You are on page 1of 44

ANALISIS KRITIS

TERHADAP PERMENDIKNAS
NO. 23/2006 & NO. 22/2006
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
DAN STANDAR ISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SD/MI, SMP/MTs & SMA/MA

Oleh:
Prof. Dr. Muhaimin, MA.
(Direktur Lembaga Konsultasi & Pengembangan
Pendidikan Islam UIN Malang)

DISAMPAIKAN
PADA WORKSHOP PENILAIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SEKOLAH
DEPARTEMEN AGAMA
BOGOR, 2007
ANALISIS KRITIS
TERHADAP PERMENDIKNAS NOMOR 23/2006 & NOMOR 22/2006
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN STANDAR ISI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD/MI, SMP/MTs & SMA/MA
Oleh: Prof. Dr. Muhaimin, MA.
(Direktur Lembaga Konsultasi & Pengembangan Pendidikan Islam
UIN Malang)

LATAR BELAKANG
Sejak tahun 2001, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, telah diberlakukan otonomi daerah bidang pendidikan dan
kebudayaan. Visi pokok dari otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan bermuara pada
upaya pemberdayaan (empowering) terhadap masyarakat setempat untuk menentukan
sendiri jenis dan muatan kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaian hasil
belajar, guru dan kepala sekolah, fasilitas dan sarana belajar untuk putra-putri mereka.
Peran pemerintah baik diwakili oleh Departemen Teknis maupun oleh pemerintah daerah
(Pemda) di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi adalah memberikan dukungan baik
berupa dana, fasilitas, dan ekspertis agar dapat terselengggaranya pelayanan pendidikan
yang bermanfaat bagi pembangunan kehidupan riil di masyarakat dan dilakukan oleh
masyarakat sendiri dengan mengacu pada standar mutu akademik secara nasional maupun
internasional.
Dilihat dari visi tersebut, maka kata kunci dari otonomi daerah adalah
“kewenangan” dan “pemberdayaan”. Otonomi daerah di bidang pendidikan berusaha
memberikan kembali pendidikan kepada masyarakat pemiliknya (daerah) agar hidup dari,
oleh dan untuk masyarakat di daerah tersebut, atau berusaha memandirikan suatu
lembaga atau suatu daerah untuk mengurus dirinya sendiri melalui pemberdayaan SDM
yang ada di daerahnya. Sebagai konsekuensinya, maka sebagian besar sumber pembiayaan
nasional dilimpahkan lebih banyak ke daerah sesuai dengan potensi dan kemampuan
perekonomian daerah yang berbeda-beda.
Otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut pada gilirannya berimplikasi
kepada perubahan sistem manajemen pendidikan dari pola sentralisasi ke desentralisasi
dalam pengelolaan pendidikan. Sebagai implikasi selanjutnya ialah dikembangkannya
pendidikan yang demokratis dan non-monopolistik dalam menentukan jenis dan muatan
kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar, fasilitas dan sarana
belajar dan lain-lain. Bersamaan dengan otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut,
maka manajemen yang dikembangkan lebih mengarah pada manajemen berbasis
sekolah/madrasah (school based management) atau school based quality improvement management
(manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah/madrasah), yakni model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah/madrasah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
Sekolah/madrasah (guru, peserta didik, kepala sekolah, karyawan, orangtua peserta didik,
dan masyarakat) atau stakeholders untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah.
Di antara otonomi yang lebih besar diberikan kepada sekolah/madrasah adalah
menyangkut pengembangan kurikulum, yang kemudian disebut dengan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yakni kurikulum operasional yang disusun oleh

1
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (sekolah/ madrasah). Sedangkan
pemerintah pusat hanya memberi rambu-rambu yang perlu dirujuk dalam pengembangan
kurikulum, yaitu: (1) Undang-Undang No. 20/3003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
(2) Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; (3)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (4) Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan dari kedua Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tersebut; dan (6) panduan dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).1
Rambu-rambu tersebut sudah barang tentu akan dijadikan acuan oleh para
pengelola satuan pendidikan dan para guru atau tenaga kependidikan lainnya dalam
pengembangan kurikulumnya. Jika rambu-rambu itu masih belum memiliki validitas yang
tinggi baik internal maupun eksternal, maka diduga akan menimbulkan kebingungan bagi
mereka untuk mengembangkan dan menjabarkannya ke dalam tataran yang lebih
operasional di lapangan.
Dari pengalaman pengkaji sebagai nara sumber dalam kegiatan-kegiatan seminar
& workshop, pelatihan, sosialisasi Permendiknas dan pengembangan KTSP di beberapa
daerah, ternyata di dalam rambu-rambu itu, terutama pada Permendiknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyangkut mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, terdapat beberapa hal yang mendapat kritik dari para guru agama Islam
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) baik ditinjau dari aspek sinkronisasi maupun muatan
standar isi dan dasar pemikirannya.
Atas dasar beberapa masukan dari mereka yang meskipun bersifat parsial tetapi
cukup berarti bagi pengkaji untuk dijadikan sebagai bahan dasar dalam melakukan kajian
lebih lanjut secara lebih cermat, mendalam dan menyeluruh.

TUJUAN DAN MANFAAT KAJIAN

1. Tujuan
a. Untuk memperoleh informasi tentang kelemahan-kelemahan Permendiknas No.
23 dan 22 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan mata pelajaran PAI dan
standar isi (SK & KD) PAI untuk pendidikan dasar dan menengah.
b. Untuk memberikan solusi alternatif dalam rangka memperbaiki SKL dan standar
isi mata pelajaran PAI tersebut.
2. Manfaat
a. Sebagai masukan bagi BSNP dan Dirjen Pendidikan Islam cq. Direktur
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, untuk melakukan peninjauan kembali
terhadap Permendiknas No. 23 dan 22 tahun 2006 tentang standar kompetensi
lulusan mata pelajaran PAI dan standar isi (SK & KD) PAI untuk pendidikan
dasar dan menengah.
b. Sebagai bahan dasar bagi Dirjen Pendidikan Islam cq. Direktur Pendidikan
Madrasah untuk mengembangkan kurikulum pendidikan agama Islam pada
1
Muhaimin, Sutiah, Sugeng LP, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.

2
Madrasah, yang secara khusus diberi tugas untuk mengembangkan dan
meningkatkan ke standar yang lebih tinggi sesuai dengan ciri khas Madrasah.

METODE ANALISIS KRITIS


Analisis kritis terhadap Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan standar isi (SK &
KD) mata pelajaran PAI sebagaimana tertuang dalam Permendiknas Nomor 23/2006 dan
Nomor 22/2006 dilakukan dengan cara sebagai berikut:2
1. Obyek kajiannya adalah gagasan atau ide manusia yang terkandung dalam naskah
Permendiknas Nomor 23/2006 tentang SKL mata pelajaran PAI dan Nomor
22/2006 tentang standar isi mata pelajaran PAI.
2. Tujuannya: mengkaji gagasan-gagasan mengenai suatu ruang lingkup permasalahan
yang terkandung dalam Permendiknas tersebut.
3. Fokusnya adalah: mendeskripsikan, membahas dan mengkritik gagasan yang ada
dalam Permendiknas tersebut kemudian dikonfrontasikan dengan gagasan-gagasan
yang lain dalam upaya melakukan studi yang berupa perbandingan, hubungan, dan
pengembangan model.
Langkah-langkah metode analisis kritis adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan gagasan yang menjadi obyek kajian/penelitian kita sebagaimana yang
terkandung dalam naskah Permendiknas Nomor 23/2006 tentang SKL mata
pelajaran PAI dan Nomor 22/2006 tentang standar isi mata pelajaran PAI.
2. Membahas gagasan tersebut yang pada hakekatnya peneliti memberikan penafsiran
terhadap gagasan yang telah dideskripsikan dari sudut pandang atau konteks tertentu
serta faktor-faktor lain yang diperhitungkan seperti kesejarahan, sosiologis atau
kultural.
3. Melakukan kritik terhadap gagasan yang telah ditafsirkan tersebut dengan asumsi
bahwa semua gagasan manusia tidak sempurna, dan dalam ketidaksempurnaan
terkandung kelebihan dan kekurangan.
4. Melakukan studi analitik, yakni studi terhadap serangkaian gagasan dalam bentuk
perbandingan, hubungan (pengaruh), pengembangan model (serangkaian gagasan
yang kait mengait dan membentuk kesatuan yang utuh berupa sistem).
5. Menyimpulkan hasil kajian/penelitian.

Metode analisis kritis terhadap Permendiknas tersebut juga dapat dilakukan melalui
uji sinkronisasi, yaitu mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler seirama, searah dan
setujuan. Jangan sampai terjadi, suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan atau
mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler yang lain.
Uji sinkronisasi tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Tujuan Makro Pendidikan Islam:
Tujuan makro pendidikan Islam dapat dipadatkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
a. untuk menyelamatkan dan melindungi fithrah manusia;
b. untuk mengembangkan potensi-potensi fithrah manusia; dan

2
Dimodifikasi dari Jujun S. Suriasumantri, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan
Keagamaan: Mencari Paradigma Kebersamaan. Dalam Harun Nasution, et.al., Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam Tinjauan Antar Disiplin Ilmu. Jakarta: Penerbit Nuansa, 1998.

3
c. untuk menyelaraskan langkah perjalanan fithrah mukhallaqah (fithrah yang
diciptakan oleh Allah pada manusia, yang berupa naluri, potensi jismiyah,
nafsiyah, aqliyah dan qalbiyah) dengan rambu-rambu fithrah munazzalah (fithrah
yang diturunkan oleh Allah sebagai acuan hidup, yaitu agama) dalam semua aspek
kehidupannya, sehingga manusia dapat lestari hidup di atas jalur kehidupan yang
benar, atau di atas jalur “ash-shirath al-mustaqim”.3
Dilihat dari aspek tersebut, maka tujuan pendidikan agama Islam di
sekolah/Madrasah dan standar kompetensinya perlu disinkronkan dengan tujuan
makro pendidikan Islam tersebut.
2. Aspek Perkembangan Psikologis peserta didik:
Perkembangan anak ditinjau dari sudut psikologi perkembangan adalah sebagai
berikut:
a. Usia 0 – 3 tahun: periode perkembangan fisik, yaitu perlu gizi, imunisasi,
kesehatan lingkungan, serta perlu perhatian dan kasih sayang.
b. Usia 3 – 6 tahun: masa perkembangan bahasa, masa peka untuk mengajari bahasa
yang baik, santun dan benar. Periode 1 dan 2 tersebut memerlukan perhatian
orang tua karena waktu anak di rumah lebih banyak.
c. Usia 6 – 9 tahun: masa social imitation, diperlukan figur yang dapat memberi contoh
dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya: keluarga, guru dan teman-
teman sepermainan.
d. Usia 9 – 12 tahun: disebut sebagai star of individualization, ingin mendapat perhatian,
bersikap kemeratu-ratu (jw.) atau ingin diperlakukan seperti raja, butuh perhatian,
dan mulai menunjukkan sikap memberontak.
e. Usia 12 – 15 tahun: masa social adjustment, mulai masuk proses pematangan,
mulai menyadari adanya lawan jenis, muncul sikap humanistik, perlu bimbingan
dan internalisasi (penanaman) nilai-nilai islami dan moralitas yang luhur.
f. Usia 15 – 18 tahun: mulai dewasa, menginginkan otonomi, tidak suka selalu diatur
dan dikendalikan, mereka sudah ingin terlibat dalam realitas kehidupan.4
3. Aspek hierarki tujuan dan standar kompetensi PAI, yang terdiri atas:
a. Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah
b. Standar kompetensi lulusan mata pelajaran pendidikan agama Islam pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah
c. Standar isi atau standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PAI per
kelas/semester.

