You are on page 1of 19

Irigasi Sederhana Halaman 1 dari 19

IRIGASI SEDERHANA
TUJUAN IRIGASI

1. Meningkatkan Produksi Pangan terutama beras

2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi

3. Meningkatkan intensitas tanam

4. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan irigasi


perdesaan

KRITERIA UMUM

1. Irigasi yang tidak tercatat dalam buku inventarisasi DPU Pengairan.

2. Luas areal daerah irigai maks. 150 ha.

3. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan dilaksanakan oleh kelompok Tani.

4. Merupakan usulan masyarakat petani.

5. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan Tersier dalam daerah irigasi teknis, semi teknis.

6. Tidak sedang dibiayai oleh sumber dana lain.

7. Usulan Bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :

 Panjang bendung maksimum : 5,00 m.


 Tinggi bendung maksimum : 3,00 m.
 Debit banjir rencana
3
: 30,00 m /dt

8. Pembangunan irigasi baru harus memenuhi ketentuan :

 Ada sumber air cukup.


 Ada sawah (tadah hujan).
 Ada Petani.
 Kwalitas air memenuhi.
 Tanah/sawah baik untuk pertanian (padi).
 Ada Pemasaran hasil produksi.

9. Daerah irigasi perdesaan bukan merupakan daerah banjir rutin.

10. Beda tinggi yang cukup untuk mengalirkan air.

11. Adanya pemasaran hasil produksi.

12. Tidak ada masalah ganti rugi tanah, bangunan dan tanaman.
Irigasi Sederhana Halaman 2 dari 19

LINGKUP PEKERJAAN

1. Perbaikan atau Rehabilitasi jaringan irigasi yang telah ada, karena tidak memerlukan
kajian teknis yang berat.

2. Pekerjaan peningkatan jaringan irigasi yang telah ada yang benar-benar diperlukan.

3. Pembangunan baru Irigasi Perdesaan.

PERSYARATAN
PEMBANGUNAN BARU dan REHABILITASI

NO PEMBANGUNAN BARU REHABILITASI


1 Lingkup : Lingkup :
 Memanfaatkan Potensi Alam, al : Air  Saluran atau bangunan yang
dan Tanah (sawah) berkurang fungsi pelayanannya
 Perbaikan penahan Talud saluran
dan penahan tebing sungai
 Perbaikan bangunan terjun, pembagi
dan bangunan sadap

2 Kriteria : Kriteria :
 Ada sumber air cukup  Bangunan masih kuat dan akan
bertahan lama
 Ada sawah tadah hujan
 Bangunan akan tetap stabil
 Ada Petani Penggarap
 Kapasitas bangunan mampu untuk
 Kwalitas air memenuhi mengalirkan debit rencana
 Tanah (sawah) baik untuk pertanian  Sambungan antara bagian lama dan
(padi) bagian baru akan mempunyai daya
 Ada pemasaran hasil produksi ikat yang kuat
 Kapasitas bangunan mampu untuk  Mudah dioperasikan petani
mengalirkan debit air yang  Dapat menjamin pembagian air
direncanakan
 Melindungi jaringan irigasi dari
 Pembagian air akan lebih adil dan pengaruh alam
merata
 Mengurangi biaya pemeliharaan

3 Pra desain melibatkan; Pra desain melibatkan;


Perencana, Petani, Tokoh Masyarakat, Perencana, Petani, Tokoh Masyarakat,
Petugas Desa, Kecamatan dan Cadin Petugas Desa, Kecamatan dan Cadin
Pengairan Tk. II Kab. Pengairan Tk. II Kab.
4 Pengukuran; Pengukuran;
Pengukuran untuk pemetaan situasi dan Pengukuran saluran bisa dilakukan
pengukuran saluran harus menggunakan dengan pipa plastik
alat optik.
5 Survey dan desain; Survey dan desain;
Menetapkan Tata letak saluran dan Membuat skets dari semua bangunan
bangunan yang ada
Menetapkan luas masing-masing petak Membuat data kondisi saluran dan
irigasi bangunan yang ada.
Irigasi Sederhana Halaman 3 dari 19

Memperkirakan penyadapan air yang


belum ada bangunannya
Menetapkan batas petak sawah.
6 Diperlukan data-data geologi Tidak diperlukan
permukaan tanah
7 Pada perencanaan bendung diperlukan Tidak diperlukan
sumur uji pada lokasi rencana bendung.

