Professional Documents
Culture Documents
IRIGASI SEDERHANA
TUJUAN IRIGASI
KRITERIA UMUM
5. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan Tersier dalam daerah irigasi teknis, semi teknis.
7. Usulan Bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :
12. Tidak ada masalah ganti rugi tanah, bangunan dan tanaman.
Irigasi Sederhana Halaman 2 dari 19
LINGKUP PEKERJAAN
1. Perbaikan atau Rehabilitasi jaringan irigasi yang telah ada, karena tidak memerlukan
kajian teknis yang berat.
2. Pekerjaan peningkatan jaringan irigasi yang telah ada yang benar-benar diperlukan.
PERSYARATAN
PEMBANGUNAN BARU dan REHABILITASI
2 Kriteria : Kriteria :
Ada sumber air cukup Bangunan masih kuat dan akan
bertahan lama
Ada sawah tadah hujan
Bangunan akan tetap stabil
Ada Petani Penggarap
Kapasitas bangunan mampu untuk
Kwalitas air memenuhi mengalirkan debit rencana
Tanah (sawah) baik untuk pertanian Sambungan antara bagian lama dan
(padi) bagian baru akan mempunyai daya
Ada pemasaran hasil produksi ikat yang kuat
Kapasitas bangunan mampu untuk Mudah dioperasikan petani
mengalirkan debit air yang Dapat menjamin pembagian air
direncanakan
Melindungi jaringan irigasi dari
Pembagian air akan lebih adil dan pengaruh alam
merata
Mengurangi biaya pemeliharaan
PETA SITUASI
PERENCANAAN
1. Tahap Persiapan
3. Desain Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi
Pekerjaan (Bangunan) Baru
TAHAP PERSIAPAN
Irigasi Sederhana Halaman 4 dari 19
Laporan profil sosio teknis dan kelembagaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Usulan petani untuk desain dan urutan prioritas perbaikan menurut petani
Peta, gambar dan laporan pengukuran, desain dan pelaksanaan konstruksi jaringan
irigasi yang ada.
2. Pengenalan Lapangan
A. Peta Situasi
Kegiatan ini dilakukan dengan memindahkan data irigasi, termasuk semua batas
petak tersier, perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan luas dan letak yang
benar. Pekerjaan ini dilakukan sejalan dengan kegiatan inventarisasi.
Peta daerah irigasi dan skema jaringan irigasi pada saat dilakukan pengukuran
supaya dibuat gambar draft dengan skala 1 : 2000.
B. Pengukuran Saluran
Memasang Patok Referensi Tetap (PRT) pada lokasi disekitar bangunan utama
sebagai titik pengikat lokal
Menambah PRT baru kalau jarak PRT yang ada 2000 m
Mengukur kembali ketinggian semua PRT yang ada dan mengukur koordinat
(x,y,z) PRT baru
Irigasi Sederhana Halaman 6 dari 19
Dilaksanakan dengan pipa plastik berisi air, Metode ini dilaksanakan apabila :
Survey jenis batuan dan tanah pada lokasi bangunan dan saluran (tanah biasa, tanah
bebatu, tanah lembek)
Survey bahan konstruksi : Batu dan Pasir
Khusus pada pembangunan bendung baru, perlu diadakan sumur uji (test pit).
4. Sistem Planning
Merupakan hasil analisa dari kegiatan survey dan Inventarisasi serta informasi
dan laporan-laporan yang dituangkan dalam peta situasi.
Debit andalan akan menentukan luas areal sawah irigasi yang dapat dilayani
oleh sumber air. Luas Maks. Areal yang dapat dilayani irigasi dapat dihitung
dengan rumus :
A = Qp / IWR
Keterangan :
A = Maks. Luas area pelayanan irigasi (ha)
Qp = Debit andalan (m3/det)
IWR = Kebutuhan air irigasi (l/det/ha)
Untuk menghitung debit dibutuhkan data luas tampang melintang sungai dan
kecepatan air :
Qa = Ar . V
Keterangan :
Qa = Debit air (m3/det)
Ar = Luas penampang basah rata-rata (m2)
V = Kecepatan air (m/det)
Keterangan :
V = Kecepatan air (m/det)
R = Ar = jari-jari hidrolis (m)
P = Keliling basah sungai
I = Kemiringan rata-rata dasar sungai
n = Koefisien kekerasan dasar sungai
n = 0,025 – 0,035
Menyusun urutan prioritas tambahan bangunan baru dan bangunan yang akan
diperbaiki dengan memperhatikan :
Lokasi
Diskusi dilaksanakan dikantor desa atau tempat lain yang dekat dengan jaringan
irigasi dan bila perlu dilanjutkan dilapangan.
