Professional Documents
Culture Documents
MODUL VIII
JUDUL : SISTEM SARAF
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu:
Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya;
mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja
kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat
tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf, medulla spinalis, dan otak,
dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor.
Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi.
Sistem saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari
saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan
bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke delapan yang membahas tentang sistem Saraf
pada ikan. Modul ini dijelaskan setelah mahasiswa memahami modul sebelumya
yaitu sistem peredaran darah, sistem urogenital pada ikan.
A. OTAK
Otak terdapat pada susunan saraf pusat. Otak ikan dapat dibagi menjadi lima bagian
yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon dan
myelencephalon.
Telencephalon
Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan rhinecephalon
sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf utama yang keluar
dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I). Pada ikan yang mengutamakan
pembauan untuk mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi lebih berkembang.
Ikan tilapia tertentu yang biasa memberikan perhatian dan perlindungan terhadap
anaknya, setelah telencephalonnya dirusak menjadi bersifat tidak acuh terhadap anak-
anaknya. Ikan Betta splendens akan kehilangan tingkah laku seksnya akibat
pengrusakan telencephalon.
Diencephalon
Terletak pada bagian belakang telencephalon. Bagian ventral dari
dienchephalon adalah hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan bagian
lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus adalah bagian yang nampak pada
dorsal dari otak. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal yang tunggal,
yaitu epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan parafise (organ parapineal)
disebelah depannya. Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari diencephalons embrio.
Pada Cyclostomata, dinding otak yang terdapat di atas badan pineal menjadi
transparan dan kulit kepala yang ada di atasnya tidak mempunyai pigmen. Dengan
demikian cahaya yang sampai di kepala ikan ini akan mengenai badan pineal.
Beberapa ikan hiu (Squaliformes) pun ada yang tidak berpigmen pada daerah kepala
tersebut, tetapi badan pinealnya kurang berkembang bila diibandingkan dengan
Cyclostomata. Ikan-ikan yang mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup
di daerah yang agak dalam dan termasuk yang suka beruaya vertikal. Ikan yang
bersifat fototaksis positif, di kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap
cranial yang transparan di atas diencephalon. Dan sebaliknya ikan yang bersifat
fototaksis negatif pada kepalanya terdapat jaringan yang menghalangi cahaya.
-3-
Mesencephalon
Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa sepasang
lobus opticus yang bertindak sebagai pusat refleks penglihatan, menerima serabut
aferent dari retina. Mesencephalon pada ikan relatif besar dan berfungsi sebagai pusat
penglihatan. Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di bagian atas tegmentum di
bagian bawah. Tectum opticum merupakan organ koordinator yang melayani
rangsang penglihatan. Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada
tectum opticum. Sedang tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. Pada
mesencephalon terdapat bagian menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi
utama yaitu mengatur kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan
daya orientasi terhadap ruang. Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua
bagian besar, yaitu valvula cerebelli dan corpus cerebelli yang besarnya tergantung
spesiesnya. Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif besar, utamanya
ikan yang menghasilkan listrik (mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan
tuna).
Myelencephalon
Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata sebagai
komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan
rangsangan keluar melalui saraf cranial.
Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Di medulla Pada Pada ikan
clupea pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar, dibagian
ini terdapat organ yang dinamakan cristae cerebelli yang diduga saraf ini ada
hubungannya dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.
B. SARAF CRANIAL
Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian kepala, selain
dari itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Dari
otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar ke organ-organ sensory
tertentu dan otot-otot tertentu.
Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf cranial I,
yang berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut saraf terbesar yang
mengelilingi ’’olfactory bulb”. Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ
olfactory dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan.
-4-
Saraf optic (SC II) menghubungkan retina mata dengan tectum opticum dan berfungsi
membawa impuls penglhata. Saraf oculometer (SC III) berfungsi sebagai saraf motor
somatik yang mengatr otot mata superior rectus, inferior oblique, inferior rectus dan
internal rectus. Saraf ini berhubungan dengan otak mesenchepalon dan merupakan
saraf motor somatik.
Saraf trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor
somatik ini berhubungan dengan mesencephalon.
KET.
I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve; trochlear nerve; V.
Trigeminal nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial nerve; 1-6. octavus nerve (VIIIa
anterior ramus; VIIIp. Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral line nerve; PLLN.
