Professional Documents
Culture Documents
2010
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENGETAHUI
ADANYA MISKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA
PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR.
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
Oleh
Ikmalul Hakim
4201406500
JURUSAN FISIKA
2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN
Ketua Penguji
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya, bukan jiplakan dan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Ikmalul Hakim
4201406500
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
v
KATA PENGANTAR
vi
9. Yusuf, S.Pd, guru fisika SMAN 2 Magelang yang telah bersedia memberikan
informasi dan membantu pelaksanaan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X SMAN 2 Magelang Tahun Ajaran 2009/2010.
11. Kekasihku Nur Aeni Yuniarsih yang selalu mendukungku dalam penyusunan
skripsi ini.
12. Mustafa Kemal Pasha dan Yohannes Curie yang telah telah membantu dalam
penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
13. Teman-temanku di Mansion Dream House tercinta Dakocan, Pram, Hasan,
Fuad, Solikin, Dinug, Aji, Titis, Anggra, Wahyu, Budi serta teman- temanku
Fisika khususnya kelas Paralel-A angkatan 2006 yang telah membantu dan
mendukung penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
lembaga, masyarakat, dan para pembaca pada khususnya.
Penulis
vii
ABSTRAK
Ikmalul Hakim. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Media VCD untuk Mengetahui Adanya Miskonsepsi Fisika Siswa Kelas X SMA
pada Pokok Bahasan Perpindahan Kalor. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Dosen Pembimbing I: Drs. Mosik, M.S, pembimbing II: Drs. Sri Hendratto, M.Pd
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan penelitian ...................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
1.5. Penegasan Istilah ....................................................................... 5
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 8
2.1. Belajar dan Pembelajaran ......................................................... 8
2.2. Pembelajarasn Kooperatif tipe STAD ...................................... 9
2.3. Media Pembelajaran ................................................................. 12
2.4. Media VCD ............................................................................... 13
2.5. Tinjauan tentang Konsep .......................................................... 14
2.6. Derajat Pemahaman .................................................................. 18
2.7. Perpindahan Kalor .................................................................... 21
2.8. Kesalahpahaman Perpindahan Kalor ........................................ 24
2.9. Kerangka Berfikir ..................................................................... 25
2.10. Hipotesis ................................................................................... 26
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 27
3.1. Subjek Penelitian dan Setting Penelitian .................................. 27
3.2. Desain Penelitian ...................................................................... 27
3.3. Identifikasi Variabel ................................................................. 28
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................. 28
3.5. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 29
3.6. Instrumen Penelitian ................................................................. 30
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 34
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................... 34
4.2. Pembahasan .............................................................................. 39
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 63
5.1. Simpulan ................................................................................... 63
5.2. Saran ......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase utama dalam proses pembelajaran kooperatif........................ 10
Tabel 2.2 Derajat pemahaman dan indikator secara umum ........................... 19
Tabel 2.3 Derajat pemahaman dan indikator secara khusus .......................... 20
Tabel 3.1 Desain penelitian eksperimen random terhadap subjek ................. 27
Tabel 3.2 Penskoran tes objektif beralasan .................................................... 30
Tabel 4.1 Prosentase pemahaman siswa kelas eksperimen tentang
perpindahan kalor ......................................................................... 34
Tabel 4.2 Prosentase pemahaman siswa kelas kontrol tentang
perpindahan kalor .......................................................................... 36
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika adalah bidang studi yang memang sulit, tetapi apa sumber kesulitan
di dalam belajar fisika jarang diselidiki. Sering dikatakan bahwa fisika sulit
atau fisika tidak menarik. Penelitian dari dua dasawarsa dan sejarah fisika
miskonsepsi.
pemahaman siswa terhadap suatu konsep fisika adalah sesuatu yang wajar dan
tidak perlu menindaklanjuti hal tersebut. Satu hal yang perlu dicatat ialah
yang salah atau yang berbeda dari pemahaman para ahli tidak mudah untuk
dilupakan dan diganti dengan pemahaman baru dan benar dari kacamata
masyarakat ilmiah.
menemukan bahwa para siswa dan para guru fisika kesulitan dalam menjelaskan
konsep suhu dan kalor. Penelitian mengenai miskonsepsi suhu dan kalor juga
1
2
telah dilakukan Ed van den Berg dan Kristyanto Sidkenu Boko dengan subjek
penelitian 137 siswa SMP dan SMA. Hasil pengujian pilihan ganda, esai, dan
Antara lain mereka mencampur-adukkan konsep suhu dan kalor dan siswa belum
memahami kesetimbangan termal, kalor jenis dll. Hasil siswa SMP dan siswa
SMA tidak jauh berbeda dan mirip dengan penelitian sejenis diluar negeri.
kurang jelas dan kurang lengkap yang diterima oleh siswa dalam proses belajar
dipelajari.
media. Media VCD mungkin cocok diterapkan pada pembelajaran sains karena
banyak konsep yang abstrak dalam pembelajaran sains. Dengan media VCD siswa
melihat media pembelajaran. Karena melalui media VCD siswa dapat melihat
diharapkan bisa lebih kongkret. Banyak hal-hal positif dari pemanfaatan media
VCD untuk pengajaran sains. Sekalipun demikian ada hal penting yang mesti kita
kelemahan media VCD dalam pembelajaran sains antara lain praktikum dilakukan
hanya pada keadaan ideal. Di dalam media VCD animasi dan simulasi hanyalah
suatu tiruan dari keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak
akan mampu mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan tiruan inilah yang
memunculkan miskonsepsi.
kooperatif tipe STAD dengan media VCD untuk memberikan kesempatan kepada
KALOR”.
istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
sampai lima siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar
2. Media VCD (Video Compact Disk) adalah bahan ajar yang merupakan
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar animasi,
Perpindahan kalor.