Dilihat dari aspek hierarki tersebut, maka rumusan standar kompetensi yang di
bawah harus sinkron (seirama, searah dan setujuan) dengan rumusan standar

3
Muhammad Tholhah Hasan, Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.
Jakarta: Lantabora Press, 2006
4
Subiono Hadisubroto, Perkembangan Keagamaan Anak Ditinjau Dari Sudut
Psikologi Agama dan Psikologi Perkembangan. Dalam Jalaluddin Rakhmat & Muhtar
Gandaatmaja (Ed.). Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993.

4
kompetensi yang ada di atasnya dan tujuan pendidikan agama Islam di
sekolah/madrasah.
4. Aspek pengertian kompetensi itu sendiri, yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan dan
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dilihat dari aspek ini,
maka standar kompetensi yang telah disusun perlu ditelaah dari sudut pandang
cakupan atau lingkup kompetensinya, yaitu tampilnya dimensi pengetahuan, sikap,
keterampilan dan nilai pada masing-masing standar kompetensi yang telah dirumuskan.
5. Aspek fungsi kurikulum:
a. Fungsi kurikulum bagi jenjang Madrasah atau tingkat di atasnya adalah: (1)
melakukan penyesuaian; (2) menghindari keterulangan; dan (3) menjaga
kesinambungan. Dengan demikian, standar kompetensi yang ada di atasnya
merupakan kesinambungan dari yang ada di bawahnya, dan diusahakan untuk
menghindari keterulangan, kecuali jika dimaksudkan untuk pendalaman dan
pengayaan sesuai dengan perkembangan keagamaan anak.
b. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan peserta didik. Masyarakat adalah sebagai
users (pengguna lulusan), sehingga rumusan standar kompetensi perlu
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Sedangkan peserta didik yang hendak
mempelajari standar kompetensi tersebut memiliki karakteristik tersendiri, baik
dari aspek perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian,
rumusan standar kompetensi harus sinkron dengan kebutuhan masyarakat dan
karakteristik perkembangan peserta didik tersebut.5
6. Aspek karakteristik mata pelajaran. Mata pelajaran PAI yang terdiri atas aspek-aspek:
Al-Qur’an-Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, dan Tarikh atau Sejarah Kebudayaan,
memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda-beda antara satu aspek mata
pelajaran dengan aspek lainnya dalam satu rumpun mata pelajaran pendidikan agama
Islam. Ini menggarisbawahi bahwa rumusan standar kompetensi mata pelajaran harus
sinkron dengan karakteristiknya, sehingga dapat dihindari adanya overlapping
(tumpang tindih). Karakteristik dari masing-masing aspek mata pelajaran PAI adalah
sebagai berikut:
a. Al-Qur’an-Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari
b. Aqidah, menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-
asma’ al-husna
c. Akhlak, menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan
menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari
d. Fiqh, menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah
yang benar dan baik
e. Tarikh & kebudayaan Islam, menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan

5
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, Cet. II, 2007.

5
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-
lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.6
7. Aspek pendekatan dalam analisis dan urutan standar kompetensi menjadi sub-sub
kompetensi atau kompetensi dasar, yaitu:
a. Pendekatan prosedural dipakai bila standar kompetensi yang diajarkan berupa
serangkaian langkah-langkah secara urut dalam mengerjakan suatu tugas
pembelajaran.
b. Pendekatan hierarkis dipakai bila menunjukkan hubungan yang bersifat
subordinatif atau berjenjang antara beberapa standar kompetensi yang ingin
dicapai. Dengan demikian, ada yang mendahului dan ada yang kemudian, dalam
arti standar kompetensi yang mendahului merupakan prasyarat bagi standar
kompetensi berikutnya.
c. Pendekatan webbed (terjala) dipakai bila standar kompetensi yang dipelajari
bersifat terpadu atau tematis, yang ditinjau dari beberapa sudut pandang.
Ketiga pendekatan tersebut dapat digunakan dalam menelaah rumusan-rumusan
kompetensi dasar-kompetensi dasar untuk disinkronkan dengan standar
kompetensinya.
8. Aspek alokasi waktu, yakni berapa jam pelajaran yang diperlukan untuk dapat
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut pada setiap kelas dan
semester.

DESKRIPSI

A. TUJUAN PAI SD/MI, SMP/MTs & SMA/MA:


Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk:
1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
B. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN (SKL-MP) PAI
SD/MI:
1. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam
Al-Qur’an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-‘Alaq
2. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai
iman kepada Qadha dan Qadar
3. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku tercela
4. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai
zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji
6
I b i d.

6
5. Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan
menceritakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi
C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMP/MTs
1. Menerapkan tata cara membaca Al-qur’an menurut tajwid, mulai dari cara
membaca “Al”- Syamsiyah dan “Al”- Qomariyah sampai kepada menerapkan
hukum bacaan mad dan waqaf
2. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai
dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul
Husna
3. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan
menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah
4. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik
shalat wajib maupun shalat sunat
5. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para shahabat serta
menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara
D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMA/MA/SMK/MAK
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai
khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui
pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna
3. Berperilaku terpuji seperti hasnuzzhan, taubat dan raja dan meninggalkan perilaku
tercela seperti isyrof, tabzir dan fitnah
4. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan hukum
muamalah dan hukum keluarga dalam Islam
5. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan periode Madinah
serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia

Adapun deskripsi SKL dan standar isi (SK & KD) dari masing-masing aspek mata
pelajaran PAI dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut:

7
8
ASPEK AL-QUR’AN DAN HADITS
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) PAI Aspek Al-Qur’an dan Hadits:
SD/MI:
Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-‘Alaq.
SMP/MTs:
Menerapkan tata cara membaca Al-qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “Al”- Syamsiyah dan “Al”- Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum
bacaan mad dan waqaf.
SMA/MA:
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kelas/ SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Smt. Standar Komptensi & Kompetensi Standar Komptensi & Kompetensi Dasar Standar Komptensi & Kompetensi Dasar
Dasar
SD/MI 1. Menghafal Al Qur’an surat pendek 1. Menerapkan Hukum bacaan ”Al” 1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang
I/1 pilihan Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
SMP/ a. Melafalkan QS Al-Fatihah dengan a. Menjelaskan hukum bacaan bacaan a. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al-
MTs lancar ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah Mukminun; 12-14, Az-Zariyat; 56 dan An
VII/1 Nahl : 78
b. Menghafal QS Al-Fatihah dengan b. Membedakan hukum bacaan bacaan
SMA/MA lancar ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah b. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al-
X/1 Mukminun; 12-14, Az-Zariyat; 56 dan An
c. Menerapkan bacaan bacaan ”Al”
Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah dalam Nahl : 78.
bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan c. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di
benar bumi seperti terkandung dalam QS Al-
Baqarah;30, Al-Mukminun; 12-14, Az-
Zariyat; 56 dan An Nahl : 78.
2. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang
keikhlasan dalam beribadah.

9
a. Membaca QS Al An’am; 162-163 dan Al-
Bayyinah; 5.
b. Menyebutkan arti QS Al An’am;162-163
dan Al-Bayyinah; 5.
c. Menampilkan perilaku ikhlas dalam
beribadah seperti terkandung dalam QS Al
An’am;162-163 dan Al-Bayyinah; 5.
SD/MI 1. Menghafal Al Qur’an surat-surat pendek 1. Menerapkan hukum bacaan nun 1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang
I/2 pilihan mati/tanwin dan mim mati Demokrasi
SMP/ a. Menghafal QS Al-Kautsar dengan a. Menjelaskan hukum bacaan nun a. Membaca QS Ali Imran; 159 dan QS Asy
MTs lancar mati/tanwin dan mim mati Syura; 38.
VII/2
b. Menghafal QS An-Nashr dengan b. Membedakan hukum bacaan nun b. Menyebutkan arti QS Ali Imran 159 dan
SMA/MA lancar mati/tanwin dan mim mati QS Asy Syura; 38.
X/2
c. Menghafal QS Al-‘Ashr dengan c. Menerapkan hukum bacaan nun c. Menampilkan perilaku hidup demokrasi
lancar mati/tanwin dan mim mati dalam seperti terkandung dalam QS Ali Imran
bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan 159, dan QS Asy Syura; 38 dalam
benar. kehidupan sehari-hari.