Posterior lateral line nerve; IX. Glossopharyngeal nerve;X vagal nerve; C.
Cerebellum; D. Diencephalon; R. Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum
mesencephali.
dibungkus dan dkumpulkan dalam satu ikatan sesuai dengan fungsinya. Bahan
kelabu dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sepasang tanduk dorsal (anterior
horn) dan sepasang tanduk vetral (posterior horn). Tanduk dorsal menerima serabut
sensori visceral dan somatic, dan tanduk venral berisikan inti saraf motor. (Gambar
12.3).
Gambar 2. Potongan melintang spinal cord ikan cucut (Laglar et al., 1977)
D. SISTEM INDERA
-6-
Sistem indera memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indera
dengan sistem saraf pusat. Organ indera ialah sel-sel tertentu yang dapat menerima
stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai
impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Berdasarkan sumber stimulus, organ indera dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Eksoreseptor yaitu reseptor raba dan penlihatan, menerima impuls dari medium
sekitarnya. 2) Propioseptor yaitu yang menerima stimulus dari otot, sendi, urat, dan
kanalis semikularis, memberitahu organisme sampai seberapa otot harus ditekuk
untuk mendapatkan posisi yang tepat dalam ruangan.
3) Enteroseptor iaiah yang menermia stimulus oleh faktor - faktordi dalam
lingkungan dalam tubuh, jadi mempengaruhi kerjanya otot polos dan kelenjar.
Eksteroseptor dan proprioseptor adalah somatis, dan enteroseptor adalah organ indera
visceral.
Berdasarkan macam rangsangan yang mempengaruhinya, organ indera dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Fotoreseptor ialah yang peka terhadap cahaya. 2)
Statoreseptor ialah vanq peka terhadap perubahan posisi tubuh dani ruang. 3)
Khemoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan bahan kimia di dalam
linkugannya. 4) Fonoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan getaran suara dari
medium yang mempunyai frequensi relatif tinggi. 5) Mekanoreseptor ialah yang peka
terhadap rangsangan mekhanik, seperti rabaan, tekanan atau gesekan. 6)
thermoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan panas atau dingin.
MATA
Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada organisme
vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitroeus yang berisikan
cairan kental yang dinamakan ”Vitroeus humor” dan dibatasi oleh retina. Mata peka
terhadap cahaya, dan komponen fungsionil utamanya ialah retina yang
pertumbuhannya berasal dari diensefalon. Diensefalon pada embrio memperlihatkan
sepasang evaginasi lateral yang dinamakan veskikula optic. Bagian ujung distalnya
dari vesikula ini memperlihatkan invaginasi yang kemudian terbentuk cawan optic.
Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga cawan, tumbuh menjadi retina,
sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis merupakan lapisan pigmen dari retina.
-7-
Lapisan ektoderm di depan kapsula optik akan membentuk plakoda yang mengalami
invaginasi dan membentuk lensa.
Retina ialah selaput saraf yang terletak di bagian belakang dari ronqqa mata.
Unsur - unsur saraf dari retina terdiri atas batang dan kerucut yang peka terhadap
cahaya yang panjang gelombangnya bermacam macam. Retina dan rongga bola mata
berada di sebelah dalam lapisan khoroid yang berpigmen, dan terbuka pada lubang
pupil. Berkas cahaya masuk kedalam mata melalui pupil. Bagian dari lapisan khoroid
di sekeliling pupil dinamakan iris.
Mata agak datar pada bagian anterior sehingga lensa yang cembung hampir
menyentuh cornea yang merupakan bagian transparana yang penting dari ”scleroid
coat” biji mata. Lapisan choroid terletak diantara retina dan sclera. Sclera
Elasmobranchia dan Teleostei agak kaku karena adanya struktur rawan. Seringkali
teleostei mempunyai satu atau dua scleral ossicles sebagai penunjang terhadap
struktur rawan tersebut (Munz, 1971). Mata ikan dilengkapi dengan tiga pasang otot
oculomotor.
INDIKATOR PENILAIAN
1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai
sasaran
akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)
-8-
2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok
bahasan (30%)
3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta
penampilan
(30%)
DAFTAR PUSTAKA
A. Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi – I). Proyek
Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB
B. Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.
Ichthyology.