6
Dalam penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan,
Bab 1 : Pendahuluan
sistematika penulisan.
Bab 5 : Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Belajar
pertumbuhan;
3. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu
belajar adalah sebagai berikut: Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan maupun
8
9
2.1.2. Pembelajaran
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
internal.
beranggotakan tiga sampai lima siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis
kelamin atau latar belakang yang berbeda. Tujuan penting dari pembelajaran
(Nurhadi, 2004:112).
tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert
fase utama yang mencakup kegiatan siswa dan kegiatan guru selama pelaksanaan
pembelajaran kooperatif. Fase utama secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1.
10
mampu bekerjasama dengan teman lain dalam mencapai tujuan bersama. Adapun
berdiskusi.
sebagai berikut :
kurang mampu.
12
dari berbagai sumber. Salah satu sumber belajar yang dapat memperkaya
wawasan anak didik adalah media pembelajaran. Peranan media tidak akan
terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai acuan
3. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
dalam proses pembelajaran yang interaktif, efektif dan menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa terhadap konsep-konsep sains yang ditunjukkan oleh media tersebut.
VCD (Video Compact Disk) adalah bahan ajar yang merupakan kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar animasi, dan video) dimana
dan proyektor (Majid, 2004:182). Beberapa persepsi guru dan siswa di dalam
sains. Sekalipun demikian ada hal penting yang mesti kita antisipasi yakni :
sessungguhnya. Di dalam media VCD animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan
dari keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak akan mampu
miskonsepsi.
2.5.1. Konsep
ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh
suatu tanda atau simbol (Ausubel et al., 1978). Jadi konsep merupakan abstraksi
dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang
ciri yang diperlukan untuk memerikannya, misalnya bentuk, jenis bahan, warna,
fungsinya (meja tulis, meja makan), besarnya, dst. Maka setiap konsep dapat
dihubungkan dengan banyak konsep lain dan hanya mempunyai arti dalam
Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan konsep yang telah ada dalam
ingatan siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa hubungan dengan konsep
lainnya. Maka konsep yang baru tersebut tidak dapat digunakan oleh siswa dan
tidak mempunyai arti, sebab arti konsep berasal dari hubungan dengan konsep-
konsep lain.
guru harus membatasi jumlah konsep dan hubungan diantaranya yang diajarkan.
Dengan membuat peta konsep yang lengkap dulu, pengajar dapat memutuskan
bagian mana dari peta yang akan diajarkan dan bagian mana yang terpaksa
(sementara) diabaikan. Tentu pengajar yang ingin mengajarkan semua konsep dan
Suhu
Zat padat
macam
Pemuaian Zat cair
Gas
Berhubungan
Perubahan suhu
Kalor jenis dan
kapasitas kalor
Transfer
macam
Kalor Laten
Dapat menyebabkan
Konduksi
Perubahan Perpindahan
macam
Radiasi
macam
2.5.5. Konsepsi
penafsiran konsep “ibu” atau “cinta” atau “keadilan” berbeda untuk setiap orang.
Tafsiran konsep oleh setiap orang disebut konsepsi. Walaupun dalam fisika
kebanyakan konsep memiliki arti yang jelas, yang sudah disepakati oleh pakar
(konsepsi siswa) mengenai konsep kalor berbeda dari tafsiran guru atau buku.
2.5.6. Miskonsepsi
Konsepsi fisikawan pada umumnya akan lebih kompleks, lebih rumit, melibatkan
lebih banyak hubungan antar konsep daripada siswa. Kalau konsepsi siswa adalah
sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan, konsepsi siswa tidak dapat
disebut salah. Tetapi kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi para
2.5.7. Prakonsepsi
mekanika seperti pokok bahasan benda yang jatuh, benda yang bergerak serta
gaya, siswa sudah mengembangkan konsepsi seperti kecepatan dan gaya yang
belum tentu sama dengan konsepsi fisikawan. Konsepsi semacam ini disebut
prakonsepsi.
18
a) Memahami konsep
d) Miskonsepsi
e) Tidak memahami
Secara lengkap derajat pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 2.2.
1. Mengulang pertanyaan
b. Mengulang pertanyaan
miskonsepsi
Perpindahan energi dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
dingin ketika kedua benda bersentuhan satu sama lain sampai suhunya sama dan
2.7.2.1. Konduksi
Perpindahan kalor melalui suatu zat padat, tetapi bagian-bagian zat itu
tidak ikut berpindah. Dalam skala mikroskopis, konduksi terjadi karena satu atom
bergerak cepat dan berinteraksi dengan atom-atom tetangga. Dari interaksi ini,
maka kalor dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Berdasarkan
ii. Isolator : bahan-bahan yang sukar atau tidak dapat menghantarkan kalor.
persamaan ini :
22
𝑸 𝒌𝑨𝚫𝑻
=
𝒕 𝒅
t : waktu (s)
2.7.2.2. Konveksi
Konveksi hanya dapat terjadi pada zat cair dan gas. Konveksi dibedakan menjadi
2 yaitu :
ii. Konveksi paksa : aliran fluida diarahkan secara sengaja untuk tujuan
𝑸
= 𝒉𝑨∆𝑻
𝒕
23
t : waktu (s)
2.7.2.3. Radiasi
dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap
satuan waktu (Q/t) sebanding dengan luas permukaan (A) dan sebanding dengan
pangkat empat suhu mutlak permukaan itu (T4). Hukum Stefan-Boltzmann dapat
𝑸
= 𝝈𝑨𝑻𝟒
𝒕
Persamaan di atas hanya berlaku untuk benda hitam sempurna. Benda hitam
sempurna adalah benda yang mampu menyerap dan memancarkan kalor secara
sempurna.
