You are on page 1of 85

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BELAJAR AKTIF

TIPE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT BELAJAR DAN


HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK
SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata Satu


Untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : Eva Nurhayati


NIM : 3301403111
Program Studi : Pendidikan Akuntansi
Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tarsis Tarmudji Amir Mahmud, S. Pd. M. Si.


NIP. 130 529 513 NIP. 132 205 936

Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman, M.Si


NIP. 131 967 646

ii
iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 31 Agustus 2007

Penguji Skripsi

Dra. Sri kustini


NIP. 130 795 082

Anggota I Anggota II

Drs. Tarsis Tarmudji Amir Mahmud, S. Pd. M. Si.


NIP. 130 529 513 NIP. 132 205 936

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si


NIP. 131 658 236

iii
iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain pendapat atau temuan yang

terdapat dalam skripsi ini ditulis atau dirujuk berdasarkan kode ilmiah.

Semarang, Juli 2007

Eva Nurhayati
NIM.3301403111

iv
v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“ Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya” (QS. Al-Baqaroh: 286)

“ Suatu ilmu tidak akan didapatkan kecuali dengan enam hal: kecerdasan, gemar
belajar, sungguh-sungguh, memiliki biaya, bergaul dengan guru, dan perlu
waktu yang lama” (Imam Syafi’i).

PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan buat:
1. Ibu dan Bapak yang tiada henti-
hentinya mendoakan, memberikan
perhatian, nasihat dan kasih sayang.
2. Kak Arief yang selalu mendoakan,
memberikan semangat dan kasih sayang.
3. (Alm) Eyang Wari, Eyang selalu ada
dihati.
4. Keluarga besar dan sahabat-sahabatku
(wiwil, oppie, ani & wiwid) terima kasih
atas semuanya.
5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan
akuntansi’03.

v
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian serta menyusun skripsi dengan judul ” PENGARUH

PENGGUNAAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP

MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X

AK SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN 2006/2007”. Skripsi ini disusun dalam

rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi strata 1 pada program

studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Semarang.

Tidak ada hambatan yang penulis hadapi baik dalam pelaksanan penelitian

maupun dalam menyusun skripsi ini, akan tetapi berkat dorongan, bimbingan, dan

bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Tarsis Tarmudji, sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberikan

pengarahan, bimbingan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Amir Mahmud, S.Pd. M.Si, sebagai Pembimbing II yang telah banyak

memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

vi
vii

6. Dra. Sri kustini, dosen penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya.

7. Drs. Inti Murdaningarso, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Jepara, yang

telah memberikan ijin dalam melaksanaan penelitian.

8. Drs Sulistiyono, Guru mata pelajaran Dasar Akuntansi SMK Negeri 3 Jepara,

yang telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Pus-pus, Yhaky, Peni, Diaz, dan the big family ‘Vitra Kos’ terima kasih atas

motivasi dan bantuannya atas penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

semua pihak.

Semarang,

Penulis

vii
viii

ABSTRAK

Eva Nurhayati. 2007. Pengaruh penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team
terhadap minat belajar dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Negeri
3 Jepara tahun 2006/2007. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Tarsis Tarmudji. Pembimbing
II: Amir Mahmud S. Pd. M. Si.

Kata kunci: tipe quiz team, minat belajar, hasil belajar.


Tujuan pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu menghadapi perkembangan zaman.
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu pendidikan formal berusaha
meningkatkan mutu pendidikan dan menyiapkan siswa di dunia kerja.
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana proses
belajarnya. Akuntansi merupakan mata pelajaran dasar di SMK. Pembelajaran
akuntansi di SMK masih mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan dalam
pembelajar akuntansi masih menggunakan metode konvensional. Agar tujuan
dapat tercapai diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang
dapat membangkitkan minat belajar dan pemahaman siswa pada pelajaran
akuntansi. Upaya untuk mambangkitkan minat, pemahaman serta meningkatkan
hasil belajar siswa adalah dengan penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah: adakah perbedaan minat
belajar akuntansi siswa antara kelas yang menggunakan metode belajar aktif tipe
quiz team dan kelas yang menggunakan metode konvensional dengan metode
ceramah dan latihan soal?, adakah perbedaan minat belajar akuntansi siswa
sebelum dan sesudah menggunakan metode belajar aktif tipe quiz team?, adakah
perbedaan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen?, adakah pebedaan hasil belajar akuntansi
siswa kelompok eksperimen sebelum dan sesudah penggunaan metode belajar
aktif tipe quiz team?. Tujuannya yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
minat antara kelas yang menggunakan metode belajar aktif tipe quiz tam dam
kelas yang menggunakan metode konvensional dengan metode caramah dan
latihan soal, perbedaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan
metode belajar aktif tipe quiz team, mengetahui perbedaan hasil belajar antara
kelas yang menggunakan metode belajar aktif tipe quiz team dengan metode
konvensional, mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen
sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team. Manfaat
penelitian dapat memberikan masukan mengenai teori pembelajaran dan
penggunaan variasi dalam pembelajaran akuntansi dengan metode belajar aktif
tipe quiz team. Selain itu penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa,
dan lembaga yang terkait.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan populasi siswa
kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 berjumlah 79 siswa terdiri
dari X AK1 dan X AK2.Variabel dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa
dengan metode konvensional dan metode belajar aktif tipe quiz team. Serta hasil
belajar dengan metode konvensional dan metode belajar aktif tipe quiz team.

viii
ix

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pre tes, proses pembelajaran, dan post
tes. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi,
metode kuesioner dan metode tes. Instrumen yang digunakan adalah soal tes dan
angket atau kuesioner. Metode analisi data menggunakan metode Matched Group
Design, analisis deskritif dan menggunakan teknik statistik t test untuk pengujian
hipotesis.
Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan
awal yang relatif sama, tidak ada perbedaan kemampuan awal dari kedua
kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok mempunyai varian yang sama.
Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83.18) hasil belajarnya lebih
dari 70 atau telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk kelompok
kontrol hasil belajar (79.60) telah mencapai ketuntasan belajar. Minat belajar
siswa setelah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat
perbedaan, minat belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok
kontrol.
Dari hasil penelitian ini peneliti memberikan saran-saran bahwa,
penerapan metode belajar aktif tipe quiz team dalam pembelajaran akuntansi perlu
dikembangkan sebagai variasi pembelajaran akuntansi yang relevan, guna
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru hendaknya mampu menciptakan suasana
yang tidak membosankan dalam pembelajaran akuntansi, sehingga pelajaran
akuntansi menjadi lebih menyenangkan serta mampu meningkatkan minat belajar
siswa. Kegiatan penelitian tindakan kelas sangat baik dan perlu dilaksanakan oleh
guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

ix
x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Penegasan Istilah ................................................................................ 7

1.3 Perumusan Masalah ........................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan tentang Metode Belajar Aktif ........................................... 11

2.1.1 Pengertian ............................................................................... 11

x
xi

2.1.2 Dimensi-dimensi Pembelajaran Aktif .................................... 12

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Aktif ........................................... 13

2.2 Tinjauan tentang Tipe Quiz Team .................................................... 14

2.2.1 Pengertian ............................................................................... 14

2.2.2 Prosedur Tipe Quiz Team ....................................................... 14

2.3 Tinjauan tentang Minat Belajar Akuntansi Siswa ........................... 15

2.3.1 Pengertian Minat .................................................................... 15

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat .............................. 16

2.3.3 Peranan Minat Belajar ............................................................ 16

2.3.4 Minat Belajar Akuntansi ........................................................ 17

2.4 Tinjauan tentang Hasil Belajar 18

2.4.1 Pengertian Belajar .................................................................. 18

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................ 20

2.4.3 Hasil Belajar ........................................................................... 20

2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil

Belajar ..................................................................................... 21

2.5 Kerangka Berfikir ........................................................................... 25

2.6 Hipotesis .......................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi ........................................................................................... 31

3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 31

3.3 Rancagan peneltian ......................................................................... 31

3.4 Prosedur Penelitian ......................................................................... 33

xi
xii

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 36

3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................... 37

3.6.1 Soal Tes .................................................................................. 37

3.6.2 Kuesioner atau Angket ........................................................... 43

3.7 Metode Analisis Data ................................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 52

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 52

4.1.2 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa ................................ 52

4.1.3 Analisis Data Hasil Belajar dan Minat Belajar ....................... 55

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 60

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan 65

5.2 Saran 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Semester I .............................. 3

Tabel 2 Desain Pembelajaran ................................................................ 32

Tabel 3 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba ......................................... 39

Tabel 4 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba .......................... 41

Tabel 5 Ringkasan Daya Pembeda Soal Uji Coba ................................ 42

Tabel 6 Ringkasan Validitas Uji Coba Angket ..................................... 44

Tabel 7 Kemampuan Siswa sebelum Pembelajaran .............................. 53

Tabel 8 Uji Normalitas Data Pre Tes .................................................... 53

Tabel 9 Uji Kesamaan Dua Varian Data Pre Tes .................................. 54

Tabel 10 Uji Perbedaan Rata-rata Data Pre Tes ...................................... 54

Tabel 11 Deskripsi Data Hasil Belajar .................................................... 55

Tabel 12 Uji Normalitas Data Post Tes ................................................... 55

Tabel 13 Uji Kesamaan Dua Varian Data Post Tes ............................... 56

Tabel 14 Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Tes .................................... 56

Tabel 15 Uji Ketuntasan Belajar .............................................................. 57

Tabel 16 Uji Perbedaan Rata-rata Minat Belajar .................................... 58

Tabel 17 Uji Perbedaan Minat Belajar Kelompok Eksperimen .............. 59

Tabel 18 Uji Perbedaan Pre Tes dan Post Tes Kelompok Eksperimen ... 59

xiii
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1: Kerangka Berfikir ……………………………………… 29

xiv
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Kelas Eksperimen .............................................. 69

2. Daftar Nama kelas Kontrol ..................................................... 70

3. Daftar Nilai Semester 1 Mata Pelajaran Akuntansi ................ 71

4. Rencana Pembelajaran I .......................................................... 72

5. Rencana Pembelajaan II .......................................................... 74

6. Kisi-Kisi Soal Uji Coba .......................................................... 76

7. Soal Uji Coba .......................................................................... 78

8. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ................................................ 94

