You are on page 1of 7

Logam Alkali

Penjelasan Umum

Golongan IA disebut juga logam alkali. Logam alkali melimpah dalam mineral dan terdapat
di air laut.  Khususnya Na (natrium), di kerak bumi termasuk  logam terbanyak keempat
setelah Al, Fe, dan Ca. Walaupun keberadaan ion natrium dan kalium telah dikenali sejak
lama, sejumlah usaha untuk mengisolasi logam ini dari larutan air garamnya gagal sebab
kereaktifannya yang tinggi pada air. Akhirnya Na (natrium) dan juga Kalium (1807) bisa
diisolasi dengan mengelektrolisis garam leleh KOH atau NaOH oleh H. Davy di abad ke-19.
Kemudian  Li (litium) ditemukan sebagai unsur baru di tahun 1817, dan Davy segera setelah
itu mengisolasinya dari Li2O dengan metode elektrolisis. Setelah itu pada tahun 1861, Rb
(rubidium) dan Cs (cesium), ditemukan sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi. Fr
(fransium) ditemukan dengan menggunakan teknik radiokimia tahun 1939, kelimpahan
alaminya sangat rendah karena memiliki waktu paro 21 menit. Logam-logam ini juga bersifat
sebagai reduktor dan mempunyai warna nyala yang indah sehingga dipakai sebagai kembang
api.

Sifat Fisis

Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat. Kecuali Cs (cesium) yang
berbentuk cair jika suhu lingkungan pada saat pengukuran melebihi 28oC. Meskipun mereka
adalah logam paling kuat, tetapi secara fisik mereka lunak bahkan bisa diiris menggunakan
pisau. Hal ini karena mereka hanya memiliki satu elektron valensi pada kulit terluarnya.
Sedangkan jumlah kulitnya makin bertambah dari atas ke bawah dalam tabel unsur periodik.
Sehingga ikatan antar logamnya lemah.

Titik didih dan titik leleh

Titik didih adalah titik suhu perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dan titik leleh adalah
titik suhu perubahan wujud dari padat ke cair. Dalam golongan IA, dari Li ke Cs
kecenderungan titik didih dan titik lelehnya turun. Seperti terlihat pada tabel.

Sifat Li Na K Rb Cs
Titik Didih (oC) 1347 883 774 688 678
Ttik Leleh (oC) 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Dari penurunan titik didih dan titik leleh ini, bisa disimpulkan bahwa Cs memiliki titik didih
dan titik leleh terendah dibandingkan logam lainnya karena ia memiliki ikatan logam paling
lemah sehingga akan lebih mudah untuk melepas ikatan.

Warna nyala

Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki sprektum emisi. Sprektum ini
dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen, atau dengan mengalirkan
muatan listrik pada uapnya. Ketika atom diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan
tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika energi itu dihentikan, maka elektronnya akan
kembali lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan energi radiasi elektromagnetik. 
Menurut Neils Bohr, besarnya energi yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu
(terkuantitas) dalam bentuk spektrum emisi. Sebagian anggota spektrum terletak di daerah
sinar tampak sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dan khas untuk setiap atom.

Sifat Kimia

Energi Ionisasi

Energi ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang
terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas. Energi ionisasi dalam satu
golongan berhubungan erat dengan jari-jari atom. Jari-jari atom pada golongan alkali dari Li
ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya. Semakin
banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya. Semakin besar jari-jari atom,
maka daya tarik antara proton dan elektron terluarnya semakin kecil. Sehingga energi
ionisasinya pun semakin kecil.

Pada logam alkali yang memiliki satu elektron valensi ia akan lebih mudah membentuk ion
positif agar stabil dengan melepas satu elektron tersebut. Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K
manjadi K+ dan yang lainnya.

Jari-jari ionnya mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya, karena
ion logam alkali membentuk ion positif. Ion positif mempunyai jumlah elektron yang lebih
sedikit dibandingkan atomnya. Berkurangnya jumlah elektron menyebabkan daya tarik inti
terhadap lintasan elektron yang paling luar menjadi lebih kuat sehingga lintasan elektron
lebih tertarik ke arah inti.

