil dan juga ada

yang menjawab terjadi perpindahan kalor karena kapasitas kalornya berbeda

padahal pada soal diketahui bahwa suhu kedua benda adalah sama.
58

23. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu

B. Kalor jenis A lebih besar daripada B. Jika kedua benda bersentuhan.

A B

A B

Maka akan terjadi aliran/ perpindahan ……..

a. Kalor jenis c. Tidak ada aliran

b. Kalor

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 27%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 55% dan prosentase siswa tidak

memahami 18% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 39% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 48% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa mengalami

miskonsepsi dengan menjawab perpindahan kalor jenis dapat terjadi seperti

halnya kapasitas kalor dan juga ada yang menjawab terjadi perpindahan kalor

padahal pada soal diketahui bahwa suhu kedua benda adalah sama.

24. Ujung A dari batang logam dipanaskan, sedangkan ujung lainnya (B)

dipegang akan terasa panas.

A B
59

Hal ini terjadi karena adanya aliran/ perpindahan…..…

a. Suhu panas c. Kalor panas

b. Kalor

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 52%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 27% dan prosentase siswa tidak

memahami 21% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 27% dan prosentase siswa

tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa sudah memahami

bahwa jika sebatang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada

ujung yang lain akan terasa panas juga karena terjadi perpindahan kalor secara

konduksi. Namun ada beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal

ini dengan dengan memberikan jawaban terjadi perpindahan kalor panas

dengan alasan kalor panas berpindah dari benda panas ke benda dingin, ada

juga yang menjawab terjadi perpindahan suhu panas.

25. Ujung A dari batang logam dimasukkan ke dalam es batu yang besar,

sedangkan ujung lainnya (B) dipegang akan terasa dingin.

A B

ES BATU

Hal ini terjadi karena adanya aliran/ perpindahan…..…

a. Suhu dingin c. Kalor dingin

b. Kalor
60

Pembahasan :

Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 30%

prosentase siswa miskonsepsi sebesar 48% dan prosentase siswa tidak

memahami 21% sedangkan pada kelas kontrol prosentase siswa memahami

sebesar 42% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 42% dan prosentase siswa

tidak memahami 15%. Pada soal ini sebagian siswa mengalami miskonsepsi

jika sebatang logam ditancapkan kedalam es maka ujung yang lain akan terasa

dingin apabila dipegang, hal ini disebabkan karena adanya kalor dingin yang

berpindah dari es ke batang logam dengan alasan kalor dingin berpindah dari

benda dingin ke benda panas. Hal ini mungkin disebabkan karena pemikiran

sendiri yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari.

4.2.3. Miskonsepsi Secara Umum

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui adanya perbedaan tingkat

miskonsepsi fisika pada pokok bahasan perpindahan kalor antara siswa kelas

eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan

uji t dua fihak. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga t hitung lebih kecil dari

harga t tabel (-1,81 < -1,67 ) sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada

perbedaaan miskonsepsi fisika yang signifikan antara siswa yang diberikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan siswa yang

diberikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi

diterima.
61

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat dilihat prosentase miskonsepsi

siswa kelas kontrol lebih kecil daripada prosentase miskonsepsi siswa kelas

eksperimen. Hal ini juga menunjukan bahwa rata-rata kelas kontrol lebih baik

daripada kelas eksperimen. Perbedaan ini disebabkan karena adanya kelebihan

pada metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan demonstrasi yang

digunakan pada kelas kontrol serta adanya kelemahan pada metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan media VCD yang digunakan pada kelas eksperimen.

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan demonstrasi antara

lain :

1. Demonstrasi dapat mengkaitkan teori dengan peristiwa alam.

2. Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap fisika.

3. Demonstrasi memperlihatkan ciri eksperimental fisika.

4. Demonstrasi dan hasilnya seringkali mudah diingat daripada bahasa pada

buku atau penjelasan guru.

5. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pembelajaran lebih jelas dan

kongkrit.

Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media

VCD antara lain :

1. Di dalam media VCD animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan dari

keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak akan

mampu mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan tiruan inilah

yang dapat memunculkan miskonsepsi pada siswa.


62

2. Ada animasi dan narasi yang kurang baik dan terdapat miskonsepsi

misalnya perpindahan kalor disebut dengan aliran kalor seta

penggambaran perpindahan kalor mirip seperti fluida.

Berdasarkan pembahasan miskonsepsi tiap item soal diatas dapat lihat

bahwa sebagian besar miskonsepsi siswa baik dari kelas eksperimen maupun

kelas kontrol mempunyai kecenderungan miskonsepsi yang sama, antara lain

sebagai berikut:

1. Suhu dianggap variabel ekstensif yang besarnya berhubungan atau

sebanding dengan massanya.

2. Suhu dan kalor sulit dibedakan. Suhu juga dianggap seperti kalor yaitu

dapat berpindah.

3. Benda yang cepat panas berarti lambat menjadi dingin dan sebaliknya.

4. Kalor jenis dan kapasitas kalor dapat berpindah dari benda satu ke benda

lainya seperti halnya kalor.

5. Kalor dianggap ada dua jenis yaitu kalor panas dan kalor dingin. Dengan

arah perpindahan kalor panas dari benda yang memliki suhu tinggi ke

benda yang suhunya rendah sedangkan kalor dingin berpindah dari benda

yang suhunya rendah ke benda yang suhunya tinggi.


BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan media VCD dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

menimbulkan miskonsepsi yang lebih besar daripada pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi sehingga rata - rata skor

hasil tes diagnostik siswa yang model pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan demonstrasi lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang model pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD, yaitu

masing masing besarnya 60,03 dan 56,21.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi

lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi fisika

pokok bahasan perpindahan kalor daripada pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan media VCD.

63
64

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian, peneliti memberikan

saran diantaranya:

1. Dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media

VCD sebaiknya guru mengkaji terlebih dahulu kekurangan yang terdapat

didalam VCD dan mengkoreksinya sehingga tidak menimbulkan salah

pemahaman yang meluas terhadap siswa.

2. Agar dapat lebih mengetahui pemahaman konsep siswa selain hanya

menggunakan tes diagnostik tertulis juga perlu diadakan tes diagnostik

dengan teknik wawancara.


65

DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Grzybowski, Renner, Marek.1992. Understandings and
misunderstandings of eighth graders of five chemistry concepts
found in textbooks. Journal of Research in Science Teaching
Volume 29, 105 – 120.
Avaliable at
http://onlinelibrary.wiley.com/[accessed 13/01/2010]

Aldrich, Frances &Rogers Yvonne.1998. Getting to gript with “interactivity”


: helping teachers asses the educational value of CD-ROMs.
British Journal of Technology Vol 29 No 4 (1998) 321-332.
Avaliable at
http://www3.interscience.wiley.com/journal/[accessed 20/01/2010]

Anggieta. 2008. (http://tpers.net/apa itu belajar.html)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : PT Rineka Cipta.