PETA SITUASI

PERENCANAAN

1. Tahap Persiapan

 Pengumpulan data dan laporan


 Pengenalan lapangan

2. Tahap Pekerjaan Perencanaan

 Pengukuran dan pemetaan situasi


 Survey, Inventarisasi dan Pengukuran Jaringan Irigasi
 Survey Investigasi Geo Teknik
 Sistem Planning

3. Desain Teknis

 Pekerjaan Rehabilitasi
 Pekerjaan (Bangunan) Baru

TAHAP PERSIAPAN
Irigasi Sederhana Halaman 4 dari 19

1. Pengumpulan Data dan Laporan

Jenis data dan laporan yang dikumpulkan adalah :

 Laporan profil sosio teknis dan kelembagaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

 Usulan petani untuk desain dan urutan prioritas perbaikan menurut petani

 Peta, gambar dan laporan pengukuran, desain dan pelaksanaan konstruksi jaringan
irigasi yang ada.

2. Pengenalan Lapangan

Dilakukan untuk memperoleh gambaran umum daerah irigasi meliputi :

 Topografi dan investigasi daerah irigasi

 Sistem jaringan irigasi

 Kondisi fisik jaringan

 Jenis tanah dan sifat-sifatnya


Irigasi Sederhana Halaman 5 dari 19

TAHAP PEKERJAAN PERENCANAAN

1. Pengukuran dan Pemetaan Situasi

A. Peta Situasi

Apabila ada peta situasi yang lama :


 Skalanya diperbaharui menjadi 1 : 2000
 Batas-batas kampung disesuaikan
 Memperbaharui atau menambah saluran-saluran, bangunan-bangunan
disesuaikan dengan keadaan

Apabila tidak ada peta situasi :


 Pembuatan pea situasi mengacu pada standar perencanaan irigasi dengan
menggunakan alat optik (untuk Pembangunan baru) atau selang plastik (untuk
Peningkatan/Rehabilitasi).
 Memperbesar skala dari peta topografi yang ada (misalnya topografi skala 1 :
50000).
 Menggunakan peta desa yang ada untuk dapat dibuat menjadi peta situasi
berskala.

B. Pengukuran batas luas dan ploting data irigasi :

Kegiatan ini dilakukan dengan memindahkan data irigasi, termasuk semua batas
petak tersier, perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan luas dan letak yang
benar. Pekerjaan ini dilakukan sejalan dengan kegiatan inventarisasi.

Menggambar peta daerah irigasi :

Peta daerah irigasi dan skema jaringan irigasi pada saat dilakukan pengukuran
supaya dibuat gambar draft dengan skala 1 : 2000.

2. Survey, Inventarisasi dan Pengukuran (Pra Desain)

A. Survey dan Inventarisasi :

 Melakukan survey dan membuat skets dari semua bangunan


 Membuat daftar inventarisasi kondisi bangunan yang berisi kondisi : baik, perlu
perbaikan, ganti baru
 Melakukan survey dan membuat daftar yang memuat lokasi ukuran dan tipe
serta luas oncoran dari penyadapan air yang belum ada bangunannya, sekaligus
menetapkan batas petak.

B. Pengukuran Saluran

 Memasang Patok Referensi Tetap (PRT) pada lokasi disekitar bangunan utama
sebagai titik pengikat lokal
 Menambah PRT baru kalau jarak PRT yang ada 2000 m
 Mengukur kembali ketinggian semua PRT yang ada dan mengukur koordinat
(x,y,z) PRT baru
Irigasi Sederhana Halaman 6 dari 19

 Mengukur tampang memanjang dan melintang semua saluran pembawa dan


pembuang.

Dilaksanakan dengan alat ukur optik.

Pengukuran potongan memanjang :

- Patok dipasang tiap 100 m dan diukur ketinggiannya


- Jalur pengukuran harus terikat di PRT yang ada sepanjang saluran
- Jarak patok diukur dengan pita ukur

Pengukuran potongan melintang :

- Diukur setiap jarak profil 100 m untuk saluran pembawa.


