Professional Documents
Culture Documents
Standar Proses
Serifikasi Guru
Kompetensi Guru
Dalam analisa data hasil pengukuran bidang pendidikan dan perilaku manusia
digolongkan sebagai Analisis test-parametrik, mengingat dalam data tersebut memiliki
kemungkinan kesalahan lebih besar dibandingkan jenis analisis data test- metrik yang
memiliki tingkat kepastian data yang lebih akurat.
Dalam penelitian atau pengamatan yang mengumpulkan data parametrik besarnya sampel
atau responden dianggap meningkatkan normalitas atau linearitas data, dan sebaliknya
Faktor subjektif data parametrik bertambah besar apabila data berasal dari obsevasi
pengamat terhadap objek tertentu menggunakan skala Likert, misalnya pengamatan
kinerja seorang guru oleh lebih dari satu orang pengamat (menggunakan Skala Likert;
skala 1-5 untuk menyatakan tingkat kinerja) sangat mungkin memberi penilaian yang
berbeda-beda, sebagai mana disajikan dalam tulisan ini. Anggapan umum bahwa nilai
rata-rata dari keseluruhan pengamat dapat mewakili data objek yang diamati. Namun
yang mengamati itu juga sumber kesalahan dan variasi dari kemampuan sesungguhnya.
Dalam situasi ini, Cook dan Campbell (1979) telah menunjukkan bahwa subyek (a)
cenderung untuk melaporkan apa yang di yakini yang mendekati harapan penelitian atau
nilai ideal, atau (b) melaporkan apa yang mencerminkan pada kemampuan positif
berdasarkan pengetahuan, keyakinan, atau pendapat pengamat sendiri.
Bias semacam ini bisa saja terjadi dalam penilaian kinerja guru dimana kesalahan
pengukuran berasal dari pandangan subjektif penilai atau observer terhadap guru yang
dinilai. Misalnya saja anggapan bahwa guru matematika memiliki ketelitian yang lebih
baiak dari pada guru mata pelajaran lainnya. Guru yang tingkat pendidikannya lebih
Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
Adapun penjelasan dari kedua sumber data tersebut, yaitu :
a. Data Primer, adalah data yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penyelidikan
yang sedang ditangani. Data ini dikumpulkan secara langsung dari lapangan, yang
diperoleh dengan cara melakukan pengamatan, wawancara atau memberi daftar
pertanyaan atau lembar penilaian kinerja. Pada kegiatan uji coba ini ditekankan pada
pemberian instrumen berupa angket dan borang penilaian kinerja baik penilaian diri
(self-test) maupun instrumen observasi oleh atasan dan kolega. Dalam hal penilaian
kinerja guru yang berkaitan dengan kompetensi guru dan standar pendidikan nasional,
penulis melihat bahwa ke-tiga sumber data tersebut cukup relevan dan sangat memahami
indikator pembeda yang digunakan . Sekalipun sewogiayanya masih ada dua pihak lain
yang perlu dipertimbangkan yaitu pengawas dan siswa; namun dalam uji coba insrumen
ini belum disertakan karena berbagai keterbatasan waktu, komitmen dan pemahaman
substansi instrumen.
Dalam observasi oleh pengamat dan penilaian oleh kolega dikembangkan instrumen
kriteria, dimana setiap butir pengamatan dirnci ke dalam 5 kriteria unjuk kerja yang
dianggap sejajar mewakili satu butir kompetensi kerja guru.
Skor masing masing butir yang dinilai didasarkan pada jumlah kriteria yang
teramati/muncul pada guru objek berdasarkan penilaian pengamat/kolega penilai.
Sedangkan untuk instrumen deskriptor juga dilakukan analisis deskriptor dan korelasi
product moment. Hasil perhitungan produc moment melalui korelasi pearson atau
korelasi point biseral dibandingkan dengan niali r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel, butir dinyatakan valid.
Pertama, variabilitas dalam kelompok (Inter rather) digunakan sebagai ukuran taraf
kesalahan (variansi). Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel sesuai derajat
kebebasan, pembilang dan penyebut. Variansi meningkat pasti akan mempengaruhi
tingkat signifikansi dari suatu uji, memang benar bahwa sebagai ukuran sampel
meningkatkan varians distribusi menurun, itu tidak menjamin bahwa bentuk distribusi
akan mendekati normal. Dalam statistik parametrik menggunakan jumlah kuadrat dan
komponen statistik berikut :
Vs
sebagai berikut : rtt =1 − (Arikunto, 2002.Hal 166)
Vr
Dimana :
rtt = Reliabilitas instrumen
Perhitungan stastik ANOVA diatas diterapkan pada hasil observasi kinerja seorang guru
dengan lima orang pengamat (rather) yang diberi instrumen Kisi-kisi Lembar Observasi
Kemampuan Mengajar Guru berikut ini. Pengamatan dilakukan pada saat guru mengajar
dan diamati bersamaan oleh 5 pengamat.