-------------------------. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :


Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Baser, Mustafa. 2006. Effect of Conceptual Change Oriented Instructrion on


Student’ Understanding of Heat and Temperature Concept. Journal
of Maltese Education Research Vol.4 No 1 (2006) 64-79.
Avaliable at
http://www.educ.um.edu.mt/jmer[accessed 13/01/2010]

------------------. 2006. Fostering Conceptual Change By Cognitive Conflict


Based Instruction On Students’ Understanding Of Heat And
Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science
and Technology Education Vol.2 No 2 (2006) 97-114.
Avaliable at
http://www.ejmste.com[accessed 14/01/2010]

Chattarina dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press.

Van Den Berg, Ed. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.

----------------------------. 1990. Lokakarya “ Miskonsepsi Fisika dan Usaha


Menanggulanginya”. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.
66

Pramono, Gatot.2008. Pemanfaatan Multimedia pembelajaran. Jakarta: Pusat


Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen
Pendidikan Nasional.

Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika_Jilid 1_edisi empat. Jakarta: Erlangga.

Gonen, Selahatin.2008.A Study on Student Teachers’ Misconceptions and


Scientifically Acceptable Conceptions About Mass and Gravity.J
Sci Educ Technol (2008) 17:70–81.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin. Fida R. Mohammad nur.Ismono .2000.Pembelajaran


Kooperatif. Surabaya. UNESA university press.

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Masril & Asma, Nur.2002.Pengungkapan Miskonsepsi Siswa Menggunakan


Force Concept Inventory dan Certainty of Response Index. Jurnal
Fisika Himpunan Fisika Indonesia Vol B5 (2002) 0559
Avaliable at http://hfi.fisika.net[accessed 13/01/2010]

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta :


Gramedia.

Prabu, Alexander and Markus, I Made .2006. Efektivitas Penggunaan Media


Software Pesona Fisika dalam Pembelajaran Fisika di SMA Santa
Ursula BSD1. Tangerang: Universitas Pelita Harapan.

Pramono, Gatot.2008. Pemanfaatan Multimedia pembelajaran. Jakarta: Pusat


Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen
Pendidikan Nasional.

Sozbilir, Mustafa. 2003. A Review of Selected Literature on


Students’Misconceptions of Heat and Temperature. Boğaziçi
University Journal of Education Vol. 20 (2003) 26-41.
Avaliable at
http://www.fedu.metu.edu.tr/ufbmek-5/[accessed 13/03/2010]

Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang : Unnes Press.

Sumarsono, Joko. 2008. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat


PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional.
67

Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Suryabrata, S. 1983. Metodeologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafido Persada.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
68

Lampiran 1
69

Lampiran2
70

Lampiran 3
71

Lampiran 4

DAFTAR PESERTA DIDIK KELOMPOK EKSPERIMEN DAN


KELOMPOK KONTROL

Kelompok Eksperimen (XF) Kelompok Kontrol (XB)


No No
Nama Kode Nama Kode
1 ABDUL AZIZ E01 1 ADE INTAN PITALOKA K01
2 ADI NUGROHO I E02 2 ADIB RIFQY K K02
3 ADY TRI NUGROHO S E03 3 AGUS MUHAMMAD K03
4 AGAWA ERANO P E04 4 A'ISYAH SILVIA K D K04
5 AJENG NOVA D E05 5 ANDREW N M K05
6 ANDININGTYAS N E06 6 ARIYANTI DEWI K06
7 ANGGER DEA P E07 7 BRIAN DWI B K07
8 EMILIA DEWI E08 8 CHRISTINA EPY P K08
9 ESTI WARDANI E09 9 DIAH WULANSARI K09
10 FAJAR RIZKY K E10 10 FANDHI ACHMAD K10
11 FARAYTODY R E11 11 FARIDA NUR F K11
12 FARIDA HARDIYANTI E12 12 FILDA SYAHFITRI A K12
13 FERYS ASTILLA E13 13 GRACE CHINTIA N K13
14 FETTY FELLASUFAH E14 14 HUSHEIN RIZQI K14
15 GAGAD UTAMI P E15 15 ISNAENI AFRI FILAILI K15
16 HAYYINA RIZKI K E16 16 IVAN INDRA W K16
17 HERI SUSANTO E17 17 IVAN YUSUF K17
18 INDAH CAHYASARI E18 18 KINGKIN P K18
19 ISNAENI SOFYATI R E19 19 LAILATUL M K19
20 KEN VIRA ESTRIANA E20 20 MONICA AYU C I K20
21 KHOIRUNNISA E21 21 MULTAZIMATUL U K21
22 LINA SETYOWATI E22 22 NAVY EKA LOREN P K22
23 MUHAMMAD IPNU W E23 23 NUR ERNAWATI K23
24 M NUR ROHMAN E24 24 NURUL FATIMAH K24
25 NUR FAIZAH E25 25 NURUR ROSIDA K25
26 PUTRI EKA CAHYANI E26 26 PATRICK HARI W K26
27 RAHMAAN ROSYIID E27 27 RAKA BINOTO L K27
28 RISKI PRATIWI B E28 28 RIZAL HASWI B K28
29 SUTRA AYU LUKITA E29 29 TYAS HUSNA A K29
30 VINNY HANIF A E30 30 UGRA ANUMANA K30
31 WAHYU NINGSIH E31 31 ULYA ULFA K31
32 WISNU WIBOWO E32 32 YENI IRMA N K32
33 YUNITA WULANDARI E33 33 YUDA SYAIFIN NAJIB K33
72

Lampiran 5

DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR


KELAS EKSPERIMEN

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

E01 E09 E17

E03 E11 E19

E05 E13 E21

E07 E15 E23

Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI

E25 E02 E10

E27 E04 E12

E29 E06 E14

E31 E08 E16

Kelompok VII Kelompok VIII

E18 E26

E20 E28

E22 E30

E24 E32

E33
73

Lampiran 6

DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR


KELAS KONTROL

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

K01 K09 K17Ivan Yusuf

K07 K11 K19

K05 K13 K21

K03 K15 K23

Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI

K25 K02 K10

K27 K04 K12

K29 K06 K14

K31 K08 K16

K33

Kelompok VII Kelompok VIII

K18 K26

K20 K28

K22 K30

K24 K32
74

Lampiran 7
SILABUS DAN PENILAIAN KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Magelang


Mata Pelajaan : Fisika (IPA)
Standar Kompetensi : 4. menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada beberapa perubahan energi.

Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber/


Dasar Pembelajaran Waktu Bahan/Alat

4.2 Menganalisis  Menganalisis perpindahan Perpindahan Tatap muka Jenis taghan: 6 jam Sumber:
cara kalor dengan cara konduksi Kalor Kangenan,
 Mengamati simulasi dari tugas individu, tugas
perpindahan Marthen. Fisika
 Menganalisis perpindahan  Konduksi VCD mengenai kelompok, , ulangan
kalor 1 SMA.
kalor dengan cara konveksi perpindahan kalor cara harian
 Konveksi Erlangga
konduksi, konveksi, dan Jakarta:2007.
 Menganalisis perpindahan radiasi
 Radiasi
kalor dengan cara radiasi Bentuk tagihan:
 Mendiskusikan perbedaan
konduksi, konveksi, dan Laporan tertulis, Bahan:
radiasi kalor serta performans, uraian
Lembar Kerja,
penerapannya dalam hasil kerja
pemecahan masalah siswa,VCD
melalui diskusi kelas Pesona Fisika.

Tugas Mandiri Alat:


 menerapkan persamaan LCD dan
/rumus dalam tugas komputer
individu
75

Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II
Mata Pelajaran : FISIKA
Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor
Sub Pokok Bahasan : Perpindahan Kalor
Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konsevasi energi pada beberapa


perubahan energi.

Kompetensi Dasar

1. Menganalisis cara perpindahan kalor

Indikator

Setelah siswa mengalami pengalaman pembelajaran, siswa


diharapkan mampu :
1. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi
2. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi
3. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi

Materi pembelajaran
Perpindahan kalor

Metode Pembelajaran
Cooperative Learning dengan media VCD

Sumber Belajar

1. Referensi : Marthin Kangenan, Fisika 1A SMA, Erlangga


2. Media/ Alat : VCD Pesona Fisika, LCD, Komputer
76

PERTEMUAN PERTAMA

Tatap Muka
Ringkasan Materi Pembelajaran
Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi

Langkah Kegiatan :
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit )

 Motivasi dan Apersepsi:

- Apa yang kamu rasakan jika kamu memegang logam pada


ujung yang satu sedangkan pada ujung yang lain dipanaskan?
- Mengapa dan bagaimana hal itu dapat terjadi?

b. Kegiatan Inti( 60 menit )

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA


1. Guru membimbing peserta didik 1. Siswa membentuk kelompok.
dalam pembentukan kelompok.

2. Melalui media VCD guru 1. Peserta didik memperhatikan


menyampaikan materi materi yang disampaikan melalui
perpindahan kalor secara media VCD oleh guru.
konduksi dan konveksi. 2. Peserta didik memperhatikan
contoh soal menentukan laju
perpindahan kalor secara konduksi
dan konveksi yang disampaikan
oleh guru.

3. Guru memberikan tugas kepada 1. Peserta didik dalam setiap


siswa berupa latihan soal. kelompok mendiskusikan
pengertian konduksi dan konveksi
dan mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.
77

4. Guru mengoreksi jawaban 1. Siswa menerima hasil evaluasi


peserta didik apakah sudah benar belajarnya.
atau belum. Jika masih terdapat
peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan
bimbingan.

5. Guru meminta beberapa 1. Beberapa kelompok maju


kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
mempresentasikan hasil kerjanya 2. Kelompok lain menanggapi
di depan kelompok yang lain. presentasi hasil kerja kelompok
yang berada didepan.

6. Guru menanggapi hasil diskusi 1. Siswa memperhatikan informaasi


kelompok peserta didik dan yang diberikan oleh guru.
memberikan informasi yang
sebenarnya.

c. KegiatanPenutup (15 menit )

 Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat


rangkuman.
 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA

Tatap Muka dan Tes

1. Ringkasan Materi Pembelajaran

Perpindahan kalor secara radiasi


78

Langkah Kegiatan :

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit )

 MotivasidanApersepsi:
- Apa yang kamu rasakan pada saat kita berada didekat api
unggun?
- Mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi?

b. KegiatanInti ( 60 menit )

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA


1. Guru membimbing peserta didik 1. Siswa membentuk kelompok.
dalam pembentukan kelompok.

2. Melalui media VCD guru 1. Peserta didik memperhatikan


menyampaikan materi materi yang disampaikan melalui
perpindahan kalor secara radiasi. media VCD oleh guru.
2. Peserta didik memperhatikan
contoh soal menentukan laju
perpindahan kalor secara radiasi
yang disampaikan oleh guru.

3. Guru memberikan tugas kepada 1. Peserta didik dalam setiap


siswa berupa latihan soal. kelompok mendiskusikan
pengertian konduksi dan konveksi
dan mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.

4. Guru mengoreksi jawaban 1. Siswa menerima hasil evaluasi


peserta didik apakah sudah benar belajarnya.
atau belum. Jika masih terdapat
peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru
79

dapat langsung memberikan


bimbingan.

5. Guru meminta beberapa 1. Beberapa kelompok maju


kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
mempresentasikan hasil kerjanya 2. Kelompok lain menanggapi
di depan kelompok yang lain. presentasi hasil kerja kelompok
yang berada didepan.

6. Guru menanggapi hasil diskusi 1. Siswa memperhatikan informaasi


kelompok peserta didik dan yang diberikan oleh guru.
memberikan informasi yang
sebenarnya.

c. KegiatanPenutup (15 menit )

 Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat


rangkuman.
 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Penilaian hasil belajar
1. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
80

Lampiran 9
SILABUS DAN PENILAIAN KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Magelang


Mata Pelajaan : Fisika (IPA)
Standar Kompetensi : 4. menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada beberapa perubahan energi.

Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber/


Dasar Pembelajaran Waktu Bahan/Alat

4.2 Menganalisis  Menganalisis perpindahan Perpindahan Tatap muka Jenis taghan: 6 jam Sumber:
cara kalor dengan cara konduksi Kalor Kangenan,
 Mengamati demonstrasi tugas individu, tugas
perpindahan Marthen. Fisika 1
 Menganalisis perpindahan  Konduksi mengenai perpindahan kelompok, , ulangan
kalor SMA. Erlangga
kalor dengan cara konveksi kalor cara konduksi, harian
 Konveksi Jakarta:2007.
konveksi, dan radiasi
 Menganalisis perpindahan
 Radiasi  Mendiskusikan perbedaan
kalor dengan cara radiasi Bentuk tagihan:
konduksi, konveksi, dan Bahan:
radiasi kalor serta Laporan tertulis,
Lembar Kerja
penerapannya dalam performans, uraian
siswa, hasil kerja
pemecahan masalah siswa.
melalui diskusi kelas

Alat:
Tugas Mandiri
lilin, batang
 menerapkan persamaan logam, es batu,
/rumus dalam tugas bejana, zat cair
individu berwarna.
81

Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II
Mata Pelajaran : FISIKA
Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor
Sub Pokok Bahasan : Perpindahan Kalor
Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konsevasi energi pada beberapa


perubahan energi.