Kereaktifan

Logam alkali sangat reaktif dibandingkan logam golongan lain. Selain disebabkan oleh
jumlah elektron valensi yang hanya satu dan ukuran jari-jari atom yang besar, sifat ini juga
disebabkan oleh harga energi ionisaisnya yang lebih kecil dibandingkan logam golongan lain.
Dari Li sampai Cs harga energi ionisai semakin kecil sehingga logamnya semakin reaktif.
Kereaktifan logam alkali dibuktikan dengan kemudahannya bereaksi dengan air, oksigen,
unsur-unsur halogen, dan hidrogen.

Reaksi-reaksi

Reaksi dengan air

Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan logam hidroksida. Litium
(Li) sedikit bereaksi dan sangat lambat, sodium (Na) jauh lebih cepat, kalium (K) terbakar,
sedangkan rubidium (Rb) dan cesium (Cs) menimbulkan ledakan. Reaksi antara logam dan
air adalah sebaga berikut:

2M + 2H2O  –>   2MOH + H2

Reaksi dengan Oksigen

Logam alkali juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Li, Na, K biasanya disimpan
dalam minyak untuk menghindari adanya kontak dengan oksigen. Oksida yang terbentuk dari
logam alkali bermacam-macam. Li membentuk oksida normal Li2O. Na membentuk
peroksida Na2O2. Bila jumlah oksigen berkurang atau dengan tekanan rendah dapat
membentuk oksida normal Na2O. K, Rb, dan Cs membentuk super oksida MO2.

Reaksi dengan Air

Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan basa kuat. Reaksi ini
berlangsung sangat eksotermis yang berarti ia akan menimbulkan panas ketika bereaksi
dengan air. Litium (Li) sedikit bereaksi dan sangat lambat, natrium (Na) jauh lebih cepat,
kalium (K) terbakar sedangkan rubidium (Rb) dan cesium (Cs) menimbulkan ledakan. Reaksi
antara logam dan air adalah sebagai berikut:

2M + 2H2O   –>    2MOH + H2

Logam akan berikatan dengan OH-. Semakin kuat sifat logamnya maka semakin kuat sifat
basanya. Dari Li ke Cs pelepasan OH- akan semakin mudah (berhubungan dengan energi
ionisasi) sehingga konsentrasi OH- yang terbentuk akan semakin tinggi. Maka Cs yang paling
membentuk basa kuat.

Reaksi dengan Oksigen

Logam alkali juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida ( bilangan oksigen = -2),
peroksida (bilangan oksigen = -1), atau superoksida (bilangan oksida =-1/2). Dari Li sampai
Cs, kecenderungan logam alkali untuk menghasilkan senyawa peroksida atau superoksida
semakin besar karena sifat logamnya semakin reaktif. Untuk menghasilkan oksida logam
alkali, jumlah oksigen harus dibatasi dan digunakan suhu yang rendah (di bawah 180oC).

4L   +  O2  –>   2L2O

Untuk menghasilkan peroksida, selain jumlah okseigen yang dibatasi juga harus disertai
pemanasan. Jika oksigennya berlebih maka akan terbentuk superoksida.

2L(s)   +   O2   –>   L2O2(s)

L(s)     +   O2?    LO2

Reaksi dengan unsur-unsur Halogen

Unsur halogen bersifat sebagai pengoksidasi. Reaksi ini menghasilkan garam halida

2L(s)   +  X2 –>  2LX

Reaksi dengan Hidrogen

Reaksi yang berlangsung akan menghasilkan senyawa hidrida. Senyawa hidrida adalah
senyawa yang mengandung atom hidrogen dengan bilangan oksidasi
negatif.                                                                                                                              
2L(s)       + H2(g)    –>     2LH(s)

Keberadaan di alam

Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah senyawa natrium dan
kalium. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab unsur ini bersifat
radioaktif dengan waktu paro pendek 21 menit, sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.