Peserta diskusi
- Petugas Cadin PU Pengairan
- P3A atau wakil petani bila P3A belum terbentuk
- Perencana
- Tokoh Masyarakat
- Petugas instansi terkait (mis. Kades, Camat, PPL)
Bahan/Topik diskusi
a. Usulan petani untuk desain.
b. Draft sistem planning yang berisi antara lain :
- Tata letak saluran dan bangunan
- Usulan perbaikan jaringan irigasi dan urutan prioritas versi perencana
dan petani
- Pola tanam
Irigasi Sederhana Halaman 9 dari 19
DESAIN TEKNIS
1. Kriteria
2. Tahapan Pelaksanaan Desain
Pra Desain
Diskusi Desain
Final Desain
3. Gambar purna laksana (as built drawing):
Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi maka dibuat gambar purna laksana.
1. Kriteria
2. Tahapan Pelaksanaan Desain
A. Bangunan Utama
I. Bendung Sederhana
II. Pengambilan Bebas
III. Embung
IV. Mata Air
V. Air Tanah
B. Saluran Pembawa, Alat Ukur Debit dan Bangunan Penguras Saluran
C. Saluran Pembuang
D. Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap
E. Bangunan Pembawa
F. Bangunan Lain
G. Kelengkapan Bangunan
A. Bangunan Utama :
I. Bendung Sederhana,
1. Terdiri dari Bandung Pasangan Batu, Bendung Bronjong dan Bendung Cerucuk.
2. Berfungsi untuk meninggikan permukaan air sungai sesuai dengan kebutuhan dan
membelokan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang dibutuhkan.
3. Digunakan pada daerah irigasi yang elevasi permukaan sawahnya lebih tinggi
dibanding dengan elevasi permukaan air sungai terendah.
4. Bendung ditempatkan pada alur sungai yang lurus dan dasar sungai relatif stabil.
5. Panjang bendung tidak lebih dari 0,8 lebar sungai.
Dan konstruksi
Bendung Pasangan Batu
- Bendung harus stabil pada kondisi air normal maupun air banjir.
- Bendung harus aman terhadap pengaruh gaya geser.
Irigasi Sederhana Halaman 10 dari 19
Bendung Bronjong
- Bendung bronjong tidak diperkenankan pada arus sungai yang mengangkut batu, kayu
dan air sungai agresif.
- Kemiringan bagian hilir bendung 1 : 2 dan untuk hulu 1 : 1
- Ukuran bronjong dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan ketebalan 0,5 m
- Kawat yang digunakan adalah kawat galvanis dengan min. ι 3 mm
- Untuk mengurangi kebocoran dapat digunakan lapisan ijuk yang dipasang diantara
bronjong.
- Tinggi bendung maks. 2,50 m, panjang lantai : 2 – 2,5 tinggi bendung.
- Elevasi mercu bendung direncanakan berdasarkan perhitungan tinggi air saluran
ditambah 20 cm.
Bendung Cerucuk
- Sifatnya tidak permanen, terbuat dari baris-baris cerucuk yang dipancang melintang
sungai pada ruas sungai yang relatif lurus dan dasarnya tidak terlalu keras.
- Lebar dasar sungai tidak lebih dari 10 m dan debit sungai dalam keadaan banjir
maksimum 10 m3/det.
- Luas daerah irigasi maksimum 2,5 ha
- Pada sekitar rencana lokasi bangunan tidak terdapat sumber batu.
- Banyaknya baris cerucuk tidak kurang dari tiga baris dengan jarak antar cerucuk paling
lebar 0,5 m
- Tiap baris cerucuk terdiri dari tiang-tiang yang dipancang secara vertikal dengan jarak
tiang paling jauh 1 m.
- Tiap baris cerucuk ditutupi dengan dinding penutup yang terdiri dari kayu yang
dipasang mendatar secara rapt agar bahan pengisi yang diletakan pada ruang antara
baris cerucuk tidak lolos.