Kompetensi Dasar

2. Menganalisis cara perpindahan kalor

Indikator

Setelah siswa mengalami pengalaman pembelajaran, siswa


diharapkan mampu :
4. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi
5. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi
6. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi

Materi pembelajaran
Perpindahan kalor

Metode Pembelajaran
Cooperative Learning dengan tanpa media VCD

Sumber Belajar

1. Referensi : Marthin Kangenan, Fisika 1A SMA, Erlangga


2. Media/ Alat : alat peraga
82

PERTEMUAN PERTAMA
Tatap Muka
Ringkasan Materi Pembelajaran
Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi

Langkah Kegiatan :
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit )

 Motivasi dan Apersepsi:

- Apa yang kamu rasakan jika kamu memegang logam pada


ujung yang satu sedangkan pada ujung yang lain dipanaskan?
- Mengapa dan bagaimana hal itu dapat terjadi?

b. Kegiatan Inti( 60 menit )

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA


7. Guru membimbing peserta didik 2. Siswa membentuk kelompok.
dalam pembentukan kelompok.

8. Melalui demonstrasi guru 3. Peserta didik memperhatikan


menyampaikan materi materi yang disampaikan melalui
perpindahan kalor secara media VCD oleh guru.
konduksi dan konveksi. 4. Peserta didik memperhatikan
contoh soal menentukan laju
perpindahan kalor secara konduksi
dan konveksi yang disampaikan
oleh guru.

9. Guru memberikan tugas kepada 2. Peserta didik dalam setiap


siswa berupa latihan soal. kelompok mendiskusikan
pengertian konduksi dan konveksi
dan mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.
83

10. Guru mengoreksi jawaban 2. Siswa menerima hasil evaluasi


peserta didik apakah sudah benar belajarnya.
atau belum. Jika masih terdapat
peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan
bimbingan.

11. Guru meminta beberapa 3. Beberapa kelompok maju


kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
mempresentasikan hasil kerjanya 4. Kelompok lain menanggapi
di depan kelompok yang lain. presentasi hasil kerja kelompok
yang berada didepan.

12. Guru menanggapi hasil diskusi 2. Siswa memperhatikan informaasi


kelompok peserta didik dan yang diberikan oleh guru.
memberikan informasi yang
sebenarnya.

c. KegiatanPenutup (15 menit )

 Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat


rangkuman.
 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA

Tatap Muka dan Tes

1. Ringkasan Materi Pembelajaran

Perpindahan kalor secara radiasi

Langkah Kegiatan :
84

a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit )

 Motivasi dan Apersepsi:


- Apa yang kamu rasakan pada saat kita berada didekat api
unggun?
- Mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi?

b. KegiatanInti( 30menit )

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA


1. Guru membimbing peserta didik 1. Siswa membentuk kelompok.
dalam pembentukan kelompok.

2. Melalui demonstrasi guru 1. Peserta didik memperhatikan


menyampaikan materi materi yang disampaikan melalui
perpindahan kalor secara media VCD oleh guru.
konduksi dan konveksi. 2. Peserta didik memperhatikan
contoh soal menentukan laju
perpindahan kalor secara konduksi
dan konveksi yang disampaikan
oleh guru.

3. Guru memberikan tugas kepada 1. Peserta didik dalam setiap


siswa berupa latihan soal. kelompok mendiskusikan
pengertian konduksi dan konveksi
dan mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.

4. Guru mengoreksi jawaban 1. Siswa menerima hasil evaluasi


peserta didik apakah sudah benar belajarnya.
atau belum. Jika masih terdapat
peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru
85

dapat langsung memberikan


bimbingan.

5. Guru meminta beberapa 1. Beberapa kelompok maju


kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
mempresentasikan hasil kerjanya 2. Kelompok lain menanggapi
di depan kelompok yang lain. presentasi hasil kerja kelompok
yang berada didepan.

6. Guru menanggapi hasil diskusi 1. Siswa memperhatikan informaasi


kelompok peserta didik dan yang diberikan oleh guru.
memberikan informasi yang
sebenarnya.

c. KegiatanPenutup (7menit )

 Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat


rangkuman.
 Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Penilaian hasil belajar


3. Teknik Penilaian:
- Tes tertulis
4. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
86

Lampiran 11

Kisi-Kisi Soal Instrumen

Jumlah
Materi Indikator Aspek Nomor soal Prosentase
soal

Perpindahan  Menganalisis C1 17,19,20 3 12%


kalor perpindahan
C2 1,2,3,4,5,21, 10 40%
kalor dengan
22,23,24,25
cara konduksi

 Menganalisis C3 12,13,14,15,16 5 20%


perpindahan
kalor dengan C4 6,7,8,9,10,11, 7 28%
cara konveksi 18

 Menganalisis
perpindahan
kalor dengan
cara radiasi
87

Lampiran 12
Instrumen Penelitian

Mata Pelajaran : Fisika


Waktu : 45 menit
Materi : Perpindahan kalor

Petunjuk Pengerjaan soal:

1. Tulis identitas pada bagian kanan atas soal.


2. Bacalah soal-soal dengan teliti.
3. Jawaban dikerjakan langsung pada lembar soal.

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) dan berikan
alasanya.

i. Pilih salah satu jawaban yang paling benar.

1. Dua buah es yang diambil dari lemari es yang sama kemudian diletakkan di
atas sebuah meja. Es A lebih besar daripada es B. Es manakah yang suhunya
lebih rendah?

A B

c. TA > TB c. TA = TB
d. TA < TB
Alasan :
..............................................................................................................................
............................................................................................................................
2. Dua buah bola besi dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang terus
mendidih selama beberapa saat. Jika bola A lebih besar daripada bola B. Bola
mana yang suhunya lebih tinggi?
c. TA > TB c. TA = TB
d. TA < TB
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
88

3. Air panas di gelas X diambil setengahnya kemudian dibagi menjadi dua


bagian yang sama di gelas A dan B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan,
manakah yang suhunya lebih rendah, air di gelas X tadi atau air di A?
c. TA < TX c. TA > TX
d. TA = TX
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

4. Air panas di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama di gelas A
dan B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih
rendah, air di gelas A tadi atau air di B?
c. TA < TB c. TA > TB
d. TA = TB
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

5. Dua gelas air panas yang suhunya sama di gelas A dan B masing-masing
diambil setengahnya kemudian dituang menjadi satu di gelas X. Jika pengaruh
lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih tinggi, air di gelas A atau
X?
c. TA < TX c. TA > TX
d. TA = TX
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

6. Apa yang terjadi dengan suhu air jika air yang sudah mendidih dipanaskan
terus-menerus?
c. Naik c. Turun
d. Tetap
89

Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Pernyataan untuk soal 13 dan 14


Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda dipanaskan
dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X
lebih cepat panas dari benda Y.