- Lebar profil melintang yang diukur adalah 5 m kekiri dan kekanan dari rencana
as saluran
- Jarak diukur dengan pita ukur

Dilaksanakan dengan pipa plastik berisi air, Metode ini dilaksanakan apabila :

- Sulit mendapatkan alat ukur optik


- Disarankan luas yang dipetakan tidak lebih dari 20 ha & saluran yang diukur
tidak lebih 300 m.
- Tersedia waktu cukup untuk melaksanakan pengukuran, karena pelaksanaan
metode ini membutuhkan kesabaran.
- Daerah yang diukur relatif tidak datar
- Jarak patok diukur dengan pita ukur

3. Survey Investigasi Geoteknik

 Survey jenis batuan dan tanah pada lokasi bangunan dan saluran (tanah biasa, tanah
bebatu, tanah lembek)
 Survey bahan konstruksi : Batu dan Pasir
 Khusus pada pembangunan bendung baru, perlu diadakan sumur uji (test pit).

4. Sistem Planning

A. Draft Sistem Planning

 Merupakan hasil analisa dari kegiatan survey dan Inventarisasi serta informasi
dan laporan-laporan yang dituangkan dalam peta situasi.

Laporan planning berisi antara lain :

- Tata letak Saluran dan Bangunan.


- Usulan perbaikan saluran dan bangunan serta urutan prioritas versi perencana
dan versi petani.
- Rencana pola tanam dan tata tanam
- Usulan petani dalam hal perencanaan teknis.
Irigasi Sederhana Halaman 7 dari 19

 Berisi ketentuan teknis sbb :

- Luas maks Petak tersier 80 ha dan kwarter 15 ha


- Panjang maks. Saluran tersier 1500 m
- Batas desa diusahakan menjadi batas tersier.
- Penentuan tata letak saluran dan bangunan dilakukan dengan
memperhatikan saluran dan bangunan yang sudah ada serta usulan dari
petani.
- Dengan anggapan air cukup, maka perhitungan kebutuhan air berdasarkan
pola tanam : Padi-Padi-Palawija.

 Perhitungan Debit Andalan

Debit andalan akan menentukan luas areal sawah irigasi yang dapat dilayani
oleh sumber air. Luas Maks. Areal yang dapat dilayani irigasi dapat dihitung
dengan rumus :

A = Qp / IWR

Keterangan :
A = Maks. Luas area pelayanan irigasi (ha)
Qp = Debit andalan (m3/det)
IWR = Kebutuhan air irigasi (l/det/ha)

Untuk irigasi perdesaan IWR = 1,75 l/det/ha.

Untuk menghitung debit dibutuhkan data luas tampang melintang sungai dan
kecepatan air :

Qa = Ar . V

Keterangan :
Qa = Debit air (m3/det)
Ar = Luas penampang basah rata-rata (m2)
V = Kecepatan air (m/det)

Kecepatan air dapat dihitung :

V = 1/n . R2/3 . I1/2

Keterangan :
V = Kecepatan air (m/det)
R = Ar = jari-jari hidrolis (m)
P = Keliling basah sungai
I = Kemiringan rata-rata dasar sungai
n = Koefisien kekerasan dasar sungai
n = 0,025 – 0,035

 Perencanaan Pola Tanam mempertimbangkan :


- Debit air
- Kebiasaan petani
- Kebijakan pemerintah
- Kebutuhan air disebelah hilir
Irigasi Sederhana Halaman 8 dari 19

 Menyiapkan peta situasi

 Pembuatan skema jaringan dan bangunan irigasi

 Menyusun urutan prioritas tambahan bangunan baru dan bangunan yang akan
diperbaiki dengan memperhatikan :

• Pengaruhnya terhadap peningkatan intensitas tanam.


• Pengaruhnya terhadap pembagian air yang lebih merata.
• Pengaruhnya terhadap beban pemeliharaan.
• Pengaruh sosial (mis. Mengurangi konflik petani)
• Perkiraan biaya.