9. Kisi-kisi Angket ...................................................................... 95

10. Angket Penelitian .................................................................... 96

11. Hasil Analisis Soal Uji Coba ................................................... 101

12. Perhitungan Validitas Butir Soal.............................................. 104

13. Perhitungan Reliabilitas Soal .................................................. 106

14. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................. 107

15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ...................................... 108

16. Hasil Analisis Angket ............................................................. 109

17. Perhitungan Validitas Angket ................................................. 110

18. Perhitungan Reliabilitas Angket ............................................. 111

19. Soal Pre-test ............................................................................ 112

20. Kunci Jawaban Soal Pre-test ................................................... 126

21. Data Nilai Pre-test ................................................................... 127

xv
xvi

22. Analisis Keadaan Awal (Mean Matching, Varians Matching, dan

t Matching) .............................................................................. 128

23. Uji Normalitas Data Pre-test ................................................... 130

24. Soal Post-test ........................................................................... 132

25. Kunci Jawaban Soal Post-test ................................................. 146

26. Data Nilai Post-test .................................................................. 147

27. Uji Normalitas Data Post-test .................................................. 148

28. Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-test Antara Kelompok

Eksperimen dan Kontrol .......................................................... 150

29. Uji Perbedaan Rata-Rata Data Post-test Antara Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ......................................................... 151

30. Uji Ketuntasan Belajar ............................................................. 152

31. Data Minat Belajar................................................................... 154

32. Uji Kesamaan Dua Varian Data Minat Belajar Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........................................ 155

33. Uji Perbedaan Rata-rata Minat Belajar Antara Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........................................ 156

34. Data Minat Belajar Kelompok Eksperimen ............................ 157

35. Uji Kesamaan Dua Varian Data Minat Belajar Kelompok

Eksperimen .............................................................................. 158

36. Uji Perbedaan Rata-rata Data Minat Belajar Kelompok

Eksperimen .............................................................................. 159

37. Data Nilai Post Tes dan Pre Tes Kelompok Eksperimen ........ 160

xvi
xvii

38. Uji Kesamaan Dua Varian Data Post Tes dan Pre Tes

Kelompok Eksperimen ........................................................... 161

39. Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Tes dan Pre Tes Kelompok

Eksperimen .............................................................................. 162

40. Daftar Kelompok Tipe Quiz Team .......................................... 163

41. Nilai-Nilai Chi Kuadrat ........................................................... 164

42. Nilai-Nilai r Product Moment ................................................. 165

43. Nilai Distribesi F ..................................................................... 166

44. Nilai Distribusi t ...................................................................... 171

45. Surat Ijin Observasi ................................................................. 172

46. Surat Ijin Penelitian ................................................................. 173

47. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 174

48. Surat Rekomendasi .................................................................. 175

49. Foto-Foto Penelitian ................................................................ 176

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalaui kegiatan

pengajaran. Ada dua konsep pendidikan yang saling berkaitan yaitu belajar

(Learning) dan pembelajaran (Instruction). Konsep belajar berakar pada pihak

pendidik.

Tujuan pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu menghadapai perkembangan zaman.

Guna mencapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan proses pendidikan.

Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal dan nonformal. Pendidikan

formal merupakan pendidikan yan dimulai dari jenjang terendah hingga tertinggi

yang harus ditempuh dengn serangkaian persyaratan tertentu jika akan naik

kejenjang selanjutnya. Pendidikan nonformal merupakan jenjang pendidikan yang

diperoleh dalam sebuah lembaga pendidikan yang beorientasi memberi dan

meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk berkompetisi dalam meraih

kesuksesan hidup.

Mutu pendidikan yang baik yaitu diikuti dengan hasil belajar siswa yang

baik pula. Sekolah Menengah kejuruan berusaha meningkatkan mutu pendidikan

dengan cara meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah Menengah Kejuruan

memiliki peran untuk menyiapkan siswa di dunia kerja. Siswa lulusan Sekolah

1
2

Menengah Kejuruan nantinya diharapkan mampu menghadapi era globalisasi,

dimana dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, mandiri dan

berdaya saing tinggi.

Berbagai usaha telah dilakukan Dartemen Pendidikan Nasional untuk

memperbaiki mutu pendidikan nasional, agar tercapai tujuan secara optimal. Salah

satunya yaitu penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan kurikulum memang

harus dilakukan untuk merespon tuntutan globalisasi, kurikulum perlu

dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi, agar lulusan pendidikan

memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai dengan standar mutu

pendidikan nasional dan internasioanl.

Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana

proses belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu proses interaksi belajar pada

prinsipnya tergantung pada guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan

suasana belajar mengajar yang efektif. Sedangkan siswa dituntut adanya semangat

dan dorongan untuk aktif dalam proses balajar mengajar. Sehingga keberhasialan

belajar dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai.

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu pelajaran yang bersifat

mendasar di Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Bisnis dan Manajemen

terutama pada program keahlian akuntansi. Akuntansi adalah pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari

suatu organisasi (Yusuf, 2001: 5). Mata pelajaran dasar akuntansi merupakan

dasar yang dipelajari siswa program keahlian akuntansi di SMK yang meliputi

akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang.


3

Dari informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran akuntansi bahwa

selama ini dalam kegiatan pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 3 Jepara masih

menggunakan metode belajar konvensional yaitu metode ceramah yang sekali-kali

divariasikan dengan metode lain seperti latihan soal. Metode ini memposisikan

siswa sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai pusat kegiatan belajar.

Rangkuman nilai rata-rata ulangan harian akuntansi semester 1 tahun 2006/2007

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai rata-rata ulangan harian kelas X AK SMK N3


Jepara semester I tahun 2006/2007
No. Materi Pokok Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kelas X
AK
1. A 7,3
2. B 7,1
3. C 7,6
4. D 6,8

Keterangan:

A. Persamaan Dasar Akuntansi (UH 1).

B. Mengelolah Bukti Transaksi (UH 2).

C. Mengelolah Buku Jurnal (UH 3).

D. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa (UH 4).

Dari hasil rata-rata ulangan harian di atas, terdapat satu materi pokok yang

nilai rata-ratanya masih dibawah standar ketuntasan. Standar ketuntasan nilai

untuk mata pelajaran produktif adalah 7,0.

Selain itu metode pembelajaran konvensional yaitu menggunakan metode

ceramah ini siswa hanya pasif menerima materi dari guru. Hal ini cenderung

menjadikan suasana belajar kaku, monoton dan kurang menggairahkan, sehingga


4

siswa kurang aktif dan tidak bersemangat dalam belajar. Hal tersebut dapat

mengurangi minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Banyak siswa menginginkan dirinya pandai dan berhasil dalam belajar,

akan tetapi keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Keberhasilan dapat

dicapai melalui usaha dan kerja keras. Agar siswa memperoleh hasil belajar yang

baik maka perlu minat untuk belajar yaitu seberapa jauh siswa menaruh perhatian

terhadap berbagai hal yang perlu dipelajari (liang Gie, 1994: 51). Minat belajar

merupakan syarat awal yang harus dimiliki setiap orang sebelum belajar karena

tanpa minat keberhasilan sulit dicapai (Suhartin, 1983: 58).

Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar karena bila materi

pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik

perhatian siswa maka dapat dipastikan siswa tidak dapat belajar dengan baik,

karena menurutnya tidak menarik. Minat belajar khususnya pada mata pelajaran

akuntansi perlu ditumbuhkembangkan, mengingat siswa belajar di Sekolah

Menengah Kejuruan. Hal itu dikarenakan, jika dalam diri siswa tumbuh suatu

minat pada mata pelajaran akuntansi maka siswa akan dengan mudah belajar,

sehingga hasil yang dicapai akan baik. Dari observasi, diperoleh informasi dari

guru mata pelajaran dasar akuntansi dan sebagian siswa kelas X AK SMK Negeri

3 Jepara bahwa mata pelajarn akuntansi dianggap oleh sebagian siswa pelajaran

yang sulit dan akuntansi itu sendiri merupakan proses yang berkesinambungan,

artinya materi dalam pelajaran akuntansi saling terkait antara yang satu dengan

yang lain.
5

Selama ini kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses belajar lebih

banyak hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Komunikasi yang terjadi

adalah komunikasi satu arah, yaitu guru kepada siswa. Selain itu jam pelajaran

yang lama yaitu sepuluh jam pelajaran tiap minggunya dan empat kali pertemuan

dalam seminggu untuk mata pelajaran akuntansi. Dengan pembelajaran satu arah

dan lamanya jam pelajaran, menimbulkan kebosanan bagi siswa, sehingga minat

siswa pada pelajaran akuntansi berkurang. Minat siswa pada pelajaran akuntansi

dapat dapat ditumbuhkembangkan sendiri oleh masing-masing siswa dan guru.

Disini guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses

belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan penggunaan metode belajar yang

dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dan aktif dalam proses belajar

mengajar.

Menurut Anni (2004: 49) tugas guru dalam proses pembelajaran adalah:

(1) memperlencar siswa dengan cara mengajarakan membuat informasi bermakna

dan relevan dengan siswa, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri, (3) menanamkan kesadaran

belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri.

Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

belajaran mengajar. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode

pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan minat belajar

dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Salah satu upaya untuk

membangkitkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi yaitu

dengan penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team.


6

Pembelajaran tipe quiz team merupakan salah satu pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh Mel Silberman dimana siswa dibagi kedalam tiga tim. Setiap

siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang

lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya

pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan

senantiasa berusaha belajr dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh

nilai yang tinggi dalam pertandingan. Dan siswa akan memiliki minat untuk

belajar akuntansi.

Dengan adanya permasalahan yang dikemukakan di atas maka proses

pembelajaran jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang masuk dalam materi

siklus akuntansi perusahaan dagang coba dilakukan dengan metode belajar aktif

tipe quiz team. Metode quiz team ini diawali dengan menerangkan materi

pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua

anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran

kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan ,saling

memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah

selesai materinya maka diadakan suatu pertandingan akademis. Sehingga siswa

termotivasi untuk belajar.

Apabila dalam proses pembelajaran akuntansi dibuat menyenangkan,

dimana penggunaan metode belajar yang tepat dan dapat membangkitkan minat

serta pemahaman siswa pada akuntansi, maka siswa akan merasa lebih senang dan

tidak bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak ada lagi

keluhan tentang kurangnya minat dan rendahnya hasil belajar akuntansi siswa.
7

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN

METODE BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK SMK

NEGERI 3 JEPARA TAHUN 2006/2007“.