7. Benda manakah yang mempunyai kalor jenis lebih besar?


c. X c. sama
d. Y
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
8. Benda manakah yang mempunyai kapasitas kalor lebih besar?
c. X c. sama
d. Y
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Pernyataan untuk soal 14 dan 15


Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda didinginkan
dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X
lebih cepat dingin dari benda Y.

9. Benda manakah yang mempunyai kalor jenis lebih besar?


c. X c. sama
d. Y
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
90

10. Benda manakah yang mempunyai kapasitas kalor lebih besar?


c. X c. sama
d. Y
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

11. Ada dua logam A dan B yang massanya dan luas permukaanya sama. Bila
konduktivitas termal logam A lebih besar daripada konduktivitas termal
logam B. Jika kedua logam tersebut dipanasi bersamaan, maka pernyataan
yang tepat untuk menggambarkan keadaan tersebut adalah......
c. HA > HB c. HA < HB
d. HA = HB
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
12. Pada saat kita menyeterika baju terjadi perpindahan energi secara....
c. Konveksi c. Konduksi dan Konveksi
d. Konduksi
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
13. Perpindahan energi pada saat kita merebus air dengan panci adalah
berlangsung secara....

Air

e. Konveksi c. Konduksi dan Konveksi


f. Konduksi
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
91

14. Ketika kita berada didekat api unggun badan kita terasa lebih panas. Hal ini
disebabkan ada perpindaha kalor secara....
c. Konveksi c. Konveksi dan Radiasi
d. Radiasi
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

15. Pada pagi hari yang dingin, tubuh kita merasa dingin ketika melepas baju. Hal
ini sebabkan karena.....
d. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konduksi
e. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konveksi
f. Badan menerima kalor dingin dari udara sekitar
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

16. Misalkan didalam kamar yang hanya diterangi oleh sebuah lampu dan ada
sebuah tabung atau wadah yang hampa udara. Maka pernyataan tepat untuk
menggambarkan keadaan tabung tersebut adalah....
c. Ttabung = 00 c. Ttabung = Tkamar
d. Tidak ada suhu
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
17. Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna hitam dan putih dibawah terik
matahari. Baju dengan warna apa yang akan cepat kering?
c. Putih c. Hitam dan putih kering bersamaan
d. Hitam
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
92

18. Sebatang logam pada temperatur T memancarkan kalor per satuan luas per
satuan waktu ke lingkungan sebesar W. Apabila temperatur logam itu
diduakalikan, radiasi kalor yang dipancarkan akan menjadi ....
c. 0,5 W c. 16 W
d. 4 W
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

19. Di bawah ini merupakan contoh perpindahan kalor


E. Terjadinya Angin laut
F. Terjadinya Angin darat
G. Pemanasan Ruangan
H. Pemanasan batang besi
Yang menunjukkan perpindahan kalor secara konveksi adalah....

c. A dan B c. A, B dan C
d. D
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

20. Kalor yang dipindahkan secara konduksi hanya terjadi pada....


c. Hanya pada zat cair c. Zat gas dan padat
d. Hanya pada zat padat
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
93

21. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A lebih tinggi
daripada B. Kedua benda bersentuhan.

A B

A B

Maka akan terjadi aliran/ perpindahan …..


c. Suhu panas c. Kalor panas
d. Kalor d.
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

22. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu
B. Kapasitas kalor A lebih besar daripada B. kedua benda bersentuhan.

A B

A B

Maka akan terjadi aliran/ perpindahan ……..


c. Kapasitas kalor c. Tidak ada aliran
d. Kalor
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

23. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu
B. Kalor jenis A lebih besar daripada B. Jika kedua benda bersentuhan.

A B

A B
94

Maka akan terjadi aliran/ perpindahan ……..


c. Kalor jenis c. Tidak ada aliran
d. Kalor
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

24. Ujung A dari batang logam dipanaskan, sedangkan ujung lainnya (B)
dipegang akan terasa panas.

A B

Hal ini terjadi karena adanya aliran/ perpindahan…..…


c. Suhu panas c. Kalor panas
d. Kalor
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
25. Ujung A dari batang logam dimasukkan ke dalam es batu yang besar,
sedangkan ujung lainnya (B) dipegang akan terasa dingin.

A B

ES BATU

Hal ini terjadi karena adanya aliran/ perpindahan…..…


c. Suhu dingin c. Kalor dingin
d. Kalor
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
95

Lampiran 13

JAWABAN INSTRUMEN

1. C
Alasan: suhu tidak bergantung pada masssa.
2. C
Alasan: suhu kedua kelereng sama dengan suhu air mendidih hal ini karena
adanya kesetimbangan termal.
3. B
Alasan: suhu tidak bergantung pada jumlah materi atau zat.
4. B
Alasan: suhu tidak bergantung pada jumlah materi atau zat.
5. B
Alasan: suhu tidak bergantung pada jumlah materi atau zat
6. B
Alasan: bila kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka
biasanya, hasilnya adalah kenaikan temperatur atau suhu zat itu. Namun
kadang – kadang zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang sangat besar
tanpa mengalami peubahan apapun pada suhunya. Ini terjadi saat perubahan
wujud.
7. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kalor jenis suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya lebih besar
juga.
8. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kapasitas kalor suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya lebih besar
juga.
9. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kalor jenis suatu zat atau
benda maka kalor yang dilepaskan untuk menurunkan suhunya lebih besar
juga.
96

10. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kapasitas kalor suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya lebih besar
juga.
11. A
Alasan: laju perpindahan kalor berbanding lurus dengan konduktivitas termal
suatu benda. Semakin besar nilai konduktivitas termalnya maka semakin besar
pula laju perpindaham kalornya. Begitu pula sebaliknya.
12. B
Alasan: karena tidak disertai perpindahan materi maka perpindahan kalor
yang terjadi pada saat menyetrika baju adalah secara konduksi dari lempeng
alas seterika ke pakaian yang di setrika.
13. C
Alasan: mula-mula panci dipanasi oleh api karena api menyentuh panci maka
terjadi perpindahan kalor dari api ke panci secara konduksi kemudian dari
panci ke air terjadi perpindahan kalor secara konveksi.
14. C
Alasan: karena dalam hal ini kalor dapat berpindah melalui dua cara yaitu api
mengkonveksi udara disekitarnya dan kalor diradiasikan ke segala arah.
15. B
Alasan: badan mengkonveksi kalor terhadap udara sekitar.
16. C
Alasan : walaupun tidak ada udara didalam tabung tetapi kalor dari lampu
sebagai sumber panas dapat berpindah tanpa melalui medium udara sehingga
didalam tabung tetap ada suhu yang sama dengan suhu kamar.
17. B
Alasan : warna hitam dapat menyerap kalor lebih baik daripada warna lainnya
karena nilai emisivitas sama dengan 1.
18. C
Alasan : radiasi kalor berbanding lurus dengan pangkat empat suhu
mutlaknya. Jika suhunya dinaikkan dua kalinya maka radiasinya menjadi 16
kali radiasi semulanya.
97