Natrium terutama didapatkan pada air laut dalam bentuk garam NaCl yang terlarut.
Konsentrasi ion Na+ pada air laut adalah 0,47 molar. NaCl kita temui juga dibeberapa daerah
sebagai mineral pada halit (batu karang NaCl). Selain berupa NaCl, natrium tersebar di kulit
bumi sebagai natron (Na2C03.10H20), kriolit (Na3AlF6), sendawa chili (NaNO3), albit
(Na2).Al2O3.3SiO2) dan boraks (Na2B4O7.1OH2).

Kalium terdapat dikulit bumi sebagai mineral silvit (KCl), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O),
sendawa (KNO3), dan  feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Dalam tumbuh-tumbuhan, kalium banyak
terkandung sebagai garam oksalat dan tatrat. Jika tumbuh-tumbuhan diperabukan, kita
memperoleh K2CO3. Sebagai unsur-unsur alkali yang paling banyak dijumpai di alam, tidak
aneh jika unsur natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada tubuh makhluk
hidup. Pada tubuh man usia dan hewan, ion-ion Na+ dan K+ berperan dalam menghantarkan
konduksi saraf, serta dalam memelihara keseimbangan osmosis dan pH darah. Pada tumbuh-
tumbuhan, ion K+ jauh lebih penting dari pada ion Na+, sebab ion K+ merupakan zat esensial
untuk pertumbuhan.

Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium relatif lebih
banyak daripada sesium dan rubidium. Ketiga unsur ini (Li,Cs dan Rb) terdapat dalam
mineral fosfat trifilit, dan pada mineral silikat lepidolit kita temukan litium yang bercampur
dengan alumunium.

Ekstraksi Logam

a. Metode Elektrolisis

Logam Li dan Na adalah reduktor kuat sehingga tidak mungkin diperoleh dengan mereduksi
oksidanya. Oleh karena itu logam-logam ini diperoleh dengan cara elektrolisis.

Elektrolisis Li

Sumber logam Li adalah spodumene [LiAl(SO)3]. Spodumene dipanaskan pada suhu 100oC,
lalu dicampur dengan H2SO4 panas, dan dilarutkan ke air untuk memperoleh larutan Li2SO4.
kemudian, Li2SO4 direksikan dengan Na2CO3 membentuk Li2CO3 yang sukar larut.

Li2SO4 +  Na2CO3 –>  Li2CO3 +  Na2SO4

Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk membentuk LiCl.

Li2CO3 +  2HCl –> 2LiCl +  H2O +  CO2

Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl.

Katoda :  Li+ +  e- –>  Li

Anoda  :   2Cl- ?  Cl2 + 2e-

Karena titik leleh LiCl tinggi (>600oC), biaya elektrolisis menjadi mahal. Namun, biaya dapat
ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% LiCl dan 45% KCl) yang dapat menurunkan
titik leleh menjadi 430oC.

Elektrolisis Natrium

Sumber utama logam natrium adalah garam batu dan air laut. Na hanya dapat diperoleh dari
elektrolisis lelehan NaCl.

Katoda :  Na+ +  e- –>  Na

Anoda  :   2Cl- –>  Cl2 + 2e-

a.  Metode reduksi

Untuk mendapatkan logam K, Rb, dan Cs dilakukan metode reduksi sebab jika dengan
metode elektrolisis logam ini cenderung larut dalam larutan garamnya.

Reduksi K
Sumber utama logam K adalah silvit (KCl). Logam ini didapatkan dengan mereduksi lelehan
KCl.

Na  +  KCl  –>  K  +  NaCl

Reaksi ini berada dalam kesetimbangan karena K mudah menguap maka K dapat dikeluarkan
dari sistem. Dan kesetimbangan akan tergeser ke kanan untuk memproduksi K. Untuk reduksi
Rb dan Cs prosesnya sama dengan proses reduksi K.