SD/MI 3. Menghafal Al Qur’an 1. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra 1. Memahami ayat-ayat Al- Qur’an tentang
II/1 kompetisi dalam kebaikan
a. Mengenal huruf Hijaiyah a. Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah
SMP/ dan Ra a. Membaca QS. al Baqarah : 148 dan QS. al
b. Mengenal tanda baca (harakat)
MTs Fatir : 32
b. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah
VIII/1
dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- b. Menjelaskan arti QS. al Baqarah : 148 dan
SMA/MA Qur’an dengan benar. QS. al Fatir : 32
XI/1
c. Menampilkan perilaku berkompetisi dalam
kebaikan seperti 4.4 terkandung dalam QS.
al Baqarah : 148 dan QS. al Fatir : 32

10
d. Menjelaskan arti QS. al Baqarah : 148 dan
QS. al Fatir : 32
2. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang perintah
menyantuni kaum Dhu’afa
a. Membaca Qs. al Isra : 26-27 dan QS. al
Baqarah : 177
b. Menjelaskan arti QS. al Isra : 26-27 dan QS.
al Baqarah : 177
c. Menampilkan perilaku menyantuni kaum
Dhu’afa seperti terkandung dalam QS. al
Isra : 26-27 dan QS. al Baqarah : 177
SD/MI 3. Membaca Al Qur’an surat pendek 1. Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf 1. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang perintah
II/2 pilihan menjaga kelestarian lingkungan hidup,
c. Menjelaskan hukum bacaan mad dan
SMP/ a. Membaca huruf hijaiyah waqaf a. Membaca QS. al Rum: 41-42, QS Al-A’raf:
MTs bersambung 56-58, dan QS Ash Shad: 27
d. Menunjukkan contoh hukum bacaan
VIII/2
b. Menulis huruf hijaiyah bersambung mad dan waqaf dalam bacaan surat- b. Menjelaskan arti QS. al Rum: 41-42, QS Al-
SMA/MA surat Al-Qur’an A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27
XI/2
e. Mempraktikkan bacaan mad dan waqaf c. Membiasakan perilaku menjaga kelestarian
dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an lingkungan hidup seperti terkandung dalam
QS. al Rum: 41-42, QS Al-A’raf: 56-58, dan
Shad: 27
SD/MI 4. Mengenal kalimat dalam Al Qur’an 1. Memahami Ajaran Al Qur’an surat At-Tin 1. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang anjuran
bertoleransi
III/1 a. Membaca kalimat dalam Al Qur’an a. Membaca QS At-Tin dengan tartil
a. Membaca QS. al Kafirun, QS. Yunus : 40-
SMP/ b. Menulis kalimat dalam Al Qur’an b. Menyebutkan arti QS At-Tin 41, dan QS. al Kahfi : 29
MTs
IX/1 c. Menjelaskan makna QS At-Tin b. Menjelaskan arti QS. al Kafirun, QS. Yunus
2. Memahami Ajaran Al – Hadits tentang : 40-41, dan QS. al Kahfi : 29
SMA/MA
XII/1 menuntut ilmu c. Membiasakan perilaku bertoleransi seperti

11
terkandung dalam QS al Kafiiruun, QS.
a. Membaca hadits tentang menuntut ilmu
Yunus : 40-41, dan QS. al Kahfi : 29
b. Menyebutkan arti Hadits tentang
2. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang etos
menuntut ilmu
kerja
c. Menjelaskan makna menuntut ilmu
a. Membaca QS. Al Mujadalah : 11 dan QS.
seperti dalam Al-Hadits
Al Jumuah : 9-10
b. Menjelaskan arti QS. Al Mujadalah : 11 dan
QS. Al Jumuah : 9-10
c. Membiasakan perilaku beretos kerja seperti
terkandung dalam Al Mujadalah : 11 dan
QS. Al Jumuah : 9-10

SD/MI 1. Mengenal ayat-ayat Al Qur’an 1. Memahami Al-Qur’an surat Al-Insyirah 1. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang
pengembangan IPTEK
III/2 a. Membaca huruf Al Qur’an a. Menampilkan bacaan QS Al-Insyirah
dengan tartil dan benar a. Membaca QS. Yunus : 101 dan QS. al
SMP/ b. Menulis huruf Al Qur’an
Baqarah : 164
MTs b. Menyebutkan arti QS Al-Insyirah
IX/2 b. Menjelaskan arti QS Yunus : 101 dan QS. al
c. Mempraktikkan perilaku dalam bekerja Baqarah : 164
SMA/MA selalu berserah diri kepada Allah seperti
XII/2 dalam QS Al-Insyirah c. Melakukan pengembangan IPTEK seperti
terkandung dalam QS Yunus : 101 dan QS.
2. Memahami Ajaran Al-Hadits tentang al Baqarah : 164
kebersihan
a. Membaca hadits tentang kebersihan
b. Menyebutkan arti hadits tentang
kebersihan
c. Menampilkan perilaku bersih seperti
dalam hadits
SD/MI 1. Membaca surat-surat Al Qur’an

12
IV/1 a. Membaca QS Al-Fatihah dengan
lancar
b. Membaca QS Al-Ikhlas dengan
lancar
SD/MI 1. Membaca surat-surat Al Qur’an
IV/2 a. Membaca QS Al-Kautsar dengan
lancar
b. Membaca QS An-Nashr dengan
lancar
c. Membaca QS Al-‘Ashr dengan
lancar
SD/MI 1. Mengartikan Al Qur’an surat pendek
pilihan
V/1
a. Membaca QS Al-Lahab dan Al-
Kafirun
b. Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-
Kafirun
SD/MI 1. Mengartikan Al Quran Surat pendek
pilihan
V/2
a. Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil
b. Mengartikan QS Al-Maun dan Al-
Fiil
SD/MI 1. Mengartikan Al Qur’an Surat pendek
pilihan
VI/1
a. Membaca QS Al-Qadr dan QS Al-
‘Alaq ayat 1-5
b. Mengartikan QS Al-Qadr dan QS

13
Al-‘Alaq ayat 1-5
SD/MI 1. MengartikanAl Quran Ayat-ayat pilihan
VI/2 a. Membaca QS Al-Maidah ayat 3 dan
Al-Hujurat ayat 13
b. Mengartikan QS Al-Maidah ayat 3
dan Al-Hujurat ayat 13

14
Analisis Kritis:
1. Rumusan SKL mata pelajaran PAI pada aspek al-Qur’an-Hadits lebih
menonjolkan aspek al-Qur’an dan mengabaikan hadits, padahal di dalam SK dan
KD terdapat pelajaran hadits terutama pada kelas IX semester 1 dan 2 di
SMP/MTs. Sedangkan di SD/MI dan SMA/MA sama sekali tidak menyinggung
pelajaran hadits. Ini menunjukkan bahwa tidak ada sinkronisasi antara SKL
dengan SK dan KD.
2. Rumusan SKL mata pelajaran PAI pada aspek al-Qur’an-Hadits terutama pada
jenjang SD/MI adalah “menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan
surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-
‘Alaq”. Jika mengikuti mushaf al-Qur’an terdiri atas 20 surat pendek, yaitu: Q.S. al-
Fatihah, An-nas, al-Falaq, al-Ikhlas, al-Lahab, an-Nashr, al-Kafirun, al-Kautsar, al-
Ma’un, Quraisy, al-Fil, al-Humazah, al-Ashar, at-Takatsur, al-Qari’ah, al-‘Adiyat,
al-Zalzalah, al-Bayyinah, al-Qadr, al-‘Alaq. Tetapi di dalam KD hanya terdiri atas
11 surat pendek, yaitu: Q.S. al-Fatihah, al-Kautsar, an-Nashr, al-Ashar, al-Ikhlas,
al-Lahab, al-Kafirun, al-Ma’un, al-Fiil, al-Qadr, al-‘Alaq, kemudian loncat ke Q.S.
al-Maidah ayat 3 dan al-Hujurat ayat 13 yang sama sekali tidak terumuskan dalam
SKL mata pelajaran. Ini menunjukkan bahwa tidak ada sinkronisasi antara SKL
dengan SK dan KD.
3. Pada jenjang SMP/MTs, SK & KD al-Qur’an-Hadits lebih menonjolkan aspek
tajwid, terutama mulai kelas VII sampai kelas VIII semester 1 & 2, sehingga
pembelajaran al-Qur’an terkesan kurang memperhatikan fungsinya sebagai hudan
dan furqan.
4. Rumusan KD masih menggunakan kata “menyebutkan”, sehingga sulit dirinci
indikator-indiktornya. Kata “menyebutkan” tidak layak untuk dijadikan
kompetensi dasar pada jenjang SMP/MTs dn SMA/MA, karena kata tersebut
termasuk pada tataran kognitif yang paling rendah.
5. Dilihat dari aspek psikologi agama, bahwa siswa SMP/MTs memasuki usia 13-15
tahun, sehingga mereka akan terkena kewajiban untuk menjalankan ibadah shalat
(mukallaf). Pada periode ini mereka membutuhkan pemahaman al-Qur’an baik
dari segi arti lafdziyah (tekstual) maupun menangkap kandungan makna dan
mengaitkannya dengan fenomena (alam, sosial, budaya, politik, ekonomi dan lain-
lainnya), sehingga dapat menambah kekhusyu’an dalam beribadah dan mampu
membangun kesadaran beragama (religious conciousness) anak. Al-Qur;an dengan
demikian benar-benar menjadi hudan (petunjuk dalam kehidupan), furqan (pembeda
antara yang haq dan bathil, antara yang benar dan salah, dan antara yang baik dan
buruk), syifa’ ma fi ash-shudur (obat kejiwaan manusia).
6. Dilihat dari aspek pengalaman religius, belajar membaca dengan benar dan baik,
serta menghafal ayat-ayat al-Qur’an, terutama surat-surat pendek dalam al-Qur’an,
akan lebih melekat dan bertahan lama jika dilakukan pada usia SD/MI (6 – 12
tahun). Belajar membaca dan menulis serta menghafal al-Qur’an tersebut tidak
bisa dilakukan secara terputus-putus. Dalam arti, ia perlu dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan dari waktu ke waktu atau hari ke hari berikutnya.

