Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Hari : Jum’at
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain pendapat atau temuan yang
terdapat dalam skripsi ini ditulis atau dirujuk berdasarkan kode ilmiah.
Eva Nurhayati
NIM.3301403111
iv
v
MOTTO:
“ Suatu ilmu tidak akan didapatkan kecuali dengan enam hal: kecerdasan, gemar
belajar, sungguh-sungguh, memiliki biaya, bergaul dengan guru, dan perlu
waktu yang lama” (Imam Syafi’i).
PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan buat:
1. Ibu dan Bapak yang tiada henti-
hentinya mendoakan, memberikan
perhatian, nasihat dan kasih sayang.
2. Kak Arief yang selalu mendoakan,
memberikan semangat dan kasih sayang.
3. (Alm) Eyang Wari, Eyang selalu ada
dihati.
4. Keluarga besar dan sahabat-sahabatku
(wiwil, oppie, ani & wiwid) terima kasih
atas semuanya.
5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan
akuntansi’03.
v
vi
KATA PENGANTAR
Tidak ada hambatan yang penulis hadapi baik dalam pelaksanan penelitian
maupun dalam menyusun skripsi ini, akan tetapi berkat dorongan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh
Semarang.
Semarang.
vi
vii
6. Dra. Sri kustini, dosen penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya.
7. Drs. Inti Murdaningarso, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Jepara, yang
8. Drs Sulistiyono, Guru mata pelajaran Dasar Akuntansi SMK Negeri 3 Jepara,
9. Pus-pus, Yhaky, Peni, Diaz, dan the big family ‘Vitra Kos’ terima kasih atas
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
semua pihak.
Semarang,
Penulis
vii
viii
ABSTRAK
Eva Nurhayati. 2007. Pengaruh penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team
terhadap minat belajar dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Negeri
3 Jepara tahun 2006/2007. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Tarsis Tarmudji. Pembimbing
II: Amir Mahmud S. Pd. M. Si.
viii
ix
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pre tes, proses pembelajaran, dan post
tes. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi,
metode kuesioner dan metode tes. Instrumen yang digunakan adalah soal tes dan
angket atau kuesioner. Metode analisi data menggunakan metode Matched Group
Design, analisis deskritif dan menggunakan teknik statistik t test untuk pengujian
hipotesis.
Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan
awal yang relatif sama, tidak ada perbedaan kemampuan awal dari kedua
kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok mempunyai varian yang sama.
Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83.18) hasil belajarnya lebih
dari 70 atau telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk kelompok
kontrol hasil belajar (79.60) telah mencapai ketuntasan belajar. Minat belajar
siswa setelah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat
perbedaan, minat belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok
kontrol.
Dari hasil penelitian ini peneliti memberikan saran-saran bahwa,
penerapan metode belajar aktif tipe quiz team dalam pembelajaran akuntansi perlu
dikembangkan sebagai variasi pembelajaran akuntansi yang relevan, guna
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru hendaknya mampu menciptakan suasana
yang tidak membosankan dalam pembelajaran akuntansi, sehingga pelajaran
akuntansi menjadi lebih menyenangkan serta mampu meningkatkan minat belajar
siswa. Kegiatan penelitian tindakan kelas sangat baik dan perlu dilaksanakan oleh
guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
PRAKATA ............................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
x
xi
Belajar ..................................................................................... 21
xi
xii
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan 65
5.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 18 Uji Perbedaan Pre Tes dan Post Tes Kelompok Eksperimen ... 59
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
xvi
37. Data Nilai Post Tes dan Pre Tes Kelompok Eksperimen ........ 160
xvi
xvii
38. Uji Kesamaan Dua Varian Data Post Tes dan Pre Tes
39. Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Tes dan Pre Tes Kelompok
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
pengajaran. Ada dua konsep pendidikan yang saling berkaitan yaitu belajar
pendidik.
formal merupakan pendidikan yan dimulai dari jenjang terendah hingga tertinggi
yang harus ditempuh dengn serangkaian persyaratan tertentu jika akan naik
kesuksesan hidup.