B. Diskusi sistem Planning

 Lokasi
Diskusi dilaksanakan dikantor desa atau tempat lain yang dekat dengan jaringan
irigasi dan bila perlu dilanjutkan dilapangan.

 Peserta diskusi
- Petugas Cadin PU Pengairan
- P3A atau wakil petani bila P3A belum terbentuk
- Perencana
- Tokoh Masyarakat
- Petugas instansi terkait (mis. Kades, Camat, PPL)

 Bahan/Topik diskusi
a. Usulan petani untuk desain.
b. Draft sistem planning yang berisi antara lain :
- Tata letak saluran dan bangunan
- Usulan perbaikan jaringan irigasi dan urutan prioritas versi perencana
dan petani
- Pola tanam
Irigasi Sederhana Halaman 9 dari 19

DESAIN TEKNIS

Penyiapan desain teknis dibedakan menjadi dua jenis desain teknis :

 Pekerjaan Perbaikan dan Rehabilitasi


 Pekerjaan (bangunan) Baru

A. Pekerjaan Perbaikan dan Rehabilitasi

1. Kriteria
2. Tahapan Pelaksanaan Desain
 Pra Desain
 Diskusi Desain
 Final Desain
3. Gambar purna laksana (as built drawing):
Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi maka dibuat gambar purna laksana.

B. Pekerjaan (Bangunan) Baru

1. Kriteria
2. Tahapan Pelaksanaan Desain
A. Bangunan Utama
I. Bendung Sederhana
II. Pengambilan Bebas
III. Embung
IV. Mata Air
V. Air Tanah
B. Saluran Pembawa, Alat Ukur Debit dan Bangunan Penguras Saluran
C. Saluran Pembuang
D. Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap
E. Bangunan Pembawa
F. Bangunan Lain
G. Kelengkapan Bangunan

3. Gambar purnalaksana (As built drawing)

A. Bangunan Utama :

I. Bendung Sederhana,

1. Terdiri dari Bandung Pasangan Batu, Bendung Bronjong dan Bendung Cerucuk.
2. Berfungsi untuk meninggikan permukaan air sungai sesuai dengan kebutuhan dan
membelokan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang dibutuhkan.
3. Digunakan pada daerah irigasi yang elevasi permukaan sawahnya lebih tinggi
dibanding dengan elevasi permukaan air sungai terendah.
4. Bendung ditempatkan pada alur sungai yang lurus dan dasar sungai relatif stabil.
5. Panjang bendung tidak lebih dari 0,8 lebar sungai.
Dan konstruksi
 Bendung Pasangan Batu

- Bendung harus stabil pada kondisi air normal maupun air banjir.
- Bendung harus aman terhadap pengaruh gaya geser.
Irigasi Sederhana Halaman 10 dari 19

- Tanah pondasi harus mampu memikul berat tubuh bendung.


- Dilokasi bendung perlu dilakukan sumur uji (test pit) guna mengetahui lapisan tanah
dibawah permukaan.

 Bendung Bronjong

- Bendung bronjong tidak diperkenankan pada arus sungai yang mengangkut batu, kayu
dan air sungai agresif.
- Kemiringan bagian hilir bendung 1 : 2 dan untuk hulu 1 : 1
- Ukuran bronjong dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan ketebalan 0,5 m
- Kawat yang digunakan adalah kawat galvanis dengan min. ι 3 mm
- Untuk mengurangi kebocoran dapat digunakan lapisan ijuk yang dipasang diantara
bronjong.
- Tinggi bendung maks. 2,50 m, panjang lantai : 2 – 2,5 tinggi bendung.
- Elevasi mercu bendung direncanakan berdasarkan perhitungan tinggi air saluran
ditambah 20 cm.