15
Jika dilakukan pada hari tertentu (hari senen jam pertama dan kedua misalnya,
karena PAI hanya 2 jam pelajaran) kemudian disusul pada hari senen berikutnya
dan seterusnya sampai beberapa semester, maka kecil kemungkinannya untuk
dapat melekat dan tahan lama dalam ingatannya, terutama jika tidak didukung oleh
pendidikan agama dalam keluarga dan masyarakat (seperti pendidikan agama pada
TPQ/TPA/TKA).
7. Siapa sebenarnya yang bertanggungjawab untuk mendidik agama Islam? Sebagai
ilustrasi, untuk menjawab masalah ini, adalah bahwa belajar matematika
merupakan tanggungjawab guru, keluarga dan masyarakat. Tetapi jika orang tua
dalam keluarga atau saudaranya tidak mampu atau tidak sempat mengajari
matematika pada anak tersebut, maka ia terpaksa diserahkan pada guru privat atau
les, kursus atau lainnya, dan untuk ini diperlukan biaya yang mahal, yang akhirnya
bagi keluarga ekonomi lemah harus menyerahkan belajar matematika tersebut
pada guru matematika di sekolah/madrasah saja. Demikian pula pada mata
pelajaran IPA, Bahasa Inggris dan lain-lainnya. Berbeda halnya dengan pendidikan
agama Islam, meskipun orang tua tidak mampu mengajari pendidikan agama Islam
pada anaknya, maka ia bisa menyerahkannya kepada masyarakat tanpa
mengeluarkan biaya yang mahal. Di masyarakat telah berkembang pembelajaran
pendidikan agama Islam baik pada TPQ/TPA/TKA yang tidak begitu mahal,
bahkan mereka bisa mengikuti pengajian rutin secara gratis di masjid/mushalla
atau setidak-tidaknya mereka bisa memperolehnya melalui mendengarkan
khutbah-khutbah jum’at.
8. Uraian pada point 7 tersebut mengandung makna, bahwa pembelajaran PAI
merupakan tanggungjawab bersama antara sekolah, keluarga dan masyarakat
adalah benar-benar dapat diwujudkan dan dilaksanakan dengan mudah dan murah,
tergantung pada kemauan dari masing-masing individu dan dorongan dari
keluarga. Karena itu, pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah tidak harus
bersikap “serakah”, dalam arti apa yang bisa diserahkan kepada keluarga atau
masyarakat, maka hendaknya diserahkan kepada mereka sebagai wujud dari
pembagian tugas dan tanggungjawab melalui kerjasama yang baik dan harmonis di
antara mereka. Dengan demikian, pembelajaran al-Qur’an, dalam hal ini tajwid,
tidak harus diajarkan di sekolah/madrasah terutama SMP/MTs, tetapi bisa
dituntaskan di SD/MI dan/atau diserahkan kepada keluarga dan masyarakat.
Rekomendasi:
1. Perlunya melengkapi surat-surat pendek dalam al-Qur’an yang belum termuat
dalam KD dan menambah hadits yang terkait dengan akhlak terpuji untuk tingkat
SD/MI sesuai dengan SKL mata pelajaran PAI aspek al-Qur’an-hadits.
2. Pelajaran tajwid dituntaskan pada tingkat SD/MI dan sebagiannya diserahkan
kepada keluarga dan masyarakat, sedangkan di SMP/MTs ditekankan pada
pendalaman ayat-ayat al-Qur’an (surat-surat pendek) yang telah dihafal di SD/MI
melalui upaya memahami artinya, menangkap kandungan isinya, dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan, sehingga al-Qur’an bukan sekedar
merupakan bacaan yang bersifat verbalistik, tetapi justeru benar-benar menjadi

16
hudan, furqan, rahmah dan syifa’ ma fi ash-shudur, serta dapat menambah
kekhusyu’an dalam beribadah (shalat).
3. Perlunya menambah pelajaran hadits pada tingkat SMA/MA.
4. Jika standar kompetensi pada tingkat SD/MI dianggap terlalu berat, maka surat-
surat pendek tersebut dapat dikurangi hanya sampai pada Q.S at-Takatsur
ditambah surat al-fatihah, sehingga hanya berisi 13 surat pendek.
5. Khusus untuk kelas I s.d III SD/MI, pengembangan kurikulum menggunakan
pendekatan tematis, sehingga pelajaran al-Qur’an-hadits perlu menyesuaikan
dengan tema-tema yang dikembangkan pada kelas I s.d III. Demikian pula pada
tingkat SMP/MTs, pelajaran al-Qur’an-hadits perlu ikut serta membahas sebagian
tema-tema yang dikembangkan dalam mata pelajaran IPS Terpadu atau IPA
Terpadu.
Implikasi
Bertolak dari rekomendasi tersebut, maka disarankan agar:
1. Mengubah rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek al-Qur’an-Hadits untuk
SD/MI sebagai berikut:
a. Menghafal, membaca (menerapkan tata cara membaca al-Qur’an menurut
tajwid) dan menulis serta mengartikan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an,
mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-‘Alaq
b. Menghafal, membaca dan mengartikan hadits-hadits yang terkait dengan
akhlak terpuji.
2. Mengubah rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek al-Qur’an-Hadits untuk
SMP/MTs sebagai berikut:
a. Memperdalam ayat-ayat al-Qur’an (surat-surat pendek) yang telah dihafal di
SD/MI melalui upaya memahami artinya, menangkap kandungan isinya, dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan, sehingga al-Qur’an benar-benar
menjadi hudan, furqan, rahmah dan syifa’ ma fi ash-shudur.
b. Menghafal dan mengartikan hadits-hadits yang terkait dengan akhlak terpuji
sesuai dengan tingkat perkembangan anak di MTs.
3. Mengubah rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek al-Qur’an-Hadits untuk
SMA/MA sebagai berikut:
a. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan siapa
manusia, tanggungjawab manusia di muka bumi, apa itu alam dan
pemanfaatannya, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

17
ASPEK AQIDAH
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) PAI Aspek Aqidah:
SD/MI:
Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar
SMP/MTs:
Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta
Asmaul Husna
SMA/MA:
Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna
Kelas/ SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Smt. Standar Komptensi & Kompetensi Standar Komptensi & Kompetensi Dasar Standar Komptensi & Kompetensi Dasar
Dasar
SD/MI 1. Mengenal Rukun Iman 1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT 1. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui
I/1 melalui pemahaman sifat-sifatNya pemahaman sifat-sifatNya dalam Asmaul
a. Menunjukkan kebesaran dan
Husna
SMP/ keagungan Allah SWT melalui a. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang
MTs ciptaan-Nya berkaitan dengan sifat-sifat Allah a. Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul
VII/1 Husna.
b. Menyebutkan enam Rukun Iman b. Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an
SMA/MA yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah b. Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam
c. Menghafal enam Rukun Iman
X/1 SWT Asmaul Husna.
c. Menunjukkan tanda-tanda adanya c. Menampilkan perilaku yang mencerminkan
Allah SWT keimanan terhadap 10 sifat Allah dalam
d. Menampilkan perilaku sebagai cermin Asmaul Husna.
keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
2. Memahami Asmaul Husna
a. Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an

18
yang berkaitan dengan 10 Asmaul
Husna
b. Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul
Husna
SD/MI 2. Mengenal dua kalimat syahadat 3. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat 2. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.
I/2
a. Melafalkan syahadat tauhid dan a. Menjelaskan arti beriman kepada a. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada
SMP/ syahadat rasul Malaikat malaikat.
MTs
b. Menghafal dua kalimat syahadat b. Menjelaskan tugas-tugas Malaikat b. Menampilkan contoh-contoh perilaku
VII/2
beriman kepada malaikat.
c. Mengartikan dua kalimat syahadat
SMA/MA
c. Menampilkan perilaku sebagai cerminan
X/2
beriman kepada malaikat dalam kehidupan
sehari-hari.
SD/MI 3. Mengenal Asmaul Husna 4. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab 3. Meningkatkan keimanan kepada Rasul rasul
II/1 Allah Allah
a. Menyebutkan lima dari Asmaul
SMP/ Husna a. Menjelaskan pengertian beriman kepada a. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada
MTs Kitab-kitab Allah Rasulrasul Allah
b. Mengartikan lima dari Asmaul
VIII/1
Husna b. Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah b. Menunjukkan contoh-contoh perilaku
SMA/MA SWT yang di turunkan kepada para beriman kepada Rasul-rasul Allah
XI/1 Rasul c. Menampilkan perilaku yang mencerminkan
c. Menampilkan sikap mencintai Al- keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam
Qur’an sebagai Kitab Allah kehidupan sehari-hari
SD/MI 4. Mengenal Asmaul Husna 5. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah 4. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab
II/2 Allah
a. Menyebutkan lima dari Asmaul a. Menjelaskan pengertian beriman kepada
SMP/ Husna Rasul Allah a. Menampilkan perilaku yang mencerminkan
MTs keimanan terhadap Kitab-kitab Allah
b. Mengartikan lima dari Asmaul b. Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul
VIII/2
Husna Allah b. Menerapkan hikmah beriman kepada
SMA/MA Kitab-kitab Allah
XI/2 c. Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW

19
SD/MI 5. Mengenal sifat wajib Allah 5. Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir 5. Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir
III/1 a. Menyebutkan lima sifat wajib Allah a. Menjelaskan pengertian beriman kepada a. Menampilkan perilaku yang mencerminkan
Hari Akhir keimanan terhadap Hari Akhir
SMP/ b. Mengartikan lima sifat wajib Allah
MTs b. Menyebutkan ayat Al-Qur’an yang b. Menerapkan hikmah beriman kepada Hari
IX/1 berkaitan dengan hari Akhir Akhir
SMA/MA c. Menceritakan proses kejadian kiamat c. Membiasakan perilaku menghargai karya
XII/1 sughro dan kubro seperti terkandung orang lain dalam kehidupan sehari-hari
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
SD/MI 6. Mengenal sifat mustahil Allah 7. Meningkatkan keimanan kepada Qadha dan 6. Meningkatkan keimanan kepada Qadha’ dan
Qadhar Qadhar
III/2 a. Menyebutkan sifat mustahil Allah
SWT a. Menyebutkan ciri-ciri beriman kepada a. Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada
SMP/
qadha dan qadhar Qadha’ dan Qadar
MTs b. Mengartikan sifat mustahil Allah
IX/2 SWT b. Menjelaskan hubungan antara qadha b. Menerapkan hikmah beriman kepada
dan qadhar Qadha’ dan Qadhar
SMA/MA
XII/2 c. Menyebutkan contoh-contoh qadha dan
qadhar dalam kehidupan sehari-hari
d. Menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan qadha dan qadhar.
SD/MI 7. Mengenal sifat jaiz Allah SWT
IV/1 a. Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT
b. Mengartikan sifat jaiz Allah SWT
SD/MI 8. Mengenal Malaikat dan tugasnya
IV/2 a. Menjelaskan pengertian Malaikat
b. Menyebutkan nama-nama Malaikat
c. Menyebutkan tugas-tugas Malaikat
SD/MI 9. Mengenal kitab-kitab Allah SWT

20
V/1 a. Menyebutkan nama-nama kitab
Allah SWT
b. Menyebutkan nama-nama Rasul
yang menerima kitab-kitab Allah
SWT
c. Menjelaskan Al-Qur’an sebagai
kitab suci terakhir
SD/MI 10. Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT
V/2 a. Menyebutkan nama-nama Rasul
Allah SWT
b. Menyebutkan nama-nama Rasul
Ulul Azmi dari para Rasul
c. Membedakan Nabi dan Rasul
SD/MI 11. Meyakini adanya Hari Akhir
VI/1 a. Menyebutkan nama-nama Hari
Akhir
b. Menjelaskan tanda-tanda Hari Akhir
SD/MI 12. Meyakini adanya Qadha dan Qadar
VI/2 a. Menunjukkan contoh-contoh
Qadha dan Qadar
b. Menunjukkan keyakinan terhadap
Qadha dan Qadar