1.2 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas

istilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak

menimbulkan penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan

adalah sebagai berikut :

1. Metode Belajar Aktif

Pembelajaran aktif (active learning) adalah belajar yang memperbanyak

aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk

dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai

pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan

analisis dan sintesis.

2. Tipe Quiz Team

Tipe Quiz Team adalah model pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi

kedalam tiga kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari

materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan

pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu pertandingan

akademis.
8

3. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktifitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto,2003: 180).

Minat yang dimaksud disini adalah minat siswa pada mata pelajaran

akuntansi antara kelas yang menggunakan metode konvensional dengan kelas

yang menggunakan metode belajar aktif tipe quiz team.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemmpuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah ia menerima ilmu pengetahuan dan pengalaman belajarnya.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi di kelas

yang menggunakan metode belajar konvensional dan kelas yang

menggunakan metode belajar tipe quiz team?

2. Adakah perbedaan minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi sebelum

dan sesudah menggunakan metode belajar tipe quiz team di kelas eksperimen?

3. Adakah perbedaan hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 3 Jepara

antara kelas yang menggunakan metode belajar konvensional dan kelas yang

menggunakan meode belajar aktif tipe quiz team?

4. Adakah perbedaan hasil belajar akuntansi siswa pada kelompok eksperimen

sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team?
9

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah pada penelitian ini, peneliti memiliki

tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi di kelas

yang menggunakan metode belajar konvensional dan kelas yang

menggunakan metode belajar tipe quiz team.

2. Mengetahui perbedaan minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi sebelum

dan sesudah menggunakan metode belajar tipe quiz team.

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 3

Jepara antara kelas yang menggunakan metode belajar konvensional dan kelas

yang menggunakan metode belajar aktif tipe quiz team..

4. Mengetahui perbedaan hasil belajar akuntansi siswa pada kelompok eksperimen

sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian meliputi manfaat secara praktis dan manfaat secara teoritits.

1. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, bagi guru,

dan bagi lembaga terkait. Bagi siswa penelitian ini diharapkan siswa dapat

belajar bersosialisasi yaitu dengan cara memahami perbedaan-perbedaan antar

kelompok. Selain itu siswa dapat bertukar pikiran antar sesama anggota

kelompok dan siswa dapat belajar untuk mendengarkan dan menghargai

pendapat orang lain.


10

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

mengadakan variasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi oleh guru. Serta dapat digunakan

sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan-kebijakan baru dalam

dunia pendidikan.

2. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, yaitu dapat memberikan

informasi dan pengetahuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya. Bagi

peneliti yang bersangkutan, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan

dan merupakan wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapat di bangku kuliah.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan tentang Metode Belajar Aktif

2.1.1 Pengertian

Menurut Rosyada dalam Dalvin (2006) pembelajaran aktif adalah belajar

yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari

berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga

memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi

juga kemampuan analisis dan sintesis.

Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan,

dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk

bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud). Selama

proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan

aktif, keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.

Belajar aktif sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bermuara

pada belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang harus

mampu melibatkan siswa secara aktif. Siswa dan guru dalam belajar aktif sama

berperan untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna.

Berdasarkan penelitian Grinder (1991) dalam Mel Silberman yang

dikemukakan oleh Dalvin (2006) menemukan dalam setiap grup yang terdiri dari

30 siswa, rata-rata 22 siswa dari mereka dapat belajar dengan efektif selama guru

menyediakan campuran aktivitas visual. Selain itu sisi sosial pembelajaran juga

11
12

harus diperhatikan. Jika siswa belajar bersama teman-temannya, mereka

memperoleh dukungan emosi dan intelektual yang membawa mereka melampaui

level pengetahuan dan ketrampilan mereka sebelumnya lebih banyak daripada

belajar sendiri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah

suatu metode belajar yang mana siswa tidak hanya sekedar mendengarkan

informasi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa juga melihat apa yang

dijelaskan oleh guru dan terakhir siswa melakukan atau mencobakan langsung apa

yang telah dipelajari untuk memperoleh hasil belajar.

2.1.2 Dimensi-dimensi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif akan lebih tampak dan menunjukkan kadar yang tinggi

apabila pembelajaran berorientasi pada siswa. Menurut Mc Keachie dalam

bukunya Dimyati (1994 : 110) ada 7 dimensi proses pembelajaran yang

mengkibatkan terjadinya kadar pembelajaran aktif, yaitu (1) Partisipasi siswa

dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, (2) Tekanan pada aspek afektif

dalam belajar, (3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama

berbentuk interaksi antarsiswa, (4) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan

kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah, (5)

Kekompakan kelas sebagai kelompok, (6) Kebebasan diberikan kepada siswa

untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah, (7)

Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa baik yang

berhubugan maupun yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.


13

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Aktif

Raka Joni dalam bukunya Dimyati (1994 : 111) mengungkapkan bahwa

sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai

karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, guru membimbing dalam

terjadinya pengalaman belajar, tujuan kegiatan tidak hanya sekedar mengejar

standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam

mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih

diutamakandalam memutuskan titik tolak kegiatan.

Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar.Guru bukan satu-

satunya sumber informasi, guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang

memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau

ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari

dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu

karya.

Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis.

Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan

siswa secara utuh dan seimbang.

Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan

memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.

Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan

kemajuan siswa, serta mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa.


14

2.2 Tinjauan tentang Tipe Quiz Team

2.2.1 Pengertian

Tipe quiz team merupakan model pembelajaran aktif yang dikembangkan

oleh Mel Silberman, yang mana dalam tipe quiz team ini siswa dibagi menjadi

tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis

jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa

catatan.

Dalam tipe quiz team ini, diwali dengan guru menerangkan materi secara

klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota

kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan,

saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran

tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis.

Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi

antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi

yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggidalam pertandingan.

2.2.2 Prosedur Tipe Quiz Team

Silberman dalam Dalvi (2006) mengungkapkan prosedur pembelajaran

dengan menggunakan tipe Quiz Team adalah sebagai berikut:

1. Guru memilih topik yang bias disajikan dalam tiga segmen.

2. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar.

3. Guru menjelaskan skenario pembelajaran.

4. Guru menyajikan materi pelajaran.


15

5. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim

B ,tim C dan tim D menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.

6. Tim A memberikan kuis kepada ti B. jika tim B tidak dapat menjawab

pertanyaan, tim C atau tim D segera menjawabnya.

7. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C atau tim D,

dan mengulang proses tersebut.

8. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah

tim B sebagai pemandu kuis.

9. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari

pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.

2.3 Tinjauan tentang Minat Belajar Akuntansi Siswa

2.3.1 Pengertian Minat

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang

pengertian minat. Menurut Slameto (2003: 180) minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.

Menurut Sardiman (1992: 76) minat adalah suatu kondisi yang terjadi

apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan

dengan keinginan dan kebutuhannya sendiri.

Menurut Winkel (1991: 30) minat adalah kecenderungan yang mantap

dalam diri subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa

senang berkecimpung dalam dunia tersebut. Selanjutnya menurut Muhibin Syah


16

(2003: 151) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Dari beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa minat

belajar adalah kecenderungan untuk memperhatikan sesuatu dalam kegiatan

belajar yang merupakan modal untuk mencapai tujuan dengan rasa senang.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, yaitu faktor Internal dan

faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

sedang belajar. Faktor internal sangat besar pengaruhnya terhadap minat belajar

siswa.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor

eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non sosial.

2.3.3 Peranan Minat Belajar

Peranan minat belajar dan proses belajar mengajar, yaitu menimbulkan

perhatian spontan, mempermudah dan memperkuat ingatan bahan pelajaran,

mencegah terjadi gangguan perhatian, mencegah kebosanan.

Menimbulkan perhatian spontan dimana siswa yang berminat akan

memberikan perhatian secara spontan, tiba-tiba karena siswa melakukan sesuatu

karena dorongan hati bukan karena anjuran atau paksaan.


17

Mempermudah dan memperkuat ingatan bahan pelajaran. Siswa yang

berminat akan rajin, giat, dan tekun belajar selalu memperhatikan penjelasan guru

sehingga siswa mudah mengingat materi pelajaran dan dengan mudah siswa

menjawab dan menjelaskan materi.

Mencegah terjadi gangguan perhatian. Siswa yang berminat dengan

senang memperhatikan penjelasan guru, konsentrasi tinggi, dan kuat sehingga

gangguan yang dating tidak mudah mempengaruhi perhatian atau konsentrasi

siswa pada pelajaran.

Dengan adanya minat yang dimiliki siswa, siswa akan merasa senang

dalam mengikuti proses balajar mengajar dan tidak akan merasa bosan. Dan

kebosanan dapat dicegah.

2.3.4 Minat Belajar Akuntansi

Minat akuntansi adalah pemusatan motivasi, perhatian, dan keinginan dari

siswa pada pelajaran akuntansi. Untuk memahami lebih jauh tentang akuntansi,

siswa sebaiknya terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan

adanya minat belajar akuntansi, siswa dapat melakukan tindakan atau belajar

dengan senang, tidak merasa beban dan hasil yang dicapai akan memuaskan.

Penggunaan metode belajar yang dapat menarik minat siswa dapat

dipelajari dengan sebaik-baiknya. Minat seringkali timbul bila ada perhatian.

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses.

Minat studi membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat

pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu minat studi harus ditumbuhkan sendiri
18

oleh masing-masing siswa. Beberapa hal bisa dilakukan siswa untuk

menumbuhkan minat terhadap bidang studi akuntansi seperti yang diungkapkan

oleh (Loekmono, 1994: 61) yaitu: (1) Berusaha memperoleh informasi tentang

akuntansi, (2) melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bidang studi

akuntansi.

Adanya rasa suka dan ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi

akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari belajar.

Dengan adanya minat belajar maka siswa akan melakukan tindakan belajar

dengan kondisi yang menyenangkan dan hasil yang memuaskan. Minat belajar

dalam penelitian ini ditunjukkan dengan indikator dorongan siswa dalam

merespon pembelajaran, ketertarikan atau perasaan siswa ketika belajar dan

kemauan dalam mengerjakan tugas.