19. C
Alasan : terjadinya angin laut, angin darat dan pemanasan ruangan adalah
termasuk perpindahan kalor secara konveksi karena disertai perpindahan
materi atau massa udara.
20. B
Alasan : perpindahan kalor secara konduksi hanya dapat terjadi pada zat padat
karena molekul-molekulnya terikat erat pada tempatnya.
21. C
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah. Dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
22. F
Alasan : kalor hanya yang dapat berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah.
23. F
Alasan : kalor hanya yang dapat berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah.
24. C
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah. Dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
25. C
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah. Dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
98

Lampiran 14

DATA AWAL PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


No. Kode Nilai No. Kode Nilai
1 E01 84 1 K01 81
2 E02 63 2 K02 84
3 E03 66 3 K03 65
4 E04 64 4 K04 73
5 E05 80 5 K05 59
6 E06 78 6 K06 71
7 E07 68 7 K07 77
8 E08 68 8 K08 75
9 E09 81 9 K09 83
10 E10 58 10 K10 65
11 E11 73 11 K11 75
12 E12 69 12 K12 82
13 E13 68 13 K13 69
14 E14 71 14 K14 73
15 E15 64 15 K15 72
16 E16 58 16 K16 65
17 E17 70 17 K17 71
18 E18 79 18 K18 68
19 E19 69 19 K19 65
20 E20 72 20 K20 68
21 E21 73 21 K21 83
22 E22 71 22 K22 62
23 E23 73 23 K23 81
24 E24 68 24 K24 74
25 E25 83 25 K25 75
26 E26 73 26 K26 73
27 E27 69 27 K27 67
28 E28 74 28 K28 69
29 E29 78 29 K29 77
30 E30 70 30 K30 78
31 E31 79 31 K31 72
32 E32 63 32 K32 80
33 E33 78 33 K33 80

TOTAL 2355 TOTAL 2410


JUMLAH DATA 33 JUMLAH DATA 33
RATA-RATA 71.35 RATA-RATA 73.02
VARIANS 43.71 VARIANS 42.96
DEVIASI STANDAR 6.61 DEVIASI STANDAR 6.55
99

Lampiran 15

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA AWAL ANTARA KELOMPOK


EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hipotesis
H0 : 𝑠1 2 = 𝑠2 2
Ha : 𝑠1 2 ≠ 𝑠2 2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫
𝐅=
𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥
Ho diterima apabila F < F1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2355 2410
n 33 33
𝒙 71,35 73,02
Varians (s2) 43,71 42,96
Standart deviasi (s) 6,61 6,55
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
𝟒𝟑, 𝟕𝟏
𝐅= = 𝟏, 𝟎𝟐
𝟒𝟐, 𝟗𝟔
Pada a = 5% dengan dk pembilang = nb – 1 = 32 dan dk penyebut = nk -1 = 32
F (0,025)(32:32) = 1,80

Daerah
penerimaan H0

1,02 1,80

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
100

Lampiran 16

DATA PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN


NO Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 jumlah
1 E01 4 1 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 0 4 4 4 1 1 4 4 4 0 1 4 0 67
2 E02 4 0 4 1 0 1 1 1 1 4 1 0 4 3 4 4 0 4 4 4 4 1 1 4 0 55
3 E03 4 2 4 4 3 1 3 1 3 1 0 4 4 0 1 1 4 1 4 4 4 1 1 4 4 63
4 E04 0 0 4 4 0 4 1 1 4 4 1 0 4 3 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 68
5 E05 4 4 1 1 4 1 4 1 1 0 4 4 4 4 0 0 4 4 4 4 4 1 1 1 1 61
6 E06 3 3 3 1 1 4 4 4 1 1 4 4 1 1 1 0 4 4 1 4 4 0 0 0 0 53
7 E07 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 42
8 E08 0 0 0 0 0 0 1 1 4 4 4 0 0 4 4 0 4 4 4 4 1 0 0 0 0 39
9 E09 1 1 4 4 4 1 4 0 1 2 4 4 1 0 0 0 4 0 1 4 4 1 1 1 1 48
10 E10 1 1 4 4 4 0 4 1 1 1 3 4 3 4 4 4 0 0 3 0 0 1 1 1 1 50
11 E11 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 3 4 4 4 4 4 1 4 0 0 0 4 4 4 4 49
12 E12 1 1 4 3 3 1 0 0 0 0 1 4 4 4 1 4 0 0 4 4 4 4 4 4 4 59
13 E13 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 4 4 4 0 3 4 0 4 4 4 0 0 4 4 0 44
14 E14 0 1 0 0 1 0 4 1 4 1 4 4 1 3 4 0 4 4 4 4 4 1 1 1 1 52
15 E15 1 1 4 1 4 0 0 4 4 1 4 4 1 1 1 1 4 1 1 4 4 1 1 4 4 56
16 E16 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40
17 E17 4 4 4 1 3 1 4 1 0 1 1 4 4 4 4 0 4 1 1 1 4 4 1 4 4 64
18 E18 0 0 0 0 1 1 1 1 4 4 4 0 0 4 4 1 4 4 4 4 0 0 0 0 0 41
19 E19 4 4 4 4 4 4 4 4 0 1 4 4 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 48
20 E20 1 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 0 1 4 4 3 1 4 4 4 0 0 0 0 0 57
21 E21 4 4 4 4 4 0 1 1 1 3 4 4 0 4 4 0 4 4 4 4 1 0 0 0 0 59
22 E22 1 1 1 4 1 1 1 4 2 4 1 4 1 1 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 63
23 E23 4 4 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 70
24 E24 4 4 1 1 1 1 4 1 4 1 0 4 4 0 0 4 4 0 0 0 4 1 1 4 4 52
25 E25 1 1 4 1 4 4 4 4 0 1 4 4 1 1 4 0 4 4 4 4 1 0 4 0 1 60
26 E26 4 4 4 1 4 0 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 62
27 E27 1 1 1 4 4 4 0 4 4 1 4 4 0 4 4 0 4 0 4 4 0 4 4 4 4 67
28 E28 1 0 0 0 0 2 4 4 4 4 4 4 1 1 4 0 2 0 4 4 4 4 4 4 4 63
29 E29 1 1 1 0 1 4 4 1 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 62
30 E30 4 4 4 1 1 1 4 1 1 1 0 4 0 4 4 0 4 1 4 4 1 1 1 4 1 55
31 E31 4 4 1 1 1 1 4 4 1 4 1 4 4 0 4 1 4 4 1 4 4 1 1 4 1 63
32 E32 4 4 4 1 1 1 0 4 4 0 3 0 1 1 1 0 1 1 1 4 4 4 4 4 4 56
33 E33 4 0 4 4 4 3 4 0 4 0 4 4 1 3 4 0 4 4 4 4 4 1 1 1 1 67
71 58 83 70 78 58 86 62 73 64 90 107 64 77 90 50 87 82 91 105 79 47 52 79 53 1855
101