21
Analisis Kritis:
1. Rumusan SKL aspek aqidah, terutama pada tingkat SD/MI dan SMP/MTs sama
sekali tidak menyinggung masalah asmaul husna, padahal di dalam isi SK dan KD
menampilkan persoalan asmaul husna. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
sinkronisasi antara SKL dengan SK dan KD.
2. Masih terdapat overlapping antara aspek aqidah dan al-Qur’an. Padahal masing-
masing memiliki karakteristik tersendiri, yaitu Al-Qur’an-Hadits, menekankan
pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara
tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan Aqidah menekankan pada kemampuan memahami,
membela dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna.
3. Rumusan KD masih menggunakan kata “menyebutkan”, sehingga sulit dirinci
indikator-indiktornya. Kata “menyebutkan” tidak layak untuk dijadikan sebagai
rumusan kompetensi dasar pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA, karena kata
tersebut termasuk pada tataran kognitif yang paling rendah.
4. Belum ditetapkan secara tegas, mana di antara asma’ul husna yang diberikan pada
tingkat SD/MI. SMP/MTs dan SMA/MA, sehingga menyulitkan bagi guru untuk
menetapkannya, apalagi di daerah-daerah masih diadakan ujian bersama pada
tingkat Kabupaten/Kota dan/atau bahkan tingkat Provinsi.
5. Dalam konteks aqidah, belajar sifat 20 – wujud, qidam, baqa’ dan seterusnya –
meskipun merupakan rumusan yang bagus sekali, tetapi sebenarnya masih sangat
rasionalistik. Hal ini memang perlu, tetapi pada dasarnya aqidah itu lebih banyak
menyentuh dimensi hati (qalbu). Karena itu, ditinjau dari segi keagamaan
(religiusitas) sifat dua puluh kurang mempunyai arti. Bandingkan dengan sifat
Tuhan yang di dalam al-Qur’an disebut sebagai al-asma’ al-husna. Tuhan itu
Rahman, jadi kita harus optimis terhadap Tuhan. Tuhan itu Ghafur, karena itu kita
tidak perlu putus asa, walau sudah berbuat dosa kita bisa minta ampun
kepadaNya. Tuhan itu Wadud (santun), karena itu tidak bakal Dia menerlantarkan
kita. Demikian pula dengan sifat Tuhan yang tidak halus-halus, seperti Tuhan itu
Jabbar (Maha Keras) dan Dzun Tiqam (Pendendam), yakni anjuran agar kita tidak
memperlakukan kewajiban-kewajiban Tuhan secara seenaknya. Sifat-sifat Tuhan
yang terkandung dalam al-asma’ al-husna itulah yang justeru bisa memberikan
dampak kejiwaan dan implikasi-implikasi lainnya. Karena itu, kita perlu memperkaya
mata pelajaran aqidah dengan pengembangan al-asma’ al-husna, jangan hanya
dipakai untuk mencari kesaktian.
6. Belum tampak isi SK dan KD tingkat SMA/MA yang mengarah pada pemberian
landasan-landasan siswa untuk mempelajari dan memperdalam aqidah (ilmu
kalam) lebih lanjut, sehingga bisa jadi mereka akan merasa kesulitan untuk
melakukan penyesuaian diri dengan kajian ilmu tauhid/kalam jika mereka
melanjutkan ke perguruan tinggi agama Islam.
7. Isi SK dan KD tingkat SMA/MA sama sekali tidak menyinggung persoalan
peningkatan kualitas keimanan yang inklusif dalam konteks pluralitas iman, agama
dan budaya, sehingga bisa jadi mereka akan terjebak pada sikap truth claim atau

22
beriman yang eksklusif dan absolutis yang kurang menghargai terhadap
keanekaragaman iman, agama atau budaya. Dengan demikian, pelajaran aqidah
lebih menekankan dimensi keselamatan pribadi dan kelompok, dan menepikan
adanya keselamatan yang dimiliki oleh orang lain di luar diri atau di luar
kelompoknya.
Rekomendasi:
1. Perlunya mengubah rumusan SKL aspek aqidah, terutama pada tingkat SD/MI
dan SMP/MTs dengan memasukkan masalah asmaul husna.
2. Perlunya mengubah rumusan KD aspek aqidah, terutama pada tingkat SMP/MTs
kelas VII untuk menghindari overlapping antara aspek aqidah dan al-Qur’an.
3. Perlunya mengubah rumusan KD yang masih menggunakan kata “menyebutkan”,
agar guru tidak merasa kesulitan untuk mengembangkan indikator-indiktornya.
4. Perlunya mempertegas mana di antara al-asma’ al-husna yang perlu diberikan pada
tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA sesuai dengan tingkat perkembangan
moral dan religius siswa.
5. Perlunya memberikan landasan-landasan siswa SMA/MA untuk mempelajari dan
memperdalam aqidah (ilmu kalam) lebih lanjut, sehingga mereka dapat melakukan
penyesuaian diri dengan kajian-kajian ilmu tauhid/kalam jika mereka melanjutkan
ke perguruan tinggi agama Islam. Misalnya: nama-nama lain dari ilmu tauhid dan
alasannya, obyek kajiannya, tujuan mempelajarinya dan sistematika
pembahasannya, dan wawasan mengenai macam-macam tauhid seperti tauhid
uluhiyah, tauhid rububiyah, tauhid ash-shifat wa al-af’al, tauhid rahmaniyah, tauhid mulkiyah
serta implikasinya dalam kehidupan, serta wawasan iman inklusif dan implikasinya
dalam kehidupan sehri-hari.
Implikasi
Bertolak dari rekomendasi tersebut, maka disarankan agar:
1. Mengubah rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek Aqidah untuk SD/MI sebagai
berikut: “Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah
sampai iman kepada Qadha dan Qadar, serta memahami, menghayati dan
mengamalkan al-asma’ al-husna (sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik)”.
2. Mengubah rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek Aqidah untuk SMP/MTs
sebagai berikut: “Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek
rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan
Qadar serta memahami, menghayati dan mengamalkan al-Asmaul Husna (sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik)”.
3. Mengubah rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek Aqidah untuk SMA/MA
sebagai berikut: “Meningkatkan kualitas keimanan yang inklusif dalam konteks
pluralitas iman, agama dan budaya”.

23
ASPEK AKHLAK
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) PAI Aspek Akhlak:
SD/MI:
Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku tercela
SMP/MTs:
Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasamuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah
SMA/MA:
Berperilaku terpuji seperti hasnuzzhan, taubat dan raja dan meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabzir dan fitnah
Kelas/ SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Smt. Standar Komptensi & Kompetensi Dasar Standar Komptensi & Kompetensi Dasar Standar Komptensi & Kompetensi Dasar
SD/MI 1. Membiasakan perilaku terpuji 1. Membiasakan perilaku terpuji 1. Membiasakan perilaku terpuji
I/1
a. Membiasakan perilaku jujur a. Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, a. Menyebutkan pengertian perilaku
SMP/ qana’ah dan sabar husnuzhan.
b. Membiasakan perilaku bertanggung
MTs
jawab b. Menampilkan contoh-contoh perilaku b. Menyebutkan contoh-contoh
VII/1
tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar perilaku husnuzhan terhadap Allah,
c. Membiasakan perilaku hidup bersih
SMA/MA diri sendiri dan sesama manusia.
c. Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah
X/1 d. Membiasakan perilaku disiplin
dan sabar c. Membiasakan perilaku husnuzhan
dalam kehidupan sehari-hari.
SD/MI 2. Membiasakan perilaku terpuji 2. Membiasakan perilaku terpuji 2. Membiasakan perilaku terpuji.
I/2
a. Menampilkan perilaku rajin a. Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan a. Menjelaskan pengertian adab dalam
SMP/ teliti berpakaian, berhias, perjalanan,
b. Menampilkan perilaku tolong-menolong
MTs bertamu, dan atau menerima tamu.
b. Menampilkan contoh perilaku kerja keras,
VII/2 c. Menampilkan perilaku hormat terhadap
tekun, ulet, dan teliti b. Menampilkan contoh-contoh adab
orang tua
SMA/MA dalam berpakaian, berhias,
c. Membiasakan perilaku kerja keras, ulet,
X/2 d. Menampilkan adab makan dan minum perjalanan, bertamu atau menerima
tekun dan teliti
tamu.
e. Menampilkan adab belajar

24
c. Mempraktikkan adab dalam
berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan atau menerima tamu
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menghindari Perilaku Tercela
a. Menjelaskan pengertian hasad, riya,
aniaya dan diskriminasi
b. Menyebutkan contoh perilaku hasad,
riya, aniaya dan diskriminasi
c. Menghindari hasad, riya, aniaya dan
diskriminasi dalam kehidupan sehari-
hari
SD/MI 3. Mencontoh perilaku terpuji 3. Membiasakan perilaku terpuji 4. Membiasakan berperilaku terpuji
II/1
a. Menampilkan perilaku rendah hati a. Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakkal a. Menjelaskan pengertian taubat dan
SMP/ raja’
b. Menampilkan perilaku hidup sederhana b. Menampilkan contoh perilaku zuhud dan
MTs
tawakkal b. Menampilkan contoh-contoh
VIII/1 c. Menampilkan adab buang air besar dan
perilaku taubat dan raja’
kecil c. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakkal
SMA/MA
dalam kehidupan sehari-hari. c. Membiasakan perilaku bertaubat dan
XI/1
raja’ dalam kehidupan sehari-hari
4. Menghindari perilaku tercela
a. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab,
hasad, ghibah dan namimah
b. Menyebutkan contoh - contoh perilaku
ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
c. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad,
ghibah dan namimah dalam kehidupan
sehari-hari.
SD/MI 4. Membiasakan perilaku terpuji 5. Membiasakan perilaku terpuji 5. Membiasakan perilaku terpuji
II/2
a. Mencontohkan perilaku hormat dan a. Menjelaskan adab makan dan minum a. Menjelaskan pengertian dan maksud