2.4 Tinjauan tentang Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang

pengertian belajar. Menurut Marris L. Brigge dalam Darsono (2003 : 3) belajar

adalah suatu perubahan yang menetapkan kehidupan seseorang yang tidak

diwariskan secara genetis Perubahan yang terjadi pada pemahaman, perilaku,

persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat

dari pengalaman dalam keadaan tertentu.


19

Menurut Oemar Hamalik (2003 : 27-28) belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan sehingga

akan terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.

Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu prosess usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara kesinambungan yang akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun belajar berikutnya. Dalam

belajar, perubahan akan bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang

lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Purwanto (1990 : 85) belajar adalah merupakan suatu perubahan

yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan

yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai

belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang bayi.

Menurut Sardiman (1992 : 22) belajar senantiasa merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar akan lebih

baik jika siswa itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Dari beberapa pegertian yang telah diungkapkan oleh para ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan

tingkah laku dalam diri seseorang (individu) yang disebabkan oleh proses aktif

yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.


20

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dari penjelasan di atas mengungkapakan bahwa belajar adalah perubahan

tingkah laku dalam diri seseorang yang disebabkan adanya pengalaman. Faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan,yaitu faktor

intern dan faktor ekstern (Slameto, 2003: 54).

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar. Faktor intern dikelompokka menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmaniah,

faktor psikologis, faktor kelelehan.

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor ekstern

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.

2.4.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya

terlihat dalam perubahan, kebiasaan, ketrampilan, sikap, pengamatan dan

kemampuan. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan dalam proses

belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar (Sudjana, 1990 : 22). Jadi hasil belajar adalah akibat dari

suatu aktivitas yang dapat diketahui perubahannya dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap melalui ujian tes atau ujian.

Menurut pendapat Bloom dalam Arikunto (2001 : 117) hasil belajar

dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan Psikomotorik. Ketiga
21

ranah tersebut dibedakan karena cirri-cirinya yang berbeda. Kognitif berhubungan

dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Afektif

berhubungan dengan pengembangan perasaan dan sikap siswa. Sedangkan

Psikomotorik berhubungan dengan cara siswa pada waktu mengembangkan kedua

hasil belajar tersebut, ketiga hasil belajar adalah saling berkaitan.oleh karena itu

penilaian hasil belajar merupakan upaya untuk mengukur tingkat pencapaian

tujuan pendidikan yang meliputi kemajuan dalam proses berfikir, kemajuan dalam

menggunakan panca indera dan kemampuan dalam pembinaan moral dan

kepribadian.

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu

faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern

Faktor intern yang ada dalam diri siswa. Faktor inter dapat dikelompokkan,

yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a. Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah meliput faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses kegiatan

seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia

akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya

lemah. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, kesehatan badanya harus tetap

terjamin.
22

Keadaan cacat tubuh mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga

terganggu.

b. Faktor pikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

Faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor yang

sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Siswa yang

intelegensinya rendah, sulit untuk mencapai hasil belajar yang baik.

Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi umumnya memiliki

perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu

menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik

kesimpulan dan melakukan abstraksi. Sebaliknya siswa yang kurang

cerdasmenunjukkan cirri-ciri belajar lebih lamban, memerlukan banyak latihan,

membutuhkan waktu yang lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi

(Hamalik, 2001 : 59).

Faktor Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu

objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai aktivitas belajar (Sardiman, 1992 : 44).

Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi, sangat penting

untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Bahan pelajaran yang tidak

menarik perhatian siswa, akan membosankan. Karena bosan siswa tidak ingin

belajar dan sebagai akibat, hasil belajarnya menjadi rendah atau menurun. Untuk

menimbulkan perhatian diperlukan dorongan atau moivasi. Dalam hal ini orang
23

tua di rumah, sangat diharapkan peranannya. Jika kebosanan terjadi di sekolah,

maka guru dapat mengarahkan siswa untuk memperhatikan pelajaran.

Minat belajar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

memiliki pengaruh yang besar. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai

hasil belajar dalam suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Minat mengarahkan

perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.

Dalam diri manusia terdapat motif-motif yang mendorong manusia untuk

berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar

(manipulate and exploring). Dari manipulasi dan explorasi yang dilakukan

terhadap dunia luar itu, lama kelamaan akan timbul minat terhadap sesuatu. Apa

yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih

baik (Purwanto, 1990 : 56).

Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih

giat lagi dalam belajar.

Motif yang kuat sangatlah perlu didalam belajar, didalam membentuk

motif yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan dan pengruh

lingkungan yang memperkuat, jadi latihan sangat perlu dalam belajar.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan

baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar.


24

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ekstern

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.

Keluarga lingkungan yang paling dekat dalam kehidupan siswa. Salah satu

faktor penentu dalam keluarga adalah orang tua.orang tua harus dapat

menciptakan suatu keadaan dimana si anak berkembang dalam suasana ramah

tamah, kejujuran dan kerjasama yang diperlihatkan oleh masing-masing anggota

keluarga dalam hidup mereka setiap hari. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil

belajar anak dalam keluarga, meliputi cara mendidik, hubungan orang tua dengan

anak dan ekonomi keluarga.

Sekolah sebagai tempat dimana siswa menuntut ilmu juga ikut

menentukan hasil belajar siswa. Hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa

dengan siswa lain, kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana yang

tersedia dan lain-lain. Masalah-masalah yang ada di sekolah dan kurang menarik

bagi siswa akan mengurangi minat belajar siswa di sekolah. Dan hasil belajar

yang diperoleh tidak akan maksimal.

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Jika masyarakat di sekitar siswa melakukan kebiasaan yang tidak baik,

akan berpengaruh jelek pada siswa yang ada di lingkungan itu. Akibatnya

belajarnya terganggu dab bahkan siswa kehilangan semangat belajar. Sebaliknya

sebaliknya jika lingkungan siswa adalah orang yang baik-baik, siswa terpngaruh
25

ke hal-hal baik. Pengaruh itu dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat, dan

hasil belajar yang diperoleh akan baik.

2.5 Kerangka Berfikir

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.

Karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh ketrampilan dan ilmu

pengetahuan sebagai bekal hidup dimasa depan. Untuk memperoleh ketrampilan

dan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu

melalui pembelajaran, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang

ditunjuk untuk membelajarkan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dapat

dilihat dari hasil belajarnya.Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal

diperlukan berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum, metode

belajar, serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di

sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, bisa bersumber dari

dalam diri manusia dan bersumber dari luar diri manusia (Arikunto, 1990 : 21).

Faktor yang bersumber dari diri manusia, seperti faktor kesehatan, intelegensi,

minat, perhatian dan sebagainya. Sedangkan untuk faktor yang bersumber dari

luar diri manusia, seperti Faktor keluarga, sekolah, kurikulum, metode mengajar

dan sebagainya.

Proses belajar mengajar merupakan peran penting dalam pencapaian hasil

belajar. Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggara pembelajaran, karena

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk membelajarkan siswa. Untuk


26

membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah

dengan menggunakan metode belajar yang tepat. Metode belajar yang dapat

membangkitkan minat siswa pada pelajaran dan pemahaman siswa pada mata

pelajaran akuntansi. Dengan metode belajar yang tepat dalam proses kegiatan

belajar mengajar, maka keberhasilan dalam belajar dapat tercapai.

Mata pelajaran Akuntansi merupakan mata pelajaran dasar di Sekolah

Menengah Kejuruan, terutama pada program keahlian Akuntansi. Ruang lingkup

mata pelajaran akuntansi di SMK kelas X AK meliputii pengertian akuntansi,

persamaan dasar akuntansi, siklus akuntansi perusahaan jasa, siklus akuntansi

perusahaan dagang. Untuk pokok bahasan pengertian akuntansi, persamaan dasar

akuntansi dan siklus akuntansi perusahaan jasa telah dipelajari pada semester satu.

Sedangkan untuk pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan dagang akan

dipelajari disemester dua. Untuk siklus akuntansi perusahaan dagang baik catatan-

catatan dan prosedur-prosedur akuntansinya tidak berbeda dengan akuntansi

perusahaan jasa. Jurnal penyesuaian harus dibuat sebelum menyusun laporan

keuangan akhir periode agar menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Dengan

tujuan memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban dengan yang belun,

dan antara pendapatan yang sudah menjadi hak dan belum.

Selama ini dalam melakukan pembelajaran akuntansi guru masih

menggunakan metode pembelajaran konvensional, yaitu metode cermah yang

sekali-kali divariasiakn dengan metode lain, seperti metode tanya jawab dan

pemberian latihan soal. Metode ini memposisikan siswa sebagai objek

pembelajaran dan guru sebagai pusat kegiatan belajar. Metode pembelajaran ini
27

cenderung menjadikan suasana menjadi kaku, monoton dan kurang

menggairahkan, sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan metode konvensional dalam proses belajar mengajar tidak

selalu jelek, jika penggunaan metode ini dipersiapkan dengan baik dan didukung

dengan alat dan media yang baik pula tidak menutup kemungkinan mendapatkan

hasil belajar yang baik. Dengan kemajuan dan semakin perkembangnya dunia

pendidikan, muncul banyak metode-metode pembelajaran yang dapat mendukung

proses belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

Metode belajar konvensional yaitu metode pembelajaran dengan ceramah,

tanya jawab dan latihan soal. Menurut Dalvi (2006) metode ini cenderung

menjadikan suasana belajar kaku, monoton dan kurang menggairahkan, sehingga

siswa menjadi kurang aktif dan tidak bersemangat dalam belajar. Untuk

membangkitkan semangat siswa dalam belajar adalah dengan penggunaan metode

belajar yang tepat.

Salah satu metode belajar yang dapat digunakan pada proses belajar

mengajar adalah metode belajar aktif Tipe Quiz Team. Metode belajar aktif Tipe

Quiz Team akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dalam

proses belajar mengajar dengan menggunakan metode belajar aktif Tipe Quiz

Team ini siswa bersama-sama dengan kelompoknya mempelajari materi dalam

lembaran kerja, mendiskusikan materi, saling memberikan arahan, saling memberi

pertanyaan dan jawaban. Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi dari

guru, akan tetapi juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru dan terakhir dari
28

kegiatan siswa adalah melakukannya dan mencobakan langsung. Sehingga siswa

tidak mudah lupa dan memahami materi tersebut.