Second edition. John Wiley & Sons, New York
C. Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology. Prentice-
Hall of India Private Limited, New Delhi
D. Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
E. Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York.
F. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan, IPB
-9-
MODUL VIII
JUDUL : SISTEM SARAF
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu:
Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya;
mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja
kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat
tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf, medulla spinalis, dan otak,
dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor.
Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi.
Sistem saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari
saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan
bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke delapan yang membahas tentang sistem Saraf
pada ikan. Modul ini dijelaskan setelah mahasiswa memahami modul sebelumya
yaitu sistem peredaran darah, sistem urogenital pada ikan.
A. OTAK
Otak terdapat pada susunan saraf pusat. Otak ikan dapat dibagi menjadi lima bagian
yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon dan
myelencephalon.
Telencephalon
Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan rhinecephalon
sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf utama yang keluar
dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I). Pada ikan yang mengutamakan
pembauan untuk mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi lebih berkembang.
Ikan tilapia tertentu yang biasa memberikan perhatian dan perlindungan terhadap
anaknya, setelah telencephalonnya dirusak menjadi bersifat tidak acuh terhadap anak-
anaknya. Ikan Betta splendens akan kehilangan tingkah laku seksnya akibat
pengrusakan telencephalon.
Diencephalon
Terletak pada bagian belakang telencephalon. Bagian ventral dari
dienchephalon adalah hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan bagian
lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus adalah bagian yang nampak pada
dorsal dari otak. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal yang tunggal,
yaitu epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan parafise (organ parapineal)
disebelah depannya. Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari diencephalons embrio.
Pada Cyclostomata, dinding otak yang terdapat di atas badan pineal menjadi
transparan dan kulit kepala yang ada di atasnya tidak mempunyai pigmen. Dengan
demikian cahaya yang sampai di kepala ikan ini akan mengenai badan pineal.
Beberapa ikan hiu (Squaliformes) pun ada yang tidak berpigmen pada daerah kepala
tersebut, tetapi badan pinealnya kurang berkembang bila diibandingkan dengan
Cyclostomata. Ikan-ikan yang mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup
di daerah yang agak dalam dan termasuk yang suka beruaya vertikal. Ikan yang
bersifat fototaksis positif, di kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap
cranial yang transparan di atas diencephalon. Dan sebaliknya ikan yang bersifat
fototaksis negatif pada kepalanya terdapat jaringan yang menghalangi cahaya.
- 11 -
Mesencephalon
Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa sepasang
lobus opticus yang bertindak sebagai pusat refleks penglihatan, menerima serabut
aferent dari retina. Mesencephalon pada ikan relatif besar dan berfungsi sebagai pusat
penglihatan. Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di bagian atas tegmentum di
bagian bawah. Tectum opticum merupakan organ koordinator yang melayani
rangsang penglihatan. Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada
tectum opticum. Sedang tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. Pada
mesencephalon terdapat bagian menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi
utama yaitu mengatur kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan
daya orientasi terhadap ruang. Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua
bagian besar, yaitu valvula cerebelli dan corpus cerebelli yang besarnya tergantung
spesiesnya. Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif besar, utamanya
ikan yang menghasilkan listrik (mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan
tuna).
Myelencephalon
Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata sebagai
komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan
rangsangan keluar melalui saraf cranial.
Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Di medulla Pada Pada ikan
clupea pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar, dibagian
ini terdapat organ yang dinamakan cristae cerebelli yang diduga saraf ini ada
hubungannya dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.
B. SARAF CRANIAL
Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian kepala, selain
dari itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Dari
otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar ke organ-organ sensory
tertentu dan otot-otot tertentu.
Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf cranial I,
yang berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut saraf terbesar yang
mengelilingi ’’olfactory bulb”. Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ
olfactory dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan.
- 12 -
Saraf optic (SC II) menghubungkan retina mata dengan tectum opticum dan berfungsi
membawa impuls penglhata. Saraf oculometer (SC III) berfungsi sebagai saraf motor
somatik yang mengatr otot mata superior rectus, inferior oblique, inferior rectus dan
internal rectus. Saraf ini berhubungan dengan otak mesenchepalon dan merupakan
saraf motor somatik.
Saraf trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor
somatik ini berhubungan dengan mesencephalon.
KET.
I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve; trochlear nerve; V.
