Professional Documents
Culture Documents
Definisi1,3,4
Proteinuria yaitu bila terdapat protein dalam urin dengan kadar ≥ 300mg
dalam 24 jam atau ≥ 1 gram/liter dalam dua kali pengambilan urine selang 6 jam
secara acak atau dengan pemeriksaan kualitatif 2+ pada pengambilan urine secara
acak.
Edema sekarang tidak lagi menjadi tanda yang sahih untuk menegakkan
preeklampsia, oleh karena edema pada wajah dan tangan biasa dijumpai pada wanita
hamil. Edema pada preeklampsia adalah patologis, timbul pada wajah dan tangan
yang sering kali menetap.
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
3. Oligouria (< 500ml per 24 jam) yang disertai dengan kenaikan kreatinin
plasma
5. Nyeri epigastrium
6. Edema paru dan sianosis
7. Sindroma HELLP
Klasifikasi3,5
1. Hipertensi Gestasional
2. Preeklampsia
Ringan
Berat
3. Eklampsia
5. Hipertensi Kronik
Faktor Predisposisi
1. Nulipara
2. Kehamilan ganda
6. Penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum
kehamilan
7. Obesitas
Epidemiologi4
ETIOLOGI
Sampai saat ini belum ada etiologi pasti dari preeklampsia dan eklampsia.
Ada beberapa teori yang menjelaskan perkiraan dari etiologi dari kelainan tersebut
diatas, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai Disease of Theory. Secara umum
dasar dari patofisiologi preeklampsia adalah vasokonstriksi dari pembuluh darah
arteriole dan peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap vasopressor. Teori-teori yang
diajukan untuk mengetahui etiologi dari preeklampsia adalah sebagai berikut :
A. Peran Immunologi6,7
Muncul dugaan bahwa terdapat hubungan antara leukosit desidua dan invasi
sitotrofoblas penting untuk invasi dan berkembangnya tropoblast. Maladaptasi
imun diduga sebagai penyebab gagalnya invasi arteri spiralis sehingga
menyebabkan dilepaskannya sitokin, enzim-enzim proteolitik dan radikal bebas.
Akan tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa dugaan sistem imunitas
humoral dan aktivasi komplemen termasuk dalam proses terjadinya preeklampsia,
namun tidak didapatkan bukti bahwa faktor immunologi sebagai penyebab
terjadinya preeklampsia.
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapa diterangkan bahwa pada kehamilan
pertama pembentukan Blocking Antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna, yan semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
B. Peran Genetik/Familial8
Beberapa bukti yang menunjukkan faktor genetik kejadian PE-E antara lain :
3. Kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil
dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka
C. Iskemik Plasenta3,4
Prostasiklin (PGI2) disintesis oleh endotel pembuluh darah dan korteks renalis
mempunyai sifat vasodilator dan penghambat agregasi trombosit. Tromboksan A2
(TXA2) diproduksi terutama oleh trombosit dan mempunyai sifat vasokonstriktor dan
agregator trombosit.
Selama kehamilan normal terjadi kenaikan PGI2 oleh jaringan ibu, plasenta
dan janin. Pada preeklampsia terjadi penurunan produksi PGI2 dan kenaikkan TXA2
sehingga terjadi peningkatan rasio TXA2:PGI2.
Metabolisme Kalsium1
Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absorbsi kalsium pada saluran
cerna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui tinja, urin, dan
keringat. Pengaturan keseimbangan kalsium dipengaruhi terutama oleh hormon
paratiroid, kalsitoninm dan vitamin D.
Patofisiologi
Peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang
menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal
bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase dan
oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang disebut stess oksidatif. Pada
PE-E serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya
peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya mengandung
transferin, ion tembaga dan sulfohidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup
kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein.
Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk
sel-sel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya
sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain :
Kriteria Diagnosis4,5,6
Dikatakan preeklampsia berat apabila gejala didapatkan satu atau lebih gejala
dibawah ini pada kehamilan > 20 minggu :
Pemeriksaan Laboratorium
- Trombositopenia <100.000
Asam urat :
Gambaran Radiologi4,5
CT-Scan Kepala
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa status dari fetus yang sama
baiknya ketika memeriksa restriksi pertumbuhan
Kardiotokografi
Ini merupakan tes standar untuk mengetahui stress fetal dalam rahim dan
dapat memonitor fetus secara menetap. Walapun dapat memberikan informasi yang
berkelanjutan, namun alat ini memiliki kemampuan prediktif yang kurang.
Penatalaksanaan2,4,6,7
Perawatan Pre-Hospital
Kehamilan normal
1. Adanya kompresi aorta - caval oleh rahim
2. Peningkatan kebutuhan O2 dan ventilasi
3. Resiko aspirasi bahan lambung
Hipertensi dalam kehamilan
1. Hipovolemia
2. Vasokonstriksi
3. Penurunan aliran darah pada organ-organ penting
b. Diazepam
Suatu antikonvulsan yang efektif dengan jalan menekan reticular
activating system dan basal ganglia tanpa menekan pusat meduler. Diazepam
melewati barier plasenta dan dapat menyebabkan depresi pernapasan pada
neonatus, hipotensi dan hipotermi hingga 36 jam setelah pemberiannya.
