You are on page 1of 6

Pengertian Subyek Hukum

Pengertian subyek hukum (rechts subyek) menurut Algra dalah setiap orang mempunyai hak dan
kewajiban, yang menimbulkan wewenang hukum (rechtsbevoegheid), sedengkan pengertian wewenag
hukum itu sendiri adalah kewenangan untuk menjadi subyek dari hak-hak.

Dalam menjalankan perbuatan hukum, subyek hukum memiliki wewenang, nah wewenang subyek
hukum ini di bagi menjadi dua yaitu :
Pertama, wewenang untuk mempunyai hak (rechtsbevoegdheid), dan
Kedua, wewenang untuk melakukan ( menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Pembagian Subyek Hukum;

Manusia:
Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan manusia sebagai subyek hukum
yaitu;n Pertama, manusia mempunyai hak-hak subyektif dan kedua, kewenangan hukum, dalam hal ini
kewenangan hukum berarti, kecakapan untuk menjadi subyek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan
kewajiban.
Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kendungan (Pasal 2 KUH Perdata), namun tidak
semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, orang
yang dapat melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun atau
sudah kawin), sedangkan orang –orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah ; orang
yang belum dewasa, orang yang ditaruh dibawah pengampuan, seorang wanita yang bersuami (Pasal
1330 KUH Perdata)

Badan hukum:
Terjadi banyak perdebatan mengenai bagaimana badan hukum dapat menjadi subyek hukum, dan
memiliki sifat-sifat subyek hukum seperti manusia, nah Banyak sekali teori yang ada dan digunakan
dalam dunia akademis untuk menjelaskan hal tersebut , akan tetapi menurut Salim HS, SH, Ms; Teori
yang paling berpengaruh dalam hukum positif adalah teori konsensi dimana pada intinya berpendapat
badan hukum dalam negara tidak dapat memiliki kepribadian hukum (hak dan kewajiban dan harta
kekayaan) kecuali di perkenankan oleh hukum dalam hal ini berarti negara sendiri, bingung yah?
Namanya juga teori, tahu sendiri kan, kalau profesor ngomong asal aja bisa jadi teori.

Nah menurut sifatnya badan hukum ini dibagi menjadi dua yaitu ;
Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang di dirikan oleh pemerintah
Contohnya : Provinsi, kotapraja, lembaga-lembaga dan bank-bank negara
Badanhukum privat, adalah badan hukum yang didirikan oleh perivat (bukan pemerintah)
Contohnya : Perhimpunan, Perseroan Terbatas, Firma, Koprasi, Yayasan.
Daftar Pustaka :
Pengantar Hukum Perdata Tertuli (BW) oleh, Salim HS, S.H., M.S.

Pengertian Subyek Hukum Internasional

Subjek Hukum Internasional adalah semua pihak atau entitas yang dapat

dibebani oleh hak dan kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional. Hak dan

kewajiban tersebut berasal dari semua ketentuan baik yang bersifat formal ataupun

non-formal dari perjanjian internasional ataupun dari kebiasaan internasional (Istanto,

Ibid: 16; Mauna, 2001:12).

Ciri Subyek Hukum Internasional:

o       Apakah Subyek Hukum Internasional itu?

o       Semua entitas

o       Ada Kemampuan

o       Memiliki dan melaksanakan hak dan kewajiban menurut hukum

internasional.

Pengertian Subyek Hukum


Subyek hukum adalah segala sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum

Pengertian Subyek hukum (rechts subyek) menurut Algra


Subyek hukum adalah setiap orang mempunyai hak dan kewajiban, yang menimbulkan
wewenang hukum (rechtsbevoegheid), sedengkan pengertian wewenag hukum itu sendiri adalah
kewenangan untuk menjadi subyek dari hak-hak.

Dalam menjalankan perbuatan hukum, subyek hukum memiliki wewenang. Wewenang subyek
hukum di bagi menjadi dua yaitu :
Pertama, wewenang untuk mempunyai hak (rechtsbevoegdheid), dan
Kedua, wewenang untuk melakukan ( menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Pembagian Subyek Hukum;


Subyek Hukum di bagi menjadi 2, yaitu:

Manusia:
Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan manusia sebagai subyek
hukum yaitu: Pertama, manusia mempunyai hak-hak subyektif dan kedua, kewenangan hukum,
dalam hal ini kewenangan hukum berarti, kecakapan untuk menjadi subyek hukum, yaitu sebagai
pendukung hak dan kewajiban.
Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kandungan (Pasal 2 KUH Perdata), namun
tidak semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum.