Trigeminal nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial nerve; 1-6. octavus nerve (VIIIa
anterior ramus; VIIIp. Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral line nerve; PLLN.
Posterior lateral line nerve; IX. Glossopharyngeal nerve;X vagal nerve; C.
Cerebellum; D. Diencephalon; R. Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum
mesencephali.
dibungkus dan dkumpulkan dalam satu ikatan sesuai dengan fungsinya. Bahan
kelabu dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sepasang tanduk dorsal (anterior
horn) dan sepasang tanduk vetral (posterior horn). Tanduk dorsal menerima serabut
sensori visceral dan somatic, dan tanduk venral berisikan inti saraf motor. (Gambar
12.3).
Gambar 2. Potongan melintang spinal cord ikan cucut (Laglar et al., 1977)
D. SISTEM INDERA
- 14 -
Sistem indera memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indera
dengan sistem saraf pusat. Organ indera ialah sel-sel tertentu yang dapat menerima
stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai
impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Berdasarkan sumber stimulus, organ indera dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Eksoreseptor yaitu reseptor raba dan penlihatan, menerima impuls dari medium
sekitarnya. 2) Propioseptor yaitu yang menerima stimulus dari otot, sendi, urat, dan
kanalis semikularis, memberitahu organisme sampai seberapa otot harus ditekuk
untuk mendapatkan posisi yang tepat dalam ruangan.
3) Enteroseptor iaiah yang menermia stimulus oleh faktor - faktordi dalam
lingkungan dalam tubuh, jadi mempengaruhi kerjanya otot polos dan kelenjar.
Eksteroseptor dan proprioseptor adalah somatis, dan enteroseptor adalah organ indera
visceral.
Berdasarkan macam rangsangan yang mempengaruhinya, organ indera dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Fotoreseptor ialah yang peka terhadap cahaya. 2)
Statoreseptor ialah vanq peka terhadap perubahan posisi tubuh dani ruang. 3)
Khemoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan bahan kimia di dalam
linkugannya. 4) Fonoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan getaran suara dari
medium yang mempunyai frequensi relatif tinggi. 5) Mekanoreseptor ialah yang peka
terhadap rangsangan mekhanik, seperti rabaan, tekanan atau gesekan. 6)
thermoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan panas atau dingin.
MATA
Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada organisme
vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitroeus yang berisikan
cairan kental yang dinamakan ”Vitroeus humor” dan dibatasi oleh retina. Mata peka
terhadap cahaya, dan komponen fungsionil utamanya ialah retina yang
pertumbuhannya berasal dari diensefalon. Diensefalon pada embrio memperlihatkan
sepasang evaginasi lateral yang dinamakan veskikula optic. Bagian ujung distalnya
dari vesikula ini memperlihatkan invaginasi yang kemudian terbentuk cawan optic.
Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga cawan, tumbuh menjadi retina,
sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis merupakan lapisan pigmen dari retina.
- 15 -
Lapisan ektoderm di depan kapsula optik akan membentuk plakoda yang mengalami
invaginasi dan membentuk lensa.
Retina ialah selaput saraf yang terletak di bagian belakang dari ronqqa mata.
Unsur - unsur saraf dari retina terdiri atas batang dan kerucut yang peka terhadap
cahaya yang panjang gelombangnya bermacam macam. Retina dan rongga bola mata
berada di sebelah dalam lapisan khoroid yang berpigmen, dan terbuka pada lubang
pupil. Berkas cahaya masuk kedalam mata melalui pupil. Bagian dari lapisan khoroid
di sekeliling pupil dinamakan iris.
Mata agak datar pada bagian anterior sehingga lensa yang cembung hampir
menyentuh cornea yang merupakan bagian transparana yang penting dari ”scleroid
coat” biji mata. Lapisan choroid terletak diantara retina dan sclera. Sclera
Elasmobranchia dan Teleostei agak kaku karena adanya struktur rawan. Seringkali
teleostei mempunyai satu atau dua scleral ossicles sebagai penunjang terhadap
struktur rawan tersebut (Munz, 1971). Mata ikan dilengkapi dengan tiga pasang otot
oculomotor.
INDIKATOR PENILAIAN
1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai
sasaran
akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)
- 16 -
2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok
bahasan (30%)
3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta
penampilan
(30%)
DAFTAR PUSTAKA
G. Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi – I). Proyek
Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB
H. Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.