24
Untuk benda yang bukan benda hitam sempurna, maka berlaku persamaan
berikut :
𝑸
= 𝒆𝝈𝑨𝑻𝟒
𝒕
Dengan :e : emisivitas (0 ≤ 𝑒 ≤ 1)
Emisivitas adalah ukuran suatu pancaran radiasi kalor suatu benda dibandingkan
& Berkovitz, 1980; Shayer & Wylam, 1981; Duit, 1986) dalam Ed van den Berg
(1991) telah meneliti konsepsi (dan miskonsepsi) siswa mengenai suhu dan kalor.
1. Suhu dan kalor sulit bedakan. Dalam bahasa sehari-hari juga demikian.
kalor.
4. Suhu adalah ukuran dari campuran kalor panas (heat) dan kalor dingin
(cold). Kalor panas mengalir dari benda panas ke benda dingin sedangkan
dengan suhu 600C dipisahkan dalam dua kali ½ liter, ada siswa yang
Pembelajaran Fisika
Strategi pembelajaran
Media VCD
2.10. Hipotesis
teori – teori dalam tinjauan pustaka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
demonstrasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
kooperatif tipe STAD dengan media VCD, 1 kelompok kontrol yang diberikan
Eksperimen X1 T
R
Kontrol X2 T
27
28
Keterangan
T : Tes diagnostik
kooperatif tipe STAD dengan media VCD dan pembelajaran kooperatif tipe
miskonsepsi siswa.
Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 6 kelas. Sampel
dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling yaitu dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Secara acak memilih
satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X-F yang terdiri dari 33 peserta
didik dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas X-B yang terdiri dari 33
peserta didik.
29
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya. (Arikunto 2002 :
jumlah, nama dan kelas siswa. Metode dokumentasi ini digunakan untuk
mengetahui nama siswa dan jumlah siswa, serta dokumen lain yang diperlukan
dalam penelitian.
tersebut dapat diberikan pemberian perlakuan yang tepat (Arikunto 2002: 34).
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif beralasan. Jadi
siswa diminta menjawab soal dengan memilih salah satu dari beberapa pilihan
tersebut.
30
coba sehingga dikhawatirkan instrumen menjadi tidak valid. Bentuk tes yang
Jawaban Siswa
Skor
Jawaban benar, penjelasan jawaban menunjukkan bahwa konsep
4
yang dipahami benar
(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) berasal dari populasi yang sama.
Hal ini bisa diketahui dengan adanya varians dan rata-rata yang dimiliki oleh
populasi tidak berbeda secara signifikan. Pada perhitungan tahap awal terlebih
𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫
𝐅𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 = (Sudjana, 1996: 250)
𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥
dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika Fhitung> Ftabel
berarti tidak homogen, dan jika Fhitung < Ftabel berarti homogen.
eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak. Penggunaan uji
Rumus :
𝟐
𝟐
𝒇𝒐 − 𝒇𝒉
𝝌 = 𝚺 (Arikunto 2006 ∶ 290)
𝒇𝒉
Keterangan :
2 = Chi-kuadrat
dalam populasi
Jika harga χ2hitung < χ2tabel, dengan derajat kebebasan dk=k–1 dan taraf
signifikansi 5%, berarti distribusi data dinyatakan normal. Jika data berdistribusi
normal maka teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik
dan apabila datanya berdistribusi tidak normal maka teknik analisis statistik yang
kontrol dapat diuji dengan menggunakan Rumus Uji-t. Menurut Sugiyono (2005:
𝒙𝟏 − 𝒙𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝟐 𝟐
𝒏𝟏 − 𝟏 𝒔𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒔𝟐 𝟏 𝟏
𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒏𝟏 + 𝒏𝟐
Keterangan :
t : Nilai t hitung
maka dapat disimpulkan ada perbedaaan miskonsepsi antara kelas kontrol dan
4.1.1 Miskonsepsi
sebagai berikut.
4.1.1.1.Kelompok eksperimen
Tabel 4.1. Tabel Prosentase Pemahaman Siswa tentang Perpindahan Kalor Tiap
Item Soal
Prosentase
No.
Memahami (%) Miskonsepsi (%) Tidak Memahami (%)
1 42 45 12
2 33 48 18
3 55 30 15
4 39 42 18
5 48 36 15
6 30 52 18
7 48 36 15
8 45 45 9
9 27 64 9
10 36 58 6
11 58 36 6
12 85 0 15
13 36 45 18
14 45 39 15
34
35
4.1.1.2.Kelompok Kontrol
Tabel 4.2. Tabel Prosentase Pemahaman Siswa tentang Perpindaham Kalor Tiap
Item Soal
Prosentase
No.
