Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Kelompok III
Deky P. 080911006
Asdi F. M. 080911043
DEPARTEMEN BIOLOGI
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Perairan tawar ada dua macam yaitu perairan tenang (lentic) seperti danau, waduk,
dan kolam. Perairan mengalir (lotic) seperti sungai, selokan, dan parit. Pada habitat lotic
ada dua zona utama, yaitu zona air deras dan zona kedung atau zona tenang. Sedangkan
pada perairan tenang atau lentic pada umumnya terdapat tiga zona utama, yaitu : zona
litoral, zona limnetik dan zona profundal (Hariyanto, 2008).
Dalam praktikum ini, kami melakukan sampling di suatu perairan lotic mengenai
komponen biotik yang terdapat pada perairan tersebut, khususnya mengenai organisme
plankton. Sampling dilakukan pada titik sampling fokus, arah upstream (hulu), dan
downstream (hilir). Praktikum ini dilakukan pada minimal tiga guna mengetahui kualitas
perairan yang ada dan kemampuan perairan tersebut dalam purifikasi alamiah
(Widyoleksono,dkk., 2010).
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan sampling dan identifikasi plankton pada perairan yang
sedang diamati?
2. Bagaimana kemampuan suatu perairan dalam melakukan purifikasi alamiah pada
perairan yang sedang diamati?
1.4 Hipotesis
Hipotesis kerja
Jika nilai indeks diversitas plankton pada titik sampling downstream lebih rendah
dari titik sampling fokus, maka kemampuan melakukan purifikasi ilmiah pada
perairan tersebut buruk.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perairan mengalir (lotic) adalah suatu bentuk ekosistem perairan, dimana yang memegang
peranan penting dan menjadi ciri khasnya ialah adanya aliran air yang menuju ke satu jurusan
dan penambahan air baru dari satu jurusan yang lebih tinggi tempatnya. Di sini kecepatan
arus merupakan faktor yang penting sebagai faktor pengendali dan pembatas utama, karena
sangat mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di dalamnya. Disamping itu perairan
mengalir bersifat relatif lebih intensif, sehingga ekosistem perairan mengalir bersifat lebih
terbuka dan kandungan oksigen terlarutnya relatif tinggi, karena luas permukaan yang
berhubungan dengan udara lebih luas dan pergerakan air terus menerus (Sinaga, 2004)
Perairan mengalir terbagi ke dalam tiga wilayah atas dasar keberadaan di atas permukaan
air laut, yaitu wilayah hulu, hilir, dan muara. Adapun klasifikasi perairan mengalir atas dasar
mintakatnya, yaitu mintakat lubuk dan mintakat riam (Sinaga, 2004). Organisme perairan,
khusunya air tawar berdasarkan kehidupan atau kebiasaan hidupnya diklasifikasikan menjadi
bentos, periphyton, plankton, dan nekton (Hariyanto,2008). Dalam bab ini, kami akan
menjelaskan secara khusus mengenai organisme plankton.
Plankton merupakan organisme yang melayang-layang dalam air dan mudah terbawa
oleh arus air. Organisme ini penting dalam pola rantai makanan di perairan, khususnya
phytoplankton yang menjadi primer produser yang paling berperan di perairan (Sachlan,
1982). Berdasarkan ada tidaknya kloroplas plankton dibedakan menjadi:
1.) Phytoplankton
Phytoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton yang berarti tanaman dan planktos
yang berarti pengembara atau penghanyut. Sebagian besar fitoplankton berukuran
terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika berada
dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena
mereka mengandung klorofil dalam sel-selnya (Anonim, 2009).
4
2.) Zooplankton
Zooplankton adalah kategorisasi untuk organisme kecil yang termasuk protozoa kecil
dan metazoa besar, yang terjadi di air kolom baik laut dan air tawar ekosistem
(Anonim, 2010). Zooplankton merupakan kelompok yang beragam dan
diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan fungsi, bukan pada kekerabatan taksonomi
mereka.
Pengambilan sampel plankton harus sesuai dengan pengambilan sampel air untuk
analisis faktor fisika dan kimia air dengan beberapa kali ulangan secara random (Fachrul,
2007 dalam Anonim, 2010). Banyak sampel air yang diperlukan untuk mengidentifikasi
plankton adalah tiga liter untuk perairan oligotropik (kurang subur) dan satu liter untuk
perairan eutrofik (subur) (Soegianto, 2004).
5
kemudian menariknya keatas. Kedalaman perairan sama dengan panjang tali yang
terendam dalam air sebelum digunakan untuk menarik plankton net ke atas
(Widianingsih, 2007).
Volume air tersaring adalah kedalaman air dikalikan dengan diameter mulut plankton
net. Pengoperasian secara langsung ini sebaiknya dilengkapi dengan flowmeter di mulut
jaring, agar volume air yang tersaring dapat diketahui (Soegianto, 2004). Pengambilan
sampel di perairan dangkal (< 10 m) dilakukan secara mendatar dengan menarik jaring
selama 5 menit di bawah permukaan air. Di perairan laut yang relatif dalam (> 200 m),
pengambilan fitoplankton hanya dibatasi mulai dari kedalaman 150 m keatas sampai 0 m
(permukaan laut) (Praseno, 1989).
dimana :
N : Jumlah sel per liter
n : Jumlah sel yang diamati
Vr : Volume air yang tersaring (L)
Vs : Volume air yang disaring (L)
Vo : Volume air yang diamati (L)
6
Berdasarkan data jumlah sel per satuan volume, kemudian di lakukan analisis
kualitatif, meliputi indeks keanekaragaman (diversitas), dengan menggunakan formula
Shannon-Wiener berikut:
H’= -∑[(ni/N) x ln (ni/N)]
dimana :
H’: indeks diversitas Shannon-Wiener
ni : jumlah individu spesies 1
N : Jumlah total individu semua spesies
1,21-1,8 Stabil
Dari indeks keanekaragaman dapat diketahui kriteria kualitas air seperti pada tabel
berikut:
7
1,0 – 2,0 Tercemar ringan
Untuk membuat agar konsentrasi formalin di dalam botol film menjadi 4% dapat
dilakukan dengan rumus:
N1 x V1 = N2 x V2
dimana:
N1 : Konsentrasi formalin
N2 : Konsentrasi formalin yang diinginkan dalam botol film
V1 : Volume larutan dalam botol film
V2 : Volume yang di cari
Lalu dominansi plankton dalam daerah perairan dapat diketahui dengan menggunakan
rumus :
D = ni²/N² x 100%
dimana :
D : Indeks dominansi
ni : Jumlah dndividu jenis ke-i (i = 1,2,3,...)
N : Jumlah total individu (Citrasari, 2010)
8
[ Halaman ini sengaja dikosongkan ]
9
Bab III
METODELOGI
Praktikum ini kami laksanakan pada tanggal 30 November 2010 jam 14.30 di sungai
sekitar Universitas Hang Tuah Surabaya.
3.2 Alat
Alat yang kami gunakan pada saat sampling plankton adalah jaring plankton, ember
plastik, botol untuk koleksi sampel plankton, dan formalin 4%.
1. Sampling plankton
2. Identifikasi plankton
3. Analisis plankton
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto, S., B. Irawan dan T. Soedarti. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya:
Airlangga University Press.
Praseno, Djoko P. 1989. Proyek Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Air
Tawar. Jakarta: LIPI Press.
Widyoleksono, T., dkk. 2010. Petunjuk Praktikum dan Teknik Analisis Lingkungan.
Surabaya: -.
12