Petunjuk:
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka
pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1 = satu deskriptor tampak 2 = dua deskriptor tampak
3 = tiga deskriptor tampak 4 = empat deskriptor tampak
5 = lima deskriptor tampak
Dari hasil observasi diatas beberapa hal yang terlihat adalah adanya skor yang sama dan
berbeda pada butir tertentu.
Observer memberikan nilai bervariasi kepada guru, hal ini disebabkan setiap
observer mempunyai ketelitian bahkan mungkin pendapat pribadi yang berbeda
dalam melakukan observasi.
Untuk menguji variasi data (apakah variasi ini menyatakan perbedaan yang
signifikan atau tidak) ; dari instrumen observasi digunakan rumus Anava satu arah
(one Way ANOVA), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat tabel data statistik yaitu perolehan skor butir.
b. Menghitung jumlah kuadrat butir, jumlah kuadrat responden dan jumlah kuadrat
residu.
c. Mencari harga F, dan menguji taraf signifikan.
(∑X)2
C = ------------
N
JKTotal = ∑X2 – C
(∑Xs)2
JKAntar Butir = ------------ – C
n
(∑Xs)2
JKAntar Observer = ------------ – C
n
Individu Pengamat
ΣX (ΣXi)2 ΣX2
Item A B C D E
1 5 5 5 5 5 25 625 125
2 4 4 4 3 3 18 324 66
3 5 5 4 5 4 23 529 107
4 3 3 3 3 4 16 256 52
5 3 3 4 4 3 17 289 59
6 4 4 4 4 4 20 400 80
7 5 3 5 4 4 21 441 91
8 3 3 3 3 3 15 225 45
9 4 4 4 4 4 20 400 80
10 3 3 4 4 3 17 289 59
11 4 4 4 4 4 20 400 80
12 4 5 4 3 4 20 400 82
13 5 5 5 5 5 25 625 125
14 3 3 4 3 5 18 324 68
15 5 5 5 5 5 25 625 125
16 3 3 3 3 3 15 225 45
17 4 4 4 3 4 19 361 73
18 4 4 4 4 4 20 400 80
19 5 4 5 4 4 22 484 98
20 4 5 4 5 4 22 484 98
ΣX 80 79 82 78 79 398
(ΣXs)2 6400 6241 6724 6084 6241 31690 8106
ΣX2 332 325 344 316 321 1638
Perhitungan ANAVA
Butir 20
Pengamat 5
C =(398)2 /100 = 1584
JK Total 2
= ΣXt -C =1638-1584 = 53,96
JK Antar Butir =(ΣXs) /C 2
=31690/53,96 = 0,46
JK Antar
37,16
Pengamat =(ΣXp)2/C =8106/53,96 =
JK Residu = 53,96 - 0,46 - 37,16 = 16,34
1. Variansi antar butir tidak signifikan, artinya perbedaan butir kinerja guru dalam
butir 1-20 dapat dianggap normal dan dapat di generalisasikan sebanding dengan
rata-rata skor butir yaitu 398 dari 500 skor ideal atau guru memiliki kemampuan
78,6 % dari kemampuan ideal
2. Variansi antar Pengamat signifikan yang berarti data ini menunjukkan
perbedaan pengamatan dari tiap observer (rater) adalah nyata. Hal ini terkait
dengan ketelitian pengamat berbeda-beda dan begitupula penafsiran pengamat
terhadap deskriptor yang terlihat juga berbeda. Keduanya memberikan variasi
berlipat ganda pada hasil analisis.
3. Keterandalan Instrumen sangat tinggi, artinya instrumen cukup dipercaya untuk
kasus tersebut.
Diskusi :
1. Terdapat variasi inter rater (nilai kuadrat rata-rata kesalahan antar pengamat) yang
cukup tinggi, padahal variasi skor keseluruhan yang diberikan dinyatakan tidak
bervariasi signifikan secara statistik setidaknya untuk taraf kepercayaan 95 % (α =
0,05). Suatu hal yang sepintas bertolak belakang.
2. Hasil statistik dengan ANOVA metode Hoytt menunjukkan instrumen cukup
handal yaitu dipercaya 97,7 %, tetapi perlakuan ini baru dilakukan satu kali dan
pada satu orang guru. Bagaimana hasilnya jika digunakan metode lainnya?
Pearson Correlations A B C D E
1,00 0,72 0,82 0,67 0,579
A 00 20 69 23 0
1,00 0,50 0,63 0,552
B 00 74 91 7
1,00 0,64 0,610
C 00 63 4
1,00 0,476
D 00 8
1,000
E 0
Pearson Probabilities A B C D E
0,00 0,00 0,00 0,00
A 03 00 12 75
0,02 0,00 0,01
B 24 24 15
0,00 0,00
C 21 43
0,03
D 35
E
Pairwise Probabilities A B C D E
A 0,8336 0,6744 0,6744 0,8336
B 0,5288 0,8336 1,0000
C 0,4015 0,5288
D 0,8336
E