Memahami (%) Miskonsepsi (%) Tidak Memahami (%)
1 55 33 12
2 45 45 9
3 58 33 9
4 61 24 15
5 58 24 18
6 52 36 12
7 61 24 15
8 45 39 15
9 33 55 12
10 36 52 12
11 61 18 21
12 88 0 12
13 58 30 12
14 45 33 21
15 42 36 21
16 36 30 33
17 79 15 6
18 52 24 24
19 61 30 9
20 73 12 15
21 61 24 15
22 48 30 21
23 39 48 12
24 61 27 12
25 42 42 15
Rata-rata 54 31 15
37
akhir semester ganjil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung dan
Untuk kelompok eksperimen hasil uji normalitas dari data skor hasil tes
diagnostik siswa diperoleh χ2hitung sebesar 7,83 sedangkan χ2tabel dengan dk=5 dan
2
taraf kesalahan 5% adalah 11,07. Karena χ hitung < χ2tabel maka hal ini berarti data
sebesar 4,52 sedangkan χ2tabel dengan dk=5 dan taraf kesalahan 5% adalah 11,07.
Karena χ2hitung < χ2tabel maka hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal,
4.1.2.3. Uji t
dilakukan dengan membandingkan antara rerata skor kelas eksperimen hasil tes
Ho = Tidak ada perbedaaan miskonsepsi fisika yang signifikan antara siswa yang
demonstrasi.
demonstrasi.
harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel dengan kriteria Ho diterima apabila
-ttabel < thitung < ttabel. Untuk taraf signifikansi sebesar 5% dengan uji dua fihak
dengan dk=n1+n2-2 maka diperoleh tTabel = 1,67. Karena nilai thitung berada diluar
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan siswa yang
4.2. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April 2010, pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Magelang.
akan digunakan pada proses pembelajaran. Materi pokok yang dipilih adalah suhu
STAD dengan media VCD. Pelaksanaan pembelajaran di sini terdiri dari 6 tahap
utama yaitu: guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotivasi siswa, guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan media,
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efisien, guru
guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efisien, guru
40
kepada siswa, melalui tanya jawab guru membahas beberapa hal mengenai
tiap kelompok merumuskan hasil pengamatan secara lisan atau tertulis, tanya
1. Dua buah es yang diambil dari lemari es yang sama kemudian diletakkan di
lebih rendah?
A B
a. TA > TB c. TA = TB
b. TA < TB
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 42%
sebesar 55% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa
41
tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa dari kelas
miskonsepsi pada soal ini sebagian besar menjawab TA < TB karena mereka
2. Dua buah bola besi dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang terus
mendidih selama beberapa saat. Jika bola A lebih besar daripada bola B. Bola
a. TA > TB c. TA = TB
b. TA < TB
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 33%
sebesar 45% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 45% dan prosentase siswa
tidak memahami 9%. Pada soal ini sebagian siswa sudah memahami
lebih besar daripada bola B sehingga kalor membutuhkan banyak waktu untuk
menaikkan suhu bola. Jawaban itu salah karena pada soal diketahui air sudah
mendidih beberapa saat. Ada juga yang memberikan alasan kalor jenis A dan
B berbeda.
42
manakah yang suhunya lebih rendah, air di gelas X tadi atau air di A?
a. TA < TX c. TA > TX
b. TA = TX
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 55%
sebesar 58% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa
tidak memahami 9%. Sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
sudah memahami soal ini yaitu dengan menjawab suhu tidak dipengaruhi
massa benda dan tidak ada kalor yang keluar ke lingkungan karena pada soal
4. Air panas di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama di gelas A
a. TA < TB c. TA > TB
b. TA = TB
43
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 39%
sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa
tidak memahami 13%. Soal ini hampir sama dengan soal no.3 sehingga
memahami tetapi ada juga yang memiliki miskonsepsi bahwa suhu benda
dipengaruhi oleh massa benda itu. Jika massa benda semakin besar maka
TB / TA > TB dengan alasan tergantung massa air digelas A lebih besar atau
5. Dua gelas air panas yang suhunya sama di gelas A dan B masing-masing
lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih tinggi, air di gelas A atau
X?
a. TA < TX c. TA > TX
b. TA = TX
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 48%
sebesar 58% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 18% dan prosentase siswa
tidak memahami 24%. Pada soal ini ada beberapa siswa yang mengalami
miskonsepsi dengan menjawab suhu air digelas A lebih kecih daripada suhu
air digelas X karena massa air di gelas A lebih sedikit sehingga suhu airnya
lebih kecil dibanding suhu air gelas X. Dan juga ada yang menjawab
kebalikannya.
6. Apa yang terjadi dengan suhu air jika air yang sudah mendidih dipanaskan
terus-menerus?
a. Naik c. Turun
b. Tetap
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 30%
sebesar 52% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa
tidak memahami 12%. Bila kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan
konstan, maka biasanya, hasilnya adalah kenaikan temperatur atau suhu zat
itu. Namun kadang – kadang zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang
sangat besar tanpa mengalami peubahan apapun pada suhunya. Ini terjadi saat
perubahan wujud. Walaupun tetapnya suhu pada saat perubahan wujud beserta
grafiknya sudah dibahas sejak SMP namun sebagian besar siswa kelas
45
Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda dipanaskan
dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X
a. X c. sama
b. Y
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 48%
sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa
tidak memahami 15%. Sebagian besar siswa dari kedua kelas memahami soal
ini dengan menjawab benda Y mempunyai kalor jenis lebih besar dari benda
X disertai alasan dengan massa yang sama maka semakin besar kalor jenis
suatu benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu semakin
besar pula, sehingga benda X lebih cepat panas dibanding benda Y. Namun
siswa yang mengalami miskonsepsi juga tidak sedikit sebagian besar mereka
46
menjawab semakin besar kalor jenis suatu benda maka benda tersebut akan
cepat panas.
a. X c. sama
b. Y
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 45%
sebesar 45% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 39% dan prosentase siswa
tidak memahami 15%. Pada soal ini sebagian besar siswa memahami dengan
menjawab benda Y memiliki kapasitas kalor lebih besar dari kapasitas kalor
benda X karena semakin besar kapasitas kalor suatu benda maka semakin
tersebut akan lambat menjadi panas, sehingga yang lebih cepat panas adalah
benda X.
Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda didinginkan
dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X
a. X c. sama
b. Y
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 27%
sebesar 33% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 55% dan prosentase siswa
tidak memahami 12%. Soal ini pada intinya sama dengan soal no.7, yang
prosentase siswa memahami pada soal no.7. Sebagian besar siswa mengalami
miskonsepsi yaitu dengan menjawab benda X memiliki kalor jenis yang lebih
besar daripada benda Y dengan alasan antara lain semakin besar kalor jenis
maka semakin kecil kalor yang dilepaskan untuk menurunkan suhu benda,
a. X c. sama
b. Y
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 36%
sebesar 36% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 52% dan prosentase siswa
tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa mengalami
dari kapasitas kalor benda Y karena semakin besar kapasitas kalor suatu benda
11. Ada dua logam A dan B yang massanya dan luas permukaanya sama. Bila
a. HA > HB c. HA < HB
b. HA = HB
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 58%
sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 18% dan prosentase siswa
tidak memahami 21%. Sebagian besar siswa sudah memahami pada soal ini
49
lurus dengan konduktivitas termal logam serta ada beberapa siswa yang
dengan konduktivitas.
12. Pada saat kita menyeterika baju terjadi perpindahan energi secara....
b. Konduksi
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 85%
tidak memahami 12%. Pada soal ini tidak ada yang miskonsepsi baik dari
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan hampir semua siswa memahami
bahwa perpindahan kalor pada saat menyetrika baju adalah dengan cara
konduksi dan disertai alasan karena perpindahan kalor pada saat menyetrika
baju tidak disertai perpindahan materi dari setrika ke baju. Namun masih ada
dengan tidak disertai alasan serta ada siswa yang tidak memberikan jawaban
beserta alasan.
50
13. Perpindahan energi pada saat kita merebus air dengan panci adalah
berlangsung secara....
Air
b. Konduksi
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 36%
sebesar 58% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa
tidak memahami 12%. Pada soal ini prosentase memahami siswa kelas kontrol
energi pada saat merebus air dengan panci adalah berlangsung secara konveksi
hal ini karena mereka hanya meninjau panci dan air. Sebagian kecil siswa
14. Ketika kita berada didekat api unggun badan kita terasa lebih panas. Hal ini
b. Radiasi
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 45%
sebesar 45% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 33% dan prosentase siswa
miskonsepsi pada soal ini dengan menjawab bahwa pada saat berada didekat
api unggun badan terasa panas karena terjadi perpindahan kalor hanya secara
radiasi, mereka tidak memperhatikan bahwa api juga memanaskan suhu udara
oleh karena itu perpindahan kalor secara konveksi juga. Sebagian juga ada
yang tidak menjawab pertanyaan serta ada yang menjawab tetapi tidak
15. Pada pagi hari yang dingin, tubuh kita merasa dingin ketika melepas baju. Hal
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 58%
sebesar 42% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 36% dan prosentase siswa
tidak memahami 21%. Sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kelas
berlangsung secara konveksi tetapi ada beberapa siswa yang menjawab bahwa
tubuh menerima kalor dingin dari udara sekitar secara konveksi hal ini jelas
16. Misalkan didalam kamar yang hanya diterangi oleh sebuah lampu dan ada
sebuah tabung atau wadah yang hampa udara. Maka pernyataan tepat untuk
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 27%
sebesar 36% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa
tidak memahami 33%. Beberapa siswa memahami soal ini dengan menjawab
Ttabung = Tkamar karena kalor dari lampu dapat berpindah kedalam tabung
53
walaupun didalam tabung tidak ada udara dengan cara radiasi serta karena
dengan nol derajat. Ada juga siswa yang tidak memberikan penjelasan
17. Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna hitam dan putih dibawah terik
b. Hitam
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 61%
sebesar 79% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 15% dan prosentase siswa
tidak memahami 9%. Pada soal ini baik siswa eksperimen maupun kontrol
sudah memahami bahwa baju dengan warna hitam lebih cepat kering daripada
baju berwarna putih jika dijemur bersamaan dengan alasan warna hitam dapat
menyerap kalor lebih baik daripada warna lainnya karena nilai emisivitas sama
dengan 1. Tetapi ada beberapa siswa yang yang menjawab bahwa baju
berwarna putih yang lebih cepat kering dengan alasan warna putih lebih baik
18. Sebatang logam pada temperatur T memancarkan kalor per satuan luas per
a. 0,5 W c. 16 W
b. 4 W
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 58%
sebesar 52% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa
tidak memahami 24%. Sebagian besar siswa sudah memahami soal ini yaitu
C. Pemanasan Ruangan
a. A dan B c. A, B dan C
b. D d..………………(diisi sendiri)
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 55%
sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa
tidak memahami 9%. Pada soal ini sebagian besar siswa memahami contoh
contoh konveksi.
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 73%
sebesar 73% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 12% dan prosentase siswa
secara konduksi hanya terjadi pada zat padat karena atom-atom penyusunnya
56
terikat erat pada tempatnya. Sebagian ada yang miskonsepsi dengan menjawab
konduksi dapat terjadi pada zat cair dengan alasan air merupakan konduktor.
21. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A lebih tinggi
A B
A B
b. Kalor
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 55%
sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 24% dan prosentase siswa
tidak memahami 15%. Pada soal ini sebagian besar siswa memahami bahwa
kalor berpindah karena adanya perbedaan suhu yaitu dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Tetapi ada juga yang
menjawab jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan akan terjadi
perpindahan suhu panas serta ada yang menjawab terjadi perpindahan kalor
panas dengan alasan kalor panas berpindah dari benda panas ke benda dingin.
57
22. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu
A B
A B
b. Kalor
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 18%
sebesar 48% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 30% dan prosentase siswa
tidak memahami 21%. Pada soal ini sebagian besar siswa mengalami
dengan alasan kapasitas kalor dapat berpindah dari yang memiliki kapasitas
kalor besar ke benda yang memliki kapasitas kalor lebih kecil dan juga ada
padahal pada soal diketahui bahwa suhu kedua benda adalah sama.
58
23. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu
A B
A B
b. Kalor
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 27%
sebesar 39% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 48% dan prosentase siswa
tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa mengalami
halnya kapasitas kalor dan juga ada yang menjawab terjadi perpindahan kalor
padahal pada soal diketahui bahwa suhu kedua benda adalah sama.
24. Ujung A dari batang logam dipanaskan, sedangkan ujung lainnya (B)
A B
59
b. Kalor
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 52%
sebesar 61% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 27% dan prosentase siswa
tidak memahami 12%. Pada soal ini sebagian besar siswa sudah memahami
bahwa jika sebatang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada
ujung yang lain akan terasa panas juga karena terjadi perpindahan kalor secara
konduksi. Namun ada beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal
dengan alasan kalor panas berpindah dari benda panas ke benda dingin, ada
25. Ujung A dari batang logam dimasukkan ke dalam es batu yang besar,
A B
ES BATU
b. Kalor
60
Pembahasan :
Pada soal ini pada kelas eksperimen prosentase siswa memahami sebesar 30%
sebesar 42% prosentase siswa miskonsepsi sebesar 42% dan prosentase siswa
tidak memahami 15%. Pada soal ini sebagian siswa mengalami miskonsepsi
jika sebatang logam ditancapkan kedalam es maka ujung yang lain akan terasa
dingin apabila dipegang, hal ini disebabkan karena adanya kalor dingin yang
berpindah dari es ke batang logam dengan alasan kalor dingin berpindah dari
benda dingin ke benda panas. Hal ini mungkin disebabkan karena pemikiran
miskonsepsi fisika pada pokok bahasan perpindahan kalor antara siswa kelas
uji t dua fihak. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga t hitung lebih kecil dari
harga t tabel (-1,81 < -1,67 ) sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media VCD dengan siswa yang
diterima.
61
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat dilihat prosentase miskonsepsi
siswa kelas kontrol lebih kecil daripada prosentase miskonsepsi siswa kelas
eksperimen. Hal ini juga menunjukan bahwa rata-rata kelas kontrol lebih baik
digunakan pada kelas kontrol serta adanya kelemahan pada metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan media VCD yang digunakan pada kelas eksperimen.
lain :
kongkrit.
1. Di dalam media VCD animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan dari
2. Ada animasi dan narasi yang kurang baik dan terdapat miskonsepsi
bahwa sebagian besar miskonsepsi siswa baik dari kelas eksperimen maupun
sebagai berikut:
2. Suhu dan kalor sulit dibedakan. Suhu juga dianggap seperti kalor yaitu
dapat berpindah.
3. Benda yang cepat panas berarti lambat menjadi dingin dan sebaliknya.
4. Kalor jenis dan kapasitas kalor dapat berpindah dari benda satu ke benda
5. Kalor dianggap ada dua jenis yaitu kalor panas dan kalor dingin. Dengan
arah perpindahan kalor panas dari benda yang memliki suhu tinggi ke
benda yang suhunya rendah sedangkan kalor dingin berpindah dari benda
PENUTUP
5.1. Simpulan
kooperatif tipe STAD dengan metode demonstrasi sehingga rata - rata skor
63
64
5.2. Saran
saran diantaranya:
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Grzybowski, Renner, Marek.1992. Understandings and
misunderstandings of eighth graders of five chemistry concepts
found in textbooks. Journal of Research in Science Teaching
Volume 29, 105 – 120.
Avaliable at
http://onlinelibrary.wiley.com/[accessed 13/01/2010]
Van Den Berg, Ed. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
68
Lampiran 1
69
Lampiran2
70
Lampiran 3
71
Lampiran 4
Lampiran 5
E18 E26
E20 E28
E22 E30
E24 E32
E33
73
Lampiran 6
K33
K18 K26
K20 K28
K22 K30
K24 K32
74
Lampiran 7
SILABUS DAN PENILAIAN KELAS EKSPERIMEN
4.2 Menganalisis Menganalisis perpindahan Perpindahan Tatap muka Jenis taghan: 6 jam Sumber:
cara kalor dengan cara konduksi Kalor Kangenan,
Mengamati simulasi dari tugas individu, tugas
perpindahan Marthen. Fisika
Menganalisis perpindahan Konduksi VCD mengenai kelompok, , ulangan
kalor 1 SMA.
kalor dengan cara konveksi perpindahan kalor cara harian
Konveksi Erlangga
konduksi, konveksi, dan Jakarta:2007.
Menganalisis perpindahan radiasi
Radiasi
kalor dengan cara radiasi Bentuk tagihan:
Mendiskusikan perbedaan
konduksi, konveksi, dan Laporan tertulis, Bahan:
radiasi kalor serta performans, uraian
Lembar Kerja,
penerapannya dalam hasil kerja
pemecahan masalah siswa,VCD
melalui diskusi kelas Pesona Fisika.