Lampiran 17

DATA PENELITIAN KELAS KONTROL


NO Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 jumlah
1 K01 4 1 4 4 4 0 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 0 0 4 2 0 0 4 4 68
2 K02 4 2 0 0 0 4 3 3 0 0 4 4 0 3 3 0 4 4 4 4 4 0 0 4 4 58
3 K03 1 1 4 1 4 3 2 0 0 0 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 60
4 K04 4 4 4 1 1 1 3 3 2 2 0 4 0 3 4 4 4 0 1 4 4 4 4 4 4 69
5 K05 0 0 4 0 4 4 2 0 0 0 0 4 2 4 4 0 4 4 3 4 0 0 0 0 0 43
6 K06 4 4 4 4 2 4 1 1 1 1 4 4 4 0 4 1 4 1 0 4 4 4 4 4 4 72
7 K07 4 1 1 4 4 0 4 4 1 1 4 4 4 0 3 0 4 0 2 4 1 1 1 4 1 57
8 K08 4 4 1 4 1 4 4 1 1 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 1 74
9 K09 4 4 4 0 4 2 1 1 4 4 0 4 4 4 0 1 1 0 4 4 4 1 1 1 1 58
10 K10 1 1 4 4 0 3 3 4 4 1 0 4 0 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
11 K11 4 1 0 4 4 0 4 0 2 0 0 4 4 2 3 0 4 4 4 4 4 4 1 2 4 63
12 K12 4 4 3 4 4 1 1 1 4 4 4 0 4 1 4 4 4 3 4 4 4 1 1 1 1 70
13 K13 1 3 1 4 4 0 4 4 4 4 1 4 4 0 4 0 1 0 1 4 4 4 4 4 4 68
14 K14 4 4 1 3 3 1 1 1 4 4 4 4 3 4 4 1 4 1 4 4 4 0 0 0 0 63
15 K15 1 1 4 4 4 4 4 1 3 1 1 3 4 4 0 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 71
16 K16 4 4 3 4 4 0 1 1 3 3 0 0 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 64
17 K17 4 4 4 4 3 1 0 0 4 4 4 4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 44
18 K18 0 3 4 4 4 0 4 4 0 0 4 1 1 0 0 0 4 4 0 4 4 4 4 4 4 61
19 K19 4 1 1 4 4 4 4 4 1 0 4 4 1 1 0 0 4 4 4 0 1 0 0 4 0 54
20 K20 0 4 4 4 4 3 4 4 0 2 4 4 1 1 0 0 4 4 4 0 1 4 0 4 0 60
21 K21 0 4 1 3 3 3 4 4 0 0 4 4 1 1 2 0 3 4 4 0 1 4 0 4 0 54
22 K22 1 1 1 4 4 2 0 2 0 0 4 4 1 1 0 0 4 4 4 0 1 4 0 4 0 46
23 K23 4 4 4 4 4 0 0 0 4 4 4 4 4 0 0 0 4 4 2 0 0 0 0 0 0 50
24 K24 0 0 4 4 4 2 4 4 1 1 4 4 2 0 1 4 0 3 4 0 0 0 0 4 0 50
25 K25 4 4 3 4 4 0 0 0 4 4 0 4 0 4 4 0 4 0 4 4 4 0 0 4 0 59
26 K26 0 0 0 0 0 4 1 0 3 3 0 0 4 4 0 0 4 0 4 4 4 4 4 4 4 51
27 K27 2 0 4 4 4 3 0 0 3 3 0 0 4 4 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
28 K28 0 4 4 4 4 3 2 0 0 0 0 0 4 4 0 0 4 4 4 0 0 0 0 0 0 41
29 K29 4 4 2 4 0 2 4 4 3 1 0 4 4 0 3 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 73
30 K30 4 4 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 0 1 0 4 0 4 4 4 1 1 1 1 63
31 K31 0 0 4 4 4 3 1 1 0 1 4 4 4 0 0 0 4 1 3 4 0 3 4 4 4 57
32 K32 4 4 4 4 4 3 0 1 0 1 4 4 4 0 0 2 4 0 3 4 0 3 4 4 4 65
33 K33 1 4 4 4 4 0 0 0 4 4 4 4 4 4 4 0 4 2 0 0 0 4 0 4 0 59
80 84 92 106 102 65 74 61 68 62 76 107 92 64 58 38 114 76 99 96 83 69 53 96 66 1981
102

Lampiran 18

Data Akhir Hasil Tes Diagnostik Peserta Didik

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


No. Kode Skor No. Kode Skor
1 E01 67 1 K01 68
2 E02 55 2 K02 58
3 E03 63 3 K03 60
4 E04 68 4 K04 69
5 E05 61 5 K05 43
6 E06 53 6 K06 72
7 E07 42 7 K07 57
8 E08 39 8 K08 74
9 E09 48 9 K09 58
10 E10 50 10 K10 69
11 E11 49 11 K11 63
12 E12 59 12 K12 70
13 E13 44 13 K13 68
14 E14 52 14 K14 63
15 E15 56 15 K15 71
16 E16 40 16 K16 64
17 E17 64 17 K17 44
18 E18 41 18 K18 61
19 E19 48 19 K19 54
20 E20 57 20 K20 60
21 E21 59 21 K21 54
22 E22 63 22 K22 46
23 E23 70 23 K23 50
24 E24 52 24 K24 50
25 E25 60 25 K25 59
26 E26 62 26 K26 51
27 E27 67 27 K27 67
28 E28 63 28 K28 41
29 E29 62 29 K29 73
30 E30 55 30 K30 63
31 E31 63 31 K31 57
32 E32 56 32 K32 65
33 E33 67 33 K33 59