25
santun kepada guru menghargai karya orang lain
SMP/ b. Menampilkan contoh adab makan dan
MTs b. Menampilkan perilaku sopan dan minum b. Menampilkan contoh perilaku
VIII/2 santun kepada tetangga menghargai karya orang lain
c. Memperaktekkan adab makan dan minum
SMA/MA dalam kehidupan sehari-hari c. Membiasakan perilaku menghargai
XI/2 karya orang lain dalam kehidupan
6. Menghindari Perilaku tercela sehari-hari
a. Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan 6. Menghindari perilaku tercela
munafik
a. Menjelaskan pengertian dosa besar
b. Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik
b. Menyebutkan contoh perbuatan dosa
c. Menghindari perilaku pendendam dan besar
munafik dalam kehidupan sehari-hari
c. Menghindari perbuatan dosa besar
dalam kehidupan sehari-hari
SD/MI 5. Membiasakan perilaku terpuji 7. Membiasakan perilaku terpuji 7. Membiasakan perilaku terpuji
III/1 a. Menampilkan perilaku percaya diri a. Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh a. Menjelaskan pengertian adil, ridha
dan amal shaleh
SMP/ b. Menampilkan perilaku tekun b. Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan
MTs tasamuh b. Menampilkan contoh perilaku adil,
c. Menampilkan perilaku hemat
IX/1 ridha dan amal shaleh
c. Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh
SMA/MA dalam kehidupan sehari-hari. c. Membiasakan perilaku adil, ridha dan
XII/1 amal shaleh dalam kehidupan sehari-
hari
SD/MI 6. Membiasakan perilaku terpuji 8. Menghindari perilaku tercela 8. Membiasakan perilaku terpuji
III/2 a. Menampilkan perilaku setia kawan a. Menyebutkan pengertian takabbur a. Menjelaskan pengertian dan maksud
persatuan dan kerukunan
SMP/ b. Menampilkan perilaku kerja keras b. Menyebutkan contoh-contoh perilaku
MTs takabbur b. Menampilkan contoh perilaku
c. Menampilkan perilaku penyayang
IX/2 persatuan dan kerukunan
terhadap hewan c. Menghindari perilaku takabbur dalam
SMA/MA kehidupan sehari-hari c. Membiasakan perilaku persatuan dan
d. Menampilkan perilaku penyayang
XII/2 kerukunan
terhadap lingkungan
9. Menghindari perilaku tercela

26
a. Menjelaskan pengertian Isyrof,
Tabzir, Ghibah dan Fitnah
b. Menjelaskan contoh perilaku Isyrof,
Tabzir, Ghibah dan Fitnah
c. Menghindari perilaku Isyrof, Tabzir,
Ghibah dan Fitnah dalam kehidupan
sehari-hari
SD/MI 7. Membiasakan perilaku terpuji
IV/1 a. Meneladani perilaku taubatnya Nabi
Adam AS
b. Meneladani perilaku masa kanak-kanak
Nabi Muhammad SAW
SD/MI 8. Membiasakan perilaku terpuj
IV/2 a. Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
b. Meneladani Nabi Ismail AS
SD/MI 9. Membiasakan perilaku terpuji
V/1 a. Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS
b. Meneladani perilaku Nabi Musa AS
c. Meneladani perilaku Nabi Isa AS
SD/MI 10. Membiasakan perilaku terpuji
V/2 a. Meneladani perilaku Khalifah
Abubakar RA
b. Meneladani perilaku Umar bin
Khattab RA
SD/MI 11. Menghindari perilaku tercela

27
VI/1 a. Menghindari perilaku dengki seperti
Abu Lahab dan Abu Jahal
b. Menghindari perilaku bohong seperti
Musailamah Al Kadzab
SD/MI 12. Membiasakan perilaku terpuji
VI/2 a. Meneladani perilaku kegigihan
perjuangan kaum Muhajirin dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan
peserta didik
b. Meneladani perilaku tolong-menolong
kaum Anshar dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan peserta didik

28
Analisis Kritis:
1. Rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek akhlak masih belum mencakup akhlak
terpuji dan akhlak tercela sebagaimana yang terkandung dalam isi SK dan KD.
2. Rumusan SK dan KD mata pelajaran PAI aspek Akhlak sudah sesuai dengan
karakteristiknya, yaitu menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak
terpuji dan menjauhi atau menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
3. Rumusan KD masih menggunakan kata “menyebutkan”, sehingga sulit dirinci
indikator-indiktornya. Kata “menyebutkan” tidak layak untuk dijadikan sebagai
rumusan kompetensi dasar pada jenjang SMP/MTs dn SMA/MA, karena kata
tersebut termasuk pada tataran kognitif yang paling rendah.
4. Terdapat overlapping antara KD SMP/MTs dan SMA/MA, terutama tentang dua
macam akhlak tercela, yaitu ghibah dan hasad, yang sama-sama dipelajari di kedua
tingkat satuan pendidikan tersebut.
5. Dari rumusan KD kelas IV s.d VI SD/MI tersebut di atas terdapat overlapping
antara aspek akhlak dengan aspek tarikh. Padahal aspek akhlak memiliki
karakteristik tersendiri, yang berbeda dengan aspek Tarikh & kebudayaan Islam.
Aspek ini (Tarikh) menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani nabi dan/atau tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan
lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
6. Mengingat karakteristik akhlak yang menekankan pada pembiasaan untuk
berperilaku terpuji, maka jangkauannya bukan hanya terbatas pada kompeten,
melainkan sampai terbentuknya will (kemauan) dan habit (kebiasaan) untuk
melakukan akhlak terpuji dan menjauhi atau menghindari akhlak tercela. Untuk
membentuk pembiasaan tersebut diperlukan waktu yang relatif lama. Karena itu,
lebih baik standar kompetensi dan kompetensi dasar dipersempit, tetapi
diperdalam penghayatan dan internalisasinya yang dilakukan secara berulang-ulang
dan terus menerus untuk membentuk kebiasaan.
7. Di antara ciri-ciri anak usia 15 – 18 tahun adalah mulai dewasa, menginginkan
otonomi, tidak suka selalu diatur dan dikendalikan, mereka sudah ingin terlibat
dalam realitas kehidupan. Bertolak dari ciri-ciri ini maka pelajaran PAI pada aspek
akhlak untuk SMA/MA perlu memasuki diskursus yang terkait dengan akhlak
atau moralitas publik untuk membentuk kesalehan sosial. Pada era informasi global
ternyata sumber kejahatan moral tidak lagi bersumber dari individu-individu,
melainkan telah berpindah ke jaringan struktur yang sangat kompleks. Masalah
pengangguran dan kemiskinan misalnya, bukan lagi disebabkan karena lemahnya
etos kerja, disiplin kerja, etos belajar, atau lemahnya motivasi berprestasi dari
individu-individu, tetapi disebabkan antara lain karena sistem sosial yang menindas
dan karena kekayaan negara dikuasai oleh segelintir orang, serta KKN yang
merajalela hampir di semua sektor kehidupan. Termasuk dalam diskursus
moralitas publik adalah masalah konflik budaya dan agama, jaringan narkoba,
prostitusi, Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan lain-lain. Para siswa perlu
mengenal berbagai persoalan moralitas publik tersebut dan sekaligus dapat
mencari jalan keluar yang tepat sesuai dengan ajaran akhlak yang mulia.

29
Rekomendasi
1. Perlunya mengubah rumusan SKL aspek akhlak, sehingga tercakup di dalamnya
standar isi (SK dan KD) yang ada.
2. Perlunya mengubah rumusan KD yang masih menggunakan kata “menyebutkan”,
agar guru tidak merasa kesulitan untuk mengembangkan indikator-indiktornya.
3. Perlunya menghilangkan dua akhlak tercela “ghibah dan hasad” yang terdapat pada
KD aspek akhlak untuk SMA/MA kelas X semester 2 dan kelas XII semester 2,
karena sudah dipelajari di SMP/MTs.
4. Memadatkan rumusan SKL dan standar isi (SK dan KD) aspek akhlak ke arah
induk akhlak yang baik (ummahat al-akhlaq al-hasanah) dan induk akhlak yang jelek
(ummahat al-akhlaq as-sayyiah).
5. Induk akhlak yang baik (ummahat al-akhlaq al-hasanah) ada 10 macam, yaitu: At-
taubah (taubat), al-khauf (rasa takut kepada Allah), az-Zuhd (zuhud/tidak
mementingkan dunia), ash-shabr (sabar), asy-syukr (syukur), al-ikhlash (ikhlas), at-
tawakkal (tawakkal), al-mahabbah (rasa cinta kepada Allah), ar-ridla bi al-qadla’ wa al-
qadar (rela menerima qada’ dan qadar), Zikru al-maut (ingat mati). Sedangkan induk
akhlak yang jelek (ummahat al-akhlaq as-sayyiah) adalah: syarhu ath-tha’am (serakah
makan), syarhu al-kalam (serakah berbicara), Ghadlab (pemarah), Hasad (dengki), al-
buhlu wa hubb al-mal (kikir dan cinta harta), hubb al-jah (cinta kepada kedudukan atau
kehormatan), hubb ad-dunya (cinta kepada dunia), al-kibr (sombong), al-‘ujub
(membanggakan diri), dan ar-riya’ (pamer). Masing-masing induk tersebut akan
melahirkan anak-anak atau cabang-cabangnya baik pada induk akhlak yang baik
(ummahat al-akhlaq al-hasanah) maupun induk akhlak yang jelek (ummahat al-akhlaq
as-sayyiah).
6. Contoh akibat syarhu al-kalam adalah al-kidzb, al-ghibah, al-fitnah, an-namimah,
al-mizah (senda gurau), al-madh (memuji), sumpah palsu, al-mumarah
(membanggakan prestasi yang telah dicapai). Akibat at-taubah: zikir, wirid, berdoa,
suka membaca al-Qur’an; Az-Zuhd: dermawan. Khauf: menjaga harga diri, wara’
dll.

30
ASPEK FIQH
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) PAI Aspek Fiqh:
SD/MI:
Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji
SMP/MTs:
Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat
SMA/MA:
Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam

Kelas/ SD/MI SMP/MTs SMA/MA


Smt. Standar Komptensi & Kompetensi Standar Komptensi & Kompetensi Dasar Standar Komptensi & Kompetensi Dasar
Dasar
SD/MI 1. Mengenal tatacara bersuci (thaharah) 7. Memahami ketentuan – ketentuan thaharah 1. Memahami sumber hukum Islam, hukum
I/1 (bersuci) taklifi, dan hikmah ibadah.
a. Menyebutkan pengertian bersuci
SMP/ a. Menjelaskan ketentuan –ketentuan a. Menyebutkan pengertian kedudukan dan
b. Mencontoh tatacara bersuci
MTs mandi wajib fungsi Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijtihad
VII/1 2. Mengenal Rukun Islam sebagai sumber hukum Islam
b. Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
SMA/MA a. Menirukan ucapan Rukun Islam b. Menjelaskan pengertian, kedudukan dan
8. Memahami tatacara shalat
X/1 fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam
b. Menghafal Rukun Islam
a. Menjelaskan ketentuan –ketentuan
c. Menerapkan hukum taklifi dalam
shalat wajib
kehidupan sehari-hari.
b. Memperaktikkan shalat wajib
c. Memahami tatacara shalat jamaah dan
munfarid (sendiri)
d. Menjelaskan pengertian shalat jama’ah

31
dan munfarid
e. Memperaktikkan shalat jama’ah dan
shalat munfarid
2. Memahami hukum Islam tentang zakat, haji dan
SD/MI 3. Membiasakan bersuci (thaharah) 3. Memahami tatacara shalat Jum’at
wakaf.
I/2
a. Menyebutkan tata cara berwudlu a. Menjelaskan ketentuan – ketentuan
a. Menjelaskan perundang-undangan tentang
SMP/ shalat jum’at
b. Mempraktekkan tata cara berwudlu pengelolaan zakat, haji dan waqaf.
MTs
b. Mempraktekkan shalat jum’at
VII/2 b. Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan
4. Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar zakat, haji dan wakaf.
SMA/MA
X/2 a. Menjelaskan shalat jama’ dan qashar c. Menerapkan ketentuan perundang-
undangan tentang pengelolaan zakat, haji
b. Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar
dan wakaf.