Melalui pembelajaran dengan metode belajar aktif Tipe Quiz Team ini

diharapkan semua siswa dalam kelas aktif dalam memberikan pertanyaan dan

jawaban. Selain itu siswa juga mampu bekerjasama dengan siswa lainnya untuk

memahami materi. Dalam metode belajar aktif Tipe Quiz Team selain menuntut

siswa untuk aktif , di setiap pertemuan juga diadakan pertandingan akademis antar

tim yang mana di dalam kelas tersebut terbagi dari 4 kelompok besar. Dengan

adanya pertandingan akademis ini, maka terciptalah kompetisi antar kelompok,

para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar

dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Dengan adanya usaha

dan motivasi siswa dalam belajar, maka mereka akan merasa mudah dalam

menyelesaikan soal-soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang dan memperoleh

hasil belajar yang baik.

Menurut Rohani (2004: 170) keberhasilan belajar peserta didik tidak

semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya, tetapi juga ditentukan

oleh minat, perhatian, dan motivasi belajarnya. Sehingga studi mengenai

kebutuhan peserta didik dalam proses pengajaran menjadi bagian penting dalam

menumbuhkan minat, perhatian, dan motivasi belajarnya.

Metode quiz team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa

untuk bertanya ataupun menjawab. Untuk memperlancar proses belajar mengajar

dengan metode quiz team setiap anak harus memiliki bahan pelajaran, baik bentuk

buku atau diktat. Dalam penerapan metode quiz team, untuk hasil yang diperoleh
29

dalam bentuk nilai belum bisa diharapkan mampu menjamin adanya peningkatan.

Hal ini dibuktikan oleh penelitian Dalvi (2006).

Untuk mempermudah pemahaman mengenai kerangka berfikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan skema sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka berfikir

Siswa

Minat
siswa

Hasil Pembejaran
belajar Konvensional

Belajar
Aktif
H2

- Ceramah
Tipe Quiz Teami - Siswa pasif
- Diskusi kelompok. - Latihan Soal
- Siswa aktif
- Pertandingan
H4 akademis antar
kelompok/ tim.

Minat
Minat Siswa
Siswa H1

Hasil
Hasil H3 Belajar
Belajar
30

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat perbedaan minat belajar siswa antara penggunaan metode belajar

aktif tipe quiz team dengan pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah dan latihan soal.

H2 : Terdapat perbedaan minat belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan

sesudah pembelajaran dengan metode belajar aktif tipe quiz team.

H3 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara penggunaan metode belajar

aktif tipe quiz team dengan pembelajaran konvensional dengan

menggunakan metode ceramah dan latihan soal.

H3 : Terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas ekperimen sebelum dan

sesudah menngunakan menggunakan metode belajar aktif tipe quiz team.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002 : 108 ).

Populasi dari penelitian ini adalah keseluruan dari siswa kelas X Program

Keahlian Akuntansi SMK Negeri 3 Jepara yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu

kelas X AK1 dan X AK2. Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Jumlah dari masing-masing yaitu untuk kelas X

AK1 sebanyak 39 siswa dan untuk kelas X AK2 sebanyak 40 siswa.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa yaitu dengan

menggunakan metode belajar konvensional dan dengan menggunakan metode

belajar aktif tipe quiz team. Serta hasil belajar siswa, dengan menggunakan

metode belajar konvensional dan metode belajar aktif tipe quiz team.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Desain Randomized Control

Group Pretest-Posttest. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berkut :

1. Memilih unit percobaan secara random

2. Membagi unit percobaan menjadi 2 kelompok. Kelompok satu diberi

perlakuan (kelompok eksperimen), sedangkan kelompok dua tanpa perlakuan

(kelompok kontrol)

31
32

3. Memberikan Pre-test untuk kedua kelompok dan menghitung mean prestasi

untuk masing-masing kelompok.

4. Memberikan Post-test untuk kedua kelompok dan menghitung mean prestasi

dari masing-masing kelompok.

5. Menghitung perbedaan mean (post-test dan pre-test) dari masing-masing

kelompok dan dibandingkan perbedaan tersebut secara statistik.

Tabel 2. Desain Pembelajaran


Kelompok Pengukuran Perlakuan Pengukuran
(Pre-test) (Post-test)
Kelompok
Eksperimen T o A T 1
Kelas X AK1
Kelompok
Kontrol T o B T 2
Kelas X AK2

Keterangan:

A : Pembelajaran dengan menggunakan metode belajar aktif tipe quiz

team

B : Pembelajaran tanpa menggunakan metode belajar aktif tipe quiz team

Dalam rancangan penelitian ini, variabel kontrol dan variabel eksperimen

perlu dilakukan kesamaan yang meliputi usaha-usaha sebagai berikut:

1. Menggunakan uji statistik yang meliputi uji mean matching, varian matching,

dan t-matching.

2. Mengontrol faktor-faktor penggangu.

Penelitian dapat dilakukan jika ada faktor-faktor yang perlu dikontrol.

Faktor-faktor tersebut adalah:


33

a. Faktor guru

Pada faktor ini, guru harus dipersiapkan secara matang dalam melaksanakan

metode-metode pembelajaran dan dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya.

b. Faktor lingkungan

Pada faktor ini, ruang kelas yang digunakan untuk percobaan dipilih

sedemikian rupa sehingga pengaruh panas sinar matahari dan gangguan-

gangguan luar seperti latihan-latihan, kunjungan-kunjungan atau keributan

dari kelas lain dapat dikendalikan.

c. Faktor motivasi

Untuk mengontrol faktor motivasi, butir-butir soal latihan perlu disusun

dengan baik, dimana butir soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah akan memotivasi siswa untuk belajar memecahkan soal-soal latihan.

d. Faktor jam pelajaran

Faktor jam pelajaran dapat menjadi faktor pengganggu apabila digunakan

pada waktu yang kurang tepat. Dalam penelitian ini dipilih waktu pelajaran

mulai jam pertama agar siswa masih dalam keadaan segar dalam berfikir.

3.4 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari perencanaan, tindakan

(pelaksanaan), dan evaluasi.

1. Perencanaan

a. mempelajari kurikulum pelajaran akuntansi dan buku ajar untuk

mempersiapkan bahan ajar atau satuan acara pembelajaran (SAP)


34

b. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif tipe quiz

team yang dilaksanaan pada pertemuan pertama dimulainya penelitian

tindakan kelas.

c. Menyusun ringkasan materi yang akan diajarkan.

d. Mempersiapkan soal-soal cadangan, sebagai antisipasi kemungkinan jika

siswa tidak mempersiapkan soal.

e. Menyusun kuesioner tentang minat siswa pada pelajaran akuntansi.

2. Tindakan (pelaksanaan)

a. Kelas kontrol

1) Menyebarkan kuesioner, yang berisi pertanyaan tentang minat belajar

akuntansi siswa.

2) Memberikan pre-test pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa sebelum pembelajaran.

3) Memberikan materi tentang akuntansi perusahaan dagang dengan

menggunakan metode ceramah dan divariasikan dengan metode lain, yaitu

diskusi dan latihan soal.

4) Memberikan post-test kepada siswa yang bertujuan mengukur hasil belajar

siswa setelah pembelajara.

5) Memberikan kuesioner, yang berisi pertanyaan tentang minat belajar akuntansi

siswa.

b. Kelas eksperimen

1) Menyebarkan kuesioner, yang berisi pertanyaan tentang minat belajar

akuntansi siswa.
35

2) Memberikan pre-test pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa sebelum pembelajaran.

3) Memilih materi yang akan disajikan

4) Membagi siswa kedalam empat kelompok besar yaitu tim A, tim B, tim C dan

tim D.

5) Menyajikan materi pelajaran secara klasikal.

6) Tim A diminta untuk menyiapkan kuis jawaban dari materi yang sedang

dipelajari

7) Tim A memberikan kuis kepada tim B, tim C dan D untuk segera dijawab.

8) Menilai perkembangan keaktifan siswa selama pembelajaran.

9) Memberikan post-test yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah pembelajaran.

10) Menyebarkan kuesioner, yang berisi pertanyaan tentang minat belajar siswa

pada akuntansi.

3. Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar siswa yang telah mengikuti pembelajaran baik

di kelas control maupun di kelas eksperimen. Kemudian dari hasil belajar tersebut

dibandingkan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team terhadap hasil belajar akuntansi

siswa dibandingkan dengan penggunaan metode belajar konvensional.


36

3.5 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengungkap data tentang pengaruh penggunaan metode belajar

aktif tipe quiz team terhadap hasi belajar akuntansi perusahaan dagang, maka data

tersebut diperoleh dengan menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data,

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, surat kabar,

majalah, dan sebagainya (Arikunto, 2002 : 206).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa nama siswa, jumlah

siswa, dan nilai ulangan harian siswa kelas X AK semester 1.

2. Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis guna memperoleh

informasi atau data tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

sebelum dan setelah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team. Kuesioner

dalam penelitian kuesioner berisi pertanyaan mengenai minat belajar siswa pada

akuntansi.

Untuk mengukur variabel minat belajar ditentukan dengan memberi skor

dari jawaban angket yang diisi responden denagn ketentuan:

Pilihan jawaban a memiliki skor 4

Pilihan jawaban b memiliki skor 3

Pilihan jawaban c memiliki skor 2

Pilihan jawaban d memiliki skor 1


37

3. Metode tes

Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pencapaian hasil belajar.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar

akuntansi siswa.

3.6 Instrumen penelitian

3.6.1 Soal Tes

a. Penyusunan Tes

Langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut :

1) Pembatasan materi yang akan diteskan

2) Menentukan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes

3) Menentukan jumlah butir soal

4) Menetukan tipe tes

5) Menentukan jenjang yang meliputi aspek C1, C2, C3 dan C4

6) Menentukan kisi-kisi soal

b. Uji Coba Perangkat Tes

Setelah perangkat tes disusun, ssoal tes diuji cobakan kepada objek

tertentu untuk mngetahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda. Objek yang menjadi uji coba tes dalam penelitian ini adalah kelas XI

AK karena siswa kelas XI AK telah mendapatkan materi akuntansi perusahaan

jasa di kelas X.
38

c. Analisis Perangkat tes

1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kesahihan

suatu instrument. Tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur apa

yang diukur.

Cara menghitung validitas butir soal tes dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan antara skor total dengan skor butir soal ke dalam

rumus rpbis :

M p − Mt p
rpbis =
St q

Keterangan:

r : koefesien korelasi biserial

Mp : rata-rata skor dari subyek yang menjawab benar bagi item yang dicari

validitasnya.