Ichthyology.
Second edition. John Wiley & Sons, New York
I. Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology. Prentice-
Hall of India Private Limited, New Delhi
J. Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
K. Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York.
L. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan, IPB
- 17 -
Judul :
Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
Kata Pengantar
Perancangan Geometrik Jalan merupakan salah satu prasarana transpotasi yang cukup
kompleks, karena dijaringan tersebut terjadi pergerakan perpindahan moda
transportasi dari darat ke udara dan dari darat ke laut. Disamping itu pada masing-
masing bagian elemen-elemen geometrik jalan mempunyai karakteristik pergerakan
yang berbeda satu dengan yang lain sehingga perlu mendapat perhatian.
Bagian-bagian geometrik jalan yang perlu mendapat perhatian itu adalah pada bagian
lokasi yang dilewati trase, keadaan tanah, tipe tikugan, jarak pandang, alinemen
horizontal dan vertikal, drainase air hujan, tipe persimpangan, dan lokasi penempatan
rambu-rambu jalan.
Banyak hal dari bagian-bagian geometrik jalan yang perlu dipelajari mengingat
bentuk Negara kita yang terdiri dari ribuan pulau sehingga moda transportasi darat
merupakan alat transportasi yang cukup efisien bagi kelancaran komunikasi, ekonomi,
dan transportasi itu sendiri. Tetapi mengingat keterbatasan waktu yang ada untuk
mata kuliah transportasi, maka apa diberikan disini hanya merupakan dasar
perancangan fisik saja, bagi yang berminat untuk mengetahui lebih jauh lagi
mengenai karakteristi geometrik jalan dapat lebih mendalami dalam pengerjaan Tugas
Akhir
Kepada Pimpinan Universitas dan khususnya Ketua Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan beserta segenap karyawannya, penulis mengucapkan
terima kasih yang telah berkenaan memberikan kesempatan mengikuti pelatihan
Program Transformasi dari Teaching Ke Learning. Terima kasih kepada Panitia,
Riviewer dan fasilitator yang telah membantu serta membimbing dalam pembuatan
modul ini. Ucapan terimah kasih juga kepada pimpinan Fakultas, Ketua Jurusan Sipil,
para Dosen mata kuliah tersebut yang telah memberikan saran dan bahan yang
berguna sehingga modul ini dapat disusun.
Demikianlah semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis sangat
mengharapkan saran dan keritik dari para pembaca demi perbaikan modul ini.
P e n u l i s,
- 20 -
MODUL I
MODUL II
MODUL III
MODUL IV
2. Sasaran pembelajaran
3. Modul-Modul Pembelajaran
Modul pembelajaran yang akan dilaksanakan meliputi :
a. Orientasi matakuliah dan tes kemampuan kompetensi awal
b. Penyusunan alur pemikiran obyek perancangan, meliputi standar desain,
kriteria perancangan, lokasi jalan, klasifikasi jalan, alinemen horisontal dan
vertikal, tipe simpang, dan perlengkapan jalan
- 22 -
KEBERLANJUTAN
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………….…………............i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
PETA KEDUDUKAN MODUL................................................................................iii
RINGKASAN .............................................................................................................iv
MEKANISME DAN RANCANGAN PELAKSANAAN ...........................................vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................ix
MODUL I.......................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Ruang Lingkup...................................................................................................2
C. Sasaran Pembelajaran Modul.............................................................................2
M O D U L II ................................................................................................................5
C. Kriteria Perancangan Geometrik Jalan...............................................................5
D. Pengertian Elemen Perancangan Geometrik Jalan.............................................5
M O D U L III...............................................................................................................8