- Tiap tiang pada baris cerucuk dihubungkan ke tiap tiang pada baris cerucuk yang
lainnya dengan kayu mendatar yang diikat dengan tali pengikat agar baris cerucuk
menjadi kesatuan.
- Bahan kayu/bambu yang digunakan adalah jenis keras, tali sebaiknya dari bahan
tahan lapuk.
1. Bangunan ini tidak memerlukan bangunan melintang sungai untuk membelokan air ke
saluran pembawa.
2. Bangunan ini ditempatkan pada akhir belokan luar sungai untuk menghindari masuknya
sendimen.
3. Jika pada sungai yang lurus, pengambilan dilengkapi pengarah arus semi permanen dari
bronjong/cerucuk bambu.
4. Bangunan ini bisa dipakai didaerah pegunungan yang kemiringan dasar sungainya cukup
curam dan dasar sungainya cukup stabil.
5. Bangunan pengambilan dibuat permanen dengan pembatas debit dan dilengkapi dengan
pintu.
6. Desain teknis bangunan dan pengambilan bebas tinggi elevasi lantai pengambilan berada
10 cm dibawah muka air terendah atau 50 cm diatas dasar sungai.
Irigasi Sederhana Halaman 11 dari 19
III. Waduk/Embung
V. Air Tanah:
Letak air tanah tidak lebih dari 2,00 dari permukaan tanah.
Dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.
Pemanfaatan untuk pertanian terbatas pada tanaman palawija dan sayuran.
5. Cara mengumpulkan air tanah dilakukan dengan membuat sumur gali yang dapat
diperkuat dengan pipa beton ι 0,80 – 1,00 m atau pasangan batu/batu bata.
6. Kedalaman air dalam sumur 1,50 – 2,00 m.
7. Untuk menaikkan air dapat dilakukan:
1. Saluran Pembawa
Hendaknya mempertimbangkan :
Biaya paling murah
Pengoperasian mudah
Aspirasi atau tradisi masyarakat setempat
b. Perencanaan Saluran
Saluran pembawa dapat berupa saluran tanah, pasangan batu atau beton
Kapasitas rencana saluran dihitung berdasarkan kebutuhan air irigasi.
Saluran pembawa harus mempertimbangkan debit air hujan yang masuk
Saluran pasangan hanya digunakan pada tempat-tempat porous
Pada tempat rawan dapat dibuat saluran tertutup
Kriteria :
Kriteria
C. Saluran Pembuang.
1. Berfungsi untuk membuang kelebihan air hujan dan irigasi yang telah digunakan
pada lahan sawah.
2. Direncanakan pada tempat yang rendah.
3. Dapat berupa saluran tanah atau pasangan batu
Irigasi Sederhana Halaman 13 dari 19
a. Bangunan bagi berfungsi untuk membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier.
b. Boks pembagi berfungsi untuk membagi air dari saluran tersier ke saluran kuarter.
c. Bangunan bagi atau boks pembagi ditempatkan dilokasi yang sesuai dengan hasil
kesepakatan dalam diskusi sistem planning.
d. Pembagian air dalam bangunan bagi hendaknya dibuat secara proporsional dengan
jenis pengaliran yang sama (elevasi ambang dan bentuk ambang dibuat sama).
e. Bangunan bagi dapat dilebgkapi dengan pintu sorong sederhana, sedangkan
bangunan boks pembagi cukup dengan balok sekat.
E. Bangunan Pembawa
1. Bangunan Terjun
Digunakan bila tinggi terjun = 1,5 m, apabila lebih dari 1,5 m maka digunakan 2 buah
bangunan terjun.
2. Gorong-gorong Pembawa
Berfungsi untuk menyeberangkan saluran irigasi bila tepaksa memotong jalan raya
dengan timbunan tanah diatas gorong-gorong min. 0,5 m.
3. Gorong-gorong Pembuang
Digunakan untuk penyeberangan Jalan Desa terhadap saluran, apabila lebar dasar
saluran lebih dari 1,2 m dapat dibangun jembatan.
5. Talang.
Untuk menyeberangi saluran irigasi diatas sungai atau melewati lembah yang tidak
terlalu lebar.