Mutu pendidikan yang baik yaitu diikuti dengan hasil belajar siswa yang
memiliki peran untuk menyiapkan siswa di dunia kerja. Siswa lulusan Sekolah
1
2
dimana dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, mandiri dan
memperbaiki mutu pendidikan nasional, agar tercapai tujuan secara optimal. Salah
proses belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu proses interaksi belajar pada
prinsipnya tergantung pada guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan
suasana belajar mengajar yang efektif. Sedangkan siswa dituntut adanya semangat
dan dorongan untuk aktif dalam proses balajar mengajar. Sehingga keberhasialan
suatu organisasi (Yusuf, 2001: 5). Mata pelajaran dasar akuntansi merupakan
dasar yang dipelajari siswa program keahlian akuntansi di SMK yang meliputi
Dari informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran akuntansi bahwa
selama ini dalam kegiatan pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 3 Jepara masih
divariasikan dengan metode lain seperti latihan soal. Metode ini memposisikan
siswa sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai pusat kegiatan belajar.
Keterangan:
Dari hasil rata-rata ulangan harian di atas, terdapat satu materi pokok yang
ceramah ini siswa hanya pasif menerima materi dari guru. Hal ini cenderung
siswa kurang aktif dan tidak bersemangat dalam belajar. Hal tersebut dapat
dicapai melalui usaha dan kerja keras. Agar siswa memperoleh hasil belajar yang
baik maka perlu minat untuk belajar yaitu seberapa jauh siswa menaruh perhatian
terhadap berbagai hal yang perlu dipelajari (liang Gie, 1994: 51). Minat belajar
merupakan syarat awal yang harus dimiliki setiap orang sebelum belajar karena
pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik
perhatian siswa maka dapat dipastikan siswa tidak dapat belajar dengan baik,
karena menurutnya tidak menarik. Minat belajar khususnya pada mata pelajaran
Menengah Kejuruan. Hal itu dikarenakan, jika dalam diri siswa tumbuh suatu
minat pada mata pelajaran akuntansi maka siswa akan dengan mudah belajar,
sehingga hasil yang dicapai akan baik. Dari observasi, diperoleh informasi dari
guru mata pelajaran dasar akuntansi dan sebagian siswa kelas X AK SMK Negeri
3 Jepara bahwa mata pelajarn akuntansi dianggap oleh sebagian siswa pelajaran
yang sulit dan akuntansi itu sendiri merupakan proses yang berkesinambungan,
artinya materi dalam pelajaran akuntansi saling terkait antara yang satu dengan
yang lain.
5
Selama ini kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses belajar lebih
banyak hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Komunikasi yang terjadi
adalah komunikasi satu arah, yaitu guru kepada siswa. Selain itu jam pelajaran
yang lama yaitu sepuluh jam pelajaran tiap minggunya dan empat kali pertemuan
dalam seminggu untuk mata pelajaran akuntansi. Dengan pembelajaran satu arah
dan lamanya jam pelajaran, menimbulkan kebosanan bagi siswa, sehingga minat
siswa pada pelajaran akuntansi berkurang. Minat siswa pada pelajaran akuntansi
Disini guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses
belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan penggunaan metode belajar yang
dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dan aktif dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Anni (2004: 49) tugas guru dalam proses pembelajaran adalah:
dan relevan dengan siswa, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan minat belajar
dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Salah satu upaya untuk
membangkitkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi yaitu
Pembelajaran tipe quiz team merupakan salah satu pembelajaran aktif yang
dikembangkan oleh Mel Silberman dimana siswa dibagi kedalam tiga tim. Setiap
siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang
pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan
senantiasa berusaha belajr dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh
nilai yang tinggi dalam pertandingan. Dan siswa akan memiliki minat untuk
belajar akuntansi.
siklus akuntansi perusahaan dagang coba dilakukan dengan metode belajar aktif
tipe quiz team. Metode quiz team ini diawali dengan menerangkan materi
pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua
dimana penggunaan metode belajar yang tepat dan dapat membangkitkan minat
serta pemahaman siswa pada akuntansi, maka siswa akan merasa lebih senang dan
tidak bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak ada lagi
keluhan tentang kurangnya minat dan rendahnya hasil belajar akuntansi siswa.
7
aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk
Tipe Quiz Team adalah model pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi
kedalam tiga kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari
akademis.
8
3. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
Minat yang dimaksud disini adalah minat siswa pada mata pelajaran
4. Hasil Belajar
dan sesudah menggunakan metode belajar tipe quiz team di kelas eksperimen?