TOTAL 1855 TOTAL 1981


JUMLAH DATA 33 JUMLAH DATA 33
RATA-RATA 56.21 RATA-RATA 60.03
VARIANS 76.86 VARIANS 81.91
DEVIASI STANDAR 8.77 DEVIASI STANDAR 9.05
103

Lampiran 19

ANALISIS MISKONSEPSI KELAS EKSPERIMEN

Memahami Miskonsepsi Tidak Memahami


KODE Soal nomor Soal nomor Soal nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
E01 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
E02 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E03 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
E04 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E05 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E06 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
E07 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
E08 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
E09 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
E10 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
E12 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
E13 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E14 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E15 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E16 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
E17 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
E19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
E20 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
E21 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
E22 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E23 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E24 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
E25 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
E26 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
E27 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
E28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E29 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E30 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E31 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E32 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E33 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Σ 14 11 18 13 16 10 16 15 9 12 19 28 12 15 19 9 20 19 19 24 18 6 9 17 10 15 16 10 14 12 17 12 15 21 19 12 0 15 13 10 11 9 9 10 5 12 18 18 9 16 4 6 5 6 5 6 5 3 3 2 2 5 6 5 4 13 4 5 5 4 3 9 6 7 7
104

Lampiran 20

ANALISIS MISKONSEPSI KELAS KONTROL

Memahami Miskonsepsi Tidak Memahami


KODE Soal nomor Soal nomor Soal nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
K01 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
K02 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K03 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K04 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
K05 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
K06 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
K07 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K08 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K09 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
K10 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K11 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K12 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K13 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
K14 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
K15 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K16 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K17 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
K18 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K19 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
K20 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K21 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K22 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
K23 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
K24 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
K25 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K26 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
K27 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
K28 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
K29 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K30 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
K31 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
K32 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K33 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Σ 18 15 19 20 19 17 20 15 11 12 20 29 19 15 14 12 26 17 23 24 20 16 13 20 14 11 15 11 8 8 12 8 13 18 17 6 0 10 11 12 10 5 8 7 4 8 10 16 9 14 4 3 3 5 6 4 5 5 4 4 7 4 4 7 7 11 2 8 3 5 5 7 4 4 5
105

Lampiran 21

Prosentase Miskonsepsi Siswa Kelas Eksperimen


Jumlah Prosentase
No. No.
Memahami Miskonsepsi Tidak Memahami Memahami Miskonsepsi Tidak Memahami
1 14 15 4 33 1 42% 45% 12%
2 11 16 6 33 2 33% 48% 18%
3 18 10 5 33 3 55% 30% 15%
4 13 14 6 33 4 39% 42% 18%
5 16 12 5 33 5 48% 36% 15%
6 10 17 6 33 6 30% 52% 18%
7 16 12 5 33 7 48% 36% 15%
8 15 15 3 33 8 45% 45% 9%
9 9 21 3 33 9 27% 64% 9%
10 12 19 2 33 10 36% 58% 6%
11 19 12 2 33 11 58% 36% 6%
12 28 0 5 33 12 85% 0% 15%
13 12 15 6 33 13 36% 45% 18%
14 15 13 5 33 14 45% 39% 15%
15 19 10 4 33 15 58% 30% 12%
16 9 11 13 33 16 27% 33% 39%
17 20 9 4 33 17 61% 27% 12%
18 19 9 5 33 18 58% 27% 15%
19 18 11 4 33 19 55% 33% 12%
20 24 5 4 33 20 73% 15% 12%
21 18 12 3 33 21 55% 36% 9%
22 6 18 9 33 22 18% 55% 27%
23 9 18 6 33 23 27% 55% 18%
24 17 9 7 33 24 52% 27% 21%
25 10 16 7 33 25 30% 48% 21%
Total 377 319 129 825 Rata2 46% 38% 16%
106

Lampiran 22

Prosentase Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol


Jumlah Prosentase
No. No.
Memahami Miskonsepsi Tidak Memahami Memahami Miskonsepsi Tidak Memahami
1 18 11 4 33 1 55% 33% 12%
2 15 15 3 33 2 45% 45% 9%
3 19 11 3 33 3 58% 33% 9%
4 20 8 5 33 4 61% 24% 15%
5 19 8 6 33 5 58% 24% 18%
6 17 12 4 33 6 52% 36% 12%
7 20 8 5 33 7 61% 24% 15%
8 15 13 5 33 8 45% 39% 15%
9 11 18 4 33 9 33% 55% 12%
10 12 17 4 33 10 36% 52% 12%
11 20 6 7 33 11 61% 18% 21%
12 29 0 4 33 12 88% 0% 12%
13 19 10 4 33 13 58% 30% 12%
14 15 11 7 33 14 45% 33% 21%
15 14 12 7 33 15 42% 36% 21%
16 12 10 11 33 16 36% 30% 33%
17 26 5 2 33 17 79% 15% 6%
18 17 8 8 33 18 52% 24% 24%
19 23 7 3 33 19 70% 21% 9%
20 24 4 5 33 20 73% 12% 15%
21 20 8 5 33 21 61% 24% 15%
22 16 10 7 33 22 48% 30% 21%
23 13 16 4 33 23 39% 48% 12%
24 20 9 4 33 24 61% 27% 12%
25 14 14 5 33 25 42% 42% 15%
Total 448 251 126 Rata2 54% 31% 15%
107

Lampiran 23

Histogram

10
8
Banyak siswa

6
4
2
0

Nilai Akhir
108

Lampiran 24

Histogram
10
8
Banyak siswa

6
4
2
0

Nilai akhir
109

Lampiran 25

UJI PERBEDAAN RATA-RATA


KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hipotesis
H0 : µ1= µ2
Ha : µ1≠ µ2

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
𝒙𝟏 − 𝒙𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝟐 𝟐
𝒏𝟏 − 𝟏 𝒔𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒔𝟐 𝟏 𝟏
+
𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒏𝟏 𝒏𝟐

Ho diterima atau rata-rata sama jika -ttabel < thitung < ttabel

Sumber Variasi Eksperimen Kontrol


Jumlah 1855 1981
n 33 33
𝒙 56,21 60,03
Varians (s2) 76,86 81,91
Standart deviasi (s) 8,77 9,05

Berdasarkan rumus diperoleh:


−𝟑, 𝟖𝟐 −𝟑, 𝟖𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = = = −𝟏, 𝟖𝟏
𝟓𝟎𝟖𝟎. 𝟔𝟒 𝟏 𝟏 𝟐, 𝟏𝟐
𝟔𝟒 𝟑𝟑 + 𝟑𝟑
Untuk α = 5%, dengan dk = 33 + 33 – 2 = 64, diperoleh t(0.975)(64) = 1,67

Daerah
Penerimaan H0

-1,81 -1,67 1,67

Karena thitung berada diluar daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda.
110

Lampiran 26

You might also like