You are on page 1of 8

By:

Itqon Harokah
Muhammad Iman Adi .P
Sumayya
Tasya Bonita .I
DESKRIPSI DAN INSTRUMEN HAM

A. Deskripsi HAM

1. Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Menurut UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatannya, serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

HAM memiliki beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:

1) Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan).


2) Universal, artinya hak itu berlaku untuk semua orang.
3) Permanen dan tidak dapat dicabut.
4) Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak.

2. Sejarah HAM

Secara historis hak asasi manusia sebagaimana yang saat ini dikenal (baik yang
di cantumkan dalam berbagai piagam maupun dalam UUD), memiliki riwayat
perjuangan panjang bahkan sejak Abad Ke-13 perjuangan untuk mengukuhkan
gagasan hak asasi manusia ini sesudah dimulai segera setelah di tanda tanganinya
Magna Charta pada tahun 1215 oleh raja John Lackbland, maka sering kali peristiwa
ini di catat sebagai permulaan dari sejarah perjuangan hak-hak asasi manusia, sekali
pun sesungguhnya piagam ini belum merupakan perlindungan terhadap hak-hak
asasi sebagaimana yang di kenal surat ini (Muh. Kusnardi dan ibrahim,1981:307).
Menurut Muhammad Kusnardi dan Ibrahim (1981:308), bahwasannya
perkembangan dari hak-hak asasi manusia adalah dengan ditanda tanganinya
Polition of Rights pada tahun 1628 oleh raja Charles 1. Kalau pada tahun 1215 raja
berhadapan dengan kaum bangsawan dan gereja, yang mendorong lahirnya Magna
Charta, maka pada tahun 1628 tersebut raja berhadapan dengan parlemen yang
terdiri dari utusan rakyat (The House Of Comouons) kenyataan ini memperlihatkan
bahwa perjuangan hak-hak asasi manusia memiliki korelasi yang erat sekali dengan
perkembangan demokrasi.
Namun dalam hal ini yang perlu dicatat, bahwasannya hak asasi manusia itu
telah ada sejak abad 13,karena telah adanya pejuangan-perjuangan dari rakyat
untuk mengukuhkan gagasan hak asasi mausia sudah di miliki.

3. Macam-macam HAM

Perkembangan tuntutan HAM berdasar tingkat kemajuan peradaban budaya


dapat dibagi secara garis besar meliputi bidang sebagai berikut.
a. Hak asasi pribadi (personal rights)
 Kebebasan menyatakan pendapat.
 Kebebasan memeluk agama.
 Kebebasan bergerak.
b. Hak asasi di bidang politik (politic rights)
 Hak ikut serta dalam pemerintahan.
 Hak pilih (dipilih dan memilih) dalam pemilu.
 Hak mendirikan partai politik, ormas dan organisasi lainnya.
c. Hak asasi di bidang ekonomi (economic and property rights)
 Kebebasan memiliki sesuatu, membeli, menjual, serta memanfaatkan.
 Hak untuk mendapatkan tunjangan hidup bagi orang miskin dan anak terlantar
d. Hak asasi di bidang sosial budaya (social and cultural rights)
 Hak memperoleh jaminan kesehatan dan pendidikan.
 Hak mengembangkan kebudayaan.
e. Hak untuk memajukan ilmu dan teknologi
 Hak untuk menciptakan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi dan komunikasi.

f. Hak asasi hukum (rights of legal equality)


 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan
g. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights)
 Hak mendapat perlakuan dan tata cara peradilan dan perlidungan dalam hal
penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan, atau peradilan.
h. Hak asasi di bidang HANKAM (defense and security rights)
 Hak untuk ikut serta dalam pergerakan pertahanan dan keamanan di Negara
nya masing-masing.