3. Adakah perbedaan hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 3 Jepara
antara kelas yang menggunakan metode belajar konvensional dan kelas yang
sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team?
9
Jepara antara kelas yang menggunakan metode belajar konvensional dan kelas
sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team
Manfaat penelitian meliputi manfaat secara praktis dan manfaat secara teoritits.
dan bagi lembaga terkait. Bagi siswa penelitian ini diharapkan siswa dapat
kelompok. Selain itu siswa dapat bertukar pikiran antar sesama anggota
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi oleh guru. Serta dapat digunakan
dunia pendidikan.
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga
dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk
bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud). Selama
proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan
aktif, keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.
pada belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang harus
mampu melibatkan siswa secara aktif. Siswa dan guru dalam belajar aktif sama
dikemukakan oleh Dalvin (2006) menemukan dalam setiap grup yang terdiri dari
30 siswa, rata-rata 22 siswa dari mereka dapat belajar dengan efektif selama guru
menyediakan campuran aktivitas visual. Selain itu sisi sosial pembelajaran juga
11
12
belajar sendiri.
suatu metode belajar yang mana siswa tidak hanya sekedar mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa juga melihat apa yang
dijelaskan oleh guru dan terakhir siswa melakukan atau mencobakan langsung apa
Pembelajaran aktif akan lebih tampak dan menunjukkan kadar yang tinggi
dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, (2) Tekanan pada aspek afektif
kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah, (5)
Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa baik yang
satunya sumber informasi, guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang
karya.
2.2.1 Pengertian
oleh Mel Silberman, yang mana dalam tipe quiz team ini siswa dibagi menjadi
tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis
jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa
catatan.
Dalam tipe quiz team ini, diwali dengan guru menerangkan materi secara
klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota
antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi
5. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim
8. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah
pengertian minat. Menurut Slameto (2003: 180) minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Sardiman (1992: 76) minat adalah suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dalam diri subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa
(2003: 151) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
Dari beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa minat
belajar yang merupakan modal untuk mencapai tujuan dengan rasa senang.
faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang
sedang belajar. Faktor internal sangat besar pengaruhnya terhadap minat belajar
siswa.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
berminat akan rajin, giat, dan tekun belajar selalu memperhatikan penjelasan guru
sehingga siswa mudah mengingat materi pelajaran dan dengan mudah siswa
Dengan adanya minat yang dimiliki siswa, siswa akan merasa senang
dalam mengikuti proses balajar mengajar dan tidak akan merasa bosan. Dan
siswa pada pelajaran akuntansi. Untuk memahami lebih jauh tentang akuntansi,
siswa sebaiknya terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan
adanya minat belajar akuntansi, siswa dapat melakukan tindakan atau belajar
dengan senang, tidak merasa beban dan hasil yang dicapai akan memuaskan.
pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu minat studi harus ditumbuhkan sendiri
18
oleh (Loekmono, 1994: 61) yaitu: (1) Berusaha memperoleh informasi tentang
akuntansi.
Adanya rasa suka dan ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi
akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari belajar.
Dengan adanya minat belajar maka siswa akan melakukan tindakan belajar
dengan kondisi yang menyenangkan dan hasil yang memuaskan. Minat belajar
persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
lingkungan. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun belajar berikutnya. Dalam
belajar, perubahan akan bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang
baik jika siswa itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Dari beberapa pegertian yang telah diungkapkan oleh para ahli diatas
tingkah laku dalam diri seseorang (individu) yang disebabkan oleh proses aktif
tingkah laku dalam diri seseorang yang disebabkan adanya pengalaman. Faktor-
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor intern dikelompokka menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmaniah,
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor ekstern
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.
kemampuan. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan dalam proses
pengalaman belajar (Sudjana, 1990 : 22). Jadi hasil belajar adalah akibat dari
pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap melalui ujian tes atau ujian.
dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan Psikomotorik. Ketiga
21
hasil belajar tersebut, ketiga hasil belajar adalah saling berkaitan.oleh karena itu
tujuan pendidikan yang meliputi kemajuan dalam proses berfikir, kemajuan dalam
kepribadian.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu
1. Faktor Intern
Faktor intern yang ada dalam diri siswa. Faktor inter dapat dikelompokkan,
a. Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah meliput faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses kegiatan
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, kesehatan badanya harus tetap
terjamin.