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II
Mata Pelajaran : FISIKA
Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor
Sub Pokok Bahasan : Perpindahan Kalor
Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi pembelajaran
Perpindahan kalor
Metode Pembelajaran
Cooperative Learning dengan media VCD
Sumber Belajar
PERTEMUAN PERTAMA
Tatap Muka
Ringkasan Materi Pembelajaran
Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi
Langkah Kegiatan :
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit )
PERTEMUAN KEDUA
Langkah Kegiatan :
MotivasidanApersepsi:
- Apa yang kamu rasakan pada saat kita berada didekat api
unggun?
- Mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi?
b. KegiatanInti ( 60 menit )
Lampiran 9
SILABUS DAN PENILAIAN KELAS KONTROL
4.2 Menganalisis Menganalisis perpindahan Perpindahan Tatap muka Jenis taghan: 6 jam Sumber:
cara kalor dengan cara konduksi Kalor Kangenan,
Mengamati demonstrasi tugas individu, tugas
perpindahan Marthen. Fisika 1
Menganalisis perpindahan Konduksi mengenai perpindahan kelompok, , ulangan
kalor SMA. Erlangga
kalor dengan cara konveksi kalor cara konduksi, harian
Konveksi Jakarta:2007.
konveksi, dan radiasi
Menganalisis perpindahan
Radiasi Mendiskusikan perbedaan
kalor dengan cara radiasi Bentuk tagihan:
konduksi, konveksi, dan Bahan:
radiasi kalor serta Laporan tertulis,
Lembar Kerja
penerapannya dalam performans, uraian
siswa, hasil kerja
pemecahan masalah siswa.
melalui diskusi kelas
Alat:
Tugas Mandiri
lilin, batang
menerapkan persamaan logam, es batu,
/rumus dalam tugas bejana, zat cair
individu berwarna.
81
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II
Mata Pelajaran : FISIKA
Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor
Sub Pokok Bahasan : Perpindahan Kalor
Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi pembelajaran
Perpindahan kalor
Metode Pembelajaran
Cooperative Learning dengan tanpa media VCD
Sumber Belajar
PERTEMUAN PERTAMA
Tatap Muka
Ringkasan Materi Pembelajaran
Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi
Langkah Kegiatan :
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit )
PERTEMUAN KEDUA
Langkah Kegiatan :
84
b. KegiatanInti( 30menit )
c. KegiatanPenutup (7menit )
Lampiran 11
Jumlah
Materi Indikator Aspek Nomor soal Prosentase
soal
Menganalisis
perpindahan
kalor dengan
cara radiasi
87
Lampiran 12
Instrumen Penelitian
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) dan berikan
alasanya.
1. Dua buah es yang diambil dari lemari es yang sama kemudian diletakkan di
atas sebuah meja. Es A lebih besar daripada es B. Es manakah yang suhunya
lebih rendah?
A B
c. TA > TB c. TA = TB
d. TA < TB
Alasan :
..............................................................................................................................
............................................................................................................................
2. Dua buah bola besi dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang terus
mendidih selama beberapa saat. Jika bola A lebih besar daripada bola B. Bola
mana yang suhunya lebih tinggi?
c. TA > TB c. TA = TB
d. TA < TB
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
88
4. Air panas di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama di gelas A
dan B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih
rendah, air di gelas A tadi atau air di B?
c. TA < TB c. TA > TB
d. TA = TB
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Dua gelas air panas yang suhunya sama di gelas A dan B masing-masing
diambil setengahnya kemudian dituang menjadi satu di gelas X. Jika pengaruh
lingkungan diabaikan, manakah yang suhunya lebih tinggi, air di gelas A atau
X?
c. TA < TX c. TA > TX
d. TA = TX
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. Apa yang terjadi dengan suhu air jika air yang sudah mendidih dipanaskan
terus-menerus?
c. Naik c. Turun
d. Tetap
89
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
11. Ada dua logam A dan B yang massanya dan luas permukaanya sama. Bila
konduktivitas termal logam A lebih besar daripada konduktivitas termal
logam B. Jika kedua logam tersebut dipanasi bersamaan, maka pernyataan
yang tepat untuk menggambarkan keadaan tersebut adalah......
c. HA > HB c. HA < HB
d. HA = HB
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
12. Pada saat kita menyeterika baju terjadi perpindahan energi secara....
c. Konveksi c. Konduksi dan Konveksi
d. Konduksi
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
13. Perpindahan energi pada saat kita merebus air dengan panci adalah
berlangsung secara....
Air
14. Ketika kita berada didekat api unggun badan kita terasa lebih panas. Hal ini
disebabkan ada perpindaha kalor secara....
c. Konveksi c. Konveksi dan Radiasi
d. Radiasi
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
15. Pada pagi hari yang dingin, tubuh kita merasa dingin ketika melepas baju. Hal
ini sebabkan karena.....
d. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konduksi
e. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konveksi
f. Badan menerima kalor dingin dari udara sekitar
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
16. Misalkan didalam kamar yang hanya diterangi oleh sebuah lampu dan ada
sebuah tabung atau wadah yang hampa udara. Maka pernyataan tepat untuk
menggambarkan keadaan tabung tersebut adalah....
c. Ttabung = 00 c. Ttabung = Tkamar
d. Tidak ada suhu
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
17. Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna hitam dan putih dibawah terik
matahari. Baju dengan warna apa yang akan cepat kering?
c. Putih c. Hitam dan putih kering bersamaan
d. Hitam
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
92
18. Sebatang logam pada temperatur T memancarkan kalor per satuan luas per
satuan waktu ke lingkungan sebesar W. Apabila temperatur logam itu
diduakalikan, radiasi kalor yang dipancarkan akan menjadi ....
c. 0,5 W c. 16 W
d. 4 W
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
c. A dan B c. A, B dan C
d. D
Alasan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
21. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A lebih tinggi
daripada B. Kedua benda bersentuhan.