Syarat-syarat Cakap Hukum :


• Seseorang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun)
• Seseorang yang berusia dibawah 21 tahun tetapi pernah menikah
• Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum
• Berjiwa sehat & berakal sehat

Syarat-syarat tidak Cakap Hukum


• Seseorang yang belum dewasa
• Sakit ingatan
• Kurang cerdas
• Orang yang ditaruh dibawah pengampuan
• Seorang wanita yang bersuami (Pasal 1330 KUH Perdata)

Badan hukum
Menurut sifatnya badan hukum ini dibagi menjadi dua yaitu ;
Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang di dirikan oleh pemerintah
Contohnya : Provinsi, kotapraja, lembaga-lembaga dan bank-bank negara
Badan hukum privat, adalah badan hukum yang didirikan oleh perivat (bukan pemerintah)
Contohnya : Perhimpunan, Perseroan Terbatas, Firma, Koprasi, Yayasan.

Batasan Usia Subyek Hukum


Usia dewasa bagi sebagian remaja merupakan suatu prestasi tersendiri, yang patut dirayakan.
Secara awam, jika seseorang sudah merayakan ulang tahunnya yang ke-17 th, dan sudah berhak
memegang KTP atau memiliki SIM sendiri, dianggap sudah dewasa. Artinya dia sudah berubah
dari anak-anak menjadi dewasa dan sudah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Di mata hukum, batas usia dewasa seseorang menjadi penting, karena hal tersebut berkaitan
dengan boleh/tidaknya orang tersebut melakukan perbuatan hukum, ataupun diperlakukan
sebagai subjek hukum. Artinya, sejak seseorang mengalami usia dewasanya, dia berhak untuk
membuat perjanjian dengan orang lain, melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya
menjual/membeli harta tetap atas namanya sendiri, semuanya tanpa bantuan dari orang tuanya
selaku wali ayah atau wali ibunya.

Jadi, apakah seseorang yang berusia 17th sudah dianggap dewasa dimata hukum? Rupanya, batas
usia dewasa di mata masyarakat berbeda dengan batas usia dewasa di mata hukum. Menurut
Undang Perkawinan No. 1/1974 dan KUHPerdata, seseorang dianggap dewasa jika sudah
berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah. Bertahun2 batas usia dewasa tersebut di ikuti oleh
seluruh ahli hukum di Indonesia. Sehingga, jika ada tanah & bangunan yang terdaftar atas nama
seorang anak yang belum berusia 21 tahun, maka untuk melakukan tindakan penjualan atas tanah
dan bangunan tersebut dibutuhkan izin/penetapan dari Pengadilan negeri setempat. Demikian
pula untuk melakukan tindakan pendirian suatu PT/CV/FIRMA/YAYASAN, jika salah seorang
pendirinya adalah seseorang yang belum berusia 21th, harus diwakili oleh salah satu orang
tuanya.

Namun, sejak tanggal 6 Oktober 2004 dengan diundangkannya UU No. 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris, terdapat pergeseran dalam menentukan usia dewasa. Dalam pasal 39 ayat 1
disebutkan bahwa:
” Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Paling sedikit berusia 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah, dan
b. Cakap melakukan perbuatan hukum”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak diterbitkannya UU no. 30/2004 tersebut, maka
setiap orang yang sudah berusia 18th atau sudah menikah, dianggap sudah dewasa, dan berhak
untuk bertindak selaku subjek hukum.

sumber: google.com/pengertian subyek hukum


google.com/batasan subyek hukum

Subyek hukum adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh dan menggunakan
hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum.

* Objek hukum adalah benda yang berarti segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum atau segala
sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek hukum.

SUBJEK DAN OBJEK HUKUM DAGANG / PERDATA

Hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya
kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan
tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Terjadinya hubungan hukum antara pihak-pihak menunjukkan adanya subyek sebagai pelaku dan benda
yang dipermasalahkan oleh para pihak sebagai obyek hukum.

Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam
hukum. Terdiri dari orang dan badan hukum.

Objek Hukum Internasional
By younkhendra

OBJEK HUKUM INTERNASIONAL

Pengertian Hukum, Hukum Internasional, Perjanjian Internasional, Objek Hukum

Internasional, dan subyeh hukum Internasional

Hukum adalah gejala sosial, ia baru berkembang di dalam kehidupan manusia bersama. Ia
tampil dalam menserasikan pertemuan antar kebutuhan dan kepentingan warga masyarakat, baik
yang sesuai ataupun yang saling bertentangan. Hal ini selalu berlangsung karena manusia
senantiasa hidup bersama dalam suasana saling ketergantungan. Hukum Internasional ialah
sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan antara person hukum internasional
(Negara dan Organisasi Internasional), menentukan hak dan kewajiban badan tersebut serta
membatasi hubungan yang terjadi antara person hukum tersebut dengan masyarakat sipil. Oleh
karena itu hukum internasional adalah hukum masyarakat internasional yang mengatur segala
hubungan yang terjalin dari person hukum internasional serta hubungannya dengan masyarakat
sipil.

Berangkat dari pentingnya hubungan lintas negara disegala sektor kehidupan seperti politik,
sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap bisa
menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara tersebut. Maka hukum
internasional memberikan implikasi hukum bagi para pelangarnya, yang dimaksud implikasi
disini ialah tanggung jawab secara internasional yang disebabkan oleh tindakan-tindakan yang
dilakukan sesuatu negara atau organisasi internasional dalam melakukan segala tugas-tugasnya
sebagai person hukum internasional.

Perjanjian Internasional merupakan kata sepakat antara dua atau lebih subyek hokum
internasional ( negara, tahta suci, kelompok pembebasan, organisasi internasional ) mengenai
suatu obyek tertentu yang dirumuskan secara tertulis dan tunduk pada atau yang diatur oleh
hokum internasional. Dalam setiap perjanjian pasti mengandung suatu obyek tertentu yang
menjadi salah satu pelengkap dalam perjanjian.

Obyek adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Obyek hukum adalah segala sesuatu
yang dapat berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum yang
dilakukan oleh subyek-subyek hokum, biasanya dinamakan benda atau hak yang dapat dimiliki
dan dikuasai oleh subyek hokum. Perjanjian tertulis adalah sebagai salah satu perwujudan dari
kata sepakat yang otentik dan mengikat para pihak dengan bentuknya yang tertulis maka
terjamin adanya ketegasan, kejelasan dan kepastian hukum bagi para pihak yang melakukan
perjanjian. Suatu objek tertentu dari perjanjian Internasional adalah objek atau hal yang diatur
didalam sebuah perjanjian.Objek hanya bisa dikenai kewajiban tanpa bisa menuntut haknya.

Subyek hokum internasional merupakan pihak yang dapat dibebani hak dan kewajiban yang
diatur oleh hokum internasional atau setiap negara, badan hokum ( internasional ) atau manusia
yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan internasional.

 SUBYEK DAN OBJEK HUKUM

 Subyek hukum adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh dan
menggunakan hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum.

 Objek hukum adalah benda yang berarti segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum
atau segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek
hukum.

 SUBYEK HUKUM

 Manusia ( natuurlijke persoon )

 Manusia sebagai subyek hukum dimulai saat ia dilahirkan dan berakhir pada saat ia
meninggal dunia.

 Setiap manusia pribadi menurut hukum mempunyai hak, tetapi tidak selalu cakap untuk
melakukan perbuatan hukum (handelings bekwaam).

 Cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang dewasa menurut hukum dan berakal sehat

 Tidak cakap melakukan perbuatan hukum, berdasarkan pasal 1330 KUHPerdata tentang
yang tidak cakap untuk membuat perjanjian adalah :

 1. Orang-orang yang belum dewasa,

 2. Orang yang ditaruh di bawah pengampuan ( curetele ) yang terjadi karena gangguan
jiwa, pemabuk atau pemboros.

 3. Orang wanita yang dalam perkawinan atau yang berstatus sebagai iste

You might also like