22
Keadaan cacat tubuh mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu.
b. Faktor pikologis
perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu
membutuhkan waktu yang lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi
Faktor Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu
objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang
untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan pelajaran yang tidak
menarik perhatian siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak ingin
belajar dan sebagai akibat, hasil belajarnya menjadi rendah atau menurun. Untuk
menimbulkan perhatian diperlukan dorongan atau moivasi. Dalam hal ini orang
23
Minat belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar,
memiliki pengaruh yang besar. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai
hasil belajar dalam suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Minat mengarahkan
perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar
terhadap dunia luar itu, lama kelamaan akan timbul minat terhadap sesuatu. Apa
yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih
Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih
motif yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan dan pengruh
c. Faktor kelelahan
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ekstern
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.
Keluarga lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan siswa. Salah satu
faktor penentu dalam keluarga adalah orang tua.orang tua harus dapat
keluarga dalam hidup mereka setiap hari. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil
belajar anak dalam keluarga, meliputi cara mendidik, hubungan orang tua dengan
menentukan hasil belajar siswa. Hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa
dengan siswa lain, kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana yang
tersedia dan lain-lain. Masalah-masalah yang ada di sekolah dan kurang menarik
bagi siswa akan mengurangi minat belajar siswa di sekolah. Dan hasil belajar
siswa. Jika masyarakat di sekitar siswa melakukan kebiasaan yang tidak baik,
akan berpengaruh jelek pada siswa yang ada di lingkungan itu. Akibatnya
sebaliknya jika lingkungan siswa adalah orang yang baik-baik, siswa terpngaruh
25
ke hal-hal baik. Pengaruh itu dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat, dan
dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu
belajar, serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di
sekolah.
dalam diri manusia dan bersumber dari luar diri manusia (Arikunto, 1990 : 21).
Faktor yang bersumber dari diri manusia, seperti faktor kesehatan, intelegensi,
minat, perhatian dan sebagainya. Sedangkan untuk faktor yang bersumber dari
luar diri manusia, seperti Faktor keluarga, sekolah, kurikulum, metode mengajar
dan sebagainya.
membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah
dengan menggunakan metode belajar yang tepat. Metode belajar yang dapat
membangkitkan minat siswa pada pelajaran dan pemahaman siswa pada mata
pelajaran akuntansi. Dengan metode belajar yang tepat dalam proses kegiatan
akuntansi dan siklus akuntansi perusahaan jasa telah dipelajari pada semester satu.
dipelajari disemester dua. Untuk siklus akuntansi perusahaan dagang baik catatan-
tujuan memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban dengan yang belun,
sekali-kali divariasiakn dengan metode lain, seperti metode tanya jawab dan
pembelajaran dan guru sebagai pusat kegiatan belajar. Metode pembelajaran ini
27
selalu jelek, jika penggunaan metode ini dipersiapkan dengan baik dan didukung
dengan alat dan media yang baik pula tidak menutup kemungkinan mendapatkan
hasil belajar yang baik. Dengan kemajuan dan semakin perkembangnya dunia
tanya jawab dan latihan soal. Menurut Dalvi (2006) metode ini cenderung
siswa menjadi kurang aktif dan tidak bersemangat dalam belajar. Untuk
Salah satu metode belajar yang dapat digunakan pada proses belajar
mengajar adalah metode belajar aktif Tipe Quiz Team. Metode belajar aktif Tipe
Quiz Team akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dalam
proses belajar mengajar dengan menggunakan metode belajar aktif Tipe Quiz
pertanyaan dan jawaban. Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi dari
guru, akan tetapi juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru dan terakhir dari
28
Melalui pembelajaran dengan metode belajar aktif Tipe Quiz Team ini
diharapkan semua siswa dalam kelas aktif dalam memberikan pertanyaan dan
jawaban. Selain itu siswa juga mampu bekerjasama dengan siswa lainnya untuk
memahami materi. Dalam metode belajar aktif Tipe Quiz Team selain menuntut
siswa untuk aktif , di setiap pertemuan juga diadakan pertandingan akademis antar
tim yang mana di dalam kelas tersebut terbagi dari 4 kelompok besar. Dengan
para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar
dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Dengan adanya usaha
dan motivasi siswa dalam belajar, maka mereka akan merasa mudah dalam
kebutuhan peserta didik dalam proses pengajaran menjadi bagian penting dalam
dengan metode quiz team setiap anak harus memiliki bahan pelajaran, baik bentuk
buku atau diktat. Dalam penerapan metode quiz team, untuk hasil yang diperoleh
29
dalam bentuk nilai belum bisa diharapkan mampu menjamin adanya peningkatan.