 Bendung Cerucuk

- Sifatnya tidak permanen, terbuat dari baris-baris cerucuk yang dipancang melintang
sungai pada ruas sungai yang relatif lurus dan dasarnya tidak terlalu keras.
- Lebar dasar sungai tidak lebih dari 10 m dan debit sungai dalam keadaan banjir
maksimum 10 m3/det.
- Luas daerah irigasi maksimum 2,5 ha
- Pada sekitar rencana lokasi bangunan tidak terdapat sumber batu.
- Banyaknya baris cerucuk tidak kurang dari tiga baris dengan jarak antar cerucuk paling
lebar 0,5 m
- Tiap baris cerucuk terdiri dari tiang-tiang yang dipancang secara vertikal dengan jarak
tiang paling jauh 1 m.
- Tiap baris cerucuk ditutupi dengan dinding penutup yang terdiri dari kayu yang
dipasang mendatar secara rapt agar bahan pengisi yang diletakan pada ruang antara
baris cerucuk tidak lolos.
- Tiap tiang pada baris cerucuk dihubungkan ke tiap tiang pada baris cerucuk yang
lainnya dengan kayu mendatar yang diikat dengan tali pengikat agar baris cerucuk
menjadi kesatuan.
- Bahan kayu/bambu yang digunakan adalah jenis keras, tali sebaiknya dari bahan
tahan lapuk.

II. Pengambilan Bebas :

1. Bangunan ini tidak memerlukan bangunan melintang sungai untuk membelokan air ke
saluran pembawa.
2. Bangunan ini ditempatkan pada akhir belokan luar sungai untuk menghindari masuknya
sendimen.
3. Jika pada sungai yang lurus, pengambilan dilengkapi pengarah arus semi permanen dari
bronjong/cerucuk bambu.
4. Bangunan ini bisa dipakai didaerah pegunungan yang kemiringan dasar sungainya cukup
curam dan dasar sungainya cukup stabil.
5. Bangunan pengambilan dibuat permanen dengan pembatas debit dan dilengkapi dengan
pintu.
6. Desain teknis bangunan dan pengambilan bebas tinggi elevasi lantai pengambilan berada
10 cm dibawah muka air terendah atau 50 cm diatas dasar sungai.
Irigasi Sederhana Halaman 11 dari 19

III. Waduk/Embung

1. Berfungsi untuk menampung air hujan


2. Dibuat pada daerah cekung atau pada alur air sungai kecil yang memungkinkan untuk
menjadi penampungan air.
3. Dipilih pada daerah yang berjenis tanah tidak porous (lolos air)
4. Tubuh tanggul waduk/embung dibuat dari timbunan tanah, bangunan intake dan pelimpah
dibuat dari pasangan batu yang ditempakan pada tanah asli.
5. Bila terjadi bocoran pada tanggul, maka diatasi dengan cara:

- Menebalkan tanggul bagian luar


- Membuat inti lapisan kedap air
- Dibuat pas. Batu diberi lapisan kedap air di bagian dalam tanggul.
- Membuat drain filter dikaki tanggul luar dari pasangan batu kosong atau
bronjong.

6. Stabilitas tanggul diperhitungkan terhadap :


- Rembesan
- Stabilitas lereng
- Settlement (penurunan)

7. Untuk keperluan air irigasi, dibuatkan bangunan pengambilan.

IV. Mata Air :

1. Sumber air ini berfungsi sebagai sumber air utama.


2. Dibuatkan bangunan penampung air, kemudian dialirkan ke jaringan irigasi melalui
bangunan pengambilan yang dapat diatur.
3. Konstruksi bangunan penampung air dibuat dari pasangan batu.

V. Air Tanah:

1. Adalah air yang berada pada lapisan bagian bawah tanah.


2. Kandungan air tanah terdapat pada lapisan tanah yang terbentuk dari bahan-bahan tanah
berpasir dan kerikil.
3. Terdapat didaerah cekungan atau didaerah datar dekat pantai.
4. Pemanfaatan dan persyaratan:

 Letak air tanah tidak lebih dari 2,00 dari permukaan tanah.
 Dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.
 Pemanfaatan untuk pertanian terbatas pada tanaman palawija dan sayuran.