Mt : rata-rata skor total

St : standar deviasi dari skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah

rpbis rpbis
Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis dengan taraf

signifikan 5%. Jika rpbis > rtabel maka item soal tersebut valid (Arikunto 2001:

79).

Klasifikasi validitas butir soal yang baik adalah:


39

0,800 ≤ r ≤ 1,000 : sangat tinggi

0,600 ≤ r ≤ 0,800 : tinggi

0,400 ≤ r ≤ 0,600 : cukup

0,200 ≤ r ≤ 0,400 : rendah

0,000 ≤ r ≤ 0,200 : sangat rendah

Hasil perhitungan validitas instrument uji coba menunjukkan bahwa tidak

semua soal termasuk dalam kategori soal valid. Butir soal yang tergolong valid

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Ringkasan validitas soal uji coba


No Kriteria No. Soal Jumlah
1. Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 30
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21,
22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 31,
32, 33, 34, 35.
2. Tidak valid 3, 9, 20, 24, 30. 5
Sumber: Data penelitian 2007, diolah.

2) Realibilitas

Realibilitas menunjukka pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 : 154).

Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus K-R

20 yang dikemukakan oleh Kurder dan richardson karena alat evaluasi berbentuk

tes pilihan ganda. Rumus tersebut adalah:


40

⎡ k ⎤ ⎡Vt − ∑ pq ⎤
r11 = ⎢ k − 1⎥ ⎢ ⎥
⎣ ⎦⎣ Vt ⎦

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah

vt : varians total

(Arikunto 2002: 164)

Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel .

Apabila r11 > rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan taraf signifikan 5% dan N=39

diperoleh rtabel = 0,316, perhitungan r11 =0,874. setelah dibandingkan r11 > rtabel

berarti soal tes uji coba reliable.

3) Tingkat Kesukaran

Soal tes yang baik yaitu tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Dengan soal yang terlalu mudah, minat siswa untuk memecahkan soal tersebut

berkurang karena dianggap kurang menantang. Sebaliknya soal yang terlalu sukar

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

memecahkan soal karena mereka menganggap hal tersebut diluar kemampuan

mereka. Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal adalah

sebagai berikut :
41

JB A + JBB
IK =
JS A + JS B

Keterangan:

IK : indeks keseluruhan

JB A : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok

bawah

JS A : banyaknya siswa pada kelompok atas

JS B : banyaknya siswa pada kelompok bawah

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

IK = 0,00 adalah soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 adalah soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 adalah soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 adalah soal mudah

Analisis tingkat kesukaran instrument uji coba dilakukan untuk

mengetahui keseimbangan perangkat tes yang disusun. Dari perhitungan yang

dilakukan diperoleh hasil pada tabel berikut.

Tabel 4. Ringkasan tingkat kesukaran soal uji coba


No Kriteria No. soal Jumlah %
1 Sukar 3, 9, 11, 20, 24, 29. 6 17.2
2 Sedang 12,13,14,15,18,30,31,32,33,34, 11 31,4
35.
3 Mudah 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 16, 17, 19, 18 51,4
21, 22, 23, 25, 26, 27, 28.
Sumber: Data Penelitian 2007, diolah.
42

4) Daya Pembeda

Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda

soal adalah sebagai berikut:

JB A − JBB
DP =
JS A

Keterangan:

DP : daya pembeda soal

JB A : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas

JBB : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah

JS A : banyaknya siswa pada kelompok atas

Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

DP = 0,00 adlah sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 adalah jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 adalah cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 adalah baik

0,70 < DP ≤ 1,00 adalah sangat baik

Analisis daya pembeda instrument uji coba dilakukan untuk mengetahui

bahwa butir soal memiliki daya pembeda jelek, cukup, baik. Dari perhitungan

yang dilakukan diperoleh hasil pada tabel berikut.

Tabel 5. Ringkasan daya pembeda soal uji coba


No Kriteria No. soal Jumlah %
1 Jelek 3, 9, 11, 20, 24, 29. 5 14,3
2 Cukup 13, 14, 16, 18, 30, 33. 6 17,1
3 Baik 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 15,
17, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 24 68,6
31, 32, 34, 35.
3.6.2 Kuesioner atau Angket
43

a. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut :

1) Menentukan indikator

2) Menentukan waktu yang diperlukan untuk mengisi kuesioner atau angket.

3) Menentukan jumlah butir kuesioner atau angket

4) Menetukan tipe kuesioner

5) Menentukan kisi-kisi soal.

b. Uji Coba Perangkat Tes

Setelah kuesioner disusun, kuesioner diuji cobakan kepada objek tertentu

untuk mengetahui validitas, realibilitas angket.

c. Analisis kuesioner atau angket

1. Validitas butir angket

Teknik analisa yang digunakan untuk mengukur validitas butir soal adalah

product moment. Adapun rumus yang digunakan :

Ν Σ ΧΥ − (Σ Χ )(Σ Υ )
rxy =
{Ν Σ Χ − (Σ Χ )} {Ν Σ Υ − (Σ Υ )
2 2 2 2

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

X : skor butir atau faktor X

Y : skor butir atau faktor Y

N : banyaknya anggota uji coba

(Arikunto 2002 :146)


44

Hasil perhitungan validitas uji coba untuk variabel minat belajar

menunjukkan bahwa semua soal termasuk dalam kategori soal valid. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Ringkasan validitas uji coba angket


No item rxy r tabel kriteria
1 0.767 0.514 valid
2 0.541 0.514 valid
3 0.740 0.514 valid
4 0.637 0.514 valid
5 0.545 0.514 valid
6 0.632 0.514 valid
7 0.769 0.514 valid
8 0.614 0.514 valid
9 0.634 0.514 valid
10 0.685 0.514 valid
11 0.839 0.514 valid
12 0.795 0.514 valid
13 0.878 0.514 valid
14 0.705 0.514 valid
15 0.745 0.514 valid
16 0.802 0.514 valid
17 0.746 0.514 valid
18 0.572 0.514 valid
19 0.739 0.514 valid
20 0.591 0.514 valid
Sumber: Data penelitian 2007, diolah.

2. Reliabilitas Angket

Realibilitas menunjukka pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 : 154).

Dalam penelitian ini reliabilitas angket diukur dengan menggunakan

rumus Alpha, adalah:


45

⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ 2 ⎤
r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − b

⎣ (k − 1) ⎦ ⎢⎣ σ 21 ⎥⎦

keterangan:

r11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan

∑σ 2
b : jumlah varian butir

σ 12 : varian total

(Arikunto 2002: 171)

Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel .

Apabila r11 > rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan taraf signifikan 5% dan N=15

diperoleh rtabel = 0,514 perhitungan r11 =0.933. setelah dibandingkan r11 > rtabel

berarti soal tes uji coba reliabel.

3.7 Metode Analisis Data

1. Pengujian tahap awal

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu diadakan matching antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Tujuannya adalah agar dalam

penelitian kedua kelompok berangkat dari titik yang sama (Sutrisno Hadi 1992:

475). Penyepadanan ini dilakukan dengan Matched Group Design atau M-G.

Dalam penelitian ini, matching dilakukan terhadap nilai hasil belajar yang

diambil dari nilai pre-test.


46

Pola M-G terdiri dari tiga langkah yaitu:

a. Mean matching

Mean matching adalah persamaan dari kelompok yang turut dalam

penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila mean

kedua kelompok sama atau hampir sama, maka dikatakan data tersebut telah di

matching. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kelas eksperimen:

Mc =
∑X e

ne

Keterangan:

M e :mean matching pada kelompok eksperimen

X e : jumlah nilai kelompok eksperimen

ne : banyaknya subjek pada kelompok eksperimen

Kelas kontrol:

Mk =
∑X k

nk

Keterangan:

M k : mean matching pada kelompok kontrol

X k : jumlah nilai kelompok kontrol

nk : banyaknya subjek pada kelompok control

b. Varian matching

Varian matching digunakan untuk mempersamakan antara varian dari

kedua kelompok. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


47

Vb
f (nb − 1, nk − 1) =
Vk

Keterangan:

Vb : varians yang lebih besar

Vk : varians yang lebih kecil

nb : jumlah subyek yang mempunyai varians besar

nk : jumlah subyek yang mempunyai varians kecil

(Sutrisno Hadi 1992: 477)

Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap data yang ada dibandingkan

dengan nilai F tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 5% sehingga dapat

diketahui apakah varian-varian tersebut berbeda atau tidak. Jika Fhitung < Ftabell

maka dikatakan kedua kelompok berasal dari populasi yang sama.

c. t-matching

t-matching merupakan perpaduan antara mean matching dengan varian

matching. Rumus yang digunakan dalam t-matching adalah sebagai berikut:

Mk − Me
t=
SD Mk + SD 2 Me
2

Keterangan:

Mk : mean kelompok kontrol

Me : mean kelompok eksperimen

SD2Mk : varian matching kelompok kontrol

SD2Me : varian matching kelompok eksperimen

nk : banyaknya anggota kelompok kontrol

ne : banyaknya anggota kelompok eksperimen.


48

Nilai t data ini dikonsultasikan dengan t tabel dengan derajat kebebasan dk

= n1+n2-2. jika t data lebih besar daripada t tabel maka kedua kelompok telah

sepadan.

2. Pengujian tahap akhir

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak.

Digunakan rumus Chi-Kuadrat.

k (Oi − Ei )
2

X =2

∑ Ei
i =1

Keterangan:

X2 : Chi Kuadrat

Ei : frekuensi yang diharapkan

Oi : frekuensi pengamatan

Jika X2 hitung < X2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-3 maka data

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki

tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians

data dari kedua kelompok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

var ianterbesar
F=
var ianterkecil

(Sutrisno Hadi 1992: 479)


49

Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel

yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel dan Ho

ditolak jika Fhitung > Ftabel.