Irigasi Sederhana Halaman 14 dari 19
F. Bangunan Lain
- Untuk mengarahkan aliran air agar dapat dengan mudah masuk kedalam
pintu pengambilan.
- Untuk meluruskan aliran pada lokasi sungai yang berbelok-belok.
- Terbuat dari bronjong, cerucuk kayu atau bambu.
- Panjang krib tidak lebih dari 1/3 lebar sungai
- Tanah Porous
- Melewati perumahan/kampung
- Belahan
- Lereng
- Dipasang pada saluran irigasi yang berada dilereng tebing dan sejajar dengan
sungai
- Konstruksi penahan tebing dapat dibuat dari pasangan batu atau bronjong
kawat.
G. Kelengkapan Bangunan
1. Pintu Air
2. Saung Pertemuan/Dangau
CONTOH BANGUNAN
Irigasi Sederhana Halaman 16 dari 19
PERLINDUNGAN SALURAN
Irigasi Sederhana Halaman 17 dari 19
TAHAP PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
a. Pengupasan/Stripping
- Mengupas dan memindahkan tanah bagian atas yang tidak memenuhi syarat, t.
min 20 cm.
b. Galian
- Galian tanah dilakukan menurut batas dan permukaan yang tertera di dalam
gambar.
c. Timbunan
- Seluruh daerah yang akan menerima beban matrial timbunan harus dibasahi
- Matrial timbunan dihamparkan (dalam keadaan air yang baik) pada lapisan
dengan ketebalan 15 cm
- Pemadatan timbunan dapat dilakukan dengan stamper tangan
d. Urugan Kembali
- Mengurug kembali tanah bekas galian pondasi/bangunan dari hasil galian untuk
bangunan itu sendiri dan dipadatkan sambil disiram dengan air.
e. Gebalan Rumput
- Untuk melindungi lereng supaya tidak mudah rusak karena hujan.
- Gebalan rumput empat persegi 20 x 20 cm dipasang pada lereng dan dipaku
dengan bambu yang dibelah kecil-kecil.
- Gebalan rumput tertanam 3 cm dan dipadatkan pada permukaan lereng yang
dibuat lunak sebelumnya.
- Gebalan rumput harus ditempatkan secara bersilangan
3. Pekerjaan Pasangan
c. Pekerjaan Bronjong
- Digunakan batu belah ι 15 – 25 cm
- Garis tengah kawat besi galvanis harus 3,2 mm dan mempunyai kekuatan tarik
min. 40 kg/m2.
- Mata jaring harus segi enam dengan sisi. 7,5 cm, anyaman dengan 3 lilitan
sehingga kawat berjalan searah.
- Dimensi bronjong disesuaikan dengan gambar.
- Penyusunan batu sedemikian rupa sehingga betul-betul penuh serta disusun
rapih.
4. Pekerjaan Beton
b. Pengecoran
- Tidak boleh dimulai sebelum diijinkan oleh FKT atau wakil yang ditunjuk.
d. Sambungan Konstruksi
- Beton berumur > 4 jam
Busa beton pada permukaannya harus dibuang dengan cara menyikatnya secara
perlahan, kemudian beton baru secepatnya dituangkan.
5. Pekerjaan Saluran
a. Pembuangan saluran pembawa dapat berupa galian atau timbunan (tanggul) atau
sebagian galian sebagian timbunan.
b. Pembuatan saluran pembuang merupakan pekerjaan galian.
Irigasi Sederhana Halaman 19 dari 19
6. Lining Saluran
Dilaksanakan pada saluran pembawa untuk;
a. Bahan
- Dari kayu atau bambu yang baik.
- Tidak boleh ada sambungan.
b. Peralatan
- Rangka pemancangan berupa bangunan yang kuat yang disangga pada
landasan yang bisa diatur.
c. Pemancangan
- Cerucuk harus dipasang tegak lurus permukaan tanah dan dipancang sampai
kedalaman tertentu, sesuai gambar desain.
a. Bahan
- Pintu air terbuat dari plat baja atau kayu kelas 1 seperti jati tua atau kayu lainnya
yang setara.
b. Pemasangan
Sebelum pemasangan Pintu dilakukan agar diperiksa;
- Ukuran apakah sudah sesuai dengan gambar.
- Pemeriksaan terhadap pengecatan.