5. Cara mengumpulkan air tanah dilakukan dengan membuat sumur gali yang dapat
diperkuat dengan pipa beton ι 0,80 – 1,00 m atau pasangan batu/batu bata.
6. Kedalaman air dalam sumur 1,50 – 2,00 m.
7. Untuk menaikkan air dapat dilakukan:

- Pompa air mekanis (pompa dragon)


- Ditimba
Irigasi Sederhana Halaman 12 dari 19

B. Saluran Pembawa, alat Ukur Debit dan Bangunan Penguras Saluran.

1. Saluran Pembawa

a. Pemilihan Jenis Saluran

Hendaknya mempertimbangkan :
 Biaya paling murah
 Pengoperasian mudah
 Aspirasi atau tradisi masyarakat setempat

b. Perencanaan Saluran

 Saluran pembawa dapat berupa saluran tanah, pasangan batu atau beton
 Kapasitas rencana saluran dihitung berdasarkan kebutuhan air irigasi.
 Saluran pembawa harus mempertimbangkan debit air hujan yang masuk
 Saluran pasangan hanya digunakan pada tempat-tempat porous
 Pada tempat rawan dapat dibuat saluran tertutup

2. Alat Ukur Debit

Kriteria :

Saluran dengan dimensi debit > 0,1 m3/det

Ditempatkan pada saluran utama yang lurus 5 – 10 m dihilir bangunan pengambilan,


guna mendapatkan aliran yang teratur.

3. Bangunan Penguras Saluran

Kriteria

 Dimensi saluran untuk debit min Q = 0,1 m3/det.


 Dipasang pada jarak < 5 m dari bangunan pengambilan.
 Lokasi bangunan penguras berdekatan dengan sungai atau saluran pembuang.
 Konstruksi bangunan penguras tidak dilengkapi dengan balok sekat.
 Panjang balok sekat maks. 0,8 m.
 Panjang saluran penguras yang menghubungkan bangunan penguras dan
saluran pembuang maks 25 m.

C. Saluran Pembuang.

1. Berfungsi untuk membuang kelebihan air hujan dan irigasi yang telah digunakan
pada lahan sawah.
2. Direncanakan pada tempat yang rendah.
3. Dapat berupa saluran tanah atau pasangan batu
Irigasi Sederhana Halaman 13 dari 19

D. Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap

1. Bangunan Bagi atau Boks Pembagi.

a. Bangunan bagi berfungsi untuk membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier.
b. Boks pembagi berfungsi untuk membagi air dari saluran tersier ke saluran kuarter.
c. Bangunan bagi atau boks pembagi ditempatkan dilokasi yang sesuai dengan hasil
kesepakatan dalam diskusi sistem planning.
d. Pembagian air dalam bangunan bagi hendaknya dibuat secara proporsional dengan
jenis pengaliran yang sama (elevasi ambang dan bentuk ambang dibuat sama).
e. Bangunan bagi dapat dilebgkapi dengan pintu sorong sederhana, sedangkan
bangunan boks pembagi cukup dengan balok sekat.

2. Bangunan Sadap atau Corongan

a. Bangunan Sadap/Corongan dibangununtuk menyadap air langsung dari slauran


pembawa utama kepetak sawah yang luasnya 5 – 10 ha. Kekiri atau kekanan saluran
tanpa melalui boks pembagi.
b. Penyadapan dengan pipa PVC ι 75 mm untuk areal 5 – 7 ha dan PVC ι 100 mm
utnuk areal 8 – 12,5 ha.
c. Pintu sadap/corongan dapat dilengkapi dengan lubang balok sekat.
d. Bangunan Sadap dapat dikombinasikan dengan bangunan boks pada ujung
keluaran.

E. Bangunan Pembawa

1. Bangunan Terjun
Digunakan bila tinggi terjun = 1,5 m, apabila lebih dari 1,5 m maka digunakan 2 buah
bangunan terjun.

2. Gorong-gorong Pembawa

Berfungsi untuk menyeberangkan saluran irigasi bila tepaksa memotong jalan raya
dengan timbunan tanah diatas gorong-gorong min. 0,5 m.

3. Gorong-gorong Pembuang

Digunakan untuk melintas Saluran Pembuang dibawah saluran Irigasi.

4. Jembatan Plat Beton

Digunakan untuk penyeberangan Jalan Desa terhadap saluran, apabila lebar dasar
saluran lebih dari 1,2 m dapat dibangun jembatan.