E. Drainase Jalan....................................................................................................8
F. Galian dan timbunan..........................................................................................8
M O D U L IV.............................................................................................................10
G. Pengertian Dasar-Dasar Perancangan Simpang……………………......…….10
H. Perlengkapan Jalan (Road Furniture)…………………………....…………..10
DAFTAR TABEL
Modul I
BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup :
¾ Standar desain geometrik
¾ Penentuan lokasi (Route Location)
¾ Kriteria perancangan geometrik jalan
¾ Elemen perancangan geometrik jalan
¾ Drainase jalan
¾ Galian dan Timbunan
¾ Dasar-dasar perancangan simpang
¾ Perlengkapan jalan
MODUL I
1. Ruang Lingkup
a. Standar Desain Geometrik
b. Penentuan Lokasi (Route Location)
A. Pengertian Standar Desain Geometrik Jalan
Syarat-syarat perancangan
¾ Umum
¾ Dasar Hukum
Dasar hukum pembangunan / pemeliharaan jalan UU N0.13 Thn 1980
Klasifikasi Jalan sesuai UU No.13/1980 dan PP No. 26/1985
Pembagian Kelas Jalan diatur oleh PP No. 43 Thn 1993
¾ Pentahapan Pembangunan Jalan
Perencanaan
Studi kelayakan
Perancangan detail
Konstruksi dan pemeliharaan
B. Penentuan Lokasi (Route Location)
Umum
Jenis-Jenis Survei Jalan (Pembuatan peta kontour)
¾ Peta
¾ Survei Pengukuran
Faktor-faktor yang menentukan pemilihan lokasi jalan
¾ Pengaruh medan / Topografi
¾ Perpotongan dengan sungai
¾ Daerah lahan kritis
¾ Daerah aliran sungai
¾ Material konstruksi
¾ Galian dan timbunan
¾ Pembebasan tanah
¾ Lingkungan dan sosial
- 30 -
3. Soal-Soal Latihan :
a. Jelaskan klasifikasi jalan menurut UU No.13/1980 dan PP No. 26/1985,
menurut system jaringan, peranan, dan wewenang pembinaan.
b. Jelaskan klasifikasi jalan sesuai rancangan Undang-Undang tahun 2000.
c. Jelaskan dan sebutkan pembagian kelas jalan sesuai PP No.43 / 1993.
d. Jelaskan dan sebutkan pentahapan pembangunan jalan di Indonesia.
e. Jelaskan jenis-jenis survei jalan yang dilakukan untuk pembuatan peta
kontur (diskusi dikelas).
f. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan pemilihan lokasi jalan (trase).
g. Jelaskan bagaimana membuat peta kontur dari hasil pengukuran lokasi
trase jalan (tugaskelas/kecil).
h. Rencanakan trase jalan dengan peta kontur yang sudah siap,(data
perencanaan diambil dari kasus penentuan trase jalan).
- 31 -
MODUL II
1. Ruang Lingkup
a. Kriteria Perancangan Geometrik Jalan
b. Pengertian Elemen Perancangan Geometrik Jalan
3. Soal-Soal Latihan;
a. Jelaskan kontrol atau ketentuan umum yang biasa dijadikan sebagai acuan
khususnya alinemen horizontal pada perencanaan geometrik jalan.
b. Jelaskan dan sebutkan yang menjadi dasar perencanaan alinemen
horizontal pada perrancangan geometric jalan antar kota.
c. Gambarkan proses perancangan tikungan dengan menggunakan tiga
kriteria utama sebagai dasar dan kontrol perancangan geometrik jalan.
d. Sebutkan tiga jenis tikungan yang umum digunakan dalam perancangan
geometrik jalan
e. Jelaskan yang harus dipenuhi dalam memilih jenis tikungan lingkaran
penuh (full-circle), tikungan spiral-lingkaran (Spiral-circle-spiral), dan
tikungan spiral-spiral (Spiral-spiral).
f. Gambarkan proses pemilihan jenis tikungan yang disarankan oleh Bina
Marga dalam perancangan geometrik jalan.
g. Jelaskan penentuan panjang lengkung vertikal cembung dan lengkung
vertikal cekung.
h. Jelaskan cara mengkoordinasikan antara alinemen horizontal dan alinemen
vertikal dalam perencanaan agar menghasilkan bentuk jalan yang aman,
nyaman, dan baik dari estetika.
i. Gambarkan bentuk tipikal penampang melintang jalan secara umum
lengkap dengan keterangan masing-masing komponennya.
j. Jelaskan dengan gambar cara pencapaian superelevasi maximum untuk
tikungan full –circle, spiral-circle-spiral, and spira-spiral.
k. Jelaskan cara menentukan jarak pandang bebas di tikungan dalam
perancangan geometrik jalan antar kota.
l. Akan direncanakan jalan seperti pada data-data di bawah :
¾ Titik A sebagai BM 0.00 (Sta.0.00) koordinat (10.000, 10.000, 100).