Kegunaan logam dan senyawa-senyawa yang mengandung alkali

Logam-logam alkali mempunyai titik leleh yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai
medium pemindah panas pada suatu reaktor nuklir. Logam alkali mudah dilelehkan, lalu
dialirkan melalui pipa-pipa ke pusat reaktor, dimana logam alkali menyerap panas.
Selanjutnya panas tersebut ditransfer oleh alkali cair kepada bagian diluar reaktor untuk
menguapkan air. Uap yang timbul kemudian dipakai untuk menjalankan generator listrik.

Oleh karena logam alkali mudah bereaksi dengan air atau oksigen, logam-logam alkali sering
dipakai sebagai pengikat (getter) uap air atau gas O2 pada proses pembuatan tabung-tabung
vakum peralatan elektronika.

Logam alkali yang banyak digunakan adalah natrium. Berlimpahnya senyawa natrium dialam
menyebabkan logam ini relatif murah dibandingkan dengan logam-logam alkali yang lain.

Disamping sebagai pemindah panas dan sebagai getter, logam natrium memiliki beberapa
kegunaan lain sebagai berikut.

a.       Emisi warna kuning yang cemerlang tatkala dipanaskan menyebabkan uap natrium    
dipakai sebagai lampu penerangan dijalan-jalan raya atau pada kendaraan.sinar kuning
natrium ini mempunyai kemampuan untuk menembus  kabut.

b.      Logam natrium digunakan sebagai reduktor dalam pembuatan logam titanium dari
senyawanya.

TiCl4 + 4Na  –>   Ti +4NaCl

c.       Logam natrium digunakan dalam pembuatan tetra etil timbal, zat ini ketukan yang
ditambahkan pada bensin.

Pb +4Na +4C2H5Cl® Pb(C2H5)4 = 4NaCl

Senyawa-senyawa alkali lebih banyak kenggunaanya jika dibandingkan dengan logam-logam


murninya, sebab jumlahnya cukup berlimpah di alam, terutama garam-garam natrium dan
kalium. Dibawah ini tercantum beberapa contoh senyawa alkali beserta keguanaannya.

 NaCl, Garam dapur (garam meja); bahan baku pembuatan NaOH,Na2CO3, logam Na,
dan gas klorin.
 NaOH, Soda kaustik; bahan utama dalam industri sabun,kertas dan tekstil; pemurnian
bauksit; ekstrasi senyawa-senyawa aromatic dari batubara.
 Na2CO3, Soda cuci; pelunak kesadahan air; zat pembersih (cleanser) peralatan rumah
tangga; industri gelas.
 NaHCO3, Soda (soda kue); campuran pada minuman dalam botol (beverage) agar
menghasilkan CO2; bahan pemadam api; obat-obatan; bahan pembuat kue.
 NaNO3, Pupuk; bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain
 NaNO2, Pembuatan zat warna (proses diazotasi); pencegahan korosi.
 Na2SO4, garam Glauber;obat pencahar (cuci perut); zat pengering untuk senyawa
organik.
 NaOCl, Zat pengelantang(bleaching) untuk kain.
 Na2S2O3, Larutan pencuci (”hipo”) dalam fotografi.
 Na3AlF6, Pelarut dalam sintesis logam alumunium.
 Na-benzoat, Zat pengawet makanan dalam kaleng; obat rematik.
 Na-sitrat, Zat anti beku darah.
 Na-glutamat, Penyedap masakan (vetsin).
 Na-salsilat, Obat antipiretik (penurun panas).
 KCl, Pupuk; bahan pembuat logam kalium dan KOH
 KOH, Bahan pembuat sabun mandi; elektrolit batu baterai batu alkali.
 KBr, Obat penenang saraf (sedative); pembuat plat potografi.
 KClO3, Bahan korek api, mercon, zat peledak.
 KIO3, Campuran garam dapur (sumber iodine bagi tubuh manusia).
 K2CrO4, Indicator dalam titrasi argentomeri.
 K2Cr2O7, Zat pengoksidasi (oksidator).
 KMnO4, Zat pengoksidasi; zat desinfektan.
 KNO3, Bahan mesiu; bahan pembuat HNO3.
 K-sitrat, Obat diuretik dan saluran kemih.
 K-hidrogentartrat, Bahan pembuat kue (serbuk tartar).

You might also like