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji perbedaan rata-rata maka pasangan hipotesis yang akan

diuji yaitu:

Ho : µ1 = µ2

Ho : µ1 ≠ µ2

Maka digunakan rumus:


− −
x1 − x 2
t=
1 1
s +
n1 n2

dengan:

s 2
=
(n1 − 1)s1 + (n2 − 1)s 2
2 2

n1 + n2 − 2

Terima Ha jika –t1-1/2α(n1+n2-2) < t < t1-1/2α(n1+n2-2)

(Sudjana 1996: 239)

Uji t ini digunakan apabila kedua kelompok mempunyai varian yang sama,

apabila secara signifikan terjadi perbedaan varian maka uji t yang digunakan

adalah:
− −
x1 − x 2
t' =
2 2
s1 s
+ 2
n1 n2

(Sudjana 1996: 241)


50

Kriteria pengujiannya adalah dtiolak Ho jika diperoleh:

w1t1 + w2 t 2
t' >
w1 + w2

Dengan:

2 2
s1 s
w1 = , w2 = 2
n1 n2

t1 = t(1-α)(n1-1) t2 = t(1-α)(n2-1)

Keterangan:


x1 : nilai rata-rata kelompok eksperimen


x2 : nilai rata-rata kelompok kontrol

2
s1 : varians data pada kelompok eksperimen

2
s2 : varians data pada kelompok kontrol

n1 : banyaknya subyek pada kelompok eksperimen

n2 : banyaknya subyek pada kelompok kontrol

d. Uji ketuntasan hasil belajar

Setelah melalui tahap awal dan tahap akhir, maka dilanjutkan dengan uji

ketuntasan belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu metode pengajaran

berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran

secara tuntas, sehingga metode tersebut dikatakan efektif. Seorang siswa

dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut telah mencapai nilai standar yaitu

telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 7,0. jika siswa tersebut

tidak mencapai nilai 7,0 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas belajar
51

sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:


X − μ0
t=
s
n

Keterangan:


X : nilai rata-rata kelompok eksperimen

μ0 : nilai rata-rata standar

s : standar deviasi

Terima Ha jika t hitung > t1-α(n-1)

(Sudjana 1996: 193)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Peneltian

SMK Negeri 3 Jepara terletak di Jl. K.S Tubun no. 3 Jepara yang dipimpin

oleh Drs. Inti Murdaningarso, M.Pd, yang dulunya bernama SMEA “PEMDA”

JEPARA. SMEA “PEMDA” JEPARA mulai berdiri tanggal 1 Januari 1974 yang

didirikan oleh pemerintah Daerah Tingkat II sebagai wujud dari Program

Pembangunan Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara agar ada lembaga Pendidikan

Kejuruan Ekonomi Atas yang dapat menampung dan memberikan pendidikan dan

latihan-latihan kepada lulusan SMP dalam bidang pembukuan, perkantoran dan

pemasaran.

Saat ini SMK Negeri 3 Jepara memiliki 23 kelas dan 4 program keahlian,

yaitu multimedia, akuntansi, administrasi perkantoran, dan penjualan. Yang

masing-masing terdiri dari delapan kelas untuk kelas X, delapan kelas untuk kelas

XI, dan tujuh kelas untuk kelas XII dengan sebanyak 79 siswa sebagai subyek

dalam penelitian ini. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas X AK1 dan X AK2.

4.1.2 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa

4.1.2.1 Deskripsi Data Awal Siswa

Kemampuan awal siswa sebelum diadakan pembelajaran dari kedua

kelompok dapat dilihat pada tabel berikut.

52
53

Tabel 7. Kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran


Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 39 40
Rata-rata 65.97 69.43
Varians 79.2888 56.8147
Standar deviasi 8.90 7.54
Maximal 83 80
Minimal 53 53
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 22 hal. 128

Berdasarkan tabel diatas, dari 39 siswa kelompok eksperimen rata-rata

kemampuan awalnya sebesar 65.97, sedangkan dari 40 siswa kelompok kontrol

sebesar 69.43. kemampuan awal tertinggi untuk kelompok eksperimen sebesar 83

dan kelompok kontrol sebesar 80, sedangkan kemampuan terendahnya untuk

kelompok eksperimen 53 dan kelompok kontrol 53.

4.1.2.2 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data pre-test dari kedua kelompok dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 8. Hasil uji normalitas data pre-test


Sumber variasi Eksperimen Kontrol
χ hitung
2 1.4315 4.9518
dk 3 3
χ tabel
2 7.81 7.81
kriteria Normal Normal
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 23 hal. 130

Berdasarkan hasil analisis diperoleh χ hitung


2
untuk kelompok eksperimen

sebesar 1.4315 dan kelompok kontrol sebesar 4.9518. kedua nilai tersebut lebih

kecil dari χ tabel


2
pada taraf kesalahan 5% dengan dk=3 yaitu 7.81 yang berarti

bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.


54

4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Varian

Hasil uji kesamaan dua varian data pre-test antara kelompok eksperimen

dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9.Hasil uji kesamaan dua varian data pre-test


Kelompok Varian dk Fhitung Ftabel
Eksperimen 79.2888 38 1.3956 1.9
Kontrol 56.8147 39
Sumber: data penelitian 2007, diolah. Lampiran 22 hal 129

Berdasarkan analisi tersebut diperoleh Fhitung sebesar 1.3956 < Ftabel

sebesar 1.9 dengan dk (38:39) yang berarti kedua kelompok mempunyai varian

yang tidak berbeda.

4.1.2.4 Uji Perbedaan Rata-rata Pre-Test.

Hasil uji perbedaan rata-rata data pre-test antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Hasil uji perbedaan rata-rata data pre-test


Kelompok Rata-rata dk thitung ttabel

Eksperimen 65.97 38 -2.034 2.33632


Kontrol 69.43 39
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 22 hal. 129

Berdasarka tabel tersebut diperoleh thitung sebesar -2.034 yang berada pada

daerah penerimaan Ho yaitu antara -2.34 sampai 2.34 yang bearti tidak ada

perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol

mempunyai kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok

bahasan jurnal penyesuaian perusahaan dagang sebelum mengikuti pembelajaran.


55

4.1.3 Analisis Data Hasil Belajar dan Minat Belajar Akuntansi Siswa

4.1.3.1 Deskripsi Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dari kedua kelompok

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Deskripsi data hasil belajar setelah pembelajaran


Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 39 40
Rata-rata 83.18 79.60
Varians 52.7827 36.4000
Standar deviasi 7.27 6.03
Maximal 97 93
Minimal 70 67
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 26 hal. 147

Berdasarkan tabel diatas, dari 39 siswa kelompok eksperimen rata-rata

hasil belajara setelah pembelajaran mencapai 83.18, sedangkan dari 40 siswa

kelompok kontrol mencapai 79.60. Hasil belajar tertinggi untuk kelompok

eksperimen mencapai 97 dan kelompok kontrol mencapai 93, sedangkan hasil

belajar terendah untuk kelompok eksperimen 70 dan kelompok kontrol 67.

4.1.3.2 Uji Normalitas Data Post-Test

Hasil uji normalitas data post-test dari kedua kelompok dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 13. Hasil uji normalitas data post-test


Sumber variasi Eksperimen Kontrol
χ hitung
2 4.3645 6.5700
dk 3 3
χ tabel
2 7.81 7.81
kriteria Normal Normal
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 27 hal. 148
56

Berdasarkan hasil analisis diperoleh χ hitung


2
untuk kelompok eksperimen

sebesar 4.3645 dan kelompok kontrol sebesar 6.5700. kedua nilai tersebut lebih

kecil dari χ tabel


2
pada taraf kesalahan 5% dengan dk=3 yaitu 7.81 yang berarti

bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.

4.1.3.3 Uji Kesamaan Dua Varian Data Post-Test

Hasil uji kesamaan dua varian data post-test antara kelompok eksperimen

dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Hasil uji kesamaan dua varian data post-test


Kelompok Varian dk Fhitung Ftabel
Eksperimen 52.7827 38 1.4501 1.9
Kontrol 36.4000 39
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 28 hal. 150

Berdasarkan analisi tersebut diperoleh Fhitung sebesar 1.4501 < Ftabel

sebesar 1.9 dengan dk (38:39) yang berarti kedua kelompok mempunyai varian

yang tidak berbeda.

4.1.3.4 Uji Perbedaan Rata-rata Data Post-Test

Hasil uji perbedaan rata-rata data post-test antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Hasil uji perbedaan rata-rata data post-test


Kelompok Rata-rata dk thitung ttabel
Eksperimen 83.18 38 2.385 1.99
Kontrol 79.60 39
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 29 hal. 151
57

Berdasarka tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 2.385 > ttabel sebesar

1.99 untuk α =5% dengan dk=77, yang bearti ada perbedaan hasil belajar

akuntasni pada pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan dagang antara

metode belajar aktif tipe quiz team dengan pembelajaran konvensional pada siswa

kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 ditinjau dari rata-rata hasil

belajar yang diperoleh terlihat bahwa hasil belajar kelompok eksperimen yang

mendapatkan pengajaran dengan metode belajar aktif tipe quiz team (83.18) lebih

tinggi dari hasil belajar siswa yang mendapatkan pengajaran denhan metode

konvensional (79.60).

4.1.3.5 Uji Ketuntasan Belajar

Hasil uji ketuntasan belajar siswa yang mengikuti pembelajaran pada

kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan metode belajar aktif tipe quiz

team dan kelompok kontrol yaitu dengan metode konvensional dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 16. Hasil uji ketuntasan belajar


Sumber variasi Eksperimen Kontrol

t hitung 11.3288 10.0635


dk 38 39
t tabel 2.0244 2.0227
kriteria tuntas tuntas
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 30 hal. 152

Berdasarkan hasil uji ketuntasan belajar pada kelompok eksperimen

diperoleh t hitung sebesar 11.3288 > t tabel 2.0244 untuk α =5% dengan dk=38 dan

t hitung berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti hasil belajarnya lebih dari

70 atau telah mencapai ketuntasan belajar.


58

Sedangkan pada kelompok kontrol, diperoleh t hitung sebesar 10.0635 >

t tabel 2.0227 untuk α =5% dengan dk=39 t hitung berada pada daerah penolakan Ho,

yang berarti hasil belajarnya lebih dari 70 atau telah mencapai ketuntasan belajar.

Meskipun kedua kelompok telah mencapai ketuntasan belajar, namum nilai rata-

rata hasil belajar akuntansi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol.