3. Memahami hukum Islam tentang Mu’amalah


SD/MI 4. Mengenal tatacara wudhu 5. Mengenal tatacara shalat sunnat
a. Menjelaskan azas-azas transaksi ekonomi
II/1
a. Membiasakan wudhu dengan tertib a. Menjelaskan ketentuan shalat sunnat dalam Islam
SMP/ rawatib b. Memberikan contoh transaksi ekonomi
b. Membaca do’a setelah berwudlu
MTs dalam Islam
b. Memperaktikkan shalat sunnat rawatib
VIII/1 5. Menghafal bacaan shalat c. Menerapkan transaksi ekonomi Islam
6. Memahami macam-macam sujud dalam kehidupan sehari-hari
SMA/MA a. Melafalkan bacaan shalat
XI/1 a. Menjelaskan pengertian sujud syukur,
b. Menghafal bacaan shalat
sujud sahwi, dan sujud tilawah
b. Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud
sahwi, dan sujud tilawah
c. Memperaktikkan sujud syukur, sujud
sahwi, dan sujud tilawah
7. Memahami tatacara puasa
a. Menjelaskan ketentuan puasa wajib
b. Memperaktekkan puasa wajib

32
c. Menjelaskan ketentuan puasa sunnah
Senin – Kamis, Syawal, dan Arafah
d. Memperaktikkan puasa sunnah Senin –
Kamis, Syawal, dan Arafah
8. Memahami zakat
a. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan
zakat mal
b. Membedakan antara zakat fitrah dan
zakat mal
c. Menjelaskan orang yang berhak
menerima zakat fitrah dan zakat mal
d. Memperaktikkan pelaksanaan zakat
fitrah dan zakat mal
SD/MI 6. Membiasakan shalat secara tertib 9. Memahami hukum Islam tentang hewan 4. Memahami ketentuan hukum Islam tentang
II/2 sebagai sumber bahan makanan pengurusan jenazah
a. Mencontoh gerakan shalat
SMP/ a. Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal a. Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
b. Mempraktekkan shalat secara tertib
MTs dan haram dimakan
b. Memperagakan tatacara pengurusan
VIII/2
b. Menghindari makanan yang bersumber jenazah
SMA/MA dari binatang yang diharamkan.
5. Memahami khutbah, tabligh dan dakwah
XI/2
a. Menjelaskan pengertian khutbah, tabligh
dan dakwah
b. Menjelaskan tatacara khutbah, tabligh dan
dakwah
c. Memperagakan khutbah, tabliqh dan
dakwah
SD/MI 7. Melaksanakan shalat dengan tertib 10. Memahami hukum Islam tentang 6. Memahami Hukum Islam tentang Hukum
penyembelihan hewan Keluarga
III/1 a. Menghafal bacaan shalat

33
SMP/ b. Menampilkan keserasian gerakan a. Menjelaskan tatacara penyembelihan a. Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan
MTs dan bacaan shalat hewan dalam Islam
IX/1
b. Menjelaskan ketentuan aqiqah dan b. Menjelaskan hikmah perkawinan
SMA/MA qurban
c. Menjelaskan ketentuan perkawinan
XII/1
c. Memperagakan cara penyembelihan menurut perundang-undangan di Indonesia
hewan aqiqah dan hewan qurban
11. Memahami hukum Islam tentang Haji dan
Umrah
a. Menyebutkan pengertian dan
ketentuan haji dan umrah
b. Memperagakan pelaksanaan ibadah
haji dan umrah
SD/MI 8. Melakukan shalat fardhu 12. Memahami tatacara berbagai shalat 7. Memahami Hukum Islam tentang Waris
sunnah
III/2 a. Menyebutkan shalat fardhu a. Menjelaskan ketentuan hukum Waris
a. Menyebutkan pengertian dan ketentuan
SMP/ b. Mempraktikkan shalat fardhu b. Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum
sholat sunnat berjamaah dan munfarid
MTs Waris
IX/2 b. Menyebutkan contoh shalat sunnat
berjamaah dan munfarid
SMA/MA
XII/2 c. Mempraktikkan shalat sunnat berjamaah
dan munfarid dalam kehidupan sehari-
hari.
SD/MI 9. Mengenal ketentuan-ketentuan shalat
IV/1 a. Menyebutkan rukun shalat
b. Menyebutkan sunnat shalat
c. Menyebutkan syarat sah dan syarat
wajib shalat
d. Menyebutkan hal-hal yang

34
membatalkan shalat
SD/MI 10. Melaksanakan dzikir dan do’a
IV/2 a. Melakukan dzikir setelah shalat
b. Membaca do’a setelah shalat
SD/MI 11. Mengumandangkan adzan dan iqamah
V/1 a. Melafalkan lafal adzan dan iqamah
b. Mengumandangkan adzan dan
iqamah
SD/MI 12. Mengenal puasa wajib
V/2 a. Menyebutkan ketentuan-ketentuan
puasa Ramadhan
b. Menyebutkan hikmah puasa
SD/MI 13. Mengenal ibadah pada bulan
Ramadhan
VI/1
a. Melaksanakan tarawih di bulan
Ramadhan
b. Melaksanakan tadarrus Al-Qur’an
SD/MI 14. Mengetahui kewajiban zakat
VI/2 a. Menyebutkan macam-macam zakat
b. Menyebutkan ketentuan zakat fitrah

35
Analisis Kritis
1. Rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek fiqh pada SD/MI adalah “Mengenal
dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai zakat serta
mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji”. Padahal di dalam SK dan KD-
nya masih belum memasukkan haji. Ini menunjukkan bahwa tidak ada
sinkronisasi antara SKL dengan SK dan KD.
2. Rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek fiqh pada SMP/MTs adalah
“Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah
baik shalat wajib maupun shalat sunat”. Padahal di dalam SK dan KD-nya juga
memuat ajaran puasa, zakat, haji dan umrah, serta penyembelihan hewan. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada sinkronisasi antara SKL dengan SK dan KD.
3. Rumusan SK dan KD aspek fiqh telah sesuai dengan karakteristiknya, yakni
menekankan pada kemampuan cara melaksanakan (praktik) ibadah dan
muamalah yang benar dan baik.
Rekomendasi
1. Masalah haji memang belum waktunya diberikan pada tingkat SD/MI, karena
setelah lulus para siswa masih belum terkena kewajiban untuk menalankan
ibadah haji. Jika demikian, sebaiknya rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek
fiqh pada SD/MI diubah tanpa mencantumkan haji.
2. Rumusan SKL mata pelajaran PAI aspek fiqh pada SMP/MTs sebaiknya
diubah sesuai dengan apa yang tercakup dalam SK dan KD-nya.

36
ASPEK TARIKH
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) PAI Aspek Tarikh:
SD/MI:
Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan menceritakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi
SMP/MTs:
Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para shahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara.
SMA/MA:
Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia
Kelas/ SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Smt. Standar Komptensi & Kompetensi Standar Komptensi & Kompetensi Dasar Standar Komptensi & Kompetensi Dasar
Dasar
SD/MI 1. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW 1. Memahami keteladanan Rasulullah dalam
I/1 membina umat periode Makkah.
a. Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad
SMP/ SAW a. Menceritakan sejarah dakwah Rasullah
MTs SAW periode Makkah.
b. Menjelaskan misi nabi Muhammad
VII/1
untuk semua manusia dan bangsa b. Mendeskripsikan substansi dan strategi
SMA/MA dakwah Rasullullah SAW periode Makkah
X/1
SD/MI 2. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW 2. Memahami keteladanan Rasulullah dalam
I/2 membina umat periode Madinah.
a. Menjelaskan misi Nabi Muhammad
SMP/ SAW untuk menyempurnakan akhlak, a. Menceritakan sejarah dakwah Rasullah
MTs membangun manusia mulia dan SAW periode Madinah.
VII/2 bermanfaat
b. Mendeskripsikan strategi dakwah
SMA/MA b. Menjelaskan misi Nabi Muhammad Rasullullah SAW periode Madinah.
X/2 SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan

37
kemajuan masyarakat
c. Meneladani perjuangan Nabi dan para
Sahabat dalam menghadapi masyarakat
Makkah
SD/MI 3. Memahami Sejarah Nabi 3. Memahami perkembangan Islam pada abad
II/1 pertengahan (1250 – 1800)
a. Menceritakan sejarah Nabi Muhammad
a. Menjelaskan perkembangan Islam pada
SMP/ SAW dalam membangun masyarakat
abad pertengahan
MTs melalui kegiatan ekonomi dan
b. Menyebutkan contoh peristiwa
VIII/1 perdagangan
perkembangan Islam pada abad
SMA/MA b. Meneladani perjuangan Nabi dan para pertengahan
XI/1 Sahabat di Madinah
SD/MI 4. Memahami sejarah dakwah Islam 4. Memahami perkembangan Islam pada masa
II/2 modern (1800-sekarang)
a. Menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu
SMP/ pengetahuan Islam sampai masa a. Menjelaskan perkembangan Islam pada
MTs Abbasiyah masa modern
VIII/2
b. Menyebutkan tokoh ilmuwan muslim b. Menyebutkan contoh peristiwa
SMA/MA dan perannya sampai masa daulah perkembangan Islam pada masa modern
XI/2 Abbasiyah.
SD/MI 5. Memahami sejarah perkembangan Islam di 5. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
Nusantara
III/1 a. Menjelaskan perkembangan Islam di
a. Menceritakan sejarah masuknya Islam di Indonesia
SMP/
Nusantara melalui perdagangan, sosial,
MTs b. Menampilkan contoh perkembangan Islam
dan pengajaran
IX/1 di Indonesia
b. Menceritakan sejarah beberapa kerajaan
SMA/MA c. Mengambil hikmah dari perkembangan
Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi
XII/1 Islam di Indonesia
SD/MI 6. Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara 6. Memahami perkembangan Islam di dunia
III/2 a. Menceritakan seni budaya lokal sebagai a. Menjelaskan perkembangan Islam di dunia
bagian dari tradisi Islam
SMP/ b. Menampilkan contoh perkembangan Islam

