Professional Documents
Culture Documents
Menurut International Association for Study of Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor
Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral
emosional yang tidak menyenangkan yang seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya.
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi
terjadinya kerusakan sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan
inflamasi.
Fisiologi nyeri
Teori Pengontrolan nyeri (Gate control theory)
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ Terdapat berbagai teori yang berusaha
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini
berespon hanya terhadap stimulus kuat yang dikenal berbagai teori yang mencoba
secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul,
juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri namun teori gerbang kendali nyeri dianggap
(nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga paling relevan (Tamsuri, 2007)
yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965)
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur
dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini
(deep somatic), dan pada daerah viseral, karena mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat
timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup
pertahanan tersebut merupakan dasar teori
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub menghilangkan nyeri.
kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya
mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori
Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur
dua komponen yaitu : proses pertahanan. Neuron delta-A dan C
melepaskan substansi C melepaskan substansi P
a. Reseptor A delta untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme
pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor,
neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan yang melepaskan neurotransmiter penghambat.
tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan Apabila masukan yang dominan berasal dari
timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
apabila penyebab nyeri dihilangkan pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini
dapat terlihat saat seorang perawat menggosok
b. Serabut C punggung klien dengan lembut. Pesan yang
dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor,
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan apabila masukan yang dominan berasal dari
tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah serabut delta A dan serabut C, maka akan
yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul membuka pertahanan tersebut dan klien
dan sulit dilokalisasi mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika
impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat
kortek yang lebih tinggi di otak yang
memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial
melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan budaya
dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang
berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup Respon fisiologis terhadap nyeri
mekanisme pertahanan dengan menghambat
pelepasan substansi P. tehnik distraksi, konseling 1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat,
dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk dan superficial)
melepaskan endorfin (Potter, 2005)
a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan
Respon Psikologis respirasi rate
6) Ansietas
8) Pola koping
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien Skala analog visual (Visual analog scale, VAS)
mendesis, tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis
lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan
dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.
perintah dengan baik.
VAS dapat merupakan pengukuran keparahan
nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari
terkadang tidak dapat pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka
(Potter, 2005).
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak Skala nyeri harus dirancang sehingga skala
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi tersebut mudah digunakan dan tidak
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi mengkomsumsi banyak waktu saat klien
melengkapinya. Apabila klien dapat membaca
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan
mampu lagi lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan
saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan
berkomunikasi, memukul. nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi
klien. Perawat dapat menggunakan setelah terapi
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adlah atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau
tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau
Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan peningkatan (Potter, 2005)
nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.
Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi
perawat dan klien. Dari waktu ke waktu
informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.