4.1.3.6 Uji Perbedaan Minat Belajar

Hasil uji perbedaan minat belajar antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16. Hasil uji perbedaan rata-rata minat belajar


Kelompok Rata-rata dk thitung ttabel
Eksperimen 53.85 38 2.631 1.99
Kontrol 49.70 39
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 33 hal. 156

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 2.631 > ttabel sebesar

1.99 dengan dk= 77 hal ini menunjukkan t berada pada daerah penolakan Ho, dan

dapat disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen mempunyai minat belajar

yang lebih baik daripada kelompok kontrol atau kedua kelompok mempunyai

minat belajar yang berbeda.


59

4.1.3.7 Uji Perbedaan Minat Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen

Sebelum dan Sesudah Pembelajaran.

Hasil uji perbedaan minat belajar pada kelompok eksperimen sebelum dan

sesudah pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Hasil uji perbedaan rata-rata minat belajar


kelompok eksperimen
Kelompok Rata-rata dk thitung ttabel
Eksperimen 2 53.85 38 1.142 1.99
Eksperimen 1 51.87 38
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 36 hal. 159

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 1.142 < ttabel sebesar

1.99 untuk α 5% dengan dk= 76, hal ini menunjukkan bahwa t berada pada

daerah penerimaan Ho dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan minat

belajar siswa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran.

4.1.3.8 Uji Perbedaan Pre-tes dan Post-tes Kelompok Eksperimen

Hasil uji perbedaan pre-tes dan post-test kelompok eksperimen dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Hasil uji perbedaan rata-rata pre-tes dan post-tes


kelompok eksperimen.
Kelompok Rata-rata dk thitung ttabel
Eksperimen 2 83.18 38 9.349 1.99
Eksperimen 1 65.97 38
Sumber: Data penelitian 2007, diolah. Lampiran 39 hal. 162

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 9.349 < ttabel sebesar

1.99 untuk α 5% dengan dk= 76, hal ini menunjukkan bahwa t berada pada
60

daerah penolakan Ho maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil

pre-test dan post-tes siswa pada kelompok eksperimen.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data kondisi awal penelitian tindakan kelas, menunjukkan

bahwa kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

relatif sama. Hal ini ditunjukkan dari data pre-test kedua kelompok. Pada

kelompok eksperimen rata-rata kemampuan awalnya sebesar 65.97, sedangkan

pada kelompok kontrol sebesar 69.43. Melalui uji t diperoleh t hitung sebesar -

2.034 yang berada pada daerah penerimaan Ho yang berada pada selang -2.34

sampai 2.34 yang merupakan batas kritik uji t untuk α = 5% dengan dk= 77. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada kemampuan awal dari kedua

kelompok.

Selain itu minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

pembelajaran diuji kesamaan dua varian dan diperoleh Fhitung sebesar 1.4332 <

Ftabel sebesar 1.99 dengan dk (38:39) hal ini menunjukkan bahwa antara

kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda.

Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, siswa dikelompokkan

menjadi empat tim yang terdiri dari tim A, B, C dan D. Selanjutnya peneliti

menjelaskan materi jurnal penyesuaian perusahaan dagang secara klasikal. Dalam

pembelajaran model belajar aktif tipe quiz team salah satu hal yang terpenting

adalah diskusi kelompok. Pada diskusi kelompok, peneliti menugasi siswa untuk

mendiskusikan atau mempelajari bersama-sama materi jurnal penyesuaian


61

perusahaan dagang yang meliputi harga pokok penjualan, akun-akun yang perlu

penyesuaian dan cara menyesuaikan. Pada saat diskusi kelompok terlihat hanya

sebagian siswa yang aktif dalam diskusi dan yang lain masih kelihatan pasif

Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, diadakan pertandingan

akademis antar kelompok diskusi yang telah dibentuk pada awal pembelajaran

yang merupakan salah satu model pembelajaran. Dalam pertandingan akademis

terlihat sebagian besar siswa aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh tim lain. Hal ini sependapat dengan Dalvi (2006) yang menyatakan

bahwa metode quiz team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa

untuk bertanya ataupun menjawab.

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan metode belajara aktif tipe quiz team dan kelompok kontrol dengan

menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan latihan soal, terlihat bahwa

hasil belajar atau post-tes dari kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan.

Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t yang diperoleh t hitung sebesar 2.835 yang berada

pada daerah penolakan Ho untuk α = 5% dengan dk= 77. Dengan demikian

berarti bahwa pembelajaran aktif tipe quiz team dapat mempengaruhi hasil belajar

pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan dagang, dan hasilnya menunjukkan

bahwa kelompok eksperimen mencapai hasil belajar (83.18) yang lebih baik

daripada kelompok kontrol (79.60).

Pengaruh pembelajaran aktif tipe quiz team terhadap hasil belajar

akuntansi menunjukkan bahwa nilai hasil belajar pada kelompok eksperimen

berbeda dengan nilai hasil belajar pada kelompok kontrol. Hasil belajar pada
62

kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata yang lebih baik daripada hasil

belajar pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat selama proses pembelajaran

pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran aktif tipe quiz team yaitu

diskusi kelompok dan pertandingan akademis. Sedangkan proses pembelajaran

pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah dan latihan soal.

Penerapan metode belajar aktif tipe quiz team pada pembelajaran

akuntansi memberikan peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar

dibandingkan penerapan metode konvensional yaitu metode ceramah dan latihan

soal. Keaktifan ini merupakan keinginan siswa bertanya ataupun menjawab

materi jurnal penyesuaian perusahaan dagang kepada sesama kelompok atau

dengan kelompok lain. Sehingga suasana kelas lebih hidup dan siswa bersemangat

dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran ini dapat

membekali siswa untuk mencapai kompetensi dalam materi jurnal penyesuaian

perusahaan dagang.

Berbeda dengan kelas kontrol, yang menggunakan metode konvensional

yaitu metode ceramah dan latihan soal. Metode ini lebih berfokus pada guru,

siswa terlihat kurang aktif dan kurang produktif karena proses pembelajaran

berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu dari guru

kepada siswa. Metode ini cenderung menjadikan suasana belajar kaku, monoton

dan membosankan, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan tidak ada semangat

dalam belajar. Keaktifan siswa cenderung pada saat dilakukan latihan soal. Pada
63

kondisi ini motivasi siswa cenderung lebih rendah dari pada kelompok

eksperimen, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Hasil belajar yang dicapai dari kedua kelompok terjadi peningkatan yang

nyata. Namun rata-rata hasil belajar dari kelompok kontrol relatif lebih rendah

(79.60) dibandingkan dengan kelompok eksperimen (83.18). meskipun demikian

dari kedua kelompok telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini ditunjukkan dari

hasil uji ketuntasan belajar untuk kelompok eksperimen diperoleh t hitung sebesar

11.3288 dan t tabel sebesar 2.0244, yang berarti t berada pada daerah penolakan Ho

dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya lebih dari 70 atau telah mencapai

ketuntasan belajar. Demikian halnya dengan kelompok kontrol, hasil uji

ketuntasan belajar diperoleh t hitung sebesar 10.0635 dan t tabel sebesar 2.0227, yang

juga berarti t berada pada daerah penolakan Ho dan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar di kelas kontrol juga telah mencapai ketuntasan belajar.

Minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

pembelajaran terdapat perbedaan, dimana t berada pada daerah penolakan Ho

yang berarti minat belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.

Hal itu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dari hasil uji perbedaan post-tes

t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Minat belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah

penerapan metode belajar aktif tipe quiz team tidak terdapat perbedaan. Dan hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team

terjadi peningkatan hasil yaitu dari 65.97 menjadi 83.18. Dengan minat belajar
64

yang tidak ada perbedaan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran, hasil

belajar yang diperoleh terjadi peningkatan. Hal itu disebabkan adanya proses

belajar yaitu siswa tidak hanya mendengarkan informasi dari guru, tetapi siswa

juga melakukan dan akan mencobakan langsung. Sehingga siswa lebih mudah

memahami materi jurnal penyesuaian perusahaan dagang dan hasil belajar siswa

meningkat.

Peranan guru dalam penerapan metode belajar aktif tipe quiz team

adalah sebagai fasilitator, motivator, serta membimbing siswa sehingga terbentuk

sikap yang baik dari siswa.

Hambatan yang dihadapi peneliti dalam menerapkan metode belajar

aktif tipe quiz team pada materi jurnal peyesuaian perusahaan dagang adalah .

berkaitan dengan bahan pelajaran. Untuk mata pelajaran akuntansi tidak setiap

siswa memiliki buku pegangan. Hal ini dapat menghabat proses belajar siswa,

baik pada saat diskusi maupun pada saat pertandingan akademis.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari analisis data dan pembahasan, maka peneliti dapat

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas yang menggunakan

pembelajaran konvensional dengan kelas yang menggunakan metode belajar

aktif tipe quiz team.

2. Tidak terdapat perbedaan minat belajar siswa pada kelompok eksperimen

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode belajar aktif

tipe quiz team.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian

perusahaan dagang antara kelas yang menggunakan metode belajar

konvensional dengan kelas yang menggunakan metode belajar aktif tipe quiz

team.

4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelompok eksperimen sebelum dan

sesudah penerapan metode belajar aktif tipe quiz team.

5.2 Saran
Saran yang diberikan peneliti untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya

adalah sebagai berikut:

65
66

1. Penerapan metode belajar aktif tipe quiz team dalam pembelajaran akuntansi

perlu dikembangkan sebagai variasi pembelajaran akuntansi yang relevan,

guna meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru hendaknya mampu menciptakan suasana yang tidak membosankan

dalam pembelajaran akuntansi, sehingga pelajaran akuntansi menjadi lebih

menyenangkan serta mampu meningkatkan minat belajar siswa.

3. Kegiatan penelitian tindakan kelas sangat baik dan perlu dilaksanakan oleh

guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.


DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina. 2004. Psilologi belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta:


Rineka Cipta.

_____________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Dalvi. 2006. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran


Agama dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team.
Jurnal Guru

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Jusuf, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta: Aditya Media

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, A. M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Grafindo

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sucipto, Toto dkk. 2006. Siklus Akuntansi. Jakarta: Yudistira.

Sudjana, N. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.

_________. 2002. Metode Statiskal. Bandung: Tarsito.

Sugandi, Ahmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

67
68

Susilowati, Astuti. 2006. Pengaruh Minat dan Kedisiplinan Belajar terhadap


Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS SMAN I
Karanganyar Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi: Universitas Negeri
Semarang.

Sutrisno, Hadi. 1992. Metode Riset 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Resda Karya.

The Liang Gie. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty

You might also like