Siswa
Minat
siswa
Hasil Pembejaran
belajar Konvensional
Belajar
Aktif
H2
- Ceramah
Tipe Quiz Teami - Siswa pasif
- Diskusi kelompok. - Latihan Soal
- Siswa aktif
- Pertandingan
H4 akademis antar
kelompok/ tim.
Minat
Minat Siswa
Siswa H1
Hasil
Hasil H3 Belajar
Belajar
30
2.6 Hipotesis
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002 : 108 ).
Populasi dari penelitian ini adalah keseluruan dari siswa kelas X Program
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 3 Jepara yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu
kelas X AK1 dan X AK2. Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Jumlah dari masing-masing yaitu untuk kelas X
Variabel dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa yaitu dengan
belajar aktif tipe quiz team. Serta hasil belajar siswa, dengan menggunakan
metode belajar konvensional dan metode belajar aktif tipe quiz team.
(kelompok kontrol)
31
32
Keterangan:
team
1. Menggunakan uji statistik yang meliputi uji mean matching, varian matching,
dan t-matching.
a. Faktor guru
Pada faktor ini, guru harus dipersiapkan secara matang dalam melaksanakan
b. Faktor lingkungan
Pada faktor ini, ruang kelas yang digunakan untuk percobaan dipilih
c. Faktor motivasi
dengan baik, dimana butir soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
pada waktu yang kurang tepat. Dalam penelitian ini dipilih waktu pelajaran
mulai jam pertama agar siswa masih dalam keadaan segar dalam berfikir.
1. Perencanaan
tindakan kelas.
2. Tindakan (pelaksanaan)
a. Kelas kontrol
akuntansi siswa.
siswa.
b. Kelas eksperimen
akuntansi siswa.
35
4) Membagi siswa kedalam empat kelompok besar yaitu tim A, tim B, tim C dan
tim D.
6) Tim A diminta untuk menyiapkan kuis jawaban dari materi yang sedang
dipelajari
7) Tim A memberikan kuis kepada tim B, tim C dan D untuk segera dijawab.
setelah pembelajaran.
10) Menyebarkan kuesioner, yang berisi pertanyaan tentang minat belajar siswa
pada akuntansi.
3. Evaluasi
di kelas control maupun di kelas eksperimen. Kemudian dari hasil belajar tersebut
penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team terhadap hasil belajar akuntansi
aktif tipe quiz team terhadap hasi belajar akuntansi perusahaan dagang, maka data
1. Metode Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, surat kabar,
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa nama siswa, jumlah
informasi atau data tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi
sebelum dan setelah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team. Kuesioner
dalam penelitian kuesioner berisi pertanyaan mengenai minat belajar siswa pada
akuntansi.
3. Metode tes
akuntansi siswa.
a. Penyusunan Tes
Setelah perangkat tes disusun, ssoal tes diuji cobakan kepada objek
pembeda. Objek yang menjadi uji coba tes dalam penelitian ini adalah kelas XI
jasa di kelas X.
38
1) Validitas
suatu instrument. Tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur apa
yang diukur.
Cara menghitung validitas butir soal tes dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antara skor total dengan skor butir soal ke dalam
rumus rpbis :
M p − Mt p
rpbis =
St q
Keterangan:
Mp : rata-rata skor dari subyek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya.
rpbis rpbis
Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis dengan taraf
signifikan 5%. Jika rpbis > rtabel maka item soal tersebut valid (Arikunto 2001:
79).