B. Instrumen atau Dasar Hukum HAM

1. Landasan Hukum Hak Asasi Manusia

Dalam penegakan hukum dan perlindungan Hak Asasi manusia diperlukan


adanya perangkat yang mengaturnya yang kita kenal dengan Hukum Hak Asasi
Manusia (Human Rights Law)  dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
hukum yang berlaku bagi penegakan dan perlindungan Hak Asasi Manusia
sehingga diperlukan dasar hukum sebagai berikut :

NORMATIF INTERNASIONAL
1. Piagam PBB (United Nation Charter) landasan utama Hukum Internasional
tentang HAM
2. Deklarasi  Umum Hak Asasi Manusia 1948 ( Universal Declaration Of Human
Rights).
3. Konvensi tentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yang
kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia dan telah
diratifikasi dengan Keppres No.5 Tahun 1998 yang berarti berlaku secara
Nasional.

NORMATIF NASIONAL

1. Pembukaan UUD 1945


2. Bab X  A UUD 1945 yang telah diamandemen yaitu dari Pasal 28 A sampai
dengan 28 J.
3. TAP MPR No.XVII/MPR/1998.
4. UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
5. UU No.26 Tahun 2000, tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
6. PP No.2 Tahun 2002 mengenai Tata Cara Perlindungan Terhadap Korban dan
Saksi dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia.
7. UU No.27 Tahun 2004, tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi serta
Pembentukannya oleh panitiya yang ditunjuk oleh Presiden RI Tahun 2005.
8. Komnas HAM, Perlindungan Anak  dan Perlindungan Hak Asasi Wanita.
9. Keppres No.181 Tahun 1998 tentang Komisi Nati Kkekerasan Terhadap
Perempuan.
10. Keppres No.129 tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional HAM.
11. Inpres No.26 tahun 1998 tentang Penghentian Istilah Pribumi dan Non Pribumi
dalam semua perumusan, penyelenggaraan kebijakan perencanaan program
atau penyelenggaraan Pemerintahan.

Instrumen HAM Nasional

 UUD 1945
 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM
 UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
 UU No 11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi ICESCR
 UU No 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi ICCPR
 UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
 UU No 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi CAT
 UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
 UU No 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No 138 tentang Usia
Minimum untuk Bekerja
 UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi Korban
 UU No 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras & Etnis
 UU No 29 Tahun 1999 tentang Ratifikasi CERD

DUHAM PBB

Pada tahun 1948,Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencetuskan pernyataan


tentang perlindungan terhadap HAM. Pernyataan tersebut dikenal dengan nama
Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia =
DUHAM PBB), yaitu pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang
terdiri atas 30 pasal. Piagam tersebut menyerukan kepada semua anggota dan
bangsa di dunia untuk mengakui dan menjamin hak-hak asasi manusia yang
dimuat dalam konstitusi negara masing-masing.

Ketika DUHAM PBB tercetus, sesungguhnya deklarsi ini merupakan reaksi


terhadap perbuatan dehumanisasi (bertentangan dengan rasa dan nilai-nilai
kemanusiaan) serta mengajak anggota PBB untuk melindungi dan mencegah
terjadinya pelanggaran HAM terhadap warganya. Sejarah menjadi saksi
bagaimana umat manusia sanggup melakukan hal-hal yang merendahkan
manusia lainnya. Manusia melakukan perbudakan, penjajahan, dan pembantaian
terhadap sesama manusia. Sejarah gelap manusia inilah yang menjadi latar
belakang lahirnya DUHAM PBB.
DAFTAR PUSTAKA

Listyarti, Retno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA dan MA kelas X.


Jakarta: Esis

Kusuma, Adi Dafis dan Alimin. 2008. Hak Asasi Manusia di Indonesia. Palembang:
Jurusan Jinayah Syiasah Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah

http://mdjum.wordpress.com/landasan-hukum-hak-asasi-manusia/

http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Human_rights_law&redirect=no

http://www.scribd.com/doc/16313932/HAK-ASASI-MANUSIA

You might also like