5. Talang.

Untuk menyeberangi saluran irigasi diatas sungai atau melewati lembah yang tidak
terlalu lebar.
Irigasi Sederhana Halaman 14 dari 19

F. Bangunan Lain

a. Krib pengarah dan bangunan pengendali sungai :

 Bangunan Krib Pengarah Aliran

- Untuk mengarahkan aliran air agar dapat dengan mudah masuk kedalam
pintu pengambilan.
- Untuk meluruskan aliran pada lokasi sungai yang berbelok-belok.
- Terbuat dari bronjong, cerucuk kayu atau bambu.
- Panjang krib tidak lebih dari 1/3 lebar sungai

 Bangunan Pengendalian Dasar Sungai

- Gunanya untuk mengendalikan dasar sungai agar tidak menjadi


rendah/turun.
- Terbuat dari bronjong, tinggi maks 1 m dari dasar sungai.

b. Penahan Talud Saluran

Dipasang pada daerah :

- Tanah Porous
- Melewati perumahan/kampung
- Belahan
- Lereng

c. Penahan Tebing Sungai

- Dipasang pada saluran irigasi yang berada dilereng tebing dan sejajar dengan
sungai
- Konstruksi penahan tebing dapat dibuat dari pasangan batu atau bronjong
kawat.

G. Kelengkapan Bangunan

1. Pintu Air

- Untuk mengatur tinggi muka air dibagian hulu bangunan


- Untuk mengurangi/mencegah air yang berlebihan masuk kedalam saluran.

2. Saung Pertemuan/Dangau

- Sebagai tempat pertemuan petani (P3A) dalam rangka membicarakan masalah


operasi dan pemeliharaan saluran.
- Tempat berkumpulnya petani (P3A) untuk membicarakan pola tanam dan tata
tanam.
- Tempat berkumpulnya petani (P3A) dimana petugas PPL atau PU Pengairan
memberikan penyuluhan.
- Ditempatkan pada lokasi dekat jaringan irigasi atau ditengah persawahan.
Irigasi Sederhana Halaman 15 dari 19

- Konstruksi bangunannya sederhana dan bahan bangunannya mudah didapat


disekitar desa. tiang dan rangka atap dari kayu, sedang atap dari seng
gelombang.
- Dibuat terbuka tanpa rangka dinding dengan ukuran min 3 x 5 m.

CONTOH BANGUNAN
Irigasi Sederhana Halaman 16 dari 19

PERLINDUNGAN SALURAN
Irigasi Sederhana Halaman 17 dari 19

TAHAP PELAKSANAAN

1. Pekerjaan Persiapan

a. Pembersihan Lapangan termasuk;


- Penebangan Pohon
- Pembabatan Semak belukar
- Pembongkaran akar, Sisa Bangunan
- Pembersihan Rumput, Sampah dll.

b. Pemasangan Patok dan Profil


- Dipasang pada lokasi rencana saluran dan bangunan

2. Pekerjaan Tanah

a. Pengupasan/Stripping
- Mengupas dan memindahkan tanah bagian atas yang tidak memenuhi syarat, t.
min 20 cm.

b. Galian
- Galian tanah dilakukan menurut batas dan permukaan yang tertera di dalam
gambar.

c. Timbunan
- Seluruh daerah yang akan menerima beban matrial timbunan harus dibasahi
- Matrial timbunan dihamparkan (dalam keadaan air yang baik) pada lapisan
dengan ketebalan 15 cm
- Pemadatan timbunan dapat dilakukan dengan stamper tangan

d. Urugan Kembali
- Mengurug kembali tanah bekas galian pondasi/bangunan dari hasil galian untuk
bangunan itu sendiri dan dipadatkan sambil disiram dengan air.

e. Gebalan Rumput
- Untuk melindungi lereng supaya tidak mudah rusak karena hujan.
- Gebalan rumput empat persegi 20 x 20 cm dipasang pada lereng dan dipaku
dengan bambu yang dibelah kecil-kecil.
- Gebalan rumput tertanam 3 cm dan dipadatkan pada permukaan lereng yang
dibuat lunak sebelumnya.
- Gebalan rumput harus ditempatkan secara bersilangan

3. Pekerjaan Pasangan

a. Pasangan Batu kali


- Spesi dengan campuran 1 : 4
- Naat antara batu tidak kurang dari 1 cm dan tidak lebih dari 1,5 cm
- Untuk menunjang perlindungan tebing diberi detalasi voog antara 5 – 10 m

b. Plesteran dan Siaran


- Plesteran digunakan spesi 1 : 3
- Siaran digunakan spesi 1 : 2
Irigasi Sederhana Halaman 18 dari 19

c. Pekerjaan Bronjong
- Digunakan batu belah ι 15 – 25 cm

- Garis tengah kawat besi galvanis harus 3,2 mm dan mempunyai kekuatan tarik
min. 40 kg/m2.
- Mata jaring harus segi enam dengan sisi. 7,5 cm, anyaman dengan 3 lilitan
sehingga kawat berjalan searah.
- Dimensi bronjong disesuaikan dengan gambar.
- Penyusunan batu sedemikian rupa sehingga betul-betul penuh serta disusun
rapih.

4. Pekerjaan Beton

a. Mutu dan Rencana Beton


- Disesuaikan dengan kebutuhan yang tertera pada gambar.

b. Pengecoran
- Tidak boleh dimulai sebelum diijinkan oleh FKT atau wakil yang ditunjuk.

- Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap bekesting, penulangan, instalasi yang


akan terbenam serta persiapan permukaan.

c. Perawatan dan Perlindungan


- Perawatan dengan air yaitu dengan memercikan air terus menerus atau
digenangi dengan air.
- Menutupnya dengan lapisan penyerap (karung goni, kantung semen) yang selalu
dijaga supaya basah secara konstan.

d. Sambungan Konstruksi
- Beton berumur > 4 jam
Busa beton pada permukaannya harus dibuang dengan cara menyikatnya secara
perlahan, kemudian beton baru secepatnya dituangkan.

- Beton berumur < 4 jam, > 3 hari.


Dilakukan seperti diatas kemudian dicuci dengan air, sebelum beton dicorkan,
permukaannya harus dilapisi dengan spesi semen setebal 1 cm yang
perbandingan campurannya sama dengan beton yang akan dicorkan di tempat
itu.
- Beton berumur < 3 hari
Harus ditakik supaya kelihatan homogen, sebelum beton segar dicorkan, spesi
semen dengan konsisteni (penyambung beton) dituangkan pada permukaan
yang telah disiapkan.

e. Perlu diperiksa terhadap Bekesting dan Penyangga sementara

f. Batang Tulangan harus sesuai dengan rencana gambar.

5. Pekerjaan Saluran
a. Pembuangan saluran pembawa dapat berupa galian atau timbunan (tanggul) atau
sebagian galian sebagian timbunan.
b. Pembuatan saluran pembuang merupakan pekerjaan galian.
Irigasi Sederhana Halaman 19 dari 19

6. Lining Saluran
Dilaksanakan pada saluran pembawa untuk;

- Menstabilkan talud saluran pada daerah yang mudah longsor.


- Mengurangi rembesan pada daerah saluran timbunan.
- Mempersempit penggunaan tanah saluran.
- Mengurangi biaya pemeliharaan.

7. Pekerjaan Bendung Cerucuk

a. Bahan
- Dari kayu atau bambu yang baik.
- Tidak boleh ada sambungan.

b. Peralatan
- Rangka pemancangan berupa bangunan yang kuat yang disangga pada
landasan yang bisa diatur.

c. Pemancangan
- Cerucuk harus dipasang tegak lurus permukaan tanah dan dipancang sampai
kedalaman tertentu, sesuai gambar desain.

d. Pengisian Tubuh Bendung Cerucuk


- Bahan pengisi dapat terdiri dari tanah bebas organik, atau batu kali/Batu pecah.

8. Pekerjaan Pintu Air

a. Bahan
- Pintu air terbuat dari plat baja atau kayu kelas 1 seperti jati tua atau kayu lainnya
yang setara.

b. Pemasangan
Sebelum pemasangan Pintu dilakukan agar diperiksa;
- Ukuran apakah sudah sesuai dengan gambar.
- Pemeriksaan terhadap pengecatan.

You might also like