semua soal termasuk dalam kategori soal valid. Butir soal yang tergolong valid
2) Realibilitas
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
20 yang dikemukakan oleh Kurder dan richardson karena alat evaluasi berbentuk
⎡ k ⎤ ⎡Vt − ∑ pq ⎤
r11 = ⎢ k − 1⎥ ⎢ ⎥
⎣ ⎦⎣ Vt ⎦
Keterangan:
vt : varians total
diperoleh rtabel = 0,316, perhitungan r11 =0,874. setelah dibandingkan r11 > rtabel
3) Tingkat Kesukaran
Soal tes yang baik yaitu tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Dengan soal yang terlalu mudah, minat siswa untuk memecahkan soal tersebut
berkurang karena dianggap kurang menantang. Sebaliknya soal yang terlalu sukar
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mereka. Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal adalah
sebagai berikut :
41
JB A + JBB
IK =
JS A + JS B
Keterangan:
IK : indeks keseluruhan
JB A : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok
bawah
4) Daya Pembeda
Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda
JB A − JBB
DP =
JS A
Keterangan:
JB A : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas
JBB : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah
bahwa butir soal memiliki daya pembeda jelek, cukup, baik. Dari perhitungan
1) Menentukan indikator
Teknik analisa yang digunakan untuk mengukur validitas butir soal adalah
Ν Σ ΧΥ − (Σ Χ )(Σ Υ )
rxy =
{Ν Σ Χ − (Σ Χ )} {Ν Σ Υ − (Σ Υ )
2 2 2 2
Keterangan :
menunjukkan bahwa semua soal termasuk dalam kategori soal valid. Lebih
2. Reliabilitas Angket
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ 2 ⎤
r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − b
⎥
⎣ (k − 1) ⎦ ⎢⎣ σ 21 ⎥⎦
keterangan:
∑σ 2
b : jumlah varian butir
σ 12 : varian total
diperoleh rtabel = 0,514 perhitungan r11 =0.933. setelah dibandingkan r11 > rtabel
penelitian kedua kelompok berangkat dari titik yang sama (Sutrisno Hadi 1992:
475). Penyepadanan ini dilakukan dengan Matched Group Design atau M-G.
Dalam penelitian ini, matching dilakukan terhadap nilai hasil belajar yang
a. Mean matching
kedua kelompok sama atau hampir sama, maka dikatakan data tersebut telah di
Kelas eksperimen:
Mc =
∑X e
ne
Keterangan:
Kelas kontrol:
Mk =
∑X k
nk
Keterangan:
b. Varian matching
Vb
f (nb − 1, nk − 1) =
Vk
Keterangan:
diketahui apakah varian-varian tersebut berbeda atau tidak. Jika Fhitung < Ftabell
c. t-matching
Mk − Me
t=
SD Mk + SD 2 Me
2
Keterangan:
= n1+n2-2. jika t data lebih besar daripada t tabel maka kedua kelompok telah
sepadan.
a. Uji Normalitas
k (Oi − Ei )
2
X =2
∑ Ei
i =1
Keterangan:
X2 : Chi Kuadrat
Oi : frekuensi pengamatan
Jika X2 hitung < X2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-3 maka data
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians
data dari kedua kelompok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
var ianterbesar
F=
var ianterkecil
yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel dan Ho
c. Uji Hipotesis
diuji yaitu:
Ho : µ1 = µ2
Ho : µ1 ≠ µ2
dengan:
s 2
=
(n1 − 1)s1 + (n2 − 1)s 2
2 2
n1 + n2 − 2
Uji t ini digunakan apabila kedua kelompok mempunyai varian yang sama,
apabila secara signifikan terjadi perbedaan varian maka uji t yang digunakan
adalah:
− −
x1 − x 2
t' =
2 2
s1 s
+ 2
n1 n2
w1t1 + w2 t 2
t' >
w1 + w2
Dengan:
2 2
s1 s
w1 = , w2 = 2
n1 n2
t1 = t(1-α)(n1-1) t2 = t(1-α)(n2-1)
Keterangan:
−
x1 : nilai rata-rata kelompok eksperimen
−
x2 : nilai rata-rata kelompok kontrol
2
s1 : varians data pada kelompok eksperimen
2
s2 : varians data pada kelompok kontrol
Setelah melalui tahap awal dan tahap akhir, maka dilanjutkan dengan uji
ketuntasan belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu metode pengajaran
dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut telah mencapai nilai standar yaitu
telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 7,0. jika siswa tersebut
tidak mencapai nilai 7,0 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas belajar
51
−
X − μ0
t=
s
n
Keterangan:
−
X : nilai rata-rata kelompok eksperimen
s : standar deviasi
SMK Negeri 3 Jepara terletak di Jl. K.S Tubun no. 3 Jepara yang dipimpin
oleh Drs. Inti Murdaningarso, M.Pd, yang dulunya bernama SMEA “PEMDA”
JEPARA. SMEA “PEMDA” JEPARA mulai berdiri tanggal 1 Januari 1974 yang
Kejuruan Ekonomi Atas yang dapat menampung dan memberikan pendidikan dan
pemasaran.