A B
A B
22. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu
B. Kapasitas kalor A lebih besar daripada B. kedua benda bersentuhan.
A B
A B
23. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu
B. Kalor jenis A lebih besar daripada B. Jika kedua benda bersentuhan.
A B
A B
94
24. Ujung A dari batang logam dipanaskan, sedangkan ujung lainnya (B)
dipegang akan terasa panas.
A B
A B
ES BATU
Lampiran 13
JAWABAN INSTRUMEN
1. C
Alasan: suhu tidak bergantung pada masssa.
2. C
Alasan: suhu kedua kelereng sama dengan suhu air mendidih hal ini karena
adanya kesetimbangan termal.
3. B
Alasan: suhu tidak bergantung pada jumlah materi atau zat.
4. B
Alasan: suhu tidak bergantung pada jumlah materi atau zat.
5. B
Alasan: suhu tidak bergantung pada jumlah materi atau zat
6. B
Alasan: bila kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka
biasanya, hasilnya adalah kenaikan temperatur atau suhu zat itu. Namun
kadang – kadang zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang sangat besar
tanpa mengalami peubahan apapun pada suhunya. Ini terjadi saat perubahan
wujud.
7. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kalor jenis suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya lebih besar
juga.
8. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kapasitas kalor suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya lebih besar
juga.
9. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kalor jenis suatu zat atau
benda maka kalor yang dilepaskan untuk menurunkan suhunya lebih besar
juga.
96
10. B
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kapasitas kalor suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya lebih besar
juga.
11. A
Alasan: laju perpindahan kalor berbanding lurus dengan konduktivitas termal
suatu benda. Semakin besar nilai konduktivitas termalnya maka semakin besar
pula laju perpindaham kalornya. Begitu pula sebaliknya.
12. B
Alasan: karena tidak disertai perpindahan materi maka perpindahan kalor
yang terjadi pada saat menyetrika baju adalah secara konduksi dari lempeng
alas seterika ke pakaian yang di setrika.
13. C
Alasan: mula-mula panci dipanasi oleh api karena api menyentuh panci maka
terjadi perpindahan kalor dari api ke panci secara konduksi kemudian dari
panci ke air terjadi perpindahan kalor secara konveksi.
14. C
Alasan: karena dalam hal ini kalor dapat berpindah melalui dua cara yaitu api
mengkonveksi udara disekitarnya dan kalor diradiasikan ke segala arah.
15. B
Alasan: badan mengkonveksi kalor terhadap udara sekitar.
16. C
Alasan : walaupun tidak ada udara didalam tabung tetapi kalor dari lampu
sebagai sumber panas dapat berpindah tanpa melalui medium udara sehingga
didalam tabung tetap ada suhu yang sama dengan suhu kamar.
17. B
Alasan : warna hitam dapat menyerap kalor lebih baik daripada warna lainnya
karena nilai emisivitas sama dengan 1.
18. C
Alasan : radiasi kalor berbanding lurus dengan pangkat empat suhu
mutlaknya. Jika suhunya dinaikkan dua kalinya maka radiasinya menjadi 16
kali radiasi semulanya.
97
19. C
Alasan : terjadinya angin laut, angin darat dan pemanasan ruangan adalah
termasuk perpindahan kalor secara konveksi karena disertai perpindahan
materi atau massa udara.
20. B
Alasan : perpindahan kalor secara konduksi hanya dapat terjadi pada zat padat
karena molekul-molekulnya terikat erat pada tempatnya.
21. C
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah. Dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
22. F
Alasan : kalor hanya yang dapat berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah.
23. F
Alasan : kalor hanya yang dapat berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah.
24. C
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah. Dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
25. C
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah. Dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
98
Lampiran 14
Lampiran 15
Hipotesis
H0 : 𝑠1 2 = 𝑠2 2
Ha : 𝑠1 2 ≠ 𝑠2 2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫
𝐅=
𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥
Ho diterima apabila F < F1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2355 2410
n 33 33
𝒙 71,35 73,02
Varians (s2) 43,71 42,96
Standart deviasi (s) 6,61 6,55
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
𝟒𝟑, 𝟕𝟏
𝐅= = 𝟏, 𝟎𝟐
𝟒𝟐, 𝟗𝟔
Pada a = 5% dengan dk pembilang = nb – 1 = 32 dan dk penyebut = nk -1 = 32
F (0,025)(32:32) = 1,80
Daerah
penerimaan H0
1,02 1,80
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
100
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Histogram
10
8
Banyak siswa
6
4
2
0
Nilai Akhir
108
Lampiran 24
Histogram
10
8
Banyak siswa
6
4
2
0
Nilai akhir
109
Lampiran 25
Hipotesis
H0 : µ1= µ2
Ha : µ1≠ µ2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
𝒙𝟏 − 𝒙𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝟐 𝟐
𝒏𝟏 − 𝟏 𝒔𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒔𝟐 𝟏 𝟏
+
𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝒏𝟏 𝒏𝟐
Ho diterima atau rata-rata sama jika -ttabel < thitung < ttabel
Daerah
Penerimaan H0
Karena thitung berada diluar daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda.
110
Lampiran 26