Depresi neonatal ini hanya terjadi bila dosisnya lebih dari 30 mg pada 15 jam
sebelum kelahiran. Dosis awal : 10-20 mg bolus intravena Dosis tambahan : 5-
10 mg intravena jika diperlukan atau tetesan 40 mg diazepam dalarn 500 ml
larutan dekstrose 5%.
b. Nifedipin
Obat yang termasuk golongan antagonis kalsium ini dapat diberikan 10 mg sub
lingual atau 3-4 kali 10 mg peroral.
c. Hidralasin
Vasodilator ini tergolong obat yang banyak dipakai untuk hipertensi dalam
kehamilan. Ferris dan Burrow mengatakan bahwa penurunan vasospasme akan
meningkatkan perfusi uteroplasenter. Obat ini di Indonesia hanya tersedia dalam
bentuk tablet.
4. Diuretika
Diuretika tidak digunakan kecuali jika didapatkan:
a. edema paru
b. payah jantung kongestif
c. edema anasarka
Yang dipakai adalah golongan furosemid. Baik tiazid maupun furosemid dapat
menurunkan fungsi uteroplasenter.
5. Kardiotonika
Indikasi pemberiannya ialah bila ditemukan tanda-tanda payah jantung.
6. Antipiretika
Digunakan bila suhu rektal di atas 38,5°C ; dapat dibantu dengan pemberian
kompres dingin.
7. Antibiotika
Diberikan atas indikasi
8. Anti nyeri
Bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi rahim dapat diberi
petidin 50-75 mg sekali saja selambat-lambatnya 2 jam sebelum bayi lahir.
Mengingat dalam kasus rujukan preeklampsia berat-eklampsia, petugas terdepan
yang sering menemukan kasus ini adalah perawat atau bidan maka para petugas
tersebut wajib dan harus mampu memberikan obat-obat pendahuluan yang mutlak
dilakukan sebelum transportasi. Kewenangan dokter puskesmas dalam
memberikan obat-obat pendahuluan dapat didelegasikan kepada perawat maupun
bidan. Bila perawat atau bidan mengetahui dengan benar syarat-syarat, indikasi
dan cara pemberian obat tersebut maka kecil kemungkinan terjadinya pengaruh
sangkal obat-obat tersebut.
Bila penderita preeklampsi-eklampsia kejang-kejang kemudian jatuh kedalam
koma, maka selain diberikan pengobatan pendahuluan, perawatan pendahuluan
juga penting dalam persiapan transportasi. Perlu diingat bahwa penderita koma
tidak bereaksi atau mempertahankan diri terhadap:
- suhu yang ekstrim
- posisi tubuh yang menimbulkan nyeri
- aspirasi
Bahaya terbesar yang mengancam penderita koma adalah buntunya jalan
napas atas. Setiap penderita eklampsia yang jatuh ke dalam koma harus dianggap
bahwa jalan napas atasnya terbuntu, kecuali dibuktikan lain. Oleh karena itu
tindakan pertama adalah menjaga dan mengusahakan agar jalan napas atas tetap
terbuka. Cara yang sederhana dan cukup efektif adalah dengan cara head tilt-chin
lift atau head tilt-neck lift yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kanul
orofaringeal. Hal penting ke dua yang perlu diperhatikan ialah bahwa penderita
koma akan kehilangan refleks muntah sehingga ancaman aspirasi bahan lambung
sangat besar. Ibu hamil selalu dianggap memiliki lambung penuh, oleh sebab itu
semua benda-benda yang berada dalam rongga mulut dan tenggorokan, baik
berupa makanan atau lendir harus diisap secara intermitten. Penderita ditidurkan
dalam posisi yang stabil untuk drainase lendir.
Pada penderita yang kejang tujuan pertolongan pertama ialah mencegah
penderita mengalami trauma akibat kejang-kejang tersebut. Penderita diletakkan di
tempat tidur yang lebar; hendaknya dijaga agar kepala dan ekstremitas penderita
yang kejang tidak membentur benda di sekitarnya. Hindari fiksasi terlalu kuat yang
justru dapat menimbulkan fraktur.Beri sudip lidah dan jangan mencoba melepas
sudip lidah yang sedang tergigit karena dapat mematahkan gigi. Ruangan penderita
harus cukup terang. Bila kejang-kejang reda, segera beri oksigen.
c). Diazepam: digunakan bila MgSO4 tidak tersedia, atau syarat pemberian MgSO4
tidak dipenuhi. Cara pemberian: Drip 10 mg dalam 500 ml, max. 120 mg/24 jam.
Jika dalam dosis 100 mg/24 jam tidak ada pemberian, alih rawat R. ICU.
B. Pengobatan obstetrik
1). Belum inpartu
a). Amniotomi & Oxytocin drip (OD) Syarat: Bishop score >8, setelah 3 menit
tx. Medisinal.
b). Sectio Caesaria
Syarat: kontraindikasi oxytocin drip 12 jam OD belum masuk fase aktif.
PERAWATAN KONSERVATIF
Perawatan konservatif kehamilan preterm <37 minggu tanpa disertai tanda-
tanda impending eklampsia, dengan keadaan janin baik. Perawatan tersebut terdiri
dari:
- SM Therapy: Loading dose: IM saja.
Maintenance dose: sama seperti di atas.
Sulfas Magnesikus dihentikan bila sudah mencapai tanda Preeklampsia ringan,
selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
-Terapi lain sama seperti di atas.
-Dianggap gagal jika > 24 jam tidak ada perbaikan, harus diterminasi.
-Jika sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan, diberikan SM 20% 2 gr/IV dulu.
-Penderita pulang bila: dalam 3 hari perawatan setelah penderita menunjukkan tanda-
tanda PER keadaan penderita tetap baik dan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PREEKLAMPSIA BERAT
(ONSET DINI DAN ONSET LAMBAT)
Disusun Oleh :
(C1105014)
Pembimbing :
Supervisor :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010