Saat ini SMK Negeri 3 Jepara memiliki 23 kelas dan 4 program keahlian,
masing-masing terdiri dari delapan kelas untuk kelas X, delapan kelas untuk kelas
XI, dan tujuh kelas untuk kelas XII dengan sebanyak 79 siswa sebagai subyek
dalam penelitian ini. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas X AK1 dan X AK2.
52
53
Hasil uji normalitas data pre-test dari kedua kelompok dapat dilihat pada
tabel berikut.
sebesar 1.4315 dan kelompok kontrol sebesar 4.9518. kedua nilai tersebut lebih
Hasil uji kesamaan dua varian data pre-test antara kelompok eksperimen
sebesar 1.9 dengan dk (38:39) yang berarti kedua kelompok mempunyai varian
Hasil uji perbedaan rata-rata data pre-test antara kelompok eksperimen dan
Berdasarka tabel tersebut diperoleh thitung sebesar -2.034 yang berada pada
daerah penerimaan Ho yaitu antara -2.34 sampai 2.34 yang bearti tidak ada
perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol
mempunyai kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok
4.1.3 Analisis Data Hasil Belajar dan Minat Belajar Akuntansi Siswa
Hasil uji normalitas data post-test dari kedua kelompok dapat dilihat pada
tabel berikut.
sebesar 4.3645 dan kelompok kontrol sebesar 6.5700. kedua nilai tersebut lebih
Hasil uji kesamaan dua varian data post-test antara kelompok eksperimen
sebesar 1.9 dengan dk (38:39) yang berarti kedua kelompok mempunyai varian
Berdasarka tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 2.385 > ttabel sebesar
1.99 untuk α =5% dengan dk=77, yang bearti ada perbedaan hasil belajar
metode belajar aktif tipe quiz team dengan pembelajaran konvensional pada siswa
kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 ditinjau dari rata-rata hasil
belajar yang diperoleh terlihat bahwa hasil belajar kelompok eksperimen yang
mendapatkan pengajaran dengan metode belajar aktif tipe quiz team (83.18) lebih
tinggi dari hasil belajar siswa yang mendapatkan pengajaran denhan metode
konvensional (79.60).
kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan metode belajar aktif tipe quiz
team dan kelompok kontrol yaitu dengan metode konvensional dapat dilihat pada
tabel berikut.
diperoleh t hitung sebesar 11.3288 > t tabel 2.0244 untuk α =5% dengan dk=38 dan
t hitung berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti hasil belajarnya lebih dari
t tabel 2.0227 untuk α =5% dengan dk=39 t hitung berada pada daerah penolakan Ho,
yang berarti hasil belajarnya lebih dari 70 atau telah mencapai ketuntasan belajar.
Meskipun kedua kelompok telah mencapai ketuntasan belajar, namum nilai rata-
rata hasil belajar akuntansi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 2.631 > ttabel sebesar
1.99 dengan dk= 77 hal ini menunjukkan t berada pada daerah penolakan Ho, dan
yang lebih baik daripada kelompok kontrol atau kedua kelompok mempunyai
Hasil uji perbedaan minat belajar pada kelompok eksperimen sebelum dan
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 1.142 < ttabel sebesar
1.99 untuk α 5% dengan dk= 76, hal ini menunjukkan bahwa t berada pada
daerah penerimaan Ho dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan minat
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 9.349 < ttabel sebesar
1.99 untuk α 5% dengan dk= 76, hal ini menunjukkan bahwa t berada pada
60
4.2 Pembahasan
relatif sama. Hal ini ditunjukkan dari data pre-test kedua kelompok. Pada
pada kelompok kontrol sebesar 69.43. Melalui uji t diperoleh t hitung sebesar -
2.034 yang berada pada daerah penerimaan Ho yang berada pada selang -2.34
sampai 2.34 yang merupakan batas kritik uji t untuk α = 5% dengan dk= 77. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada kemampuan awal dari kedua
kelompok.