38
MTs di dunia
b. Memberikan apresiasi terhadap tradisi
IX/2
dan upacara adat kesukuan Nusantara. c. Mengambil hikmah dari perkembangan
SMA/MA Islam di dunia
XII/2
SD/MI 1. Menceritakan kisah Nabi
IV/1 a. Menceritakan kisah Nabi Adam AS
b. Menceritakan kisah kelahiran Nabi
Muhammad SAW
b. Menceritakan perilaku masa kanak-
kanak Nabi Muhammad SAW
SD/MI 2. Menceritakan kisah Nabi
IV/2 a. Menceritakan kisah Nabi Ibrahim
AS
b. Menceritakan kisah Nabi Ismail AS
SD/MI 3. Menceritakan kisah Nabi
V/1 a. Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
b. Menceritakan kisah Nabi Musa AS
c. Menceritakan kisah Nabi Isa AS

SD/MI 4. Menceritakan kisah Sahabat Nabi


V/2 a. Menceritakan kisah Khalifah
Abubakar RA
b. Menceritakan kisah Umar bin
Khattab RA
SD/MI 5. Menceritakan kisah Abu Lahab, Abu

39
Jahal, dan Musailamah Al Kadzab
VI/1
a. Menceritakan perilaku Abu Lahab
dan Abu Jahal
b. Menceritakan perilaku Musailamah
Al Kadzab
SD/MI 6. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan
kaum Anshar
VI/2
a. Menceritakan perjuangan kaum
Muhajirin
b. Menceritakan perjuangan kaum
Anshar

40
Analisis Kritis
1. Rumusan SK dan KD kelas I s.d III SD/MI aspek tarikh masih kosong tanpa
alasan yang jelas, tetapi pada SK dan KD aspek akhlak kelas IV s.d VI terdapat
rumusan KD yang terkait langsung dengan tarikh, sehingga terkesan overlapping
antara aspek akhlak dengan aspek tarikh. Padahal aspek akhlak memiliki
karakteristik tersendiri, yang berbeda dengan aspek Tarikh & kebudayaan Islam.
Aspek Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji
dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan aspek Tarikh
menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani nabi dan/atau tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-
lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Rumusan SKL PAI aspek tarikh untuk tingkat SMP/MTs belum mencantumkan
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan peran tokoh ilmuwan muslim sampai masa
Abbasiyah, padahal di dalam rumusan SK dan KD terutama pada kelas VIII
semester dua telah mencantumkan masalah tersebut.
3. Pengembangan SKL serta SK dan KD aspek tarikh bukan menekankan pada
Subject Centered Design, tetapi lebih berorientasi pada Learner Centered Design dan
Problem Centered Design. Pada Subject Centered Design, pengembangan SKL dan
standar isi bertolak dari atau didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu (batang
tubuh keilmuan) tarikh atau urutan-urutan pembahasan yang terdapat dalam
tarikh. Pada Learner Centered Design, pengembangan SKL-MP dan standar isi
bertolak dari atau didasarkan pada kebutuhan dan minat peserta didik secara
individual dan menenkankan prosedur pemecahan masalah. Sedangkan pada
Problem Centered Design, pengembangan SKL-MP dan standar isi bertolak dari atau
didasarkan pada problem atau isu-isu aktual dalam kehidupan yang perlu
dipecahkan oleh para peserta didik dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

Rekomendasi
1. Perlunya memindahkan SK dan KD aspek akhlak kelas IV s.d VI tingkat SD/MI
ke dalam SK dan KD aspek Tarikh.
2. Perlunya menambah rumusan SKL PAI aspek tarikh untuk tingkat SMP/MTs
tentang pertumbuhan ilmu pengetahuan dan peran tokoh ilmuwan muslim sampai
masa Abbasiyah.

41
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. dilahirkan di Lumajang, 11 Desember 1956,
dosen tetap sekaligus Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Agama di UIN Malang, ini
adalah putera pasangan H. Soelchan (alm.) dan Hj. Chotimah (alm.). Berturut-turut ia
menempuh pendidikan di MI Lumajang (1969), PGAN 4 Tahun (1973), PGAN 6
Tahun Lumajang (1975), Sarjana Muda Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN
Sunan Ampel di Malang (1979) dan Sarjana Lengkap pada IAIN Sunan Ampel
Fakultas Tarbiyah Malang (1982), S2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1989), dan S3
di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul disertasi ”Filsafat Pendidikan Islam
Indonesia Suatu Kajian Tipologis”.
Ia telah meniti karirnya sejak dari bawah, yaitu mulai menjadi Pegawai Harian
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang (1982-1984), Kasi Pengajaran pada
Fakultas yang sama (1985-1987), kemudian diangkat menjadi dosen tetap pada
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang/STAIN Malang (sejak 1985), dan
menjadi Guru Besar pada UIN Malang (2003 s.d sekarang). Dengan keahliannya di
bidang Ilmu Pendidikan Agama, ia diminta bantuannya untuk mengajar di beberapa
Program Pascasarjana (S2 dan S3) terutama pada UIN Malang, STAIN, IAIN dan
PTAIS di wilayah Jawa Timur. Mulai tahun 2007, ia mendirikan Lembaga Konsultasi
& Pengembangan Pendidikan Islam (Sekretariat Jl. Joyo Raharjo 150 Malang 65144,
Telp./Faks. 0341-583968) dan sekaligus sebagai Direktur lembaga tersebut.
Ia aktif menulis buku, melakukan berbagai penelitian, narasumber di berbagai
seminar dan workshop, serta kegiatan pelatihan, dan menulis artikel di beberapa
majalah dan surat kabar. Buku-bukunya yang sudah diterbitkan adalah: (1) Problematika
Agama Dalam Kehidupan Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1989); (2) Konsep Pendidikan
Islam (Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum) (Solo : Ramadhani, 1991); (3) Belajar
Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah Manusia (Jakarta : Kalam Mulia, 1991); (4)
Pengenalan Kurikulum Madrasah (Solo : Ramadhani, 1992); (5) Pemikiran Pendidikan Islam
(Kajian Filosofik Dan Kerangka Dasar Operasionalnya) (Bandung: Trigenda Karya, 1993);
(6) Bekal Para Juru Dakwah Masa Kini (Bandung: Trigenda Karya, 1994); (7) Dimensi-
Dimensi Studi Islam (Surabaya: Karya Abditama, 1995); (8) Strategi Belajar-Mengajar
(Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam) (Surabaya: Citra Media,
1996); (9) Dasar-Dasar Kependidikan Islam (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam)
(Surabaya: Karya Abditama, 1996); (10) Tema-Tema Pokok Dakwah Islam Di Tengah
Transformasi Sosial (Surabaya: Karya Abditama, 1998); (11) Paradigma Pendidikan Islam
Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya.. Cet.
I, 2001 dan Cet. II, 2002); (12) Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Cet. I, 2003, dan Cet II, 2004); (13) Arah Baru Pengembangan Pendidikan
Islam, Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum hingga Islamisasi Pengetahuan (Bandung:
Nuansa Cendekia, 2003); (14) Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005); (15)
Pengembangan Kurikulum di PTAI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005); (16) Kawasan dan
Wawasan Studi Islam (Jakarta: Prenada, 2005); (17) Manajemen Penjaminan Mutu di UIN
Malang (Malang: UIN, 2005); (18) Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut
Dunia Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006); (19) Pedoman dan Implementasi
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI)
(Surabaya: Kanwil Depag Jatim, 2007); (20) Pedoman dan Implementasi Pengembangan

42
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs)
(Surabaya: Kanwil Depag Jatim, 2007); (21) Pedoman dan Implementasi Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Madrasah Aliyah (MA) (Surabaya:
Kanwil Depag Jatim, 2007); (22) Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Di samping itu, ia juga menulis buku-buku diktat kuliah yang dipublikasikan di
kalangan mahasiswa, yaitu: (1) Kuliah Pengantar Ilmu Agama Islam; (2) Dirosah
Islamiyah : Aspek Teologi; (3) Dirosah Islamiyah : Aspek Filsafat; (4) Manusia Dan
Pendidikan : Kajian Tentang Belajar Menurut Konsep Islam; (5) Pergumulan Umat
Islam Di Pentas Sejarah : Seri Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam; (6) Pemikiran
Teologi Islam Pada Periode Klasik; (7) Modul Ulum al-Hadits; (8) Strategi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam; (9) Bekal Pendidik Agama Islam Luar
Sekolah; (10) Pengembangan Pendidikan Islam: Menggagas Format Pendidikan Islam
Masa Depan; (11) Problematika Pendidikan Islam; (12) Lima Belas Isu Penting Dalam
Pengembangan Pendidikan Islam; (13) Esei-Esei Pemikiran Pengembangan
Pendidikan Islam.
Penulis produktif yang beralamat di Jalan Joyo Raharjo 150 Malang 65144,
Telp/faks (0341) 583968, HP. 0816559662 dan 081555725155, ini pernah mengkuti:
School Management Training di Kanada (Oktober s.d Desember 2000); Short Course di
Iran (September 2003); Kunjungan Kerja ke Sudan, Qatar dan Mesir (Januari-Februari
2004); Sandwich Program di Malaysia (November-Desember 2004 dan November
2005); dan pernah menjadi Nara Sumber pada seminar pendidikan Islam di Riyardh
Saudi Arabiyah serta mengadakan penyuluhan pendidikan pada sekolah-sekolah
Indonesia di Jeddah, Mekkah dan Riyardh (7 – 15 Mei 2005). Ia juga pernah menjadi:
Anggota Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam di Jawa
Timur; Konsultan dan Pelatih Pengembangan Kurikulum Pendidikan TK/RA,
Madrasah (MI, MTs, MA) dan Madrasah Diniyah, PAI di sekolah umum pada
Pendidikan Dasar dan Menengah di Kanwil Depag Jatim; Tim Pengembang
Kurikulum PTAI Ditpertais Depag RI; Pelatih Pengawas PAI dan Kepala Madrasah
Kanwil Depag di Jatim; Konsultan Penulisan Buku Paket PAI SMP pada MGMP PAI
Kotamadya Malang; Anggota Tim Pakar Penyusunan Kurikulum Berbasis
Kompetensi PAI Madrasah Ditmapendais Depag Pusat; Pelatih Pengembangan
Madrasah di Kanwil Depag Propinsi Bali; Instruktur dan Pelatih pada Diklat Kanwil
Depag Jawa Timur; serta Tim Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT) tahun 2006 s.d sekarang.

43

You might also like