¾ Titik P1 dengan koordinat (10.216, 10.085) merupakan tikungan
pertama yang akan direncanakan.
¾ Titik B adalah titik akhir rencana dengan koordinat (10.472, 10.009).
¾ Jalan yang akan direncanakan : Jalan Arteri pada daerah perbukitan.
- 34 -
MODUL III
1. Ruang Lingkup
a. Drainase Jalan
b. Galian dan Timbunan
E. Drainase Jalan
Umum
Hidrologi
Drainase permukaan jalan
¾ Kemiringan melintang (Cross Slope)
¾ Kemiringan memanjang
Selokan samping
¾ Penampang parabola
¾ Penampang trapesium
¾ Penampang segitiga
¾ Penampang empat persegi panjang
Bak penampungan air permukaan (Catch Basin)
¾ Penempatan Catch Basin
¾ Jenis Catch Basin
Pipa Samping, pipa riool pembuangan air hujan/lubang pemeriksaan
Drainase melintang
¾ Definisi gorong-gorong
¾ Jenis gorong-gorong
Pengaliran air dari bawah permukaan jalan
Erosi
Drainase alamiah
a. Mampu menentukan tipe drainase untuk mengamankan jalan dari air hujan
dan muka air tanah
b. Mampu menjelaskan dan menentukan agar minimal seimbang antara galian
dan timbunan (menghitung galian dan timbunan).
MODUL IV
1. Ruang Lingkup
a. Dasar-Dasar Perencanaan Simpang
b. Perlengkapan Jalan (Road Furniture)
Marka
¾ Marka garis terputus
¾ Marka garis penuh
¾ Sebra Cross
¾ Chevron
¾ Marka pulau
¾ Marka dilarang parker
¾ Marka pengarah jalur
¾ Marka huruf dan angka
¾ Marka symbol
Kerb
Trotoar
Pengaman tepi
Jembatan
I. Soal-Soal Latihan
a. Jelaskan dan sebutkan simpang menurut jenisnya
b. Jelaskan kelebihan dan kelemahan simpang sebidang dan simpang tak
sebidang ditinjau dari segi pemilihan lokasi perencanaan geometrik jalan.
c. Jelaskan fungsi utama simpang sebidang dan tak sebidang .
d. Sebutkan beberapa tipe simpang sebidang dan tak sebidang.
e. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada penempatan simpang dalam
perancangan geometrik jalan.
f. Jelaskan yang dimaksud dengan perlengkapan jalan serta fungsi utamanya.
g. Jelaskan yang dimaksud rambu lalu lintas dan apa kaitannya dengan pengguna
jalan (pejalan kaki dan pengemudi kendaraan).
h. Jelaskan dan sebutkan jenis perlengkapan jalan.
i. Jelaskan lokasi penempatan perlengkapan jalan dibawah ini :
a. Rambu
b. Marka
c. Zebra Cross
d. Kereb
e. TrotoarPengaman tepi
f. Jembatan
- 39 -
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil pada bagian pembahasan modul diatas, maka dapat ditarik
beberapa simpulan sebagai berikut :
a. Metode pembelajaran “Student Centre Learning” (SCL) adalah pandangan
yang menempatkan Mahasiswa sebagai pihak yang paling bertanggungjawab
dan berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar pada dan dalam
dirinya (aktif melakukan upaya untuk membangun pengetahuan dalam dirinya.
b. Bahan ajar dan modul tugas yang dibuat mampu secara efektif mendukung
pengembangan system pembelajaran yang diusulkan “ Student centre
learning” (SCL) dapat meningkatkan kegiatan belajar mandiri mahasiswa.
c. Metode pengembangan system pembelajaran yang akan di implementasikan
pada pembahasan diatas mampu meningkatkan nilai mutu mahasiswa secara
sigifikan sesuai yang diharapkan.
d. Untuk mengikuti mata kuliah Perancanagan Geometrik Jalan harus memenuhi
persyaratan sudah mengikuti mata kuliah Ilmu Ukur Tanah dan Mekanika
Tanah sebagai mata kuliah penunjang.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4. Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Kota, Jakarta, 1997
6. Direktorat Jenderal Bina Marga, Sub Direktorat Perencanaan Teknik Jalan (1990)
Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota (Rancangan
Akhir).