Selain itu minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
pembelajaran diuji kesamaan dua varian dan diperoleh Fhitung sebesar 1.4332 <
Ftabel sebesar 1.99 dengan dk (38:39) hal ini menunjukkan bahwa antara
menjadi empat tim yang terdiri dari tim A, B, C dan D. Selanjutnya peneliti
pembelajaran model belajar aktif tipe quiz team salah satu hal yang terpenting
adalah diskusi kelompok. Pada diskusi kelompok, peneliti menugasi siswa untuk
perusahaan dagang yang meliputi harga pokok penjualan, akun-akun yang perlu
penyesuaian dan cara menyesuaikan. Pada saat diskusi kelompok terlihat hanya
sebagian siswa yang aktif dalam diskusi dan yang lain masih kelihatan pasif
akademis antar kelompok diskusi yang telah dibentuk pada awal pembelajaran
terlihat sebagian besar siswa aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh tim lain. Hal ini sependapat dengan Dalvi (2006) yang menyatakan
bahwa metode quiz team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa
menggunakan metode belajara aktif tipe quiz team dan kelompok kontrol dengan
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan latihan soal, terlihat bahwa
hasil belajar atau post-tes dari kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan.
Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t yang diperoleh t hitung sebesar 2.835 yang berada
berarti bahwa pembelajaran aktif tipe quiz team dapat mempengaruhi hasil belajar
bahwa kelompok eksperimen mencapai hasil belajar (83.18) yang lebih baik
berbeda dengan nilai hasil belajar pada kelompok kontrol. Hasil belajar pada
62
kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata yang lebih baik daripada hasil
belajar pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat selama proses pembelajaran
pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran aktif tipe quiz team yaitu
dengan kelompok lain. Sehingga suasana kelas lebih hidup dan siswa bersemangat
perusahaan dagang.
yaitu metode ceramah dan latihan soal. Metode ini lebih berfokus pada guru,
siswa terlihat kurang aktif dan kurang produktif karena proses pembelajaran
berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu dari guru
kepada siswa. Metode ini cenderung menjadikan suasana belajar kaku, monoton
dan membosankan, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan tidak ada semangat
dalam belajar. Keaktifan siswa cenderung pada saat dilakukan latihan soal. Pada
63
kondisi ini motivasi siswa cenderung lebih rendah dari pada kelompok
Hasil belajar yang dicapai dari kedua kelompok terjadi peningkatan yang
nyata. Namun rata-rata hasil belajar dari kelompok kontrol relatif lebih rendah
dari kedua kelompok telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini ditunjukkan dari
hasil uji ketuntasan belajar untuk kelompok eksperimen diperoleh t hitung sebesar
11.3288 dan t tabel sebesar 2.0244, yang berarti t berada pada daerah penolakan Ho
dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya lebih dari 70 atau telah mencapai
ketuntasan belajar diperoleh t hitung sebesar 10.0635 dan t tabel sebesar 2.0227, yang
juga berarti t berada pada daerah penolakan Ho dan dapat disimpulkan bahwa
yang berarti minat belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.
Hal itu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dari hasil uji perbedaan post-tes
t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
penerapan metode belajar aktif tipe quiz team tidak terdapat perbedaan. Dan hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team
terjadi peningkatan hasil yaitu dari 65.97 menjadi 83.18. Dengan minat belajar
64
yang tidak ada perbedaan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran, hasil
belajar yang diperoleh terjadi peningkatan. Hal itu disebabkan adanya proses
belajar yaitu siswa tidak hanya mendengarkan informasi dari guru, tetapi siswa
juga melakukan dan akan mencobakan langsung. Sehingga siswa lebih mudah
memahami materi jurnal penyesuaian perusahaan dagang dan hasil belajar siswa
meningkat.
Peranan guru dalam penerapan metode belajar aktif tipe quiz team
aktif tipe quiz team pada materi jurnal peyesuaian perusahaan dagang adalah .
berkaitan dengan bahan pelajaran. Untuk mata pelajaran akuntansi tidak setiap
siswa memiliki buku pegangan. Hal ini dapat menghabat proses belajar siswa,
PENUTUP
5.1 Simpulan
konvensional dengan kelas yang menggunakan metode belajar aktif tipe quiz
team.
5.2 Saran
Saran yang diberikan peneliti untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya
65
66
1. Penerapan metode belajar aktif tipe quiz team dalam pembelajaran akuntansi
3. Kegiatan penelitian tindakan kelas sangat baik dan perlu dilaksanakan oleh
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
67
68
The Liang Gie. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty